Anda di halaman 1dari 116

DAFTAR ISI

Peraturan Walikota Padang Nomor 537 Tahun 2014 tentang


Pengesahan Rencana Strategis SKPD Tahun 2014-2019.

Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang


Tentang Penetapan Rencana Strategis SKPD Tahun 2014-2019 ii
Berita Acara Verifikasi Renstra SKPD Tahun 2014-2010.. iii
DAFTAR ISI. iv
KATA PENGANTAR. iv
DAFTAR GAMBAR.. v
DAFTAR TABEL vi
BAB I

PENDAHULUAN 1

1.1

Latar Belakang....... 1

1.2

Landasan Hukum 3

1.3

Maksud danTujuan 6

BAB II

GaAMBARAN UMUM PELAYANAN.10

2.1

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 10

2.2

Sumber Daya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang. 20

2.3

Kinerja Pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang 23


2.3.1 Analisa Pengelolaan Pendanaan Pelayanan Disbudpar. 23
2.3.2 Penilaian dan Kajian Aspek Lingkungan Eksternal Disbudpar 33
2.3.3 Penilaian dan Kajian Aspek Lingkungan Internal Disbudpar 35

BAB III
3.1

ISU-ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 37


Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Pungsi Pelayanan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang.. 39

3.2

Telaah Visi,Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 40

3.3

Telaah Renstra K/L dan Propinsi 41


3.3.1 Telaah Renstra Kementerian Pariwisata Kota Padang 41
3.3.2 Telaah Renstra Disbudpar Propinsi Sumatera Barat.. 48

3.4

Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS.. 48


3.4.1 Telaah RTRW.

48

3.4.2 Kajian Lingkungan Hidup Strategis. 54


3.5

Penentuan Isu-Isu Strategis. 61

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN.. 67

4.1

Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 67

4.2

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 68

4.3

Strategi dan Kebijakan 73

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK


SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 75

5.1

Program Sekretariat. 76
5.1.1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.. 76
5.1.2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 77
5.1.3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur.. 77
5.1.4 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
Dan Keuangan. 77

5.2

Program Perencanaan Pembangunan Daerah 78

5.3

Program Lingkungan Hidup.. 78

5.4

Program Kebudayaan.. 78
5.4.1 Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya.. 78
5.4.2 Program Pembinaan Seni dan Budaya Daerah 78

5.5

Program Pariwisata.. 79
5.5.1 Program Pengembangan Pemasaran 79
5.5.2 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata79
5.5.3 Program Pengembangan Kemitraan. 80
5.5.4 ProgramPengembangan Produk Kepariwisataan Daerah. 80

BAB VI

INDIKATOR KINERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA YANG


MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 82

BAB VII

PENUTUP93

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Susunan Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Padang

12

Gambar 2.2 Bagan Alir Rencana Strategi Kota Padang Tahun 2014

32

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan..... 20


Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Negeri SipilBerdasarkan Golongan. 21
Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Honor. 21
Tabel 2.4 Jumlah Pegawai Kontrak. 22
Tabel 2.5 Jumlah Wisatawan Mancanegara keKota Padang.. 23
Tabel 2.6 Jumlah Wisatawan Nusantara ke Kota Padang Tahun 2013 24
Tabel 2.7 Rata-Rata Lama Tinggal Wisatawan. 25
Tabel 2.8 Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan 25
Tabel 2.9 Target dan Realisasi Retribusi Daerah Objek Kota Padang.. 26
Tabel 2.10 Capaian Kinerja Pelayanan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Padang. 28
Tabel 2.11 Anggaran dan Realisasi Pendanaan dan Pelayanan Dinas
Kebudayaan dan PariwisataKota Padang. 30

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Saat ini Pariwisata sudah diakui dunia Internasional sebagai sektor penggerak
perekonomian dengan bahan baku yang tak kunjung habis. WTO(World Tourism
Organisation) memperkirakan jumlah wisatawan Internasional (inbound tourism)di
dunia akan mencapai angka sekitar 1.046 milyar orang di tahun 2010 dan 1.602
milyar orang di tahun 2020. Dari jumlah tersebut diantaranya masing-masing 231
juta orang berada di kawasan Asia Timur dan 438 juta orang berada di Pasifik. Para
wisatawan ini akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar USD 2 triliun
pada tahun 2020.
Sepuluh Negara destinasi pariwisata yang paling diminati adalah Prancis,
Amerika Serikat, China, Spanyol, Italia, Inggris, Turki, Jerman, Malaysia, dan
Meksiko. Banyaknya wisatawan yang datang di sepuluh negara terbesar ini
dilatarbelakangi oleh banyak factor. Duafaktor utama yang berpengaruh adalah
banyaknya objek wisata yang populer dan banyaknya kegiatan MICE(Meetings,
Incentives, Conferences, Exhibitions) yang diselenggarakan.
Jumlah (wisman) wisatawan mancanegara ke Indonesia relatif mengalami
peningkatan.Jumlah wisatawan ke Indonesia tahun 2013 sebanyak 8 juta orang.
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia yang paling rendah atau low
season

terjadi pada setiap awal tahun. Sedangkan jumlah wisman ke Indonesia

mengalami puncaknya atau peak season pada tengah dan akhir tahun.
Kota Padang sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia yang terletak di
pantai Barat Pulau Sumatera, mempunyai potensi yang cukup besar terutama di
bidang kepariwisataan dan kelautan.Kedudukannya yang sangat strategis sebagai
pusat pemerintahan, perdagangan serta transportasi regional di Sumatera Barat
merupakan nilai lebih dari daerahdaerah lain di Sumatera Barat.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 4 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang Tahun 2010-2030, luas wilayah daratKota
Padang + 694,96 km,luas lautan720 km2.Kota Padang terdiri dari 11 Kecamatan dan

104 Kelurahan. Luas daratan Kota Padang setara dengan 1,65% dari luas Provinsi
Sumatera Barat. Lebih dari 60% luas Kota Padang ( 434,63 km) merupakan daerah
perbukitan yang ditutupi hutan lindung, sementara selebihnya merupakan daerah
efektif perkotaan. Kota Padang memiliki garis pantai sepanjang 84 km dan pulau kecil
sebanyak 19 buah di antaranya yaitu Pulau Sikuaidengan luas 4,4 ha di Kecamatan
Bungus Teluk Kabung, Pulau Toran seluas 25 ha dan Pulau Pisang Gadang di
Kecamatan Padang Selatan). Daerah perbukitan membentang di bagian Timur dan
Selatan kota. Bukit-bukit yang terkenal di Kota Padang di antaranya adalah Bukit
Lampu, Gunung Padang, Bukit Gado-Gado, dan Bukit Pegambiran.
Sebagai salah satu daerah tujuan wisata potensial di Sumatera Barat,
Pemerintah Kota Padang mencanangkan pembangunan sektor kepariwisataan dan
pelestarian kebudayaan alam Minangkabau sebagai salah satu sektor unggulan
pembangunan. Sejalan dengan arah kebijakan tersebut maka penetapan kawasan
objek wisata dan pelestarian budaya yang akan dikembangkan harus disesuaikan
dengan potensi yang dimiliki. Jenis-jenis wisata yang akan dikembangkan di Kota
Padang sangat beragam di antaranya; wisata bahari, wisata budaya, wisata alam,
wisata

olah

raga/minat

khusus,

wisata

kuliner,

wisata

sejarah

dan

wisata

MICE(Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions).Pelestarian budaya wajib untuk


dilindungi baik perlindungan secara internal maupun eksternal.Adat Istiadat harus
dilestarikan sehingga karakteristik suatu kawasan wisata dapat diperkuat.Selanjutnya
seni pertunjukan, karya cipta para leluhur perlu dibentengi dari ancaman global yang
mengintai.
Keragaman produk wisata tersebut merupakan modal dasar dari kebijakan
pemerintah terhadap penetapan pariwisata dan budaya sebagai salah satu sektor
unggulan dalam percepatan perekonomian di Kota Padang. Rencana Strategis
Pemerintah Kota Padang dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
tahun 20142019 menetapkan 3 (tiga) faktor pengembangan Pariwisata Kota Padang
yaitu :
1. Pembenahan Destinasi Wisata terpadu Gunung Padang yang meliputi: Gunung
Padang dengan Jembatan Siti Nurbaya, Pelabuhan Muara dengan Kota Tua, Pantai
Air Manis dengan Legenda Batu Malin Kundang dan Penataan Pantai Padang.

2. Pelestarian Budaya, dengan menggerakkan sanggar-sanggar kesenian budaya


Minang, permainan anak nagari, dan melaksanakan event-event yang berbasis
kesenian Minang.
3. Peningkatan

kemitraan

dan

kerjasama

dengan

berbagai

pihak

terkait

(Kementerian/Provinsi/Kab/Kota) baik didalam maupun diluar negeri, lembaga adat,


organisasi pariwisata, organisasi seni, lembaga pendidikan, industri kreatif
pariwisata, kelompok sadar wisata, media cetak dan elektronik, investor pariwisata
dan

masyarakat

dalam

rangka

percepatan

peningkatan

pendapatan

dan

kesejahteraan masyarakat Kota Padang.


Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ini mengacu dan
berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)Kota
Padang Tahun 2014-2019. Hal ini merupakan wujud dari sistem kerja perangkat
daerah dan keterkaitan antara kebijakan rencana pembangunankota dengan rencana
setiap SKPD yang ada di Kota Padang. Dampak dari keterkaitan ini adalah adanya
konsistensi, sinkronisasi dan keterpaduan kebijakan dan program untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas program pembangunan daerah.
1.2

Landasan Hukum
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang

Nomor

25

Tahun

2004

tentang

Sistem

Perencanaan

Pembangunan Nasional ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004


Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33);
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia 2008 Nomor 4725);
8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara
Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4966);
9.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara


Tahun 2010 Nomor 103, Tambahan Lembaran Nomor 5168);

10. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;


11. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587)
12. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tentang Perubahan Batas Wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II Padang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1980 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3164);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578) ;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan

antara

Pemerintah,

Pemerintahan

Daerah

Provinsi

dan

Pemerintahan Kab/kota;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
19. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
20. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012;
21. Peraturan

Pemerintah

Nomor

50

Tahun

2011

tentang

Rencana

Induk

Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 2025.


22. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengawasan Melekat;
23. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah;
24. Instruksi Presiden Nomor 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan
Kebudayaan Pariwisata;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan dan Tata
Cara Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra
SKPD);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72, Tahun 2013, tentang Pedoman
Pembangunan Wilayah Terpadu;
27. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Barat 2005-2025;

28. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014-2025;
29. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Kota Padang 2004-2020;
30. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 04 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Kota Padang (Lembaran Daerah Kota Padang Tahun 2008 Nomor
04);
31. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan
Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 Revisi Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kota Padang Tahun 2009-2014;
32. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang RTRW Kota Padang 2010-2030;
33. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 5 Tahun 2012 tentang Tanda Daftar Usaha
Pariwisata
34. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 14 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 16 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah;
35. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kota Padang Tahun 2014-2019.
36. Peraturan Walikota Padang Nomor 65 Tahun 2012 tentang Penjabaran Tugas
Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;
37. Peraturan Walikota Padang Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pembentukan,
Penamaan, Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Unit Pelaksana Teknis Pada
Dinas dan Badan di lingkungan Pemerintah Kota Padang.
1.3

Maksud dan Tujuan


Rencana Strategis (Renstra) Tahun 20142019 ini disusun dengan maksud
untuk dipahami dan dipedomani oleh berbagai pihak yang terkait dalam
penyelenggaraan pembangunan kebudayaan dan industri pariwisata, baik secara
langsung maupun tidak langsung, baik yang berupa fisik maupun non fisik, tentang
gambaran pembangunan pariwisata Kota Padang dalam kurun waktu 5 tahun ke
depan. Kesamaan persepsi dan kesamaan pemahaman terhadap pola pembangunan
dengan berbagai kebijakan dan skala prioritas yang akan dilakukan, diharapkan

akan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan yang serasi dan didukung secara


penuh oleh insan budaya dan pariwisata berdasarkan prinsip keseimbangan,
keadilan, saling menguntungkan dan keberpihakan pada ekonomi masyarakat,
penciptaan lapangan kerja dan kelestarian lingkungan dan budaya.
Tujuan Renstra ini dibuat agar dapat menjadi landasan dan acuan dalam
penyusunan strategi dan program serta kegiatan yang dilaksanakan para pemangku
kepentingan kebudayaan dan pariwisata/stakeholderskepariwisataan dan pendukung
pariwisata di Kota Padang. Renstra ini dimaksudkan sebagai:
1. Penjabaran visi, misi dan program Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang;
2. Pedoman dalam pelaksanaan program

dan kegiatan Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Padang;


3. Keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan;
4. Terciptanya

konsistensi

pembangunan

yang

terintegrasi,

sinkronisasi

dan

kesinergian antara programPemerintahDaerah, Provinsi dan Pemerintah Pusat.


1.4

Sistematika Penulisan
Setiap instansi pemerintah sampai dengan tingkat eselon II mempunyai
Rencana Strategi tentang program-program utama yangakandicapai selama 1 (satu)
sampai 5 (lima) tahunan. Rencana strategi dimaksud mencakup:
1. Uraian tentang visi, misi, strategi dan faktor-faktor kunci keberhasilan
organisasi;
2. Uraian tentang tujuan, sasaran dan aktivitas organisasi;
3. Uraian tentang cara mencapai tujuan dan sasaran;
Penulisan Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang Tahun 20142019 terdiri dari 7 bab yang saling berkaitan satu sama lain dan secara umum
berisikan hal-hal sebagai berikut:

BAB I

PENDAHULUAN
Memuat latar belakang penyusunan Rencana Strategis,maksud dan tujuan,
landasan hukum, serta sistematika penulisan.

BAB II

GAMBARAN UMUM PELAYANAN (SKPD) DINAS KEBUDAYAAN DAN


PARIWISATA KOTA PADANG
Memuat gambaran umum Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi, Sumber
daya Manusia (Aparatur) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang,
Kinerja Pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang,
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Padang.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


Menguraikan tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan
fungi pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Telaah visi, misi dan
program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Telaah Renstra
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) serta Penentuan
Isu-Isu Strategis.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Menguraikantentang visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang.
BAB V RENCANA,

PROGRAM,

KEGIATAN,

INDIKATOR

KINERJA

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF


Bab ini menguraikan tentang rencana, program kegiatan dan indikator
kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang yang secara
langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Padang dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen
untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA


KOTA PADANG YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD
Bab ini menguraikan tentang indikator kinerja Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Padang yang mengacu pada tujuan dan sasaran dalam
rancangan awal RPJMD.
BAB VII PENUTUP
LAMPIRAN

BAB II
GAMBARAN UMUM PELAYANAN
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA PADANG
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Padang
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 14 Tahun 2012 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 16 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah dan Peraturan Walikota Padang
Nomor 65 Tahun 2012 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan
dan

Pariwisata,

maka

Dinas

Kebudayaan

dan

Pariwisata

mempunyai

tugas

melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kebudayaan dan pariwisata serta


tugas pembantuan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai fungsi:
1.

Perumusan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata;

2.

Penyelenggaraan

urusan

pemerintah

dan

pelayanan

umum

di

bidang

kebudayaan dan pariwisata;


3.

Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang kebudayaan dan pariwisata;

4.

Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;

5.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta

posisi yang ada pada suatu dinas dalam menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan
kegiatan pekerjaan antara satu bidang atau seksi dengan yang lain dan bagaimana
hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Struktur organisasi Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata mencakup hal hal sebagai berikut:
1.

Spesialisasi kegiatan baik berupa tugas individu maupun tugas kelompok dalam
kedinasan dan mengelompokkan tugas-tugas tersebut ke dalam unit kerja.

10

2.

Standarisasi kegiatan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja yang digunakan
dalam kedinasan.

3.

Sentralisasi dan desentralisasi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.


Dalam

dilakukan

struktur
oleh

para

organisasi
pimpinan

yang

disentralisasikan,

puncak

saja.Dalam

pengambilan

keputusan

desentralisasi,

kekuasaan

pengambilan keputusan didelegasikan kepada individu-individu pada tingkat-tingkat


manajemen menengah dan menengah bawah.
Keputusan didelegasikan kepada individu-individu pada tingkat-tingkat manajemen
menengah dan menengah bawah.

11

Gambar 2.1
Bagan Susunan Organisasi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
KEPALA DINAS

SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KASUBAG
UMUM

KASUBAG
KEUANGAN

BIDANG PROGRAM

BIDANG SENI DAN

BIDANG OBJEK DAN

BIDANG

DAN PENGEMBANGAN

BUDAYA

SARANAWISATA

PEMASARAN

SEKSI PERENCANAAN

SEKSI PELESTARIAN

SEKSI OBJEK DAN

DAN PENDATAAN

BUDAYA

DAYA TARIKWISATA

SEKSI EVALUASI DAN

SEKSI PEMBINAAN

SEKSI PEMBINAAN

SEKSI PELAYANAN

PELAPORAN

SENI

USAHA PARIWISATA

INFORMASI

SEKSI PROMOSI
DAN KERJASAMA

UPTD TAHURA

Berdasarkan Peraturan Walikota Padang Nomor 65 Tahun 2012 tentang Penjabaran


Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Tugas Pokok dan Fungsi
masing-masing adalah sebagai berikut:

12

KEPALA DINAS
(1) Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin dan mengatur penyelenggaraan urusan
kebudayaan dan pariwisata dan tugas pembantuan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan demi terwujudnya kebudayaan dan pariwisata
berkualitas, berakhlak mulia, dan berdaya saing tinggi.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Dinas
mempunyai fungsi :
a. Menyusun kebijakan teknis bidang Kebudayaan dan Pariwisata berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan demi terwujudnya kebudayaan dan
pariwisata yang berkualitas melalui system yang kondusif;
b.

Merumuskan sasaran kebijakan teknis bidang kebudayaan dan pariwisata


berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk pencapaian
kebudayaan dan pariwisata yang berkualitas, berhasil dan berdaya guna;

c. Merumuskan program kerja dinas kebudayaan dan pariwisata berdasarkan


ketentuan

peraturan

perundang-undangan

agar

penyelenggaraan

urusan

kebudayaan dan pariwisata dapat terukur secara optimal;


d. Mengkoordinasi penyelenggaraan urusan kebudayaan dan pariwisata dengan
para stakeholdersterkait berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
agar terwujudnya sinkronisasi kebijakan dengan baik;
e. Mengendalikan penyelenggaraan urusan kebudayaan dan pariwisata berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bentuk upaya menjaga mutu
dan efisiensi kebudayaan dan pariwisata;
f.

Membina aparatur dalam penyelenggaraan urusan kebudayaan dan pariwisata


berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar pencapaian hasil
pelaksanaan tugas dapat lebih efisien dan efektif;

g. Mengarahkan penyelenggaraan urusan kebudayaan dan pariwisata berdasarkan


ketentuan perundang-undangan demi tercapainya pelaksanaan tugas yang tepat
sasaran;

13

h. Menyelenggarakan urusan kebudayaan dan pariwisata dan tugas pembantuan


meliputi manajemen, penelitian dan pengembangan, berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan demi terwujudnya pembangunan sumber daya
manusia yang berkualitas;
i.

Mengevaluasi penyelenggaraan urusan kebudayaan dan pariwisata berdasarkan


ketentuan peraturan perundang-undangan guna mengetahui keberhasilan
pelaksanaan tugas secara komprehensif;

j.

Melaporkan penyelenggaraan urusan kebudayaan dan pariwisata secara periodic


berdasarkan

ketentuan

peraturan

perundang-undangan

sebagai

bentuk

akuntabilitas kinerja;
k. Pengguna anggaran dinas;
l.

Pengguna barang dinas; dan

m. Melaksanakantugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan


tugas dan fungsinya.
SEKRETARIAT
(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
(2) Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan
administrasi kepada seluruh satuan organisasi dilingkugan Dinas yang meliputi
urusan umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, kehumasan, kearsipan,
perpustakaan, dokumentasi, evaluasi dan pelaporan.
(3) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretariat
mempunyai fungsi :
a. Mengkoordinir penyusunan administrasi umum dan urusan rumah tangga dinas,
perlengkapan dan peralatan, kepegawaian, kehumasan, dokumentasi, kearsipan
dan perpustakaan serta evaluasi pelaksanaan tugas dinas;
b. Mengkoordinir penyelenggaraan fungsi tata usaha keuangan dinas;

14

c. Mengkoordinir perencanaan dan program serta kegiatan Dinas;


d. Menyelenggarakan

pengkajian

perencanaan

dan

program

kesekretariatan

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;


e. Melakukan pembinaan organisasi dan tata laksana Dinas berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
f. Meningkatan sumberdaya manusia berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan;
g. Membuatevaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sekretariat;
h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
BIDANG PROGRAM DAN PENGEMBANGAN
Bidang Program dan Pengembangan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
1. Bidang Program dan Pengembangan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas di
bidang program dan pengembangan kebudayaan dan pariwisata serta menyusun
rencana kerja dan program Dinas.
2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang
Program dan Pengembangan mempunyai fungsi :
a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran ;
b. Menyelenggarakan pengkajian di bidang kebudayaan dan pariwisata serta
penyusunan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran dan/atau program
dan kegiatan Dinas;
c. Mengkoordinasikan penyiapan bahan penetapan kebijakan di bidang program
dan

pengembangan

Kebudayaan

dan

Pariwisata

berdasarkan

ketentuan

peraturan perundang-undangan;
d. Mengevaluasi program dan kegiatan pembangunan pariwisata serta membuat
rumusan saran penyesuaian;
e. Menyelenggarakan kerjasama internasional pengembangan destinasi pariwisata
skala kota;

15

f.

Menyelenggarakan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kota;

g. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi pengembangan pariwisata skala


kota;
h. Menyelenggarakan penghimpunan dan membuat laporan pelaksanaan tugas
bulanan dan tahunan Dinas berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan;
i.

Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Bidang Program dan


Pengembangan;

j.

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya.

BIDANG SENI DAN BUDAYA


1. Bidang Seni dan Budaya dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas.
2. Bidang Seni dan Budaya mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam iliman,
kesenian,

sejarah

dan

purbakala,

pembinaan,

pelaksanaan

dan

pelestarian

kebudayaan, tradisi, perfileman, kesenian, sejarah dan purbakala.


3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Seni
dan Budaya mempunyai fungsi :
a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran dan/atau program
dan purbakala;
b. Mengkoordinasikan dan menyiapkan bahan penetapan kebijakan di bidang
kebudayaan, tradisi, perfilman, kesenian, sejarah dan purbakala;
c. Melakukan pembinaan teknis pelaksanaan di bidang kebudayaan, tradisi,
perfileman, kesenian, sejarah dan purbakala berdasarkan peraturan perundangundangan;
d. Mengkaji dan menganalisa data potensi kesenian dan kebudayaan daerah
Minangkabau serta melakukan pengawasan terhadap perkembangan seni dan
budaya daerah Minangkabau di kota Padang;
e. Menyiapkan bahan penyusunan kegiatan di bidang kebudayaan, tradisi,
perfileman, kesenian, sejarah dan purbakala;
f.

Memberikan pelayanan, pengawasan dan pemantauan dalam hal pembinaan di


bidang kebudayaan, tradisi, perfileman, kesenian, sejarah dan purbakala;

16

g. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan, tradisi,


perfileman, kesenian, sejarah dan purbakala;
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

BIDANG OBJEK DAN SARANA WISATA


1.

Bidang Objek dan Sarana Wisata dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Dinas.

2.

Bidang Objek dan Sarana Wisata mempunyai tugas membantu Keapala Dinas
menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha-usaha di bidang
pariwisata serta pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di obejk wisata.

3.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Objek dan
Sarana Wisata mempunyai fungsi;
a. Mengkoordinasikan penyiapan rencana kerja dan anggaran dan/atau program dan
kegiatan Bidang Objek dan Sarana Wisata;
b. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang objek wisata dan sarana
wisata berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Menyelenggarakan pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan
pedoman pengembangan destinasi pariwisata;
d. Menyelenggarakan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan kebijakan
dalam pembinaan usaha dan penyelenggaraan usaha pariwisata skala kota;
e. Melakukan pengawasan, dan pemeliharaan objek wisata serta sarana dan
prasarana yang ada di objek wisata;
f. Menyelenggarakan kerjasama pengembangan destinasi pariwisata skala kota;
g. Menyelenggarakan monitoring dan pembuatan evaluasi dan laporan pelaksanaan
tugas bidang objek dan sarana wisata;
h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya

17

BIDANG PEMASARAN
1.

Bidang Pemasaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

2.

Bidang

Pemasaran

mempunyai

tugas

membantu

Kepala

Dinas

dalam

menyelenggarakan tugas di bidang pemasaran kepariwisataan yang mencakup


penjualan produk-produk wisata Kota Padang, bekerjasama dengan pelaku-pelaku
wisata dan industri pariwisata serta memberikan pelayanan informasi kepada
Wisatawan yang datang ke Kota Padang, baik Wisatawan Nusantara maupun
Wisatawan Luar Negeri;
3.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang


Pemasaran mempunyai fungsi:
a. Mengkoordinasikan susunan rencana kerja dan anggaran dan/atau program dan
kegiatan Bidang Pemasaran;
b. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis kegiatan pembinaan dan
pelaksanaan kebijakan Bidang Pemasaran berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. Mengkoordinasikan penyiapan bahan penetapan dan pelaksanaan pedoman
perencanaan

pemasaran

skala

kota,

partisipasi

dan

penyelenggaraan

pameranevent budaya dan pariwisata skala kota, penyelenggaraan widya wisata


skala kota, dan kerjasama pemasaran skala kota;
d. Menyelenggarakan promosi skala kota yang meliputi penyelenggaraan widya
wisata

serta

mengirim

penyelenggaraan

dan

menerima

pameran/event,

peserta

roadshow

group

bekerja

widya
sama

wisata,
dengan

pemerintah/provinsi, pengadaan sarana pemasaran, pembentukan perwakilan


kantor promosi pariwisata atau Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD),
penyediaan informasi pariwisata ke pusat pelayanan infomrasi pariwisata provinsi
dan pembentukan pusat pelayanan informasi pariwisata;
e. Menyelenggarakan event promosi di luar negeri dengan dan/atau di bawah
koordinasi pemerintah dan provinsi;

18

f. Menyelenggarakan pengembangan sistem informasi pemasaran pariwisata skala


kota;
g. Menyelenggarakan penerapan branding pariwisata nasional dan penyiapan bahan
penetapan taglinepariwisata skala kota;
h. Melaksanakan kerjasama dengan pelaku wisata dalam rangka memasarkan wisata
yang ada di Kota Padang, serta berkoordinasi dengan bidang-bidang yang lain di
lingkungan Dinas;
i. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait baik di lingkungan pemerintah
Kota Padang, Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Departemen;
j. Melaksanakan kegiatan promosi wisata di dalam maupun luar negeri melalui
event-event wisata;
k. Memberikan pelayanan informasi wisata kepada Wisatawan Nusantara maupun
Wisatawan Luar negeri;
l. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Bidang Pemasaran;
m. Melaksanakan tugas kedinasanlain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
UPT TAMAN WISATA HUTAN RAYA BUNG HATTA (TAHURA)
1.

UPT Tahura mempunyai tugas membantu sebagian tugas Kepala Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata dalam melaksanakan tugas teknis tertentu di bidang Kebudayaan dan
Pariwisata;

2.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), UPT Tahura
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Melaksanakan

penatausahaan

program/kegiatan,

keuangan,

peralatan,

perlengkapan aset, kepegawaian dokumentasi dan arsip dilingkup bidang


tugasnya;
b. Menghimpun potensi-potensi Tahura;
c. Merencanakan pengembangan Tahura;

19

d. Melaksanakan koordinasi penyelamatan pengamanan Hutan Raya Bung Hatta;


e. Melaksanakan operasional Tahura;
f.

Melaksanakan koordinasi pemberian izin pemakaian fasilitas Tahura;

g. Melaksanakan pemungutan dan penyetoran retribusi ke kas daerah melalui


bendaharawan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
h. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap realisasi kegiatan Tahura;
i.

Menerima dan melayani kunjungan para tamu dan wisatawan ke Tahura;

j.

Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

2.2

Sumber Daya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang


Sejalan dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 14 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, maka Badan Kepagawaian Daerah
Kota Padang, yang disetujui oleh pimpinan daerah, telah memformulasikan pegawai
yang akan mengemban tugas pokok dan fungsi yang ada di Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata. Semua staf yang ada dilingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Padang diatur melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dengan formasi sebagai berikut:
TABEL 2.1
JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN PENDIDIKAN
Tahun
Pendidikan

2010

2011

2012

2013

2014

(Jiwa)

(Jiwa)

(Jiwa)

(Jiwa)

(Jiwa)

SD

SLTP

SLTA

11

11

11

14

14

20

DIPLOMA

S1

11

11

11

13

11

S2

12

12

12

15

15

DOKTOR

Jumlah

45

45

43

43

45

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang

TABEL 2.2
JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN GOLONGAN
Tahun
2010

2011

2012

2013

2014

(Jiwa)

(Jiwa)

(Jiwa)

(Jiwa)

(Jiwa)

II

11

11

11

11

13

III

25

25

23

24

24

IV

Jumlah

45

45

43

45

47

Golongan

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang


TABEL 2.3
JUMLAH PEGAWAI HONOR

No.

TEMPAT

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

UPTD TAHURA
UPTD AIR MANIS
UPTD PANTAI PADANG
UPTD PASIR JAMBAK
UPTD LB. PERAKU
UPTD TAMAN SITI NURBAYA
SEKRETARIAT
BIDANG OBJEK
TOTAL

JUMLAH
(Jiwa)
5
2
0
1
0
1
1
1
11

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang

21

TABEL 2.4
JUMLAH PEGAWAI KONTRAK

No.

TEMPAT

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

UPTD TAHURA
UPTD AIR MANIS
UPTD PANTAI PADANG
UPTD PASIR JAMBAK
UPTD LB. PERAKU
UPTD TAMAN SITI NURBAYA
UPTD MUSIUM
PETUGAS KEBERSIHAN KANTOR
TOTAL

JUMLAH
(Jiwa)
4
1
7
2
0
0
1
3
21

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang

2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang


Kinerja pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang meliputi 2 (dua)
garapan urusan Pemerintahan:
1. Urusan Wajib Kebudayaan;
Melaksanakan pelayanan yang berkaitan dengan Kesenian dan Kebudayaan melalui
fasilitas kegiatan kesenian kebudayaan yang dilaksanakan baik oleh Dinas maupun oleh
masyarakat, melindungi keberadaan bangunan cagar budaya, pelestarian kesenian
tradisional, pelaksanaan pergelaran/festival seni budaya, pemberian tanda daftar
legalisasi sanggar/lingkung seni, fasilitasi keberadaan ruang untuk pengelaran seni
budaya masyarakat, promosi seni budaya di luar daerah serta memfasilitasi kegiatankegiatan yang mendorong motivasi masyarakat untuk memberdayakan kesenian
tradisional melalui regulasi kesenian tradisional.
2. Urusan Pilihan Kepariwisataan;
Melaksanakan pelayanan yang berkaitan dengan kepariwisataan melalui investasi
destinasi

pariwisata,

promosi,

kerjasama

dengan

mitra

pariwisata,

fasilitas

kegiatanevent kepariwisataan, pembinaan SDM pariwisata, pengelolaan sarana wisata


dan objek wisata.
Pelayanan Kualitas kepariwisataan seringkali diukur dari lama tinggal dan besaran
pengeluaran

wisatawan.Semakin

lama

tinggal

wisatawan

dan

semakin

besar

pengeluaran wisatawan, semakin baik pula kualitas kepariwisataan.Pengembangan

22

dayatarik wisata dapat meningkatkan pengeluaran wisatawan dan lama tinggal


wisatawan melalui keberadaan produk dan jasa sebagai souvenir dan sebagai hiburan di
daerah destinasi wisata.Produk-produk dari subsektor kerajinan, fesyen, dan pasar
barang seni dapat menjadi souvenir, sementara produk dan jasa kuliner, musik, seni
pertunjukan, film, video, fotografi, desain, dan arsitektur dapat menjadi hiburan di
daerah destinasi wisata.
Indikasi ini merupakan sinyal positif bagi upaya-upaya pembangunan untuk
meningkatkan kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang, seperti lama
tinggal, dan pengeluaran wisman.
2.3.1 Analisis Pengelolaan Pendataan Jumlah Wisatawan
Pelayanan pariwisata sering kali diukur dari lama tinggal dan besaran
pengeluaran

wisatawan.Semakin

lama

tinggal

wisatawan

dan

semakin

besar

pengeluaran wisatawan, semakin baik pula kualitas kepariwisataan.Pengembangan daya


tarik wisata dapat meningkatkan pengeluaran wisatawan dan lama tinggal lama tinggal
wisatawan melalui keberadaan produk dan jasa sebagai souvenir dan sebagai hiburan di
daerah destinasi wisata.Produk Produk dari subsector kerajinan, fesyen, dan pasar
barang seni dapat menjadi souvenir, sementara produk dan jasa kuliner, music, seni
pertunjukan, film, video, fotografi, desain, dan arsitektur dapat menjadi hiburan di
daerah destinasi wisata.
TABEL 2.5
JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA KE KOTA PADANG
Tahun
No

Negara

2009

2010

2011

2012

2013

(Jiwa)
2.125

(Jiwa)
2.205

(Jiwa)
2.215

(jiwa)
2.345

1.

BELANDA

(Jiwa)
2.095

2.

JERMAN

701

715

809

812

815

3.

PERANCIS

390

387

421

431

551

SWISS

95

87

5.

ITALIA

129

130

95

95

90

6.

INGGRIS

417

421

403

429

471

23

No

Negara

Tahun

7.

USA

713

726

730

740

790

8.

CANADA

108

119

115

114

121

9.

AUSTRALIA

3.095

3.872

4.009

4.260

4.068

10.

NEW ZEALAND

203

197

199

191

201

11.

MALAYSIA

31.584

32.184

32.983

36.970

37.021

12.

SINGAPURA

2.901

3.001

3.012

3.633

2.879

13.

JEPANG

809

896

898

849

583

14.

LAINNYA

2.905

2.142

1.640

2.641

3.035

TOTAL

46.143

47.002

47.609

53.368

53.057

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang

TABEL 2.6
JUMLAH WISATAWAN NUSANTARA KEKOTA PADANGTAHUN 2013
No.

Bulan

Jumlah (Jiwa)

1.

Januari

130.030

2.

Februari

199.333

3.

Maret

277.884

4.

April

178.481

5.

Mei

210.623

6.

Juni

225.622

7.

Juli

567.015

8.

Agustus

265.526

9.

September

237.283

10.

Oktober

174.951

11.

November

273.616

12.

Desember

260.952

TOTAL

3.001.306

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang

24

TABEL 2.7
RATA-RATA LAMA TINGGAL WISATAWAN
No

Tahun

Nusantara (Hari)

Mancanegara (Hari)

1.

2009

2.99

1.48

2.

2010

3.00

1.50

3.

2011

3.25

1.50

4.

2012

3.25

2.00

5.

2013

3.50

2.00

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang

TABEL 2.8
RATA-RATA PENGELUARAN WISATAWAN
Tahun

Nusantara

Mancanegara

2009

(Rp)
665.000

(Rp)
350.000

2010

1.550.000

550.000

2011

2.000.000

1.000.000

2012

2.125.000

1.500.000

2013

2.125.000

1.500.000

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang

25

2.3.2 Analisis Pengelolaan Pendanaan Pelayanan Dinas Kebudayaan dan


Pariwisata Kota Padang
TABEL 2.9
TARGET DANREALISASI RETRIBUSI DAERAH OBJEK WISATA KOTA
PADANGKEADAAN: DESEMBER 2013
No

1
2
3
4

5
6

7
8
9
10
11

Jenis
Penerimaan
Retribusi
Tempat dan
Rekreasi
Olahraga
Objek Wisata
Pantai Air Manis
Objek Wisata
Pantai Pasir
Jambak
Objek Wisata
Gunung Padang
Pemandian
Lubuk
Minturun/Air
Dingin
Pemandian
Lubuk Peraku
Taman Hutan
Raya Bung Hatta
- Karcis Masuk
- Kamar VIP
- Kamar Biasa
- Ruang
Pertemuan
- Bumi
Perkemahan
Taman Ria
Pantai Padang
Pemakaian MCK
Pantai Padang I
Pemakaian MCK
Pantai Padang II
Pemakaian MCK
Pantai Padang
III
Pemakaian MCK
Pantai Pasir

Target
Tahun
2013

Realisasi
Bulan Ini
s/d Bulan
Ini

185.000.000 102.350.000

15.475.000

117.825.000

64

50.000.000

29.000.000

3.000.000

32.000.000

64

75.000.000

55.500.000

8.500.000

64.000.0000

85

7.000.000

1.500.000

325.000

1.825.000

26

8.000.000

2.380.000

2.380.000

30

8.000.000
15.000.000
125.000.000
15.000.000

3.050.000
5.400.000
1.350.000

690.000
1.050.000
-

3.740.000
1.050.000
5.400.000
1.350.000

47
7
4
9

5.000.000

3.850.000

3.850.000

77

49.877.000

41.700.000

8.340.000

50.040.000

100

7.000.000

7.000.000

880.000

880.000

13

8.000.000

2.180.000

2.180.000

27

5.000.000

250.000

600.000

850.000

17

Bulan Lalu

26

12
13
14
15
16
17

Jambak
Pemakaian MCK
6.073.000
Pantai Air Manis
Pemakaian Kios
66.000.000
12.655.000
Pemda Lama
Pemakaian Kios
99.000.000
42.930.000
Pemda Baru
Pedagang
100.000.000 15.841.000
Gerobak Danau
Cimpago
Pedagang
33.000.000
250.000
Gerobak Pantai
Padang
Pemakaian Lokasi Objek Wisata
- Acara
7.000.000
7.500.000
Hiburan/Pameran
/Promosi
Sewa Sound
10.500.000
5.000.000
System
Sewa Orgen
8.550.000
2.800.000
Tunggal
Jumlah
900.000.000 336.366.000
Penerimaan

1.000.000

1.000.000

16

880.000

13.535.000

21

2.860.000

45.790.000

46

15.841.000

16

250.000

5.500.000

13.000.000

186

5.000.000

48

900.000

3.700.000

43

49.120.000

385.486.000

42,8

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang

27

Tabel 2.10
Capaian KinerjaPelayanan SKPD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang 2013
No.

Nama Indikator

Target SPM

Target IKK

Target Indikator Lainnya

2012

2013

1.

Pertemuan Sastrawan Nusantara Melayu Raya (Numera)

100

100

100

2.

Pelaksanaan event event kesenian dalam dan luar negeri

100

100

100

3.

Tampilan Seni Tradisional Minangkabau secara Rutin/Berkala

100

100

100

4.

Festival Sitti Nurbaya

100

100

100

6.

Pelaksanaan Event kesenian dalam acara APEKSI

100

100

100

7.

Identifikasi Pendataan dan Pelestarian Benda Cagar Budaya

100

8.

Pelaksanaan Festival Rendang

100

100

100

9.

Pembinaan Kesenian Anak Nagari

100

100

10.

Pemeliharaan Rutin/Berkala Bangunan Objek Wisata Kota


Padang

100

100

100

11.

Pembinaan Usaha Pariwisata Kota Padang dan Pengelolaan


Objek Wisata

100

100

100

12

Penyediaan Sarana Pendukung Pariwisata di kawasan Danau


Cimpago

100

13.

Pembangunan Sarana Prasarana di Objek Wisata

100

100

14.

Peningkatan Kebersihan Objek Wisata Pantai

100

100

100

28

15.

Talkshow kepariwisataan dan TIC

100

100

100

16.

Pengiriman tenaga terampil Pariwisata ke Malaysia

100

17.

Pembinaan dan Pengembangan Industri Kreatif Pariwisata

100

100

100

18.

Pengembangan pelayanan informasi produk pariwisata melalui


Website

100

19.

Penyusunan Kajian Akademis Ranperda Masterplan


Kepariwisataan

100

20.

Pelaksanaan Promosi Pariwisata Dalam dan Luar negeri

100

100

100

21.

Tour de Singkarak

100

100

100

22.

Pemilihan Duta Wisata

100

100

100

23.

Pembuatan Bahan Bahan Promosi Pariwisata

100

100

100

24.

Evaluasi kegiatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

100

100

29

Tabel 2.11
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KotaPadang

Nama
Indikator

Anggaran pada Tahun ke-

Realisasi Anggaran pada Tahun ke-

Rasio antara Realisasi


dan Anggaran Tahun
ke1
2
3
4
5

Rata-rata
Pertumbuha
n
Angga Real
ran
isasi

1(2009)

2(2010)

3(2011)

4(2012)

5(2013)

1(2009)

2(2010)

3(2011)

4(2012)

5(2013)

10

11

12

13

14

15

16

17

18

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

0
%

0
%

0
%

0
%

0
%

0%

0%

350.152.0
00,00

350.770.0
00,00

500.000.0
00,00

837.927.0
00,00

900.000.0
00,00

220.457.7
80,00

139.217.5
00,00

259.222.5
00,00

437.979.5
00,00

385.486.0
00,00

62,
96
%

39,
69
%

51,
84
%

52,
27
%

42,
83
%

25 %

25 %

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

0
%

0
%

0
%

0
%

0
%

0%

0%

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

0
%

0
%

0
%

0
%

0
%

0%

0%

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

0
%

0
%

0
%

0
%

0
%

0%

0%

PENDAPATAN
DAERAH
Pendapatan Asli
Daerah
-

Hasil pajak
daerah

Hasil retribusi
daerah

Hasil
pengelolaan
kekayaan
daerah yang
dipisahkan
Lain-lain PAD
yang Sah

Pendapatan
hibah

30

BELANJA
DAERAH
Belanja Tidak
Langsung
-

Belanja
pegawai

Gaji dan
Tunjangan

Tambahan
Penghasilan
PNS

2.232.329.
216,00

2.375.067.
196,00

2.199.871.
842,73

2.725.944.
219,74

2.146.437.
563,00

1.141.478.
718,00

2.109.820.
808,00

2.628.876.
545,00

96,
15
%

50,
60
%

95,
91
%

96,
44
%

1.935.739.
216,00

1.819.086.
670,00

2.130.417.
196,00

1.961.775.
492,73

2.286.294.
219,74

1.863.195.
063

1.023.903.
718,00

1.913.620.
808,00

2.244.418.
295,00

96,
25
%

52,
44
%

97,
55
%

98,
17
%

296.590.0
00

204.900.0
00,00

225.900.0
00

196.200.0
00,00

394.650.0
00,00

283.242.5
00

117.575.0
00,00

196.200.0
00,00

384.458.2
50,00

95,
50
%

38,
80
%

10
0
%

97,
42
%

699.368.1
60,00

583.104.5
60,00

874.935.1
70,00

1.331.023.
760,00

622.085.6
80,00

190.645.0
40,00

855.420.3
20,00

1.235.640.
760,00

88,
95
%

32,
69
%

97,
77
%

92,
83
%

2.434.065.
740,00

2.524.688.
190,00

3.293.291.
970,00

4.885.139.
819,00

2.107.097.
824,00

848.213.8
53,00

3.217.208.
588,00

4.694.886.
157,00

86,
57
%

33,
60
%

97,
69
%

96,
11
%

2.618.786.
000,00

256.716.0
00,00

844.117.1
40,00

947.358.5
50,00

2.110.334.
600,00

65.470.50
0,00

807.466.4
50,00

678.823.8
00,00

80,
58
%

25,
50
%

95,
66
%

71,
65
%

10.567.03
0.332

8.226.777.
960

10.208.11
8.615,46

13.470.41
0.568,48

9.352.851.
010

3.526.504.
329

9.537.716.
474

12.252.58
9.807

Belanja langsung
-

Belanja
pegawai

Belanja
barang dan
jasa

Belanja
modal
Total

31

Gambar 2.2
Bagan Alir Rencana Strategis Kota Padang Tahun 2014

Penilaian dan Kajian


Aspek Lingkungan
Eksternal
1. Tantangan
2. Peluang

Visi Misi
Walikota+10
Program Unggulan
Telaah Renstra
K/L+Program
Telaah KLHS
Telaah RTRW

Penilaian dan Kajian


Aspek
Lingkungan
Internal
3. Kekuatan
4. Kelemahan

Analisis Hubungan
Aspek Lingkungan
Eksternal dan
Internal
Identifikasi
Permasalahan
Penentuan Isu-Isu
Strategis
Visi dan Misi
Penetapan Tujuan
Penetapan
Sasaran
Faktor Kunci
Keberhasilan
Penataan Strategi:
1. Penyusunan
Kebijakan
2. Penyusunan
Program
32

2.3.2 Penilaian dan Kajian Aspek Lingkungan Eksternal Dinas Kebudayaan


dan Pariwisata Kota Padang
A. Tantangan
1. Kekayaan budaya baik dalam bentuk benda (tangible) dan yang tak benda
(intangible) belum dikelola secara sinergis maksimal dan berkelanjutan.
2. Dengan dilaksanakan otonomi daerah, pengelolaan kekayaan budaya oleh
daerah menjadi kurang maksimal yang disebabkan antara lain oleh masalah
kemampuan SDM, kapasitas sumber daya dan pendanaan yang terbatas.
3. Pengaruh budaya asing dalam era globalisasi akan berdampak kepada
kemungkinan terjadinya erosi ciri khas dan identitas nilai budaya daerah.
4. Kurangnya perhatian pengelolaan keragaman budaya dapat menimbulkan konflik
sosial, hal ini disebabkan karena adanya kecenderungan pengalihan ruang publik
ke ruang privat sehingga tidak tersedianya tempat penyaluran aspirasi
masyarakat yang multikultur.
5. Apresiasi dan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan produk daerah masih
rendah, antara lain karena keterbatasan informasi.
6. Pembangunan Destinasi yang kurang memperhatikan daya dukung lingkungan
akan ditinggalkan pasar.
7. Pembangunan destinasi yang kurang memperhatikan kepentingan dan manfaat
pada masyarakat lokal akan mengurangi dukungan dan partisipasi masyarakat
dan akan berpotensi timbulnya konflik sosial.
B. Peluang
1. Wisatawan global semakin meningkat disebabkan oleh beberapa hal seperti
meningkatnya disposal income, meningkatnya waktu luang serta meningkatnya
teknologi terutama di bidang transportasi.
2. Banyaknya lembaga/pihak di dalam dan luar negeri yang tertarik akan kekayaan
budaya baik berupa benda peninggalan sejarah dan purbakala (benda cagar
budaya) maupun tak benda seperti kesenian dan nilai tradisi.

33

3. Pengaruh budaya asing dalam era globalisasi akan berdampak positif terhadap
ketahanan budaya dengan adanya akulturasi budaya yaitu cirikhas dan identitas
kebudayaan semakin berkembang.
4. Pada dasarnya masyarakat Kota Padang dikenal suka membantu dan ramah yang
merupakan modal untuk membangun industri pariwisata sebagai industri jasa.
5. Kekayaan alam dan budaya yang melimpah mampu menjadikan keragaman dan
keunikan daya tarik alam dan budaya sebagai magnet untuk mendatangkan
wisatawan.
6. Pemerintahan yang semakin stabil lebih mampu melaksanakan pembangunan
terutama infrastruktur pariwisata.
7. Motivasi wisatawan semakin tersegmentasi sehingga menuntut destinasi yang
mampu menawarkan keanekaragaman produk pariwisata seperti: wisata kuliner,
ekowisata, agrowisata, atau kampung wisata.
8. Dengan semakin matangnya proses kehidupan berdemokrasi dan semakin maju
dan berkembangnya media ekspresi maka membuka kesempatan yang besar
bagi seniman dan budayawan dalam menciptakan karya seni yang memiliki nilai
jual tinggi.
9. Berkembangnya LCC(Low Cost Carrier) yang menawarkan paket wisata
terjangkau semakin meningkat.
10. Transportasi udara yang semakin murah dan semakin banyaknya perusahaan
penerbangan dalam negeri yang semula 6 perusahaan menjadi 18 perusahaan
akan mendorong kunjungan wisatawan khususnya wisatawan nusantara
11. Kemajuan di bidang teknologi informasi, yang memungkinkan calon wisatawan
memperoleh akses informasi terkini mengenai keanekaragaman destinasi
12. Perkembangan implementasi tata pemerintahan yang baik (good governance)
memberikan ruang bagi perbaikan sistem manajemen pembangunan di bidang
kebudayaan dan pariwisata baik antar sektor, antar instansi, antar wilayah dan
antar tingkatan pemerintahan.

34

2.3.3Penilaian dan Kajian Aspek Lingkungan Internal Dinas Kebudayaan dan


Pariwisata Kota Padang
A. Kekuatan
1. Kekayaan nilai budaya yang bersumber pada keanekeragaman suku, bahasa, adat
istiadat dan kekayaan nilai budaya lainnya.
2. Adanya Political Will dari pemerintah untuk pengembangan destinasi.
3. Hasil pembangunan yang selama ini berupa prasarana dan sarana pariwisata, secara
kualitas dan kuantitas semakin meningkat dari tahun ke tahun.
4. Karena potensi ekonomi pariwisata relatif besar dan menjanjikan untuk meningkatkan
lapangan usaha dan lapangan kerja, pemerintah berusaha untuk memberikan
kemudahan agar pengusaha tertarik untuk berusaha di bidang pariwisata, dan
sebaliknya para pengusaha sendiri berminat cukup besar untuk mengembangkan
usahanya di bidang pariwisata, maka jumlah usaha pariwisata semakin meningkat.
5. Dengan Otodaakan meningkatkan kemampuan Pemda untuk membangun destinasi
baru khususnya mengembangkan dayatarik wisata baik fisik maupun non fisik.
6. UU No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan menjadi salah satu acuan di dalam
penyelenggaraan pembangunan kepariwisataan di tanah air.
7. Kerjasama promosi pariwisata antara pemerintah, pemerintah daerah dan swasta
semakin erat seperti partisipasi pada bursa pariwisata, widyawisata pengenalan (farm
trip)
B. Kelemahan
1. Belum maksimalnya kegiatan pelestarian kekayaan budaya baik yang tangible dan
intangible.
2. Masih lemahnya apresiasi dan kecintaan terhadap budaya dan produk daerah, antara
lain karena kurangnya informasi.
3. Masih lemahnya peta dan sistem informasi kekayaan budaya berupa peta budaya dan
dokumen arsip daerah.

35

4. Krisis

nilai

budaya/jati

diri

(identitas)

daerah,

nilai-nilai

solidaritas

sosial,

kekeluargaan, keramahtamahan, dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap
sebagai kekuatan pemersatu dan ciri khas daerah, makin pudar bersamaan dengan
menguatnya nilai-nilai materialisme.
5. Masih belum optimalnya implementasi pembangunan berwawasan kebudayaan, tidak
mampunya bangsa Indonesia mengadopsi budaya global yang lebih relevan bagi
upaya pembangunan bangsa dan karakter bangsa. Lajunya pembangunan ekonomi
yang kurang diimbangi oleh pembangunan karakter bangsa telah mengakibatkan
krisis budaya yang selanjutnya memperlemah ketahanan budaya.
6. Lemahnya pengelolaan destinasi pariwisata khususnya dalam pengemasan daya tarik
wisata ke dalam produk pariwisata.
7. Belum optimalnya implementasi pedoman, standar, prosedur dan kriteria di bidang
pariwisata karena keterbatasan sumber daya di daerah.
8. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan pariwisata belum maksimal khususnya
di sekitar dayatarik wisata dan kawasan wisata.
9. Belum efektifnya upaya pemasaran dalam dan luar negeri.
10. Terbatasnya sarana/materi promosi budpar dalam dan luar negeri.
11. Belum optimalnya sistem informasi pemasaran untuk mendukung pelaksanaan
pemasaran dan promosi.
12. Koordinasi dan keterpaduan pemasaran antar stakeholder masih lemah.
13. Sumberdaya pemasaran yang masih terbatas.
14. Kompetensi dan kualitas SDM masih perlu ditingkatkan agar mampu melaksanakan
program secara optimal dengan kompetensi pelayanan publik yang tinggi.
15. Database kebudayaan dan pariwisata yang tersedia belum mampu mendukung
kebutuhan dalam proses pengambilan keputusan pembangunan sektor kebudayaan
dan pariwisata yang aktual.

36

2.3.4Analisis Hubungan Aspek Lingkungan Eksternal dan Internal


Berdasarkan hasil analisis kekuatan dan peluang diatas maka perlu dilakukan
upaya-upaya sebagai berikut:
A. Mengembangkan Kekuatan dan Mengoptimalkan Peluang melalui :
1. Pengembangan Destinasi Pariwisata untuk meningkatan daya saing kepariwisataan
daerah.
2. Pengembangan pariwisata daerah dalam rangka meningkatkan rasa cinta tanah air
dan jati diri bangsa.
3. Pelestarian lingkungan alam dan budaya sebagai upaya mempertahankan kekayaan
bangsa dari berbagai perubahan.
4. Pemberian penghargaan yang tinggi kepada seniman yang telah melahirkan produkproduk budaya.
5. Pengembangan promosi budaya melalui pengiriman misi dan delegasi kebudayaan ke
luar negeri.
B. Mengembangkan Kekuatan untuk Mengatasi Ancaman melalui :
1. Pengembangan pengelolaan keragaman budaya dalam upaya meningkatkan rasa
cinta atas khasanah kebudayaan daerah.
2. Peningkatan pengelolaan kekayaan budaya sebagai upaya melestarikan kebudayaan
daerah yang beragam dan kaya atas kebijakan lokal (Local Wisdom) dan kepakaran
lokal (Local Genius).
3. Penguatan penegakan hukum guna menjaga upaya-upaya pelestarian kebudayaan
dan alam sebagai modal pembangunan.
4. Pengembangan peraturan perundangan dalam rangka memberikan landasan legal
pengembangan kebudayaan dan kepariwisataan di Kota Padang.
C. Meminimalkan Kelemahan untuk Memanfaatkan Peluang melalui :
1. Pengembangan nilai budaya untuk melestarikan tradisi, budi pekerti sehingga mampu
menghadapi budaya global.

37

2. Pengembangan pemasaran terpadu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi


pencapaian sasaran jumlah dan kualitas kunjungan wisatawan mancanegara dan
nusantara.
3. Pengembangan dan peningkatan dayasaing SDM kebudayaan dan pariwisata guna
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dalam rangka meningkatkan daya
saing nasional.
4. Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan sehingga mampu memberikan
dukungan dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan pembangunan
kebudayaan dan pariwisata.
5. Pengoptimalan kapasitas pusat data dan informasi dalam upaya memperbesar
desiminasi

informasi

pembangunan

kebudayaan

dan

kepariwisataan

kepada

masyarakat.
6. Pengoptimalan penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan untuk meningkatkan
kapasitas dan peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam melaksanakan
fungsinya sebagai fasilitator dan koordinator pembangunan kebudayaan dan
pariwisata.
D. Meminimalkan Kelemahan dan Menghindari Ancaman melalui :
1. Pengelolaan

keragaman

budaya

yang

profesional

dan

sesuai

zaman

guna

meningkatkan daya resistensi terhadap serbuan budaya global.


2. Pengembangan kekayaan budaya dan alam dalam upaya meningkatkan kualitas aset
wisata yang tersebar di Kota Padang.
3. Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi antar instansi dan antar daerah sehingga
terjadi keterpaduan pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan oleh berbagai
pihak yang terkait.

38

BAB III
PERUMUSAN ISUISU STRATEGIS BERDASARKANTUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) menjelaskan bahwa salah
satu sasaran untuk meningkatkan sektor non-miga adalah dengan meningkatkan
kontribusi pariwisata dalam perolehan devisa, sehingga sektor pariwisata diharapkan
mampu menjadi salah satu penghasil devisa. Berdasarkan hal tersebut, maka
kebijakan pembangunan kepariwisataan diarahkan untuk pengembangan produkproduk wisata serta meningkatkan sinergi dalam jasa pelayanan pariwisata.
Identifikasi Permasalahan :
1. Kemampuan daya tarik destinasi unggulan harus mendapatkan perhatian serius bagi
semua aparat dan pelaku kepariwisataan.
2. Secara umum dayasaing yang perlu ditingkatkan untuk memacu pertumbuhan
pariwisata mencakup tiga aspek yaitu:
Dayasaing daerah termasuk di dalamnya organisasi

pariwisata nasional dan

kualitas SDM nya;


Dayasaing masyarakat termasuk didalamnya nilai-nilai yang dimilki masyarakat
dalam menyikapi kepariwisataan;
Dayasaing unit bisnis kepariwisataan termasuk di dalamnya keandalan dalam
mengantisipasi keinginan wisatawan yang semakin bertambah.
3. Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) baik kuantitas maupun kualitas yang
diharapkan

mempunyai

dayasaing

tinggi.

SDMdi

bidang

Pemasaran

Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata harus memiliki pemikiran strategis dan visioner.Jika


tidak, kondisi ini dapat menghambat peningkatan kualitas segala aktivitas kegiatan
pemasaran dan promosi. Implikasi lain dari lemahnya SDM ini adalah menjadi
lemahnya diplomasi dan Public Relations (kehumasan) pemerintah dalam membantu
mendongkrak citra Kota Padang yang dirasakan masih lemah di mata dunia

39

internasionai seperti dalam berbagai isu: keamanan, terorisme, penyakit menular,


dan bencana alam.
3.2

Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
Visi pembangunan Kota Padang, untuk lima tahun kedepan yaitu:
Mewujudkan Padang sebagai kota Pendidikan, Perdagangan danPariwisata
yang Sejahtera, Religius, dan Berbudaya.
Misi:
1. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan SDM yang beriman,
kreatif dan berdaya saing.
2. Menjadikan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah Barat Sumatera.
3. Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan
berkesan.
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi kerakyatan.
5. Menciptakan Kota Padang yang aman, bersih, asri, tertib, bersahabat dan
menghargai kearifan lokal.
6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani.
10 Program Unggulan yaitu:
1. Melaksanakan pengaspalan dan betonisasi jalan lingkungan, perbaikan trotoar
serta pengendalian banjir dan genangan air.
2. Menyelenggarakan

pendidikan,pesantren ramadhan, kegiatan keagamaan,seni

budaya dan olahraga yang lebih berkualitas, Gratis Pendidikan SD, SMP, SMA dan
SMK Negeri serta pemberian beasiswa bagi semua pelajar/mahasiswa berprestasi
dari keluarga miskin.
3. Menyediakan terminal angkutankotadan terminal bus dalam dua tahun serta
penataan transportasi kota yang lebih baik.
4. Merehabilitasi 1.000 unit rumah tidak layak huni per tahun dan pelayanan
kesehatan gratis di Puskesmas/RSUD serta ambulan gratis bagi warga miskin.

40

5. Membangun Pasar Raya Padang dalam dua tahun dan revitalisasi pasar-pasar
pembantu.
6. Meningkatkandana operasional Kecamatan, Kelurahan, RW dan RT serta Guru
TPQ/TQA/MDA menjadi 200% (dua ratus persen).
7. Memberikan santunan kematian Rp. 1.000.000,-(satu juta) bagi warga Kota
Padang.
8. Mendorong pertumbuhan ekonomi, mencetak 10.000 wirausahawan baru dan
pengembangan ekonomi kreatif, UMKM serta pemberdayaan masyarakat petani
dan nelayan.
9. Merevitalisasi objek wisata Kota Padang menjadi wisata keluarga dan konvensi
yang layak dan ramah.
10. Menyediakan anggaran untuk tunjangan daerah bagi PNS.
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
3.3.1 Telaah Renstra Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Terbentuknya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tanggal 21 Desember
2011 lalu, menjadikan Indonesia menjadi negara kedua di dunia setelah Inggris yang
menempatkan sektor ekonomi kreatif ditingkat Kementerian, dan negara pertama di dunia
yang menempatkan sektor pariwisata dan sektor ekonomi kreatif bersama-sama di dalam
satu kementerian.
Penggabungankedua

sektor

merupakan

kombinasi

dan

integrasi

yang

saling

menguatkan.Ekonomikreatif mampu meningkatkan kualitas kepariwisataan menjadi dayatarik


di destinasi pariwisata, serta menjadi media promosi bagi kepariwisataan.Kemajuan
pariwisata suatu destinasi umumnya diikuti dengan peningkatan permintaan akan karya
kreatif. Promosi pariwisata juga dapat mengangkat keunggulan karya kreatif suatu destinasi.
Kontribusi Ekonomi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pariwisata dan ekonomi kreatif memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian
Indonesia.
Selain sebagai pencipta nilai tambah, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga
menyerap banyak tenaga kerja. Tahun 2010, dampak kepariwisataan terhadap penyerapan
tenaga kerja sebesar 7,4 juta orang, 6,9% dari tenaga kerja nasional. Di tahun yang sama,
ekonomi kreatif menyerap 8,6 juta tenaga kerja, 7,9% dari total nasional. Strategi pro-poor

41

dan pro-job sangat sesuai pada kedua sektor.


Sektor pariwisata dan sektor ekonomi kreatif juga merupakan pencipta devisa yang tinggi.
Tahun 2011 sektor pariwisata menciptakan devisa sebesar US$8,5 miliar, meningkat dari
US$7,6 miliar di tahun 2010.
Peningkatan penerimaan devisa di tahun 2011 tidak saja bersumber dari peningkatan
jumlah wisatawan mancanegara dari 7 juta di tahun 2010 dan menjadi 7,6 juta di tahun 2011,
tetapi juga bersumber dari peningkatan rata-rata pengeluaran dari US$1,085 di tahun 2010,
menjadi US$1,118 di tahun 2011. Dengan kata lain, peningkatan kuantitas devisa
kepariwisataan diikuti dengan peningkatan kualitas.

Sementara itu sektor ekonomi

menyumbang ekspor yang jauh lebih tinggi dari nilai impornya. Ekonomi kreatif menciptakan
devisa melalui kontribusi net trade yang tinggi, mencapai 57,8% dari total nasional, atau
senilai Rp115 triliun di tahun 2010.
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis
Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sangat erat kaitannya dengan alam (nature),
warisan budaya (heritage), lingkungan sosial, seni, kearifan lokal, toleransi dan tenggang rasa,
yang dipadu dengan kemajuan teknologi masa kini. Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tidak
saja menjadi sektor pencipta kesejahteraan,tetapi juga menciptakan hidup yang berkualitas.
Mempertimbangkan karakteristik pariwisata dan ekonomi kreatif tersebut, serta potensi
ekonominya yang besar, Kemenparekraf menetapkan visi pembangunan kepariwisataan dan
ekonomi kreatif 2012-2014, adalah: Terwujudnya Kesejahteraan dan Kualitas Hidup
Masyarakat Indonesia dengan Menggerakkan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.
Visi Kementerian akan dicapai dengan mengemban 4 misi utama, yaitu:
1. Mengembangkan kepariwisataan berkelas dunia, berdaya saing, dan berkelanjutan
serta mampu mendorong pembangunan daerah;
2. Mengembangkan

ekonomi

kreatif

yang

dapat

menciptakan

nilai

tambah,

mengembangkan potensi seni dan budaya Indonesia, serta mendorong pembangunan


daerah;
3. Mengembangkan sumberdaya pariwisata dan ekonomi kreatif secara berkualitas;
4. Menciptakan tata pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel.

42

Visi dan misi Kemenparekraf diterjemahkan ke dalam 8 tujuan utama:


1. Peningkatan kontribusi ekonomi kepariwisataan indonesia;
2. Peningkatan daya saing kepariwisataan indonesia;
3. Peningkatan kontribusi ekonomi industri kreatif;
4. Peningkatan apresiasi terhadap pelaku dan karya kreatif;
5. Peningkatan kapasitas dan profesionalisme SDM pariwisata dan ekonomi kreatif;
6. Penciptaan inovasi baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif;
7. Peningkatan kualitas kinerja organisasi kemenparekraf;
8. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia Kemenparekraf.
Untuk menjaga akuntabilitas kinerja kementerian, pencapaian kondisi yang diharapkan
diatas, yaitu visi, misi, dan tujuan, diukur melalui 23 sasaran strategis, dengan indikatorindikator kinerja yang terukur, di tahun 2012-2014.
Sektor kepariwisataan ditargetkan memberikan kontribusi ekonomi yang lebih tinggi di
tahun 2012-2014. Dampak PDB terhadap nasional ditargetkan meningkat secara bertahap
sebesar 4,15% di tahun 2012 menjadi 4,25% di tahun 2014, dengan kontribusi
Investasi nasional yang meningkat dari 4,43% di tahun 2012 mejadi 4,83% di tahun
2014. Target pencapaian PDB dan investasi ini diikuti dengan penyerapan tenaga kerja
langsung, tidak langsung, dan ikutan yang meningkat dari 8,03 juta pekerja di tahun 2012
menjadi 8,74 juta di tahun 2014.
Devisa kepariwisataan ditargetkan meningkat dari US$8,96 miliar di tahun 2012
menjadi US$12 miliar di tahun 2014. Peningkatan devisa dicapai melalui peningkatan
kuantitas dan kualitas kepariwisataan.
Permasalahan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Upaya pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kementerian di tahun 20122014 masih dihadapkan pada beberapa permasalahan utama, baik di sektor pariwisata
maupun di sektor ekonomi kreatif.

43

Permasalahan utama sektor pariwisata adalah:


1. Pengembangan industri yang belum optimal, terutama pada aspek kurangnya sarana
dan prasarana yang berkaitan dengan kepariwisataan, rendahnya kuantitas SDM
pariwisata dan kesadaran masyarakat setempat, rendahnya kesiapan teknologi
komunikasi dan informasi, kebijakan dan peraturan kepariwisataan tidak terintegrasi,
dan rendahnya nilai investasi kepariwisataan;
2. Pengembangan destinasi belum optimal, terutama disebabkan perubahan iklim dan
bencana alam, ketidaksiapan masyarakat pada daerah yang menjadi destinasi wisata,
ketidaksiapan sarana, prasarana, dan infrastruktur destinasi, dan rendahnya nilai,jumlah
dan pertumbuhan investasi, serta iklim usaha yang tidak kondusif;
3.Kurangnya perluasan dan penetrasi pasar wisata di dalam dan luar negeri, terutama
akibat terbatasnya sistem informasi kepariwisataan, strategi perluasan dan penetrasi
pasar wisata yang belum matang, dan kurangnya sarana promosi parwisata;
4. Lemahnya kelembagaan, terutama kurangnya koordinasi antar pemerintah pusat, antar
pemerintah dengan pemerintah daerah, swasta dan masyarakat, sehingga menghambat
kinerja investasi kepariwisataan di lokasi destinasi pariwisata; serta
5. Rendahnya kualitas SDM pariwisata dan kesiapan masyarakat, SDM aparatur masih
perlu diberikan peningkatan kompetensi, baik peningkatan kompetensi teknis,
kompetensi generik, maupun jenjang strata pendidikan; SDM industri masih bermasalah
dalam hal kualitas kompetensi; dan masyarakat belum memiliki perilaku sapta pesona,
belum menjadi pelaku utama usaha pariwisata di daerah setempat, dan belum cukup
aktif dalam mendukung penciptaan keamanan, ketertiban, dan kebersihan lingkungan.
Permasalahan utama sektor ekonomi kreatif adalah:
1. Pengembangan industri kreatif belum optimal, terutama disebabkan kurangnya daya
tarik industri, adanya posisi dominan usaha kreatif, model bisnis industri kreatif yang
belum matang, serta risiko usaha yang harus dihadapi;
2. Pengembangan konten, kreasi, dan teknologi kreatif belum optimal, terutama
disebabkan infrastruktur internet belum memadai, infrastruktur gedung pertunjukan
belum memenuhi standar, mahalnya mesin produksi, mahalnya piranti lunak penghasil;
3. Produk dan jasa kreatif, kurangnya riset konten, dan kurangnya aktivitas pengarsipan

44

konten;

4. Kurangnya perluasan dan penetrasi pasar bagi produk dan jasa kreatif di dalam dan luar
negeri,terutama disebabkan oleh kurangnya apresiasi terhadap kreativitas lokal,
kurangnya konektivitas jalur distribusi nasional, terkonsentrasinya pasar luar negeri,
tingginya biaya promosi, belum diterapkannya sistem pembayaran online, dan
rendahnya monitoring terhadap royalti, lisensi, hak cipta;
5. Lemahnya institusi industri kreatif, terutama disebabkan oleh belum adanya payung
hukum yang mengatur tata kelola masing-masing subsector industri kreatif; iklim usaha
belum cukup kondusif, apresiasi yang rendah dan pembajakan yang tinggi, dan
transaksi elektronik belum diregulasi dengan baik;
6. Minimnya akses pembiayaan pelaku sektor ekonomi kreatif, terutama disebabkan belum
sesuainya skema pembiayaan dengan karakteristik industri kreatif yang umumnya
belum bankable, high risk high return, cash flowyang fluktuatif, serta aset yang bersifat
intangible; dan
7. Pengembangan sumber daya ekonomi kreatif belumoptimal, baik sumber daya alam
maupun sumberdaya manusia, antara lain masalah kelangkaan bahanbaku, kurangnya
riset bahan baku, kesenjangan antara pendidikan dan industri, serta standardisasi dan
sertifikasi yang belum baik.
Arah Kebijakan,

Strategi,

Program

dan Kegiatan Prioritas Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif


Upaya pencapaian target kondisi yang diharapkan pada tahun 2012-2014, dengan
meminimalisasi dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada, dilakukan dengan
kebijakan dan strategi yang diarahkan pada:
(1) Penguatan sinergitas dan keterpaduan pemasaran dan promosi 18 lokasidestinasi
pariwisata antar instansi pemerintah,
(2) Penguatan sinergitas dan keterpaduan pemasaran dan promosi 18 lokasi destinasi
pariwisata antar instansi pemerintah dengan dunia usaha dan masyarakat,

45

(3) Peningkatan kualitas daerah tujuan wisata,


(4) Penciptaan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri pariwisata,
(5) Penguatan sumber daya dan teknologi sektor ekonomi kreatif,
(6) Penguatan industri kreatif,
(7) Peningkatan akses pembiayaan industri kreatif,
(8) Peningkatan apresiasi dan akses pasar ekonomi kreatif di dalam dan luar negeri,
(9) Penguatan institusi ekonomi kreatif,
(10) Peningkatan kualitas penelitian kebijakan dan kapasitas SDM pariwisata dan ekonomi
kreatif,
(11) Penguatan reformasi birokrasi, dan
(12) Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM kemenparekraf.
Program utama dan kegiatan pokok Kemenparekraf adalah:
1.

Pengembangan destinasi pariwisata, dengan kegiatan pokok: perancangan destinasi


dan investasi pariwisata; pengembangan daya tarikwisata; pengembangan industri
pariwisata;pemberdayaan masyarakat di destinasi pariwisata dan pengembangan
wisata minat khusus, konvensi, insentif dan even;

2.

Pengembangan pemasaran pariwisata, dengan kegiatan pokok: pengembangan pasar


dan informasi pariwisata; peningkatan promosi pariwisata luar negeri dan dalam
negeri; peningkatan pencitraan indonesia dan peningkatan promosi konvensi,insentif,
even dan minat khusus;

3.

Pengembangan ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya, dengan kegiatan pokok:
pengembangan industri perfilman indonesia; pengembangan senipertunjukan dan
industri musik; pengembangan seni rupa indonesia;

4.

Pengembangan ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan iptek, dengan kegiatan
pokok:pengembangan ekonomi kreatif berbasis media; pengembangan desain dan
arsitektur; dan penguatan kerjasama dan fasilitasi;

5.

Pengembangan sumber daya pariwisata dan ekonomi kreatif, dengan kegiatan

46

prioritas: pengembangan SDM kepariwisataan dan ekonomi kreatif; peningkatan


kompetensi SDM; penelitian dan pengembangan kebijakan di bidang kepariwisataan
dan ekonomi kreatif; dan pengembangan pendidikan tinggi kepariwisataan;
6.

Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur kementerian;

7.

Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya, dengan kegiatan pokok:
pengembangan perencanaan dan organisasi; pelayanan administrasi hukum dan
kepegawaian; pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan; peningkatan
kerjasama luar negeri; peningkatan layanan administrasi umum; peningkatan
pendidikan dan pelatihan aparatur; peningkatan layanan informasi publik; peningkatan
layanan data dan sistem informasi; dan

8.

Pembangunan/pengadaan/peningkatan

sarana

dan

prasarana

aparatur

kemenparekraf.
Seluruh arah kebijakan, strategi, program, kegiatan sampai kepada aktivitas terkecil
yang dilakukan dalam pembangunan kepariwisataan dan ekonomi kreatif, dilandasi oleh
prinsip pro-growth, pro-job, pro-poor, pro-environment, mendukung penguatan nilai sosial
dan budaya, menciptakan kualitas hidup, dan menciptakan nilai tambah.
a.

Pro Growth, yaitu peningkatan laju pertumbuhan ekonomi melalui sektor-sektor


industri pariwisata dan ekonoi kreatif.

b.

Pro job,yaitu menciptakan dan memperluas lapangan kerja, dengan fokus utama untuk
menggerakkan sektor riil yang dapat menciptakan lapangan kerja, sehingga dapat
menurunkan tingkat pengangguran nasional.

c.

Pro

Poor,yaitu

mengurangi

tingkat

kemiskinan

nasional

melalui

peningkatan

pendapatan masyarakat di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, baik sektor formal
maupun nonformal.
d.

Pro Environment,yaitu mengupayakan pembangunan dengan menggunakan sumber


daya terbarukan dan mengembangkan karya yang ramah lingkungan.

e. Mendukung penguatan nilai sosial dan budaya,yaitu mengupayakan terciptanya tradisi


yang hidup didalam masyarakat melalui pelestarian (perlindungan, pengembangan dan
pemanfaatan) nilai sosial budaya.

47

3.3.2Telaah Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi SumateraBarat


Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, bertekad ingin menjadikan daerah
Sumatera Barat sebagai daerah tujuan wisata tingkat nasional kedua setelah Bali.
Keinginan itu telah dijadikan kebijakan Pemprov Sumbar dan memerlukan dukungan semua
pihak terkait.
Strategi diwujudkan dalam bentuk lima kebijakan pembangunan sektor pariwisata
Sumbar pada tahun 2011 hingga 2015 yaitu :
1.

Pengembangan industri pariwisata yang memiliki daya saing baik di tingkat nasional
maupun di tingkat internasional.
Strategipengembangan standarisasi usaha bidang pariwisata yang akan diterapkan di
Sumbar :
a.

Pengembangan dan pembangunan dayatarik wisata serta pengembangan usaha


pariwisata yang berbasis masyarakat lokal setempat, khususnya budaya dan tradisi
alam Minangkabau.

b.

Strategi pengembangan pariwisata dengan pola Program Nasional Pemberdayaan


Madani (PNPM), pengembangan nagari wisata dan pemberian dukungan kepada
destination management organization.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS


3.4.1Telaah RTRW
Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 4 tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Padang, yang terkait dengan sektor pariwisata adalah sebagai
berikut :
Pada Bab II Pasal 2 Azas Penataan Ruang Kota RTRW kota berazaskan pada
azas Manfaat, yaitu menjadikan kota madani melalui pemanfaatan ruang secara optimal
yang tercermin dalam pelayanan kegiatan pemerintahan, pendidikan dan kebudayaan,
perdagangan dan jasa, transportasi serta pariwisata.

48

Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota Padang :


1. Penataan Ruang Wilayah Kota Padang dilaksanakan dengan tujuan mewujudkan Kota
Padang sebagai kota metropolitan berbasis mitigasi bencana dengan didukung oleh
pengembangan sektor perdagangan, jasa, industri, dan pariwisata.
2. Kebijakan penataan ruang wilayah kota meliputi Pengembangan Kawasan Wisata
yang ramah lingkungan dan berbudaya dalam rangka peningkatan perekonomian,
penyediaan lapangan kerja serta menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan
wisata Nasional yang potensial.
3. Strategi

pengendalian

pengembangan

pada

kawasan

rawan

bencana.

Mengembangkan kawasan sepanjang pantai sebagai RTH.


4. Strategi pengembangan kawasan perumahan yang aman dan nyaman sesuai dengan
jumlah penduduk kota sampai akhir perencanaan.
5. Melestarikan kawasan, bangunan dan perumahan yang ditetapkan sebagai cagar
budaya.
6. Strategi pengembangan kawasan wisata yang ramah lingkungan dan berbudaya
dalam rangka peningkatan perekonomian, penyediaan lapangan kerja serta
menjadikan Kota Padang sebagai Daerah Tujuan Wisata Nasional yang potensial
meliputi:
a. Menata kawasan objek wisata alam serta objek wisata buatan berdasarkan konsep
ramah lingkungan serta berkesinambungan
b. Menjaga serta melestarikan benda cagar budaya yang memiliki nilai sejarah serta
bagian dari dayatarik wisata
c. Mengarahkan perencanaan dan pengembangan pariwisata di suatu kawasan
berdasarkan zona dengan spesifikasi atau karakteristik yang dimiliki
d. Mendorong kegiatan atraksi wisata pada setiap zona dengan spesifikasi atau
karakteristik yang dimiliki
e. Mengembangkan fasilitas serta sarana dan prasarana di kawasan wisata.

49

7. Strategi pengembangan kawasan olahraga dan rekreasi melalui budaya

olahraga

a. Mengembangkan RTH yang terpadu dengan fasilitas olahraga dan rekreasi serta
mengoptimalkan potensi alam bagi pengembangan sektor pariwisata.
b. Memperluas kesempatan usaha bagi sektor swasta dalam mengembangkan
wahana dan atau kawasan rekreasi.
c. Mengembangkan

ruang

untuk

melestarikan

nilai-nilai

kekayaan

budaya

Minangkabau sebagai bagian dari kegiatan rekreasi dan promosi daya tarik wisata.
8. Strategi pengembangan RTH untuk fungsi ekologi, fungsi ekonomi maupun fungsi
sosial budaya maupun baik privat maupun publik yang dapat meningkatkan kualitas
kenyamanan ruang kota. Menyediakan RTH publik sebesar 20 (dua puluh) persen,
yang meliputi taman, sempadan pantai, sempadan sungai, lahan pertanian, sabuk
hijau (green belt) dan pemakaman.
Sempadan pantai adalah :
1.

Daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter dari
titik pasang air laut tertinggi kearah darat;

2.

Daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau
terjal dengan jarak paling sedikit 50 (lima puluh) meter

Kawasan lindung Cagar Budaya


1.

Kawasan lindung cagar budaya ditetapkan di Kawasan Pondok dan Kawasan Muaro
di Kecamatan Padang barat dan Kecamatan Padang Selatan.

2.

Tujuan penetapan kawasan lindung cagar budaya adalah

a. Menjaga kelestarian kawasan bersejarah dan bangunan bersejarah: dan


b. Membentuk citra kota berdasarkan potensi sejarah.
3.

Kawasan lindung cagar budaya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kegiatan


ekonomi dan sosial budaya dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah pelestarian

50

kawasan dan bangunan cagar budaya.


4.

Pengaturan pemanfaatan kawasan lindung cagar budaya akan diatur lebih lanjut
dengan peraturan Walikota.

Kawasan Budidaya
Kawasan Pariwisata
1. Kawasan pariwisata meliputi wisata alam, wisata sejarah, wisata makanan, wisata belanja
dan wisata konvensi
2. Pengembangan kawasan wisata alam meliputi:
a. Kawasan Pasir Jambak di Kecamatan Koto Tangah;
b. Kawasan Agrowisata Lubuk Minturun di Kecamatan Koto Tangah;
c. Kawasan Gunung Padang dan Aie Manih di Kecamatan Padang Selatan;
d. Kawasan Sungai Pisang di Kecamatan Bungus Teluk Kabung;
e. Kawasan sepanjang Pantai Padang;
f. Kawasan Taman Hutan Raya Bung Hatta, Lubuk Paraku; dan
g. Pulau-pulau kecil yang berada di wilayah perairan Kota Padang
3. Pengembangan kawasan wisata sejarah meliputi:
a. Kawasan cagar budaya kota lama Pondok dan Muaro Kecamatan Padang Selatan
b. Kawasan wisata sejarah di Kelurahan Belakang Tangsi Kecamatan Padang Barat;
c. Kawasan cagar budaya nagari adat tradisional di Kecamatan Koto Tangah dan
Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
Pengembangan wisata makanan, wisata belanja dan wisata konvensi diintegrasikan
dengan pengembangan kawasan perdagangan dan jasa.
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota Padang
Indikasi program utama perwujudan struktur ruang wilayah kota tahap

51

pertama
a. Optimalisasi pengembangan kawasan wisata
b. Pembinaan organisasi sosial dan budaya.
c. Peningkatan kualitas bangunan dan revitalisasi situs budaya.
Indikasi program utama perwujudan struktur ruang wilayah kota tahap kedua
a.

Optimalisasi pengembangan kawasan wisata.

b.

Pembinaan organisasi sosial dan budaya.

c.

Peningkatan kualitas bangunan dan revitalisasi situs budaya.

Indikasi program utama perwujudan struktur ruang wilayah kota tahap ketiga
a.

Peningkatan kualitas bangunan dan revitalisasi situs budaya.

b.

Peningkatan keanekaragaman hayati dan dan ekosistem kawasan Sungai Pisang,


hutan kota, sempadan sungai dan sempadan pantai.

Indikasi Program Utama Perwujudan Pola Ruang Wilayah Kota


Indikasi program utama perwujudan kawasan lindung tahap pertama :
a.

Penataan dan pengamanan sempadan pantai, terutama pada kawasan-kawasan yang


letak bangunannya tidak sesuai dengan ketentuan jarak minimal terhadap garis
pantai.

b.

Revitalisasi Kawasan Kota Tua Muaro-Pondok

Indikasi program utama perwujudan kawasan lindung tahap kedua :


a. Revitalisasi Kawasan Kota Tua Muaro-Pondok
b. Peningkatan keanekaragaman hayati dan ekosistem kawasan sekitar kawasanSungai
Pisang, hutan kota, sempadan sungai dan sempadan pantai.

52

Indikasi program utama perwujudan kawasan lindung tahap ketiga :


Peningkatan keanekaragaman hayati dan ekosistem kawasan sekitar kawasan sungai
Pisang, hutan kota, sempadan sungai dan sempadan pantai.
Indikasi program utama perwujudan kawasan lindung tahap keempat :
a. Penataan dan pengembangan pusat jajanan dan makanan khas Padang dan Sumatra
Barat.
b. Penertiban pedagang informal.
c. Optimalisasi pengembangan kawasan wisata.
d. Optimalisasi pengembangan obyek-obyek wisata alternative.
e. Pembangunan sarana dan prasana secara terbatas pada kawasan konservasi untuk
penunjang pariwisata.
Indikasi program utama perwujudan kawasan budi daya tahap kedua :
a. Peningkatan unit usaha kecil, menengah dan besar serta sektor informal.
b. Penataan dan pengembangan pusat jajanan dan makanan khas Padang dan Sumatra
Barat.
c. Penertiban pedagang informal.
d. Optimalisasi pengembangan kawasan wisata.
Indikasi program utama perwujudan kawasan budi daya tahap ketiga :
a.Penertiban pedagang informal
b. Pembebasan lahan beserta bangunan di atasnya

Indikasi program utama perwujudan kawasan budi daya tahap keempat :


a.

Penataan dan pengembangan pusat jajanan dan makanan khas Padang dan
SumatraBarat

b.

Optimalisasi pengembangan kawasan wisata

c.

Pembebasan lahan beserta bangunan diatasnya

d.

Optimalisasi pengembangan obyek-obyek wisata alternatif

e.

Pembangunan sarana dan prasana secara terbatas pada kawasan konservasi untuk
penunjang pariwisata

53

Indikasi Program Utama perwujudan kawasan Strategis Kota


Indikasi program utama perwujudan kawasan strategis tahap pertama :
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Pengembangan Kawasan
Wisata Terpadu Gunung Padang.
3.4.2Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Dasar Hukum Kajian Lingkungan Hidup Strategis meliputi :
1. UU No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No 67 tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan atau Evaluasi
Rencana Pembangunan Daerah.
3. Perda 21 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah.
Metode Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Pendekatan KLHS di Padang terdiri dari beberapa langkah :
1. Identifikasi dari isu Pantai Padang, yaitu berupa hasil pertemuan antara
Pemerintah Kota dan Dirjen Bina Bangda
2. Penyaringan (Screening). Suatu jawaban langsung terhadap pertanyaan Apakah
sebuah KLHS itu dibenarkan? Kompleksitas, lintas bidang dan efek-efek kumulitas
dari Pantai Padang sangat kuat mendebatkan Pantai Padang.
3. Penentuan luas kajian (Scoping). Sebuah pengamatan awal akan dampak
lingkungan sebagai topik diskusi dengan Tim kecil. Keputusan yang pasti tentang
daerah di bawah naungan Pantai Padang, misalnya sebuah proyek reklamasi,
pembangunan sebuah marina dan semua bagian dari sebuah rencana yang
terintegrasi belum lagi didapatkan formulirnya
4. Penilaian Partisipasi Dampak Lingkungan dari Rencana Pembangunan
Pantai Padang.
Pertama, analisa tim terhadap berbagai bentuk data, seperti peta-peta dan terkini,
foto-foto tua dan terkini dan dokumen-dokumen pembangunan untuk Pemerintah
Kota.

54

Hasil KLHS
Mengidentifikasi

isu-isu

utama

lingkungan

untuk

dipecahkan

untuk

rencana

pembangunan Pantai Padang.


REKLAMASI PANTAI
1. Abrasi Pantai. Analisa dari peta dan foto-foto tua mengindentifikasikan erosi pantai.
MARINA DI MUARA
Pencemaran Sungai. Pencemaran sungai Batang Arau yang akan dijadikan marina
mengancam rencana ini. Pemilik yacht tidak begitu mengkhawatirkan keruhnya air sungai,
namun tentu tidak terhadap suspensi sampah domestik di air.
A. Data Sekunder
(i). Data Instansionil dan Publikasi
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2004 2020.
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004 2008
3. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota Padang.
4. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padang.
5. Rencana Strategis Pengelolaan Wilayah Pesisir Kota Padang.
Pengembangan Pantai Padang dan kawasan sekitarnya diarahkan sebagai berikut :
Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dikembangkan dengan kebijakan khusus
termasuk kawasan Gunung padang
Kawasan ini memiliki potensi besar sebagai kawasan wisata marina atau ekonomi
bahari seperti pelabuhan Muara, Pantai Padang dan Pantai Aie Manih.
Kerjasama dengan investor adalah pilihan yang tepat namun kepastian tentang pola
penggunaan tanah harus diupayakan, seperti pengalihan, pemilikan, penyewaan,
penyertaan, modal, penyerahan ke pemerintah melalui konsep konsolidasi atau
kombinasinya.

55

Pengembangan kawasan Gunung Padang, Muaro dan Pantai Padang yang tergolong
sebagai kawasan potensial untuk dikembangkan.
Kota Padang sebagai kota pesisir mempunyai potensi pengembangan wisata bahari
sebagai unggulan. Pengembangan wisata bahari tersebut dapat dipadukan dengan
pengembangan Kota Tua Padang Lama yang menyimpan sejarah permulaan Kota
Padang. Untuk itu dapat dikembangkan produk wisata terpadu yang merupakan kesatuan
wisata Pantai Padang Kawasan Padang Lama Kawasan Gunung Padang Kawasan
Pantai Air Manis. Kawasan Batang Arau dapat menjadi marina yang menghubungkan
pulau pulau kecil diwilayah Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten
Pariaman. Selain itu jaringan jalan susur pantai juga perlu dikembangkan untuk
menghubungkan kawasan dengan Bandar Ketaping. Untuk mendukung kawasan wisata
terpadu tersebut didukung dengan pengembangan sarana dan jasa pendukung wisata
dan penciptaan kondisi lingkungan kota yang ramah dan nyaman.
Beberapa bahaya lingkungan pesisir yang beraspek Geologi terutama adalah :
a) Sedimentasi
b) Gerakan tanah
c) Banjir
d) Abrasi
e) Akresi
f) Intrusi air laut
g) Gempa dan
h) Tsunami
i)

Likuifaksi

Permasalahan Lingkungan dan Perairan Laut


Banjir dan Genangan Air.
Sebagai daratan alluvial, di bagian-bagian kota banyak ditemukan kantungkantung permukiman yang dulunya merupakan daerah perairan/rawa/wet land, tetapi
kemudian ditimbun dan dijadikan kawasan permukiman dan jasa perdagangan tanpa
dilengkapi dengan prasarana tata air yang memadai. Akibatnya pada musim hujan
lokasi-lokasi ini menjadi tempat genangan air. Selain itu makin menurunnya kapasitas

56

tampung badan air dan saluran mengakibatkan limpasan air hujan ke luar dari badan
air. Dua gejala tersebut mengakibatkan banjir dan genangan air.
Longsor
Bahaya longsor yang terdapat di kawasan Gunung Padang dan Bukit Gaung berskala
sedang dan tinggi. Kawasan yang memiliki tingkat bahaya longsor lahan yang tinggi
di kawasan Gunung Padang adalah lereng kaki Gunung Padang yaitu kelurahan
Batang Arau, Seberang Padang, Mata Air, Rawang, Teluk Bayur dan Air Manis,
Sedangkan di Bukit Gaung adalah Kelurahan Gates.
Abrasi Pantai
Gejala abrasi pantai yang telah berlangsung sejak lama dan mengakibatkan
kerusakan pantai mengancam permukiman penduduk yang berdomisil di sekitar
kawasan pantai, terutama di pesisir pantai Purus, Ulak Karang, Pasir Air Tawar,
Parupuk Tabing serta Pasie Nan Tigo.
Pencemaran Air
Pencemaran air terjadi akibat berbagai kegiatan industri, lingkungan
pemukiman, pasar dan berbagai kegiatan lain yang membuang limbah cair yang
belum memenuhi baku mutu lingkungan. Beberapa sungai di daerah ini telah
dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah cair dari kegiatan industri tanpa
melalui pengolahan terlebih dahulu. Muara sungai Batang Arau telah mengalami
penurunan kualitas lingkungan, baik akibat pencemaran maupun pengendapan.
Pembuangan Limbah Domestik
Pantai dan sungai masih dijadikan tempat pembuangan berbagai limbah
domestik yang berasal dari masyarakat yang belum mengerti akan arti penting dari
kebersihan

lingkungan.

Semua

kegiatan-kegiatan

ini

cenderung

mengalami

peningkatan setiap tahunnya.


Degradasi Ekosistem Pantai
Degradasi ekosistem pesisir dan pantai, baik akibat pencemaran yang
diangkut oleh berbagai sungai maupun akibat perusakan lingkungan, terutama
perusakan ekosistem mangrove, terumbu karang dan penggunaan potas untuk

57

menangkap ikan.
Gempa Bumi dan Tsunami
Gempa Bumi dan Tsunami yang sesungguhnya merupakan gejala alam, tetapi
berakibat pada kerugian harta benda, lingkungan dan nyawa menjadi masalah
sosial yang dihadapi oleh masyarakat.
Penjabaran dari regulasi mitigasi bencana adalah :
A. MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI
Gempa bumi merupakan bencana yang dapat menjadi pemicu terjadinya bencana
lain seperti tsunami, gerakan tanah, likuifaksi maupun banjir. Untuk itu upaya mitigasi
bencana gempa bumi sangat menentukan dalam upaya mengurangi kerugian dan
korban jiwa yang ditimbulkan oleh bencana itu sendiri maupun rangkaian bencana yang
terjadi sesudahnya. Secara komprehensif upaya mitigasi yang perlu dilakukan di wilayah
Kota Padang adalah :
a. Menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) bangunan tanah gempa di
Wilayah Kota Padang,
b. Membuat dan menetapkan jalur evakuasi bencana gempa bumi di Wilayah Kota
Padang,
c. Membangun sarana transportasi dalam rangka meningkatkan kecepatan evakuasi
di daerah-daerah terpencil,
d. Memasang rambu-rambu jalur evakuasi bencana gempa bumi di lokasi-lokasi
strategis di Wilayah Kota Padang,
e. Membangun Rumah Sakit Khusus Orthopedi di Wilayah Kec. Lubuk Kilangan yang
merupakan daerah dengan resiko bencana gempa bumi paling rendah
berdasarkan peta amplifikasi dan periode dominan batuan.
B. MITIGASI BENCANA TSUNAMI
Wilayah Kota Padang dengan pemukiman di Wilayah Pantai yang relatif padat
memerlukan pengaturan yang kuat dalam rangka mitigasi bencana tsunami. Hal ini
dilakukan terutama untuk mengurangi korban jiwa yang mungkin ditimbulkan akibat

58

bencana tsunami. Beberapa upaya mitigasi yang perlu dilakukan adalah :


1) Membangun tanggul penahan dan pemecah ombak di daerah Wilayah Kec. Koto
Tangah, Padang Utara, Padang Barat, Padang Selatan, Lubuk Begalung dan
Bungus Teluk Kabung.
2) Membangun sistem peringatan dini tsunami di sepanjang pesisir.
3) Membangun shelter tsunami di daerah pesisir padat penduduk, terutama di Kec.
Nanggalo, Padang Utara, Padang Barat dan Padang Selatan.
4) Membangun sarana transportasi dalam rangka meningkatkan kecepatan evakuasi
di daerah-daerah terpencil dan daerah pesisir
5) Membangun Rumah Sakit Daerah yang memiliki kapasitas dalam penanganan
tanggap darurat, terutama untuk merawat korban bencana gempa bumi dan
tsunami.
6) Intensifikasi penanaman tumbuhan yang bisa hidup di lahan pesisir (misalnya
kelapa, mete, mangrove, dll)
C. MITIGASI BENCANA GERAKAN TANAH
Gerakan tanah teridentifikasi mungkin terjadi pada lokasi-lokasi rawan yang
tersebar pada beberapa titik di wilayah Kota Padang. Untuk itu penanganan mitigasi
bencana gerakan tanah dapat dilakukan secara bersama-sama ataupun secara terpisah
satu dengan yang lain. Prioritas perlu diberikan kepada lokasi rawan bencana gerakan
tanah yang memilki kepadatan penduduk yang lebih besar. Upaya mitigasi yang perlu
dilakukan adalah :
1) Inventarisasi dan pendataan karakteristik lokasi-lokasi rawan gerakan tanah,
2) Membangun stasiun-stasiun pengamatan kawasan rawan gerakan tanah yang
dilengkapi dengan alat pengukur curah hujan dan sarana komunikasi yang
memadai,
3) Memasang sistem peringatan dini bencana gerakan tanah di lokasi-lokasi rawan
bencana gerakan tanah,

59

4) Membangun jalan dan jembatan yang memadai sebagai jalur evakuasi pada saat
terjadi bencana gerakan tanah,
5) Penguatan struktur pada tebing-tebing jalan dan sungai yang berpotensi gerakan
tanah,
6) Melakukan normalisasi, pengurangan beban dan kemiringan lereng serta
pengendalian aliran air pada daerah-daearah infiltrasi air diatas dan pada
kawasan rawan gerakan tanah,
7) Memantau dan reboisasi kawasan lindung di sekitar lokasi rawan gerakan tanah,
8) Merelokasi penduduk pada kawasan gerakan tanah yang relatif tinggi.
D. MITIGASI BENCANA LIKUIFAKSI
Bencana akibat likuifaksi umumnya terjadi secara setempat, namun akibatnya
cukup berpengaruh signifikan bagi kehidupan masyarakat dan bahkan dapat
mengakibatkan kerugian jiwa. Upaya mitigasi yang perlu dilakukan antara lain adalah :
1) Mengendalikan pemanfataan air tanah di pemukiman perkotaan (kedalaman
pemompaan, pencegahan pencemaran air dan eksploitasi air tanah),
2) Penguatan struktur bangunan jalan dan jembatan pada endapan alluvial,
3) Memperbaiki lapisan tanah untuk meningkatkan kepadatan dan kekuatan tanah
serta mengontrol tekanan air pori tanah pada zona kerentaan likuifaksi tinggi,
dengan :
- Pemasangan sistem drainase vertikal untuk mengurangi kenaikan tekanan airpori saat gempa,
- Pemadatan lapisan tanah untuk menambah kekuatan lapisan tanah terhadap
beban gempa,
- Injeksi semen kedalam lapisan tanah untuk menambah kekuatan lapisan
tanah terhadap beban gempa.

60

4) Penelitian lebih detil kondisi struktur dan kepadatan lapisan tanah/daya dukung
tanah (dengan metode geologi teknik),
5) Pengadaan sumur pantau memadai untuk setiap kawasan yang menggunakan air
tanah, terutama untuk daerah yang rawan penggunaan air tanah.
E. MITIGASI BENCANA BANJIR
Lokasi-lokasi yang telah teridentifikasi sebagai daerah rawan banjir adalah :
Kecamatan Koto Tangah : Lubuk Minturun, Simpang Kalumpang, Padang Sarai,
Dadok Rawan Panjang dan sekitarnya, Ikur Koto Anak Air, dan Padang Sarai.
Kecamatan Nanggalo: Lapai, Siteba, Maransi, Gunung Pangilun.
Kecamatan Kuranji : Ampang, Gunung Sarik, Andalas
Kecamatan Lubuk Begalung : Parak Laweh dan Arai Pinang
Upaya mitigasi bencana yang perlu dilakukan antara lain :
1) Memperbaiki dan membangun prasarana dan sarana pengendalian banjir,
2) Normalisasi, pengerukan sungai dan pembuatan sudetan sungai yang berpotensi
banjir,
3) Memonitor dan mengevaluasi data curah hujan, banjir dan daerah genangan di
daerah-daerah rawan banjir
4) Menyiapkan peta rawan banjir beserta rute pengungsian, lokasi posko dan pos
pengamat debit dan ketinggian air sungai.

3.5Penentuan IsuIsu Strategis


Pada dasarnya segmen wisatawan di wilayah Kota Padang dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) yakni pasar Internasional dan pasar Domestik, yang masing-masing
dapat dilklasifikasikan kepada pasar potensial dan pasar tradisional.Pasar potensial
adalah pasar yang seharusnya dapat dicapai oleh suatu daerah dikemudian hari
sedangkan pasar tradisional adalah pasar yang secara rutin dapat dicapai atau

61

berkunjung ke wilayah Kota Padang. Pada saat ini, wisatawan yang berkunjung ke
Kota Padang dapat dibedakan dalam 2 (dua) segmen yakni wisatawan lokal yang
berasal dari dalam wilayah kota Padang dan sekitarnya serta pengunjung yang
berasal dari luar wilayah Kota Padang. Segmenlain adalah dari wisatawan luar
negeri yang memiliki pilihan berbeda dengan wisatawan lokal.
Penyusunan Renstra Pariwisata ini diharapkan mampu mengadopsi berbagai
kepentingan insan pariwisata dan penyelenggaraan pembangunan yang akan
diwujudkan dalam memenuhi keinginan dan cita-cita Pemerintah Kota Padang yang
menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu ujung tombak bagi peningkatan
perekonomian dan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui
penciptaan berbagai peluang kerja dan mampu memberdayakan masyarakat secara
optimal. Pariwisata yang berorientasi pada kelestarian lingkungan serta menjaga
kenyamanan wisatawan merupakan program-program yang perlu diprioritaskan.
Beberapa hal yang merupakan isu strategis yang cukup berpengaruh dalam
perkembangan dunia pariwisata secara sederhana dapat disampaikan seperti
berikut:
A.

Pengembangan Pariwisata Nyaman


Pariwisatamerupakan

industri

yang

memiliki

kriteria-kriteria

khusus,

mengakibatkan dampak positif dan negatif.Untuk memaksimalkan dampak positif dan


meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan sehubungan dengan pengembangan
pariwisata diperlukan perencanaan pariwisata yang matang. Kesalahan dalam
perencanaan akan mengakibatkan munculnya berbagai macam permasalahan dan
konflik kepentingan di antara para stakeholders. Masing-masing daerah tujuan wisata
memiliki permasalahan yang berbeda dan memerlukan jalan keluar yang berbeda
pula.
Dalam pariwisata, perencanaan bertujuan untuk mencapai cita-cita atau tujuan
pengembangan pariwisata. Secara garis besar perencanaan pariwisata mencakup
beberapa hal penting yaitu:
1.

Perencanaan

pembangunan

ekonomi

yang

bertujuan

untuk

memacu

pertumbuhan berbagai jenis industri yang berkaitan dengan pariwisata,


2.

Perencanaan penggunaan lahan,

62

3.

Perencanaan infrastruktur yang berhubungan dengan jalan, bandar udara, dan


keperluan lainnya seperti; listrik, air, pembuangan sampah dan lain-lain,

4.

Perencanaan pelayanan sosial yang berhubungan dengan penyediaan lapangan


pekerjaan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sosial, dan

5.

Perencanaan keamanan yang mencakup keamanan internal untuk daerah tujuan


wisata dan para wisatawan.
Pembangunan pariwisata umumnya dilakukan oleh sektor swasta terutama

pembangunan fasilitas dan jasa pariwisata. Pengadaaan infrastruktur umum seperti


jalan, listrik dan air yang berhubungan dengan pengembangan pariwisata terutama
untuk proyek-proyek yang berskala besar yang memerlukan dana yang sangat besar
seperti pembangunan bandar udara, jalan untuk transportasi darat, proyek
penyediaan air bersih, dan proyek pembuangan limbah merupakan tanggung jawab
pemerintah. Selain itu, pemerintah juga berperan sebagai penjamin dan pengawas
para investor yang menanamkan modalnya dalam bidang pembangunan pariwisata.
Suatu Destinasi harus mengubah sikap dari eksklusif kedaerahan (spasial) ke
sikap yang saling bekerja sama, menjalin kemitraan dan mengembangkan jejaring
networking dengan program-program yang integrated dan saling menguntungkan
(simbiosis mutualisme). Namun, sesuai hukum pasar, suatu destinasi harus benar
mengerti tentang kaidah dan permasalahan pasar.
B.

Perencanaan Berkesinambungan
Beberapa daerah di Sumatera Barat mengandalkan industri pariwisata sebagai
pandapatan utamanya. Agar mampu bersaing dengan destinasi di daerah lain, harus
mampu mengemas dan mengeksploitasi potensi obyek dan tujuan wisatanya secara
sistematis, terprogram, terencana, konsisten, integrated dan holistik. Berbagai
kemudahan, fasilitas, pelayanan prima, kemudahan klaim dan regulasi dijadikan
sebagai alat promosi.Komitmen yang tinggi dengan perencanaan yang berkelanjutan
sustainable serta penjagaan pelestarian yang benar menjadi ciri beberapa
destinasi yang mampu bertahan. Mereka sadar akan konsekuensi yang akan
diterimanya,

apabila

tidak

menjaga

potensi

dan

produk

wisatanya

secara

komprehensif. Industri Pariwisata memiliki konsumen (pasar) yang tak dapat diatur

63

atau dipaksa agar pergi kesuatu destinasi tertentu.Kebebasan wisatawan untuk


berkunjung ke destinasi tertentu bersifat absolut.
C. Pelestarian Budaya Tradisi dan Kegiatan Keagaman
Pelestarian budaya tradisional merupakan wujud dari apresiasi terhadap
karyacipta para leluhur dan usaha memperkuat jati diri budaya tradisional
Minangkabau.Jika ditinjau dari potensi ekonomi, budaya tradisional merupakan aset
potensial dalam menciptakan lapangan kerja. Tidak hanya itu, bahkan mempunyai
peluang sebagai sumber pendapatan daerah hingga devisa negara. Kondisi ini dapat
dicapai

apabila

materi

tradisi

tersebut

dimanfaatkan

dan

dikelola

secara

profesional.Salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya tradisional adalah bahan


pakaian tradisional yang potensial sebagai komoditi ekspor dan bagian penting dalam
industri pariwisata.
Suatukenyataan bahwa tren dalam industri pariwisata saat ini mengarah
kepadacultural heritage tourism dan kain tradisional diyakini mampu mengambil
peran di dalamnya.Hal tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah yang
menempatkan skala prioritas bagi peningkatan potensi daerah melalui sektor
pariwisata dan industri kerajinan.
Kekayaan bahan kain tradisional tersebut merupakan cultural attractions
beserta segala aspek budaya yang menyertainya social attractions dan merupakan
atraksi wisata yang diyakini mampu membangkitkan motivasi wisatawan untuk
memperpanjang lama tinggal di Kota Padang khususnya dan Sumatera Barat
umumnya.
Untuk itulah dunia pariwisata dipandang sebagai wahana strategis untuk
menampilkan potensi kekayaan budaya secara maksimal untuk memenuhi berbagai
kepentingan, mulai dari kepentingan peningkatan sektor ekonomi di tingkat individu
sampai dengan negara hingga kepentingan proteksi dan konservasinya.
D. Teknologi Informasi
Industri pariwisata merupakan komoditi yang dikembangkan dan diandalkan
sebagai salah satu alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berpengaruh
signifikan

terhadap

perekonomian

masyarakat.Industri

Pariwisata

merupakan

kegiatan yang tidak mengenal batas ruang dan wilayah (borderless).Pengaruh

64

globalisasi akibat perkembangan teknologi informasi yang diikuti dengan kemudahan


akses membuat pergerakan manusia menjadi lebih cepat, lebih bervariasi, lebih
nyaman, lebih ekonomis, lebih mudah.Efek Globalisasi yang menghasilkan kemajuan
teknologi dan informasi serta liberalisme perdagangan yang memicu persaingan
ketat, mengharuskan dilakukannya reformasi strategi promosi secara mendasar.Hal
ini membuat strategi promosi pariwisata yang dilakukan secara intuitif dan insting
semata, harus ditambah atau diubah menjadi strategi yang mengandalkan analisa
pasar komprehensif dan realistis dengan menggunakan media teknologi informasi
yang tanpa batas tersebut.Upaya memenangkan pasar dengan pengetahuan
terhadap posisi, karakter pasar, kualitas dan kuantitas permintaan dan kepuasan
pelanggan dapat dilakukan dengan pelaksanaan penelitian, riset, studi banding dan
intelijen bisnis yang dilakukan secara profesional dan beretika.Prinsip Simbiosis
Mutualisme layak diterapkan dalam pola kerjasama dan kemitraan (dengan berbagai
pihak) yang dilakukan dan menjadi salah satu indikator keberhasilan sistem jejaring
yang berkualitas.Kualitas, kuantitas, ketersediaan, kecepatan penyajian, akurasi dan
keselamatan data/informasi merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditolerir.
E. Faktor Pendukung
Secara

spesifik,

isuisu

strategis

Kota

Padang

yang

dapat

membuat

perkembangan kepariwisataan menjadi salah satu mesin peningkatan perekonomian


adalah sebagai berikut:
a.

Keamanan dan keselamatan merupakan salah satu faktor yang sangat


menentukan dalam industri pariwisata. Keselamatan wisatawan dari berbagai
kesulitan/kondisi berbahaya, merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya.
Program-program pelayanan keamanan perlu dijadikan program prioritas.

b.

Otonomi Daerah membuat pemerintah daerah memiliki kewenangan penuh


dalam perencanaan pengembangan kepariwisata yang tentu saja didasari oleh
aspek penunjang yang ada baik secara topography, sosial budaya serta
karakter dan konsep pariwisata yang ada. Spesifikasi dan penonjolan keunikan
produk lokal yang bervariasi, berkualitas dapat segera direalisasikan dan
diwujudkan.

65

c.

Regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah dalam era otonomi tersebut dapat
diselaraskan degan kebutuhan yang terkini. Sistem pengaturan dan aturan main
sering menjadi kendala dalam satu kawasan destinasi. Kemudahan, kemurahan,
kelancaran, kenyamanan, kebersihan, keamanan, ketersediaan, keterjangkauan,
kelestarian, pola kerjasama dan kejelasan informasi adalah beberapa masalah
yang perlu dipertimbangkan instrumen-instrumen pengaturannya.

Konsistensi

regulasi diperlukan bagi investor yangakan menanamkan modal pada kawasan


wisata tertentu.
d. Kepastian perencanaan dan konsistensi kebijakan merupakan pedoman bagi arah
pengembangan kepariwisataan secara umum. Kepastian berusaha, dunia usaha
yang kondusif, keamanan investasi dibidang pariwisata perlu dijamin dengan
perencanaan dan aturan yang sifatnya berkelanjutan (bukan kontingensi) dan
berjangka waktu tertentu. Dengan demikian perlu dibuat semacam Rencana
Induk Pengembangan Kepariwisata Daerah (RIPKD) sebagai guidelines yang
ditindaklanjuti dengan berbagai rencana implementatif dan pentahapan.
e. Muara

darisemua

ini

adalah

penciptaan

peluang

kerja.

Bauran

dan

keanekaragaman produk wisata dengan sifat saling tergantung, membuat


industri pariwisata menjanjikan peluang kerja yang sangat besar. Kejelian insan
pariwisata dalam mengenali karakteristik pasar dan kemampuan menangkap
berbagai

peluang

serta

kreatifitasnya

untuk

memenuhi

permintaanakan

memenangkan pasar yang otomatis akan berimbas pada terciptanya peluang


kerja pada banyak bidang.

66

BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1

Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata


Berdasarkan latar belakang dan landasan pemikiran yang telah dikemukakan pada
Bab

terdahulu,

maka

telah

tergambar

arah

pembangunan

kebudayaan

dan

kepariwisataan Kota Padang yang merupakan salah satu penjabaran dari Tujuan dan
Sasaran Pembangunan Daerah sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJMD). Berbagai dasar pemikiran telah dirumuskan sebagai rambu-rambu di
dalam Pembangunan Kebudayaan dan Kepariwisataan pada masa mendatang yang
penuh dengan harapan dan tantangan, yang harus dipedomani oleh insan kebudayaan
dan kepariwisataan untuk lebih berperan dalam melaksanakan pembangunan yang
berencana dan berkesinambungan.
Untuk itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang yang merupakan salah satu
pelaku pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan merumuskan Visi sebagai
berikut:Menjadikan Padang sebagai Destinasi Wisata Pesisir yang Nyaman
dan Berkesan Indah.
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas serta berpedoman terhadap tugas pokok dan
fungsi Dinas yang berperan sebagai regulator dan fasilitator dalam pembangunan
kebudayaan dan kepariwisataan yang transparan dan akuntabel dengan mengutamakan
kepentingan masyarakat.
Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tahun 20142019 adalah:
1. Mengembangkan destinasi pariwisata yang nyaman dan berdaya saing.
2. Mengembangkan potensi Seni dan Budaya dan pelestarian Cagar Budaya.
3. Melibatkan

partisipasi

semua

lapisan

masyarakat

dalam

pengembangan

Kepariwisataan.
4. Meningkatkan kesejahteraan

perekonomian

masyarakat

dengan menggerakan

kepariwisataan ekonomi kreatif.


5. Meningkatkan dukungan pelayanan guna terwujudnya kualitas kinerja oganisasi.

67

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah


A. Tujuan
1. Meningkatkan sistem pengelolaan potensi objek wisata dengan kegiatan perencanaan
yang terarah, terkendali, menyeluruh, berkelanjutan dan ramah lingkungan
2. Meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat Kota Padang atas nilai nilai
seni dan budaya Minangkabau dalam rangka memelihara jatidiri yang merupakan
wujud dari daya tarik wisata
3. Meningkatkan upaya pengembangan industri pariwisata yang berorientasi pada
pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan memperluas jaringan kerja dan
kesempatan berusaha.
4. Mewujudkan strategi promosi pariwisata yang berorientasi pada efektifitas, efisiensi,
kualitas, informatif yang mampu meningkatkan kredibilitas dan eksistensi pariwisata
Kota Padang secara nasional dan internasional.
5. Memberikan dukungan pelayanan, sarana dan prasarana serta peningkatan
kompetensi sumber daya aparatur.
B. Sasaran
1. Peningkatan kualitas serta sarana prasarana objek wisata yang manjadi prioritas
pengembangan;
2. Membuat

kawasan wisata yang berkharakter sesuai dengan tema yang telah

ditetapkan;
3. Peningkatan daya tarik wisata, jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan;
4. Eksistensi masyarakat yang berbudaya dan beragama dikawasan objek wisata atau
kawasan bersejarah;
5. Masyarakat yang menjunjung jati diri, cinta seni budaya Minangkabau serta benda
cagar budaya;
6. Meningkatnya peran aktif dan aktivitas jaringan kerjasama dari komunitas , lembaga
asosiasi kepariwisataan daerah, provinsi dan nasional serta internasional;

68

7. Meningkatnya pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam rangka menjaga


kualitas serta kelangsungan industri pariwisata di Kota Padang;
8. Promosi wisata melalui kerjasama dengan travel biro dan lembagalembaga
pemerintahan dalam dan luar negeri;
9. Meningkatkan pembinaan terhadap tenagatenaga Pramuwisata melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan dalam semua aspek kepariwisataan;
10. Meningkatkan pemberian dukungan layanan kedinasan;
11. Meningkatkan kompetensi sumber daya aparatur.

69

Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
NO.

TUJUAN

SASARAN

1
1.

2
Meningkatkan
sistem pengelolaan
potensi objek
wisata dengan
kegiatan
perencanaan yang
terarah, terkendali,
menyeluruh,
berkelanjutan dan
ramah lingkungan

3
1. Peningkatan
kualitas serta
sarana prasarana
objek wisata yang
menjadi prioritas
pengembangan
2. Membuat
kawasan wisata
yang berkharakter
sesuai dengan tema
yang telah
ditetapkan
3. Peningkatan
daya tarik wisata,
jumlah kunjungan
dan lama tinggal
wisatawan
1. Eksistensi
masyarakat yang
berbudaya dan
beragama di
kawasan objek
wisata atau

2.

Meningkatkan
pemahaman dan
apresiasi
masyarakat Kota
Padang atas nilainilai seni dan

INDIKATOR
KINERJA
4
Lama Tinggal
Wisman

1
5
1.50

Lama Tinggal
Wisnus

2.00

Jumlah
Gelanggang
Silih Berganti

3 buah

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN Ke


2
3
4
6
7
8
1.60
1.70
1.80

2.50

5 buah

2.50

3.00

7 buah

10 buah

5
9
2.00

3.50

15 buah

70

budaya
Minangkabau dalam
rangka memelihara
jati diri yang
merupakan wujud
dari daya tarik
wisata
3.

Mewujudkan
strategi promosi
pariwisata yang
berorientasi pada
efektifitas, efisiensi,
kualitas, informatif
yang mampu
meningkatkan
kredibilitas dan
eksistensi
pariwisata Kota
Padang secara
nasional dan
internasional

2.

1.

2.

3.

kawasan
bersejarah
Masyarakat yang
menjunjung jati
diri, cinta seni
budaya
Minangkabau
serta benda cagar
budaya
Meningkatnya
peran aktif dan
aktivitas jaringan
kerjasama dari
komunitas,
lembaga asosiasi
kepariwisataan
daerah, provinsi
dan nasional serta
internasional
Promosi wisata
melalui kerjasama
dengan travel biro
dan lembagalembaga
pemerintahan
dalam dan luar
negeri.
Meningkatkan
pembinaan
terhadap tenaga-

Pemandu
Wisata

50 orang

70 orang

90 orang

120 orang

150 orang

71

4.

5.

Meningkatkan
upaya
pengembangan
industri pariwisata
yang berorientasi
pada
pemberdayaan
ekonomi kerakyatan
dengan
memperluas
jaringan kerja dan
kesempatan
berusaha.
Memberikan
dukungan
pelayanan, sarana
dan prasarana serta
peningkatan
kompetensi sumber
daya aparatur

tenaga
Pramuwisata
melalui kegiatan
pendidikan dan
pelatihan dalam
semua aspek
kepariwisataan
1. Meningkatnya
pemahaman dan
partisipasi
masyarakat dalam
rangka menjaga
kualitas serta
kelangsungan
industri pariwisata
di Kota Padang

Meningkatkan
pemberian
dukungan layanan
kedinasan.
Meningkatkan
kompetensi
sumber daya
aparatur

Jumlah
Wisman
Jumlah
Wisnus

Jumlah
sarana dan
prasarana

46.143

47.143

48.143

49.143

53.057

2.252.336

2.652.336

2.752.336

2.852.336

3.001.306

Peralatan
Kantor: 1
pkt
Mobil: 3
unit
Motor: 13
unit

Peralatan
Kantor: 1
pkt
Mobil: 3
unit
Motor: 13
unit

Peralatan
Kantor: 1
pkt
Mobil: 3
unit
Motor: 13
unit

Peralatan
Kantor: 1 pkt
Mobil: 3 unit
Motor: 13
unit

Peralatan
Kantor: 1 pkt
Mobil: 2 unit
Motor: 13
unit

72

4.3 Strategi dan Kebijakan


1. Membuat kebijakan dan peraturan penataan ruang objek wisata serta master plan
pengembangan kepariwistaan yang berkesinambungan serta ramah lingkungan di
Kota Padang;
2. Menyediakan pedoman, standarisasi dan aturan tentang arah pengembangan
pariwisata di Kota Padang bagi investor dan insan pariwisata;
3. Melakukan penetapan skala prioritas terhadap pengembangan kawasan objek wisata;
4. Memberikan kesempatan seluasluasnya bagi pengusaha lokal dan masyarakat untuk
mengembangkan objek dan daya tarik wisata(ODTW), baik untuk dikelola sendiri
maupun dikerjasamakan dengan investor luar dan dalam negeri;
5. Melakukan usaha inventarisasi dan dokumentasi aset seni budaya serta benda cagar
budaya;
6. Menetapkan produk hukum atas nilai seni budaya serta benda cagar budaya;
7. Menyelenggarakan kegiatan kepariwisataan yang menjunjung tinggi nilainilai budaya
Minangkabau, nilainilai sejarah serta kegiatan yang bernuansa religi.
8. Mewujudkan konsep kepariwisataan yang berbasis kerakyatan atau community based
tourism development.
9. Mewujudkan sistem kerjasama simbiosis mutualisme antara pemerintah, swasta,
insan pariwisata, akademisi serta masyarakat dalam pengembangan industri
pariwisata Kota Padang;
10. Mewujudkan iklim investasi kepriwisataan yang kondusif dan menciptakan sistem
kerjasama dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.
11. Meningkatkan standar kualitas pelayanan kepariwisataan, sehingga dapat memenuhi
kenyamanan dan kepuasan wisatawan
12. Menyelenggarakan sistem pemasaran pariwisata melalui strategi promosi yang
bertumpu pada kekuatan dan kejelian serta analisa pasar.

73

13. Terselenggaranya bahan, sarana dan prasarana promosi pariwisata yang inovatif
kreatif serta pemanfaatan kemajuan teknologi.
14. Menyelenggarakan pemberian layanan keuangan, kepegawaian, dan perbaikan
sarana dan prasarana aparatur; dan
15. Menyelenggarakan peningkatan kualitas sumber daya aparatur melalui rapat
koordianasi, seminar, workshop dan pelatihan.

74

BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Potensi wisata Kota Padang cukup menjanjikan, namun belum terkelola secara
optimal sampai saat ini.Objek wisata yang ada, selain belum dilengkapi dengan sarana
prasarana yang memadai, juga masih terfragmentasi pengembangannya.Objek-objek wisata
tersebut belum dikemas sebagai satu kesatuan produk wisata yang bisa dinikmati wisatawan
dalam satu rangkaian perjalanan yang menyenangkan.Hal ini menyebabkan tingkat
kunjungan ke objek wisata di Kota Padang masih rendah, Meski sarana dan jasa pendukung
wisata di Kota Padang relatif sudah cukup memadai. Pemerintah Kota Padang secara
bertahap telah mulai membenahi dan membangun sarana dan prasarana penunjang
pariwisata yang tersebar pada beberapa lokasi di Kota Padang, seperti kawasan sepanjang
Pantai Padang, Kawasan Pantai Air Manih, Kawasan Pelabuhan Muara dengan Jembatan Siti
Nurbaya, dan Kawasan Wisata Bungus Teluk Kabung.
Dalam pembangunan dunia kepariwisataan di Kota Padang, program dan kegiatan
yang akan dibuat, dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan pokok. Pendekatan pertama adalah
pendekatan

kebijakan

(sektoral),

yaitu

Dinas

Kebudayaan

dan

Pariwisata,

Dinas

Perhubungan dan Kominfo, Dinas Pekerjaan Umum, dinas-dinas/badan/lembaga sektoral


lainnya serta swasta, akan memberikan kontribusi program dan kegitan sesuai dengan
bidangnya masing-masing, karena pengembangan pariwisata bersifat multidisiplin dan
multisektor,

sehingga

keterlibatan

sektor-sektor

terkait

adalah

sebuah

keharusan.

Kebijakansektoral yang dikeluarkan tetap akan mengacu pada karakteristik dari masingmasing kawasan dan objek pengembangan menurut kriteria pengembangan pariwisata di
Kota Padang, baik dalam jangka waktu pengembangan jangka pendek, menengah dan
jangka

panjang.

memandang

Pendekatan

wilayah

sebagai

kedua
sutu

adalah

pendekatan

kesatuan

kemasyarakatan,

social.Pemanfaatan

dengan

ruang

dan

pengimplementasian ragam budaya dan tata nilai harus ditempatkan sebagai suatu variabel
yang penting dalam mendukungpengembangan wilayah.Masyarakat lokal, institusiinstitusi
lokal/kemasyarakatan serta lembaga-lembaga non-pemerintah, merupakan faktor yang
berperan menentukan pengembangan wilayah masing-masing sesuai dengan karakteristik
pengembangannya.

75

Pendekatan ketiga pendekatan keruangan/kewilayahan. Pemerintah Kota, Kecamatan


dan Kelurahan berperan sebagai fasilitator dan katalisator dalam pengembangan pariwisata
di Kota Padang. Koordinasi dalam lingkup keruangan/kewilayahan sekaligus merupakan
penentu terciptanya keseimbangan pemanfaatan ruang antara usaha-usaha pembangunan
dan pelestarian.Dalam hal ini, komunitas dan swasta diharapkan dapat berperan aktif. Begitu
juga Pemerintah Propinsi dan Pusat, turut memberikan andil sehingga keselarasan unsur
pembentuk wilayah yang meliputi sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan sumberdaya
manusia beserta kegiatannya yang mencakup kegiatan ekonomi, politik, sosial budaya dan
pertahanan yang seluruhnya berintegrasi membentuk wujud tata ruang wilayah, baik yang
direncanakan maupun tidak. Pembangunan sektor pariwisata dituntut untuk mengarah pada
terwujudnya tahapan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism
development).
5.1 Program Sekretariat
5.1.1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Tujuan dari Program ini adalah memberikan dukungan pelayanan, sarana dan
prasarana serta peningkatan kompetensi sumber daya aparatur Dinas
Kebudayaan Pariwisata Kota Padang.
Sasaran dari program Pelayanan Administrasi Perkantoran adalah meningkatkan
pemberian dukungan layanan kedinasan.
Kegiatan pokok dalam Program ini adalah:
1. Penyediaan Jasa Surat menyurat;
2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air dan Listrik;
3. Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor;
4. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendraan Dinas/Operasional;
5. Penyediaan Alat Tulis Kantor;
6. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan;
7. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor;
8. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan;
9. Penyediaan makanan dan minuman;
10. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah;
11. Penyediaan Alat Kebersihan;
12. Penyediaan Jasa Pelayanan Publik.

76

5.1.2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur


Program ini merupkan Program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
sarana dan prasarana aparatur.Sasaran dari Program ini adalah agar aparatur
dapat bekerja lebih optimal. Kegiatan dalam program ini adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan Mebeleur;
2. Pemeliharaan Rutin/berkala Gedung kantor;
3. Pemeliharaan Rutin/berkala Kendaraan Dinas Operasional;
4. Pemeliharaan Rutin/berkala Perlengkapan Gedung Kantor.
5.1.3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
A.Tujuan
Tujuan dari Program Peningkatan Disiplin Aparatur adalah meningkatan
kompetensi sumberdaya aparatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Padang.
B.Sasaran
Sasaran dari Program Peningkatan Disiplin Aparatur adalah meningkatknya
kompetensi sumberdaya aparatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Padang.
C.Kegiatan Pokok dalam Program Peningkatan Disiplin Aparatur adalah:
- Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Kelengkapannya
5.1.4 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
A.Tujuan
Tujuan dari Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan adalah meningkatkan sistem pelaporan capaian kinerja
dan keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang.
B.Sasaran
Sasaran dari Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan adalah meningkatnya sistem pelaporan capaian kinerja
dan keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang.
C. Kegiatan Pokok dalam Program Peningkatan Pengembangan Sistem Capaian
Kinerja dan Keuangan
- Penyusunan Laporan Capaian Kinerja Dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

77

5.2 Program Perencanaan Pembangunan Daerah


Program

ini

untuk

membuat

Perencanaan

Kepariwisataan

dengan

kegiatan

Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang.


5.3 Program Lingkungan Hidup
Hanya memiliki satu Program yaitu program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Persampahan dengan kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Persampahan
5.4 Program Kebudayaan
5.4.1

Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya


Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya bertujuan
untuk pelestarian budaya melalui kegiata sebagai beriut:
1. Pertemuan Sastrawan Melayu Raya (Numura);
2. Pendaftaran Cagar Budaya di Wilayah Kota Padang;
3. Refitalisasi Cagar Budaya Sharing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nasional RI.

5.4.2

Program Pembinaan Seni dan Budaya Daerah


Program Pembinaan Seni dan Budaya Daerah bertujuan untuk pelestarian
budaya daerah dengan cara peningkatan jumlah dan kualitas sanggar serta
bekerjasama dengan lembaga adat dalam rangka menggerakkan industri
pariwisata di Kota Padang dengan sasaran terpeliharanya nilai budaya, religius,
dan tradisi lokal dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Penampilan Seni Tradisional Minangkabau secara Rutin dan Berkala;
2. Pelaksanaan Event-eventKesenian Dalam dan Luar Negeri;
3. Pelaksanaan Event-event Budaya (Pawai Telong-telong);
4. Festival Siti Nurbaya;
5. Event Kesenian dalam Acara APEKSI;
6. Pembinaan Kesenian Anak Nagari;
7. Operasional Museum
8. Silat (11 Kecamatan);
9. Penampilan Kesenian di Pasar, Pasar Pembantu, Pasar Pabukoan, Danau
Cimpago dan Tempat-tempat rekreasi;

10. Festival Kuliner.

78

5.5 Program Pariwisata


5.5.1 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Pada dasarnya setiap bentuk pengembangan pariwisata bertumpu pada dua
elemen, yaitu destinasi dan pasar.Untuk dapat mengembangkan kedua aspek
tersebut diperlukan upaya pemasaran. Pemasaran dengan menggunakan cara
tradisional perlu diganti dengan pemasaran dengan teknologi modern seperti
internet, leaftlet, booklet sehingga dapat memperluas jangkauan pemasaran yang
pada

akhirnya

meningkat

jumlah

wisatawan

dan

lama

tinggal.

Program

pengembangan pemasaran bertitik berat pada Pembenahan Pusat Informasi Wisata


(Tourist Information Center) yang dilengkapi teknologi modern.Pusat informasi ini
dapat digunakan oleh seluruh stakeholder yang terkait dengan pariwisata sehingga
dapat memperoleh informasi dan data secara cepat, tepat dan akurat. Dana
pengembangan pemasaran sebagian dibiayai melalui APBN/APBD dengan kegiatan
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan di Luar Negeri;
2. Pelaksanaan Tour de Singkarak 2014;
3. Pemilihan Duta Wisata;
4. Pemilihan Duta Wisata dan Padang Fashion Festival;
5. Pembuatan Bahan-Bahan Promosi Pariwisata.
5.5.2 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata bertujuan untuk mengembangkan
objek dan dayatarik wisata di Kota Padang. Sesuai dengan Visi dan Misi Walikota
maka Program Pengembangan Objek dan dayatarik wisata adalah pembenahan
wisata terpadu Gunung Padang yang meliputi Gunung Padang dengan Jembatan Siti
Nurbaya, Pelabuhan Muara dengan Kota Tua, Pantai Air Manis dengan Legenda Batu
Malin Kundang, dan Penataan Pantai Padang melalui sharing APBD Provinsi Sumatera
Barat, masyarakat dan pihak swasta. Pengembangan objek dan dayatarik wisata ini
akanmenciptakan wisata keluarga yang nyaman dan berkesan sertamendorong
pengembangan wisata konvensi (MICE).Kegiatannya meliputi:

79

1. Pemeliharaan Objek Wisata TAHURA Bung Hatta.


2. Renovasi Gedung dan Taman Tahura
3. Pemeliharaan Ruti Berkala Bangunan Objek Wisata Kota Tua.
4. Pembangunan Kawasan Wisata Terpadu
5. Pemeliharaan Rutin Berkala Bangunan Objek Wisata Kota Padang
6. Pembinaan Usaha Pariwisata Kota Padang dan Pengelolaan Objek Wisata.
7. Pengadaan Sarana untuk Pengembangan Wisata Pantai.
8. Peningkatan Kebersihan Objek Wisata Pantai.
9. Pembangunan Sarana dan Prasarana di Objek Wisata.
10. Promosi dan Pengembangan Pantai Air Manis (Sharing Propinsi)
11. Sosialisasi Pengembangan Pantai Air Manis
12. Peningkatan Kebersihan Objek Wisata Pantai Purus
13. Pembangunan Lapau Panjang Cimpago (LPC).
14. Pembangunan Sarana dan Prasarana di Objek Wisata Pantai Air Manis.
15. Peningkatan Sarana dan Prasarana Objek Wisata Tahura
16. Penyusunan Infrastruktur Cimpago.
5.5.3 Program Pengembangan Kemitraan
Program pengembangan kemitraan ditujukan dalam rangka meningkatkan
kerjasama antar seluruh stakeholder pariwisata dalam menciptakan paket-paket
wisata yang menarik, kreatif, layak dan ramah di Kota Padang.Program ini lebih
diarahkan kepada terciptanya kondisi wisata keluarga yang aman dan nyaman di
objek dan daya tarik wisata dikawasan wisata terpadu Gunung Padang. Selain itu,
program pengembangan kemitraan diharapkan terbentuknya kelompok sadar wisata,
pemandu wisata profesional, dan lahirnya usahwan muda yang bergerak dalam
bidang pariwisata dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Talk Show Kepariwisataan dan TIC
2. Bimbingan Teknis Calon Pramuwisata
3. Peningkatan Kapasitas SDM TIC

80

5.5.4 Program Pengembangan Produk Kepariwisataan Daerah


Program pengembangan produk pariwisata ditujukan kepada pengesahaan dari
perencanaan pariwisata Kota Padang.Dalam pengembangan pariwisata menjadi
sangat penting untuk menyusun perencanaan, sebab tanpa perencanan potensi
kerusakan lingkungan di areal atau kawasan pariwisata dapat terjadi, sehngga dalam
perencanaan disusun berdasarkan kondisi saat ini dengan membuat analisis waktu
mendatang serta menentukan tujuan yang ingin dicapai dan memilih alternatif untuk
mencapai tujuan tersebut.Dengan demikian perencanaan pariwisata perlu Legalitas.
Legalitas perencaan pariwisata ini disahkan dengan Peraturan Daerah (PERDA)
sehingga stakeholder mematuhi apa yang tercantum di dalam perencanaan tersebut.
Dana pengembangan produk pariswisata sebagian didanai melalaui APBN/APBD
dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Pembinaan dan pengembangan industry kreatif Pariwisata.
2. Pengembangan Pelayanan Informasi Produk Pariwisata melalui Website.
3. Evaluasi Kegiatan Kepariwisataan
4. Pembuatan Buku Profil Kepariwisataan
5. Naskah Akademis RIPKD
6. Kajian Evaluasi RIPDA
7. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Pengelola Kelompok Sadar Wisata.
8. Pemutakhiran Data-data kepariwisataan.
9. Lomba Disain Branding Image Pariwisata Kota Padang.
10. DED Kawasan wisata terpadu.
11. Kajian evaluasi event-event Pariwisata Padang.
12. Pengembangan Organisasi Kepariwisataan.

81

BABVI
INDIKATOR KINERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
TABEL 6.1
INDIKATOR KINERJA DISBUDPAR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Sasaran

Indikator Kinerja

Strategi dan Arah Kebijakan

(Outcome)

Meningkatnya rata rata

Meningkatkan kualitas akomodasi

lama tinggal

penginapan bertaraf internasional

wisatawan di kota

dengan arah kebijakan kemudahan

Padang (bidang

dan intensif kepada pengusaha

promosi)

perhotelan

Lama tinggal (hari)

Menciptakan paket paket perjalanan


wisata

yang

menarik

dan

Jumlah kriminalitas

kreatif

(kasus)

dengan arah kebijakan melalui kondisi


nyaman dan aman dengan kegiatan
masyarakat

sadar

wisata

terutama

pada objek objek wisata


Meningkatnya

jumlah

kunjungan

wisatawan

Nusantara

dan

Mancanegara
promosi)

(bidang

Membangun kelembagaan pariwisata Tersedianya dokumen


kota Padang yang kuat dan berkualitas perda

(jumlah)

dengan arah kebijakan membuat Perda tersedianya


untuk

pengelolaan

pariwisata

dan
IT

dan Kepariwisataan

pembenahan Pusat Informasi Wisata (jumlah)


(Tourist

Information

Center)

yang

dilengkapi dengan fasilitas teknologi


informasi terkini

82

Mengembangkan event-event wisata

Event (jumlah)

yang dapat meningkatkan kunjungan


wisatawan

dengan

arah

Mitra (jumlah)

kebijakan

melalui peningkatan event-event wisata


yang

berskala

Nasional

dan

Internasional yang dapat meningkatkan


kunjungan wisata kota Padang serta
menjalin

kemitraan

dengan

pelaku

pariwisata
Mengembangkan jumlah dan kualitas Tersedianya
objek

wisata

wisatawan
melalui

yang

menarik

dengan

arah

peningkatan

sarana

bagi dan

prasarana

kebijakan (jumlah),

pemandu

jumlah

dan wisata

(orang)

dan

kualitas infrastruktur kota yang dapat penyuluhan (jumlah)


menunjang kegiatan pariwisata dan
penyuluhan

sadar

wisata

secara

berkala kepada masyarakat tentang


manfaat dan pentingnya pariwisata
bagi pembangunan Kota Padang
Meningkatnya

Peningkatan Keamanan dan ketertiban Personil (orang) dan

kenyamanan

dan objek

kesan

yang

baik dengan

(bidang

Objek

dan memberdayakan pihak keamanan serta

Sarana)

wisata

dan

Peningkatan

arah

K3 prasarana K3 (jumlah)

kebijakan

pemberdaya masyarakat

Terpeliharadan

Seni budaya (jumlah),

lestarinya nilai religius,

sanggar (jumlah), dan

budaya

tempat

dan

tradisi

lokal yang berada di

festival

(jumlah)

kota Padang

83

Peningkatan pariwisata berbasis kearifan


lokal dan tradisi seni budaya dengan
arah kebijakan melalui pengembangan
seni

tradisi

budaya

yang

dikemas

secara modern tanpa menghilangkan


esensi dari tradisi, reorganisasi sanggar
seni tradisional
yang

dikelola secara profesional dan

Peningkatan

Kota

Padang

sebagai

tempat festival seni budaya di tingkat


Nasional dan Internasional
Pengembangan
dengan

arah

wisata

keagamaan Capaian

kebijakan

pembinaan

melalui (persentase)

pembinaan seni tradisional bernuansa


religius dan budaya Minangkabau

84

Tabel 6.2
Hubungan Antara Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
VISI : MENJADIKAN PADANG SEBAGAI KOTA WISATA PESISIR YANGNYAMAN DAN BERKESAN
MISI : 1. Mengembangkan destinasi pariwisata yang nyaman dan berdaya saing.
2. Mengembangkan potensi Seni dan Budaya dan pelestarianCagar Budaya.
3. Melibatkan partisipasi semua lapisan masyarakat dalam pengembangan Kepariwisataan.
4. Meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat dengan menggerakkan kepariwisataan ekonomi kreatif.
5. Meningkatkan dukungan pelayanan guna terwujudnya kualitaskinerja oganisasi.

TUJUAN

SASARAN

STRATEGI
DAN ARAH KEBIJAKAN
Misi 1. Mengembangkan destinasi pariwisata yang nyaman dan berdaya saing
Meningkatkan
1. Peningkatan kualitas
1. Membuat kebijakan dan peraturan penataan ruang objek
sistem pengelolaan
serta sarana
wisata serta master plan pengembangan kepariwisataan yang
potensi objek wisata
prasarana objek
berkesinambungan serta ramah lingkungan di Kota Padang
dengan kegiatan
wisata yang menjadi
2. Menyediakan pedoman, standarisasi dan aturan tentang arah
perencanaan yang
prioritas
pengembangan pariwisata di Kota Padang bagi investor dan
terarah, terkendali,
pengembangan
insan pariwisata
menyeluruh,
2. Membuat kawasan
3. Melakukan penetapan skala prioritas terhadap
berkelanjutan dan
wisata yang
pengembangan kawasan objek wisata
ramah lingkungan
berkarakter sesuai
4. Meningkatkan standarkualitas pelayanan kepariwisataan,
dengan tema yang
sehingga dapat memenuhi kenyamanan dan kepuasan
telah ditetapkan
wisatawan
3. Peningkatan daya
85

tarik wisata, jumlah


kunjungan dan lama
tinggal wisatawan

Misi 2. Mengembangkan potensi Seni dan Budaya dan pelestarian Cagar Budaya.
Meningkatkan
1. Eksistensi masyarakat
pemahaman dan
yang berbudaya dan
apresiasi masyarakat
beragama di kawasan
Kota Padang atas
objek wisata atau
nilai-nilai seni dan
kawasan bersejarah
budaya
2. Masyarakat yang
Minangkabau dalam
menjunjung jati diri,
rangka memelihara
cinta seni budaya
jati diri yang
Minangkabau serta
merupakan wujud
benda cagar budaya
dari daya tarik
wisata

1. Menyelenggarakan kegiatan kepariwisataan yang menjunjung


tinggi nilai-nilai budaya Minangkabau, nilai-nilai sejarah serta
kegiatan yang bernuansa religi.
2. Menetapkan produk hukum atas nilai seni budaya serta benda
cagar budaya
3. Melakukan usaha inventarisasi dan dokumentasi aset seni
budaya serta benda cagar budaya

Misi 3. Melibatkan partisipasi semua lapisan masyarakat dalam pengembangan Kepariwisataan

Mewujudkan
strategi promosi
pariwisata yang
berorientasi pada
efektifitas, efisiensi,
kualitas, informatif

1. Meningkatnya peran
aktif dan aktivitas
jaringan kerjasama
dari komunitas,
lembaga asosiasi
kepariwisataan

1. Mewujudkan sistem kerjasama simbiosis mutualisme antara


pemerintah, swasta, insan pariwisata, akademisi serta
masyarakat dalam pengembangan industri pariwisata Kota
Padang
2. Mewujudkan iklim investasi kepariwisataan yang kondusif dan
menciptakan sistem kerjasama dengan berbagai pihak, baik
86

yang mampu
daerah, provinsi dan
meningkatkan
nasional serta
kredibilitas dan
internasional
eksistensi pariwisata 2. Promosi wisata
Kota Padang secara
melalui kerjasama
nasional dan
dengan travel biro
internasional
dan lembagalembaga
pemerintahan dalam
dan luar negeri
3. Meningkatkan
pembinaan terhadap
tenaga-tenaga
Pramuwisata melalui
kegiatan pendidikan
dan pelatihan dalam
semua aspek
kepariwisataan

dalam maupun luar negeri


3. Menyelenggarakan sistem pemasaran pariwisata melalui strategi
promosi yang bertumpu pada kekuatan dan kejelian serta analisa
pasar

Misi 4. Meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat dengan menggerakan kepariwisataan ekonomi kreatif.

87

Meningkatkan upaya 3. Meningkatnya


1. Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pengusaha lokal
pengembangan
pemahaman dan
dan masyarakat untuk mengembangkan objek dan daya tarik
industri pariwisata
partisipasi
wisata (ODTW), baik untuk dikelola sendiri maupun
yang berorientasi
masyarakat dalam
dikerjasamakan dengan investor luar dan dalam negeri
pada pemberdayaan
rangka menjaga
2. Mewujudkan konsep kepariwisataan yang berbasis kerakyatan
ekonomi kerakyatan
kualitas serta
atau community based tourism development
dengan memperluas
kelangsungan
jaringan kerja dan
industri pariwisata di
kesempatan
Kota Padang
berusaha.

Misi 5. Meningkatkan dukungan pelayanan guna terwujudnya kualitas kinerja oganisasi

Memberikan
1. Meningkatkan
1. Terselenggaranya bahan, sarana dan prasarana promosi
dukungan pelayanan,
pemberian dukungan
pariwisata yang inovatif kreatif serta pemanfaatan kemajuan
sarana dan prasarana
layanan kedinasan
teknologi
serta peningkatan
2. Meningkatkan
2. Menyelenggarakan pemberian layanan keuangan, kepegawaian,
kompetensi sumber
kompetensi sumber
dan perbaikan sarana dan prasarana aparatur
daya aparatur
daya aparatur
3. Menyelenggarakan peningkatan kualitas sumber daya aparatur
melalui rapat koordinasi, seminar, workshop dan pelatihan.

88

No.

1
1.

2.

Tabel 6.3
Hubungan Antara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 3
Menjadikan Kota Padang sebagai Daerah Tujuan Wisata yang Nyaman dan Berkesan

Sasaran

2
Peningkatan
kualitas serta
sarana prasarana
objek wisata yang
menjadi prioritas
pengembangan

Meningkatnya
peran aktif dan
aktivitas jaringan
kerjasama dari
komunitas,
lembaga asosiasi
kepariwisataan
daerah, provinsi
dan nasional serta
internasional

Strategi dan arah kebijakan

3
1. Membuat kebijakan dan
peraturan penataan ruang
objek wisata serta master
plan pengembangan
kepariwisataan yang
berkesinambungan serta
ramah lingkungan di Kota
Padang
2. Mewujudkan sistem
kerjasama simbiosis
mutualisme antara
pemerintah, swasta, insan
pariwisata, akademisi serta
masyarakat dalam
pengembangan industri
pariwisata Kota Padang.
3. Mewujudkan iklim investasi
kepariwisataan yang
kondusif dan menciptakan
sistem kerjasama dengan
berbagai pihak, baik dalam
maupun luar negeri

Indikator
Kinerja
(outcome)
4
4 ( dokumen)
perencanaan

Jumlah
Wisman
Jumlah wisnus

Capaian kinerja

Kondisi Awal
5
1 (dokumen)
perencanaan

Kondisi Akhir
6
5( dokumen)
perencanaan

46.143

53.057

2.252.336

3.001.306

Program
Pembangunan
Daerah
7
Program
Pengemban
gan
Destinasi
Pariwisata

Program
Pengemban
gan
Kemitraan

Bidang
urusan

8
Pariwisata

Pariwisata

SKPD
Penanggung
jawab
9
1. Badan
Penanam
an Modal
2. Bappeda
3. TRTB
4. PU
5. Disbudpar

Disbudpar

89

3.

4.

5.

6.

Meningkatnya
pemahaman dan
partisipasi
masyarakat
dalam rangka
menjaga kualitas
serta
kelangsungan
industri
pariwisata di
Kota Padang
Promosi wisata
melalui
kerjasama
dengan travel
biro dan
lembagalembaga
pemerintahan
dalam dan luar
negeri
Peningkatan daya
tarik wisata,
jumlah kunjungan
dan lama tinggal
wisatawan

4. Memberikan kesempatan
seluas-luasnya bagi
pengusaha lokal dan
masyarakat untuk
mengembangkan objek
dan daya tarik wisata
(ODTW), baik untuk
dikelola sendiri maupun
dikerjasamakan dengan
investor luar dan dalam
negeri
5. Terciptanya pemasaran dan
promosi pariwisata yang
berkualitas dan bertanggung

6. Meningkatkan
standarkualitas pelayanan
kepariwisataan, sehingga
dapat memenuhi
kenyamanan dan kepuasan
wisatawan

Eksistensi
masyarakat yang
berbudaya dan

7. Mewujudkan konsep
kepariwisataan yang
berbasis kerakyatan atau

jawab.

Lama tinggal
Wisman

1.50

2,00

Lama tinggal
wisnus

2.00

3.50

46.143

53.057

2.252.336

3.001.306

Lama tinggal
Wisman

1.50

2,00

Lama tinggal
wisnus

2.00

3.50

Jumlah KAN

9 KAN

9 KAN

Randai:20

Randai:25

Jumlah
Wisman
Jumlah wisnus

Jumlah Group

Program
Pengemban
gan
Kemitraan

Pariwisata

1.Dinas
Kelautan
dan
Perikanan
2.Perindag
3.Koperasi
4.PHRI
5.ASITA

Program
Pemasaran
pariwisata

Pariwisata

Disbudpar

Program
Pengemban
gan
Kemitraan

Pariwisata

1..Dinas
Kelautan
dan
Perikanan
2.Perindag
3.Koperasi
4.PHRI
5.ASITA

Program
Pengemban
gan Nilai

Budaya

Disbudpar

90

beragama di
kawasan objek
wisata atau
kawasan
bersejarah
7.

8.

community based tourism


development

Tari : 18
Saluang: 8
Salawat :5

Masyarakat yang
8. Menyelenggarakan kegiatan
menjunjung jati
kepariwisataan yang
diri, cinta seni
menjunjung tinggi nilai-nilai
budaya
budaya Minangkabau, nilaiMinangkabau serta
nilai sejarah serta kegiatan
benda cagar
yang bernuansa religi
budaya
9. Melakukan usaha
inventarisasi dan
dokumentasi aset seni
budaya serta benda cagar
budaya
10. Menetapkan produk
hukum atas nilai seni
budaya serta benda cagar
budaya

Jumlah Event

Jumlah cagar
budaya

62 buah

Membuat
kawasan wisata
yang berkharakter
sesuai dengan
tema yang telah
ditetapkan

Jumlah
Gelanggang
silih berganti

3 buah

11. Menyediakan pedoman,


standarisasi dan aturan
tentang arah
pengembangan pariwisata
di Kota Padang bagi
investor dan insan
pariwisata
12. Melakukan penetapan
skala prioritas terhadap
pengembangan kawasan
objek wisata

Tari : 35
Saluang: 12
Salawat
dulang :10.

Budaya

Program
Pengelolaan
Kekayaan
Budaya

Budaya

Disbudpar

72 buah

Program
Pengelolaan
Keragaman
Budaya

Budaya

Disbudpar

15 buah

Program
Pengemban
gan
Kerjasama
Pengelolaan
Kekayaan
budaya

Budaya

Disbudpar
Diknas

91

9.

Meningkatkan
pembinaan
terhadap tenagatenaga
Pramuwisata
melalui kegiatan
pendidikan dan
pelatihan dalam
semua aspek
kepariwisataan

10.

Meningkatkan
pemberian
dukungan layanan
kedinasan

11.

Meningkatkan
kompetensi
sumber daya
aparatur

13. Menyelenggarakan
peningkatan kualitas
sumber daya aparatur
melalui rapat koordinasi,
seminar, workshop dan
pelatihan

Pemandu
wisata

50 org

150 org

Program
Pengemban
gan
Kemitraan

Pariwisata

Disbudpar

14. Terselenggaranya bahan,


sarana dan prasarana
promosi pariwisata yang
inovatif kreatif serta
pemanfaatan kemajuan
teknologi

Penyediaan
peralatan dan
perlengkapan
kantor.

1 pkt

1 pkt

Program
Pelayanan
Adminstrasi
Perkantoran

Pariwisata

Disbudpar

15. Menyelenggarakan
pemberian layanan
keuangan, kepegawaian,
dan perbaikan sarana dan
prasarana aparatur

Penyediaan
kendraan utk
operasioanl
kantor

Mobil: 3 bh ,
Motor :13 bh

Mobil : 2 unit
Motor : 13 bh

Program
Peningkatan
sarana dan
Prasarana
Aparatur

Pariwisata

Disbudpar

92

BAB VII
PENUTUP
Renstra ini merupakan pedoman dan acuan dalam pengusulan, penetapan,
pembahasan dan arah kebijakan, program dan kegiatan pembangunan pada Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD).Selanjutnya, sebagai pedoman dan acuan juga bagi SKPD terkait
dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) masing-masing SKPD.
Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang 2014-2019 ini sebagai
rencana jangka menengah yang masih bersifat umum dan diperlukan penjabaran secara
teknis operasional setiap tahunnya sebagai upaya yang berkesinambungan (Rolling Pan)
dalam kurun waktu lima tahun tersebut dalam bentuk Rencana Kerja (Renja) Tahunan.
Agar Renstra ini mampu diimplementasikan secara optimal diperlukan kerja sama dan
koordinasi dari berbagai pihak di lingkungan internal dan eksternal Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Padang. Baik ditingkat nasional (antar instansi pemerintah, pemerintah
daerah, swasta dan masyarakat) maupun internasional (multilateral, regional dan
bilateral).Untuk menghasilkan upaya yang sinergis dalam rangka mengaktualisasikan Renstra
ini, diperlukan keterpaduan, kerjasama, keterbukaan dan etos kerja seluruh personil dan
satuan kerja di lingkungan Pemerintah Kota Padang.
Didalam pelaksanaannya Renstra ini tidak akan terlepas dengan kondisi yang
berkembang di tingkat nasional maupun global, sehingga jika dipandang perlu dan seiring
adanya perubahan kebijakan dapat dilakukan perubahan seperlunya.
KEPALA DINASKEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KOTA PADANG

..Ir. H. Dian Fakri. MSP


Pembina Utama Muda,

NIP.19630511 198810 1 002

93

Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang

Tujuan

Sasaran

Indikator
Sasaran

Kode

Program dan
Kegiatan

Target Kinerja Program dan Karangka Pendanaan APBD Kota Padang

Indikator Kinerja
Program
Data
(outcome) dan
Capaian
Kegiatan
(output)

Rp

Target

RP

Target

Rp

Target

Rp

Kondisi Kinerja Akhir


Periode Renstra SKPD
2019
Target
RP

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

100%

1.576.173.000

100%

1.769.000.000

100%

1.858.000.000

100%

1.951.000.000

100%

2.048.000.000

Tahun 2014

Tahun-2015

Target Kinerja Program dan Karangka Pendanaan


Target
APBD Kota Padang

Rp

Tahun-2016

Tahun-2017

Tahun-2018

SEKRETARIAT
Memberikan
Pelayanan
administrasi
Perkantoran

Kantor
Disbudpar

Lancarnya
Administrasi
Perkantoran

I. Program
2 ,04 2 ,04 ,01 ,01

Pelayanan
Administrasi
Perkantoran

1. Penyediaan
2 ,04 2 ,04 ,01 ,01 ,01 jasa Surat
Menyurat

Terlaksananya
Kegiatan
Administrasi

12 bln

100%

Kelancaran
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran

12 bln

100%

1.892.205.319

6.750.000

100%

5.738.000

100%

7.000.000

100%

8.000.000

100%

9.000.000

100%

10.000.000

113.887.600

100%

112.040.000

100%

115.000.000

100%

120.000.000

100%

125.000.000

100%

130.000.000

2. Penyedian Jasa Pembayaran


2 ,04 2 ,04 ,01 ,01 ,02 Komunikasi, Air, Jasa Komunikasi
, air dan listrik
dan Listrik

12 bln

100%

3. Penyediaan
jasa
Pembayaran
pemeliharaan dan
2 ,04 2 ,04 ,01 ,01 ,06
Surat Izin
perizinan
Kendraan Dinas
kendaraan
dinas/operasional

14 unit

100%

7.250.000

100%

3.500.000

100%

8.000.000

100%

9.000.000

100%

10.000.000

100%

15.000.000

Tersedianya Alat
Tulis Kantor

12 bln

100%

22.500.000

100%

19.125.000

100%

30.000.000

100%

35.000.000

100%

40.000.000

100%

45.000.000

5. Penyediaan
2 ,04 2 ,04 ,01 ,01 ,11 barang cetakan
dan pengadaan

Penyediaan
Barang Cetakan
dan
Penggandaan

12 bln

100%

35.000.000

100%

29.750.000

100%

35.000.000

100%

42.500.000

100%

45.500.000

100%

50.500.000

6. Penyediaan
Kompenen
2 ,04 2 ,04 ,01 ,01 ,12 Instalasi
Listrik/Peneranga
n Bangunan
Kantor

Penyediaan Alat
dan Instalasi
listrik/peneranga
n bangunan
kantor

12 bln

100%

15.000.000

100%

12.750.000

100%

20.000.000

100%

25.000.000

100%

30.000.000

100%

35.000.000

Tersedianya
Peralatan dan
Perlengkapan
kantor

12 bln

100%

108.850.000

100%

190.000.000

100%

260.000.000

100%

311.000.000

100%

340.000.000

100%

357.000.000

12 bln

100%

7.500.000

100%

6.375.000

100%

7.000.000

100%

8.500.000

100%

9.500.000

100%

10.500.000

12 bln

100%

60.000.000

100%

51.000.000

100%

55.000.000

100%

60.000.000

100%

65.000.000

100%

70.000.000

2 ,04 2 ,04 ,01 ,01 ,10

4. Penyediaan
Alat Tulis Kantor

7. Penyediaan
2 ,04 2 ,04 ,01 ,01 ,13 Peralatan dan
Perlengkapan
Kantor
8. Penyedian
bahan bacaan
2 ,04 2 ,04 ,01 ,01 ,15
dan peraturan
perundang9. Penyediaan
2 ,04 2 ,04 ,01 ,01 ,17 makanan dan
minuman

Tersedianya
Bahan Bacaan
dan buku
peraturan Per
Tersedianya
Makan dan
Minum Kantor

Belanja
10.Rapat-rapat
Koordinasi dan
2 ,04 2 ,04 ,01 ,01 ,18 koordinasi dan
Konsultasi
konsultasi keluar Keluar Daerah
daerah
Tersedianya
Peralatan
kebersihan dan
bahan
Pembayaran Gaji
2 ,04 2 ,04 ,01 ,01 ,21 12.Penyedian jasa Pegawai
pelayanan public Honorer
2 ,04 2 ,04 ,01 ,01 20 11.Penyediaan
alat kebersihan

Lancarnya
Pejabat
Pelaksanaan Tugas Struktural
Kantor
dan Staf

Kenyamanan
Kerja

II. Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur
1.Pengadanaan
2 ,04 2 ,04 ,01 ,02 ,10
Mebeleur
2 ,04 2 ,04 ,01 ,02

2.Pemeliharaan
2 ,04 2 ,04 ,01 ,02 ,22 rutin/berkala
gedung kantor

2 ,04 2 ,04 ,01 ,02 ,24

Disiplin PNS

2 ,04 2 ,04 ,01 ,03

Instansi
Berwenang

Tertib
Administrasi

IV. Program
Peningkatan
2 ,04 2 ,04 ,01 ,06
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja
1.Penyusunan
laporan capaian
2 ,04 2 ,04 ,01 ,06 ,01 kinerja dan
ikhtisar realisasi
kinerja SKPD

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Tersedianya
Kinerja
Dokumen Renstra Dinas

Perencanaan

Lingkungan Hidup

984.217.719

100%

509.325.000

100%

593.680.000

100%

593.680.000

100%

593.680.000

100%

633.680.000

12 bln

100%

40.000.000

100%

21.250.000

100%

23.000.000

100%

30.000.000

100%

37.000.000

100%

45.000.000

12 bln

100%

491.250.000

100%

615.320.000

100%

615.320.000

100%

615.320.000

100%

646.320.000

100%

646.320.000

706.502.000

100%

641.602.000

100%

673.000.000

100%

707.000.000

100%

742.000.000

100%

779.000.000

Tersedianya
Sarana dan
Prasarana
Tersedianya
Mubeler Kantor

4 buah

17.900.000

100%

10.900.000

100%

15.000.000

100%

18.000.000

100%

20.000.000

100%

22.000.000

Terpeliharanya
gedung kantor

12 bln

65.000.000

100%

55.250.000

100%

56.000.000

100%

60.000.000

100%

65.000.000

100%

70.000.000

593.602.000

100%

549.952.000

100%

572.000.000

100%

594.000.000

100%

620.000.000

100%

648.000.000

30.000.000

100%

25.500.000

100%

30.000.000

100%

35.000.000

100%

37.000.000

100%

39.000.000

23.500.000

100%

100%

24.600.000

100%

25.900.000

100%

27.200.000

100%

28.500.000

23.500.000

100%

100%

24.600.000

100%

25.900.000

100%

27.200.000

100%

28.500.000

10.000.000

100%

8.500.000

100%

8.900.000

100%

9.300.000

100%

9.800.000

100%

10.300.000

10.000.000

100%

8.500.000

100%

8.900.000

100%

9.300.000

100%

9.800.000

100%

10.300.000

30.000.000

100%

30.000.000

100%

30.000.000

100%

30.000.000

100%

30.000.000

100%

30.000.000

30.000.000

100%

5.900.000

100%

Terpeliharanya
Peralatan Kantor

12 bln

III. Program
Peningkatan
Disiplin Aparatur

1.Pengadaan
pakaian dinas
2 ,04 2 ,04 ,01 ,03 ,02
beserta
kelengkapanya
Terpenuhinya
Laporan Capaian
Kinerja

100%

3.Pemeliharaan
Terpeliharanya
Rutin Berkala
kendaraan Dinas 14 buah
Kendaraan Dinas
kantor
opersional

4.Pemeliharaan
rutin/berkala
2 ,04 2 ,04 ,01 ,02 ,26
perlengkapan
gedung kantor
Pejabat
Keseragaman PNS Struktural
dan Staf

12 bln

Tersedianya
Pakaian Dinas
PNS

47 PNS

Laporan Capaian
Kinerja dan
keuangan
disbudpar

Program
Perencanaan
Pembangunan
Daerah

Penyusunan
1 ,06 2 ,04 ,01 21 40 Strategis
(RENSTRA)
Program
Pengembangan
Kinerja
Persampahan

Dokumen
Perencanaan

1 dokumen

5.015.000

100%

5.015.000

100%

5.015.000

100%

5.015.000

100%

5.015.000

Kantor Disbudpar
dan Tahura

Kebersihan
Kantor dan
Tahura

Penyediaan
Tersedianya
Prasarana dan
Alat
1 ,08 2 ,04 ,01 15 ,02 sarana
Persampahan
pengelolaan
Persampahan

1 17 2 ,04 ,01 18 ,05

Pertemuan
Sastrawan
Melayu Raya
(NUMURA)

Perlindungan
Pendaftaran
Cagar
Diperolehnya Data
dan
Cagar Budaya di
Budaya di
1 17 2 ,04 ,01 18 ,06
Cagar Budaya
Pelestarian
Wilayah Kota
Kota padang
Cagar Budaya
Padang
Pelestarian
Bangunan
Balai Kota
Padang sbg
Cagar
Budaya
Tampilan
Group Seni
Kesenian
Tradisional Budaya
Budaya
Minangkabau
Minang
Bangunan Balai
Kota Padang

2 Unit
Gerobak
dan 1
mesin
potong
rumput

5.900.000

100%

5.015.000

100%

398.638.000

100%

127.500.000

100%

Pelestarian
Budaya Melayu
Raya

146.873.000

100%

Data Cagar
Budaya

124.560.000

100%

Perlindungan
dan Pelestarian
1 bangunan
Gedung Balai
Kota

127.205.000

100%

1.945.747.780

100%

2.131.730.000

100%

663.410.000

100%

663.410.000.000

100%

663.410.000.000

100%

663.410.000.000

300.000.000

100%

297.500.000

100%

250.000.000

100%

250.000.000

100%

250.000.000

100%

250.000.000

Program
Pengembangan
Kerjasama
Pengelolaan
Kekayaan Budaya

KEBUDAYAAN

Terwujudnya
Pertemuan
Tumbuhnya Pertemuan
Sastrawan
Budaya
sastrawan
Nusantara Melayu
Melayu Raya nusantara
Raya
melayu raya

Tersedianya
sarana
persampahan

Perlindungan
dan
1 17 2 ,04 ,01 18
Pelestarian
Cagar Budaya
Perlindungan
dan
Pelestarian
1 17 2 ,04 ,01 20
Kesenian
Minangkabau

Repitalisasi Cagar
Budaya Shering
5 Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan
Nasional RI
Program
Pembinaan Seni
dan Budaya
Daerah

Pengenalan
kesenian budaya
minangkabau

12 bln

Penampilan Seni
Tradisional
1 17 2 ,04 ,01 20 ,01 Minangkabau
secara Rutin dan
Berkala

127.500.000

127.500.000

100%

100%

127.500.000

127.500.000

100%

100%

127.500.000

127.500.000

100%

100%

127.500.000

127.500.000

100%

127.500.000

Pelaksanaan
1 17 2 ,04 ,01 20 ,03 Event-event
Kesenian Dalam
dan Luar Negeri

4 kegiatan

188.078.500

100%

425.000.000

100%

150.000.000

100%

150.000.000

100%

150.000.000

100%

150.000.000

Pelaksanaan
Event-event
1 17 2 ,04 ,01 20 ,05 Budaya (Pawai
Telong-telong)

1 kegiatan

87.901.000

100%

85.000.000

100%

71.000.000

100%

71.000.000

100%

71.000.000

100%

71.000.000

1 kegiatan

570.954.000

100%

699.480.000

100%

1 kegiatan

63.253.280

100%

63.750.000

100%

120.575.000

100%

127.500.000

100%

Festival Siti
Nurbaya
Pelaksanaan
Event Kesenian
1 17 2 ,04 ,01 20 ,08 dalam Acara
APEKSI
1 17 2 ,04 ,01 20 ,06

Pembinaan
1 17 2 ,04 ,01 20 13 Kesenian Anak
Nagari

63.410.000

100%

63.410.000

100%

63.410.000

100%

63.410.000

Operasinal
1 17 2 ,04 ,01 20 17 Museum Bencana
Kota Padang

60.000.000

100%

51.000.000

100%

275.000.000

100%

170.000.000

100%

45 tampilan

100.000.000

100%

85.000.000

100%

1 kegiatan

150.000.000

100%

127.500.000

100%

1.200.028.000

100%

1.120.024.000

100%

1.071.000.000

100%

1.124.550.000

100%

1.180.770.000

100%

1.239.820.000

Pelaksanaan
Promosi
Pariwisata
2 ,04 2 ,04 ,01 15 ,05 Nusantara di
Dalam dan di Luar
Negeri

350.028.000

100%

297.524.000

100%

290.000.000

100%

297.550.000

100%

300.770.000

100%

315.820.000

Pelaksanaa Tour
2 ,04 2 ,04 ,01 15 12 de Singkarak
2014

600.000.000

100%

510.000.000

100%

531.000.000

100%

552.000.000

100%

555.000.000

100%

574.000.000

100.000.000

100%

100.000.000

100%

125.000.000

100%

150.000.000

Pembangunan
1 17 2 ,04 ,01 20 18 Gelanggang Silat
(11 Kecamatan)
Penampiln
Kesenian Pasar,
Pasar
1 17 2 ,04 ,01 20 19
Pembantu,Pasar
Pabukoan Danau
Cimpago dan
Tempat Rekreasi
1 17 2 ,04 ,01 20 20 Festival Kuliner

12 bulan

Tersedianya 1
gelanggang

1 gelanggang

Festival Randang

54.000.000

100%

75.000.000

54.000.000

100%

100%

130.000.000

54.000.000

100%

100%

130.000.000

54.000.000

100%

130.000.000

PARIWISATA

Pemasaran
Pariwisata dalam
dan luar negeri

Terlaksananya
Promosi
2 ,04 2 ,04 ,01 15
Wisman dan dalam dan
Wisnu
Luar Negeri

Program
Pengembang
Pemasaran
Pariwisata

Meningkatnya
jumlah
kunjungan
wisatawan

Objek
Wisata Kota
Padang

3.490.406

2 ,04 2 ,04 ,01 15 13

Pemilihan Duta
Wisata

100.000.000

100%

100%

2 ,04 2 ,04 ,01 15

Pemilihan Duta
Wisata dan
Padang Fashion
Festival

100%

185.000.000

100%

150.000.000

100%

127.500.000

100%

150.000.000

100%

175.000.000

100%

200.000.000

100%

200.000.000

4.280.310.000

100%

6.517.420.000

100%

6.516.300.000

100%

7.376.420.000

100%

8.334.290.000

100%

9.399.380.000

84.960.000

100%

120.455.000

100%

120.455.000

100%

120.455.000

100%

120.455.000

100%

120.455.000

173.975.000

100%

200.000.000

100%

931.845.000

100%

Pembuatan
Bahan-bahan
2 ,04 2 ,04 ,01 15 14
Promosi
Pariwisata
Pembangunan
Destinasi Objek
Wisata

3.256.054

Peningkatan
Kunjungan
2 ,04 2 ,04 ,01 15
Wisata ke
Objek Wisata

Program
Pengembangan
Destinasi
Pariwisata

Pemeliharaan
Objek Wisata
2 ,04 2 ,04 ,01 16 13
TAHURA Bung
Hatta
Renovasi Gedung
2 ,04 2 ,04 ,01 16
dan Taman
Tahura

2 ,04 2 ,04 ,01 16

Pemeliharaan
Rutin Berkala
Bangunan Objek
Wisata Kota Tua

Meningkatnya
sarana prasarana
di objek wisata .

2 ,04 2 ,04 ,01 16

Pembangunan
Kawasan Wisata
Terpadu

2 ,04 2 ,04 ,01 16 14

Pemeliharaan
Rutin Berkala
Bangunan Objek
Wisata Kota

Pembinaan Usaha
Pariwisata Kota
2 ,04 2 ,04 ,01 16 15 Padang dan
Pengelolaan
Objek Wisata

2 ,04 2 ,04 ,01 16 16

Pengadaan
Sarana Untuk
Pengembangan
Wisata Pantai

Peningkatan
Kebersiahan
Objek Wisata
Pantai
Pembangunan
Sarana dan
2 ,04 2 ,04 ,01 16 21
Prasarana di
Objek Wisata
2 ,04 2 ,04 ,01 16 18

200.000.000

100%

242.635.000

100%

720.350.000

100%

824.310.000

100%

300.000.000

100%

100%

300.000.000

374.975.000

100%

1.039.688.000

100%

565.000.000

100%

634.896.000

100%

2 ,04 2 ,04 ,01 16 22

Promosi dan
Pengembangan
Pantai Air Manis
(Sharing Provinsi)

250.000.000

100%

2 ,04 2 ,04 ,01 16 23

Sosialisasi
Pengembangan
Pengembangan
Pantai Air Manis

200.000.000

100%

95.336.000

100%

385.025.000

100%

100%

1.200.000.000

100%

1.990.100.000

Peningkatan
Kebersiahan
2 ,04 2 ,04 ,01 16 25
Objek Wisata
Pantai Purus
Pembangunan
2 ,04 2 ,04 ,01 16 26 Lapau Cimpago
(LPC)

Pelayanan
Informasi
Kepariwisataan

242.635.000

1.680.935.000

242.635.000

100%

242.635.000

100%

242.635.000

824.310.000

100%

824.310.000

100%

824.310.000

100%

300.000.000

100%

300.000.000

100%

300.000.000

1.039.688.000

100%

1.039.688.000

100%

1.039.688.000

100%

1.039.688.000

634.896.000

100%

634.896.000

100%

634.896.000

100%

634.896.000

100%

100%

95.336.000

100%

95.336.000

100%

95.336.000

385.025.000

100%

385.025.000

100%

385.025.000

100%

385.025.000

100%

1.990.100.000

100%

1.990.100.000

100%

1.990.100.000

100%

1.990.100.000

2 ,04 2 ,04 ,01 16

Pembangunan
Sarana dan
Prasarana di
Objek Wisata

100%

1.200.000.000

100%

987.241.000

100%

1.200.000.000

100%

1.200.000.000

100%

1.200.000.000

2 ,04 2 ,04 ,01 16

Peningkatan
Sarana dan
Prasarana Objek
Wisata TAHURA

100%

170.000.000

100%

170.000.000

100%

170.000.000

100%

170.000.000

100%

170.000.000

2 ,04 2 ,04 ,01 16

Penyusunan
Infarasruktur
Cimpago

100%

200.000.000

100%

200.000.000

100%

200.000.000

100%

200.000.000

100%

200.000.000

350.000.000

100%

128.500.000

100%

223.130.000

100%

234.300.000

100%

246.000.000

100%

258.000.000

Meningkatnya
Wisman dan Kerjasama
2 ,04 2 ,04 ,01 17
Wisnu
antar
stakeholders

Program
Pengembangan
Kemitraan

Meningkatnya
kemitraan antar
stakeholders
pariwisata

Talk Show
2 ,04 2 ,04 ,01 17 10 Kepariwisataan
dan TIC

200.000.000

100%

128.500.000

100%

128.500.000

100%

130.000.000

100%

135.000.000

100%

135.000.000

Bimbingan Teknis
2 ,04 2 ,04 ,01 17 12 Calon
Pramuwisata

100.000.000

100%

100%

50.000.000

100%

54.300.000

100%

60.000.000

100%

70.000.000

Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Manusia
2 ,04 2 ,04 ,01 17 13
Tourist
Information
Center (SDM TIC)

50.000.000

100%

100%

44.630.000

100%

50.000.000

100%

51.000.000

100%

53.000.000

240.000.000

100%

399.500.000

100%

419.500.000

100%

440.500.000

100%

462.500.000

100%

485.620.000

Pembinaan dan
Pengembangan
2 ,04 2 ,04 ,01 18 ,02
Industri Kreatif
Pariwisata

80.000.000

100%

85.000.000

100%

80.000.000

100%

80.000.000

100%

85.000.000

100%

90.000.000

Pengembangan
Pelayanan
2 ,04 2 ,04 ,01 18 ,03 Informasi Produk
Pariwisata
melalui Website

30.000.000

100%

42.500.000

100%

42.500.000

100%

42.500.000

100%

50.000.000

100%

60.000.000

Evaluasi Kegiatan
Kepariwisataan

30.000.000

100%

51.000.000

100%

51.000.000

100%

51.000.000

100%

51.000.000

100%

51.000.000

Pembuatan Buku
2 ,04 2 ,04 ,01 18 ,08 Profil
Kepariwisataan

50.000.000

100%

50.000.000

100%

50.000.000

100%

50.000.000

100%

100%

102.000.000

100%

100%

85.000.000

100%

85.000.000

100%

85.000.000

100%

86.500.000

100%

86.000.000

100%

34.000.000

100%

34.000.000

100%

34.000.000

100%

40.000.000

100%

50.000.000

100%

100%

77.000.000

100%

75.000.000

100%

100%

73.000.000

100%

100%

Masyarakat
Peningkatan SDM
dan PKL di Terwujudnya
Masyarakat dan
2 ,04 2 ,04 ,01 18
Objek
Industri Kreatif
PKL
Wisata

2 ,04 2 ,04 ,01 18 ,06

2 ,04 2 ,04 ,01 18 11

Program
Pengembangan
Produk
Kepariwisataan
Daerah

Naskah
Akademis RIPKD

Pembuatan
RIPKD
2 ,04 2 ,04 ,01 18 18
Kepariwisataan
Kota Padang

2 ,04 2 ,04 ,01 18

2 ,04 2 ,04 ,01 18

2 ,04 2 ,04 ,01 18

2 ,04 2 ,04 ,01 18

Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Pengelola
Kelompok Sadar
Wisata
Pemutakhiran
Data-data
Kepariwisataan
Lomba Disain
Branding Image
Pariwisata Kota
Padang
DED Kawasan
Wisata Terpadu

Meningkatnya
Jumlah Produk
Kepariwisataan

2 ,04 2 ,04 ,01 18

2 ,04 2 ,04 ,01 18

Kajian Evaluasi
Event -Event
Pariwisata
Padang

Pengembangan
Organisasi
Kepariwisataan

100%

100%

148.620.000

100.000.000

Padang,
Desember 2014
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Padang,

Ir. H. DIAN FAKRI, MSP


Pembina Utama Muda/IV/c
NIP. 19630511 198110 1 002

Anda mungkin juga menyukai