SKRIKPSI
FEBRUARI 2012
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Oleh :
Tengku Nurshahril bin Tengku Kechil
( C111 07 351 )
Pembimbing :
Dr dr. H.A Armyn Nurdin, M.Sc
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan
skripsi dengan judul Faktor Determinan Kematian Jemaah Haji Indonesia di Arab
Saudi, tahun 2011 sebagai salah satu syarat menyelesaikan kepaniteraan klinik di
bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.
Banyak kendala yang dihadapi penulis dalam rangka penyusunan skripsi ini,
yang hanya berkat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, maka
skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis
dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada Dr dr. H.A Armyn Nurdin, M.Sc
selaku pembimbing. Atas segala nasihat dan bantuan yang telah diberikan mulai dari
pengembangan minat terhadap permasalahan penelitian ini, pelaksanaan penelitian
sampai penulisan skripsi ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala Bagian dan Staf
Pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, teman-teman sesama koas yang telah
memberikan doa, dorongan semangat dan informasi-informasi yang sangat berharga,
serta semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu-persatu, namun bantuannya
begitu besar maknanya.
Penulis menyadari tulisan ini tidak luput dari salah dan khilaf, karena itu
saran, kritik, dan masukan dari pembaca adalah sesuatu yang senantiasa penulis
harapkan demi kemajuan bersama. Harapan penulis, semoga tulisan ini dapat
bermanfaat.
Makassar,
2012
Penulis
Februari
sedangkan pada saat pra wukuf tercatat sebanyak 126 kasus ( 28,7% ). Tempat
kematian yang mencatat jumlah tertinggi adalah Mekkah yaitu sebanyak 308
kasus ( 70,2 % ). Menurut distribusi kematian jamaah haji Indonesia berdasarkan
lokasi kematian pada tahun 2011, lokasi kematian yang mencatat jumlah tertinggi
adalah di Rumah Sakit Arab Saudi yaitu sebanyak 160 kasus ( 36,5 % ).
Saran: Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan bahwa pihak yang
bertanggungjawab haruslah memikirkan cara-cara bagi menangani penyebab
kematian para jamaah haji yang kian meningkat dengan cara meningkatkan
pelayanan kesehatan terhadap para jamaah yang mempunyai resiko tinggi dalam
melaksanakan ibadah haji. Faktor jamaah haji Indonesia yang lanjut usia dan
mempunyai resiko tinggi dalam melaksanakan ibadah suci di Arab Saudi haruslah
dipantau dengan baik berhubung jumlah kematian yang tinggi pada kelompok
jamaah tersebut. Sarana pelayanan kesehatan haruslah ditingkatkan dan
diperbanyak berhubung dengan tingginya jumlah kematian jamaah haji selama
berlangsungnya ibadah haji.
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL..............................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................
ii
ABSTRAK...........................................................................................................
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ............................................................................
10
...................................................... 29
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
2.
12
3.
13
4.
13
5.
14
6.
15
DAFTAR TABEL
Tabel
1.
Halaman
2.
3.
4.
37
6.
35
5.
33
39
7.
8.
9.
45
51
10.
53
11.
55
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
DAFTAR GRAFIK
Grafik
1.
Halaman
2.
3.
4.
38
6.
36
5.
34
40
7.
8.
9.
50
14
52
54
11.
56
12.
13.
60
14.
15.
DAFTAR SKEMA
Skema
1
Halaman
Kerangka Konsep......................................................................................... 24
15
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Ibadah haji adalah ibadah ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim
Kegiatan inti ibadah haji berlangsung dari tanggal 8 sehingga 12 Dhu alHijja ( Zulhijah ), bulan terakhir dari tahun Islam. Karena kalender Islam
berdasarkan kalendar bulan, maka waktu haji bervariasi sehubungan dengan
kalender Gregorian ( misalnya pada 4-7 November pada tahun 2011 dan 24-27
Oktober pada tahun 2012 ).
Dari seluruh dunia, lebih dari 2 juta muslim melakukan ibadah haji setiap
tahun dan menurut Pemerintah melalui
221 000 orang. Pada tahun 2011 disiapkan 11 embarkasi keberangkatan haji yang
meliputi Aceh, Medan, Batam, Padang, Palembang, Jakarta, Solo, Surabaya,
Banjarmasin, Balikpapan dan Makassar. Jadual keberangkatan ( fase 1 ) bermula
dari 2-31 Oktober 2011 sedangkan jadwal kepulangan ( fase 2 ) berlangsung dari
11 November 10 Desember 2011.
Lokasi ibadah haji merangkum beberapa tempat yang penting yaitu
Mekah, Arafah, Muzdalifah dan Mina. Madinah juga menjadi tempat kunjungan
para jamaah haji walaupun tidak termasuk ke dalam ritual ibadah haji. Dalam
melaksanakan ibadah suci ini, yang menjadi permasalahan utama adalah tingginya
jumlah kematian jamaah Indonesia. Pelbagai persoalan timbul terutamanya
penyebab angka kematian yang tinggi. Adakah disebabkan oleh faktor lanjut usia
jamaah haji, penyakit yang diderita sejak di tanah air, jumlah jamaah haji yang
cenderung meningkat atau kurangnya pelayanan kesehatan yang disediakan oleh
pemerintah tempatan mahupun di Arab Saudi. Berangkat dari permasalahan ini,
I.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah
kematian
jamaah
haji
Indonesia
di
Arab
Saudi
I.3
Tujuan Penelitian
I.3.1
Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor
determinan kematian jamaah haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun
2011.
I.3.2
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui penyebab kematian ( cause of death ) jamaah haji
Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011.
2.
3.
4.
5.
I.4
Manfaat Penelitian
I.4.1
Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai sumber informasi untuk
mengetahui faktor determinan kematian jamaah haji Indonesia di Arab
Saudi pada tahun 2011.
I.4.2
Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah:
1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Haji
II.1.1 Definisi
Haji(Bahasa Arab:; transliterasi:Hajj) adalah rukun (tiang agama)
Islam yang kelima setelahsyahadat,salat, puasa dan zakat. Menunaikan ibadah
haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaummuslimsedunia yang
mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan
beberapa kegiatan di beberapa tempat diArab Saudipada suatu waktu yang
dikenal
sebagaimusim
haji(bulanZulhijah).
Hal
ini
berbeda
dengan
haji
berarti
menyengaja
atau
menuju
dan
mengunjungi.
Menurut etimologibahasa Arab, kata haji mempunyai artiqashd,
yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju
keBaitullahdan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan
ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan tempat-tempat tertentu dalam
definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan
Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai
dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Adapun amal ibadah
tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf,mazbitdi Muzdalifah, melontar jumrah,mabitdi
Mina, dan lain-lain.[1]
II.1.2 Latar belakang Ibadah Haji
Orang-orangArabpada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini
yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan
disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti
thawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak
yang tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang
dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah
sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an
dan sunnah rasul.
Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah
serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutamanabi
Ibrahim(nabinya agamaTauhid). Ritualthawafdidasarkan pada ibadah serupa
yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritualsa'i, yakni
berlari antara bukitShafadanMarwah(daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah yang
sudah menjadi satu kesatuanMasjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk
mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknyanabi
Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat
bertemunyanabi Adamdan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari
kelahiran seluruh umat manusia. [1]
II.1.3
dilaksanakannya.
Rasulullah
SAW memberi
1.
Haji Ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila
sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun
menyendirikanumrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah
haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram dimiqat-nya, orang
tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji
sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk
melaksanakan umrah.
2.
Kemudian
mengenakan
pakaian
ihram
lagi
untuk
melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti
melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun yang
sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
3.
Sebelum 8 Zulhijah
Umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk melaksanakan
Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.
2.
8 Zulhijah
Jamaah haji bermalam diMina. Pada pagi 8 Zulhijah, semua umat Islam
memakai pakaianIhram(dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian
haji), kemudian berniat haji, dan membaca bacaanTalbiyah. Jamaah
kemudian berangkat menuju Mina, sehingga malam harinya semua jamaah
haji harus bermalam di Mina.
3.
9 Zulhijah
Pagi harinya semua jamaah haji pergi keArafah. Kemudian jamaah
melaksanakan ibadahWukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas
ini hingga Maghrib datang. Ketika malam datang, jamaah segera menuju
dan bermalam Muzdalifah.
4.
10 Zulhijah
Setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera menuju Mina untuk
melaksanakan ibadahJumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh
kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur
rambut atau sebagian rambut, jamaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan
Haji), atau bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan
(UladanWustha).
5.
11 Zulhijah
Melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu
ketiga.
6.
12 Zulhijah
Melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu
ketiga.
7.
10
11
12
1. Makkah Al Mukaromah
Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia,Ka'bah, yang
berada di pusatMasjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi
tempat pembuka dan penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan
melaksanakan niat danthawaf haji. [1]
13
2. Arafah
Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat pusatnya
haji, yiatu tempat wukuf dilaksanakan, yakni pada tanggal 9 Zulhijah tiap
tahunnya. Daerah berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya
sekitar dua juta jamaah haji dari seluruh dunia. Di luar musim haji, daerah
ini tidak dipakai. [1]
14
3. Muzdalifah
Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat jamaah haji
melakukanMabit( bermalam ) dan mengumpulkan bebatuan untuk
melaksanakan ibadah jumrah di Mina. [1]
4. Mina
Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan kegiatan
melontarkan batu ke tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan nabi
15
digunakan
untuk
pelaksanaan:Jumrah
Aqabah,Jumrah
Ula,
16
5. Madinah
Adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah panutan umat
Islam,Nabi Muhammad SAWdimakamkan diMasjid Nabawi. Tempat ini
sebenarnya tidak masuk ke dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji
dari seluruh dunia biasanya menyempatkan diri berkunjung ke kota yang
letaknya kurang lebih 330km(450kmmelalui transportasi darat) utara
Makkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat di masjidnya Nabi
Muhammad S.A.W. [1]
17
II.2
18
Prosesi haji sarat dengan kegiatan fisik yang harus dilaksanakan secara
sempurna dengan waktu yang telah ditentukan di berbagai tempat sekitar
kota Mekkah; meliputi:
Tawaaf (mengelilingi kabah sebanyak tujuh kali, dengan arah berlawanan
jarum jam, dimana kabah berada di sisi kiri badan).
Sai (berjalan sambil berlari kecil pulang balik sebanyak tujuh kali dari
bukit Safa ke Mawa, yang berkisar 500 m sekali jalan).
Wukuf di Arafah selama satu hari (berangkat dari Mekkah sehari sebelum
wukuf, dan tidur di bawah tenda pada malam sebelum wukuf).
Bermalam di Musdalifah di ruang terbuka, beratapkan langit dan berlantai
tanah yang dipenuhi dengan debu dan manusia yang sangat padat dan
diselimuti cuaca dingin.
Lontar Jumroh sekali sehari selama tiga hari. Perjalanan dari pemondokan
ke Jamarat berjarak 2-5 km, sangat padat oleh jemaah yang lalu lalang,
dan berdesakan saat melontar jumroh.
Kegiatan di atas diperkirakan akan dapat menghabiskan 5 liter air dari
tubuh setiap jemaah dan menghabiskan 20 gram garam dari proses keringat.
Khususnya pada lelaki kegiatan di atas disempurnakan dengan cukur rambut,
sementara wanita cukup dengan memotong beberapa helai rambut. Selama jemaah
dalam pakaian ihram dikenakan beberapa larangan yang disebut dengan larangan
ihram. Jemaah kemudian akan meneruskan perjalanan dengan melakukan ziarah
ke Madinah dan khususnya jemaah haji dari Indonesia akan melakukan kegiatan
Arbain yaitu sholat berjemaah empat puluh waktu (delapan hari) di Mesjid
19
Nabawi. Selama berada di Madinah, para jemaah haji juga melakukan ziarah ke
berbagai mesjid bersejarah. [ 2 ]
Perhelatan tahunan yang digelar di Mekkah dan dihadiri oleh muslimin
dan muslimat dari berbagai penjuru dunia, pada waktu yang sama dan dalam
tempat yang terbatas menyebabkan kepadatan yang sangat dan menimbulkan
tantangan bagi kesehatan masyarakat. Jumlah penduduk kota Mekkah berkisar
antara 200.000 orang yang meningkat secara drastis menjadi lebih dari 2 juta
orang selama musim haji. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap ketersediaan air,
makanan, dan fasilitas kesehatan tempat-tempat umum. Risiko kesakitan akibat
penyakit menular meningkat dengan berbagai pemaparan secara global. Musim
haji tahun ini diperkirakan akan lebih dingin di banding dengan suhu rata-rata di
Indonesia. Hal ini juga akan menjadi faktor risiko kesakitan penyakit tidak
menular meningkat dan ditambah dengan peningkatan aktifitas sehari-hari. [ 2 ]
II.2.2 Potensial Penyakit di Arab Saudi
1. Penyakit Menular
Beberapa penyakit infeksi yang mempunyai potensi tinggi terinfeksi dan
berbahaya selama menunaikan ibadah haji antara lain adalah: [ 2 ]
a) Meningitis meningokokus
Adanya calon jemaah haji yang berasal dari daerah yang endemis
meningitis meningokokus merupakan sumber rantai penularan penyakit
ini. Kepadatan yang terjadi selama menunaikan haji merupakan faktor
risiko meningkatkan penularan penyakit meningitis meningokokus.
Pemerintah Arab Saudi sejak tahun 1987 mewajibkan setiap calon jemaah
20
merupakan yang
21
22
pemetaan
faktor
risiko
jemaah,
pemantauan
lanjut
(followup),
23
sesuai serta akibat selera atau kebiasaan. Makanan yang tersimpan terlalu lama
sehingga tercemar kuman penyakit juga bisa juga bisa menjadi penyebab
timbulnya penyakit saluran pencernaan. [ 2 ]
Penyakit otot dan tulang terjadi karena kelelahan dalam penerbangan dan
perjalanan darat yang lama. Selain itu, kelelahan dapat bersumber dari kegiatan
ibadah haji sehingga tubuh perlu mengatur dan mengukur kemampuannya. [ 2 ]
Gangguan paru biasanya sudah menjadi penyakit bawaan calon jamaah
sejak masih berada di Tanah Air. Namun perlu diingatkan bahwa stress fisik dan
mental dapat memicu serangan asma pada penderita asma. Debu pasir dan
kelembapan rendah menjadi faktor pemicu terjadinya gangguan paru. [ 2 ]
Penyakit kardiovaskuler biasanya sudah diderita sejak di Indonesia. Hanya
saja, stress fisik dan mental dapat memperburuk keadaan penyakit yang sudah
ada. Adapun penyakit kulit umumnya disebabkan oleh alergi karena kelembapan
yang rendah dan suhu tinggi selama di Tanah Suci. Penyakit kulit yang sering
muncul adalah kudis dan gatal-gatal. Penyakit ini sering dialami oleh jamaah haji
yang tidak kuat dengan perbedaan iklim. [ 2 ]
Selain keenam penyakit tersebut, gangguan jiwa juga sering menimbulkan
kesulitan bagi jamaah terutamanya gangguan psikologis. Umumnya kasus-kasus
psikotik tidak terlihat saat pemeriksaan di embarkasi. Gejala gangguan jiwa
diperkirakan muncul akibat stress fisik dan mental selama perjalanan dan
menjelang pelaksanaan ibadah haji. Gejala gangguan jiwa sering muncul dalam
bentuk kecemasan. [ 2 ]
24
BAB III
KERANGKA KONSEP
III.1
jamaah
haji
Indonesia
yang
meningkat
menjadi
permasalahan yang seharusnya diteliti secara mendalam tentang faktorfaktor yang membawa kepada kematian para jamaah di Arab Saudi. Selain
itu juga, penyakit yang diderita sejak di Tanah Air perlu dihubungkan
dengan penyebab kematian jamaah haji yang berangkat ke Arab Saudi.
Kajian tentang periode kematian samaada sebelum Armina, sewaktu di
Arafah - Muzdalifah - Mina
25
III.2
Kerangka Konsep
Berdasarkan konsep pemikiran yang dikemukakan di atas, maka
disusunlah pola variabel sebagai berikut:
Penyebab Kematian
Tempat kematian
26
Lokasi Kematian
Keterangan:
Variabel Independen
III.3
Variabel Dependen
Definisi Operasional
27
b. Alat ukur : Data kematian jamaah haji Indonesia tahun 2011 yang
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.
c. Cara ukur : dengan menganalisa data kematian jamaah haji Indonesia
pada tahun 2011.
III.3.2.3 Periode Kematian
a. Definisi : Lingkaran waktu atau masa terjadinya kematian.
b. Alat ukur : Data kematian jamaah haji Indonesia tahun 2011 yang
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.
c. Cara ukur : dengan menganalisa data kematian jamaah haji Indonesia
pada tahun 2011.
d. Hasil ukur :
1. sebelum wukuf
2. setelah wukuf
28
Lokasi Kematian
29
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
IV.1
Desain Penelitian
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
observasional
dengan
IV.2
Waktu Penelitian
Penelitian ini mengolah data kematian jamaah haji Indonesia di
Arab Saudi pada tahun 2011. Data diolah pada tanggal 26 Desember 2011
sampai dengan 8 Januari 2012.
IV.3
31
IV.4
Manajemen Penelitian
Sampel
Sampling
32
BAB V
HASIL PENELITIAN
V.1
Hasil Penelitian
n
%
Kelamin
(n = 439)
1.
Laki-laki
247
56,3
2.
Perempuan
192
43,7
33
Total
439
100
34
Kelompok Umur
( tahun )
(n = 439)
1.
< 40
27
6,2
2.
40 - 59
102
23,2
3.
> 60
310
70,6
Total
439
100
No
35
36
37
No
N
%
(n=199)
( RISTI 1)
38
1.
Kardiologi
104
52,3
2.
Respiratorik
36
18,1
3.
Endokrin
36
18,1
4.
Gastroenterohepatologi
3,0
5.
Urogenital
2,5
6.
Infeksi
2,0
7.
Neurologi
1,0
8.
Psikiatri
1,0
9.
Lain-lain
2,0
199
100
Total
Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.
39
40
Golongan Penyakit
n
%
berdasarkan
Faktor Resiko Tinggi Penyerta
(n=95)
( RISTI 2 )
1.
Kardiologi
43
45,3
2.
Respiratorik
11
11,5
3.
Endokrin
18
18,9
4.
Gastroenterohepatologi
7,4
5.
Urogenital
3,2
6.
Infeksi
7.
Neurologi
3,2
8.
Psikiatri
1,0
9.
Lain-lain
9,5
Total
95
100
41
42
Golongan Penyakit
n
%
berdasarkan
(n=294)
1.
Kardiologi
147
50,0
2.
Respiratorik
47
16,0
3.
Endokrin
54
18,4
4.
Gastroenterohepatologi
13
4,4
5.
Urogenital
2,7
6.
Infeksi
1,4
7.
Neurologi
1,7
8.
Psikiatri
1,0
9.
Lain-lain
13
4,4
294
100
Total
Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.
43
44
Kardiologi
Respiratorik
1.
Cardiac Arrest
2.
N
(n=439)
235
53.5
2,1
3.
1,4
4.
Cardiogenic Shock
1,4
5.
Ventricle fibrillation
0,9
6.
CHF
0,2
7.
Cardiac Arrythmia
0,2
8.
Hypertension
0,2
9.
Angina pectoris
0,2
264
60,1
103
23,5
1.
Respiratory Failure
2.
COPD
0,9
3.
Pneumonia lobaris
0,7
4.
Bronchopneumonia
0,7
5.
Asphyxia
0,7
6.
Asthma
0,2
7.
Lung edema
0,2
118
26,8
45
Emergency
Neurology
1.
Septic shock
27
6,2
2.
Hypovolemic shock
10
2,3
37
8,5
1.
Hemorrhagic Stroke
2,1
2.
Intracerebral hemorrhage
0,5
3.
Cerebrovascular
0,2
12
2,8
Urogenital
1.
0,2
&
2.
Prolapse uteri
0,2
0,4
Reproduction
Lain-lain
1.
Multi-organ failure
0,9
2.
Tidak jelas
0,5
1,4
439
100
Total
46
tertinggi adalah Respiratory Failure yaitu sebanyak 103 kasus ( 23,5 % ). Ini
diikuti oleh Septik Shock sebanyak 27 kasus ( 6,2 % ) dan Hypovolemic Shock
sebanyak 10 kasus ( 2,3 % ).
Acute Myocardial Infarc dan Hemorrhagic Stroke masing-masing
mencatat sebanyak 9 kasus ( 2,1 % ), Coronary Artery Disease dan Cardiogenik
Shock mencatat sebanyak 6 kasus ( 1,4% ), Ventricular Fibrillation, COPD.
Multi-organ Failure pula mencatat sebanyak 4 kasus ( 0,9 % ). Pneumonia
Lobaris, Bronchopneumonia, Asphyxia, masing-masing mencatat sebanyak 3
kasus ( 0,7% ). Intracerebral hemorrhage mencatat sebanyak 2 kasus ( 0,5 % ).
Congestive Heart Failure, Cardiac Arrythmia, Hypertension, Angina
Pectoris, Asthma, Lung Edema, Cerebrovascular, Chronic Kidney Disease,
Prolapse Uteri masing-masing mencatat sebanyak 1 kasus ( 0,2 % ). Jamaah haji
yang meninggal karena penyebab yang tidak jelas adalah sebanyak 2 kasus
( 0,5 % ).
47
48
49
(n=289)
48
16,6
40
13,8
16
5,5
11
3,8
11
3,8
11
3,8
1,4
1,0
0,7
0,7
0,7
0,7
0,3
0,3
0,3
Dilated Cardiomyopathy
0,3
0,3
159
55,0
Cardiac Arrest
Hypertension
Kardiologi
Cardiac Decompensation
Atrial Fibrillation
Cardiogenic Shock
Heart Failure
Ischemic Heart Disease
Hypertensive Heart Disease
Cardiovascular Accident
Cardiac Arrythmia
Cardiomegaly
Ventricle Fibbrillaton
Cor Pulmonale
50
Respiratorik
Neurology
1.
Pneumonia
2.
COPD
3.
Bronchopneumonia
4.
Asthma
5.
25
8,7
25
8,7
2,4
1,4
Tuberculosis
1,0
6.
Asphyxia
1,0
7.
Respiratory Failure
0,7
8.
Pleural Effusion
0,7
9.
Dyspnea
0,7
0,3
0,3
0,3
0,3
77
26,6
1.
Hemorrhagic Stroke
2,4
2.
Non-hemorrhagic Stroke
0,3
3.
Intracerebral hemorrhage
1,0
4.
Intracranial herniation
0,3
5.
0,3
6.
Brain Edema
0,3
14
4,8
51
Gastroenterohepatology
Urogenital
&
Reproduction
Endocrine
Infection
1.
Gastroenteritis
0,7
2.
Gastritis
0,3
3.
Gastrointestinal bleeding
0,3
4.
Chronic dyspepsia
0,3
5.
Hepatoma
0,3
6.
0,3
7.
Colon Cancer
0,3
2,8
1.
2,1
2.
0,3
2,4
1.
Diabetis Mellitus
1,4
2.
Ketoasidosis Come
0,3
3.
Hypoglycemia Come
0,3
4.
Refractory Hypercalcemia
0,3
2,4
2,1
2,1
1.
Sepsis
52
Lain-lain
1.
Hypovolemic Shock
1,0
2.
Metastase Ca
0,7
3.
Breast Cancer
0,7
4.
Acute Dehydration
0,7
5.
Mediastinum Cancer
0,3
6.
Face Trauma
0,3
11
3,8
289
100
Total
53
Accident,
Cardiac
Arrythmia,
Respiratory
Failure,
Ventricle
Fibbrillaton,
Cor
Pulmonale,
Dilated
Injury,
Ketoasidosis
Come,
Hypoglycemia
Come,
Refractory
54
56
57
Tabel 8. Distribusi Hubungan antara Penyakit yang Diderita Sejak di Tanah Air
dengan Penyebab Kematian Pada Tahun 2011.
No
%
air dengan penyebab kematian
(n = 439)
1.
Ada Hubungan
141
32,1
2.
298
67,9
Total
439
100
58
59
No
Golongan Penyakit
Penyebab
Berdasarkan
Kematian
Faktor Resiko
Utama
Penyebab
%
Kematian
Penyerta
Tinggi Utama
60
1.
Kardiologi
84
76,4
79
73,8
2.
Respiratorik
16
14,5
16
15,0
3.
Endokrin
1,8
4,7
4.
Gastroentero-
2,7
3,7
hepatologi
5.
Urogenital
0,0
0,0
6.
Infeksi
1,8
0,0
7.
Neuro
1,0
0,9
8.
Psikiatri
0,0
0,0
9.
Lain-lain
0,9
1,9
110
100
107
Total
100
61
62
Tabel 10. Distribusi Hubungan antara Faktor Resiko Tinggi Penyerta ( RISTI 2 )
dengan Penyebab Kematian Utama dan
Penyebab Kematian
Penyerta Pada
Tahun 2011.
Golongan Penyakit
No
Berdasarkan Faktor
Penyebab
Penyebab Kematian
Utama
Resiko Tinggi
Kematian
Penyerta
Penyerta
1.
Kardiologi
27
65,9
26
43,3
2.
Respiratorik
14,6
10,0
3.
Endokrin
2,4
22
36,7
4.
Gastroentero-
0,0
0,0
hepatologi
5.
Urogenital
0,0
0,0
6.
Infeksi
0,0
0,0
7.
Neuro
7,3
1,7
8.
Psikiatri
0,0
0,0
9.
Lain-lain
9,8
8,3
41
100
60
Total
Sumber : Pusat Kesehatan Haji, Depkes R.I.
63
100
yaitu
64
65
Tabel
Golongan Penyakit
No
Berdasarkan Faktor
Resiko Tinggi
Keseluruhan
Penyebab
Penyebab
Kematian
Kematian Tidak
Disebabkan
Disebabkan
Faktor Resiko
Faktor Resiko
Tinggi
Tinggi
66
Total
216 ( 72,5 % )
29 ( 23,8 % )
245
Respiratorik
44 ( 14,8% )
19 ( 15,6 % )
63
3.
Endokrin
10 ( 3,4 % )
47 ( 38,5 % )
57
4.
Gastroentero-
7 ( 2,4 % )
8 ( 6,6 % )
15
1.
Kardiologi
2.
hepatologi
5.
Urogenital
0 ( 0,0 % )
8 ( 6,6 % )
6.
Infeksi
2 ( 0,7 % )
2 ( 1,6 % )
7.
Neurologi
7 ( 2,4 % )
0 ( 0,0 % )
8.
Psikiatri
0 ( 0,0 % )
3 ( 2,5 % )
9.
Lain-lain
12 ( 4,0 % )
6 ( 4,9 % )
18
298
122
420
Total
67
penyakit Urogenital dan Psikiatri tidak mencatat sebarang kasus sebagai faktor
resiko tinggi yang menyebabkan kematian.
68
Tabel
No
Golongan
Penyebab
Penyebab
Penyakit
Kematian
Kematian
Utama
Penyerta
Total
1.
Kardiologi
137 ( 59,6 % )
54 ( 51,9 % )
191
2.
Respiratorik
58 ( 25,2 % )
29 ( 27,9 % )
87
3.
Endokrin
2 ( 0,9 % )
2 ( 1,9 % )
4.
Gastroentero-
0 ( 0,0 % )
7 ( 6,7 % )
hepatologi
5.
Urogenital
2 ( 0,9 % )
1 ( 0,9 % )
6.
Infeksi
15 ( 6,5 % )
1 ( 0,9 % )
16
7.
Neurologi
9 ( 3,9 % )
3 ( 2,9 % )
12
8.
Psikiatri
0 ( 0,0 % )
0 ( 0,0 % )
9.
Lain-lain
7 ( 3,0 % )
7 ( 6,7 % )
14
230
104
334
Total
69
70
71
Tabel 13. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan
Periode Prosesi Haji Pada Tahun 2011.
n
No
Periode Kematian
%
(n = 439)
Pra Wukuf
126
28,7
Pasca Wukuf
313
71,3
Total
439
100
72
73
Tabel 14. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan
Tempat Kematian Pada Tahun 2011.
Tempat
N
%
No
Kematian
(n = 439)
1.
Embarkasi
23
5,2
2.
Mekkah
308
70,2
3.
Mina
22
5,0
4.
Arafah
0,2
5.
Madinah
65
14,8
6.
Jeddah
20
4,6
Total
439
100
74
75
Tabel 15. Distribusi Kematian Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi Berdasarkan
Lokasi Kematian Pada Tahun 2011.
Lokasi
No
n
%
Kematian
(n=439)
1.
Pondokan
145
33,0
2.
81
18,5
3.
160
36,5
4.
Lain-lain
53
12,0
Total
439
100
76
77
V.II
Tabel 16. Hubungan Antara Faktor Resiko Tinggi ( RISTI ) dengan Kematian
Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011.
Kelompok Faktor
Nilai
Risiko Tinggi
Meninggal
Jumlah
Chi-Square
( RISTI )
Tidak Ada
Ada Faktor
Faktor
Risiko
Risiko
78
%
X2= 15,500
Beresiko
96
21,9
31
7,1
127
28,9
Tidak Beresiko
171
39,0
141
32,1
312
71,1
Jumlah
267
60,8
172
39,2
439
100
p=0,000
79
Meninggal
Jumlah
Square
Kardiovaskuler
Disebabkan oleh
Tidak
Penyakit
Disebabkan
80
Kardiovaskuler
oleh Penyakit
Kardiovaskuler
%
X2= 15,500
Beresiko
96
21,9
31
7,1
127
28,9
Tidak Beresiko
171
39,0
141
32,1
312
71,1
Jumlah
267
60,8
172
39,2
439
100
p=0,000
81
Tabel 18. Hubungan Antara Faktor Resiko Tinggi Respiratorik dengan Kematian
Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011.
Kelompok Faktor
Meninggal
82
Jumlah
Nilai Chi-
Risiko
Square
Tidak
Disebabkan
Disebabkan
oleh Penyakit
oleh Penyakit
Respiratorik
Respiratorik
%
X2= 3,567
Beresiko
19
4,3
23
5,2
42
9,6
Tidak Beresiko
118
26,9
279
63,6
397
90,4
Jumlah
137
31,2
302
68,8
439
100
p=0,000
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar jamaah haji
Indonesia berada pada ketegori tidak beresiko yaitu sebesar 26,9 % atau sebanyak
118 orang. Jika di lihat dari hubungannya dengan kejadian jamaah haji yang
meninggal disebabkan oleh penyakit respiratorik, persentasenya lebih banyak
kelompok faktor resiko yang tidak beresiko yaitu 26,9% atau 118 orang
dibandingkan dengan kelompok faktor resiko yang beresiko yaitu sebesar 4,3%
atau 19 orang.
Hasil uji dengan Test Continuity Correction (Yates Correction) diperoleh
X2 = 3,567 (df = 1, = 0,05), p value = 0,000, dengan demikian p < 0,05 yang
berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ditarik kesimpulan bahwa ada
83
hubungan bermakna antara faktor resiko respiratorik dengan kematian jamaah haji
Indonesia di Arab Saudi.
BAB VI
84
PEMBAHASAN
Menurut
2011 )
85
kematian jamaah haji masih sama dengan pola-pola yang terjadi pada musim haji
sebelumnya yaitu mereka yang meninggal berasal dari jamaah yang berusia lanjut.
Setelah dilakukan analisa yang mendalam tentang penyebab kematian,
hasil akhirnya menunjukkan bahwa penyakit kardiologi dan respiratorik menjadi
penyebab kematian utama jamaah haji Indonesia di Arab Saudi. Menurut Kepala
Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji ( PPIH ) Arab Saudi,
dr. Mawary Edy, serangan jantung serta infeksi salur pernapasan akut ( ISPA )
menjadi penyebab utama jamaah wafat selama berada di Arab Saudi. Kedua
penyakit ini muncul berkaitan dengan aktivitas fisik berlebihan seperti ibadah ibadah sunat yang dilakukan oleh para jamaah padahal di satu sisi, kondisi tubuh
jamaah tidak mendukung. Di sini para jamaah tidak menyadari bahwa tubuh
mereka memerlukan istirahat yang secukupnya dan sekiranya dipaksakan untuk
bekerja, akhirnya tubuh mereka akan drop dan mencapai titik kritis yang bisa
mengancam jiwa. Hal ini menjelaskan mengapa angka kematian begitu tinggi bagi
penyakit kardiologi dan juga respiratorik.
Sebagian besar kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiologi dan
respiratorik ini mempunyai hubungan dengan faktor resiko tinggi ( RISTI ) yang
sudah ada pada jamaah haji sejak berada di Tanah Air. Hal ini dibuktikan dengan
hasil uji hipotesis Chi-Square tentang hubungan di antara faktor resiko tinggi
penyakit kardiovaskuler dan respiratorik dengan penyebab kematian di mana
dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya hubungan bermakna antara faktor resiko
tinggi ( RISTI ) dengan kematian jamaah haji Indonesia di Arab Saudi. Pada tahun
2011, hampir separuh daripada jumlah jamaah haji yang berangkat ke Tanah
86
Suci mempunyai faktor resiko tinggi. Keadaan ini seharusnya diberi perhatian
oleh petugas kesehatan dan sarana kesehatan haruslah mencukupi
bagi
menangani jamaah haji yang sakit ketika berada di sana. Mereka yang beresiko ini
haruslah di pantau dengan ketat agar kondisi kesehatan mereka tidak mengalami
perburukan selama proses ibadah haji. Sebaliknya, bagi jamaah haji yang tidak
mempunyai faktor resiko tinggi, faktor kelelahan dan usia lanjut menyumbang
kepada terjadinya kematian. Yang menjadi persoalan di sini adalah, mengapa
calon jamaah haji tetap diberangkatkan untuk melaksanakan ibadah suci ini
walaupun
menambahkan lagi jumlah kematian pada setiap kemasukan baru bulan haji.
Menteri Agama, Suryadharma Ali mengungkapkan bahwa jamaah haji berusia
lanjut memang menjadi prioritas Kementerian Agama untuk diberangkatkan haji
saat pemerintah mendapat tambahan kuota haji dari Pemerintah Arab Saudi.
Salah satu alasan mengapa mereka diprioritaskan adalah daftar tunggu ( waiting
list ) di beberapa daerah terlalu panjang dan memakan waktu yang lama, bisa
sampai 10 tahun. Oleh sebab itu jamaah haji usia lanjut tetap menjadi prioritas
sekiranya mendapat kuota tambahan dari Pemerintah Arab Saudi. Suryadharma
Ali juga menegaskan kurang sependapat jika ada pihak yang mengusulkan jamaah
usia lanjut dengan faktor resiko tinggi ( RISTI ) dibatasi keberangkatan untuk
menunaikan ibadah haji dengan tujuan menekan angka kematian. Hal ini tidak
dapat dilakukan karena hak untuk menunaikan haji merupakan hak warganegara
dan seharusya niat baik mereka ini tidak dibatasi tetapi dipikirkan jalan keluarnya
yaitu dengan meningkatkan pantauan terhadap jamaah haji yang beresiko tinggi
87
selama proses haji dan juga meningkatkan kualitas pelayanan dan sarana
kesehatan bagi mengurangi komplikasi penyakit yang membawa kepada
kematian.
Berdasarkan periode prosesi haji pada tahun 2011, kematian jamaah haji
yang tertinggi adalah pada saat pasca wukuf. Tingginya jumlah kematian
pada
saat
pasca
88
adalah di Rumah Sakit Arab Saudi. Tingginya angka kematian di Rumah Sakit
Arab Saudi disebabkan oleh lambatnya penanganan di tingkat pelayanan
sebelumnya seperti di Balai Pengobatan Haji Indonesia dan juga di Pondokan
dalam melakukan konsultasi, rujukan dan evakuasi medik ke Rumah Sakit Arab
Saudi di mana jamaah haji yang sampai di rumah sakit sudah pada fasa kritikal
yang tidak memungkinkan lagi untuk diselamatkan. Selain itu, sarana pelayanan
kesehatan yang terbatas dan petugas kesehatan sangat kecil jumlahnya
melambatkan proses penanganan dan perawatan jamaah haji yang sakit yang
akhirnya menyebabkan kematian.
BAB VII
89
VII.i KESIMPULAN
Setelah melakukan penelitian mengenai faktor determinan kematian jamaah
haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011, maka dapat disimpulkan bahwa:1. Penyakit kardiologi dan respiratorik merupakan penyebab kematian utama
jamaah haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011.
2. Sebagian besar kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiologi dan
respiratorik
yang
VII.ii SARAN
Setelah dilakukan penelitian mengenai faktor determinan kematian jamaah
haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun 2011, adapun saran yang dapat
diberikan:-
90
91
DAFTAR PUSTAKA
92
cited
2011
Desember
15
].
Available
from:
URL:http://www.kesehatan-kompasiana.com
11. Gobel F.A. Menilai Layanan Kesehatan Haji. [ online ] 2011 [ cited 2011
Desember 15 ]. Available from: URL:http://www.republika.co.id
12. Centers for Disease Control and Prevention. Hajj Pilgrimage, Saudi
Arabia. [ online ] 2011 [ cited 2011 Desember 15 ]. Available from:
URL:http://wwwnc.cdc..gov/travel
13. Looklex. Hajj. [ online ] 2010 [ cited 2011 Desember 15 ]. Available from:
URL:http://www.i-cias.com
92
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
16
Data Pribadi
Nama
Alamat
Agama
Islam
Suku
Melayu / Malaysia
Status Pernikahan
Belum Menikah
Riwayat Pendidikan
Sekolah Rendah Kebangsaan St. Michael ( I ), Perak, Malaysia. ( 1995-2000 )
Tengku Nurshahril