Anda di halaman 1dari 56

KEMENTERIAN

PPN/
BAPPENAS

TATA CARA PENYUSUNAN


INISIATIF BARU
(Peraturan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala
Bappenas
No. 1 Tahun 2011)

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

OUTLINE PAPARAN

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

LANDASAN HUKUM

Landasan Hukum
UU 25/2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Intervensi Kebijakan
Intervensi Anggaran
UU 17/2003 Tentang Keuangan Negara
PP 39/2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan
PP 40/2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional
PP 20/2004 Tentang Rencana Kerja Pemerintah
PP 90/2010 (Revisi PP 21/2004) Tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
Pasal 7 ayat 6 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
penyusunan Inisiatif Baru diatur dengan Peraturan Menteri
Perencanaan

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

Lanjutan

Reformasi Perencanaan & Pengganggaran


pada intinya adalah penerapan :
Penganggaran Terpadu (Unified Budget)
Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Based
Budgeting)
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (MTEF)

Dalam reformasi ini telah dilakukan:

Untuk
TA

Untuk
TA
2012

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

KONSEP DASAR INISIATIF


BARU

DEFINISI
LANDASAN
KONSEPTUAL

TUJUAN
SYARAT
PENGAJUAN
INISIATIF BARU

INISIATIF BARU DALAM


PENERAPAN KPJM

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

Tahun 0

Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Tahun 4

Dana
Cadangan
(mengama
n-kan
baseline)

KFJ
M

Total
Anggara
n

Baseli
ne

Dana
Cadangan
APBN

KPJM

Ketersedia
an
Anggaran

Penerapan KPJM pada proses penganggaran


menghasilkan:
1. Kerangka Fiskal Jangka Menengah (KFJM)
2. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM)

LANJUTAN...

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

Tahun 0

Tahun 1

Tambahan
anggaran

Penghemata
n
Baseline
Awal

Baselin
e Baru

Ruang Gerak
Fiskal bagi
Inisiatif
Baru

PERUBAHAN BASELINE :
Sumber Pendanaan:
1. Penghematan dari pelaksanan Program
2. Cadangan (contingency reserves) yang tidak terpakai
3. Peningkatan pendapatan dan peningkatan pembiayaan
Pemanfaatan Dana:
1. Perubahan makro ekonomi (mis. inflasi)
2. Perubahan keluaran yang bukan karena perubahan
kebijakan
3. Pemanfaatan untuk inisiatif baru

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

PRIORITAS NASIONAL
RPJMN 2010 2014 & INISIATIF
BARU 2012
RPJMN 2010-2014

Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Pendidikan

Kesehatan

Penanggulangan Kemiskinan

Ketahanan Pangan

Infrastruktur

Iklim Investasi dan Iklim Usaha

Energi

RKP 2010
PEMULIHAN
PEREKONOMIAN
NASIONAL DAN
PEMELIHARAAN
KESEJAHTERAAN
RAKYAT
Inpres 1/2010 tentang
Percepatan Pelaksanaan
Prioritas Pembangunan
Nasional
Inpres 3/2010 tentang
Program Pembangunan yang
Berkeadilan

RKP 2011
PENEKANAN
SESUAI TEMA
PERCEPATAN
PERTUMBUHAN
EKONOMI YANG
BERKEADILAN
DIDUKUNG
PEMANTAPAN
TATA KELOLA
DAN SINERGI
PUSAT DAERAH

Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

10

Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, &


Pasca-konflik

11

Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi

BidangPolitik,
Politik,Hukum
Hukum dan
danKeamanan
Keamanan
12 Bidang
13

Bidang
BidangPerekonomian
Perekonomian

BidangKesejahteraan
KesejahteraanRakyat
Rakyat
14 Bidang

RKP 2012
DITENTUKAN
DALAM
PROSES
PENYUSUNAN
RKP
2012

Sudah jelas dan


konkrit sasaran dan
K/L Pelaksana :
Program
Kegiatan
Outcome
Output
Pendanaan Indikatif

RKP 2013
DITENTUKAN
DALAM
PROSES
PENYUSUNAN
RKP 2013

RKP 2014
DITENTUKAN
DALAM
PROSES
PENYUSUNAN
RKP 2014

NEW
INITIATIVES
2012

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

KATEGORI INISIATIF BARU

1. PROGRAM/OUTCOME/KEGIATAN/OUTPUT BARU
Berupa penambahan:
a. Program Baru / Fokus Prioritas Baru
Perubahan/penambah
b. Outcome Baru
an KOMPONEN tidak
c. Kegiatan Baru
termasuk Inisiatif
d. Output Baru
Baru
Yang membawa konsekuensi dibutuhkannya penambahan
anggaran atau perubahan baseline
2. PENAMBAHAN VOLUME TARGET
Berupa penambahan volume target.
3. PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET
Berupa penambahan target baru yang bersifat percepatan,
sehingga membutuhkan penambahan anggaran, tetapi pagu
baseline jangka menengah awal tidak boleh berubah.
Semua Inisiatif Baru diatas harus sesuai dengan Arah Kebijakan &
Prioritas Pembangunan Nasional yang ditetapkan Presiden (di awal
tahun berjalan)

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

1.A PROGRAM BARU/FOKUS


PRIORITAS BARU
KEMENTERIAN/
LEMBAGA

PROGRAM
LAMA

PROGRAM
BARU/FOKUS
PRIORITAS
BARU

KEGIATAN

OUTCO
ME

OUTPU
T

KOMPONEN

Penambahan
PROGRAM
BARU/FOKUS
PRIORITAS BARU,
yang disebabkan
oleh:
Perubahan struktur
organisasi
Penugasan terkait
dengan
kebijakan baru
Perubahan kebijakan
yang bersifat
memperkuat

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

1.B OUTCOME BARU


KEMENTERIAN/
LEMBAGA

PROGRAM
LAMA

PROGRAM
LAMA

OUTCO
ME

KEGIATAN
BARU
KEGIATA
N LAMA

Outcome Baru pada tingkat


Fokus Prioritas (Lintas K/L) yang
merupakan akuntabilitas
Kabinet dapat diusulkan oleh
K/L, dengan memberikan
gambaran yang jelas terhadap
peranan dan target capaian dari
masing-masing K/L terkait.

OUTPU
T LAMA
OUTPU
T BARU

KOMPONEN

Penambahan
OUTCOME BARU,
yang disebabkan
oleh:
Perubahan struktur
organisasi
Perubahan TUPOKSI
organisasi
Penugasan terkait
dengan
kebijakan baru
Perubahan
kebijakan yang
bersifat memperkuat
pencapaian kebijakan
berjalan

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

1.C KEGIATAN BARU


KEMENTERIAN/
LEMBAGA

PROGRAM
LAMA

KEGIATAN
LAMA

PROGRAM
LAMA

OUTCO
ME
LAMA

KEGIATAN
BARU

OUTPU
T BARU

KOMPONEN

Penambahan
KEGIATAN BARU,
yang disebabkan
oleh:
Perubahan struktur
organisasi
Penugasan terkait
dengan
kebijakan baru untuk
pencapaian suatu
outcome
Perubahan kebijakan
yang bersifat
memperkuat
pencapaian outcome
berjalan

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

1.D OUTPUT BARU


KEMENTERIAN/
LEMBAGA

PROGRAM
LAMA

PROGRAM
LAMA
KEGIATAN
LAMA

OUTCO
ME
LAMA

OUTPUT
LAMA

OUTPU
T BARU

KOMPONEN

KOMPONEN

Penambahan
OUTPUT BARU,
yang disebabkan
oleh:
Perubahan
TUPOKSI
organisasi
Penugasan terkait
dengan
kebijakan baru
Perubahan
kebijakan yang
bersifat
memperkuat
pencapaian kinerja
kegiatan berjalan

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

2. PENAMBAHAN VOLUME
TARGET
KEMENTERI
AN/
LEMBAGA

PROGRAM

KEGIATAN

OUTPUT
(PENAMBAHA
N VOLUME
TARGET)

KOMPONEN

Contoh: Penambahan volume target


Output = panjang jalan yang akan
KEGIATAN
TARGET
dibangun (km)

Kegiatan A
-Target
Awal
- Anggaran
(Baseline
2011)
Kegiatan A
Penambah
an
Target
-Anggaran
(Baseline
2012)

2011

2012

2013
(PM 1)

2014
(PM 2)

50 km
(Rp
50)

100 km
(Rp
100)

150 km
(Rp
150)

200 km
(Rp
200)

50 km
(Rp
50)

120 km

170 km

220 km

(Rp
120)

(Rp
170)

(Rp
220)

2015
(PM 3)

250
km
(Rp
250)

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

3. PERCEPATAN
PENCAPAIAN TARGET
KEMENTERI
AN/
LEMBAGA

Contoh:
Output = panjang jalan yang akan
dibangun (km)
KEGIATAN
TARGET

PROGRAM

KEGIATAN
OUTPUT
(PERCEPATAN
PENCAPAIAN
TARGET)

KOMPONEN

Kegiatan A
-Target Awal
- Anggaran
(Baseline
2011)
Kegiatan A
- Percepatan
Target
-Anggaran
(Baseline
2012)

2011

2012

2013
(PM 1)

2014
(PM 2)

50 km
(Rp 50)

100 km
(Rp
100)

150 km
(Rp 150)

200 km
(Rp 200)

2015
(PM 3)

BASELINE JANGKA MENENGAH


AWAL
150

125

175

250

(Rp
150)

(Rp 125)

(Rp 175)

(Rp
250)

BASELINE JANGKA MENENGAH


BARU

Percepatan target tidak boleh merubah total target (450 Km) dan
alokasi (Rp 450 M) baseline jangka menengah awal

KATEGORI BUKAN INISIATIF BARU


KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

1. Penyesuaian anggaran terhadap parameter


ekonomi
- Inflasi, kurs
2. Penyesuaian anggaran terhadap parameter nonekonomi
- Perubahan SBU & SBK selama tidak merubah total
pagu K/L dan tetap menjaga output dan outcome
yang sudah ditetapkan
3. Perubahan target tanpa mengubah anggaran
yang telah ditetapkan (diluar prioritas nasional ,
prioritas bidang dan prioritas K/L)
- Perubahan target program dan kegiatan nonprioritas
4. Penambahan target yang disebabkan tidak
tercapainya target tahun sebelumnya, sehingga

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

KEMENTERI
AN/
LEMBAGA

PROGRAM

KEGIATAN

PENYESUAIAN: PARAMETER
EKONOMI
PROGRAM A, KEGIATAN B
OUTPUT

OUTPUT 1
1. Komponen A
2. Komponen B
(Baseline 2011,
Inflasi 10%)

ANGGARAN
Anggara
n
2011

PM 1
2012

PM 2
2013

PM 3
2014

200
100

220
110

242
121

256
133

300

330

363

389

OUTPUT

OUTPUT

KOMPONEN

OUTPUT 1
1. Komponen A
2. Komponen B
(Baseline
2012,
Inflasi 15%)

ANGGARAN
Realisasi
2011

Anggara
n
2012

PM 1
2013

PM 2
2014

PM 3
2015

200
100

230
115

265
132

304
152

350
175

300

345

397

456

52
5

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

PENYESUAIAN: PARAMETER NONEKONOMI

KEMENTERI
AN/
LEMBAGA

PROGRAM

KEGIATAN

SBU untuk Komponen A & B = 50


OUTPUT

OUTPUT 1
1. Komponen A
2. Komponen B
(Baseline 2011)

ANGGARAN
Anggara
n
2011

PM 1
2012

PM 2
2013

PM 3
2014

200
100

250
100

300
150

350
200

300

350

450

550

SBU untuk Komponen A & B = 75


OUTPUT

OUTPUT

KOMPONEN

OUTPUT 1
1. Komponen A
2. Komponen B
(Baseline
2012)

ANGGARAN
Realisasi
2011

Anggara
n
2012

PM 1
2013

PM 2
2014

PM 3
2015

200
100

375
150

450
225

525
300

600
150

300

525

675

825

75
0

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

PERUBAHAN TARGET TANPA MENGUBAH


ANGGARAN (Diluar Prioritas Nasional,
Bidang & K/L)

KEMENTERI
AN/
LEMBAGA

PROGRAM

KEGIATAN

OUTPUT:
PENURUNAN
VOLUME
TARGET

KOMPONEN

Contoh: Penurunan Target


Output = Pengelolaan & Pembinaan
Pegawai (orang)

KEGIATAN
(diluar
prioritas
nasional)

2011

2012

2013
(PM)

2014
(PM)

Kegiatan A
-Target Awal
- Anggaran
(Baseline
2011)

5.000
(Rp
50)

8.000
(Rp
100)

9.000
(Rp 150)

10.000
(Rp 200)

6.000

9.000

10.000

11.000

(Rp
100)

(Rp 150)

(Rp 200)

(Rp
250)

Kegiatan A
- Penurunan
Target
-Anggaran
(Baseline
2012)

TARGET

2015
(PM)

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

PENAMBAHAN TARGET TANPA MERUBAH


ANGGARAN (Luncuran target tahun
sebelumnya)

KEMENTERI
AN/
LEMBAGA

Contoh:
Output = panjang jalan yang akan
dibangun (km)

KEGIATAN

PROGRAM

KEGIATAN

OUTPUT:
PENAMBAHA
N VOLUME
TARGET

KOMPONEN

Kegiatan A
-Target Awal
- Anggaran
(Baseline
2011)
Kegiatan A
Penambaha
n
Target
-Anggaran
(Baseline
2012)

TARGET

2011

2012

2013
(PM)

2014
(PM)

50 km
(Rp
50)

100
km
(Rp
100)

150 km
(Rp 150)

200 km
(Rp 200)

40 km

110
km

150

200

250

(Rp 150)

(Rp 200)

(Rp
250)

(Rp
40)

(Rp
100)

2015
(PM)

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

SUMBER PENDANAAN
INISIATIF BARU

Sumber pendanaan Inisiatif Baru yang diusulkan oleh K/L dapat berasal
dari:

1. Tambahan Anggaran (On Top)


Merupakan tambahan alokasi yang dapat berupa Rupiah murni,
Pinjaman atau Hibah. Penambahan anggaran ini akan
menyebabkan bertambahnya anggaran baseline.

2. Realokasi Anggaran
2.1 Realokasi Tahun Direncanakan
Realokasi dengan mengambil anggaran dari
program/kegiatan lain pada tahun yang direncanakan, tanpa
merubah total anggaran tahun direncanakan. Syaratnya target
program/kegiatan yang direalokasi tidak boleh berubah.
2.2 Realokasi Antar Tahun
Realokasi dengan mengambil anggaran program yang
sama di tahun selanjutnya. Syaratnya target jangka menengah
tidak berubah. Pendanaan ini digunakan untuk mendanai usulan
Inisiatif Baru jenis Percepatan Pencapaian Target.

ARAH KEBIJAKAN PADA


TINGKAT K/L

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

NASION
ARAH KEBIJAKAN DAN
AL
PRIORITAS
PEMBANGUNAN
NASIONAL

ARAH
KEBIJAK
AN
BARU

KL
PERUBAH
KEBIJAK
AN
X
AN
KEBIJAKA
N
EKSISTIN
G

INISIAT
IF
BARU

EKSISTI
NG
PROGRA
M
BASELIN
E

KL
Y

ARAH
KEBIJAK
AN
BARU

PERUBAH
AN
KEBIJAKA
N
EKSISTIN
G

INISIAT
IF
BARU

KEBIJAK
AN
EKSISTI
NG
PROGRA
M
BASELIN
E

PENGUSULAN INISIATIF BARU


KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

Usulan Inisiatif Baru dapat dilakukan pada 3 kesempatan dalam siklus


perencanaan/penganggaran, yaitu:
1. Sebelum Pagu Indikatif (Pengusulan I) Januari/Februari
Diusulkan setelah dikeluarkannya SE Menteri PPN
2. Sebelum Pagu Anggaran (Pengusulan II) Mei/Juni
Diusulkan untuk mengakomodasi arahan presiden dan usulan yang muncul dalam
musrenbangnas.
3. Sebelum Alokasi Anggaran (Pengusulan III) Agustus/September
Diusulkan untuk mengakomodasi arahan Presiden dan hal-hal yang belum tertampung
dalam dua kali pengusulan sebelumnya

Setiap K/L dapat mengusulkan proposal inisiatif baru lebih dari satu proposal
dimana setiap proposal hanya boleh diajukan satu kali dalam 3 kesempatan
tersebut.

Setiap K/L bisa mengusulkan Inisiatif Baru yang terkait dengan Arah
Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional. Penetapan usulan yang akan
disetujui sebagai Inisiatif Baru dilakukan melalui sistem kompetisi dengan
mempertimbangkan ketersediaan anggaran.
Mekanisme Inisiatif Baru : Penyesuaian perencanaan untuk tahun
direncanakan
Mekanisme APBN-P
: Penyesuaian perencanaan untuk tahun berjalan

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

PROSES PENGUSULAN INISIATIF


BARU

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

PERHITUNGAN ANGGARAN
PROPOSAL INISIATIF BARU

Perhitungan anggaran proposal Inisiatif Baru


adalah sebagai berikut:
Perhitungan Anggaran Tahun Direncanakan.
Perhitungan anggaran Inisiatif Baru dilakukan
sampai ke level komponen yang digunakan untuk
mencapai suatu output dari kegiatan.
Perhitungan Anggaran Prakiraan Maju
Setelah anggaran Inisiatif Baru dibuat, dilakukan
prakiraan
maju,
bagi
Inisiatif
Baru
yang
mempunyai konsekuensi anggaran lebih dari 1
tahun.
Perhitungan anggaran prakiraan maju
Inisiatif Baru dilakukan sampai tingkat output.
Anggaran Inisiatif Baru dan hasil prakiraan
majunya akan ditetapkan menjadi baseline
(Inisiatif Baru).

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

PENDEKATAN PERHITUNGAN
ANGGARAN PROPOSAL INISIATIF
BARU

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

PERANAN MASING-MASING
INSTITUSI

A. Kabinet
Kabinet menetapkan Arah Kebijakan dan Prioritas
Pembangunan Nasional (di awal tahun) yang menjadi
dasar pengusulan Inisiatif Baru.
Kabinet memutuskan usulan Inisiatif Baru yang layak
didanai.
Sidang Kabinet Terbatas setidaknya diikuti oleh
Presiden, Wakil Presiden, 3 Menteri Koordinasi,
Kementerian Perencanaan/Bappenas dan Kementerian
Keuangan.
B. Kementerian/Lembaga
KL merupakan pihak pengusul proposal Inisiatif Baru.
Semua KL berhak mengusulkan proposal Inisiatif Baru,
sepanjang sesuai dengan batasan yang telah

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

LANJUTAN...

C. Kementerian Perencanaan
Mengkoordinasikan pengusulan Inisiatif Baru
Mengeluarkan Surat Edaran mengenai arah usulan
Inisiatif Baru (diawal tahun)
Melakukan penilaian atas kelayakan proposal Inisiatif
Baru, terutama dari sisi kebijakan (policy)
Menyusun Daftar Usulan Inisiatif Baru
Menjaga konsistensi pencapaian target pembangunan
nasional
D. Kementerian Keuangan
Melakukan penilaian atas kelayakan proposal Inisiatif
Baru, terutama dari sisi anggaran
Melakukan penilaian atas kemampuan penyerapan
anggaran dan saving yang dilakukan KL.
Melakukan pengecekan kepatutan sesuai dengan

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

PERAN KEMENTERIAN KEUANGAN & KEMENTERIAN


PERENCANAAN
DALAM EVALUASI & PEMBUATAN DAFTAR USULAN
ISIATIF BARU

UTAMANY
A
EVALUASI
RUMUSA
N:
1.Tujuan
2.Masalah
3.Cakupan
4.Penerima
Manfaat
5.Strategi
6.Indikator
Kinerja
7.Target

UTAMANYA
EVALUASI
ANGGARAN
1.Kesesuaian
Anggaran
2.Kepatutan
Anggaran
3.Sumber
Anggaran

KRITERIA PENILAIAN
PROPOSAL

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

Terdapat 10 Aspek dan 25 Sub-aspek, sebagai


panduan K/L menyusun proposal yang baik
Jml sub-aspek dalam tiap aspek menunjukkan
bobot masing-masing aspek
ASPEK

JML
SUBASPEK

BOBOT

ASPEK

JML
SUBASPEK

BOBOT

1. Tujuan

8%

6. Indikator Kinerja

8%

2. Masalah

8%

7. Target

8%

3. Cakupan

8%

8. Kesesuaian
Anggaran

12 %

4. Penerima
Manfaat

12 %

9. Kepatutan
Anggaran

12 %

5. Strategi

16 %

10. Sumber
Pendanaan

8%

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

TEKNIS EVALUASI
PROPOSAL
PENGUSULAN I

A. PENILAIAN PROPOSAL
PENILAIAN SUB-ASPEK
Sub-aspek akan dinilai: Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang,
Rendah
KONVERSI
Sedangdengan
x 2 faktor
Setiap nilai sub-aspek tsb akandikonversi
pengali, yaitu:
Rendah x 3
Sangat Tinggi x 4
Tinggi
x3
Kemudian dijumlahkan, didapat total nilai akhir proposal.
NILAI AKHIR
Berdasarkan total nilai, proposal dikategorikan sebagai
berikut:
> 70
: BAIK

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

Lanjutan . . .

B. PERANGKINGAN
1. Proposal yang membutuhkan dana tambahan
(On Top dan Realokasi Antar Tahun).
Semua proposal (yang membutuhkan dana
tambahan) dengan nilai BAIK dan CUKUP kemudian
dirangking berdasarkan nilai akhir. Penentuan
jumlah proposal yang akan didanai berdasarkan
pagu anggaran yang tersedia (ruang gerak Inisiatif
Baru + 20%).
Kategori hasil perangkingan adalah:
LAYAK = proposal akan didanai, masuk dalam
DUIB I
DIPERTIMBANGKAN = proposal tidak cukup
didanai dari pagu anggaran yang tersedia

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

ILUSTRASI PERANGKINGAN PROPOSAL YANG


MEMBUTUHKAN TAMBAHAN ANGGARAN
Misal: Pagu anggaran tersedia (ruang gerak Inisiatif Baru) =
1000 M
Daftar proposal yang akan diajukan = 1000 + (20%)1000 =
Kategori proposal LAYAK
1200 M

adalah A-F, yaitu proposal


dengan nilai > 70 dan
masuk dalam pagu
anggaran tersedia + 20%.
Proposal ini akan didanai.
Kategori proposal
DIPERTIMBANGKAN
adalah G-M, yaitu
proposal dengan nilai >
50 tapi tidak bisa didanai
dengan anggaran
tersedia. Proposal ini akan
diikutkan pada
Pengusulan
selanjutnya.
Kategori proposal
TIDAK
LAYAK adalah N O, yaitu
proposal dengan nilai < 50.

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

2. Proposal yang tidak membutuhkan dana


tambahan (Realokasi Tahun Direncanakan).
Semua proposal (Realokasi Tahun Direncanakan)
dengan nilai BAIK kemudian dimasukkan dalam
DUIB I.
Sedangkan untuk proposal (Realokasi Tahun
Direncanakan) CUKUP dan KURANG, otomatis
masuk dalam kategori TIDAK LAYAK

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

ILUSTRASI DAFTAR PROPOSAL YANG TIDAK


MEMBUTUHKAN TAMBAHAN ANGGARAN
(REALOKASI TAHUN DIRENCANAKAN)

Kategori proposal
LAYAK adalah A-J,
yaitu proposal dengan
nilai > 70. Proposal ini
disetujui sebagai
Inisiatif Baru.

Kategori proposal
TIDAK LAYAK adalah
K-N, yaitu proposal
dengan nilai <70.
Proposal ini tidak
disetujui sebagai
Inisiatif Baru.

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

Lanjutan . . .

PENGUSULAN II & PENGUSULAN


III
A. PENILAIAN PROPOSAL
Langkah sama dengan pada PENGUSULAN I

B. PERANGKINGAN PROPOSAL
1.Proposal yang membutuhkan dana
tambahan (On Top dan Realokasi Antar
Tahun).
Langkah sama dengan pada PENGUSULAN I, hanya
perangkingan dilakukan terhadap semua proposal
dengan nilai BAIK dan CUKUP, ditambah daftar

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

ALUR PENETAPAN
PROPOSAL

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

DOKUMEN TERKAIT INISIATIF


BARU

1. Proposal Inisiatif Baru


Merupakan dokumen usulan yang disusun
oleh K/L
Penyusunan Proposal menggunakan
aplikasi komputer yang telah disediakan
2. Rekapitulasi Penilaian Proposal (Blue
Note)
Ringkasan hasil penilaian untuk setiap
usulan yang meliputi hasil penilaian atas
kebijakan dan anggaran
Proses penilaian di dukung oleh sistem EPlanning

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

PROPOSAL INISIATIF
BARU

I. Formulir I: Penjelasan Umum


Berisi: nama proposal, kementerian/Lembaga
yang mengusulkan, program terkait dan
kegiatan terkait, jenis Inisiatif Baru yang
diusulkan, sumber anggaran, dan besaran
anggaran yang diusulkan.
II. Formulir II: Penjelasan Usulan
Berisi: (i) Tujuan; (ii) Masalah; (iii) Cakupan; (iv)
Penerima Manfaat ; (v) Strategi; (vi) Indikator
Kinerja; dan (vii) Target
III. Formulir III: Penjelasan Anggaran
Berisi: (i) Rencana Anggaran; (ii) Sumber
Pendanaan

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

REKAPITULASI PENILAIAN
PROPOSAL

Merupakan hasil penilaian per-masingmasing proposal, yang berisi:


1. Hasil evaluasi bagian kebijakan
2. Hasil evaluasi bagian anggaran
3. Hasil akhir keputusan:
BAIK/CUKUP/KURANG

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

DAFTAR USULAN
INISIATIF BARU
Merupakan dokumen berisi rekapitulasi
proposal Inisiatif Baru yang masuk
kategori LAYAK atau bisa didanai, untuk
disampaikan dan dibahas pada Sidang
Kabinet dan Pembahasan bersama DPR.
Dokumen ini berisi:
1. Rekapitulasi proposal terdanai
- Nama usulan, tujuan, KL
pengusul, anggaran
2. Hasil evaluasi
3. Keputusan hasil sidang kabinet

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

TERIMA KASIH

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

LAMPIRAN

FORMULIR PENILAIAN
USULAN INISIATIF BARU

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

Aspek
Sub-Aspek
No Penilaia
Sangat Tinggi
Penilaian
n
1 TUJUAN 1 Tujuan
jelas Tujuan
usulan
dan rasional
dirumuskan
dengan
sangat
jelas
dan
rasional,
dan
menunjukkan
keterkaitan
erat
dengan
Arah
kebijakan dan Prioritas
Pembangunan
Nasional.
2

Hasil
yang
ingin dicapai
jelas
dan
terkait
Arah
Kebijakan dan
Prioritas
Pembangunan
Nasional

Tinggi
Tujuan
usulan
dirumuskan
cukup
jelas
dan
bisa
dimengerti,
dan
menunjukkan
keterkaitan cukup erat
dengan Arah kebijakan
dan
Prioritas
Pembangunan
Nasional.

Sedang

Perumusan
tujuan
usulan kurang jelas
dan
tetapi
bisa
dimengerti,
dan
kurang
menunjukkan
keterkaitan dengan
Arah kebijakan dan
Prioritas
Pembangunan
Nasional.
Hasil yang ingin
Hasil yang ingin
Hasil yang ingin
dicapai telah
dicapai telah
dicapai tidak
dicantumkan dengan
dicantumkan dengan
dicantumkan, atau
sangat jelas, dan
cukup jelas, dan
dicantumkan tetapi
menunjukkan
menunjukkan
kurang jelas, dan
keterkaitan erat
keterkaitan cukup erat tidak menunjukkan
dengan Arah
dengan Arah kebijakan keterkaitan dengan
Kebijakan dan Prioritas dan Prioritas
Arah kebijakan dan
Pembangunan
Pembangunan
Prioritas
Nasional.
Nasional.
Pembangunan
Nasional.

Rendah
Perumusan tujuan
usulan sangat tidak
jelas dan atau tidak
rasional, dan tidak
menunjukkan
keterkaitan dengan
Arah kebijakan dan
Prioritas
Pembangunan
Nasional.
Tidak ada rumusan
hasil yang ingin
dicapai, atau
dicantumkan tetapi
tidak jelas, dan
tidak menunjukkan
keterkaitan erat
dengan Arah
kebijakan dan
Prioritas
Pembangunan
Nasional.

Lanjutan . . .

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

No
2

Aspek
Penilaian

Sub-Aspek
Penilaian

MASALAH 3

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Definisi
masalah jelas

Masalah yang akan


dipecahkan oleh
inisiatif baru telah
didefinisikan dengan
sangat baik dan
dapat dipahami,
disertai dengan datadata yang lengkap
akurat.

Masalah yang akan


dipecahkan oleh
inisiatif baru telah
didefinisikan
dengan cukup baik,
disertai dengan
data-data yang
cukup lengkap dan
akurat.

Masalah yang akan


dipecahkan oleh
inisiatif baru kurang
terdefinisikan, dan
kurang disertai
dengan data-data
yang akurat.

Masalah yang akan


dipecahkan oleh
inisiatif baru tidak
didefinisikan dengan
jelas, dan tidak
disertai dengan
data-data yang
akurat.

Tidak
dapat
diselesaikan
dengan
program yang
ada

Proposal telah
menjelaskan dengan
sangat jelas
bagaimana masalah
yang menjadi latar
belakang inisiatif
baru belum di
intervensi oleh
program yang ada,
dan tidak dapat
diselesaikan dengan
program yang ada,
sehingga perlu
diajukan inisiatif baru

Proposal memberi
penjelasan cukup
mengenai
bagaimana
masalah yang
menjadi latar
belakang inisiatif
baru belum di
intervensi oleh
program yang ada,
dan tidak dapat
diselesaikan
dengan program
yang ada, sehingga
perlu diajukan
inisiatif baru

Proposal tidak cukup


menjelaskan
bagaimana masalah
yang menjadi latar
belakang inisiatif
baru belum di
intervensi oleh
program yang ada,
dan tidak dapat
diselesaikan dengan
program yang ada,
sehingga
mengundang
pertanyaan apakah
perlu diajukan
inisiatif baru

Tidak ada penjelasan


bagaimana masalah
yang menjadi latar
belakang inisiatif
baru sudah atau
belum di intervensi
oleh program yang
ada, atau ternyata
penjelasan
menunjukkan
masalah tersebut
bisa diintervensi
oleh program yang
ada, sehingga tidak
perlu mengajukan
inisiatif baru.

Lanjutan . . .

KEMENTERIAN
PPN/
BAPPENAS

Aspek
Sub-Aspek
No Penilaia
Penilaian
n
3 CAKUPAN 5 Cakupan
usulan
nasional atau
daerah
tertentu

Alasan
pemilihan
cakupan/daera
h jelas

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Proposal menyebutkan
dengan sangat jelas
mengenai penerapan
inisiatif baru yang
sifatnya nasional atau
hanya dilaksanakan di
beberapa daerah
tertentu. Jika hanya di
beberapa daerah
tertentu, proposal dengan
jelas telah menyebutkan
cakupan didaerah mana
saja usulan akan
diimplementasikan.

Proposal
menyebutkan cukup
jelas mengenai
penerapan inisiatif
baru yang sifatnya
nasional atau hanya
dilaksanakan di
beberapa daerah
tertentu. Jika hanya
di beberapa daerah
tertentu, proposal
cukup jelas
menyebutkan
cakupan didaerah
mana saja usulan
akan
diimplementasikan.

Proposal kurang jelas


menyebutkan
apakah penerapan
inisiatif baru bersifat
nasional atau hanya
dilaksanakan di
beberapa daerah
tertentu. Bila hanya
di beberapa daerah,
proposal juga kurang
jelas menyebutkan
didaerah mana saja
usulan akan
diimplementasikan.

Proposal tidak
menyebutkan
dengan jelas
mengenai
penerapan inisiatif
baru yang sifatnya
nasional atau hanya
dilaksanakan di
beberapa daerah
tertentu, dan atau
proposal tidak
menyebutkan
didaerah mana saja
usulan akan
diimplementasikan.

Proposal menguraikan
dengan sangat jelas
alasan cakupan yang
sifatnya nasional atau
hanya dilaksanakan di
beberapa daerah tertentu
tersebut. Jika proposal
bertujuan mengakomodir
suatu usulan tertentu
dalam Musrenbang,
proposal telah
menjelaskan kaitan

Proposal
menguraikan cukup
jelas alasan cakupan
yang sifatnya
nasional atau hanya
dilaksanakan di
beberapa daerah
tertentu tersebut.
Jika proposal
bertujuan
mengakomodir suatu
usulan tertentu

Proposal kurang jelas


menguraikan alasan
cakupan yang
sifatnya nasional
atau hanya
dilaksanakan di
beberapa daerah
tertentu tersebut.
Jika proposal
bertujuan
mengakomodir suatu
usulan tertentu

Proposal tidak
menguraikan alasan
cakupan yang
sifatnya nasional
atau hanya
dilaksanakan di
beberapa daerah
tertentu tersebut.
Jika proposal
bertujuan
mengakomodir suatu
usulan tertentu

Anda mungkin juga menyukai