Anda di halaman 1dari 8

Penyuluhan Kesehatan

1. Apa yang dimaksud dengan penyuluhan kesehatan?


Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan
kemampuan
seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan
mengubah atau
mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun
masyarakat
untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Depkes,
2002).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,
dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan
ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa
dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan
meminta pertolongan (Effendy, 2003).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21935/4/Chapter%20II.pdf
2. Apa saja langkah-langkah melakukan penyuluhan yang baik?
Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus
melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah langkah dalam penyuluhan
kesehatan masyarakat sebagai berikut (Effendy, 1998) :
1) Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.
2) Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.
3) Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui
penyuluhan kesehatan masyarakat.
4) Menyusun perencanaan penyuluhan
(1) Menetapkan tujuan
(2) Penentuan sasaran
(3) Menyusun materi / isi penyuluhan
(4) Memilih metoda yang tepat
(5) Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan
(6) Penentuan kriteria evaluasi.
5) Pelaksanaan penyuluhan
6) Penilaian hasil penyuluhan
7) Tindak lanjut dari penyuluhan

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21935/4/Chapter%20II.pdf

3. Apakah manfaat dan tujuan dari penyuluhan kesehatan?


menurut Effendy (1998) tujuan penyuluhan kesehatan adalah :
a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat
dalam
membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat,
serta berperan
aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan
sosial
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16580/4/Chapter%20II.pdf
4. Bagaimana cara melakukan presentasi dan penyuluhan yang baik?
cara melakukan presentasi yang baik dan benar:
1. Pastikan semua perlengkapan siap Hal pertama yang perlu Anda perhatikan
adalah mengenai persiapan. Pastikan semua perlengkapan Anda untuk
melakukan presentasi sudah siap, seperti proyektor LCD, layar, papan tulis,
proposal atau laporan, dan poster atau gambar-gambar jika memang
dibutuhkan. Jika semua itu sudah dipersiapkan dengan baik, maka Anda tak akan
merasa sangat khawatir untuk melakukan preentasi.
2. Melakukan senam wajah Sebelum presentasi, Anda bisa melakukan beberapa
inisiatif untuk menghilangkan rasa gugup. Misalnya, dengan melakukan senam
wajah. Gerakkan mulut, dahi, pipi, hidung, dan dahi Anda untuk membantu
menghilangkan rasa gugup sebelum presentasi.
3. . Menarik napas panjang Ist Bukan hanya senam wajah saja yang bisa Anda
lakukan. Untuk menenangkan diri, Anda bisa menarik napas dalam-dalam, lalu
hembuskan kembali. Lakukanlah cara tersebut berulang kali sampai membuat
diri Anda tenang
4. . Jangan lupa berdoa Berdoa itu sangat penting sebelum Anda melakukan
berbagai kegiatan. Dengan bedoa nantinya Anda akan diberi kemudahan dan
kelancaran untuk melakukan kegiatan tersebut, termasuk presentasi. Untuk itu,
pastikan Anda berdoa terlebih dahulu sebelum melakukan presentasi.
6. Jangan lupa menyapa rekan kerja Ketika presentasi akan dimulai, jangan lupa
menyapa rekan-rekan kerja yang hadir di sana. Saat menyapanya, Anda harus
mentap matanya. Ketahuilah bahwa rekan-rekan yang hadir itu butuh
kepercayaan Anda melalui tatapan mata. Jangan sampai rekan-rekan atau klien
ragu hanya karena Anda tidak menatap matanya.

7. Menggunakan slide show yang menarik Salah satu cara agar preentasi Anda
tidak membosankan dan menarik perhatian rekan atau klien adalah membuat
slide show yang menarik. Anda bisa menggunakan animasi sesuai dengan
keformalan presentasi.
8. Menggunakan bahasa yang baik dan benar Agar presentasi yang dilakukan
berjalan lancar, pastikan tidak gugup. Jangan terlalu sering menggunakan kata
di sini, mmmmm, eeee, jadi, nah, atau mengulang kata-kata. Pastikan
Anda menggunakan kata yang mudah dimengerti namun tetap formal.
Gunakanlah bahasa Indonesia atau Inggris yang baik dan benar
Read more at: http://ciricara.com/2013/05/24/cara-melakukan-presentasi-

yang-baik/
Copyright CiriCara.com
5. Apakah dampak baik dan buruk dilakukannya penyuluhan?
6. Apa saja yang diperhatikan dalam keberhasilan penyuluh?
Menurut Effendy, faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran
dalam
keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah :
1) Tingkat Pendidikan.
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap
informasi baru
yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang
didapatnya.
2) Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula
dalam
menerima informasi baru.
3) Adat Istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan
hal yang
tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai
dan
menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4) Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang orang
yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat
dengan
penyampai informasi.
5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas
masyarakat
untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21935/4/Chapter%20II.pdf

7. Siapa saja sasaran dalam penyuluhan kesehatan?


Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah
sakit,klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.
Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi,
seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial
ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan
sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya. Penyuluhan kesehatan pada
sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang
mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah
kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada di berbagai institusi
pelayanan kesehatan seperti anak sekolah, pekerja dalam perusahaan dan lainlain. Penyuluhan kesehatan pada sasaran masyarakat dapat dilakukan pada
masyarakat binaan puskesmas, masyarakat nelayan, masyarakat pedesaan,
masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain (Effendy, 2003).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21935/4/Chapter%20II.pdf
8. Apa saja unsur unsur yang terlibat dalam penyuluhan?
9. Mengapa perlu diadakannya penyuluhan kesehatan?
10.Perbedaan presentasi dan penyuluhan?
11.Apa saja kegiatan dalam presentasi?
12.Apa saja hambatan dalam melakukan penyuluhan?
1. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi
yang akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang
digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan kurang
dapat didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga
membosankan.
2. Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga
sulit menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah
sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena
lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat
kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi
lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan
perilaku.
3. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak
sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan
keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah
sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metoda yang
digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta bahasa yang
digunakan kurang dimengerti oleh sasaran.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21935/4/Chapter%20II.pdf
13.Apa saja kegiatan dalam penyuluhan kesehatan?
14.Sikap yang perlu dimiliki oleh pemateri?
Pemateri hendaknya menyiapkan materi yang disampaikanmenggunakan
bahasa yang mudah dimengerti, komunikatif , tidak terlalu sulit untuk
dimengerti oleh sasaran, pemateri dalam penyampaian materi sebaiknya
menggunakan metode
(Effendy, 2003).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21935/4/Chapter%20II.pdf
15.Bagaimana agar apa yang kita sampaikan dalam penyuluhan bisa
dipraktekkan oleh masyarakat dan bertahan lama?
Lakukan tindak lanjut akan tujuan yang di capai.
Berikan contoh nyata kepada sasaran.
Lakukan penyuluhan-penyuluhan selanjutnya.
Dalam melakukan metode penyuluhan berikan metode yang mudah di
terima sasaran.
Berkaitan dengan alat peraga: gunakan alat peraga yang baik agar
penyuluhan anda jelas.
Lakukan control sosial
(Antonoff, Michael, "Presentations that Persuade", Personal
Computing, 27 July 1990, 60-68.)
16.Hal-hal apa saja yang disampaikan dalam penyuluhan kesehatan?
17.Apakah peran Komunikasi dalam melakukan penyuluhan kesehatan?
Untuk tercapainya hasil penyuluhan yang baik, sangat dibutuhkan komunikasi yang baik.
Seperti halnya suatu komunikasi akan berhasil ketika kedua belah pihak sama-sama siap untuk itu,
demikian pula dengan penyuluhan. Dalam suatu kegiatan penyuluhan diperlukan perencanaan yang
matang. Persiapan dan perencanaan dilakukan dengan menyusun sebuaah desain komunikasi
penyuluhan.
Pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang dilimiliki seseorang mempengaruhi proses
komunikasi yang dilakukannya. Proses komunikasi merupakan sesuatu yang kreatif dan dinamis, dan
mengalir. Komunikator akan terus melakukan penyesuaian terhadap pesan dan saluran
penyampaiannya ketika seorang komunikan tidak menerima dengan baik pesan yang diterimanya
Sumber : Nasution, Zulkarimen. 1990. Prinsip-prinsip Komunikasi untuk Penyuluhan.

Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Ice breaking
1. Apa saja langkah dalam melakukan ice breaking?
1.

Seorang pelatih haruslah mempunyai naluri (feeling) khusus yang kuat ketika melakukan proses ice
breaking. Ia harus tahu saat peserta sudah lebur atau belum dan masih harus dileburkan. Ketika
peserta belum lebur namun ice breaking sudah dihentikan, hal ini akan menyusahkan sewaktu
penyajian materi berikutnya.

2.

Saat melakukan ice breaking, seorang pelatih harus sudah dapat mendeteksi, (minimal beberapa
orang dari peserta sudah masuk dalam memorinya) tentang potensi awal, sikap, sifat dan
karakteristik special seorang peserta.

3.

Waktu yang disediakan untuk melakukan ice breaking sangat kondisional, tergantung kepada tingkat
keleburan peserta. Ada peserta yang mudah lebur dan ada yang sulit lebur, karena perbedaan
pendidikan, latar belakang, dll yang sangat signifikan. Oleh karena itu seorang pelatih harus
mempunyai beberapa jurus simpanan yang harus dikeluarkannya bila peserta sulit mengalami
peleburan antara satu dengan yang lainnya.

4.

Menimbulkan kesan positif, seorang pelatih haruslah dipandang oleh peserta dalam pandangan yang
positif, baik dari segi pendapat, sikap, sifat dan interaksinya dengan peserta, karena tidak menutup
kemungkinan nanti seorang pelatih akan menjadi tempat curhat paling dipercaya bagi peserta yang
mengalami persoalan-persoalan khusus.

http://www.andragogi.com/document2/ice_breaking.htm

2. Apa saja metode ice breaking?


Banyak metode yang dapat dilakukan dalam ice breaking ini, di antaranya :

a.

Metode Ceramah, pelatih melakukan terlebih dahulu ceramah pembuka yang pada hakikatnya
menjelaskan tentang beberapa hal, antara lain : pentingnya kesatuan dalam suatu komunitas,
persamaan hak di antara sesama peserta, perlakukan yang sama, tim building, kesadaran potensi,
kerjasama antar kelompok dll.

b.

Metode Studi Kasus, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta untuk ikut andil memecahkan
persoalan-persoalan praktis sehari-hari yang ditawarkan oleh pelatih, tujuannya adalah ;
-

Untuk melihat potensi awal yang dimiliki masing-masing peserta baik dari segi afektif,
kognitif maupun psikomotornya.

Membiasakan peserta untuk berinteraksi dengan kelompoknya yang baru, dengan bertanya,
menanggapi atau mengamati peserta lain.

Memberikan pengertian bahwa sejak hari itu mereka akan menjadi sebuah keluarga (sanak
famili) sampai kapanpun.

c.

Metode Sinetik, yaitu sebuah metode pengembangan sumbang saran, dimana dalam suatu
pemecahan masalah dipadukan berbagai pendapat dari berbagai disiplin ilmu sehingga
memunculkan solusi yang lebih kreatif terhadap persoalan yang muncul.

d.

Metode Lorong Penuh Liku, metode ini dimulai dari membaca beberapa halaman dari buku,
kemudian dipaksa untuk membuat keputusan. Berdasarkan keputusan itu peserta diinstruksikan
untuk membuka pada suatu halaman tertentu yang telah disusun secara acak. Kemudian diberikan
sebuah skenario yang berdasarkan keputusan yang telah dibuat dan keputusan lebih lanjut akan
mengirim anda ke halaman muka atau halaman-halaman belakang dari buku, sampai akhirnya
peserta keluar dari lorong-lorong tersebut, mungkin setelah melakukan beberapa langkah-langkah
yang salah. (untuk penggunaan teknik ini, pelatih harus terlebih dahulu mempersiapkan bahanbahannya).

e.

Metode Simulasi dan Permainan, metode ini merupakan metode yang paling mudah dilakukan,
pelatih mempersiapkan beberapa permainan yang bertujuan untuk memecah kebekuan (ice breaking
games) peserta. Permainan ini banyak sekali bentuknya, di antaranya adalah ; permainan lempar
kokarde, pesan berantai, ziq-zaq dan lain-lain. Tujuan simulasi ini adalah :
- Terciptanya keakraban di antara peserta.
- Masing-masing peserta dapat menghafal nama dan beberapa identitas penting peserta lainnya.
- Tertanamnya anggapan bahwa mereka adalah satu kesatuan (solidaritas) bila satu sakit, yang
lain akan ikut merasakannya.

http://www.andragogi.com/document2/ice_breaking.htm
3. Tujuan dari ice breaking?
Tujuan dilaksanakan ice breaking ini adalah :
a. Terciptanya kondisi-kondisi yang equal (setarap) antara sesama peserta dalam forum training.
b. Menghilangkan sekat-sekat pembatas di antara peserta, sehingga tidak ada lagi anggapan si anu
pintar, si anu bodoh, si anu kaya, si anu bos dan lain sebagainya, yang ada hanyalah kesamaan
kesempatan untuk maju.
c. Terciptanya kondisi yang dinamis di antara peserta

d.

Menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesama peserta untuk melakukan aktivitas selama
training berlangsung.

http://www.andragogi.com/document2/ice_breaking.htm
4. Kapan ice breaking dibutuhkan?
Acara perkenalan di awal pelatihan adalah salah satu waktu terbaik dan merupakan saat
yang paling tepat untuk melakukan ice breaker dalam rangka menciptakan suasan pelatihan
yang terbuka, spontan dan jujur, tetap serius tetapi santai. Walaupun demikian, saya pribadi
menganggap kegiatan ice breaker juga perlu dilakukan di tengah-tengah pelatihan dimana
peserta terlihat mulai bosan, lelah atau malah mengantuk saat mengikuti pelatihan.

http://paknewulan.wordpress.com/2008/07/13/ice-breaker/

Anda mungkin juga menyukai