http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21935/4/Chapter%20II.pdf
7. Menggunakan slide show yang menarik Salah satu cara agar preentasi Anda
tidak membosankan dan menarik perhatian rekan atau klien adalah membuat
slide show yang menarik. Anda bisa menggunakan animasi sesuai dengan
keformalan presentasi.
8. Menggunakan bahasa yang baik dan benar Agar presentasi yang dilakukan
berjalan lancar, pastikan tidak gugup. Jangan terlalu sering menggunakan kata
di sini, mmmmm, eeee, jadi, nah, atau mengulang kata-kata. Pastikan
Anda menggunakan kata yang mudah dimengerti namun tetap formal.
Gunakanlah bahasa Indonesia atau Inggris yang baik dan benar
Read more at: http://ciricara.com/2013/05/24/cara-melakukan-presentasi-
yang-baik/
Copyright CiriCara.com
5. Apakah dampak baik dan buruk dilakukannya penyuluhan?
6. Apa saja yang diperhatikan dalam keberhasilan penyuluh?
Menurut Effendy, faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran
dalam
keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah :
1) Tingkat Pendidikan.
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap
informasi baru
yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang
didapatnya.
2) Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula
dalam
menerima informasi baru.
3) Adat Istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan
hal yang
tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai
dan
menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4) Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang orang
yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat
dengan
penyampai informasi.
5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas
masyarakat
untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21935/4/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21935/4/Chapter%20II.pdf
13.Apa saja kegiatan dalam penyuluhan kesehatan?
14.Sikap yang perlu dimiliki oleh pemateri?
Pemateri hendaknya menyiapkan materi yang disampaikanmenggunakan
bahasa yang mudah dimengerti, komunikatif , tidak terlalu sulit untuk
dimengerti oleh sasaran, pemateri dalam penyampaian materi sebaiknya
menggunakan metode
(Effendy, 2003).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21935/4/Chapter%20II.pdf
15.Bagaimana agar apa yang kita sampaikan dalam penyuluhan bisa
dipraktekkan oleh masyarakat dan bertahan lama?
Lakukan tindak lanjut akan tujuan yang di capai.
Berikan contoh nyata kepada sasaran.
Lakukan penyuluhan-penyuluhan selanjutnya.
Dalam melakukan metode penyuluhan berikan metode yang mudah di
terima sasaran.
Berkaitan dengan alat peraga: gunakan alat peraga yang baik agar
penyuluhan anda jelas.
Lakukan control sosial
(Antonoff, Michael, "Presentations that Persuade", Personal
Computing, 27 July 1990, 60-68.)
16.Hal-hal apa saja yang disampaikan dalam penyuluhan kesehatan?
17.Apakah peran Komunikasi dalam melakukan penyuluhan kesehatan?
Untuk tercapainya hasil penyuluhan yang baik, sangat dibutuhkan komunikasi yang baik.
Seperti halnya suatu komunikasi akan berhasil ketika kedua belah pihak sama-sama siap untuk itu,
demikian pula dengan penyuluhan. Dalam suatu kegiatan penyuluhan diperlukan perencanaan yang
matang. Persiapan dan perencanaan dilakukan dengan menyusun sebuaah desain komunikasi
penyuluhan.
Pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang dilimiliki seseorang mempengaruhi proses
komunikasi yang dilakukannya. Proses komunikasi merupakan sesuatu yang kreatif dan dinamis, dan
mengalir. Komunikator akan terus melakukan penyesuaian terhadap pesan dan saluran
penyampaiannya ketika seorang komunikan tidak menerima dengan baik pesan yang diterimanya
Sumber : Nasution, Zulkarimen. 1990. Prinsip-prinsip Komunikasi untuk Penyuluhan.
Ice breaking
1. Apa saja langkah dalam melakukan ice breaking?
1.
Seorang pelatih haruslah mempunyai naluri (feeling) khusus yang kuat ketika melakukan proses ice
breaking. Ia harus tahu saat peserta sudah lebur atau belum dan masih harus dileburkan. Ketika
peserta belum lebur namun ice breaking sudah dihentikan, hal ini akan menyusahkan sewaktu
penyajian materi berikutnya.
2.
Saat melakukan ice breaking, seorang pelatih harus sudah dapat mendeteksi, (minimal beberapa
orang dari peserta sudah masuk dalam memorinya) tentang potensi awal, sikap, sifat dan
karakteristik special seorang peserta.
3.
Waktu yang disediakan untuk melakukan ice breaking sangat kondisional, tergantung kepada tingkat
keleburan peserta. Ada peserta yang mudah lebur dan ada yang sulit lebur, karena perbedaan
pendidikan, latar belakang, dll yang sangat signifikan. Oleh karena itu seorang pelatih harus
mempunyai beberapa jurus simpanan yang harus dikeluarkannya bila peserta sulit mengalami
peleburan antara satu dengan yang lainnya.
4.
Menimbulkan kesan positif, seorang pelatih haruslah dipandang oleh peserta dalam pandangan yang
positif, baik dari segi pendapat, sikap, sifat dan interaksinya dengan peserta, karena tidak menutup
kemungkinan nanti seorang pelatih akan menjadi tempat curhat paling dipercaya bagi peserta yang
mengalami persoalan-persoalan khusus.
http://www.andragogi.com/document2/ice_breaking.htm
a.
Metode Ceramah, pelatih melakukan terlebih dahulu ceramah pembuka yang pada hakikatnya
menjelaskan tentang beberapa hal, antara lain : pentingnya kesatuan dalam suatu komunitas,
persamaan hak di antara sesama peserta, perlakukan yang sama, tim building, kesadaran potensi,
kerjasama antar kelompok dll.
b.
Metode Studi Kasus, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta untuk ikut andil memecahkan
persoalan-persoalan praktis sehari-hari yang ditawarkan oleh pelatih, tujuannya adalah ;
-
Untuk melihat potensi awal yang dimiliki masing-masing peserta baik dari segi afektif,
kognitif maupun psikomotornya.
Membiasakan peserta untuk berinteraksi dengan kelompoknya yang baru, dengan bertanya,
menanggapi atau mengamati peserta lain.
Memberikan pengertian bahwa sejak hari itu mereka akan menjadi sebuah keluarga (sanak
famili) sampai kapanpun.
c.
Metode Sinetik, yaitu sebuah metode pengembangan sumbang saran, dimana dalam suatu
pemecahan masalah dipadukan berbagai pendapat dari berbagai disiplin ilmu sehingga
memunculkan solusi yang lebih kreatif terhadap persoalan yang muncul.
d.
Metode Lorong Penuh Liku, metode ini dimulai dari membaca beberapa halaman dari buku,
kemudian dipaksa untuk membuat keputusan. Berdasarkan keputusan itu peserta diinstruksikan
untuk membuka pada suatu halaman tertentu yang telah disusun secara acak. Kemudian diberikan
sebuah skenario yang berdasarkan keputusan yang telah dibuat dan keputusan lebih lanjut akan
mengirim anda ke halaman muka atau halaman-halaman belakang dari buku, sampai akhirnya
peserta keluar dari lorong-lorong tersebut, mungkin setelah melakukan beberapa langkah-langkah
yang salah. (untuk penggunaan teknik ini, pelatih harus terlebih dahulu mempersiapkan bahanbahannya).
e.
Metode Simulasi dan Permainan, metode ini merupakan metode yang paling mudah dilakukan,
pelatih mempersiapkan beberapa permainan yang bertujuan untuk memecah kebekuan (ice breaking
games) peserta. Permainan ini banyak sekali bentuknya, di antaranya adalah ; permainan lempar
kokarde, pesan berantai, ziq-zaq dan lain-lain. Tujuan simulasi ini adalah :
- Terciptanya keakraban di antara peserta.
- Masing-masing peserta dapat menghafal nama dan beberapa identitas penting peserta lainnya.
- Tertanamnya anggapan bahwa mereka adalah satu kesatuan (solidaritas) bila satu sakit, yang
lain akan ikut merasakannya.
http://www.andragogi.com/document2/ice_breaking.htm
3. Tujuan dari ice breaking?
Tujuan dilaksanakan ice breaking ini adalah :
a. Terciptanya kondisi-kondisi yang equal (setarap) antara sesama peserta dalam forum training.
b. Menghilangkan sekat-sekat pembatas di antara peserta, sehingga tidak ada lagi anggapan si anu
pintar, si anu bodoh, si anu kaya, si anu bos dan lain sebagainya, yang ada hanyalah kesamaan
kesempatan untuk maju.
c. Terciptanya kondisi yang dinamis di antara peserta
d.
Menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesama peserta untuk melakukan aktivitas selama
training berlangsung.
http://www.andragogi.com/document2/ice_breaking.htm
4. Kapan ice breaking dibutuhkan?
Acara perkenalan di awal pelatihan adalah salah satu waktu terbaik dan merupakan saat
yang paling tepat untuk melakukan ice breaker dalam rangka menciptakan suasan pelatihan
yang terbuka, spontan dan jujur, tetap serius tetapi santai. Walaupun demikian, saya pribadi
menganggap kegiatan ice breaker juga perlu dilakukan di tengah-tengah pelatihan dimana
peserta terlihat mulai bosan, lelah atau malah mengantuk saat mengikuti pelatihan.
http://paknewulan.wordpress.com/2008/07/13/ice-breaker/