Anda di halaman 1dari 3

Panduan Praktik Klinik

Disahkan oleh
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Genteng

Tentang

Sindrom Koroner Akut


RSUD
GENTENG, Dr.Hj.Indah Sri Lestari, MMARS
BANYUWANGI
2015 2017
Pembina Tingkat I
NIP.19630703 198903 2 016
A. Pengertian
(Definisi)

B. Anamnesis

C. Pemeriksaan
Fisik

D. Kriteria
Diagnosis

Sindrom Koroner Akut adalah keadaan gawat darurat


jantung dengan manifestasi klinis berupa perasaan tidak
enak di dada atau gejala-gejala lain sebagai akibat
iskemia miokard.
1. Nyeri dada tipikal (angina) berupa :
- Nyeri
dada
substernal,retrosternal,
dan
perikordial
- Nyeri seperti ditekan, ditindih benda berat,
terbakar, seperti ditusuk, rasa diperas dan
dipelintir
- Nyeri menjalar ke leher, lengan kiri, mandibula,
gigi, punggung/interskapula, dan dapat juga ke
lengan kanan
- Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat
atau obat nitrat, atau tidak
- Nyeri dicetuskan oleh latihan fisik, stress,emosi,
udara dingin, dan sesudah makan
2. Gejala penyerta seperti :
- Mual
- Muntah
- Sulit bernapas
- Keringat dingin
- Lemas
Pemeriksaan Fisik
1. Pasien biasanya terbaring dengan gelisah dan kelihatan pucat
2. Hipertensi/hipotensi
3. Dapat terdengar suara murmur dan gallop S3
4. Ronki basah disertai peningkatan vena jugularis dapat ditemukan
pada AMI yang disertai edema paru
5. Dapat ditemukan aritmia
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
didapat juga dari hasil pemeriksaan EKG dan Biokimia :
Elektrokardiogram :
- Angina pectoris tidak stabil : depresi segmen ST
dengan atau tanpa inversi gelombang T, kadangkadang elevasi segmen ST sewaktu ada nyeri,
tidak dijumpai gelombang Q.
- Infark miokard ST elevasi : hiperakut T, elevasi
segmen ST, gelombang Q inversi, gelombang T

Infark miokard non-ST elevasi : depresi segemen


ST, inversi gelombang T dalam

Pada pemeriksaan marker Biokimia didapat peningkatan


minimal 2 kali nilai batas normal dari Enzim CK, CKMB,
Troponin-T
E. Diagnosis
F. Diagnosis
Banding

G. Pemeriksaan
Penunjang

Sindrom Koroner Akut


-

Angina pectoris stabil : infark miokard akut


Infark miokard akut : diseksi aorta,perikarditis akut, emboli
paru akut, penyakit dinding dada, sindrom tietze, gangguan
gastrointestinal seperti : hiatus hernia dan refluks
esofagitis, spasme atau rupture esophagus, kolesistitis akut,
tukak lambung, dan pancreatitis akut

EKG
Foto rontgen dada
Pertanda biokimia : darah rutin, CK, CKMB, Tropinin T,
dll
Profil lipid, gula darah, ureum kreatinin

H. Terapi

Tirah baring di ruang rawat intensif


Pasang invus intravena dengan Nacl 0,9% atau
dekstrose 5%
Oksigenasi dimulai dengan 2 liter/menit 2-3
jam, dilanjutkan bila saturasi oksigen arteri
rendah (<90%)
Diet : puasa sampai bebas nyeri, kemudian diet
cair. Selanjutnya diet jantung
Pasang monitor EKG secara kontinu

Atasi nyeri dengan


- Nitrat
sublingual.transdermal/nitrogliserin
intravena titrasi (kontraindikasi bila TD sistolik
<90mmHg),
bradikardi
(<50
kali/menit),
takikardi. Atau
- Morfin 2,5 mg (2-4 mg) intravena, dapat diulang
tiap 5 menit sampai dosis total 20 mg atau
petidin 25-50mg intravena atau tramadol 25-50
mg intravena.
Antitrombotik
- Aspirin (160-345 mg), bila alergi atau
intoleransi/tidak responsive diganti dengan
tiklodipin atau klopidogrel.
- LMWH (Low Molecule Heparin)
Trombolitik dengan streptokinase 1,5 juta IU dalam 1 jam
Atasi rasa takut atau cemas
- Diazepam 3 x 2-5 mg oral atau IV
Pelunak tinja : Laktulosa (laksadin) 2 x 15 ml
-

Penyekat Beta diberikan bila tidak ada


kontraindikasi
Penghambat ACE diberikan bila keadaan

mengijinkan terutama pada infark miokard akut


luas, atau anterior, gagal jantung tanpa
hipotensi, riwayat infark miokard
Antagonis kalsium : verapamil untuk infark
miokard non ST elevasi atau angina pectoris tak
stabil bila nyeri tidak teratasi

I. Edukasi

Konseling dan Edukasi 1. Edukasi untuk kemungkinan kegawatan dan


segera dirujuk 2. Modifikasi gaya hidup

J. Prognosis

Tergantung daerah jantung yang terkena, beratnya gejala,


ada tidaknya komplikasi

K. Tingkat Evidens
L. Tingkat
Rekomendasi
M. Penelaah Kritis

N. Kepustakaan

Dr. Sigit Triyus P, SpPD


Dr. Gommeus Efendy, SpPD
Dr. Adi Mulyono, SpPD
1. Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter Spesialis
PEnyakit Dalam Indonesia

Banyuwangi,

Maret 2016

Ketua Komite Medik

Ketua SMF

dr. Heru Purnomo S, Sp.OG ( K )

dr. ........................, Sp.....

NIP. 19630508 198902 1 002

NIP.

Direktur RSUD Genteng

dr. Hj. INDAH SRI LESTARI, MMRS


NIP. 19630703 198903 2 016

Anda mungkin juga menyukai