Makalah Minyak Biji Kapuk
Makalah Minyak Biji Kapuk
PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
Pada tahun 1911, Rudolph Diesel membuat mesin dengan cara
kerja berdasarkan pengapian-bertekanan (mesin diesel). Pada saat itu
tidak ada bahan bakar khusus untuk menjalankan mesin ini, dan untuk
menggerakkannya ia menggunakan minyak kacang tanah. Di samping
itu, adanya krisis minyak pada tahun 1973 mendorong serangkaian
penelitian penggunaan minyak-minyak nabati dan lemak sebagai
bahan baku pengganti pembuatan bahan bakar.
Beberapa tahun terakhir, Indonesia juga mulai mengalami adanya
kelangkaan terhadap BBM (Bahan Bakar Minyak). Biodiesel merupakan
peluang yang besar bagi
Indonesia untuk mengembangkan
penggunaan bioenergi sebagai energi alternatif, mengingat banyaknya
sumber bahan bakar alternatif yang mudah ditemukan di Indonesia.
Biodiesel menjadi penting di Indonesia karena sejak tahun 2005,
Indonesia telah berubah statusnya dari eksportir menjadi net importer
BBM yang pada tahun 2005 defisit sekitar 100 juta liter. Ditambah lagi
krisis minyak dunia menjadikan harga minyak global meningkat dari
sebelumnya sekitar US$ 22/barel menjadi US$ 72/barel (April 2006).
Dampaknya, biodiesel yang semula sulit bersaing dengan BBM dari
segi harga, kini bisa dimunculkan dipasar sebagai bahan bakar
alternatif pengganti BBM. (Rama dalam Hidayat,2010). Kapuk randu
atau kapuk (Ceiba Pentandra) adalah pohon tropis yang tergolong pada
ordo Malvales dan famili Malvaceae (sebelumnya dikelompokkan ke
dalam famili terpisah Bombacaceae), berasal dari bagian utara dari
Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Karibia. Kapuk randu mudah
sekali ditemui di Indonesia terutama di Pulau Jawa karena tumbuhan ini
sangat cocok ditanam di daerah tropis seperti Indonesia.
Selain serat atau kapasnya yang digunakan sebagai bahan
pengisis bantal, biji dari kapuk randu yang selama ini dibuang begitu
saja ternyata juga dapat diolah menjadi sesuatu yang berguna. Kapuk
merupakan salah satu tanaman yang berpotensi menghasilkan minyak.
Setiap gelondong buah kapuk mengandung 26% biji, sehingga setiap
100 kg gelondong kapuk akan menghasilkan 26 kg limbah biji. Minyak
biji kapuk mengandung asam lemak tidak jenuh sekitar 71,95%, lebih
tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa. Hal ini menyebabkan
minyak biji kapuk mudah tengik. Sehingga kurang baik untuk
dikembangkan sebagai minyak makanan. Namun minyak kapuk
berpotensi untuk dijadikan subsitusi biodiesel.
Berdasarkan uraian di atas maka kami akan membahas mengenai
pemanfaatan biji kapuk randu sebagai bahan bakar alternatif biodiesel.
BAB II
DASAR TEORI
1.
Kapuk Randu
Kingdom
Phylum
Classis
Sub Classis
Order
Family
Genus
Species
:
:
:
:
:
:
:
: Plantae
Angiosperm
Eudicots
Rosids
Malvales
Malvaceae
Ceiba
C.pentandra
Nama zat
Asam lemak
Minyak biji
kapuk
Nitrogen
Asam fosfat
Air
Abu
Lemak
Protein
Karbohidrat
Prosent
ase
5%
20-24 %
4-5 %
2%
13 %
5%
6%
25 %
20 %
BAB III
2. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukan bahwa formulasi blending terbaik adalah
B15 (15%v biodiesel dan 85%v minyak solar) ditinjau dari parameter
mutu bilangan asam sebesar 0,297 mg KOH/g minyak, densitas 0,845
g/mL, viskositas 2,614 cSt, dan bilangan iod 28,935 g I2/100g.
Disusun oleh:
- Nashiha Sakina (1513032)
- Ersa Nurul Yarizsa (1513072)
POLITEKNIK STMI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
JAKARTA
2016