Anda di halaman 1dari 21

MACAM-MACAM PERKERASAN

JALAN

disusun oleh:

BAGAS MAHARDIKA PRAKOSO


1303010040

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL/S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2013

KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-NYa sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas paper ini yang berjudul Macam-macam Perkerasan
Jalan yang sederhana ini dapat terselesaikan tidak kurang dari pada waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain untuk memenuhi salah satu
kewajiban mata kuliah statika dan probabilitas, serta merupakan bentuk langsung tanggung
jawab penulis dari pada tugas yang telah diberikan.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada
Bpk. Teguh M. selaku dosen mata kuliah Statika dan Probabilitas serta semua pihak yang
telah membantu penyelesaian tugas paper ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan, penulis pun menyadari bahwa
penulis hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan
kesempurnaan hanya milik Allah Azz Wajala, sehingga dalam penulisan dan
penyusunannya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif akan senantiasa penulis nanti dalam upaya evaluasi diri.
Penulis berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan
makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat bagi penulis
maupun pembaca.

Purwokerto : 5 JANUARI 2014

PENYUSUN

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

ii

BAB I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

iii

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

Abstrak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

BAB II
ISI
A. Perkerasan Jalan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
a) Perkerasan Lentur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
b) Perkerasan Kaku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
c) Perkerasan Komposit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

12

Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14

ii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Abstrak
Banyak yang harus di perhatikan untuk membuat konstruksi
jalan yang baik, bukan hanya kualitas dari bahan saja, tetapi proses
perkerasannyapun harus diperhatikan dengan seksama, untuk
sebagian orang perkerasan jalan tidak terlalu di perhatikan, padahal
hal tersebut dapat berakibat cepat rusaknya jalan yang sedang di
bangun. Penentuan perkerasan jalan dapat dilakukan dengan
melihat kondisi lalu-lintas atau kondisi tanah dan letak geografisnya.

B. Latar Belakang Masalah


Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan
untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batu pecah atau batu
belah atau batu kali ataupun bahan lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah aspal,
semen ataupun tanah liat. Apapun jenis perkerasan lalu lintas, harus dapat
memfasilitasi sejumlah pergerakan lalu lintas, apakah berupa jasa angkutan lalu
lintas, apakah berupa jasa angkutan manusia, atau jasa angkutan barang berupa
seluruh komoditas yang diijinkan untuk berlalu lalang disitu. Dengan beragam jenis
kendaraan dengan angkutan barangnya, akan memberikan variasi beban sedang sampai berat,
jenis kendaraan penumpang akan memberikan pula sejumlah variasi beban ringan
sampai sedang.

1
2

C. Rumusan Masalah
Faktor kerusakan jalan sangat beragam, seperti faktor kerusakan konstruksi
lain pada umumya. Secara teori jalan rusak karena beban, tetapi sebagian besar
kerusakan jalan disebabkan kurangnya pengawasan dalam pembuatan jalan itu
sendiri, perkerasan jalan yang tidak memperdulikan keadaan di sekitar perkerasan
dapat berakibat negative pada jalan, jalan akan cepat retak atau bergelombang

D. Tujuan
Tujuan dibuatnya Makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam perkerasan jalan
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara membuat konstruksi
jalan dengan baik

BAB II

ISI
A. Perkerasan Jalan
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan
yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)

Lapisan tanah dasar (sub grade)


Lapisan pondasi bawah (subbase course)
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan permukaan/penutup (surface course)

Gambar 1. Lapisan perkerasan jalan lentur


Terdapat beberapa jenis / tipe perkerasan terdiri dari :
a) Flexible pavement (perkerasan lentur)
b) Rigid pavement (perkerasan kaku)
c) Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement)
a) Perkerasan Lentur
Jenis dan fungsi lapisan perkerasan
Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan
menyebarkan ke lapisan di bawahnya, terus ke tanah dasar
Lapisan tanah dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat
3
4

perletakan lapis dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut


spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan
setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang
berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR). Lapisan tanah dasar
dapat berupa tanah asli yang di datangkan dari tanah lain atau tanah yang
distabilisasi dan lain-lain. Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dapat
dibedakan atas :
a) Lapisan tanah dasar, tanah galian.
b) Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
c) Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifatsifat dan daya dukung tanah dasar.
Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
a) Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
b) Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
c) Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifatsifat tanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan
pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.
Lapisan pondasi bawah (Subbase Course)
Lapisan pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak diatas lapisan
tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas.
Lapis pondasi berfungsi sebagai :
a) Bagian dari konstrusi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke
tanah dasar.
b) Lapisan peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
5
c) Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik
ke lapis pondasi atas.

d) Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat
(akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal pelaksanaan
pekerjaan.
e) Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama
hujan.
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak diantara lapis
pondasi bawah dan lapis permukaan.
Lapisan pondasi atas berfungsi sebagai :
a) Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban dan
menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
b) Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga
dapat menahan beban-beban roda. Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu
di pertimbangkan beberapa hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga,
volume pekerjaan dan jarak ankut bahan ke lapangan pekerjaan.
Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda
kendaraan.

Lapisan permukaan berfungsi sebagai :

a) Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.


b) Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (Lapis
aus).
c) Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya agar tidak
meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
d) Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat
dipikul oleh lapisan di bawahnya.
Apabila diperlukan, dapat juga di pasang suatu lapis penutup / lapis aus (Wearing
Course) di atas lapis permukaan tersebut.
Fungsi suatu lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan
untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikan kekesatan (Skid
Resistance), permukaan jalan. Lapis aus tidak di perhitungkan untuk memikul
beban lalu lintas.
b) Perkerasan kaku
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku,
terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah
(bisa juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat
beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya
lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaan. Perkerasan
beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan
mendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang cukup luas sehingga bagian
terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini
berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari
tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan. Karena yang paling
penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka
faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton semen
7

adalah kekuatan beton itu sendiri. Mengurangi kemungkinan terjadinya retak


pada plat beton.

Gambar Typical konstruksi Rigid Pavement (Jalan Beton)


(sumber: Pavement Design Guide)
Saat sekarang pengecoran beton untuk perkerasan jalan sudah lebih mudah
dilaksanakan dengan adanya peralatan modern (mesin penghampar beton).
Sewaktu pengecoran didepan mesin penghampar beton tampak beberapa mesin
vibrator beton (concrete vibrator). Pekerjaan perapian yang terdpat dibelakang
mesin atau perapian dilakukan secara manual oleh tenaga manusia.

Gambar 1 Mesin penghampar beton (tampak belakang)

Gambar 1 Mesin penghampar beton (tampak depan)

Bahan Tambah untuk Adukan Beton


Bahan tambah secara umum untuk adukan beton ini mempunyai beberapa fungsi
diantaranya adalah :

a) Mempercepat pengerasan atau memperpendek waktu pengikatan


semen (setting time).
b) Memperlambat pengerasan, atau memperpanjang waktu pengikatan
semen,biasa disebut retarder.
c) Mempermudah waktu pengerjaan beton, biasa disebut workability
agents.
d) Memberi efek warna atau pigments.
Jenis-jenis perkerasan jalan beton semen
Berdasarkan adanya sambungan dan tulangan plat beton perkerasan kaku,
perkerasan beton semen dapat diklasifikasi menjadi 3 jenis yaitu sebagai berikut :
a) Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk
kendali retak
b) Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat
untuk kendali retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara
siar dan penggunaannya independen terhadap adanya tulangan dowel
c) Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan
beton terdiri dari baja tulangan dengan prosentasi besi yang relatif
cukup banyak (0,02 % dari luas penampang beton).
Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang populer dan banyak digunakan di
negara-negara maju adalah jenis perkerasan beton bertulang menerus.

10

c) Perkerasan Komposit
Perkerasan komposit merupakan gabungan konstruksi perkerasan kaku (rigid
pavement) dan lapisan perkerasan lentur (flexible pavement) di atasnya, dimana
kedua jenis perkerasan ini bekerja sama dalam memilkul beban lalu lintas. Untuk
ini maka perlua ada persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai
kekakuan yang cukup serta dapat mencegah retak refleksi dari perkerasan beton di
bawahnya. Hal ini akan dibahas lebih lanjut di bagian lain. Konstruksi ini
umumnya mempunyai tingkat kenyamanan yang lebih baik bagi pengendara
dibandingkan dengan konstruksi perkerasan beton semen sebagai lapis permukaan
tanpa aspal.

11

Tabel 1.3. : Perbedaan antara Perkerasan Kaku dengan Perkerasan Lentur.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hal yang penting perlu dipahami, bahwa cara kerja struktur jalan beton adalah tidak
sama dengan cara kerja konstruksi slab beton bertulang yang digunakan pada
bangunan gedung. Meskipun sama-sama memakai material beton, sehingga awam
yang melihatnya sepintas tidak ada perbedaan, tetapi tidak berarti bahwa cara desain
maupun pelaksanaannya akan sama juga.
Pada perkerasan jalan dikenal dua macam konstruksi, yaitu [1] fleksibel pavement
(aspal) dan [2] rigid pavement (beton). Pavement di sini adalah bagian dari konstruksi
jalan yang langsung menerima beban kendaraan di atasnya, atau tepatnya lapisan
permukaan. Jika demikian berarti ada yang namanya lapisan dalam dan lainnya,
dalam hal ini adalah tanah atau batuan dibawahnya.

Gambar 2. Lapisan perkerasan jalan


(sumber: Pavement Design Guide)
Perhatikan Gambar 1 di atas, pavement di sini adalah Surface couse, adapun di
bawahnya masih ada Base Course, juga ada Subbase dan baru tanah asli dibawahnya.
Kesemuanya itu yang membentuk konstruksi jalan. Jadi meskipun Surface Course
utuh, sebagaimana terlihat pada jalan RE Martadinata sebelum jebol, tetapi karena
lapisan pendukung di bawahnya rusak (bisa karena abrasi atau juga hal yang lain)
maka keseluruhan jalan akan menjadi rusak. Lihat jebolnya jalan RE Martadinata.

12

13

Dengan cara berpikir seperti itu, maka sebenarnya perkerasan jalan dengan aspal
(fleksibel pavement) mempunyai kekuatan yang sama dibanding perkerasan jalan
dengan beton, khususnya untuk memikul roda kendaraan yang berjalan. Kalau untuk
kendaraan yang berhenti (parkir) atau di daerah yang sering terjadi pengereman
seperti di pintu tol maka rigid pavement akan lebih baik.

Gambar 3. Typical konstruksi Rigid Pavement (Jalan Beton)


(sumber: Pavement Design Guide)
Sesuai dengan namanya, maka sebenarnya yang membedakan keduanya adalah
karakteristik kerja keduanya sebagaimana diperlihatkan pada gambar berikut:

Gambar 4. Distribusi tegangan pada Rigid (kiri) dan Fleksibel (kanan)


(sumber Pavement Design Guide)

14

Dengan distribusi tegangan yang lebih merata pada konstruksi rigid pavement maka
hanya diperlukan sub-course yang relatif lebih tipis, dibanding konstruksi fleksibel
pavement, yang mana distribusi tegangannya relatif lebih terpusat. Tetapi yang jelas,
jika keduanya di desain dan dilaksanakan dengan baik untuk memikul suatu beban
tertentu maka jelas hasilnya juga sama-sama baik.

Jadi kalaupun banyak jalan aspal yang rusak selama ini di Indonesia maka itu
disebabkan oleh lapisan dasarnya yang rusak terlebih dahulu, umumnya itu
dikarenakan ada penetrasi air akibat tidak tersedianya saluran drainasi yang memadai
pada jalan tersebut.
Saran
-

Sebaiknya pada saat akan merencanakan perkerasan jalan kita mensurvey dahulu

keadaan lalu lintas di daerah tersebut.


Pada saat akan melakukan perkerasan jalan sebaiknya di pelajari dahulu jenis

tanahnya.
Usahakan jalan di beri drainase.
Pemerintah sebaiknya mengatasi jumlah kendaraan yang semakin meningkat, lihat
table penjualan kendaraan di bawah ini

Perkembangan

Jumlah

tahun 1991-2010

Kendaraan

Menurut

Jenis

Meningkatnya jumlah kendaraan,dapat mengakibatkan cepat rusaknya jalan.


Sumber :
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
tabel=1&id_subyek=17&notab=12

DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/kadekku/d/59838593-Kerusakan-pada-perkerasan-aspalUniversitasGunadarma http://civilengineerunsri08.wordpress.com/2009/03/17/jenis-jenisperkerasan-jalan/ http://sanggapramana.wordpress.com/category/jalan-raya/?
blogsub=confirming#blog_subscription-2 http://cibelebupbup.blogspot.com/2011/07/jeniskerusakan-pada-perkerasan-lentur.html http://www.scribd.com/ibokir/d/86234175-P-

Perkerasan-Jalan http://keteknik-sipilan.blogspot.com/2011/05/perkerasanjalan.html http://wiryanto.wordpress.com/2010/09/19/jalan-beton-dan-tulangannya/


http://climcivil.blogspot.com/2012/10/makalah-kerusakan-perkerasan-jalan.html

Anda mungkin juga menyukai