DADANG HIDAYAT
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
ABSTRAK
Dadang Hidayat. Reduksi Bijih Besi Laterit dari Bayah Provinsi Banten dengan Reduktor
Batubara. Dibimbing oleh Dondin Sajuthi dan Idrus Bambang Iryanto.
Bijih besi banyak ditemukan di Indonesia. Permasalahan energi yang dihadapi industri
baja nasional dapat diatasi dengan menggunakan reduktor batubara. Indonesia merupakan
salah satu negara yang memiliki cadangan batubara, yaitu sekitar 38,8 milyar ton.
Penelitian ini bertujuan melakukan pengkayaan kandungan bijih besi laterit dalam batuan
besi dengan benefisiasi, memperoleh suhu optimum dalam reduksi bijih besi laterit, dan
membandingkan hasil reduksi antara penambahan kapur dan penambahan bentonit.
Penelitian ini meliputi beberapa tahap, yaitu preparasi sampel, analisis bijih besi (meliputi
silikat, Fe total, dan Fe2+), pembuatan besi spons (reduksi bijih besi), analisis besi spons
(meliputi Fe total dan Fe metal), analisis komposisi kimia dari kapur dan bentonit
(meliputi CaO, MgO, silikat), dan analisis batubara (meliputi kadar air, volatile matter
(vm), kadar fixed carbon (fc), dan kadar abu). Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan maka diperoleh bahwa kadar silikat menurun setelah dilakukan benefisiasi,
yaitu 5.90% menjadi 2.69% sehingga kadar Fe total dapat meningkat, yaitu 56.70%
menjadi 64.51%. Batubara yang digunakan termasuk jenis sub-bituminus dengan kadar
fixed carbon 47.19% karenanya cukup efektif untuk proses reduksi. Penambahan bentonit
berfungsi sebagai perekat sehingga pelet yang diperoleh lebih baik (cukup keras) dan
kadar metalisasi lebih tinggi dibandingkan penambahan kapur dengan persen metalisasi
berturut-turut, yaitu 82.11% dan 80.63%. Suhu optimum yang diperoleh untuk mereduksi
bijih besi laterit dari bayah berkisar antara 1000 oC dan 1100 oC. Bijih besi laterit dari
bayah cukup dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif untuk produksi baja.
ABSTRACT
Dadang Hidayat. Laterit Iron Ore Reduction from Bayah, Banten Province with Coal
Reductor. Supervised by Dondin Sajuthi and Idrus Bambang Iryanto.
Iron ore is one of the most usually found metal in Indonesia. The energy problems
faced by the national steel industry can be reduced by using coal reductor. Indonesia is a
country which has coal reserves at least 38.8 billion tons. The objectives of this research
are to enrich laterite iron ore in iron rock with benefiziation, to get optimum temperature
of laterite iron ore rediction, and to compare the final reduction result between calcite
and bentonite addings. This research covers several stages, includes sample preparation,
iron ore analysis (includes silicate, total Fe, and Fe2+), spons iron producing (iron ore
reduction), spons iron analysis (includes total Fe and metal Fe), calcite and bentonite
chemical composition analysis (includes CaO, MgO, and silicate), and coal analysis
(includes moisture contain, volatile matter (vm), fixed carbon (fc) contain, and ash
contain). Based on the results of the research is that the silicate content decreased after
the benefiziation from 5.90% to 2.69%, which total Fe content has been increased from
56.70% to 64.51%. The used coal was a type of sub-degree bituminus with 47.19% fixed
carbon which it was quite effective for reduction process. The function of the bentonit
addings was as a sticker which can make the pellet was more better and made the
metalization contain was higher than the calcite addings with respectively percentage are
82.11% and 80.63%. The range of optimum temperature of the iron ore laterit reduction
from bayah is 1000oC to 1100oC. Laterit iron ore from bayah could be used as alternative
raw materials for steel production.
DADANG HIDAYAT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
Judul
Nama
NIM
:
:
Reduksi Bijih Besi Laterit dari Bayah Provinsi Banten dengan Reduktor
Batu bara
Dadang Hidayat
G44052926
Menyetujui:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Reduksi Bijih Besi Laterit dari
Bayah Provinsi Banten dengan Reduktor Batu bara dapat diselesaikan. Kegiatan
penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2009 di
Laboratorium Kimia Pengendalian Kualitas Besi Spons Bahan Baku dan Bahan
Pembantu (PKBS BB dan BP) Divisi Pengendalian Kualitas PT Krakatau Steel Cilegon,
Banten.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. drh. Dondin Sajuthi, MST,
Ph.D dan Bapak Idrus Bambang Iryanto, ST selaku pembimbing yang telah memberikan
saran dan masukannya kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada ibu
dan bapak tercinta (Hj. Desy Rohayati dan H. Dulmukin), kakak dan adik tersayang
(Tedy Hidayat, ST dan Ainurrohmah), dan teman dekat Agustiarani Asih serta seluruh
keluarga yang telah memberikan semangat dan dukungannya.
Ucapan terima kasih juga, penulis sampaikan kepada Bapak Didik Eko Trimulyanto
selaku training koordinator, Bapak Runtut Bagus Pambudi selaku superintendent
laboratorium kimia, Bapak M. Irfan selaku manager pengendalian kualitas, Bapak M.
Najib selaku manager keamanan, Ibu Dewi Handayani selaku manager PEAD, dan Bapak
Nurjaya selaku koordinator PKL&Riset yang telah memberi kesempatan dan izin untuk
penelitian di PT Krakatau Steel.
Selain itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Hj. Yani, Bapak Dede
Sukandar, Bapak Kusman, dan Bapak Misto yang telah memberikan arahan dalam
melakukan analisis di laboratorium. Fahmi, Agis, dan Desman dari Teknik Metalurgi
Untirta, temen-teman di tempat riset (Icha, Ayu, Ria, Anggi, dan Wida), teman-teman
kimia 42 IPB (Herman, Hengki, Redo, Bowo, Ecep, Reni, Iki, Mega, dan Janti lain-lain)
dan teman-teman Asrama Sylvasari IPB yang telah membantu dan tukar pengetahuan.
Akhir kata, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 23 Januari 1987 dari pasangan H. Dulmukin
dan Hj. Desy Rohayati sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis menjalankan
pendidikan formal mulai dari taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi (PT).
Tahun 2002 sampai 2005 di SMA Negeri 2 Krakatau Steel Cilegon. Tahun 2005,
penulis melanjutkan studi di Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Penulis melakukan praktik lapangan pada tahun 2008 di PT Krakatau Steel, Cilegon
dengan judul laporan adalah proses percobaan pembuatan besi spons dari scale wire rod
mill. Selama perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi kampus antara lain Dewan
Keluarga Mushala As-Shaf Asrama Putra Tingkat Persiapan Bersama IPB tahun
2005/2006, Organisasi Mahasiswa Daerah Keluarga Mahasiswa Banten tahun 2005/2006,
Forum for Scientific Studies tahun 2005/2007, Lembaga Dakwah Kampus Al-Hurriyyah
(hubungan luar dan pengembangan sumber daya manusia) tahun 2005/2007, Ikatan
Mahasiswa Kimia IPB tahun 2006/2007, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga
Mahasiswa IPB Departemen Sosial dan Lingkungan tahun 2007/2008, kepengurusan
asrama Sylvasari IPB (pengembangan sumber daya manusia, pertahanan dan keamanan,
koperasi, dan pecinta alam) tahun 2006/2008.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................viii
PENDAHULUAN............................................................................................ 1
TINJAUAN PUSTAKA
Bijih Besi dan Besi Laterit................................................................................. 1
Benefisiasi dan Pembuatan Pelet........................................................................2
Reduksi Bijih Besi..2
Reduksi Langsung dengan Reduktor Padatan dan Gas..................................... 2
Batu bara............................................................................................................ 2
Batu Kapur dan Bentonit.................................................................................... 3
Tinjauan Kinetika Reduksi................................................................................. 4
X-Ray Fluorescence Spectrofotometer dan Carbon/Sulfur Determinator......... 4
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat................................................................................................... 5
Lingkup Penelitian............................................................................................. 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengkayaan Kandungan Bijih Besi Laterit dengan Benefisiasi......................... 7
Pengaruh Suhu Pada Persen Reduksi Bijih Besi Laterit.................................... 8
Pengaruh Suhu Pada Persen Metalisasi Bijih Besi Laterit................................. 9
Perbandingan Penambahan Kapur dan Bentonit................................................ 10
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ............................................................................................................11
Saran................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 11
LAMPIRAN..............................................................................................................13
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Diagram kesetimbangan gas CO dan CO2 untuk reduksi bijih besi.. 4
2 Pengaruh suhu pada persen reduksi bijih besi laterit dari Bayah.......................... 8
3 Pengaruh suhu pada persen karbon setelah proses reduksi
bijih besi laterit dari Bayah.................................................................................... 9
4 Pengaruh suhu pada persen metalisasi bijih besi laterit dari Bayah...................... 10
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Bahan baku dan hasil percobaan............................................................................ 14
2 Alat yang digunakan dalam percobaan . 15
3 Diagram alir reduksi bijih besi ..16
4 Diagram alir benefisiasi......................................................................................... 17
5 Rumus-rumus perhitungan pada metode analisis.. 18
6 Data hasil pengujian ......................................................................19
7 Contoh perhitungan................................................................................................21
viii
PENDAHULUAN
Bijih besi merupakan komoditi tambang
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
baja. Bijih besi banyak ditemukan di
Indonesia, namun bahan baku baja masih
didatangkan dari luar negeri. Berdasarkan BEI
News (2005), Cina menggunakan bahan baku
baja tertinggi di dunia, yaitu 16.7% pada
tahun 2000. Bahan baku baja yang digunakan
sebanyak 141.2 juta ton akan tetapi dua tahun
kemudian langsung melonjak menjadi 211.2
juta ton. Produksi baja di Cina meningkat
setiap tahunnya. Tahun 2003 sampai 2005,
produksi baja di Cina berturut-tutut adalah
220, 300, dan 350 juta ton. Konsumsi baja di
Indonesia menurut harian umum pelita (2009),
tahun 1997 sampai 2000 adalah 36, 13, 14 ,
dan 26 kilogram per kapita yang mengalami
penurunan pada tahun 1998 akibat krisis
ekonomi. Negara lain seperti Filipina,
Thailand, Malaysia, Jepang, AS, dan Korea
Selatan berturut-turut adalah 44, 111, 274,
635, 472, dan 846 kilogram per kapita pada
tahun 2000. Berdasarkan analisis internal
yang dikeluarkan PT Krakatau Steel (KS),
konsumsi baja canai panas pada tahun 2007
mencapai sekitar 2,91 juta ton dengan asumsi
peningkatan 10%, pada tahun 2008 konsumsi
baja domestik akan menyentuh 3.25 juta ton.
Kenaikan harga bahan baku baja di pasar
internasional, memicu pemerintah dan para
kuasa pertambangan (KP) untuk mulai
memanfaatkan bahan baku lokal. Menurut
Sutisna (2007), ada empat jenis cebakan bijih
besi di Indonesia, yaitu skarn, placer, laterit,
dan sedimen. Cebakan laterit jumlahnya
paling melimpah, yaitu mencapai 1 miliar ton,
sedangkan cebakan bijih besi skarn, placer,
dan sedimen berturut-turut hanya mencapai
15, 159, dan 1 juta ton. Cebakan ini juga
mengandung karbonat, silikat, besi, hematit,
dan magnetit sehingga kadar besinya rendah,
yaitu hanya 40-60%. Bahan baku lokal berupa
bijih besi laterit dapat dijadikan pelet yang
akan direduksi menjadi besi spons.
Pemanfaatan bijih besi lokal ini dapat
mengurangi biaya produksi sehingga harga
jual bajanya dapat bersaing.
Kenaikan harga tersebut diakibatkan
naiknya harga iron ore pellet dan minyak
mentah yang terus meningkat membuat harga
bahan baku dan biaya produksi baja menjadi
tinggi. Salah satu penyebab kenaikan biaya
produksi baja adalah tingginya harga impor
bahan baku pelet. Selain itu teknologi berbasis
gas yang digunakan saat ini seperti Hojalata Y
Lamina (HYL) I dan HYL III (dengan
Kadar air
2.5
1.4
1.1
2.4
Kadar abu
5.6
7.7
9.8
Zat terbang
28.9
26.2
21.3
20.2
Karbon tetap
65.5
66.1
71.7
70
SiO2
61.4
53.6
56.9
48.3
Al2O3
28.3
28.4
18.3
37.9
Fe2O3
4.3
7.6
12.8
5.3
CaO
1.3
3.7
2.5
MgO
0.34
0.95
1.6
0.58
TiO2
1.5
1.4
1.1
1.4
Na2O
0.3
0.57
0.45
0.65
K2O
0.48
0.92
0.54
P2O5
0.79
1.7
1.3
1.9
Mn3O4
<0.02
0.05
0.06
0.03
SO3
0.26
0.76
0.32
Cr2O3
<0.02
<0.02
<0.02
<0.02
CuO
<0.02
<0.02
<0.02
<0.02
V2O5
0.05
0.05
0.04
0.02
ZnO
<0.02
<0.02
<0.02
<0.02
NiO
<0.02
<0.02
<0.02
<0.02
BaO
0.03
0.15
0.09
0.22
SrO
0.04
0.08
0.05
0.13
Total
99.19
99.39
99.39
99.87
hitam, keras, dan relatif kuat. Batu bara subbituminus memiliki sedikit karbon 37.70%
dan banyak air (20.00-30.00% dari bobotnya),
dan oleh karenanya menjadi sumber panas
yang kurang efisien dibandingkan dengan
bituminus. 4) Lignit: jenis batu bara muda
terdapat pada lapisan geologi atas. Batu bara
lignit sangat lunak dan mengandung air 35.0075.00% sedangkan kadar karbonnya rendah,
kurang lebih 25.00-35.00%. 5) Gambut:
berpori dan memiliki kadar air di atas 75.00%
serta nilai kalori yang paling rendah.
Batu Kapur dan Bentonit
Batu kapur dapat terjadi dengan beberapa
cara, yaitu secara organik, mekanik, atau
kimia. Sebagian besar batu kapur yang
terdapat di alam terjadi secara organik, yaitu
berasal dari pengendapan cangkang kerang
dan siput, atau ganggang. Batu kapur dapat
berwarna putih susu, abu-abu, cokelat, bahkan
hitam, bergantung pada keberadaan mineral
pengotornya (Tekmira 2005). El-Geassy et al.
(2007) menjelaskan bahwa bahan tambahan
seperti CaO, MgO, dan SiO2 berperan penting
dalam mengurangi
indeks
pemekaran
maksimum disekitar suhu 1250 oC karena
pemutusan CaO dari FeO pada lokasi-lokasi
pengintian. Liu (2003) menjelaskan bahwa
selain devolatilisasi batu bara dengan gas CO2
juga dihasilkan proses dekomposisi oleh batu
kapur, reaksi dekomposisi batu kapur terjadi
pada suhu 900 oC.
Mineral bentonit berdiameter kurang dari
2 m dan terdiri atas berbagai macam mineral
seperti silika, aluminium oksida, dan
hidroksida yang dapat mengikat air. Bentonit
diklasifikasikan dalam 2 kelompok, yaitu
natrium dan kalsium bentonit. Natrium
bentonit mengandung lebih banyak Na +
dibandingkan dengan Ca2+ dan Mg2+. Bentonit
ini dapat mengembang hingga 8-15 kali
apabila dicelupkan ke dalam air dan tetap
terdispersi beberapa waktu di dalam air.
Sementara kalsium bentonit memiliki lebih
banyak Ca2+ dan Mg2+ daripada Na+. Kalsium
bentonit kurang menyerap air, tetapi
diaktifkan dengan asam agar kemampuan
menyerap airnya baik dan tetap terdispersi
dalam air (Syuhada et al. 2009). Saidi et al.
(2004) menyatakan bahwa penggunaan
bentonit dalam reduksi bijih besi dapat
meningkatkan besi total dalam bentuk oksida.
Selain itu, bentonit memiliki permukaan ion
sehingga bermanfaat dalam pembuatan suatu
salutan yang lengket pada butir-butir bijih
besi. Kelengketan dari bentonit dapat
Preparasi Sampel
Batuan besi yang mengandung bijih besi
laterit dikeringkan dalam oven, didinginkan,
digiling halus, dan diayak dengan ayakan
ukuran 150 mesh. Bijih besi hasil pengayakan
dikocok agar homogen. Selanjutnya dilakukan
analisis komposisi kimia menggunakan x-ray
fluoresence (XRF) spektrofotometer dan
metode basah sehingga didapatkan data
komposisi kimia yang terkandung dalam
sampel
sebelum
dilakukan
benefiasi.
Benefiasi dilakukan pada sampel melalui
pencucian berulang menggunakan air dan
deterjen dengan bantuan magnet, lalu
dilakukan analisis komposisi kimia kembali
menggunakan XRF spektrofotometer dan
metode basah. Diagram alir proses benefisiasi
dapat dilihat pada Lampiran 4.
10
11
12
13
LAMPIRAN
14
a
a. Sampel Bijih Besi Laterit dan b. Batu bara
b
a. Briket Bijih Besi Laterit dan b. Bentuk Pelet yang akan direduksi
15
16
Batu bara
Preparasi sampel:
Grinding
Preparasi sampel:
Grinding
Screening
Screening
Benefisiasi
Analisis
komposisi kimia
(metode basah) dan
X-Ray Fluorosence
Analisis
komposisi kimia
Proximate analysis
Mixing
1. Bijih besi+Batu bara+ 1% kapur + akuades
2. Bijih besi+Batu bara+ 1% bentonit + akuades
Analisis komposisi
kimia pada kapur
dan bentonit
Preparasi sampel:
Grinding dan Screening
Pengolahan data
-
Literatur
Pembahasan
Simpulan
Pengujian:
Analisis Fe metal
dan
Fe total
Analisis % karbon
dengan Carbon
Determinator
17
Sampel
(Bijih Besi Laterit dari Bayah)
Pengadukan
Konsentrat
Pengeringan
Tailing
18
Keterangan:
N = normalitas
V = volum (ml)
BA = bobot atom
Perhitungan kadar Fe 2+
% Fe 2+ = (VN) K2Cr2O7 BA Fe 100%
bobot contoh (mg)
Perhitungan kadar Fe metal
% Fe metal = (VN) K2Cr2O7 BA Fe FP 100%
bobot contoh (mg) 3
Perhitungan kadar SiO2
% SiO2 = A B 100%
G
Keterangan:
FP = faktor pengenceran
Keterangan:
BM = bobot molekul
Keterangan:
A = bobot wadah konstan (gram)
B = bobot wadah dan sampel (gram)
C = bobot setelah pemanasan (gram)
19
b) Reduksi bijih besi laterit dari Bayah berdasarkan perbandingan mol dan
penambahan kapur pada waktu 60 menit
Fe total
Fe metal
metalisasi
karbon
reduksi
suhu
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
800
60.15
11.70
19.45
4.11
44.52
900
65.24
29.03
44.50
2.35
58.54
1000
72.68
58.60
80.63
0.21
83.88
1100
71.59
56.22
78.53
0.09
82.40
1200
65.06
34.40
52.87
0.05
64.89
20
c) Reduksi bijih besi laterit dari Bayah berdasarkan perbandingan mol dan
penambahan bentonit pada waktu 60 menit
Fe total
Fe metal
Metalisasi
Karbon
Reduksi
Suhu (oC)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
800
58.5
10.51
17.97
5.15
45.05
900
64.66
28.31
43.78
3.09
58.38
1000
71.92
59.05
82.11
0.82
85.26
1100
68.77
45.16
65.67
0.24
72.96
1200
70.39
52.6
74.73
0.15
79.63
Kapur(%)
0.33
51.27
1.23
42.45
4.72
Hasil(%)
Volatile Matter
45.25
Kadar Abu
7.56
Fixed Karbon
47.19
Hilang Pijar
92.44
Sulfur
4.69
Kadar Air
8.96
Bentonit(%)
59.18
2.73
0.67
18.01
19.41
21
22
Penentuan CaO
Bobot sampel = 1.0034 g = 1003.40 mg
Volume EDTA = 19.40 ml
Normalitas EDTA = 0.0947 N
% CaO = (19.40 ml 0.0947 N) 56 500/100 100%
1003.40mg
= 51.27 %
Penentuan MgO
Bobot sampel = 1.0034 g = 1003.40mg
Volume EDTA = 0.65 ml
Normalitas EDTA = 0.0947 N
% MgO = (0.65 ml 0.0947 N) 40 500/100
1003.40mg
= 1.23 %
Penentuan basisitas
% Basisitas = % CaO
% SiO2
100%
51.27 % = 155.36
0.33 %
Analisis bentonit
Perhitungan SiO2
A = bobot silikat dan impuritis (gram) = 21.5684 g
B = bobot impuritis (gram) = 20.9751 g
G = bobot sampel (gram) = 1.0057 g
% SiO2 = A-B 100%
G
= (21.5684 - 20.9751)g 100%
1.0057
= 58.99 %
Penentuan CaO
Bobot sampel = 1.0057 g = 1005.70 mg
Volume EDTA = 1.02 ml
Normalitas EDTA = 0.0961 N
% CaO = (1.02 ml 0.0961 N) 56 500/100 100%
1005.70 mg
= 2.73 %
Penentuan MgO
Bobot sampel = 1.0057 g = 1005.70 mg
Volume EDTA = 0.35 ml
Normalitas EDTA = 0.0961N
% MgO = (0.35 ml 0.0961 N) 40 500/100
1005.70 mg
= 0.67 %
100%
23
Penentuan basisitas
% Basisitas = % CaO = 2.73 % = 0.0463
% SiO2
58.99 %
% H2O =
100%
24
25
Perhitungan Fe total
Bobot sampel = 0.3002 g = 300.20 mg
Volume K2Cr2O7 = 36.10 ml
Normalitas K2Cr2O7 = 0.1068 N
% Fe total = (36.10 ml 0.1068 N) 56 g/mol 100%
300.20 mg
= 71.92 %
Perhitungan Fe metal
Bobot sampel = 0.2012 g = 201.20 mg
Volume K2Cr2O7 = 29.80 ml
Normalitas K2Cr2O7 = 0.1068 N
% Fe metal = (29.80 ml 0.1068 N) 56 g/mol 200 ml/100 ml 100%
201.20 mg 3
= 59.05 %
Perhitungan metalisasi
% Metalisasi = % Fe metal
100 %
% Fe total
= 59.05 % 100%
71.92 %
= 82.11 %
Perhitungan persen reduksi bijih besi laterit berdasarkan perbandingan mol
dan penambahan bentonit pada suhu 1000oC serta waktu 60 menit
%Reduksi = % Oksigen awal - % Oksigen akhir
% Oksigen awal
2+
i
[ Fet Fe Mr O + Fe2+ Ar O] [Fet Fe m Ar O]
Mr Fe
Ar Fe
Ar Fe
=
[AFetotal Fe2+ Ar O + Fe2+ Ar O]
Ar Fe
Ar Fe
= [64.51-19.32 48/112+19.32 16/56][71.92-59.0516/56] 100%
[64.51-19.32 48/112 + 19.32 16/56]
= 24.95-3.6770
24.95
= 85.26%
Keterangan