Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN DISKUSI KELOMPOK

Dosen Pengampu : Apt. Nur Aisah, M. Pharm.Sc


DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
KELAS 4B

1. Nanda Riski Yulianti NIM. F420185041


2. Hana Pratiwi NIM. F420185042
3. Nesya Ayu Dinda P NIM. F420185043
4. Zulia Fardanilla NIM. F420185044
5. Falia Risti Ekaputri NIM. F420185047
6. Dzaky Faiqotul Ulayya NIM. F420185048
7. Eva Pratiwi NIM. F420185052
8. Dwi Novita Sari NIM. F420185056

PRODI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2021/2022

i
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

1.1..................................................................................................Latar Belakang
....................................................................................................................... 1

1.2.............................................................................................Rumusan Masalah
....................................................................................................................... 2

1.3...............................................................................................................Tujuan
....................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

2.1..........................................................................Pengertian Diskusi Kelompok


....................................................................................................................... 3

2.2...................Bentuk Rancangan promosi kesehatan melalui diskusi kelompok


....................................................................................................................... 4

2.3...............Media yang digunakan dalam promosi kesehatan diskusi kelompok


....................................................................................................................... 8

2.4. Kelebihan dan Kekurangan dari Metode Diskusi Kelompok dalam


Promosi Kesehatan .................................................................................. 10

2.5.......................................................Tata Cara Pelaksanaan Diskusi Kelompok


..................................................................................................................... 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 13

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Promosi kesehatan bertujuan agar tersosialisasinya program-


program kesehatan demi terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang
berbudaya fengan hidup bersih dan juga sehat serta berpartisipasi secara
langsung dalam gerakan kesehatan. Untuk mencapai tujuan dalam
mewujudkan promosi kesehatan, diperlukan sebuah strategi yang baik.
Strategi adalah cara dalam mencapai maupun mewujudkan visi dan misi
kesehatan secara efektif dan efisien (Wardani, Muyassaroh dan Ani,
2016:137).
Penggunaan obat yang tidak rasional di masyarakat masih sangat
tinggi dilihat dari pembelian antibiotik secara bebas tanpa resep dokter,
penggunaan obat bebas secara berlebih (over dosis), adanya efek samping,
interaksi obat atau penyalahgunaan obat yang sering kali terjadi di
masyarakat khususnya kalangan pelajar dimana banyak didapatkan anak-
anak yang masih dibawah umur menyalahgunakan obat-obatan sehingga
menyebabkan masalah baru dalam kesehatan. Rendahnya tingkat
pemahaman di masyarakat mengenai cara penggunaan, penyimpanan dan
membuang/ memusnahkan obat dengan benar.
Obat dikatakan rasional apabila memenuhi tepat pasien, tepat
indikasi, tepat obat, tepat dosis dan tepat cara dan lama penggunaan.
Berdasarkan laporan yang diterima oleh World Helath Organization
(WHO) masih tingginya penggunaan obat yang tidak rasional dimana
terdapat lebih dari 50% dari seluruh penggunaan obat-obatan tidak tepat
dalam peresepan, menyiapkan obat dan menjualnya, untuk 50% lainnya
pasien tidak tepat dalam menggunakan obat. Adanya keterbatasan dalam
mengakses obat esensial juga dialami oleh sepertiga dari jumlah penduduk
di dunia. Angka kejadian ini dapat diatasi dengan pemberian resep yang
sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan, penggunaan antimikroba

1
yang tidak tepat, polifarmasi, penggunaan obat non-esensial, penggunaan
injeksi secara berlebihan (Ihsan et al., 2017). Resistensi antibiotik
merupakan akibat dari peresepan yang tidak rasional yang mengakibatkan
penambahan biaya. Oleh karena itu dengan pengobatan yang rasional
diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang baik dalam
hal kualitas maupun kesejahteraan (Nining., 2019). Masyarakat yang sehat,
sejahtera dan etos kerja yang tinggi dapat mempercepat pertumbuhan
perekonomian dalam menjaga ketahanan bangsa dan negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan diskusi kelompok dalam promosi
kesehatan?
2. Bagaimana bentuk rancangan promosi kesehatan melalui diskusi
kelompok?
3. Apa saja media yang digunakan dalam promosi kesehatan diskusi
kelompok?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode diskusi kelompok dalam
promosi kesehatan?
5. Bagaimana tata cara pelaksanaan diskusi kelompok?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu diskusi kelompok dalam promosi kesehatan
2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk rancangan promosi kesehatan
melalui diskusi kelompok
3. Untuk mengetahui apa saja media yang digunakan dalam promosi
kesehatan diskusi kelompok
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode diskusi
kelompok dalam promosi kesehatan
5. Untuk mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan diskusi kelompok

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Diskusi Kelompok dalam Promosi Kesehatan


Diskusi kelompok terarah adalah diskusi antar anggota keluarga dari
masing-masing keluarga untuk menggali, menetapkan dan memecahkan
masalah yang ada dalam keluarga. Jumlah peserta dalam setiap kelompok
DKT antara 8 - 10 orang. Diskusi sebaiknya berlangsung tidak lebih dari 2
jam.
Pengelompokan peserta dapat berdasarkan kedekatan lingkungan
tempat tinggal. kelompok-kelompok yang ada seperti kelompok pengajian,
dasa wisma dan lain-lain.
Manfaatnya yaitu untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan
untuk mengenal dan memecahkan masalah kesehatan terkait PHBS yang
dapat dihadapi setiap keluarga.
Semua anggota kelompok dalam diskusi kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur
sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling
memandang satu sama lain. Misal dalam bentuk lingkaran atau segi empat.
Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan
kesan ada yang lebih tinggi.
Ketika memulai diskusi pemimpin diskusi harus memberikan
pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus
sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup
maka pemimpin kelompok harus mengarahkandan mengatur sedemikian
rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara dan tidak
menimbulkan dominasi peserta diskusi.

3
2.2. Bentuk Rancangan promosi kesehatan melalui diskusi kelompok
a. Metode Massa

Metode pendidikan kesehatan secara massa dipakai untyuk


mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukkan kepada
masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian cara
yang paling tepat adalah pendekatan massa. Oleh karena sasarn
promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan
umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat
pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan
disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
ditangkap oleh massa tersebut. Pendekan ini biasanya digunakan
untuk menggugah awareness atau kesadaran masyarakat terhadap
suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada
perubahan perilaku. Namun demikian, bila kemudian dapat
berpengaruh terhadap perubahan perilaku juga merupakan hal yang
wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak
langsung. Biasanya dengan menggunakan atau melaluimedia massa.

Beberapa contoh metode pendidikan kesehatan secara massa ini,


antara lain :

1. Ceramah umum (public speaking) Pada acar-acara tertentu,


misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan atau
pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan massa rakyat
untuk      menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari  KB juga
merupakan salah satu bentuk    pendekatan massa.
2. Pidato-pidato/ diskusi tentang kesehatan melalui media
elektronik, baik TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan
bentuk promosi kesehatan massa.
3. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas
kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan
adalah juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa.

4
4. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel
maupun tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan adalah
merupakan bentuk pendekatan promosi kesehatan massa.
5. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan
sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
Contoh : billboard Ayo ke  Posyandu

b. Metode Promosi Kelompok


Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran.
1) Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar adalah apabila peserta
penyuluhan itu lebih besar dari 15 orang. Metode yang baik untuk
kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar.
a) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
maupun rendah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode
ceramah:
Persiapan:
- Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri
menguasai
materi apa yang akan diceramahkan.
- Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih
baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema.
- Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya
makalah singkat, slide, transparan, sound sistem, dan
sebagainya.
Pelaksanaan:
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis),
penceramah dapat melakukan hal-hal sbb:

5
- Sikap dan penampilan yang menyakinkan , tidak boleh
bersikap
ragu-ragu dan gelisah.
- Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
- Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
- Berdiri di depan (dipertengahan), seyogyanya tidak duduk.
- Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal
mungkin.

b) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar
dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu
penyajian (presentasi) dari seoarang ahli atau beberapa orang
ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap
hangat di masyarakat.

2) Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang bisanya kita
sebut kelompok kecil. Metode – metode yang cocok untuk
kelompok kecil ini antara lain:
a) Diskusi kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat
bebas berpartsipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para
peserta diatur sedemikian rupa sehingga duduk para peserta
dapat berhadap-hadapan dan saling memandang satu sama lain,
misalnya bentuk tempat duduk lingkaran, segi empat.
Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak
menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi. Untuk memulai
diskusi , pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-
pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau
kasus sehubungan dengan topik yang dibahas.

6
b) Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.
Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. bedanya
pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu
masalah dan kemudian setiap peserta memberikan jawaban
atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-
jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau
papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan
pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru
setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap
anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

c) Bola Salju (snow balling)


Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2
orang) dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau
masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang
bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah
tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang
yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan
pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhirnya
akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.

d) Kelompok-kelompok Kecil ( Buzz Group)


Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil
(buzz group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang
sama dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok
mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap
kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.

e) Role Play (memainkan peranan)


Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk
sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan,

7
misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai pasien, perawat,
mereka memperagakan sesuai perannya.

f) Permainan Simulasi (simulation game)


Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan
diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam
beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara
memainkannya persis seperti bermain monopoli, dengan
menggunkan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau
papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagaian
lagi berperan sebagai nara sumber.

2.3. Media yang digunakan dalam promosi kesehatan diskusi kelompok

Dalam melakukan promosi kesehatan perlu diperhatikan media


yangdigunakan agar dapat menarik perhatian sasaran dalam mengikuti
promosi kesehatan. Menurut (Kholid, A., 2012) media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti buku,
film, video dansebagainya. Media merupakan alat yang digunakan oleh
pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran
(Maulana, H. D., 2009). Tujuan dari penggunaan media dalam pengajaran
yaitu untuk memperjelas pesan, mengatasi keterbatasan ruang, waktu
tenaga, daya indra, menimbulkan semangat belajar, interaksi langsung
antara peserta didik dan sumber belajar, sertamemungkinkan peserta belajar
mandiri sesuai bakat (Simamora, 2009).

Media yang berupa alat peraga berfungsi untuk (Maulana, H. D., 2007):

a. menimbulkan minat sasaran


b. mencapai sasaran yang lebih banyak
c. membantu mengatasi hambatan dalam pemahaman
d. merangsang sasaran untuk meneruskan pesan pada orang lain
e. memudahkan penyampaian informasi
f. memudahkan penerimaan informasi oleh sasaran

8
g. mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi oleh orang
banyak.
h. mendorong keinginan untuk mengetahui, mendalami, dan mendapat
pengertian yang lebih baik.
i. membantu menegakkan pengetahuan yang diterima agar bisa lebih lama
tersimpan dalam ingatan.

Media dapat digolongkan menjadi dua, berdasarkan bentuk umum


penggunaan dan berdasarkan cara produksi.

1. Berdasarkan bentuk umum penggunaan.

a. Bahan bacaan : modul, buku rujukan/bacaan, leaflet majalah, buletin,


dan lain-lain.
b. Bahan peragaan : poster tunggal, poster seri, flip chart, transparansi,
slide, film, dan lain-lain.

2.   Berdasarkan cara produksi

a. Media cetak.
Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan
visual. Pada umumnya terdiri atas gambaran sejumlah kata, gambar,
atau foto dalam tata warna. Contohnya poster, leaflet, brosur,
majalah, surat kabar, lembar balik, stiker, dan pamflet. Fungsi
utamanya adalah memberi informasi dan menghibur. Kelebihan yang
dimiliki media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak
orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik, dapat
dibawa, mempermudah pemahaman, dan meningkatkan gairah
belajar. Kelemahannya tidak dapat menstimulasi efek suara dan efek
gerak serta mudah terlipat.

b. Media elektronik.
Media elektronik aitu suatu media bergerak, dinamis, dapat dilihat,
didengar, dan dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu
elektronika. Contohnya televisi, radio, film, kaset, CD, VCD, DVD,

9
slide show, CD interaktif, dan lain-lain. Kelebihan media elektronik
antara lain sudah dikenal masyarakat, melibatkan semua pancaindra,
lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan gambar,
adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, janagkauan relatif
lebih besar/luas, serta dapat diulang-ulang jika digunakan sebagai
alat diskusi. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit,
memerlukan energi listrik, diperlukan alat canggih dalam proses
produksi, perlu persiapan matang, peralatan yang selalu berkembang
dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan, dan perlu
keterampilan dalam pengoprasian

c. Media luar ruang


Media luar ruang yaitu suatu media yang penyampaian pesannya di
luar ruang secara umum melalui media cetak dan elektronik secara
statis. Contohnya papan reklame, spanduk, pameran, banner, TV layar
lebar, dan lain-lain. Kelebihan media luar ruang diantaranya sebagai
informasi umum dan hiburan, melibatkan semua pancaindra, lebih 
menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian
dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih luas. Kelemahannya yaitu
biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada yang memerlukan listrik atau alat
canggih, perlu kesiapan yang matang, peralatan yang selalu
berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan

2.4. Kelebihan dan Kekurangan dari Metode Diskusi Kelompok dalam


Promosi Kesehatan
2.4.1. Kelebihan diskusi kelompok adalah :
1. Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan
pendapat
2. Merupakan pendekatan yang demokratis,mendorong rasa
kesatuan
3. Dapat memperluas pandangan atau wawasan

10
4. Membantu mengembangkan kepemimpinan

2.4.2. Kekurangan :
1. Tidak efektif dipakai pada kelompok yang lebih besar
2. Keterbatasan informasi yang di dapat oleh peserta
3. Membutuhkan pemimpin diskusi yang terampil
4. Kemungkinan didominasi orang yang suka berbicara
5. Biasanya sebagian besar orang menghendaki pendekatan
formal

2.5. Tata Cara Pelaksanaan Diskusi Kelompok


1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat
umum maupun tujuan khusus.
2. Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai
3. Menetapkan masalah yang akan dibahas.Mempersiapkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi
4. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi
kelancaran diskusi.
5. setiap individu di beri giliran untuk bertanya atau memberi saran
6. diskusi diatur oleh moderator agar berjalan tertip
7. menggunakan bahasa yg sopan saat menyampaikan makalah ,
menjawab solusi, menjawab pertanyaan dan sebagainya
8. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya
menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai
dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan
9. .Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan
suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang,
tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.
10. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi
untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya

11
11. .Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang
dibahasMembuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai
dengan hasil diskusi.
12. Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh
peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya

12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok dapat


dilakukan antar anggota keluarga dari masing-masing keluarga untuk menggali,
menetapkan dan memecahkan masalah yang ada dalam keluarga. Diskusi
sebaiknya berlangsung tidak lebih dari 2 jam dengan anggota antara 8 - 10 orang.
Dengan adanya diskusi kelompok ini bisa menjadi tempat untuk berbagi antara
anggota kelompok sehingga para anggota bisa berkembang secara optimal.

Ada 2 metode untuk menyampaikan informasi dalam pelaksanaan promosi


kesehatan dalam diskusi kelompok, seperti:

1. Metode Massa
2. Metode Promosi Kelompok

Media juga di perlukan diperhatikan dalam promosi kesehatan contohnya


seperti media cetak, media elektronik,ataupun media luar ruang atau dapat juga
berupa media berbentuk bahan bacaan seperti modul,leaflet majalah agar dapat
menarik perhatian sasaran dan mempermudah cara penyampaian dan penerimaan
informasi oleh orang banyak dalam mengikuti promosi kesehatan.

13
14
DAFTAR PUSTAKA

Khalid, A. (2012). Promosi Kesehatan : Dengan Pendekatan Teori Perilaku,


Media dan Aplikasinya untuk Mahasiswa dan Praktisi Kesehatan.

Jakarta : Raja Grafindo.Maulana, H. D. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta :


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Notoatmodjo, soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rekecanita.


Depok

Wardani, Ika Novita, Yanik Muyassaroh, Murti Ani. 2016. Buku Ajar Promosi
Kesehatan Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

15

Anda mungkin juga menyukai