Disusun oleh:
Muhammad Achrizal Haq
J1E114070
KELOMPOK VII
PERCOBAAN II
EKSTRAKSI SAMPEL TUMBUHAN PRAKTIKUM LAPANGAN BATANG
MENURAN (Coptosapelta tomentosa ex K. Heyne)
KELOMPOK VII
Mengetahui,
Asisten
(Nur Humairoh)
(Muhammad Zailani)
MARET 2016
PERCOBAAN II
EKSTRAKSI SAMPEL DAGING BUAH PAMPAKIN (Durio kutejensis)
I.
LATAR BELAKANG
Indonesia kaya akan sumber bahan obat tradisional yang telah digunakan oleh
kurang manis dibandingkan dengan buah durian. Salah satu keunggulan dari buah
pampaken adalah kadar vitamin A yang tinggi, hal ini tampak pada warna daging
buah yang sangat kuning (jingga). Daging buah mengandung karoten yang
merupakan provitamin A dan berkorelasi positif dengan kandungan vitamin A. Kadar
vitamin A buah pampaken 3.420 SI, sedangkan buah durian hanya 603 SI (Antarlina,
2009).
Kandungan kalori, kadar total gula, dan kadar lemak buah pampakin lebih
rendah daripada durian. Lemak merupakan suatu senyawa penyumbang terbesar
kolesterol yang menjadi risiko bagi penderita hipertensi. Papaken yang masih muda
daging buahnya dapat digunakan untuk sayur, sedang buah yang sudah matang dapat
disajikan sebagai buah meja dan yang sudah masak bisa dibuat dodol, nastar, sus,
agar-agar dan lain-lain. Kulit buahnya dapat digunakan sebagai pelengkap dalam
pembuatan mie. Untuk konsumsi atau sayur, papaken biasanya dipetik 3-4 bulan
setelah bunga muncul. Apabila dikonsumsi untuk buah segar, buah dibiarkan sampai
matang di pohon, 4-5 bulan setelah bunga muncul agar rasanya enak dan manis yang
ditandai oleh duri buah agak tumpul. Warna kulit buah semula hijau kemudian
menjadi kekuning-kuningan atau kemerah-merahan. Papaken (Lai) dapat dijadikan
komoditas unggulan daerah nasional. Pada saat ini, tanaman tersebut di Kalimantan
Tengah mendapat prioritas untuk dikembangkan dalam program JPSG dan
merupakan komoditas andalan Kabupaten Barito Timur. Jenis tanaman buah ini
mempunyai prospek pasar yang cukup tinggi dan merupakan salah satu tanaman
buah yang spesifik. Persyaratan tumbuhnya tidak rumit, toleran terhadap kekeringan,
dan dapat mencegah erosi. Ditinjau dari segi kegunaannya, buah papaken dapat
digunakan untuk berbagai keperluan (Krismawati, 2012).
II.
TUJUAN PRAKTIKUM
Melalui praktikum ini diharapkan :
1. Mahasiswa dapat melakukan dan memahami proses ekstraksi terhadap
sampel tumbuhan yang didapat dari praktikum lapangan yang telah
dilakukan.
III.
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Klasifikasi Buah Pampakin (Durio kutejensis)
: Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta
Superdivisi
: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnolopsida
Subkelas
: Dilleniidae
Orde
: Malvales
Keluarga
: Malvales- Bombales
Genus
: Durio
Spesies
: Durio kutejenesis
organic
dari
jaringan
tumbuhan
kering
ialah
dengan
Cairan penyari ini berupa air, etanol dan air-etanol. Keuntungan cara
pengerjaan dan peralatan yang
Aluminium foil
Batang pengaduk
Botol kaca
Cawan porselen
Corong kaca
Gelas beaker
Waterbath
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain :
1. Etanol 95 %
2. Serbuk sampel daging buah pampakin
Ditimbang
Dimasukkan ke dalam
bejana maserasi
Etanol
Ekstak cair
Ekstrak kental
Ditimbang
Dihitung rendemennya
Hasil
4.3.2. Perkolasi
60 gram serbuk daging
buah pampakin
Ditimbang
Dimasukkan ke dalam perkolator
Etanol
Ekstak cair
Ekstrak kental
Ditimbang
Dihitung rendemennya
Hasil
4.3.2. Sokhletasi
250 gram serbuk daging
buah pampakin
Ditimbang
Dimasukkan ke dalam alat
sokhletasi
Etanol
Alat sokhletasi
Dipasang tegak lurus
Air
Etanol
Hasil
V. HASIL
5.1 Tabel Hasil Maserasi
No
1.
Hasil
Cara Kerja
kemudian
kedalam
gelas
Beaker
disaring
2.
= 286,29 gram
Gambar
Berat Cawan
= 134,83 gram
% Rendemen
5,51 gram
286,29 gram x 100 %
= 1,92 %
VI. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini yaitu berjudul Ekstraksi Sampel Buah Pampakin (Durio
kutejensis). Adapun tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat
melakukan dan memahami proses ekstraksi terhadap sampel tumbuhan yang didapat.
Tujuan dilakukannya ekstraksi yaitu untuk menarik senyawa kimia yang ada pada
simplisisa. Ekstraksi dapat dilakukan dengan ekstraksi cara panas atau ekstraksi cara
dingin. Ekstraksi cara panas yaitu meliputi reflux, influndasi, dekogta, destilasi.
Sedangkan ekstraksi cara dingin yaitu maserasi dan perkoli.
Metode yang digunakan untuk ekstraksi sampel buah pampakin (Durio
kutejensis) pada percobaan ini, yaitu maserasi. Metode maserasi dipilih karena
sampel yang kami gunakan merupakan bagian daging buah. Bagian dari tanaman
yang biasa digunakan untuk metode maserasi ini adalah daun, buah, yang biasanya
memiliki kandungan air yang tinggi. Maserasi adalah salah satu jenis metoda
ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi
dingin, sehingga maserasi merupakan metode ekstraksi yang digunakan untuk
senyawa yang tidak tahan panas.Cara penyarian dengan metode ini sangat sederhana,
yaitu dengan merendam serbuk simplisia di dalam cairan penyari.Kelebihan dari
metode ini yaitu alat yang digunakan sederhana, biaya relatif murah, hemat penyari.
menyari zat aktif yang ingin diambil dan alasan menggunakan etanol yaitu karena
etanol merupakan pelarut universal, artinya dapat menarik zat aktif yang bersifat
polar maupun non polar.Alasan ditambahkan etanol tiga jari diatas permukaan serbuk
yaitu agar serbuk terendam. Alasan selalu ditambahkan pelarut yaitu menghindari
kekeringan pada serbuk dan kran selalu dibuka alasannya agar tidak terjadi
kejenuhan. Dan alasan diuapkan yaitu agar mendapatkan ekstrak kental serta alasan
dihitung rendemen yaitu untuk mengetahui berapa persen ekstrak yang didapat pada
percobaan ini.
Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang
terdapat di dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan
menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan
terisolasi. Prinsipnya adalah penyaringan yang berulang-ulang sehingga hasil yang di
dapat sempurna dan pelarut yang digunakan sedikit. Kelebihan dari metode sokletasi
antara lain sampel dapat terekstraksi secara sempurna, proses ekstraksi lebih cepat,
dan pelarut yang digunakan sedikit. Kekurangan dari metode sokletasi yaitu sampel
yang digunakan merupakan sampel yang tahan panas.
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya
pendingin balik. Kelebihan metode refluks yaitu digunakan untuk mengekstarksi
sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar, dan tahan terhadap pemanasan.
Kekurangannya yaitu memerlukan jumlah pelarut yang besar.
Etanol bersifat polar dan mempercepat aliran cairan, pelarut pengekstraksi
terbaik untuk hampir semua senyawa dengan berat molekul rendah seperti saponin
dan flavonoid.Jenis pelarut pengekstraksi juga dapat mempengaruhi jumlah senyawa
aktif yang terkandung dalam ekstrak sesuai konsep like dissolve like dimana senyawa
yang bersifat polar akan larut falam pelarut polar dan senyawa bersift non polar akan
larut dalam pelarut non polar. Etanol dapat melarutkan alkaloid basa, minyak
menguap, glikosida, kurkumin, kumarin, flavonoid, steroid, tannin dan saponin.
Dengan demikian zat pengganggu yang terlarut hanya terbatas.Untuk meningkatkan
penyarian biasanya menggunakan campuran etanol dan air.
Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperature kamar
terlindung dari cahaya, pelaut akan masuk kedalam sel tanaman melewati
dididing sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
didala sel dengan diluar sel. Larutan yang konentrasinya tinggi akan terdeak
keluar dan diganti oleh pelarut dengan konsentrasi redah (proses difusi). Peristiwa
tersebut akan berulang sampai terjadi keseimbangan antara larutan didalam sel
dan larutan (Ansel, 1989).
Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut
yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi bertujuan
supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat
yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan. Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut:
serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya
diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk
tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai
mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya
sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk
menahan. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan,
daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran
(friksi).
Secara umum proses perkolasi ini dilakukan pada temperatur ruang. Sedangkan
parameter berhentinya penambahan pelarut adalah perkolat sudah tidak mengandung
senyawa aktif lagi. Pengamatan secara fisik pada ekstraksi bahan alam terlihat pada
tetesan perkolat yang sudah tidak berwarna.
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:
a. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi
dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat
perbedaan konsentrasi.
b. Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir
cairan penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka kecepatan pelarut
cukup untuk mengurangi lapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan
konsentrasi.
Sokletasi merupakan suatu cara pengekstraksian tumbuhan dengan memakai alat
soklet. Pada cara ini pelarut dan simplisia ditempatkan secara terpisah. Sokletasi
digunakan untuk simplisia dengan khasiat yang relatif stabil dan tahan terhadap
pemanasan. Prinsip sokletasi adalah penyarian secara terus menerus sehingga
penyarian lebih sempurna dengan memakai pelarut yang relatif sedikit. Jika
penyarian telah selesai maka pelarutnya diuapkan dan sisanya adalah zat yang tersari.
Biasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut yang mudah menguap atau
mempunyai titik didih yang rendah.
Bobot tetap adalah berat pada perbedaan dua kali penimbangan berturut-turut
tidak lebih dari 0,50 mg untuk tiap gram zat yang digunakan. Penimbangan kedua
dilakukan setelah dipanaskan selama 1 jam (Depkes RI, 1995). Fungsi bagian alat
perkolasi yaitu perkolat untuk menampung sampel dan pelarut dan statif untuk
menyangga perkolat. Penguapan dimaksudkan untuk mendapatkan konsistensi
ekstrak yang lebih pekat, fungsi penguapan adalah untuk menghilangkan cairan
penyari yang digunakan, agar tidak mengganggu pada proses partisi. Faktor yang
mempengaruhi penguapan yaitu suhu, tekanan, bahan atau sampel dan larutan
penyari. Cara penguapan meliputi :
1. Penguapan sederhana dimana menggunakan pemanasan
2. Penguapan pada tekanan yang diturunkan
3. Penguapan dengan aliran gas
4. Penguapan beku dan kering
5. Peguapan dengan vakum desikator
6. Penguapan dengan oven
Bejana untuk wadah dilakukannya maerasi disiapkan, kemudian dimasukkan
serbuk daging buah pampakin yang telah ditimbang sebanyak 90 gram, masukkan
etanol 95 % kedalam wadah tersebut, penambahan pelarut dilakukan sampai pelarut
berada diatas 1 cm dari campuran serbuk dan pelarut. Aduk menggunakan batang
pengaduk hingga serbuk terlarut sempurna dalam wadah tersebut. Tutup wadah yang
telah diisi dengan serbuk daging buah pampakin dan larutan etanol 95 % tadi
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Sulianti, S.B, Emma, S.K & Sofnie, M.C. 2006. Pemeriksaan Farmakognosi dan
Penapisan Fitokimia dari Daun dan Kulit Batang Calophyllum inophyllum
dan Calophyllum soulatri. Biodiversitas.7: 25-29.
Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Diterjemahkan oleh Soendani N.
S. UGM Press, Yogyakarta.
Antarlina, S.S. 2009. Identifikasi Sifat Fisik dan Kimia Buah-buahan Lokal
Kalimantan. Buletin Plasma Nutfah. 15: 80-90.
Priyanti., T. Chikmawati., Sobir dan A. Hartama. 2015. Leaf Trichome Morphology
of Durio Kutejensis Landraces from Kalimantan. Makara J.Sci. 19 : 37-42.
Thomas, A.N.S. 1989. Tanaman Obat Tradisional. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Disusun oleh:
Siti Humairah Z.A
J1E114036
KELOMPOK I
KELOMPOK I
Mengetahui,
Asisten
(Muhammad Zailani)
(Nur Humairoh)
penyusun dari objek tersebut secara membujur. Karena, hasil penampakan sel-sel
penyusun dari objek yang dilihat melalui irisan secara melintang dan membujur akan
terlihat perbedaannya pada mikroskop.
Permeriksaan uji makroskopik pada haksel sampel yaitu dilihat bentuk
karakteristik dari sampel yang meliputi uji organoleptis. Kemudian, dicatat dan
digambar hasil pemeriksaan yang dilakukan. Uji makroskopik ini dilakukan untuk