Puisi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

[TYPE THE COMPANY

NAME]

[Type
the
docu
ment
title]
[Type the
document
subtitle]
21513083
ACER ONE
14

puisi
Dingin tak tercatat
Dingin tak tercatat
pada termometer
Kota hanya basah
Angin sepanjang sungai
mengusir, tapi kita tetap saja
di sana. Seakan-akan
gerimis raib
dan cahaya berenang
mempermainkan warna.
Tuhan, kenapa kita bisa
Bahagia?

By Goenawan Mohamad

Analisis

judul
: Dingin tak tercatat adalah tanda bagi suatu keadaan
yang tidak dapat dihitug.
(Dingan tak tercatat pada termometer) menjadi perumpamaan
bagi suatu keadaan yang tidak bisa diukur.
(Kota hanya basah) menjadi perumpamaan lanjutan yang berarti
tempat pusat suatu daerah, didalam puisi ini dapat dimaknai
seseorang yang menangis.
Dengan bantuan (angin) air mata itu bias di hapuskan
(sepanjang sungai mengusir). Tetapi, ada keengganan dari
pelaku untuk keluar dari masalah yang membuat air mata
tersebut (tetapi kita tetap saja disana). Kalimat tersebut
dapat di analogikan dengan air mata yang lama-lama
mengering (Gerimis raib). Dan berganti dengan kesenangan
dengan permasalahan yang ada (dan cahaya berenang
mempermainkan warna). Dan diakhiri dengan pertanyaan
kepada Sang Pencipta (Tuhan) tentang kebijakanNya
memberi rasa bahagia sebagai perumpamaan dari
kesenangan orang (kenapa kita bisa bahagia?).
Kesimpulan dari puisi
Kesimpulan puisi dari Goenawan Mohamad yang ditulisnya pada
tahun 1971 adalah puisi yang mempertanyakan kebahagiaan
yang lebih disenangi manusia. Dimulai dari diksi Dingin yaitu
keadaan bersuhu rendah dibandingkan suhu tubuh manusia,
butuh sesuatu untuk menstabilkan rasa dingin tersebut, dengan
perumpamaan bahawa keadaan tersebut tidak dapat di ukur
menggunakan alat, hanya dapat di rasakan saja. Klimaks dari
puisi ini adalah mempertanyakan kepada Sang Pencipta
kebahagiaan tersebut.

Terdapat 11 stanza, Ada 30 meter rhyma yang digunakan


terdapat pada
Angin sepanjang sungai
mengusir, tapi kita tetap saja
misana. Seakan-akan
gerimis raib
dan cahaya berenang
mempermainkan warna.

Tuhan, kenapa kita bisa


bahagia ?

Stanza Quatrain
Tone / mood
Sadness
Solemnity
puzzlement
Imagery :
1. Visual imagery
Termometer
Kota hanya basah
Gerimis raib
2. Olfactory imagery
Dingin
Cahaya berenang
3. Auditory imagery
Tuhan, kenapa kita bisa bahagia ?
Theme adalah kebahagiaan yang lebih disenangi manusia.
Symbolism : dimulai dari diksi Dingin yaitu keadaan
bersuhu rendah dibandingkan suhu tubuh manusia.

Symbolism spring youth adalah Dingin tak


tercatat
Symbolism thing is place adalah
o Angin
o Thermometer
o Kota
Symbolism water adalah gerimis raib
Symbolism green-growth
gerimis raib
mempermainkan warna
Tuhan, kenapa kita bisa
bahagia ?
Types of poetry :
Lyrical poetry is telling a story about anything which the
emotions.
Narrative poetry is telling a story about element of rhyme
scheme.
Figurative language :
Connotation
o Dingin tak tercatat
o Angin sepanjang sungai mengusir
o Seakan-akan gerimis raib
o Dan cahaya berenang
o Mempermainkan warna
Denotation
o Kota hanya basah
o Termometer

Anda mungkin juga menyukai