Anda di halaman 1dari 4

BLUE BABY SYNDROME

Sayur segar sangat dianjurkan untuk disertakan dalam menu makan kita sehari-hari,
termasuk makanan bayi. Lalu, bagaimana dengan dugaan nitrat yang menjadi
pemicu terjadinya Blue Baby Syndrome?
Blue Baby Syndrome adalah kondisi keracunan nitrat (methehemoglobinemia) yang dipicu
oleh terjadinya proses perubahan nitrat yang masuk ke dalam tubuh menjadi nitrit (NO2).
Nitrit ini menyebabkan hemoglobin (protein sel darah merah) tidak dapat mengangkut dan
melepaskan oksigen seperti seharusnya (methehemoglobin).
Dalam keadaan normal, kadar methehemoglobin dalam darah kurang dari 1%. Bila
berlanjut, gangguan ini bisa mengakibatkan bayi mengalami hipoksemia atau rendah
oksigen yang antara lain ditandai dengan kulit di sekitar mata dan mulut menjadi berwarna
biru atau keunguan. Kondisi ini dapat mengancam keselamatan bayi sehingga harus
ditangani segera dengan bantuan dokter.
Itu sebabnya, American Academy of Pediatrics (AAP) tidak merekomendasi pemberian
makanan yang menggunakan sayuran seperti wortel pada bayi yang berumur kurang dari 3
bulan. Karena, baru pada usia sekitar 3 bulan, terjadi peningkatan jumlah asam klorida
dalam lambung bayi yang bisa membunuh sebagian besar bakteri yang membantu proses
perubahan nitrat menjadi nitrit Selain itu, jenis sel darah merah dalam darah bayi dan
rendahnya aktivitas enzim yang dapat menetralisir methehemoglobin juga memengaruhi
mudahnya terjadi methehemoglobinemia pada bayi kurang dari 3 bulan.
Pada usia 6 bulan, sistem pencernaannya sudah berkembang dengan baik sehingga tidak
ada lagi bakteri pengubah nitrat yang bisa bertahan. Jadi, bila Anda baru mulai memberi
makanan pendamping ASI (MP-ASI) setelah usai masa ASI eksklusif 6 bulan, maka
kemungkinan terjadinya Blue Baby Syndrome adalah 0%. Karena, pada saat itu perut bayi
seharusnya sudah bisa mengatasi paparan nitrat yang masuk ke dalam tubuhnya. Pada
anak yang lebih besar dan orang dewasa, nitrat akan diserap dan dikeluarkan lagi dari
tubuh sehingga methehemoglobinemia tidak lagi jadi masalah.

Blue Baby adalah penyakit kelainan jantung pada bayi yang baru lahir yang
menyebabkan kulit bayi berwarna kebiruan (cyanosis). Cyanosis adalah keadaan
dimana kurangnya oksigen dalam darah mengalir pada pembuluh darah, dimana
keadaan normal, seharusnya darah yang mengalir menandung oksigen yang cukup
pada tubuh manusia. Secara teknis dapat dikatakan bahwa, Cyanosis terdiagnosa
pada saat level hemoglobin dalam darah mencapai 3 gram perdeci liter (g/dl) pada
pembuluh darah.
Tidak semua cyanosis diakibatkan oleh kelainan pada jantung, pada kulit bayi
normal pun terkadang muncul cyanosis minor atau sedikit warna biru dan cyanosis
semacam ini adalah normal. Cyanosis dapat juga terjadi karena kelainan pada paruparu, yaitu kondisi darah ang tidak mendapat oksigen yang cukup dari paru-paru.

Secara umum, penyebab yang utama dari Blue Baby adalah kesalahan pada
jantung yang dikenal dengan sebutan right-to-left-shunt. Ini menggambarkan kondisi
dimana darah dengan sedikit oksigen mengalir didalam jantung. Hal ini terjadi pada
saat bagian kanan jantung; tempat dimana darah dengan sedikit oksigen mengalir
kebagian kiri jantung; tempat dimana darah dengan kadar oksigen tinggi. Pada
kondisi yang tidak sempurna, darah dengan sedikit oksigen ini dapat langsung
kembali ketubuh dikarenakan tidak mendapat pasokan oksigen yang cukup dari
paru-paru sehingga darah dengan kondisi oksigen yang kurang tadi langsung
kembali ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.

Tanda-tanda Blue Baby


Selain dari warna biru dikulit, kuku, lidah, bibir atau bagian lain dari seluruh tubuh,
tanda-tanda lain yang muncul adalah :

Mudah lelah, terutama pada saat menangis atau pada saat makan

Nafas yang pendek

Kesulita dalam makan, bernafas atau menghisap

Kesulitan dalam menaikan berat badan

Detak jantung yang lemah

Treatment untuk Blue Baby


Dalam beberapa kasus, sindrom Blue Baby dapat langsung terlihat sesaat setelah
bayi lahir tetapi ada juga yang terlihat setelah beberapa lama. Karena Blue Baby
adalah dampak serius dari kelainan jantung, maka apabila seorang bayi terlahir dan
terdiagnosa mengalami cyanosis akan dirawat dengan serius dan sesegera
mungkin.
Para ahli akan langsung mendiagnosa kelainan jantung yang ada dan
mempersiapkan tindakan yang akan diambil. Hal-hal ini mencakup pengobatan
untuk menangani gejala, kemungkinan prosedur katerisasi jantung ata rencana
operasi sementara untuk memberikan bayi cukup waktu untuk tumbuh sampai
kelainan jantung tersebut dapat diobati. Pengobatan dapat berguna untuk
mengurangi gejala kelainan jantung yaitu dengan cara mengurangi kerja jantung.
Pada saat bayi masih ada dalam bentuk janin, ia masih terlindung dari beberapa
masalah jantung yang dapat menyebabkan cyanosis, karena paru-paru janin masih
dalam keadaan belum berfungsi dan kebutuhan oksigen dari bayi dapat diperoleh
dari sang ibu melalui plasenta.

Jika pengobatan tidak dapat menolong, maka pilihan lain yang dapat diambil adalah
invasi katerisasi dalam jantung. Selama prosedur ini dijalankan, dapat dilakukan
berbagai macam strategi untuk memperbaiki masalah otot dan bilik-bilik jantung.
Melalui sebuah pipa yang sangat kecil, kateter yang telah dimasukan kedalam
pembuluh darah dan diarahan kejantung, maka dokterpun dapat membuka

penyempitan atau menutup kerusakan pada dinding jantung dan memperbaiki


kerusakan otot jantung.
Memang pada kenyataannya pembedahan bayi dalam kondisi janin/ masih didalam
perut ibu, belum dapat dilakukan, tetapi masih ada banyak operasi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi gagal jantung setelah bayi tersebut terlahir. Pembedahan
tersebut seperti :
1. Arterial Switch operation; dua arteri mayor ditukar dengan posisi normal.
2. hunting procedure; ini biasanya dilakukan hanya untuk mengatasi kerusakan yang
terjadi secara sementara waktu dan pembedahan total aka dilakukan setelah bayi
telah berada pada keadaan lebih dewasa.
3. Fontan procedure; operasi ini dilakukan dengan cara menyambung aliran darah
dalam tubuh ke pembuluh darah menuju ke paru-paru, ini dapat membuat darah
langsung mengalir keseluruh tubuh dari paru-paru tanpa melewati bilik kanan
jantung.

Baik sebelum dan sesudah operasi, pasien masih ada dalam resiko endocardtis
(infeksi dalam jantung). Untuk mencegah hal ini diperlukan antibiotik yang tepat.
Dalam analisa jangka panjang , keadaan bayi akan sangat tergantung pada jenis
pembedahan yang diambil dan juga kesehatan sang bayi itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai