Vitamin A PDF
Vitamin A PDF
399
Ind
p
PANDUAN
MANAJEMEN SUPLEMENTASI
VITAMIN A
Kerjasama:
2009
Judul 1. SUPLEMENTASI
II. VITAMIN A
PANDUAN
MANAJEMEN SUPLEMENTASI VITAMIN A
Dicetak oleh:
KATA PENGANTAR
Suplementasi kapsul Vitamin A pada anak umur 6-59 bulan dan ibu nifas
bertujuan tidak hanya untuk pencegahan kebutaan tetapi juga untuk
penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA). Penelitian di berbagai negara
menunjukkan bahwa pemberian suplementasi kapsul vitamin A sebanyak
2 kali setahun pada balita merupakan salah satu intervensi kesehatan
yang berdaya ungkit tinggi bagi pencegahan kekurangan vitamin A dan
kebutaan serta penurunan kejadian kesakitan dan kematian pada balita.
Hasil studi gizi mikro tahun 2006 yang dilaksanakan di 10 propinsi
diperoleh gambaran prevalensi xeropthalmia 0,13%, dan indeks serum
retinol <20 g/dl pada balita sebesar 14,6%. Keadaan ini sudah jauh
membaik jika dibandingkan dengan kondisi tahun 1992 bahwa ada 50%
balita dengan serum retinol <20 g/dl. Namun demikian, apabila
diperhitungkan dengan jumlah balita yang ada saat ini, diperkirakan
masih ada 26.000 balita menderita xeropthalmia dan sekitar 2.920.000
balita mempunyai serum retinol <20 g/dl.
Meskipun cakupan suplementasi vitamin A telah mencapai 71,5% (Riskesdas,
2007), namun kesenjangan antar propinsi variasinya masih cukup tinggi,
yang terendah 51,0% dan yang tertinggi 84,7%. Data tersebut menunjukkan
bahwa kegiatan suplementasi vitamin A masih perlu ditingkatkan lagi,
mengingat target yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Depkes tahun
2005-2009 adalah sebesar 80% pada tahun 2009.
Terkait dengan hal tersebut, Departemen Kesehatan bekerjasama dengan
UNICEF, Micronutrient Initiative (MI) dan SEAMEO-TROPMED RCCN UI
telah menyusun buku PANDUAN MANAJEMEN SUPLMENTASI VITAMIN A.
Diharapkan buku panduan ini dijadikan pegangan bagi Pemeritah Daerah
Kabupaten/Kota dalam menanggulangi masalah KVA di daerah masingmasing.
Jakarta,
Juli 2009
i
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................i
Daftar Isi .................................................................... iii
Daftar Istilah ..................................................................v
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..........................................................1
B. Tujuan.....................................................................2
C. Sasaran pengguna pedoman ...........................................2
D. Definisi operasional .....................................................2
II. SUPLEMENTASI KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI
A. Suplementasi Vitamin A ...................................................3
B. Sasaran Suplementasi Vitamin A .....................................3
C. Suplementasi Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita ..............3
D. Suplementasi Vitamin A pada Ibu Nifas.............................4
E. Suplementasi Vitamin A pada Situasi Khusus ......................6
III. MANAJEMEN KEGIATAN SUPLEMENTASI VITAMIN A
A. Perencanaan Kebutuhan kapsul Vitamin A .............................7
B. Pendistribusian dan Penyimpanan......................................12
C. Pencatatan dan pelaporan..............................................13
IV. SOSIALISASI SUPLEMENTASI VITAMIN A
1. Mengapa Perlu Dilakukan Sosialisai Suplementasi Vitamin A......17
2. Apa Tujuan Yang Ingin Dicapai dalam Sosialisasi ..................17
3. Siapa Sasaran, Dimana dan Kegiatan apa yang dapat
Dilakukan dalam Sosialisasi..........................................18
4. Kapan Sosialisasi Suplementasi Vitamin A dilakukan? ......... 18
5. Media Komunikasi apa yang Dapat digunakan? ...................20
6. Siapa Yang Bertanggung Jawab melakukan Sosialisasi? .........20
7. Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Sosialisasi ..................20
V. Evaluasi
1. Input ...................................................................21
2. Proses ............................................................... 21
3. Output ............................................................... 21
iii
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
5.
6.
7.
8.
9.
iv
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
DAFTAR ISTILAH
ASI
BGM
IVACG
International Vitamin A
Consultative Group
KEP
KLB
KMS
KN
Kunjungan Neonatal
KVA
Kurang Vitamin A
PAUD
PWS-KIA
SI
Satuan Internasional
v
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil Studi Masalah Gizi Mikro di 10 propinsi yang dilakukan
Puslitbang Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan RI pada Tahun
2006 memperlihatkan balita dengan Serum Retinol kurang dari
20g/dl adalah sebesar 14,6%. Hasil studi tersebut menggambarkan
terjadinya penurunan bila dibandingkan dengan Survei Vitamin A
Tahun 1992 yang menunjukkan 50% balita mempunyai serum retinol
kurang dari 20 g/dl. Oleh karena itu, masalah kurang Vitamin A
(KVA) sudah tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat lagi
karena berada di bawah 15% (batasan IVACG). Hal tersebut salah
satunya berkaitan dengan strategi penanggulangan KVA dengan
pemberian suplementasi Vitamin A yang dilakukan setiap bulan
Februari dan Agustus (Bulan Kapsul Vitamin A).
Direktorat Bina Gizi Masyarakat bekerja sama dengan SEAMEO
TROPMED RCCN Universitas Indonesia, UNICEF dan Micronutrient
Initiative pada tahun 2007 melakukan survei di 3 provinsi terpilih
yaitu Kalimantan Barat, Lampung dan Sulawesi Tenggara untuk
melihat cakupan suplementasi Vitamin A dan mengevaluasi
manajemen program Vitamin A. Hasil survei menunjukkan bahwa
di provinsi Kalimantan Barat cakupan Vitamin A pada bayi (6-11
bulan) adalah sebesar 55,8% dan anak balita (12-59 bulan) sebesar
56,6%, sementara untuk provinsi Lampung cakupan pada bayi adalah
82,4% dan anak balita 80,4%, dan Sulawesi Tenggara adalah 70,5%
pada bayi dan anak balita sebesar 62,2%. Hasil survei juga menemukan
bahwa sebanyak 70,2% bayi umur 6-11 bulan dan 13,9% anak balita
umur 12-59 bulan mendapatkan suplementasi Vitamin A dengan
dosis yang tidak sesuai umur.
Rendahnya cakupan suplementasi vitamin A ini mengindikasikan
bahwa manajemen dan sosialisasi program Vitamin A tingkat
Kabupaten/Kota belum berjalan optimal. Berkaitan hal tersebut
diperlukan pelatihan penyegaran terkait dengan manajemen
suplementasi Vitamin A bagi petugas dalam rangka meningkatkan
cakupan program khususnya pada Kabupaten/Kota dengan cakupan
rendah.
1
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
B. Tujuan
Tersedianya panduan manajemen Suplementasi Vitamin A untuk
petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan cakupan distribusi
kapsul vitamin A
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pemahaman petugas tentang kegiatan suplementasi
vitamin A
2. Meningkatkan pemahaman petugas dalam perencanaan kebutuhan,
distribusi, penyimpanan, pemantauan dan evaluasi suplementasi
Vitamin A
3. Meningkatkan pemahaman petugas tentang tahapan sosialisasi
kapsul Vitamin A
C. Sasaran Pengguna Pedoman
Pengelola program gizi, KIA, imunisasi, promosi kesehatan, farmasi
dan program terkait lainnya di semua tingkatan
D.Definisi operasional
Sasaran Suplementasi
Vitamin A
HiperVitaminosis A
Kurang Vitamin A
Sosialisasi program
Vitamin A
Xerophtalmia
2
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
BAB II
Kapsul Biru
untuk Bayi usia
6-11 bulan
Kapsul Merah
untuk Anak Balita
usia 12-59 bulan dan
Ibu Nifas
Dosis
Frekuensi
1 kali
2 kali
2 kali
3
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
4
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
1. Waktu pemberian
Kapsul Vitamin A merah (200.000 SI) diberikan pada masa nifas
sebanyak 2 kali yaitu :
1 (satu) kapsul Vitamin A diminum segera setelah saat persalinan
1 (satu) kapsul Vitamin A kedua diminum 24 jam sesudah
pemberian kapsul pertama
Catatan :
Jika sampai 24 jam setelah melahirkan ibu tidak mendapat vitamin
A, maka kapsul Vitamin A dapat diberikan
pada kunjungan ibu nifas atau
pada KN 1 (6-48 jam) atau saat pemberian imunisasi hepatitis
B (HB0)
pada KN 2 (bayi berumur 3-7 hari) atau
pada KN 3 (bayi berumur 8 -28 hari)
2. Tenaga yang memberikan suplementasi Vitamin A untuk ibu
nifas
Tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat, tenaga gizi dll)
Kader ( telah mendapat penjelasan terlebih dahulu dari petugas
kesehatan )
3. Cara Pemberian
Sebelum dilakukan pemberian kapsul, tanyakan pada ibu apakah
setelah melahirkan sudah menerima kapsul Vitamin A, jika
belum :
Kapsul Vitamin A merah diberikan segera setelah melahirkan
dengan cara meminum langsung 1 (satu) kapsul
Kemudian minum 1(satu) kapsul lagi 24 jam setelah pemberian
kapsul pertama
4.Tempat pemberian
Sarana fasilitas kesehatan
(rumah sakit, puskesmas,
pustu, poskesdes/polindes,
balai pengobatan, praktek
dokter, bidan praktek swasta)
Posyandu
Memberikan ASI-Eksklusif
kepada bayi sampai
berumur 6 bulan
5
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
6
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
BAB III
7
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
b. Perhitungan kebutuhan
Untuk menghitung kebutuhan suplementasi vitamin A untuk bayi,
anak balita dan ibu nifas sebaiknya berdasarkan sasaran riil dari
data tahun lalu, tetapi jika tidak ada data dapat menggunakan
CBR dan untuk perlu menghitung jumlah sasaran terlebih dahulu
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
b.1. Perhitungan sasaran dan kebutuhan kapsul vitamin A
untuk bayi 6-11 bulan
Crude Birth Rate (CBR) x Jumlah penduduk
2
Catatan :
1. CBR diambil dari data BPS masing-masing propinsi
2. Untuk kabupaten/kota yang sudah mempunyai CBR dapat
digunakan untuk melakukan perhitungan sasaran diatas
Contoh:
1. Perhitungan sasaran bayi (6-11 bulan)
Jumlah Penduduk
1.000.000 jiwa
CBR
1.86%
= 20.110 kapsul
8
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
Contoh:
1. Perhitungan jumlah sasaran anak balita 12-59 bulan
Jumlah penduduk 1 tahun
1.000.000 jiwa
Proporsi balita
9,8 %
CBR
1,86 %
= 174.680 kapsul
9
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
Contoh:
1. Perhitungan jumlah sasaran ibu nifas
Jumlah penduduk
1.000.000 jiwa
CBR
1.86%
10% x 39.060
= 3.906 kapsul(+)
= 42.966 kapsul
Catatan:
Propinsi/Kabupaten dapat juga menggunakan jumlah sasaran (tanpa
angka proporsi) yang diberikan oleh BPS setempat.
10
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
b.4. Total jumlah kapsul vitamin A yang dibutuhkan dalam 1 tahun untuk
kegiatan suplementasi vitamin A
1. Kapsul Biru Untuk bayi 6-11 bulan
2. Kapsul Merah
20.110 kapsul
217.146 kapsul
174.680 kapsul
Ibu nifas
217.646 kapsul
500 kapsul (-)
217.146 kapsul
11
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
c. Provinsi
Kapsul Vitamin A harus sudah tersedia di propinsi 4 bulan
sebelum pelaksanaan bulan Vitamin A.
Pengelola program gizi membuat rencana distribusi kapsul
Vitamin A untuk kabupaten/kota dan disampaikan ke pengelola
gudang farmasi provinsi atau Instalasi Farmasi provinsi.
Pengadaan kapsul vitamin A di provinsi dilaksanakan untuk
kebutuhan buffer stock
B. PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN
1. Penyimpanan kapsul Vitamin A
Kapsul Vitamin A termasuk dalam katagori obat yang lebih stabil
dari vaksin. Penyimpanan kapsul Vitamin A sebaiknya menghindari
tempat yang panas dan sinar matahari langsung karena dapat
merusak kandungan vitamin A dalam kapsul.
Kapsul vitamin A disimpan di gudang farmasi dengan prosedur
yang telah ditetapkan. Cara penyimpanan kapsul vitamin A yang
benar adalah :
a. Jauhkan dari sinar matahari langsung
b. Simpan ditempat sejuk, kering dan tidak lembab
c. Vitamin A tidak perlu disimpan dalam lemari es/freezer
d. Tutup rapat botol kemasan. Vitamin A dalam botol kemasan
yang belum dibuka dapat bertahan selama 2 tahun. Bila
kemasan sudah dibuka, kapsul di dalamnya harus digunakan
paling tidak dalam jangka waktu 1 tahun.
Permintaan dan pengeluaran vitamin A dari gudang farmasi
sesuai dengan prosedur pengeluaran/permintaan obat lainnya.
Penanggung jawab penyimpanan dan distribusi kapsul Vitamin
A yaitu Pengelola gudang farmasi dan Pengelola program gizi
kabupaten/kota melakukan hal- hal sebagai berikut :
a. Semua permintaan kapsul tercatat dengan baik di buku
ekspedisi yang dipegang oleh petugas bagian gudang farmasi
dan gizi (lampiran 7). Informasi yang harus ada dalam buku
ekspedisi: Tanggal permintaan, Jumlah yang diminta (botol
atau kapsul), Jenis atau warna kapsul (biru atau merah),
Nama, instansi dan tanda tangan pemohon, Nama dan tanda
tangan petugas (bagian farmasi dan bagian gizi)
12
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
13
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
Jumlah anak balita yang menerima kapsul vitamin A (12-59 bulan) x 100%
Jumlah seluruh Anak Balita umur 12-59 bulan
Laporan cakupan kapsul vitamin A anak balita mendapat 2 kapsul dalam 1 tahun dan pilih
cakupan pemberian kapsul vitamin A bulan Februari atau Agustus yang terendah.
14
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
15
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
c. Kabupaten/Kota
Laporan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas tingkat
Kabupaten/Kota mencakup kegiatan pemberian vitamin A
yang dilakukan oleh puskesmas dan pemberian Vitamin A nifas
yang dilakukan di Rumah Sakit Pemerintah maupun swasta,
dan dilaporkan setiap bulan.
Hasil rekapitulasi tingkat Kabupaten/Kota dilaporkan ke
Propinsi oleh pengelola program gizi setelah berkoordinasi
dengan pengelola program KIA, tiga bulan sekali
Laporan pemberian kapsul vitamin A anak balita dari seluruh
puskesmas dikirim ke Kabupaten/Kota pada bulan Maret untuk
kegiatan distribusi bulan Februari dan bulan September untuk
kegiatan distribusi Vitamin A bulan Agustus.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengirim laporan distribusi
Vitamin A balita ke Propinsi 2 kali setahun untuk kegiatan
distribusi bulan Februari dan Agustus dan mengumpan balikkan
ke puskesmas.
Penanggung jawab program gizi Provinsi merekap hasil cakupan
Vitamin A Bayi dan Cakupan Vitamin A ibu Nifas tiap
Kabupaten/Kota dan melaporkan ke Pusat setahun sekali.
d. Provinsi
Laporan hasil pemberian kapsul vitamin A bayi dan anak balita
dari seluruh kabupaten /kota paling lambat diterima di propinsi
pada awal bulan April dan Oktober. Petugas gizi propinsi
mancatat hasil cakupan tiap kabupaten/kota dan
merekapitulasi untuk mendapatkan cakupan tingkat propinsi
Laporan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas yang dibuat
oleh pengelola program gizi harus berkoordinasi dengan
pengelola program KIA
Melakukan analisa data cakupan pada setiap periode (Februari
dan Agustus) dan melakukan umpan balik kesetiap kabupaten
Pencatatan laporan ini dilaporkan ke Pusat
16
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
BAB IV
17
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
18
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
19
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
20
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
BAB V
EVALUASI
Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan di posyandu sampai
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Hasilnya dilaporkan secara
berjenjang dan disertai umpan balik. Kegiatan ini dibutuhkan untuk
mengatur kegiatan suplementaasi vitamin A agar berjalan sesuai
dengan rencana, sehingga bila ada masalah dapat ditemukan dan
ditangani sejak dini.
Indikator yang digunakan dalam evaluasi adalah:
1. Input :
Logistik (jumlah dan ketersediaan kapsul vitamin A di setiap
tempat pelayanan dan formulir pencatatan-pelaporan)
SDM (Petugas kesehatan dan kader)
Dana operasional
Sarana dan prasarana
2. Proses
Jumlah sasaran yang datang dan menerima
Ketepatan sasaran menerima dosis yang sesuai
Ketepatan pencatatan
Ketepatan pelaporan
Ketepatan jadwal sosialisasi
Koordinasi dalam pencatatan, pelaporan, dan umpan balik (PWS
KIA-Gizi)
3. Output
Cakupan suplementasi kapsul Vitamin A sesuai sasaran pemberian
kapsul.
21
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
BAB VI
LAMPIRAN
23
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
Lampiran 1:
HUBUNGAN PERMINTAAN DAN DISTRIBUSI SUPLEMENTASI VITAMIN A
Hal-hal yang diperhatikan
PUSAT
PROPINSI
INSTALASI FARMASI
Pusat
- Ada Koordinasi antara Direktorat Bina Gizi Masyarakat
dan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes dalam hal
perencanaan kebutuhan kapsul vitamin A
- Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes bertugas
melaksanakan pengadaan kapsul vitamin A dan
mendistribusikan ke daerah
- Pusat menerima surat permintaan dari Dinas
Kesehatan Propinsi
dan pusat hanya menyediakan buffer stock kapsul
- Pengiriman kapsul vitamin A melalui 1 pintu yaitu
Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes.
Propinsi
- Ada koordinasi antara seksi gizi dengan farmasi
dalam hal perencaan alokasi dan distribusi
kebutuhan untuk masing-masing Kabupaten/Kota
- Propinsi diharapkan untuk menyediakan buffer
stock suplementasi vitamin A, dan mengusulkan
ke Pusat bila terdapat kekurangan.
GUDANG FARMASI/GUDANG
PERBEKES/KABUPATEN/KOTA
DESA
Keterangan :
Permintaan
POSYANDU
TK/Kelompok
Bermain
Pendistribusi
25
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
Lampiran 2:
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN DISTRIBUSI VITAMIN A
PENANGGUNG JAWAB
DEPARTEMEN KESEHATAN
Penanggung jawab
Program Gizi
DINKES PROPINSI
Laporan Rekapitulasi
Suplementasi Vitamin A
Tingkat Propinsi
Penanggung jawab
Program Gizi
DINKES
KABUPATEN/KOTA
Laporan Rekapitulasi
Suplementasi Vitamin A
di Kabupaten
TPG PUSKESMAS
BIDAN/PEMBINA DESA
PUSKESMAS
KOORDINATOR
PEMBINA DESA
POSYANDU
Klinik, RS,dst
Laporan Rekapitulasi
Suplementasi Vitamin A
di Puskesmas
Laporan Rekapitulasi
Suplementasi Vitamin A
di Desa
Keterangan
LAPORAN SUPLEMENTASI VITAMIN A
(Format laporan sesuai dengan system R/R yang ada)
UMPAN BALIK LAPORAN SUPLEMENTASI VITAMIN A
27
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
Lampiran 3:
Berikut adalah contoh formulir bagaimana mengevaluasi kegiatan pemberian kapsul
Vitamin A.
Formulir
Pemantauan kegiatan pemberian kapsul vitamin A tingkat Puskesmas
Tanggal
: ..............................
Puskesmas : ...............................
Kecamatan : ..............................
Kabupaten : ..............................
Propinsi
: ..............................
Pelaksana pemantauan:
Petugas gizi kabupaten/kota
No
Aktivitas
Capaian*)
Catatan
1.
Ya/tidak
.................
.................
2.
Ya/tidak
.................
.................
3.
Ya/tidak
.................
.................
4.
Ya/tidak
.................
.................
5.
Ya/tidak
.................
.................
6.
Ya/tidak
.................
.................
7.
Ya/tidak
.................
.................
8.
Ya/tidak
.................
.................
29
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
No
Aktivitas
Capaian
Catatan
9.
Ya/tidak
.................
.................
10.
Ya/tidak
.................
.................
Ya/tidak
.................
.................
Ya/tidak
.................
.................
*)
30
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
Lampiran 4:
Berikut adalah contoh formulir bagaimana mengevaluasi kegiatan sosialisasi.
Formulir
Pemantauan kegiatan sosialisasi program vitamin A tingkat Puskesmas
(Sosialisasi dimulai satu bulan sebelum bulan pembagian kapsul vitamin A)
Tanggal
: ..............................
Puskesmas : ...............................
Kecamatan : ..............................
Kabupaten : ..............................
Propinsi
: ..............................
Pelaksana pemantauan:
Petugas gizi kabupaten/kota
No
Aktivitas
Capaian
Catatan
1.
Ya/tidak
.................
.................
2.
Ya/tidak
.................
.................
3.
Ya/tidak
.................
.................
4.
Frekuensi
...........
.................
.................
5.
Frekuensi
...........
.................
.................
6.
Ya/tidak
.................
.................
7.
Ya/tidak
.................
.................
8.
Ya/tidak
Strategi yang
digunakan :
.................
.................
31
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
No
Aktivitas
32
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
Capaian
Ya/tidak
Ya/tidak
Ya/tidak
Ya/tidak
Catatan
.................
.................
.................
.................
.................
.................
.................
.................
33
35
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
37
39
41
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
Nomor urut
Nama Petugas/Kader
Catatan
15.
Total
16.
17.
42
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
Daftar Pustaka
1. Apa dan Mengapa Tentang Vitamin A, Pedoman Praktis Untuk Praktisi
Kesehatan, Departemen Kesehatan, Juli 2005
2. Deteksi dan Tatalaksana Kasus Xeroftalmia, Pedoman Bagi Tenaga
Kesehatan, Departemen Kesehatan, 2003
3. Modul Pelaksanaan Desa Siaga, 2006
4. Pedoman Akselerasi Cakupan Kapsul Vitamin A, Departemen Kesehatan,
2000
5. Pedoman Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi, Departemen
Kesehatan, 2000
6. Pemberian Kapsul Vitamin A Untuk Bayi, Balita, Anak-anak dan Ibu
Nifas, Helen Keller International, April 2005
7. The SIGHT AND LIFE. Guidebook on Vitamin A in Health and Disease.
Donald S. McLaren, Martin Frigg. 2001
8. The SIGHT AND LIFE. Guidebook slides on Vitamin A deficiency
disorders (VADD) Donald S. McLaren, Martin Frigg. 1998
9. Studi Masalah Gizi Mikro di Indonesia, Puslitbang Gizi Depkes 2006
10. Peraturan Menteri Kesehatan No. 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
11. Kepmenkes No. 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis
SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
12. http://www.sightandlife.org/aaHTMallg/Tool.html (Accessed
4/8/2007)
13. http://www.hki-indo.org/Vitamina (Accessed 17/7/2007)
43
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A
Pelindung:
Dr. Ina Hernawati, MPH (Direktur Bina Gizi Masyarakat)
Tim Penyusun:
1. Rita Kemalawati, MCN (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)
2. Drg Rosnani Verba Pangaribuan MPH, PhD (SEAMEO-TROPMED RCCN-UI)
3. Yulianti Wibowo, MSc (SEAMEO-TROPMED RCCN-UI)
4. Otte Santika, MSc (SEAMEO-TROPMED RCCN-UI)
5. Luh Ade Wiradnyani, MSc (SEAMEO-TROPMED RCCN-UI)
6. Andi Mariyasari Septiari, MSc (SEAMEO-TROPMED RCCN-UI)
7. Ir. Kresnawan, MSc (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)
8. Iip Syaiful, SKM., M.Kes (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)
9. Ir. Laksmi Palupi, MSc (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)
10. Dhian Probhoyekti, SKM., MA (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)
11. Ichwan Arbie, SKM (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)
12. Kartini Herawati, SKM (Direktorat Sepim-Kesma)
13. Eli Zabet, SKM., M.Kes (Direktorat Bina Kesehatan Anak)
14. Dr. Bagus Satriya Budi, M.Kes (Direktorat Bina Kesehatan Anak)
15. Adriati Adnan, SKM (Direktorat Bina Kesehatan Ibu)
16. Dr. Sukmawati (Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung)
17. Evarini Ruslina, SKM (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)
18. Sri Nurhayati, SKM (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)
19. Witrianti, AMG (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)
44
Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A