Anda di halaman 1dari 14

No. Reg.

SCBI/16/2016

PROPOSAL

BANTUAN SHORT COURSE METODOLOGI PENELITIAN BUDAYA ISLAM


DALAM NEGERI DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA RI
TAHUN 2016

REVITALISASI BUDAYA SUMANG MASYARAKAT GAYO SEBAGAI UPAYA


PENCEGAHAN PENYIMPANGAN SEKSUAL PADA ANAK

Disusun Oleh
Windisyah Putra, M.Pd.I (STAIN Gajah Putih Takengon)

A. LATAR BELAKANG
Masyarakat Kabupaten Aceh Tengah (Gayo) dikenal memiliki sistem tata nilai adat
yang dapat mewarnai kehidupan sosial bermasyarakat dalam mengatur pola prilaku kehidupan
sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Dalam perkembangannya banyak terjadi perubahan
sosial budaya masyarakat yang tidak lagi mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam
adat istiadat Gayo. Hal ini dalam masyarakat Gayo disebut sebagai perilaku Sumang. Perilaku
Sumang adalah perilaku dan tindakan yang dilakukan bertentangan dengan ajaran agama
Islam dan adat istiadat. Sumang dalam tata nilai masyarakat Gayo telah tertanam sejak lama
menjadi peraturan dalam pergaulan masyarakat dan bersendikan pada nilai agama. Terdapat
empat norma masyarakat (Sumang) yang dimaksuk ialah; pertama Sumang pelangkahen
(perjalanan), kedua Sumang penengonen (penglihatan), ketiga Sumang perceraken
(pengucapan kata-kata) dan keempat Sumang kenunulen (duduk).1 Sumang tersebut
merupakan norma adat yang dijabarkan dari nilai-nilai agama, yang dianalogikan berfungsi
sebagai pagar yang melindungi bangunan dari gangguan serta kerusakan. Beberapa dampak
yang ditimbulkan akibat dari penyimpangan perilaku Sumang adalah terjadinya pelecehan
seksual, kekerasan pada anak, penyimpangan seksual, terjadi pergaulan bebas, dan hamil di
luar nikah. Pencegahan perilaku negatif tersebut telah diupayakan oleh tokoh masyarakat,
tokoh adat, serta tokoh agama, namun belum sepenuhnya memberikan dampak perubahan
signifikan terhadap penyimpangan seksual pada anak. Masyarakat Aceh Tengah memiliki
ungkapan anakmu anakku, anakku anakmu memiliki arti yang dalam mengenai bagaimana
kuatnya hubungan persaudaraan antar sesama. Tetapi perlakuan itu telah bergeser kearah
egoisme.
Perkembangan kemajuan teknologi yang menyebar pada masyarakat memberikan
makna beragam terhadap pandangan norma adat (Sumang). Teknologi maju telah menghapus
batas jarak, perbedaan dan menyebarkan prilaku-prilaku penyimpangan seksual pada anak.
Dengan kebebasan informasi tersebut memberikan pengaruh terhadap ranah kehidupan anak
yang dulu memegang teguh Sumang bercirikan nuansa syariat kini berubah menjadi nuasa
modern.

Manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan hingga meninggal,

mengalami proses tahap demi tahap. Tidak ada satu pun makhluk ciptaan Tuhan di atas bumi
yang dapat mencapai kesempurnaan hidup tanpa berlangsung melalui suatu proses. Akan
tetapi, suatu proses yang diinginkan dalam usaha kependidikan adalah proses yang terarah
dan bertujuan, yaitu mengarahkan anak didik kepada titik optimal kemampuannya. Sedangkan
1

Hakim Aman Pinan, Daur Hidup Gayo, (Aceh Tengah: ICMI, 1998). hal. 243

tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang paripurna sebagai makhluk
sosial untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam mengembangkan sumber daya
manusia. Penyelenggaraan pendidikan diharapkan mampu mencapai tujuan yang lebih baik
dari sebelumnya. Seperti halnya yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003
yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.2
Ada banyak pengertian tentang apa itu penyimpangan seksual, bergantung pada sudut
pandang yang dipakai. Pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan
tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kepada anak sejak mengerti masalahmasalah yang berkenaan dengan seks, naluri, dan perkawinan. Dengan begitu, jika anak telah
dewasa, anak akan dapat mengetahui masalah-masalah yang diharamkan dan dihalalkan,
bahkan mampu menerapkan perilaku Islami dan tidak akan memenuhi naluri seksualnya
dengan cara-cara yang tidak Islami.3
Repitalisasi budaya Sumang melalui pendidikan dianggap mampu mencegah
penyimpangan seksual anak yang merupakan bagian integral dari pendidikan akidah, akhlak,
dan ibadah. Terjadinya penyimpangan seksual pada anak lebih dikarenakan kondisi anak yang
lemah dan ketidak tahuan bagaimana mencegah penyimpangan itu. Oleh karenanya,
pencegahan penyimpangan seksual diupayakan berbasis Sumang yang sesuai dengan kearipan
lokal. Secara fisik maupun psikis, anak laki-laki dan anak perempuan mempunyai perbedaan
mendasar. Perbedaan tersebut telah diciptakan sedemikian rupa oleh Allah SWT. Adanya
perbedaan ini bukan untuk saling merendahkan, namun semata-mata karena fungsi yang
berbeda yang kelak akan diperankannya.
Mengingat perbedaan tersebut, norma adat Sumang telah memberikan tuntunan agar
masing-masing fitrah yang telah ada tetap terjaga. Pendekatan Sumang menghendaki agar
laki-laki memiliki kepribadian maskulin, dan perempuan memiliki kepribadian feminim serta
bukan wanita menyerupai laki-laki begitu juga sebaliknya. Lantas pembiasaan dari sejak dini
berpakaian sesuai dengan jenis kelamin dan diperlakukan sesuai jenis kelaminnya. Dalam hal
2

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS dalam Bab I Ketentuan
Umum Pasal 1 ayat 14, (Bandung: Cipta Umbara, 2010), hlm. 15.
3
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, terj. Jamaludin Miri, (Jakarta: Pustaka Amani,
2007), hal 1

tersebut di atas maka peneliti mengambil judul Revitalisasi Budaya Sumang Masyarakat
Gayo Sebagai Upaya Pencegahan Penyimpangan Seksual Pada Anak.
B. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi penerapan Sumang di tanah Gayo yang
menerapkan syariat Islam sebagai landasan penerapan hukum. Secara akademis penelitin ini
bertujuan mengidentifikasi (1). Budaya Sumang masyarakat Gayo sebagai upaya pencegahan
penyimpangan seksual pada anak (2). Revitalisasi budaya Sumang masyarakat Gayo sebagai
upaya pencegahan penyimpangan seksual pada anak.

C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana budaya Sumang masyarakat Gayo sebagai upaya pencegahan
penyimpangan seksual pada anak?
2. Bagaimana revitalisasi budaya Sumang masyarakat Gayo sebagai upaya pencegahan
penyimpangan seksual pada anak?
D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Sumang Masyarakat Gayo
Kabupaten Aceh Tengan adalah salah satu Kabupaten yang berada di tengah-tengah
wilayah Provensi Aceh. Secara geografis terletak di antara 433-450Lintang Utara dan
9645-9655 Bujur Timur. Luas Kabupaten Aceh Tengah adalah 577.248 H. Kabupaten
Aceh Tengah merupakan satu wilayah dengan kedaan morfologi dataran sampai
bergelombang dengan ketinggian 900-2.600m dari permukaan laut. Dengan jumlah curah
hujan dalam satu tahun mencapai 143 hari dengan curah hujan rata-rata per tahun 1.713
mm, curah hujan rata-rata terendah 1.082 mm dan tertinggi mencapai 2.409 mm.4
Masyarakat Gayo masih sangat kental dengan adat yang turun temurun, dengan
kondisi masyarakat kebanyakan petani, pedagang dan nelayan. Dengan kentalnya adat di
masyarakat Gayo maka dikenal dengan istilah Sumang. Masyarakat Gayo dengan
Sumangnya bertujuan mendidik generasi bangsa ini menjadi manusia yang berakhlak

Dokumen Kantor Pertahanan Nasional Kabupaten Aceh Tengah Tahun 1992

mulia. Empat cabang Sumang menjadi kontrol prilaku masyarakat dalam berinteraksi
sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan sosial masyarakat.
Makna Sumang adalah perbuatan tindakan yang menyimpang dari kebiasan yang
berlaku di Gayo. Perbuatan anti tindakan ini selalu bertentangan dengan adat melihat dari
sisi lain juga jelas berbentuk perbuatan itu tegolong tidak terpuji karena menyesatkan
masyarakat. Sumang di Gayo dianggap pola dasar sebagai landasan penuh dalam
masyarakat ini.5 Sumang adalah perbuatan atau tingkah laku yang melanggar nilai dan
norma agama Islam dan adat Gayo. Adapun keempat Sumang tersebut adalah:6
a. Sumang Kenunulen (Sumang ketika duduk) yaitu seseorang yang bertingkah laku tidak
senonok ketika duduk, seperti orang orang dewasa berlain jenis kelamin dan bukan
muhrimnya duduk berdua atau bertamu tanpa didampingi muhrimnya, orang yang
berlain jenis kelamin dan bukan muhrimnya duduk ditempat yang sepi dan perbuatan
sambil duduk lainnya yang condong mengakibatkan terjadinya maksiat.
b. Sumang Percerakan (Sumang dan cara isi pembicaraan) yaitu cara atau tempat atau isi
pembicaraan yang nakal atau porno, seperti orang dewasa mengatakan sesuatu yang
tidak wajar kepada orang tua/mertuanya atau kepada orang yang lebih tinggi tuturnya,
berbicara diantara orang yang berlainan jenis kelamin dengan cara atau isi
pembicaraan yang tidak baik atau berbicara di tempat yang tertutup atau seperti cara
berbisik dan terang terangan.
c. Sumang Pelangkahan (Sumang perjalanan) yaitu pergi untuk melakukan atau
mendekati perbuatan maksiat, seperti orang menuju tempat maksiat atau laki-laki yang
bukan suami istri atau bukan muhrimnya pergi bersama-sama ketempat terbuka atau
ramai apa lagi ketempat yang sepi.
d. Sumang Penengonen (Sumang penglihatan) yaitu cara atau sasaran melihat yang tidak
baik atau tidak pada tempatnya, seperti orang dewasa melihat dengan cara marah
(mujoreng) kepada orang tua atau yang lebih tinggi tuturnya, melihat aurat laki-laki
atau perempuan atau, atau laki-laki melihat atau mengintip tempat pemandian (MCK)
yang diperuntunkan bagi perempuan atau sebaliknya, atau laki-laki memandang
perempuan dan sebaliknya secara nakal seperti megedip mata atau isyarat-isyarat
lainnya untuk merayu orang lain dalam proses percintaan atau untuk melakukan
maksiat.

5
6

Hakim Aman Pinan, Daur Hidup Gayo, (Aceh Tengah: ICMI, 1998). hal. 243
Hakim Aman Pinan, Daur Hidup Gayo,...hal.246-248

Sumang dianggap pola dasar sebagai landasan hidup dalam masyarakat, di dalam
Sumang tertulis aturan-aturan dalam bertingkah laku dan bertindak. Sebenarnya Sumang
itu dapat dilihat dari tingkah laku manusia sehari-hari baik dan buruk penampilan tersebut.
2. Perkembangan Sumang Masa Kini dan Masa Mendatang
Sumang masa lampau masa kini dan masa mendatang 80% masyarakat Gayo sudah
meninggalkan, walaupun di sana sini masih terlihat berjalan secara pincang-pincang7,
sekalipun tidak mutlak bahwa Sumang masyarakat Gayo sudah hilang tapi besar
kemungkinan suatu ketika Sumang seperti benda koleksi yang dipandang antik yang
didasarkan pada umur yang tergolong lama. Sedangkan pemanfaat dari sisi lain sudah tidak
dianut lagi.
Masyarakat Gayo sebenarnya menginginkan bahwa Sumang dijadikan sebagai
penangkal budaya malu, dan mengatur bagaimana pergaulan di masyarakat, sekolah dan
yang terpenting adalah rumah. Perkembangan globalisasi dunia saat ini sangat
mengkhawatirkan pergaulang para anak yang tidak ada etika, anak-anak yang kebanyakan
tidak mendengar apa yang disampaikan orang tuanya, lebih pada tekhnologi yang anak
lihat, ini yang menjadi kekhawatiran masyarakat Gayo, dengan harapan masyarakat Gayo
perpegang teguh pada nilai-nilai budaya yang disebut dengan Sumang.
3. Penyimpangan Seksual pada Anak
Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk
mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan
oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya
kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari
lingkungan pergaulan,

dan faktor

genetik.

Berikut

ini

macam-macam

bentuk

penyimpangan seksual:
a. Homoseksual
Homoseksual merupakan kelainan seksual berupa disorientasi pasangan seksualnya
disebut gay bila penderitanya laki-laki dan lesbi untuk penderita perempuan. Hal yang
memprihatinkan di sini adalah kaitan yang erat antara homoseksual dengan
peningkatan risiko AIDS. Pernyataan ini dipertegas dalam jurnal kedokteran Amerika
(JAMA tahun 2000), kaum homoseksual yang "mencari" pasangannya melalui

Hakim Aman Pinan, Daur Hidup Gayo,...hal. 256

internet, terpapar risiko penyakit menular seksual (termasuk AIDS) lebih tinggi
dibandingkan mereka yang tidak.
b. Sadomasokisme
Sadisme seksual termasuk kelainan seksual. Dalam hal ini kepuasan seksual diperoleh
bila mereka melakukan hubungan seksual dengan terlebih dahulu menyakiti atau
menyiksa pasangannya. Sedangkan masokisme seksual merupakan kebalikan dari
sadisme seksual. Seseorang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau disiksa
untuk memperoleh kepuasan seksual.
c. Ekshibisionisme
Penderita

ekshibisionisme

akan

memperoleh

kepuasan

seksualnya

dengan

memperlihatkan alat kelamin mereka kepada orang lain yang sesuai dengan
kehendaknya. Bila korban terkejut, jijik dan menjerit ketakutan, ia akan semakin
terangsang. Kondisi begini sering diderita pria, dengan memperlihatkan penisnya yang
dilanjutkan dengan masturbasi hingga ejakulasi.
d. Voyeurisme
Istilah voyeurisme (disebut juga scoptophilia) berasal dari bahasa Prancis yakni vayeur
yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan seksual
dengan cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi atau
bahkan berhubungan seksual. Setelah melakukan kegiatan mengintipnya, penderita
tidak melakukan tindakan lebih lanjut terhadap korban yang diintip. Dia hanya
mengintip atau melihat, tidak lebih. Ejakulasinya dilakukan dengan cara bermasturbasi
setelah atau selama mengintip atau melihat korbannya. Dengan kata lain, kegiatan
mengintip atau melihat tadi merupakan rangsangan seksual bagi penderita untuk
memperoleh kepuasan seksual. Para penderita perilaku seksual menyimpang sering
membutuhkan bimbingan atau konseling kejiwaan, disamping dukungan orang-orang
terdekatnya agar dapat membantu mengatasi keadaan mereka.
e. Fetishisme
Fatishis berarti sesuatu yang dipuja. Jadi pada penderita fetishisme, aktivitas
seksualnya disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (breast holder), celana
dalam, kaos kaki, atau benda lain yang dapat meningkatkan hasrat atau dorongan
seksual. Sehingga, orang tersebut mengalami ejakulasi dan mendapatkan kepuasan.
Namun ada juga penderita yang meminta pasangannya untuk mengenakan benda-

benda favoritnya, kemudian melakukan hubungan seksual yang sebenarnya dengan


pasangannya tersebut.
f. Pedophilia
Adalah orang dewasa yang yang suka melakukan hubungan seks/kontak fisik yang
merangsang dengan anak di bawah umur.
g. Bestially
Bestially adalah manusia yang suka melakukan hubungan seks dengan binatang seperti
kambing, kerbau, sapi, kuda, ayam, bebek, anjing, kucing, dan lain sebagainya.
h. Incest
Adalah hubungan seks dengan sesama anggota keluarga sendiri non suami istri seperti
antara ayah dan anak perempuan dan ibu dengan anak cowok
i. Necrophilia
Adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah menjadi
mayat / orang mati
j. Zoophilia
Zoofilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat hewan melakukan
hubungan seks dengan hewan.
k. Sodomi
Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks melalui dubur pasangan seks baik
pasangan sesama jenis (homo) maupun dengan pasangan perempuan.
l. Frotteurisme
Yaitu suatu bentuk kelainan seksual di mana seseorang laki-laki mendapatkan
kepuasan seks dengan jalan menggesek-gesek / menggosok-gosok alat kelaminnya ke
tubuh perempuan di tempat publik / umum seperti di kereta, pesawat, bis, dll.
m. Gerontopilia
Suatu perilaku penyimpangan seksual di mana pelaku jatuh cinta dan mencari
kepuasan seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut (nenek-nenek atau kakekkakek). Gerontopilia termasuk dalam salah satu diagnosis gangguan seksual, dari
sekian banyak gangguan seksual seperti voyurisme, exhibisionisme, sadisme,
masochisme, pedopilia, brestilia, homoseksual, fetisisme, frotteurisme, dan lain
sebagainya. Keluhan awalnya adalah merasa impoten bila menghadapi istri/suami
sebagai pasangan hidupnya, karena merasa tidak tertarik lagi. Semakin ia didesak oleh
pasangannya maka ia semakin tidak berkutik, bahkan menjadi cemas. Gairah

seksualnya kepada pasangan yang sebenarnya justru bisa bangkit lagi jika ia telah
bertemu dengan idamannya (kakek/nenek).
Agama Islam membangun manusia dengan pembangunan yang seimbang dan
proposional, yaitu membentuk anak sesuai dengan fitrah yang diciptakan Allah. Islam
mengatur keseimbangan tersebut dengan proposional tidak kurang dan tidak berlebih.
Kecendrungan seksual yang diciptakan oleh Allah pada diri manusia agar menjadi media
kelangsungan dan reproduksi bagi seluruh makhluk, termasuk di antaranya manusia. Allah
juga mengoptimalkan waktu khusus untuk kecendrungan ini dalam diri manusia sehingga
sanggup melakukan reproduksi. Syariat menanamkan waktu ini dengan nama usia taklif,
yaitu apabila anak masuk dalam usia ini, anak diminta mempertanggungjawabkan atas
semua tingkah laku dan amal perbuatannya. 8
Agar kecendrungan seksual anak mengalir dengan tenang tanpa gangguan ekternal
yang dapat menyebabkannya melenceng dari prilaku yang lurus. Islam menjaga anak-anak
dengan memberinya perintah dan larangan, hal itu dilakukan agar kecenrungan seksual
menjadi terarah, sehingga tepat menjadi pribadi yang proposional dan suci tanpa
penyelewengan, bersih tanpa ada yang mencemarinya.

E. KONTRIBUSI
1. Dijadikan buku bimbingan

aplikatif budaya

Sumang terhadap

pencegahan

penyimpangan seksual anak pada masyarakat Gayo.


2. Mengoftimalkan khasanah pelestarian kearipan lokal budaya Gayo
3. Aplikasi dari pelaksanaan syariat Islam di Aceh Tengah.
4. Dijadikan muatan lokal pada pelaksanaan kurikulum pendidikan di sekolah.
F. METODE
1. Data dan Sumber Data
Teknik pengumpulan data menggunakan survey yang dilakukan kepada seluruh
tokoh adat yang ada di tanoh Gayo, Kabupaten Aceh Tengah. Kegiatan survey akan
mengumpulkan data kuantitatif dengan menggunakan kuisioner yang pengolahan data
dilakukan untuk menghasilkan tabulasi data frekuensi.

Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prohetic Parenting (Cara Nabi Mendidik Anak),
(Yogyakarta:Pro-U Media, 2010), hal. 548

Selanjutnya untuk memperkuat temuan dari survey maka digunakan studi


dokumentasi. Hal ini diakukan sebagai alternatif untuk mengkaji lebih mendalam hal-hal
yang berkenaan dengan Sumang yang telah diterapkan seperti asal mula Sumang untuk
mendapatkan keabsahan asal mula Sumang di tanah Gayo. Kemudian dilakukan pula
wawancara yang mendalam dilakukan dengan beberapa informan yang meliputi tokohtokoh adat, orang tua, guru yang dilakukan di kabupaten Aceh Tengah.
2. Jadwal Pelaksanaan
Rincian jadwal setiap kegiatan yang akan dilakukan ditampilkan dalam tabel
berikut:
No.

Uraian Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

1.

Penyusunan instrumen penelitian

Pekan I dan II Agustus 2016

2.

Validasi instrumen penelitian

Pekan III dan IV Agustus 2016

3.

Pengumpulan data

Pekan I dan II September 2016

4.

Analisis data penelitian

Pekan III-IV September dan Oktober 2016

5.

Penyusunan laporan penelitian

November 2016

* jadwal relatif karena disusun berdasarkan asumsi waktu pelaksanaan follow up short
course berupa praktek riset.
G. Rencana Anggaran Biaya Short Course
Dalam pelaksanaan short course disusun rencana anggaran biaya sebagai berikut:
No.
A.

B.
1
2
3

Jenis Kegiatan
Pra Riset
Mengurus izin penelitian
(penggandaan proposal)
Transportasi dan perjalan dinas
selama pengurusan izin (ke
kemenag 2 Kabupaten dan 2
sekolah tujuan penelitian)
Pelaksanaan SCMP
Transportasi
Transportasi daerah-Yogyakarta
Tuition Fee
Biaya Hidup selama
shortcourse
Biaya Makan
Biaya Tempat Tinggal

V*

F** Satuan

Harga
(maks)

Jumlah

hari

50.000

200.000

hari

50.000

200.000

1
1

1
1

PP
Paket

7.000.000
5.000.000

7.000.000
5.000.000

3
1

30
1

hari
paket

25.000
1.000.000

2.250.000
1.000.000

No.

Jenis Kegiatan

V*

Transportasi
2
Penyusunan dan Konsinyering
Laporan
a. Konsumsi
3
b. Transport
2
Pasca Pelaksanaan
Ekspose Hasil Penelitian
a. Honor Narasumber
2
b. Transportasi
2
c. Konsumsi Peserta
20
Knowledge Management
Editor/Proof Reader
200
Layout
200
Bahan
ATK
1
Kertas
4
Tinta Printer
1
Dan Lain-lain
TOTAL

F** Satuan
30

hari

Harga
(maks)
50.000

Jumlah

30
30

hari
hari

25.000
50.000

2.250.000
3.000.000

1
1
1

OA
OA
OA

1.400.000
1.500.000
30.000

2.800.000
3.000.000
600.000

1
1

Hal
Hal

20.000
20.000

4.000.000
4.000.000

1
1
1

Paket
Rim
Paket

500.000
35.000
300.000

500.000
140.000
300.000

3.000.000

39.240.000

H. BIODATA PENELITI
Nama
NIP
Pangkat/Gol
Tempat tanggal lahir
Jenis Kelamin
Pendidikan terakhir
Agama
Status
Alamat
No.Hp
Email
Riwayat Pendidikan
1990 1996
1996 1999
1999 2002
2003 2007
20102012

: Windisyah Putra M.Pd.I


:
: Lektor/IIIC
: Daling , 10 Oktober 1984
: Laki-laki
: S2 PGRA
: Islam
: Menikah
: Desa Bahgie No. 42 Kecamatan Bebesen Kabupaten
Aceh Tengah Provinsi Aceh
: 0852 7778 6626
: Windisyah84@gmail.com
:
: SD Negeri Tensaran
: SMP Negeri 2 Bebesen
: SMA Negeri 1 Bebesen
: STAI Gajah Putih Takengon, Jurusan Tarbiyah, Prodi Bahasa
Inggris
: Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan
Kalijaga Yogyakarta Program Studi Pendidikan Guru
Raudhatul Athfal PGRA
10

Pengalaman Penelitian:
2007
: Improving Students Speaking Ability Through Discussion (A Case
Study at MAN I Takengon).
2012
: Menghadirkan Lembaga PAUD Ideal di Indonesia ISBN 978-60218309-2-5, Jogjakarta: Multi Pressindo.
2012
: Mencerdaskan Intrapersonal dan Interpersonal Anak Usia Dini
Berbasis Edutainment ISBN 978-602-18309-1-8, Jogjakarta: Multi
Pressindo.
2012
: Perkembangan Motorik dan Kognitif Anak Pada Masa Early
Childhood, (Dalam Jurnal SIDIK SASAT STAIN Gajah Putih
Takengon, Vol. III Tahun 2012).
2012
: Pengembangan Kecerdasan Intrapersonal dan Interpersonal Anak
Usia Dini Berbasis Edutainment di TK Inklusi ABA Nitikan
Umbulharjo Yogyakarta, (Dalam Quantum Jurnal Penelitian PAUD
Prodi Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini Islam Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Vol 1, Nomor 1, Juli 2012).
2013
: Perkembangan Anak Ditinjau dari Teori Multiple Intellegences
(Dalam Jurnal TADIB Gajah Putih Takengon, Vol. 2 Tahun
2013).
2013
: Kematangan Beragama Pada Anak Usia Dini (Dalam Jurnal SIDIK
SASAT Gajah Putih Takengon, Vol. 1 Tahun 2013).

11

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, terj. Jamaludin Miri, Jakarta:
Pustaka Amani, 2007.
Dokumen Kantor Pertahanan Nasional Kabupaten Aceh Tengah Tahun 1992.
Bappeda Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Tengah, Data Pokok Penggunaan Daerah,
Tahun 1993/1994.
Hakim Aman Pinan, Daur Hidup Gayo, Aceh Tengah: ICMI, 1998.
Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prohetic Parenting (Cara Nabi Mendidik Anak),
Yogyakarta: Pro-U Media, 2010.
Profil Kabupaten Aceh Tengah Daerah Tinggkat II Aceh Tengah Tahun 1993.

12

I. LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Surat keterangan dari pejabat terkait/SK pengangkatan
2. Surat keterangan dari Ketua jurusan

13

Anda mungkin juga menyukai