Makalah Teori Fungsional
Makalah Teori Fungsional
TEORI FUNGSIONALISME
DISUSUN
O
L
E
H
NAMA : MELIDAR
NIM
: 1110101010025
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2012
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
ii
BAB I, PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan...................................................................................
1
1
1
A. Teori Fungsionalisme......................................................
B. Tokoh-Tokoh Tori Fungsional Struktural...........................
2
4
11
13
15
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
15
15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori Fungsional-struktural adalah sesuatu yang urgen dan sangat bermanfaat
dalam suatu kajian tentang analisa masalah social. Hal ini disebabkan karena studi
struktur dan fungsi masyarakat merupakan sebuah masalah sosiologis yang telah
menembus karya-karya para pelopor ilmu sosiologi dan para ahli teori kontemporer.
Oleh karena itu karena pentingnya pembahasan ini maka kami dari kelompok
3 mengangkat tema ini. Mudah-mudahan dapat bermanfaat.
Fungsionalisme
struktural
atau
lebih
popular
dengan
tentang
cara-cara
mengorganisasikan
dan
akan
mempunyai
nilai-nilai
kemampuan
kemasyarakatan
mengatasi
tertentu
yang
perbedaan-perbedaan
yang
satu
sama
lain
berhubungan
dan
saling
dibangun
Talcott
ketergantungan.
1. Tindakan Sosial dan Orientasi Subjektif
Teori
Fungsionalisme
Struktural
yang
itu
bersifat
empiris,
2
positivistis
dan
ideal.
Pandangannya
tentang
tindakan
manusia
itu
bersifat
pemikiran
Talcott
Parsons,
yaitu
bahwa
demikian,
dalam
tindakan
tersebut
dapat
Struktural
Fungsional
dan
Diferensiasi
Struktural
Sebagaimana telah diuraikan bahwa Teori Fungsionalisme
Struktural beranggapan bahwa masyarakat itu merupakan
sosial,
penyesuaian
adalah
dengan
berupa
lingkungan
perwujudan
yang
nilai
menuntut
dan
suatu
diketahui
agar
pencapaian
ada
ada
tujuan,
fungsi-fungsi
kelestarian
integrasi
dan
tertentu
sistem,
yang
yaitu
keadaan
harus
adaptasi,
latent.
Empat
empat
persyaratan
fungsional
di
atas
untuk
membahas
tentang
fungsional
struktural
dengan
menganalogikan
Pembahasan
struktur
spencer
biologi
tentang
dengan
struktur
masyrakat
sebagai
sosial.
suatu
maupun
organisme
hidup
sama-sama
mengalami pertumbuhan
b. Strukur tubuh-sosial (social body) maupun organisme
hidup (living body) juga mengalami pertumbuhan, dimana
semakin besar suatu struktur sosial maka semakin banyak
pula bagian-bagiannya seperti halnya dengan sistem
biologis yang menjadi semakin kompleks sementara ia
tumbuh menjadi semakin besar.
c. Setiap bagian yang tumbuh di dalam tubuh organisme
biologis maupun organisme sosial memiliki fungsi dan
tujuan tertentu. Misalnya pada manusia struktur biologis
seperti struktur dan fungsi paru-paru berbeda dengan
struktur dan fungsi keluarga sebagai struktur institusional
memiliki tujuan yang berbeda dengan sistem politik atau
ekonomi
d. Di
dalam
sistem
organisme
maupun
sistem
dari
suatu
pemerintah
pemerintahantotaliter
keluarga,pendidikan,
demokratis
akan
agama
dan
ke
suatu
mempengaruhi
sebagainya.
Bagian-
maka
sistem
peredaran
atau
sitem
harus
dipenuhi
oleh
bagian-bagian
yang
menjadi
bersifat
patologis
(keadaan
tidak
seimbang
atau
patologis
tersebut
akan
teratasi
dengan
sendirinya
yang
seperti
penghukuman
kejahatan,
atau
upacara
sumbangan
yang
diberikan
bagi
pemelihara
ahli
pada
antropologi
fakta-fakta
menganalisa
kebudayaan
antropologis dan
dengan
bagian yang
telah
membawa
kemajuan
bagi
pengetahuan sosiologis.
Merton telah mengutip tiga postulat yang ia kutip dari analisa
fungsional dan disempurnakannya, diantaranya ialah :
a. postulat
pertama,
adalah
kesatuan
fungsional
suatu
yang
tingkatan
keselarasan
memadai,
tanpa
atau
konsistensi
menghasilkan
konflik
kenyataannya
dapat
terjadi
sesuatu
yang
bahwa
seluruh
bentuk
sosial
dan
memiliki fungsi-fungsi
dipisahkan
dalam
kegiatan
system
sebagai
dan
lain-lain)
yang
fungsinya
adalah
menemukan
antara
bagian-bagian
yang
terpisah
dan
fungsionalisme
fungsionalis.
Kebaikan
fungsionalisme
yang
bersifat
struktur,
relatif
dari
analisis
tradisi
demi
tercapainya
tujuan-tujuan
dari
keseluruhan,
(walaupun
sering
terjadi
justeru
membenarkan).
10
melakukan
kajian
haruslah
mengikuti
aturan
ilmu
universal
keunikan-keunikan
[generalisasi]
[partikularitas].
dan
Dengan
bukan
mencari
demikian,
teori
tidak
mungkin
mengambilnya
secara
keseluruhan
kuantitatif.
Dengan
sendirinya,
metode
survey
lebih
dengan masyarakat.
Analogi
11
unsur
dalam
masyarakat
mempunyai
fungsi,
struktur
sosial
yang
berfungsi
didasarkan
pada
Durkheim
ini
tetap
bertahan
dan
kejahatan,
atau
upacara
penguburan,
adalah
teori
medernisasi,
yakni
salah
satu
teori
struktural
fungsional
yang
sangat
kekuatan
intelektual
yang
dominan
sedikit
sekali
justru tampil
disamping
teori
12
premis
metodologis
perspektif
structural
fungsional.
2. Konsep difusi kultural dibidang ekonomi dan teknologi.
3. Adanya etnosentrisme dikalangan ahli ilmu sosial Barat pada
umumnya- mengenai cara-cara mencapai kemajuan.
Seperti teori formal tentang masyarakat, struktural fungsional
mempunyai empat premis dasar :
1. Masyarakat adalah suatu sistem yang secara keseluruhan
terdiri dari bagian-bagian yang saling tergantung.
2. Keseluruhan atau sistem yang utuh menentukan bagianbagian. Artinya bagian yang satu tidak dapat difahami secara
terpisah
kecuali
dengan
memperhatikan
hubungannya
harus
terhadap
difahami
dalam
keseimbangan
kaitannya
sistem
dengan
keseluruhan
digunakan, maka teori ini dikembangkan dari paradigma fakta social. Tampilnya
paradigma ini merupakan usaha sosiologi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang
baru lahir agar mempunyai kedudukkan sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri.
Secara garis besar fakta social yang menjadi pusat perhatian sosiologi terdiri
atas dua tipe yaitu struktur social dan pranata social. Menurut teori fungsional
structural, struktur sosial dan pranata sosial tersebut berada dalam suatu system
social yang berdiri atas bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan
menyatu dalam keseimbangan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teori ini (fungsional structural)
menekankan kepada keteraturan dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan
dalam masyarakat. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam system
sosial, fungsional terhadap yang lain, sebaliknya kalau tidak fungsional maka
struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinya. Dalam proses lebih lanjut,
teori inipun kemudian berkembang sesuai perkembangan pemikiran dari para
penganutnya.
Emile Durkheim, seorang sosiolog Perancis menganggap bahwa adanya teori
fungsionalisme-struktural merupakan suatu yang berbeda, hal ini disebabkan
karena Durkheim melihat masyarakat modern sebagai keseluruhan organisasi yang
memiliki realitas tersendiri. Keseluruhan tersebut menurut Durkheim memiliki
seperangkat kebutuhan atau fungsi-fungsi tertentu yang harus dipenuhi oleh bagianbagian yang menjadi anggotanya agar dalam keadaan normal, tetap langgeng.
Bilamana kebutuhan tertentu tadi tidak dipenuhi maka akan berkembang suatu
keadaan yang bersifat patologis . Para fungsionalis kontemporer menyebut
keadaan normal sebagai ekuilibrium, atau sebagai suatu system yang seimbang,
sedang keadaan patologis menunjuk pada ketidakseimabangan atau perubahan social.
Robert K. Merton, sebagai seorang yang mungkin dianggap lebih dari ahli
teori lainnya telah mengembangkan pernyataan mendasar dan jelas tentang teori-teori
fungsionalisme, (ia) adalah seorang pendukung yang mengajukan tuntutan lebih
terbatas bagi perspektif ini. Mengakui bahwa pendekatan ini (fungsional-struktural)
telah membawa kemajuan bagi pengetahuan sosiologis.
Merton telah mengutip tiga postulat yang ia kutip dari analisa fungsional dan
disempurnakannya, diantaranya ialah :
14
fungsional yang harus mereka adakan sehingga bias diklasifikasikan sebagai suatu
istem. Parsons menekankan saling ketergantungan masing-masing system itu ketika
15
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori fungsional struktural bukan hal yang baru lagi didalam dunia sosiologi
modern, teori ini pun telah berkembang secara meluas dan merata. Sehingga tak ayal
banyak Negara yang menggunakan teori ini di dalam menjalankan pemerintahannya
baik itu mengatur suatu pola interaksi maupun relasi diantara masyarakat. Dalam
kesempatan ini setidaknya pemakalah dapat mengambil keseimpulan bahwa secara
singkat dan sederhana teori sosial ini merupakan seperti rantai sosiologi manusia,
dimana didalam hubungannya terdapat suatu keterkaitan dan saling berhubungan.
Juga adanya saling ketergantungan, layaknya suatu jasad maka apabila salah satu
bagian tubuh jasad tersebut ada yang sakit ataupun melemah sangat ber-implikasi
pula pada bagian yang lain.
Sekiranya hanya ini yang dapat kami selesaikan dalam penyusunan makalah
ini, terasa bagi kami kesulitan dalam mencari refrensi tentang pengertian yang
mendalam dari teori ini. Sehingga nantinya dapat dijadikan bahan pembelajaran yang
lebih mendalam bagi kawan-kawan yang haus akan suatu ilmu. Kami memohon
maaf bila banyak kekurangan dan mungkin ada yang bingung terhadap bahsa yang
17
dipergunakan dalam penulisan. Oleh karena itu input kalian sangat berarti bagi kami
penyusun makalah.
B. Saran
Pada teori fungsionalisme struktural yaitu sesuatu yang harus
dijunjung tinggi keberadaannya. Dimana fungsionalisme struktural
merupakan
suatu
masyarakat
yang
terintegrasi
atas
dasar
DAFTAR PUSTAKA
Di
18
Zainuddin Maliki, Tiga Teori Sosial Hegemonik, (Surabaya : Narasi Agung, 2003),
50
19