Anda di halaman 1dari 27

TUKANG PLESTER

(MENYIAPKAN
PERMUKAAN PLESTERAN )

By.

BAYU NURHANTORO

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


SETELAH MENGIKUTI PEMBELAJARAN INI PESERTA
DAPAT MENYIAPKAN PERMUKAAN PLESTERAN PADA
JENIS PEKERJAAN PLESTERAN

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


1) Mengetahui pentingnya menyiapkan terlebih dahulu
permukaan bidang plesteran.
2) Mengetahui cara menyiapkan permukaan yang baik
pada berbagai jenis permukaan
3) Mengetahui manfaat dan hasil dari menyiapkan
permukaan yang baik

1. PENTINGNYA MENYIAPKAN PERMUKAN


PLESTERAN
Agar plesteran mampu melekat dengan
baik ke permukaan
Supaya nantinya

plesteran rapi

dan

rata
Tidak

terjadi

plesteran

pemborosan

pekerjaan

AKIBAT PLESTERAN TIDAK MELEKAT DENGAN BAIK


PADA PERMUKAAN

Plesteran dinding
terlepas

Plesteran beton lepas

CONTOH BIDANG PERMUKAAN YANG BURUK

Permukaan dinding bata


yang tidak rapi

Permukaan kolom beton


yang tidak rapi

CONTOH BIDANG PERMUKAAN YANG


TIDAK RAPI / RATA
Permukaan batako (conblock)
yang tidak rata

Permukaan lantai
Yang tidak rata

PLESTERAN YANG RUSAK MENYEBABKAN


PEMBOROSAN DAN KERUGIAN

- Plesteran dinding yang rusak selain


jelek harus dirapikan kembali yang
tentunya menyebabkan kerugian

Akibat plesteran lantai yang kurang


baik menyebabkan semua di atas
lantai menjadi terbongkar

2. CARA MENYIAPKAN PERMUKAAN PLESTERAN


YANG BAIK
Pastikan bahwa permukaan plesteran telah terpasang
sesuai dengan rencana bangunan yang diinginkan
(rata , tegak lurus dan tidak bergelombang).
Untuk dinding bata harus dibasahi air, karena air
sangat penting untuk menambah kekuatan pada
setiap produk yang mengandung semen .Jika
permukaan kering (kurang air) mengakibatkan
plesteran menjadi lemah dan mengakibatkan
kegagalan
Untuk permukaan beton yang keropos harus
diratakan dahulu sebelum diplester.

Harus sesuai dengan rencana bangunan


yang diinginkan (tegak dan rata)
permukaan bata terpasang dengan
baik dan sesuai aturan
(tegak dan rata)

permukaan conblock (batako) terpasang


dengan baik dan sesuai aturan
(tegak dan rata)

Membasahi permukaan plester dengan


air (pada permukaan dinding bata)

Menutup permukaan lubang yang keropos


(pada permukaan beton)

Dinding beton yang mengalami perbaikan


permukaan

3. MANFAAT/ HASIL YANG DIDAPATKAN DARI


MENYIAPKAN PERMUKAAN PLESTERAN YANG
BAIK
Ketebalan plesteran jadi hemat
Menentukan tingkat kesempurnaan pekerjaan
selanjutnya (pekerjaan plesteran, acian dan
pengecatan)
Dapat menghindarkan kerugian pemborosan
akibat pekerjaan yang berulang

1. MANFAAT DARI PERMUKAAN PLESTERAN YANG


BAIK

Ketebalan plesteran jadi hemat


Menentukan tingkat kesempurnaan pekerjaan
selanjutnya (pekerjaan plesteran, acian dan
pengecatan)
Dapat menghindarkan kerugian pemborosan
akibat pekerjaan yang berulang
Membuat fasade (wajah) bangunan menjadi
indah

PERMUKAAN YANG BAIK DAPAT


MENGHEMAT KETEBALAN PLESTERAN
Permukaan yang rata membuat
pengerjaan plesteran menjadi mudah
ketebalan sesuai dengan ketentuan

Permukaan yang bergelombang membuat


pengerjaan plesteran menjadi lebih lama
ketebalan menjadi besar, karena plesteran
sekaligus berfungsi sebagai perata.

PERMUKAAN YANG BAIK DAPAT


MENYEMPURNAKAN PEKERJAAN SELANJUTNYA
(pekerjaan plesteran, acian dan pengecatan)

DINDING BATA
PLESTERAN
ACIAN DAN
PENGECATAN

TAHAPAN TAHAPAN PEKERJAAN


DINDING

MENYUSUN PROGRAM PELATIHAN


1. PENGERTIAN DAN TUJUAN
Program pelatihan adalah program pelatihan yang disusun berdasarkan
hasil identifikasi kebutuhan pelatihan.
Tujuannya adanya program pelatihan adalah menciptakan sebuah pelatihan
yang efektif.
2. PRINSIP PENYUSUNAN PROGRAM
Program pelatihan disusun berdasarkan
a. Jenjang kualifikasi
b. Klaster kualifikasi
- Okupasi / jabatan kerja
- Nonokupasi / jabatan kerja
c. Unit kompetensi
3. PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
Dilaksanakan berdasarkan hasil
dan/atau standar kompetensi kerja.

identifikasi

kebutuhan

pelatihan

4. DESKRIPSI PROGRAM PELATIHAN


Pada saar membuat deskripsi pelatihan, periksa apakah deskripsi pelatihan :
a. Menggambarkan isinya
b. Menyatakan sasaran pelatihan
c. Menggunakan kata kata sederhana dan jelas (tata kerja operasional)
d. Menggambarkan persyaratan kompetensi
5. MENYUSUN TUJUAN PEMBELAJARAN
Langkah pertama dalam mendesain program pelatihan adalah
menentukan tujuan
pembelajaran / kompetensi yang terdiri dari atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang perlu dikuasai oleh peserta
setelah menempuh program pelatihan.
a. Tujuan pembelajaran umum
Rumusan tujuan pembelajaran umum harus menggambarkan komponen
komponen
sebagai berikut (A, B, C, D)
A = Audience : Deskripsi tentang profil peserta yang akan mengikuti
program
pelatihan.
B = Behavior : Kinerja yang harus dimiliki oleh peserta setelah mengikuti
program
pelatihan
C = Condition : Kondisi yang diperlukan untuk dapat memperlihatkan
kinerja
D = Degree : Tingkat pencapaian dalam melakukan kinerja yang

b. Tujuan Pembelajaran Khusus


Adalah sasaran yang harus dicapai oleh seorang peserta setelah
mengikuti pelatihan
dengan pernyataan spesifik sub sub
kompetensi yang dimiliki oleh peserta pelatihan
setelah mengikuti
program pelatihan yang dituliskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang terukur.
6. PETA KOMPETENSI
Kompetensi dapat diwujudkan dengan pola sebagai berikut :
a. Hierarkikal
b. Prosedural
c. Pengelompokkan (Klaster)
d. Dan Kombinasi

7.PENGELOMPOKKAN MATERI
Setelah menemukan seluruh materi yang akan disampaikan kepada peserta,
langkah
selanjutnya memulai menentukan materi mana yang paling sesuai
untuk isi program pelatihan.
HARUS DIKETAHUI (MUST KNOW)
PERLU DIKETAHUI (SHALL KNOW)
BOLEH DIKETAHUI (NICE TO KNOW)

8. MENENTUKAN KEBUTUHAN ON THE JOB TRAINING (OJT)


Hal hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan OJT, antara lain :
a. Indikator pencapaian kompetensi yang dipersyaratkan oleh OJT
b. Menetapkan pendamping OJT dari perusahaan tempat kerja
c. Menetapkan pembimbing / Instruktur
d. Monitoring dan evaluasi selama OJT
Sebagai pemandu pelaksanaan OJT perhatikan :
1. Identifikasi elemen kompetensi
2. Identifikasi kriteria untuk kerja
3. Identifikasi indikator untuk kerja
4. Kerangka waktu yang diperlukan
9. FASILITAS DAN SARANA PELATIHAN
Fasilitas pelatihan mencakup :
a. Peralatan
b. Bahan pelatihan
c. Tempat pelatihan
d. Modul
e. Refrensi

CHECKLIST UNTUK MEMILIH FASILITAS PELATIHAN

Apakah sumber yang terbaru ?

Apakah sumber mencakup standar kompetensi atau learning outcome


yang harus dibahas ?

Apakah sumber menyediakan informasi yang jelas dan komprehensif?

Apakah sumber mengidentifikasi tujuannya dengan jelas ?

Apakah sumber bisa dikontektulsiasikan untuk memenuhi kebutuhan


peserta ?

Apakah sumber menawarkan fleksibilitas penyampaian dan penilaian ?

Apakah sumber diakui oleh badan registrasi atau akreditasi ?

10.
TUGAS DAN PERAN TENAGA INSTRUKTUR DAN PELATIH DALAM
PELAKSANAAN PBK
INSTRUKTUR MEMPUNYAI TUGAS :
a. Menyampaikan materi pelatihan teori dan praktik
b. Menfasilitasi kebutuhan peserta terhadap individu atau kelompok
c. Membantu peserta mengembangkan rencana individu atau kelompok
d. Mendorong cara berpikir kritis dan kemampuan memecahkan persoalan,
memotivasi
peserta
pelatihan
secara
perseorangan,
serta
menggerakkan proses pelatihan.
TUGAS TENAGA PELATIH :
Membantu peserta pelatihan dalam merencanakan proses pelatihan.
Membimbing peserta melalui tugas tugas pelatihan.
Membantu untuk memahami konsep dan menjawab pertanyaan peserta
pelatihan.
Memantau mencari sumber informasi tambahan yang diperlukan peserta
pelatihan.
Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
Mendatangkan seorang ahli dari tempat kerja jika diperlukan.
Menguji / mengamati dan mengumpulkan bukti bukti serta membuat
catatan catatan kemajuan pelatihan untuk setiap peserta pelatihan.
Mengevaluasi pencapaian kompetensi peserta per individu.

PERAN TENAGA PELATIH :


a) Sebagai narasumber, menguasai materi teori dan mampu
mendemontrasikan materi praktek.
b) Sebagai fasilitator, mampu menjembatani antara peserta dan materi
pelatihan.
c) Sebagai

pembimbing,

mampu

menolong

peserta

pelatihan

mengembangkan rencana rencana belajar individu atau kelompok,


mendorong cara berpikir kritis dan kemampuan memecahkan persoalan,
dan memotivasi peserta pelatihan secara perorangan.
d) Sebagai penilai, membuat keputusan mengenai RCC / RPL menilai
capaian kompetensi perorangan menurut kriteria dan standar yang
ditetapkan, serta mendokumentasikan hasil hasil penilaian setiap
peserta pelatihan.

CONTOH VALIDASI MENYUSUN PROGRAM


PEMBELAJARAN
Sumber
Kriteria unjuk
kerja / indikator
unjuk kerja

Tujuan
Pembelajara
n

Pekerjaan
yang
membutuhkan
pengawasan
diidentifikasi

Pada akhir
pembelajaran
sesi ini,
peserta dapat
mengidentifika
si pekerjaan
yang akan
dilakukan di
lapangan yang
membutuhkan
pengawasan

5.
Dapat
mengidentifi- kasi
pekerjaan
yang
membutuhkan
penga-wasan
pekerjaan
6.
Mampu
menyiapkan daftar
keseluruhan
pekerjaan
yang
akan dilakukan di
lapangan
7. Harus mampu
mengi
dentifikasi
pekerjaan
yang

Metode
Pelatihan
yang
disarankan

1) Cerama
h
2) Diskusi
kelompo
k
3) Peragaa
n

Tahapan Pembelajaran

1) Menguraikan
pemahaman mengenai
pentingnya melakukan
pengawasan terhadap
pekerjaan
2) Menunjukkan dan
menjelaskan contoh
identifikasi pekerjaan
yang membutuhkan
pengawasan pekerjaan
3) Menunjukkan dan
menjelaskan contoh
daftar pekerjaan yang
dilakukan di lapangan
4) Menjelaskan daftar
keseluruhan pekerjaan
yang akan dilakukan di
lapangan
5) Menjelaskan identifikasi
pekerjaan yang
membutuhkan
pengawasan

/
Referen
si
Disaran
kan

Jam
Pelajara
n
Indikatif
45 menit

Anda mungkin juga menyukai