Anda di halaman 1dari 22

1

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Uraian
Banjir di Jakarta adalah suatu fenomena yang sudah lama terjadi secara
alami. Bahkan, tanpa faktor polusi akibat kegiatan manusia dan faktor-faktor
antropogenik lainnya, Kota Jakarta sudah terkena banjir yang disebabkan oleh
metabolisme alaminya (Caljouw, Nas, dan Pratiwo 2015). Sekarang, Jakarta
merupakan sebuah delta berumur 5000 tahun yang terbentuk oleh sedimentasi dari
gunung-gunung merapi dari Selatan. Terdapat sekitar 13 waterway yang melewati
dataran aluvial ini yang berada sedikit di atas permukaan laut. Kecepatan air yang
mengalir di dalam delta ke arah laut mengalami perlambatan karena kontur tanah
di daerah tersebut relatif landai, dan pada saat musim hujan sungai-sungai yang
melewati daerah tersebut membawa air yang mengandung banyak lumpur dari
hulu. Oleh karena itu, terjadi banyak sedimentasi pada outlet sungai.
Penjajah Belanda yang datang ke Batavia tidak asing dengan
karakteristik delta tersebut dan fenomena banjir yang sering terjadi, karena Kota
Amsterdam mempunyai karakteristik yang sama. Berbeda dengan warga pribumi,
penjajah Belanda memilih untuk menantang kondisi alami daerah Batavia,
dibandingkan dengan menghindarinya. Berbagai macam usaha dilakukan oleh
pemerintah kolonial Belanda untuk mencegah banjir di Batavia, seperti reklamasi
wetlands, penggalian kanal, dan penimbunan tanah untuk menaikkan ketinggian
tanah daerah tersebut (Caljouw et al, 2005). Seiring dengan berkembangnya Kota
Batavia, Batavia terkena banjir besar yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan
perluasan lahan seperti penebangan hutan di daerah hulu dan irigasi untuk wilayah
pertanian. Untuk mengatasi masalah banjir yang semakin sering terjadi, seorang
insinyur keairan bernama Herman Van Breen, merancang Banjir Kanal Barat yang
berfungsi untuk mengendalikan volume air yang mengalir dari Sungai Ciliwung
ke bagian barat Batavia sebelum masuk ke laut.
Untuk memenuhi kebutuhan air di dalam Batavia itu sendiri, Van Breen
juga merancang polder dan waduk di beberapa bagian Jakarta Utara menggunakan
kerukan sedimen dari mulut sungai (Caljouw et al, 2005). Salah satunya adalah
Waduk Sunter Selatan. Waduk Sunter Selatan ini mempunyai luas sebesar 25,9 Ha
dengan enam buah pompa yang dapat memompa air sebesar 15 m 3/detik. Fungsi

Universitas Indonesia

Waduk Sunter Selatan ini adalah untuk menampung air pada saat musim hujan
untuk mengurangi dampak banjir, dan ketika ketinggian air sudah mencapai dua
meter, air dialirkan oleh pompa melalui pipa pembuangan dan dialirkan ke Laut
Ancol melalui Kali Sentiong. Namun, Waduk Sunter Selatan sudah mengalami
pendangkalan sehingga harus dikeruk untuk mengembalikan fungsinya untuk
menampung air.
1.2 Tujuan
a.

Menganalisis kecukupan kapasitas saluran inlet utama, bangunan inlet dan

b.

outlet serta waduk terhadap banjir rencana 100 tahunan.


Mengusulkan alternatif bangunan inlet dan rancangan dimensi hidrolisnya.

Universitas Indonesia

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Daerah Tangkapan Air Sunter Selatan


Pada studi ini, kami mendapatkan data mengenai Daerah Tangkapan Air
(DTA) Sunter Selatan seperti sebagai berikut:

Gambar 2.1 Daerah Tangkapan Air Sunter Selatan


Sumber Gambar: GoogleMaps, 2015

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa jumlah waduk Sunter


Selatan adalah 2 buah, yaitu Sunter Selatan Barat seluas 15,9 Ha dan Sunter
Selatan Timur seluas 10 Ha. Daerah Tangkapan Air dari waduk tersebut menaungi
sebagian besar daerah selatan waduk dan sisanya daerah utara waduk. Terdapat 2
inlet untuk Waduk Barat dan 4 inlet untuk Waduk Timur. Semua inlet yang masuk
ke dalam waduk tersebut adalah saluran drainase dalam kota yang terbuat dari
batu kali.
Dari gambar tersebut juga tidak terlihat Waduk Timur dan Waduk Barat
terhubung oleh suatu saluran terbuka, sehingga kami berasumsi bahwa kedua
waduk tersebut terhubung oleh gorong-gorong yang terendam dalam waduk atau
submerged culvert.
Waduk Sunter Selatan ini memiliki elevasi lebih rendah daripada Kali
Sentiong sebagai saluran penerima outlet waduk, sehingga dibutuhkan pompa
untuk mengalirkan air dari waduk ke Kali Sentiong.
2.2 Saluran Utama Waduk Barat

Universitas Indonesia

Semua saluran yang terhubung dengan saluran inlet waduk diteliti dan
diukur jaraknya dengan menggunakan aplikasi komputer. Saluran utama atau
main drain pada studi kasus kami adalah saluran yang memiliki alur terpanjang,
untuk mendapatkan waktu konsentrasi yang lama agar debit banjir yang
dihasilkan adalah debit banjir maksimum. Saluran utama kami memiliki panjang
2090 m dan kemiringan 0.002, dan mengalirkan air dari utara ke dalam waduk
Sunter Selatan Barat melalui inlet berupa pintu air di ujung timur.

Gambar 2.2 Saluran yang diberi warna merah adalah saluran utama
Sumber Gambar: GoogleMaps, 2015

2.2.1 Perhitungan Debit Rencana Saluran Utama Waduk Barat


Untuk mendapatkan debit rencana saluran utama, digunakan data curah
hujan DKI Jakarta yang kami peroleh dari Stasiun Hujan Tanjung Priok. Berikut
ini adalah datanya:

1984

Data Hujan
(mm)
70

1994

Data Hujan
(mm)
98

1985

146

1995

77

1986

83

1996

98

1987

106

1997

118

1988

100

1998

111

1989

86

1999

83

1990

216

2000

65

Tahun

Tahun

Universitas Indonesia

1991

57

2001

52

1992

171

2002

147

1993

178

2003

127

Tabel 2.1 Data Curah Hujan Maksimum Harian 20 Tahunan


Selanjutnya adalah perhitungan hujan rencana pada polder yang
menggunakan metode Gumbell, Hasil dari perhitungannya adalah sebagai berikut:
n
Rerata
Standar
Deviasi
Ytr
Yn
Sn
KTr

20
109.45
43.479547
5
2.97
0.5236
1.0628
2.3018441
9
R100
209.53314
4
Tabel 2.2 Data Perhitungan Metode Gumbell
Dari perhitungan tersebut didapatkan bahwa besar hujan rencana pada
akhir waktu ulang 20 tahun adalah sebesar 209,533 mm.
Kemudian kami menghitung waktu konsentrasi (Tc) menggunakan
metode reduksi. Reduksi adalah menghubungkan waktu konsentrasi hujan dengan
luas DAS yang ada hingga mendafatkar factor reduksi dari hujan rencana. Rumus
yang digunakan yaitu:

Gambar 2.3 Rumus Time of Concentration Metode Reduksi


Sumber Gambar: Hydrology Training Series Module206A

Dari rumus di atas, didapatkan waktu konsentrasi sebagai berikut:


T0

1.92 jam

9.490106

menit

Universitas Indonesia

Td
0.16 jam 114.92348 menit
Tc
2.07 jam 124.41359 menit
Tabel 2.3 Perhitungan Time of Concentration
Selanjutnya adalah menghitung intensitas hujan waduk dengan rumus
Mononobe:

R 24
I 24

24 t
Dimana :
I
T
R24

= Intensitas curah hujan (mm/jam).


= Lamanya curah hujan (jam).
= Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)

Kala
Kala
Durasi
Ulang
Ulang
(menit)
100 tahun
100 tahun
5
380.75
71
64.93
10
239.86
75
62.60
15
183.04
80
59.96
20
151.10
85
57.59
25
130.21
90
55.44
30
115.31
95
53.47
35
104.05
100
51.68
40
95.19
105
50.02
45
88.00
110
48.49
50
82.03
115
47.08
55
76.98
120
45.76
60
72.64
125
44.53
65
68.87
130
43.38
70
65.55
Tabel 2.4 Intensitas Hujan Kala Ulang 100 Tahun

Durasi
(menit)

Lengkung IDF Sunter Selatan


400.00
300.00
200.00
100.00
0.00

20

40

60

80

100

120

Universitas Indonesia

140

Gambar 2.3 Kurva IDF 100 Tahunan di Stasiun Tanjung Priok


Dari perhitungan intensitas tersebut, pada Tc = 124,4 menit, didapatkan I
= 44,67 mm/jam. Maka intensitas hujan yang terjadi pada Waduk Sunter Selatan
Barat adalah
Kemudian dihitung debit atau banjir rencana dengan menggunakan
metode rasional:
Q = C.I.A
Keterangan:
Q = dependable flow (L3/s)
C = runoff coefficient
I = dependable rainfall (L/s)
A = watershed area (L2)
Dengan mengambil koefisien limpasan sebesar 0,97 Maka, debit rencana
pada waduk Sunter Selatan Barat adalah sebesar 70,535 m3/detik.
2.2.2 Perhitungan Volume dengan Hidrograf Satuan
Kami mencari hidrograf satuan untuk mendapatkan volume kumulatif
yang dihasilkan oleh saluran utama inlet di waduk timur per 10 menit. Volume
kumulatif tersebut kemudian dicari selisihnya dengan volume waduk. Langkah
pertama adalah menghitung debit per 10 menit, perhitungannya adalah sebagai
berikut:
Waktu
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140

Debit (m3/s)
0
5.6428
11.2856
16.9284
22.5712
28.214
33.8568
39.4996
45.1424
50.7852
56.428
62.0708
70.535
67.59604167
64.65708333

Universitas Indonesia

150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
250
260
270
280
290
300
310
320
330
340
350
360

61.718125
58.77916667
55.84020833
52.90125
49.96229167
47.02333333
44.084375
41.14541667
38.20645833
35.2675
32.32854167
29.38958333
26.450625
23.51166667
20.57270833
17.63375
14.69479167
11.75583333
8.816875
5.877916667
2.938958333
0

Hidrograf Satuan Waduk Barat


80
60

Debit (m3/s) 40
20
0

50

100

150

200

250

300

350

Waktu (menit)

Kemudian langkah berikutnya menghitung volume dengan mengalikan


debit dengan waktu, dan mencari kumulatifnya, dengan perhitungan sebagai
berikut:
Waktu
0
10

Volume
0
1692.84

Kumulatif
0
1692.84

Universitas Indonesia

400

20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
250
260
270
280
290
300
310
320
330
340
350
360

5078.52
8464.2
11849.88
15235.56
18621.24
22006.92
25392.6
28778.28
32163.96
35549.64
39781.74576
41439.31826
39675.9375
36149.1875
34385.8125
32622.4375
30859.0625
29095.6875
27332.3125
25568.9375
23805.5625
22042.1875
20278.8125
18515.4375
16752.0625
14988.6875
13225.3125
11461.9375
9698.5625
7935.1875
6171.8125
4408.4375
2645.0625
881.6875
0

6771.36
15235.56
27085.44
42321
60942.24
82949.16
108341.76
137120.04
169284
204833.64
244615.3858
286054.704
325730.6415
361879.829
396265.6415
428888.079
459747.1415
488842.829
516175.1415
541744.079
565549.6415
587591.829
607870.6415
626386.079
643138.1415
658126.829
671352.1415
682814.079
692512.6415
700447.829
706619.6415
711028.079
713673.1415
714554.829
714554.829

Hasil volume kumulatif terbesar itulah yang akan dicari selisihnya


dengan volume total waduk untuk dievaluasi.
2.3 Saluran Utama Waduk Timur

Universitas Indonesia

10

Sama seperti perhitungan waduk barat, semua saluran yang terhubung


dengan saluran inlet waduk barat diteliti dan diukur jaraknya dengan
menggunakan aplikasi komputer. Saluran utama waduk timur memiliki panjang
1100 m dan kemiringan 0.003, dan mengalirkan air dari selatan ke dalam waduk
Sunter Selatan Timur melalui inlet berupa saluran terbuka.

Gambar 2.4 Saluran yang diberi warna merah adalah saluran utama
Sumber Gambar: GoogleMaps, 2015

Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, besar hujan rencana


pada akhir waktu ulang 20 tahun adalah sebesar 209,533 mm.
Kemudian waktu konsentrasi untuk waduk timur adalah:
menit
0.19 0.19 jam 11.29
menit
Td
0.96 jam 57.4
menit
Tc
1.15 jam 68.73
Tabel 2.5 Perhitungan Time of Concentration
Dengan rumus mononobe yang telah diterangkan sebelumnya,

didapatkan intensitas hujan tiap 5 menit sebagai berikut:


Durasi
(menit)
5
10
15
20

Kala Ulang
100 tahun
380.75
239.86
183.04
151.10

Durasi (menit)
68
75
80
85

Kala Ulang
100 tahun
66.83
62.60
59.96
57.59

Universitas Indonesia

11

25
30
35
40
45
50
55
60
65
70

130.21
115.31
104.05
95.19
88.00
82.03
76.98
72.64
68.87
65.55

90
95
100
105
110
115
120
125
130

55.44
53.47
51.68
50.02
48.49
47.08
45.76
44.53
43.38

Tabel 2.6 Intensitas Hujan

Lengkung IDF Jakarta


400.00
300.00
200.00
100.00
0.00

20

40

60

80

100

120

Gambar 2.5 Lengkung IDF di Stasiun Priok dengan alur terpanjang


menuju waduk timur
Dari perhitungan intensitas tersebut, pada Tc = 68.73 menit, didapatkan I
= 66.83 mm/jam. Maka intensitas hujan yang terjadi pada Waduk Sunter Selatan
Timur adalah 66.83 mm/jam.
Dengan perhitungan yang sama dengan yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka didapatkan debit rencana pada waduk Sunter Selatan Timur
adalah sebesar 104.765 m3/detik.
2.3.1 Perhitungan Volume dengan Hidrograf Satuan
Kami mencari hidrograf satuan untuk mendapatkan volume kumulatif
yang dihasilkan oleh saluran utama inlet di waduk timur per 10 menit. Volume
kumulatif tersebut kemudian dicari selisihnya dengan volume waduk. Langkah
pertama adalah menghitung debit per 10 menit, perhitungannya adalah sebagai
berikut:
Waktu (menit)
0
10

Debit (m3/s)
0
14.96642857

Universitas Indonesia

140

12

20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200

29.93285714
44.89928571
59.86571429
74.83214286
89.79857143
104.765
96.70615385
88.64730769
80.58846154
72.52961538
64.47076923
56.41192308
48.35307692
40.29423077
32.23538462
24.17653846
16.11769231
8.058846154
0

Hidrograf Satuan Waduk Sunter Selatan Timur


150
100

Debit (m3/s)

50
0

50

100

150

200

Waktu (menit)

Kemudian langkah berikutnya menghitung volume dengan mengalikan


debit dengan waktu, dan mencari kumulatifnya, dengan perhitungan sebagai
berikut:
Waktu (menit)
0
10
20
30
40

Volume (m3)
0
4489.928571
13469.78571
22449.64286
31429.5

Kumulatif (m3)
0
4489.928571
17959.71429
40409.35714
71838.85714

Universitas Indonesia

250

13

50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200

40409.35714
49389.21429
58369.18726
60441.46199
55606.03846
50770.73077
45935.42308
41100.11538
36264.80769
31429.5
21758.88462
16923.57692
12088.26923
7252.961538
2417.653846
0

112248.2143
161637.4286
220006.6158
280448.0778
336054.1163
386824.8471
432760.2701
473860.3855
510125.1932
541554.6932
563313.5778
580237.1547
592325.424
599578.3855
601996.0394
601996.0394

Hasil volume kumulatif terbesar itulah yang akan dicari selisihnya


dengan volume total waduk untuk dievaluasi.
2.4 Outlet Waduk Timur (Submerged Culvert)
Kami berasumsi bahwa antara waduk timur dan barat dihubungkan
dengan saluran gorong-gorong yang terendam atau submerged culvert.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Gambar 2.6 Ilustrasi Gorong-gorong


Sumber Gambar: Culvert Design and Bridges

Pada saluran gorong-gorong digunakan rumus berikut:

Dimana:
b = culvert height
HW b/2 = head on culvert measured from barrel centerline

Universitas Indonesia

14

Sehingga perhitungannya menjadi seperti berikut:


Diameter (m)
Luas (m2)
Keliling
HW (m)
b (m)
Debit (m3/s)

3.8
11.3354
11.932
4
3.8
43.6563326

Dengan mendapatkan debit gorong-gorong sebesar 43,65 m3/s, kami


dapat menghitung volume kumulatif per 10 menit yang kemudian akan
dibandingkan dengan volume kumulatif waduk:
Waktu
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200

Volume Inlet
Waduk (m3)
0
4489.928571
17959.71429
40409.35714
71838.85714
112248.2143
161637.4286
220006.6158
280448.0778
336054.1163
386824.8471
432760.2701
473860.3855
510125.1932
541554.6932
563313.5778
580237.1547
592325.424
599578.3855
601996.0394
601996.0394

Volume
Culvert (m3)
0
26193.79954
52387.59909
78581.39863
104775.1982
130968.9977
157162.7973
183356.5968
209550.3964
235744.1959
261937.9954
288131.795
314325.5945
340519.3941
366713.1936
392906.9932
419100.7927
445294.5923
471488.3918
497682.1914
523875.9909

Universitas Indonesia

15

Kapasitas Gorong-gorong Per 10 Menit


700000
600000
500000
400000
300000
200000
100000
0

50

100

Volume (m3)

150

200

Volume Gorong-gorong

Dari grafik dan tabel tersebut dapat dilihat bahwa volume tampungan
bisa didapat dengan mencari selisih volume gorong-gorong dan volume inlet
waduk. Jadi volume tampungan pada waduk timur adalah: 78120,04 m3.
Volume tampungan waduk ini yang akan dibandingkan dengan volume
total waduk. Apabila volume waduk lebih kecil daripada volume tampungan,
maka waduk tersebut tidak aman dan perlu adanya perbaikan dengan cara
pengerukan pendangkalan. Kami mengambil angka aman kedalaman waduk
sebesar 2 m agar volume waduk menjadi 200000 m3. Dengan demikian volume
waduk tetap aman untuk menampung.
2.5 Outlet Waduk Barat (Pompa)
Waduk Barat menerima semua aliran dari berbagai sumber, yaitu inlet
drainase dan juga gorong-gorong dari saluran penghubung waduk timur. Oleh
karena itu pompa yang dibutuhkan juga cukup banyak agar air tetap bisa dialirkan
ke Kali Sentiong.

Universitas Indonesia

250

16

Jumlah pompa pada waduk Sunter Selatan ini berjumlah 6 buah dengan
kapasitas masing-masing pompa 2500 m3/s. Kami mencoba untuk menghitung
kapasitas pompa apabila semuanya dihidupkan, hanya 5 pompa dihidupkan, hanya
4 pompa dihidupkan dan seterusnya. Kemudian kapasitas tersebut dibandingkan
dengan volume kumulatif dari hidrograf satuan untuk mendapatkan volume
tampungan.
Waktu
(menit)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110

Volume 6
Pompa (m3)
0
9000
18000
27000
36000
45000
54000
63000
72000
81000
90000
99000

Volume 5
Pompa (m3)
0
7500
15000
22500
30000
37500
45000
52500
60000
67500
75000
82500

Volume 4
Pompa (m3)
0
6000
12000
18000
24000
30000
36000
42000
48000
54000
60000
66000

Volume 3
Pompa (m3)
0
4500
9000
13500
18000
22500
27000
31500
36000
40500
45000
49500

Volume 2
Pompa (m3)
0
3000
6000
9000
12000
15000
18000
21000
24000
27000
30000
33000

120

108000

90000

72000

54000

36000

130

117000

97500

78000

58500

39000

140

126000

105000

84000

63000

42000

150

135000

112500

90000

67500

45000

Volume
(m3)
0
1692.84
6771.36
15235.56
27085.44
42321
60942.24
82949.16
108341.76
137120.04
169284
204833.64
244615.38
6
286054.70
4
325730.64
2
361879.82

Universitas Indonesia

17

160

144000

120000

96000

72000

48000

170

153000

127500

102000

76500

51000

180

162000

135000

108000

81000

54000

190

171000

142500

114000

85500

57000

200

180000

150000

120000

90000

60000

210

189000

157500

126000

94500

63000

220

198000

165000

132000

99000

66000

230

207000

172500

138000

103500

69000

240

216000

180000

144000

108000

72000

250

225000

187500

150000

112500

75000

260

234000

195000

156000

117000

78000

270

243000

202500

162000

121500

81000

280

252000

210000

168000

126000

84000

290

261000

217500

174000

130500

87000

300

270000

225000

180000

135000

90000

310

279000

232500

186000

139500

93000

320

288000

240000

192000

144000

96000

330

297000

247500

198000

148500

99000

340

306000

255000

204000

153000

102000

350

315000

262500

210000

157500

105000

360

324000

270000

216000

162000

108000

9
396265.64
2
428888.07
9
459747.14
2
488842.82
9
516175.14
2
541744.07
9
565549.64
2
587591.82
9
607870.64
2
626386.07
9
643138.14
2
658126.82
9
671352.14
2
682814.07
9
692512.64
2
700447.82
9
706619.64
2
711028.07
9
713673.14
2
714554.82
9
714554.82
9

Universitas Indonesia

18

Kapasitas Pompa Per 10 Menit


800000
600000
400000
200000
0

50

100

150

200

250

300

Volume

6 Pompa

5 Pompa

4 Pompa

3 Pompa

2 Pompa

350

400

Dari grafik dan tabel tersebut dapat dilihat bahwa volume tampungan
bisa didapat dengan mencari selisih volume kapasitas pompa dengan volume
hidrograf satuan waduk.
Jumlah Pompa Aktif
6
5
4
3
2

Volume Tampungan
390554.829
444554.829
498554.829
552554.829
606554.829

Evaluasi
AMAN
AMAN
AMAN
AMAN
AMAN

h
1.50213396
1.70982627
1.91751857
2.12521088
2.33290319

Volume tampungan waduk ini yang akan dibandingkan dengan volume


total waduk. Apabila volume waduk lebih kecil daripada volume tampungan,
maka waduk tersebut tidak aman dan perlu adanya perbaikan dengan cara
pengerukan pendangkalan. Kami mengambil angka aman kedalaman waduk
sebesar 2,4 m agar volume waduk menjadi 624000 m3. Dengan demikian volume
waduk tetap aman untuk menampung.
Terdapat dua pintu air pada inlet Waduk Sunter Selatan Barat dengan
lebar 3 meter dan ketinggian 4 meter. Apabila dibandingkan dengan debit air yang
akan mengalir melewati pintu air sebesar 70,535 m3/s maka dua pintu air tersebut
tidak dapat menahan debit air yang mengalir, sehingga dibutuhkan satu pintu air
tambahan. Tabel di bawah menunjukkan pengolahan data debit pintu air setelah
ditambahkan satu buah.
INLET
Pintu Air

Universitas Indonesia

19

Jumlah
Lebar 1 Pintu
Tinggi
Luas 1 Pintu
Perimeter
Total Luas
Total Perimeter
R
v
Debit Pintu Air

2
3
4
12
14
24
28
0.857142857
2.206737475
52.96169941

Buah
m
m
m2
m
m2
m
m
m/s
m3/s

Kondisi Eksisting
INLET
Pintu Air
Jumlah
3
Lebar 1 Pintu
3
Tinggi
4
Luas 1 Pintu
12
Perimeter
14
Total Luas
36
Total Perimeter
42
R
0.857142857
v
2.206737475
Debit Pintu Air
79.44254911
Ditambahkan Satu Pintu Air

Buah
m
m
m2
m
m2
m
m
m2/s
m3/s

Dapat dilihat pada tabel di atas, debit air yang mengalir melewati pintu
air sebesar 79,44 m3/s, dan karena debit tersebut lebih kecil daripada debit
rencana, maka desain pintu air aman.
2.6 Analisa Pelacakan HECRAS
Untuk mengetahui desain saluran yang dibuat sudah memenuhi,
dibutuhkan analisa pelacakan banjir. Salah satu pelacakan banjir adalah
menggunakan aplikasi HECRAS (HEC River Analysis System).
Berikut ini adalah skema aliran yang dihitung dengan menggunakan
HECRAS:

Universitas Indonesia

20

1.961904*.733333*.495237*.266666*
Sa l u r an 1
.171428*
Reach 1
.104761*
.038094*
Sunter Barat

Gorong-gorong

rumah pompa

Sunter Timur

2 n a r u l aS

.054052*
.117116*
.180179*
.243242*
.306305*
.369369*
.432432*
.495495*
.558558*
.621621*
.684684*
.747747*
Reach
2
.810810*
.873873*
.936936*
1

NoneGeo-Ref
ofGeo-Ref
theNon
XS'
user
Non
sGeo-Ref
interpolated
are
entered
Geo-Ref
Geo-Referenced
user
XSinterpolated
XS
entered (XSXS)

Gambar 2. Skema Aliran Waduk Sunter Selatan dengan HECRAS


Sumber Gambar: Olahan Penulis, 2015

Desain eksisting saluran pada inlet waduk timur adalah 4,5 m x 2 m.


Apabila dimasukkan pada aplikasi tersebut, ditemukan bahwa terjadi banjir.
Sehingga diperlukan perubahan desain yaitu 9 m x 5 m.
Sunter 3
.025

10

Plan: Plan 01 12/23/2015


.025

.025
Legend
EG PF 1

8
Elevation (m)

WS PF 1
6

Ground
Bank Sta

4
2
0
-2

Station (m)

Gambar 2. Desain Eksisting Inlet Waduk Timur


Sumber Gambar: Olahan Penulis, 2015

Universitas Indonesia

21

Sunter 3

Plan: Plan 01 12/23/2015

.025

.025

.025
Legend

Elevation (m)

EG PF 1
WS PF 1

Ground
0

Bank Sta

-1
-2
-3

10

12

Station (m)

Gambar 2. Desain Usulan Saluran Inlet Waduk Timur


Sumber Gambar: Olahan Penulis, 2015

Desain eksisting saluran pada inlet waduk barat adalah 9 m x 3 m.


Apabila dimasukkan pada aplikasi tersebut, tidak terjadi banjir. Dengan demikian
tidak diperlukan perubahan desain saluran inlet.
Sunter 3
.025

5.5

Plan: Plan 01 12/23/2015


.025

.025
Legend

5.0

EG PF 1

Elevation (m)

4.5

WS PF 1

4.0

Ground

3.5

Bank Sta

3.0
2.5
2.0

10

12

14

Station (m)

Gambar 2. Desain Eksisting Saluran Inlet Waduk Barat


Sumber Gambar: Olahan Penulis, 2015

Universitas Indonesia

22

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan evaluasi kecukupan kapasitas
saluran utama (main drain), bangunan inlet dan outlet, serta waduk terhadap
banjir rencana 100 tahunan maka saluran utama, dan kapasitas pompa di waduk
sudah memenuhi apabila kedalaman Waduk Sunter Selatan Timur sebesar 2 m dan
kedalaman Waduk Sunter Selatan Barat sebesar 2,4 m. Namun, bangunan inlet
yaitu pintu air tidak dapat menghambat debit air yang datang dari saluran utama.
Gorong gorong untuk mengalirkan air dari Waduk Sunter Selatan Timur ke
Waduk Sunter Selatan Barat tidak teridentifikasi, sehingga diperlukan usulan
alternatif desain gorong gorong yang menghubungkan kedua waduk.
3.2 Saran
Alternatif desain yang diusulkan oleh penulis adalah penambahan pintu
air di inlet Waduk Sunter Selatan Barat sebanyak satu buah dengan ketinggian 4
meter dan lebar 3 meter. Lalu, dimensi gorong gorong yang dibutuhkan untuk
mengalirkan air dari Waduk Sunter Selatan Timur ke Waduk Sunter Selatan Barat
adalah diameter sebesar 3,8 m. Kedalaman waduk Sunter Selatan Barat dan Timur
yang dibutuhkan agar volume tampungan tetap aman adalah 2,4 m dan 2 m.

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai