Anda di halaman 1dari 18

http://www.slideshare.

net/vestersaragih/laporan-lengkap-praktikum-f-okus-lensakonvergen

1. LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIKA DASARTopik Percobaan :


Menentukan Fokus Lensa Konvergen Oleh : Nama/NIMKelompok : C4Nama
Kelompok : 1.Sylvester Saragih DBD 111 0105 2.Frans Ganda P. Ujung DBD 111
0129 3.Meshac T. Silalahi DBD 111 0113 4.Aetco Septa DBD 111 0112 5.Defitio
Pratama. DBD 111 0110 6.Wendra Bangsawan DBD 111 0107 7.Susanto DBD
111 0106Praktikum ke : II ( ke dua )Tanggal Praktikum : 14 April 2012Aisten
Pembimbin : Sarwan UPT. LAB. DASAR DAN ANALITIK UNIVERSITAS
PALANGKA RAYA 2012

2. Laporan Lengkap Praktikum I. Topik Percobaan Menentukan Fokus Lensa


Konvergen II. Tujuan Percobaan 1. Dapat membedakan jarak fokus lensa
dengan fokus 2. Dapat mengukur jarak benda lensa konvergen 3. Dapat
mengukur jarak bayangan lensa konvergen 4. Dapat menbuat grafik hubungan
antara kebalikan jarak benda dengan kebalikan jarak bayangan berdasarkan
data hasil pengamatan 5. Dapat membuat grafik hubungan antara jarak benda
denga bayangan lensa konvergen 6. Dapat menerapkan rumus umum lensa 7.
Dapat menentukan letak bayangan dan sifat bayangan pada lensa III. Alat dan
Bahan 1. Meja optik 2. Rel presisi 3. Lensa cembung (fokus 1.00 cm) 4. Layar 5.
Sumber cahaya 6. Pemegang slide diafragma 7. Slide anak panah

3. IV. Landasan Teoritis dan Prosedur Kerja A. Dasar Teori Lensa adalah benda
bening yang dibatasi oleh dua permukaan lengkung dengan setidak-tidaknya
salah satu permukaannya merupakan bidang lengkung. Secara umum,
berdasarkan kelengkungan permukaan kita mengenal dua jenis lensa yaitu lensa
sferis dan lensa silindris. Lensa sferis memiliki kelengkungan permukaaan
seperti permukaan bola yang dapat memusatkan cahaya pada suatu titik
tertentu. Sedangkan, lensa silindris memiliki kelengkungan permukaan seperti

permukaan silinder yang dapat memusatkan cahaya pada suatu garis tertentu.
Lensa sferis merupakan lensa cembung dan lensa silindris merupakan lensa
cekung. Lensa cembung sering juga disebut sebagai lensa bikonveks (kedua
permukaanya cembung) atau lensa positif (fokusnya bertanda positif) atau lensa
konvergen (bersifat mengumpulkan sinar) Pada lensa kita mengenal dua titik
fokus yaitu titik fokus aktif dan titik fokus pasif. Titik fokus aktif (F1) adalah titik
fokus yang merupakan titik pertemuan sinar-sinar bias dari sinar-sinar yang
datang sejajar sumbu utama. Titik fokus pasif (F2) adalah titik fokus yang
merupakan pertemuan titik asal sinar sehingga sinar-sinar bias sejajar sumbu
utama. Jarak titik fokus ke titik pusat optik (O) disebut jarak fokus (f). pada lensa
cembung, F1 terletak di belakang lensa dan F2 terletak di depan lensa. O

4. sumbu utama F2 F1Pembiasan cahaya pada lensa cembung Sifat-sifat


bayangan dari suatu benda nyata dan tegak di depan lensa cembung
berdasarkan rumus pembiasan dan metode penomoran antara lain: sinar + IV
datang III II I 2F2 F2 F1 2F2 4 1 2 3 1. Benda di titik fokus (F2) menghasilkan
bayangan di titik tak terhingga. 2. Benda di titik pusat kelengkungan lensa (2F2)
menghasilkan bayangan bersifat nyata, terbalik, dan sama besar. 3. Benda di titik
tak terhingga menghasilkan bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil. 4. Benda di
antara titik pusat optic (O) dan titik fokus (F2) menghasilkan bayangan maya,
tegak dan diperbesar.

5. 5. Benda di antara titik fokus (F) dan (2F2) menghasilkan bayangan nyata,
terbalik, dan diperbesar.6. Benda di titik yang lebih besar dari titik fokus 2F2
menghasilkan

bayangan

nyata,

terbalik,

dan

diperkecil.

Rumus

umum

pembiasan pada lensa tipis sebagai berikut:1 1 1 1 s ss s f f sxs Keterangan: s =


jarak benda s = jarak bayangan f = jarak fokus lensa B. Prosedur Kegiatan 1.
Merakit meja optik dan rel presisi sehingga tidak memiliki daerah penyumbatan
yang mengganggu pergerakan slide. 2. Menyusun berturut-turut sumber cahaya,
slide anak panah, lensa cembung, dan layar. 3. Meletakan slide anak panah
pada ruang III atau di beklakang P2 , pada jarak tertentu. Dalam praktikum kali
ini jarak yang dipakai adalah 15 cm, 18 cm, 20 cm, 25 cm, 30 cm, 33 cm. Jarak

tersebut merupakan jarak antara slide anak panah dengan lensa yang
merupakan jarak benda. 4. Menggeser layar sampai diperoleh bayangan anak
panah paling jelas .

6. 5. Mengukur jarak bayangan yang dihasilkan. (jarak antara layar dengan


lensa) 6. Memperhatikan bayangan yang terbebtuk kemudian menuliskan sifat
yang terjadi dalam data pengamatan 7. Mengulangi langkah-langkah di atas
untuk semua jarak yang telah ditentukan 8. Terakhir, menghitung fokus yang
didapatkan dari hasil pengamatan menggunakan rumus umum lensa. 9.
Kemudian membandingkan dengan jarak fokus lensa yang tertulis pada lensaV.
Data Hasil PengukuranRuang Percobaan Ruang s (cm) s (cm) f (cm) Sifat
BayanganBenda Ke- Bayangan 1 II Nyata, terbalik, 26 16 9,9 diperbesar 2 II
Nyata, terbalik, III 20 17 9,1 tetap 3 II Nyata, terbalik, 25 16 9,7 diperkecil 1 III
Nyata, terbalik, 15 25 9,4 diperkecil 2 III Nyata, terbalik, II 12 42 9,3 diperkecil 3
III Nyata, terbalik, 18 19 9,2 diperkecil 1 IV ~ Nyata, besar 5 ~ ,tegak lurus 2 IV
Nyata, besar I 8 ~ ~ ,tegak lurus 3 IV Nyata, besar 9 ~ ~ ,tegak lurus

7. VI. Analisis Data dan Jawaban Tugas A. Analisis Data Analisis dilakukan untuk
mengetahui kebenaran penghitungan fokus dengan menggunakan rumus umum
fokus lensa : 1) Dik: s = 26 cm s = 16 cm Dit : f.? 1 1 1 Jawab : = f s s s s 26 16
= = s x s 26 x 16 f = 9,9 cm 1,00cm 2) Dik: s = 18 cm s = 20 cm Dit : f.? 1 1 1
Jawab : = f s s s s 20 17 = = s x s 20 x 17 f = 9,1 cm 1,00cm 3) Dik: s = 25 cm s
= 16 cm Dit : f.?

8. 1 1 1 Jawab : = f s s s s 25 16 = = s x s 25 x 16 f = 9,7 cm 1,00cm4) Dik: s =


15 cm s = 25 cm Dit : f.? 1 1 1 Jawab : = f s s s s 15 25 = = s x s 15 x 25 f = 9,4
cm 1,00cm5) Dik: s = 12 cm s = 42 cm Dit : f.? 1 1 1 Jawab : = f s s s s 12 42 = =
s x s 12 x 42 f = 9,3 cm 1,00cm6) Dik: s = 18 cm s = 19 cm Dit : f.? 1 1 1 Jawab :
=fss

9. s s 18 19 = = s x s 18 x 19 f = 9,2 cm 1,00cm Dari penghitungan di atas di


dapatkan bahwa hasil penghitungan fokuslensa relatif sama dengan fokus yang

tertulis pada lensa. Hal inimembuktikan bahwa rumus tersebut adalah benar. B.
Tugas 1. Sifat sifat lensa konvergen : Mengumpulkan sinar,
permukaannya cembung (bikonveks),

Kedua

Titik fokusnya bersifat nyata/sejati,

Fokusnya bertanda positif (lensa positif),

Sinar sejajar sumbu utama

dibiaskan menuju titik focus lensa, Bentuk bagian tengahnya lebih tebal dari
bagian tepi, Di simbolkan dengan tanda , ,atau . Sifat sifat lensa divergen :
Menyebarkan sinar,

Titik Fokusnya bersifat maya/semu,

Kedua

permukaannya cekung (bikonkaf), Fokusnya bertanda negatif (lensa negatif),


Sinar sejajar sumbu utama lensa di biaskan seolah-olah karena berasal dari
titik focus lensa, Bentuk bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian tepinya,

10. Titik fokus aktif (F1) berada didepan lensa dan titik focus pasif (F2) berada
dibelakang lensa. Di simbolkan dengan tanda atau2. Bayangan maya /semu
adalah bayangan yang dapat dilihat melalui lensa. Secara Grafis, bayangan
maya dapat terjadi : Bila bayangan terbentuk dari pertemuan sinar datang
dengan perpanjangan sinar pantul (ditinggalkan sinar pantul),

Bila benda

berada di antara titik pusat optic(O)dan titik focus (F)menghasilkan bayangan


maya, tegak, dan diperbesar pada lensa cembung saat benda nyata dan tegak di
depan lensa, Pada lensa cekung, suatu benda nyata dan tegak di depan lensa
akan selalu menghasilkan bayangan bersifat maya, tegak, dan diperkecil,
Semua bayangan yang terletak di depan lensa adalah maya dan tegak.3.
Bayangan nyata/sejati adalah bayangan yang hanya dapat di lihat jika ditangkap
oleh layar.Secara grafis, bayangan nyata dapat terjadi :

Bayangan tersebut

terbentuk dari pertemuan sinar datang dan sinar pantul,

Saat nilai jarak

bayangan positif, Saat bayangan terletak di belakang lensa, Pada lensa


cembung, saat benda berada di depan lensa dan tegak pada saat benda di
ruang II,III, dan IV.

11. 4. Untuk menurunkan rumus umum pada lensa, dengan memperhatikan


bentuk geografis sinar yang datang dari benda titik O mengenai lensa pada titik A
dan dibiaskan ke titik I.Permukaan suatu lensa ABC mempunyai pusat
kelengkungan C1 dan jari-jari R1. Permukaan dua dari lensa(ADC)mempunyai
pusat kelengkungan C2 dan jari-jari R2.Permukaan bayangan pada lensa melalui
dua tahap,yaitu : a. Pembiasan oleh permukaan ABC membentuk bayangan
pada titik I1 . b. Bayangan tersebut akan dianggap sebagai benda oleh ADC dan
terbentuk bayangan akhir I2. Dengan menerapkan frinsip pembiasan pada
bidang lengkung yaitu: n1 + n2 n2 - n1 s s RGambar pembiasan pada lensa
Untuk permukaan ABC n1 n2 n2 n1 s s R

12. nm nl nl nm OB BI 1 R2 Untuk permukaan ADC nl nm (nm nl ) DI 1 DI 2


R2Dimana : nm = indeks bias medium nl = Indeks bias lensa Untuk lensa,BD
dapat

diabaikan

sehingga

bila

kedua

persamaan

diatas

dijumlahkan

,diperoleh : nl nm ( nl nm ) ( nl nm ) 1 1 ( nl n m )( ) OB DI 2 R1 R2 R1 R2
Mengingat OB adalah jarak benda (s) dan DI2 adalah jarak bayangan (s),
maka dengan membagi persamaan diatas n m akan diperoleh: 1 1 nl 1 1 ( 1)( ) s
s nm R1 R2 Untuk benda yang terletak dijauh tak terhingga(s= ),bayangan
yang terjadi berada dititik focus (s= F). Dengan memasukkan nilai ini kedalam
persamaan terakhir,diperoleh: 1 nl 1 1 ( 1)( ) f nm R1 R2 Persamaan diatas
dikenal sebagai persamaan pembuat lensa karena dengan mendesain jari-jari
R1 dan R2 maka dapat menentukan jarak fokussesuai dengan keinginan.

13. Apabila persamaan nmf1 = xR1 nl n mDan persamaan nlf2 = .R2 nl


nmDigabungkan maka diperoleh rumus umum lensa sebagaiberikut:1 1 1s s
fDimana, s = f1 dan s = s = dan s = f2

14. VII. Diskusi, Kesimpulan, dan Saran A. Diskusi Terkadang hasil penghitungan
sangat berbeda dengan jarak yang tertulis dengan lensa fokus. Mungkin hal ini
disebabkan karena kurang jelasnya hasil bayaangan yang dihasilkan pada layar.
Sehingga meskipun hasil penghitungan relatif, pasti akan ada selisih yang

sangat berpengaruh. Kendala-kendala yang kami hadapi pada saat praktikum


adalah sumber cahaya yaitu senter menjadi kurang berfungsi sebab pada saat
praktikum kami tidak berada pada ruangan yang benar-benar tertutup sehingga
hasil bayangan yang kami dapat tidak normal(jika dalam ruangan tertutup
bayangan mungkin normal). B. Kesimpulan Jarak bayangan yang terbentuk
berbanding terbalik dengan jarak benda. Semakin besar jarak benda dari titik
pusat optik semakin kecil jarak bayangan yang terbentuk. Jadi dapat diketahui
bahwa jarak

15. fokus lensa adalah berbeda dengan fokus. Karena jarak fokus lensa adalah
jarak bayangan ketika mencapai bentuk yang paling jelas. Berdasarkan
praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa sifat bayangan dari
lensa cembung bersifat nyata,terbalik,dapat diperkecil/diperbesar/sama besar.
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung atau
sebuah bidang lengkung dan bidang datar. Secara garis besar lensa dibedakan
menjadi dua jenis : 1.Lensa yang bersifat mengumpulkan sinar (konvergen),
2.Lensa yang bersifat menyebarkan sinar (divergen). Bayangan maya /semu
adalah bayangan yang dapat dilihat melalui lensa. Bayangan nyata/sejati
adalah bayangan yang hanya dapat di lihat jika ditangkap oleh layar.
Berdasarkan kelengkungan permukaan lensa dibedakan menjadi 2:o Lensa
Sferis, Lensa yang memiliki kelengkungan permukaan seperti permukaan bola
yang dapat memusatkan cahaya pada suatu titik tertentu.o Lensa silindris, yang
memiliki kelengkungan permukaan seperti permukaan silinders yang dapat
memusatkan cahaya pada suatu garis tertentu.C. Saran

16. Keberhasilan suatu percobaan tidak lepas dari beberapa faktor yang terkait
dalam pelaksanaan praktikum. Misalnya kelengkapan alat dan bahan di
laboratorium, lengkapnya petunjuk atau prosedur praktikum, serta bimbingan
yang penuh dari asistan lab atau siapapun yang bertanggung jawab terhadap
jalannya praktikum. Petunjuk yang diberikan hendaknya lengkap dan tidak terlalu
membingungkan praktikan. Jika perlu dilengkapi dengan petunjuk- petunjuk

bergambar yang memudahkan praktikan untuk memahami prosedur kerja, cara


penggunaan alat, jenis bahan,dan lain-lain.VIII. Daftar Pustaka Tim Pengajar
Kimia Dasar. 2009. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar : Palangka Raya:
Laboratium Dasar dan Analitik. Drs. Edi Istiyono, M. Si. 2005. Fisika Kelas X.
Klaten, Indonesia

Intan

Pariwara.

Putra,

Rusdiansyah.

2004.

Diktat

Pembelajaran Fisika SMP Kelas III. Palangkaraya : Private. Haliday, D. dan


Resnick, R. 1991. Fisika Jilid 2 (Terjemahan oleh: Pantur Silaban dan Erwin
Sucipto). Jakarta : Erlangga.

Lensa meniskus

Lensa meniskus (en: meniscus lens, ophthalmic lens) atau lensa cembung cekung,
dapat berupa lensa positif atau negatif yang bergantung pada radius speris kedua
bidang antarmuka. Pada nilai radius speris yang sama besar, sinar yang merambat

tidak akan dibiaskan. Lensa meniskus positif akan membiaskan sinar seperti lensa
cembung, lensa ini mempunyai bidang antarmuka cembung dengan radius speris yang
lebih kecil. Sebaliknya lensa meniskus negatif mempunyai bidang antarmuka cekung
dengan radius speris yang lebih kecil.

Ada beberapa macam lensa yaitu:


Lensa konveks/lensa cembung/lensa konvergen/lensa positif.
Lensa ini berfungsi untuk mengumpulkan berkas sinar. Lensa ini disebut lensa positif
karena memiliki jarak fokus positif dan menghasilkan bayangan nyata. Lensa cembung
terdiri dari:
Lensa bikonveks (cembung ganda)
Lensa plan-konveks (cembung datar)
Lensa konveks-konkaf (cembung cekung)
Pada lensa cembung dikenal tiga berkas sinar istimewa, tiga berkas sinar istimewa
tersebut adalah;
Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus
Sinar datang melalui titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama
Sinar datang melalui titik optik akan diteruskan.
Lensa konkaf/lensa cekung/lensa divergen/lensa negatif.
Lensa ini berfungsi untuk menyebarkan berkas sinar. Lensa ini disebut lensa negatif
karena memiliki jarak fokus negatif yang menghasilkan bayangan maya. Lensa cekung
terdiri dari;
Lensa bikonkaf (cekung ganda)
Lensa plan-konkaf (cekung datar)
Lensa konkaf-konveks (cekung cembung)
Pada lensa cekung dikenal pula tiga berkas sinar istimewa, tiga berkas sinar istimewa
tersebut adalah;

Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskanseolah-olah berasal dari titik fokus
Sinar datang menuju titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama
Sinar datang melalui titik optik akan diteruskan.
Ada beberapa istilah dari bagian lensa, antara lain;
Aperture : diameter lensa
Pusat optik : titik pada lensa dimana berkas sinar yang melalui titik ini akan
diteruskan.
Sumbu lensa : sumbu yang melalui pusat optik dan membelah lensa menjadi dua
bagian.
Sumbu utama : garis lurus yang melalui pusat optik dan tegak lurus dengan sumbu
lensa.
Fokus utama : titik dimana berkas sinar sejajar akan dikumpulkan atau titik dimana
seolah-olah berkas sinar mulai disebarkan.
Jarak fokus : jarak antara pusat optik dan dengan fokus utama lensa.
Bidang fokus utama: bidang yang melewati fokus utama.
Hubungan antara jarak fokus, jarak benda, dan jarak bayangan diformulasikan sebagai
berikut;
1/f= 1/s+ 1/s'
Keterangan;
f

: jarak fokus (cm).

: jarak benda (cm), untuk lensa cekung bernilai (-).

: jarak bayangan.

JENIS ABERASI
Jenis-jenis Aberasi
1.

Aberasi Sferis
Adalah gejala kesalahan terbentuknya bayangan yang diakibatkan pengaruh
kelengkungan lensa atau cermin. Aberasi semacam ini akan menghasilkan bayangan
yang tidak memenuhi hukum-hukum pemantulan atau pembiasan.
Pembentukan bayangan pada lensa tipis sejauh ini adalah pembentukan
bayangan oleh sinar-sinar paraksial atau sinar-sinar yang dekat dengan sumbu utama
lensa sehingga bayangan yang terbentuk terkesan sangat jelas dan tajam. Pada
kenyataannya, bayangan yang dibentuk oleh lensa tidak selalu tajam, bahkan bisa saja
terlihat kabur (buram). Cacat bayangan seperti ini disebabkan oleh berkas sinar yang
jauh dari sumbu utama tidak dibiaskan sebagaimana yang diharapkan. Berkas sinar
sejajar yang jauh dari sumbu utama dibiaskan lensa tidak tepat di fokus utama, tetapi
cenderung untuk mendekati pusat optik . Semakin jauh dari sumbu utama, berkas sinar

sejajar ini akan semakin mendekati pusat optik lensa. Cacat inilah yang disebut aberasi
sferis. Aberasi ini dapat dihilangkan dengan mempergunakan diafragma yang
diletakkan di depan lensa atau dengan lensa gabungan aplanatis yang terdiri dari dua
lensa yang jenis kacanya berlainan
Ada dua jenis aberasi Sferis :
a.

Aberasi Sferis Aksial


Aberasi sferis aksial menimbulkan ketidakpastian letak bayangan sepanjang arah

b.

sumbu optic.
Aberasi Sferis lateral
Aberasi lateral menyebabkan kekaburan bayangan titik sumber sinar berupa bundaran

c.

kekaburan pada arah tegak lurus sumbu optic.


Koma
Pada dasarnya, koma sama dengan aberasi sferik yakni sebagai akibat dari
kegagalan lensa dalam membentuk gambar dari sinar pusat dan sinar-sinar yang
melalui daerah yang lebih ke pinggir lensa pada satu titik. Hanya saja, pada koma
sebuah titik benda akan terbentuk bayangan seperti bintang berekor, gejala koma ini

d.

tidak dapat diperbaiki dengan diafragma.


Astigmatisme
Sementara Astigmatisma itu sama dengan koma dalam hal bahwa koma itu terbentuk
akibat penyebaran gambar dari suatu titik pada suatu bidang yang tegak lurus pada
sumbu lensa sedangkan asigmatisma terbentuk sebagai penyebaran gambar dalam
suatu arah sepanjang sumbu lensa. Dalam ketiga hal tersebut, gambarnya akan
menjadi kabur. Adapun distorsi timbul akibat dari pembesaran yang berbeda dalam arah
yang menjauhi sumbu lensa; sehingga suatu benda yang tadinya berbentuk garis lurus
akan berubah bentuknya menjadi melengkung.

2.

Aberasi Kromatik
Adalah Pembiasan cahaya yang berbeda panjang gelombang pada titik fokus
yang berbeda. Prinsip dasar terjadinya aberasi kromatis oleh karena fokus lensa
berbeda-beda untuk tiap-tiap warna. Akibatnya bayangan yang terbentuk akan tampak
berbagai jarak dari lensa. Aberasi kromatik timbul akibat perbedaan indeks bias lensa
untuk panjang gelombang cahaya yang berbeda; cahaya yang terdiri dari berbagai
panjang gelombang akan mengalami distorsi atau penguraian warna bila melalui lensa

tersebut, dan fokus pun akan berbeda-beda menurut warna dan panjang gelombang
tersebut sehingga terbentuklah gambar sesuai dengan masing-masing panjang
gelombang itu.
Ada dua macam aberasi kromatik :
a.
b.

Aberasi kromatik aksial/longitudinal


Perubahan jarak bayangan sesuai dengan indeks bias.
Aberasi kromatik lateral
Perubahan aberasi dalam ukuran bayangan. Untuk menghilangkan terjadinya
aberasi kromatis dipakai lensa flinta dan kaca krown; lensa kembar ini disebut
Achromatic double lens.

3.

Aberasi Monokromatik
Aberasi monokromatik sering juga disebut aberasi tingkat ketiga adalah aberasi
yang terjadi walaupun sistem optik mempunyai lensa dengan bidang speris yang telah
sempurna dan tidak terjadi dispersi cahaya.
Muka gelombang sinar yang datar, setelah melewati kanta akan berinterferensi
dengan muka gelombang sinar di sekitarnya dan menjadi muka gelombang aberasi
yang berbentuk speris.
Abersi monokromarik terbagi menjadi dua :

a.

Aberasi defocus
adalah aberasi yang disebabkan karena titik api (en:focal point, foci) tidak terletak
pada titik fokus paraksial sperisnya, disebut juga titik santir Gauss (en:Gaussian image
point). Defokus, disebut juga wavefront aberration, dimodelkan dengan kesalahan
longitudinal gelombang cahaya yang terjadi karena pergeseran titik api ideal pada
bidang fokal menuju titik api pengamatan pada sumbu optis, berikut beserta sperisnya
(en:radius of curvature) masing-masing yang bersinggungan pada pusat optis kanta.
Sinar yang tidak terfokus pada titik api ideal akan merambat menuju bidang fokal
secara transversal dan membentuk lingkaran gamang yang kita kenal dengan istilah
blur.

Aberasi defokus dapat dikurangi dengan membuat sinar insiden terkolimasi


(en:collimated light) dan jarak hiperfokal. Cahaya kurang terkolimasi pada nilai bukaan
kecil memperbesar interferensi longitudinal gelombang cahaya yang membias menuju
ke titik api, interferensi tersebut akan menimbulkan gelombang cahaya resultan yang
b.

dapat jatuh di luar titik api.


Aberasi kurva medan
adalah sebuah aberasi pada sistem optik yang mempunyai bidang fokal
menyerupai lingkaran/kurva. Bayangan yang dibentuk oleh lensa pada layer letaknya
tidak dalam satu bidang datar melainkan pada bidang lengkung. Peristiwa ini disebut
lengkungan medan atau lengkungan bidang bayangan.

Aberasi optik (en:optical aberration) adalah degradasi kinerja suatu sistem optik dari
standar pendekatan paraksial optika geometris (en:paraxial optics).[1] Degradasi yang
terjadi dapat disebabkan sifat-sifat optik dari cahaya maupun dari sifat-sifat optik sistem
kanta sebagai medium terakhir yang dilalui sinar sebelum mencapai mata
pengamatnya.
Aberasi speris
Aberasi speris (en:spherical aberration) adalah aberasi optik yang dilihat dari sudut
pandang dengan titik berat geometri sistem optik (kanta, cermin dll). Penyimpangan
paraksial yang terjadi lebih disebabkan karena faktor desain kanta yang tidak
sempurna. Kanta tidak pernah memproyeksikan citra dengan sempurna, selalu terjadi
distorsi atau aberasi pada tingkat tertentu oleh karena sifat fisis geometris kanta yang
berakibat pada penurunan kualitas suatu citra karena sinar cahaya yang merambat
melalui kanta tersebut tidak dapat diproyeksikan menuju ke titik api yang sama pada
sumbu optis.

Koma

Koma negatif
Koma (en:comatic aberration) adalah aberasi yang terjadi saat citra suatu obyek
terproyeksi keluar dari sumbu optis kanta. Cahaya yang merambat menuju kanta dari
sudut insiden , dari diameter insiden yang mendekati diameter kanta, akan terproyeksi
ke titik api yang berbeda dan membentuk citra yang disebut lingkaran komatik
(en:comatic circle), yang menjauhi sumbu optis kanta disebut koma positif dan yang
mendekati sumbu optis disebut koma negatif. Lingkaran komatik terbentuk karena
perbedaan rasio pembesaran kanta terhadap panjang gelombang sinar yang merambat
melaluinya.
Distorsi
Distorsi (en:distortion, tilt) adalah aberasi optik yang terjadi pada pemetaan rektilinear
antara bidang fokus dan bidang fokal. Pada distorsi terjadi variasi sudut pandang atau
sudut liput sepanjang sumbu optis.
Distorsi terbagi menjadi dua bagian yaitu distorsi barrel dan distorsi pincushion.

Distorsi barrel

Distorsi pincushion

Astigmatisme

Astigmatisme
Astigmatisme (bahasa Inggris: astigmatism) adalah aberasi speris yang menyebabkan
sinar cahaya yang merambat melalui kanta (lensa) membentuk lebih dari satu titik api
pada sumbu optis.

Aberasi kromatik

Aberasi kromatik (en:chromatic aberration, achromatism) adalah aberasi optik yang


dilihat dari sudut pandang dengan penekanan pada sifat optik fisis cahaya. Walaupun
pada sebuah kanta dengan bidang speris yang sempurna, setiap bahan kanta
mempunyai indeks bias yang berbeda-beda bergantung pada panjang gelombang sinar
cahaya yang merambat melaluinya dan menyebabkan sinar cahaya polikromatik
tersebut terdispersi dan menyebabkan purple fringe/color fringe pada citra proyeksinya.
Aberasi kromatik yang seperti ini dapat diminimalkan dengan kanta komposit doublet
akromatik dengan bahan low dispersion glass untuk mengatasi aberasi longitudinal
(panjang gelombang yang berbeda diproyeksikan ke titik api yang berbeda-beda pada
sumbu optis) dan aberasi transversal/lateral (panjang gelombang yang berbeda
diproyeksikan ke titik api yang berbeda pada bidang fokal).
Purple fringe

Jenis aberasi kromatik yang lain adalah tampaknya aura berwarna putih kebiruan
disekeliling citra obyek. Jika aberasi kromatik di atas terjadi karena dispersi yang
disebabkan perbedaan indeks bias, aberasi ini terjadi karena dispersi yang disebabkan
karena perbedaan fase pada interferensi antara sinar backlight dan sinar difusinya yang
terpantul dari antarmuka obyek.
Aberasi monokromatik
Aberasi monokromatik (en:monochromatic aberration) sering juga disebut aberasi
tingkat ketiga (en:third-order aberration) adalah aberasi yang terjadi walaupun
sistem optik mempunyai kanta dengan bidang speris yang telah sempurna dan tidak
terjadi dispersi cahaya.
Aberasi defokus

Muka gelombang sinar yang datar, setelah melewati kanta akan berinterferensi dengan
muka gelombang sinar di sekitarnya dan menjadi muka gelombang aberasi yang
berbentuk speris.
A lens can be used to change the shape of wavefronts. Here, plane wavefronts become
spherical after going through the lens.]] Aberasi defokus (en:defocus aberration)

adalah aberasi yang disebabkan karena titik api (en:focal point, foci) tidak terletak pada
titik fokus paraksial sperisnya, disebut juga titik santir Gauss (en:Gaussian image point).
Defokus, disebut juga wavefront aberration, dimodelkan dengan kesalahan
longitudinal gelombang cahaya yang terjadi karena pergeseran titik api ideal pada
bidang fokal menuju titik api pengamatan pada sumbu optis, berikut beserta sperisnya
(en:radius of curvature) masing-masing yang bersinggungan pada pusat optis kanta.
Sinar yang tidak terfokus pada titik api ideal akan merambat menuju bidang fokal
secara transversal dan membentuk lingkaran gamang yang kita kenal dengan istilah
blur.
Aberasi defokus dapat dikurangi dengan membuat sinar insiden terkolimasi
(en:collimated light) dan jarak hiperfokal. Cahaya kurang terkolimasi pada nilai bukaan
kecil memperbesar interferensi longitudinal gelombang cahaya yang membias menuju
ke titik api, interferensi tersebut akan menimbulkan gelombang cahaya resultan yang
dapat jatuh di luar titik api.
Aberasi kurva medan
Aberasi kurva medan (en:aberration of field curvature) adalah sebuah aberasi pada
sistem optik yang mempunyai bidang fokal menyerupai lingkaran/kurva.

Anda mungkin juga menyukai