MIXING (PENCAMPURAN)
Oleh :
2010
BOGOR
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah industri, mesin dan alat merupakan sarana penunjang yang
paling penting bagi kelancaran produksi. Untuk dapat bersaing dengan yang lain
suatu industri harus bekerja secara efekif dan efisien. Cara kerja yang demikian
dapat dicapai bila industri tersebut didukung oleh sistem manajemen yang baik
dan juga bantuan mesin dan alat penunjang produksi yang tepat.
Proses pencampuran merupakan salah satu proses yang penting dan sering
dijumpai dalam sebagian besar industri. Pada proses inilah sebagian besar produk
dihasilkan. Mesin yang biasa digunakan unuk proses pencampuran ini disebut
mixer. Bila dilihat dari segi fungsinya, mixer dapat digolongkan sebagai mesin
pengolah.
Proses pencampuran dimaksudkan untuk membuat suatu bentuk uniform
dari beberapa konstituan baik liquid/ solid (pasta) atau solid/ solid dan kadang
liquid-gas. Tujuan operasi pencampuran adalah bergabungnya bahan menjadi
suatu campuran yang sedapat mungkin memiliki kesamaan penyebaran yang
semurna. Berhubung secara fisik bahan-bahan yang ada di alam tersedia dalam
berbagai bentuk fasa, maka secara teoritis banyak sekali variasi pencampuran
bahan yang mungkin timbul.
Dalam kehidupan nyata alat pencampur (mixer) dapat menghasilkan suatu
produk dengan homogenitas yang lebih tinggi daripada pencampuran bahan yang
dilakukan secara manual atau tanpa alat (dengan tangan saja). Pencampuran dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: pengadukan pada bahan cair termasuk
suspensi di dalamnya, pencampuran bahan bersifat viscous dan pencampuran
bahan partikel padat.
B. Tujuan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tepung jagung, & air.
Sedangkan peralatan yang digunakan untuk peraga di praktikum ini adalah
planetary mixer, double rotary mixer, ribbon blender.
B. Metode
Pada praktikum kali ini dilakukan pencampuran tepung terigu dan terpung
jagung yang masing – masing ditimbang sebanyak satu kilogram lalu di aduk
menjadi satu dengan menggunakan mesin Double Cone Mixer, lalu dilihat
pencampurannya.
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
Hal ini sesuai dengan pendapat Handoko (1992), yang menyatakan bahwa
satu prinsip penerapan untuk mencampur bahan dengan viskositas yang tinggi dan
berbentuk pasta adalah kinerja yang tergantung pada kontak langsung antara
material pencampur dengan bahan yang akan dicampur. Untuk bahan dengan
viskositas tinggi dan berbentuk pasta ini banyak menggunakan model pencampur
seperti: pencampur tipe pancim, pencampur dengan pisau berbentuk z.
→ → → →
← ← ← ←
← ← ← ←
→ → → →
Planetary Mixer
Planetary mixer terdiri dari wadah atau bejana yang bersifat stasioner
sedangkan pengaduk yang digunakan mempunyai gerakan melingkar sehingga
ketika berputar, pengaduk secara berulang mendatangi seluruh bagian pada
bejana. Pada saat proses pencampuran berlangsung ruang pencampuran berada
dalam keadaan tertutup. Hal itu dimaksudkan agar bahan yang sedang bercampur
tidak sampai tumpah keluar karena perputaran dari pengaduk.
(http://www.snowtechpro.com/product1.htm).
Ribbon Blender
Ribbon Blender merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi
sehingga menghasilkan suatu dispersi/ adonan yang seragam atau homogen.
Sumber tenaga pada Ribbon Blender berfungsi sebagai penggerak dalam proses
pengadukan. Tenaga dari motor penggerak untuk pengaduk ditransmisikan secara
langsung dengan menggunakan besi.
Pengaduk itu sendiri memiliki fungsi untuk mengalirkan bahan dalam alat
pengaduk yang bergerak dan wadah yang diam. Pengaduk juga berfungsi untuk
mengaduk selama proses penampungan dan untuk menghindari pengendapan.
Proses pencampuran adonan dengan Ribbon Blender bertujuan untuk memperoleh
adonan yang elastis dan menghasilkan pengembangan gluten yang diinginkan.
Alat ini dapat dicoba dan digunakan pada batch yang konsisten serta
pencampurannya kontinue untuk bahan bubuk (tepung) dan granula. Gardner
Ribbon Mixers mudah dibersihkan sehingga mudah untuk digunakan kembali.
Spesifikasi :
- Desain higienis
- Kapasitas antara 3.5 sampai 20.000 liter
- Dibuat berdasarkan permintaan konsumen
Keuntungan :
Keuntungan :
- Mudah digunakan untuk bahan-bahan halus
- Higienis dan mudah dibersihkan
- VERTICAL DOUBLEseperti
Prinsip kerjanya ROTARY MIXER
KEMUTEC’s dengan multi shear
deflector
001/KNRT plateDPP/2007
– Rusnas untuk perbaikan efesiensi sehingga granula
Model: dan
HLD bubuk
50 (tepung) bebas mengalir
Rated Power
-
Input: Kehilangan
1.00 W produk dapat diminimalkan
Whisk Speed: 162 rpm Rated Voltage
Pada praktikum
: 220 V didapatkan hasil ketika melakukan pencampuran tepung
terigu dengan Cask
tepung jagung
Speed: yang masing masing
11 rpm Rated beratnya 1 kilogram.
Peraktikum dilakukan dengan
Frequency: 50 Hzmelihat pencampuran setiap 3 menit sebanyak 5
kali. PerputaranMotor
yang Power:
terdapat 1500
pada alat
W Planetary mixer adalah perputaran dalam
Materproof
Degree: 1P x 1
Machine No: 0011
dan perputaran pada dinding. Pada perputaran di dalam diambil sampel pada
pinggiran tengah, didapatkan hasil tidak meratanya seluruh tepung, sedangkan
pada sampel yang diambil pada pinggir mixer dihasilkan sampel yang merata dari
pertama. Hasil ini didapatkan karena tidak meratanya pencampuran pada tengah
mixer, dan adanya kemungkinan bahwa kuarang banyaknya tepung yang
digunakan. Kapasitas asli mesin ini dapat mencampur bahan hingga 1 ton,
sedangkan bahan yang dipakai pada praktikum yang hanya 1 kilogram mungkin
menyulitkan mesin untuk beroperasi dengan optimal.
AlexanderWerk
Gambar 6. Alexanderwerk
(http://www.snowtechpro.com/product1.htm).
Propeller, turbine dan paddle secara umum digunakan pada sistem yang
kekentalannya rendah dan beroperasi pada putaran dengan kecepatan tinggi.
Kecepatan dari tipe turbine berada pada 3 m/s. Propeller memiliki kecepatan
lebih cepat dan paddle lebih rendah dari tipe turbine.
Secara umum dapat dikelompokkan bahwa propeller, turbine, dan paddle
digunakan untuk mencampur dengan kekentalan rendah, campuran antara cairan
dengan cairan, membubarkan gas dalam cairan dengan kekentalan rendah,
menyingkirkan benda padat pada cairan dengan kekentalan yang rendah. Untuk
anchor, helical ribbon dan helical screw digunakan untuk mencampur dengan
kekentalan tinggi.
Gambar dari masing-masing tipe impeller dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
A. Kesimpulan
Proses pencampuran merupakan salah satu proses yang penting dan sering
dijumpai dalam sebagian besar industri. Pada proses inilah sebagian besar produk
dihasilkan. Mesin yang biasa digunakan unuk proses pencampuran ini disebut
mixer. Bila dilihat dari segi fungsinya, mixer dapat digolongkan sebagai mesin
pengolah. Pada praktikum peralatan yang digunakan adalah planetary mixer,
double rotary mixer, ribbon blender.
Planetary Mixer merupakan alat pencampuran bahan viskous, seperti
pasta. Prinsip penerapan untuk mencampur bahan dengan viskositas yang tinggi
dan berbentuk pasta adalah kinerja yang tergantung pada kontak langsung antara
material pencampur dengan bahan yang akan dicampur.
Ribbon Blender merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi
sehingga menghasilkan suatu dispersi/ adonan yang seragam atau homogen.
Proses pencampuran adonan dengan Ribbon Blender bertujuan untuk memperoleh
adonan yang elastis dan menghasilkan pengembangan gluten yang diinginkan.
Double Cone Mixer Alat ini merupakan alat pencampur sederhana,
penggunaan energi dalam pencampurannya kecil dan cocok digunakan untuk
mencampur bahan yang halus dan rapuh. Pada praktikum pada perputaran di
dalam, didapatkan hasil tepung yang tidak merata. Pada sampel yang diambil pada
pinggir mixer dihasilkan sampel yang merata dari pertama. Hasil ini didapatkan
karena tidak meratanya pencampuran pada tengah mixer, hal ini mungkin
disebabkan karena kurang banyaknya tepung yang digunakan.
B. Saran
Agar praktikum dapat berjalan lebih baik, ketersediaan alat dan bahan
yang dibutuhkan pada praktikum harus diperhatikan, serta tersedia dengan
keadaan yang siap dipakai dan selalu menjaga kebersihannya, sehingga praktikum
dapat berjalan lancar dan praktikan dapat memahami topik dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Kusdarini, Endang. 1997. Kajian Kinerja Mesin Pengolah Kue Bawang. Skripsi.
FATETA, IPB, Bogor.
Suryani, A., Illah Sailah, dan Erliza Hambali. 2002. Teknologi Emulsi.
Departemen Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.