Anda di halaman 1dari 2

……………SETELAH DOKTOR DAN PROFESOR, WHAT NEXT

Hari ini, Sabtu 24 Oktober 2009, UIN Maliki Malang memiliki tiga tambahan
Guru Besar atau Profesor, yaitu Prof. Dr. Muhammadiyah Ja’far, Prof. Dr.
Dimyati Ahmadin, dan Prof. Dr. Baharuddin. Mereka dikukuhkan menjadi
guru besar dalam bidang yang berbeda-beda. Prof. Muhammadiyah Ja’far
dalam Studi Islam, Prof. Dimyati Ahmadin dalam bidang sastra Inggris dan
Prof. Dr. Baharudin dalam bidang manajemen pendidikan. Di samping itu,
dalam beberapa bulan ini, UIN Maliki Malang juga panen doktor. Lebih dari
40 dosen UIN Maliki yang dikuliahkan sejak tiga hingga lima tahun yang
lalu, satu persatu telah menyelesaikan doktoralnya. Saya ucapkan
selamat atas mereka semua atas prestasi akademik mereka yang begitu
menggembirakan… semoga dalam bulan November 2009 nanti, saya bisa
.menyusul mereka menyelesaikan S-3 saya di Universitas Negeri Malang

Perjuangan menjadi doktor dan apalagi professor memang tidak mudah.


Diperlukan perjuangan keras dan melelahkan untuk mendapatkan gelar
itu. Karena itu, tidaklah heran jika banyak di antara para pencari gelar
doktor dan professor itu, yang kehabisan tenaga di tengah jalan, sehingga
mereka harus rela di-DO atau meninggal dunia sebelum kedua gelar itu
mereka capai. Tidak hanya perjuangan dari sisi akademik dan keilmuan,
tetapi juga perjuangan dalam membagi waktu, mencari pembimbing,
.mencari literatur dan sebagainya

Gelar Doktor merupakan gelar tertinggi dalam dunia pendidikan. Tidak


ada lagi gelar pendidikan yang lebih tinggi dari doktor. Sedangkan
professor merupakan gelar tertinggi dalam bidang karir dan jabatan
sebagai seorang dosen. Rasa-rasanya, sudah sempurna jika seseorang
mendapatkan kedua gelar itu bersama-sama, karena tidak ada lagi gelar
lain yang mengungguli kedua gelar tersebut. Tetapi pertanyaannya,
?…apakah kedua gelar itu juga merupakan akhir untuk berkarya

Menurut saya, perjuangan menjadi doktor dan profesor memang berat,


tetapi beban sosial setelah menjadi doktor dan profesor jauh lebih berat
daripada ketika belum mendapatkan kedua gelar tersebut. Karena
masyarakat akademik akan menganggap bahwa kita adalah para ahli di
bidang kita masing-masing. Mereka akan selalu berkonsultasi kepada kita
jika mereka menghadapi suatu masalah di bidang itu, sehingga karya-
karya kita senantiasa ditunggu oleh mereka. Jika setelah menjadi doktor
dan professor, ternyata kita tidak lagi berkarya, mungkin masyarakat akan
kecewa kepada kita, karena ibarat pohon yang telah menjulang tinggi,
.yang ditunggu-tunggu buahnya oleh masyarakat, tidak berbuah lagi
Banyak orang bilang bahwa gelar doktor bukan akhir dari sebuah
perjuangan dan karya, melainkan baru langkah awal untuk berkarya dan
berjuang. Ilmu-ilmu yang diperoleh selama ini, terutama yang bersifat
teoritis, harus dikembangkan terus dalam bentuk penelitian dan tulisan,
sehingga karya-karya lain setelah doktor merupakan sebuah keniscayaan.
Banyak memang di antara kita yang berhenti berkarya setelah gelar
doktor dan professor tercapai, padahal semestinya justru gelar itu
merupakan langkah awal menuju pengembangan karya yang sebenarnya.
Karena itu, beban sosial dan akademik seorang doktor dan profesor jauh
.lebih besar daripada mereka yang hanya bergelar S-1 atau S-2

Professor saya bilang bahwa seseorang yang telah mendapatkan gelar


doktor, lalu berhenti berkarya, diibaratkan seperti pohon yang pada masa
kecilnya berbuah lebat, tetapi setelah besar dan rindang, justru tidak mau
berbuah lagi. Mungkin pohon itu bisa digunakan untuk berlindung dari
panas matahari, tetapi tidak bisa digunakan untuk menghilangkan dahaga
dari rasa panas itu. Begitu juga seorang doktor yang tidak produktif
katanya. Ijazahnya bisa digunakan untuk gengsi-gengsian. Paling tidak,
ijazahnya bisa digunakan oleh fakultas atau jurusan tertentu yang
membutuhkannya sebagai kelengkapan administrasi dalam proses
akreditasi, tetapi jika pemilik ijazah itu tidak berkarya, ilmunya tidak bisa
dimanfaatkan oleh orang-orang yang haus dalam bidang keilmuan
.tersebut

Sekali lagi, selamat bagi teman-teman yang telah menyelesaikan program


doktor dan juga kepada ketiga professor yang baru saja dilantik di UIN
Maliki Malang, semoga mereka bisa menjadi pohon-pohon rindang yang
berbuah lebat, sehingga keberadaan mereka bisa dijadikan sebagai
pelindung bagi universitas, sekaligus bisa menjadi pelepas dahaga, bagi
.orang-orang yang haus ilmu pengetahuan. Wallahu a’lam bishawab

Anda mungkin juga menyukai