Anda di halaman 1dari 84

PENYAKIT DAN BAHAN

BERBAHAYA YG DAPAT
MENYEBABKAN PHEIC

Disampaikan pada :
Pertemuan Sosialisasi Pencegahan dan
Penanggulangan PHEIC

Subdit Karantina & Kesehatan Pelabuhan


Ditjen PP & PL Kemenkes
Adalah :

Kejadian Luar Biasa yang merupakan


risiko kesehatan masyarakat bagi negara
lain karena dapat menyebar lintas negara
dan berpotensi memerlukan respons
internasional secara terkoordinasi
Adanya PHEIC ditetapkan oleh:
Direktur Jenderal WHO
berdasarkan informasi yang diterima dari
suatu negara dengan mempertimbangkan :
Saran komite kesehatan
Algoritma utk kejadian yang mungkin
PHEIC
Bukti ilmiah
Penilaian Risiko
International public health security, 1980-2009
Sifat Penyakit yg perlu isolasi

 Sangat menular
 Dapat ditularkan melalui udara atau kontak
langsung
 Sebagian besar penderitanya menunjukkan
gejala (clinically apparent)
 Mulai menular setelah timbul gejala
PENYAKIT YANG TERMASUK DALAM WHO-
WHO-EPIDEMIC
AND PANDEMIC ALERT AND RESPONSE (EPR)
 ANTHRAX
 AVIAN INFLUENZA
 CRIMEAN-CONGO HAEMORRHAGIC FEVER
 EBOLA HAEMORRHAGIC FEVER
 HEPATITIS
 INFLUENZA
 LASSA FEVER
 MARBRUG HAEMORRHAGIC FEVER
 MENINGOCOCCAL DISEASES
 PLAGUE
 SARS
 SMALLPOX
 yELLOW FEVER
PANDEMI FLU BABI
Karakteristik H1N1 Baru Pada Manusia
 Menimbulkan gejala yang ringan seperti flu
musiman, banyak yang sembuh sendiri
 Sangat mudah menular dari manusia ke
manusia (Reproductive Number 1,5-3,2)
 Angka kematian rendah (< 0,5%)
 Berisiko fatal pada orang yang mempunyai
masalah kesehatan (kelompok rentan)
Definisi Kasus Suspek Flu baru
 Seseorang dengan gejala infeksi pernapasan akut (demam >/
38C) mulai dari yang ringan (Sakit menyerupai Influenza)
sampai dengan pneumonia dan salah satu keadaan dibawah:
a. dalam 7 hari sebelum sakit pernah kontak
dengan kasus terkonfirmasi Flu H1N1 baru
b. dalam 7 hari sebelum sakit pernah berkun
jung ke daerah yang terdapat satu atau
lebih kasus flu H1N1 baru
KLB di PONDOK
Cohorting..?
SPANISH FLU, 1918, USA
KOLERA

 Agen penyebab :Vibrio Cholerae serogroup O1,


terdiri 2 biotype : 1) klasik dan 2) el tor.
Abad 19 pandemi dimulai dari delta sungai Gangga di
India menyebar ke seluruh dunia.

 Biotipe El Tor pandemi dimulai dari Indonesia


menyebar ke seluruh Asia, Eropa timur dan Afrika

Pada tahun 1961.V. Cholera O139 telah diisolasi di 7


negara Asia, Bangladesh, Nepal, Cina, India, Malaysia,
Srilangka, Pakistan pada 1994.
 Gambaran klinis :
◦ Berupa berak yang sangat cair berwarna putih seperti air
cucian beras, muntah dan dalam waktu singkat dapat timbul
dehidrasi.
◦ Kematian dapat terjadi dalam beberapa jam saja. Angka
kemtian jika tidak mendapat pengobatan dapat mencapai
50%.
◦ Dengan pengobatan yang baik angka kematian <1%.
 Reservoir : manusia, reservoir lingkungan :
zooplankton
 Masa inkubasi : beberapa jam sampai 5 hari umumnya
2 – 3 hari
 Tindakan Pencegahan : imunisasi aktif : vaksin
dengan kuman yang dimatikan dan disuntikkan pada
saat wabah kurang efektif. Vaksin yang disuntikkan ini
hanya mampu memberikan perlindungan parsial pada
50% kasus dan bertahan hanya dalam waktu yang
singkat 3-6 bulan.Vaksin oral : dapat menghasilkan
antibodi dengan kadar tinggi yang mampu melindungi
selama beberapa bulan
 Pengendalian : Isolasi
PES
 Agen penyebab :Yersinia pestis.
 Reservoir : tikus liar. Kelinci , carnivora liar dan
kucing rumah dpt pula menjadi reservoir pada
saat wabah.
 Masa inkubasi : 1-7 hari
 Cara penularan :gigitan kutu tikus Xenopsylla
cheopis yg mengandung kuman. Tidak menular
melalui kontak dari orang ke orang kecuali
apabila kontak dengan bubo bernanah.
Pneumonia bubonic dapat menular melalui
batuk/droplet apabila kelembaban & lingkungan
 Masa menular : kutu dapat tetap infektif selama
beberapa bulan.
 Gejala klinik:
Tanda awal tidak khas. Mungkin demam, menggigil,nyeri
otot, mual, sakit tenggorok dan sakit kepala. Limfadenitis
/radang kelenjar limfe /bubo di sisi gigitan kutu .Tanpa
pengobatan angka kematian 50-60%.
Pengendalian
 Pendidikan kesehatan
 Rodent survey
 Gunakan alat pelindung waktu berburu di hutan atau
saat menangani binatang liar
 Kontrol tikus pada dok dan ruangan di pelabuhan dan
kapal yang berlabuh : fumigasi,perhatian khusus bagi
kapal yang berasal dari daerah wabah.
 Bangunan di pelabuhan sebaiknya di disain anti tikus (rat
proof)
 Karantina : Orang serumah atau kontak dengan
penderita pulmonic plague
Yellow Fever
 Agen penyebab : virus yellow fever, genus flavivirus, family
flaviviridae
 Reservoir / vektor : Aedes aegypti, Ae.albopictus,
Haemogogus (nyamuk hutan)
 Masa inkubasi : 3 6 hari
 Masa menular: darah pasien infektif beberapa saat
sebelum timbulnya demam sampai 3-5 hari pertama.
Ditularkan melalui vektor dan tidak menular melalui
kontak. Masa inkubasi pada nyamuk 9-12 hari dan
nyamuk akan tetap infektif seumur hidup nyamuk.
 Gejala klinis: pada kasus yang tipikal : demam, nyeri
otot,mual, muntah,sakit kepala, nyeri punggung. Icterus
ringan pada awal lama kelamaan semakin. Kasus icterus
20-50% fatal.Angka kematian <5%
 Pengendalian dan Pencegahan :3M , fogging dan abatisasi
vaksinasi dg vaksin yellow fever dimulai dari orang yang
terpajan, dan mereka yang hidup di daerah wabah ..
 Pengobatan : belum ada obatnya sampai saat ini
 Karantina tidak diperlukan akan tetapi dilakukan
 Perjalanan internasional :
 Sertifikat imunisasi yang syah terhadap demam kuning, di
perlukan banyak negara sebelum masuk dan keluar dari
daerah yang dikenal sebagai daerah terinfeksi .

 Kalau tidak ada sertifikat imunisasi yang syah maka perlu di


lakukan karantina selama 6 hari. Sertifikat imunisasi thdp
demam kuning berlaku untuk 10
CACAR
 Indonesia dinyatakan bebas
cacar/variola pada tahun 25 April
1974 . Penderita cacar terakhir di
dunia adalah orang Somalia/Afrika
pada tahun 1977. Pada Mei tahun
1980 WHO mendeklarasikan
Dunia bebas cacar.
 Sampai saat ini tidak ada lagi kasus
cacar dan virus cacar di dunia
disimpan di 2 tempat yaitu CDC
Atlanta, USA dan di Centre of
Virology and Biotechnology,
Koltsovo,Novosibrisk, Russia.
 Agen Penyebab : DNA virus, termasuk genus orthopoxvirus,
family Poxviridae.
 Cara penularan : kontak dengan penderita
 Masa inkubasi :12 hari, masa menular : 2 minggu
 Gejala : Ruam terutama di wajah dan punggung hanya sedikit
di perut dan dada. Masa prodromal 2-4 hari pertama dimana
virus mudah diisolasikan. Kemudian mucul ruam mula2
makulopapular lalu menjadi pustula kemudian mengering
menjadi keropeng dan itu terjadi secara bersamaan dan dalam
bentuk yang sama (uniform). Penyebaran bersifat sentrifugal.
Tergantung pada virulensinya gambaran penyakit dapat
bervariasi. Pada yang sangat ganas dapat terjadi pada stadium
prodromal meskipun belm terdapat kelainan kulit. Ada pula
yang disertai perdarahan pada keropeng.
 CACAR MEMILIKI KEMUNGKINAN UNTUK DIGUNAKAN
DALAM BIOTERORISME (BW – VEE/Venezuelan Equine
Encephalitis)
 Pengendalian : SEARCH : Temukan kasus,surveilans, contact
tracing CONTAINMENT : kemudian Lakukan isolasi dan
karantina kasus diikuti ring vacccination.
EBOLA/MARBURG
 Agen Penyebab :virion dari keluarga
Filoviridae.Disebut Marburg karena pertama kali
ditemukan di Marburg Jerman,timbul saat lab yang
membuat vaksin polio, menggunakan kera hijau
(Cercophytecus aethiops) yang di impor dari Afrika
untuk membuat biakan sel (cel culture

 Reservoir : belum diketahui,mungkin kera atau


gorilla

 Masa inkubasi : 3-9 hari unt.Marburg, 2-21 hari


untuk ebola

 Masa menular : selama cairan tubuh mengandung


virus. Pada orang yang terinfeksi di laboratorium
ternyata ditemukan di cairan semen pd hari ke 61
namun hilang pada hari ke 76
 Gejala klinis : Nyeri otot, nyeri kepala diikuti
Demam tinggi, pada hari ketiga diikuti nyeri
dada, batuk dan sesak nafas.Kemudian disusul
dengan diare, muntah dan nyeri sendi.Pada hari
ke lima diare berdarah, muntah darah, mimisan
dan kematian timbul biasanya pada hari ke
enam sampai sembilan. Angka kematian 68-
78%
 Pengendalian : Temukan kasus, surveilans, cari
orang kontak, isolasi dan karantinakan.
 Belum ada vaksin maupun pengobatan.
Definisi Kasus Suspek SARS
(WHO, 1 Mei 2003)
1. Seseorang yang setelah 1 November 2002 datang dengan
dengan::
 Demam tinggi (> 380 C) DAN

 Batuk atau kesulitan bernafas DAN

 Satu atau lebih dari paparan berikut ini dalam waktu 10


hari sebelum timbulnya gejala
gejala::
 Kontak erat dengan penderita SARS (suspek atau
probable)
 Riwayat perjalanan ke daerah dimana terjadi
transmisi lokal
 Tinggal di daerah dimana terjadi baru baru--baru ini
terjadi transmisi lokal
Kontak Erat
Erat:: merawat, tinggal dengan atau kontak
langsung dgn cairan respirasi atau tubuh dari
kasus suspek atau probable SARS
Definisi Kasus Suspek SARS
(WHO, 1 Mei 2003)
2. Seseorang dgn penyakit pernafasan akut yg berakir dgn
kematian setelah 1 November 2002 dimana tidak dilakukan
autopsi DAN satu atau lebih dari pajanan berikut ini dalam
waktu 10 hari sebelum timbulnya gejala:
 Kontak erat dengan penderita SARS (suspek atau
probable)
 Riwayat perjalanan ke daerah dimana terjadi transmisi
lokal
 Tinggal di daerah dimana baru-baru ini terjadi transmisi
lokal
SARS: Trends Penumpang di
Airport Hong Kong, Mar-Jun 2003
Screening of exit passengers WHO travel recommendations WHO travel recommendations removed
27 March 2 April 25 May

120000
SARS: an unknown coronavirus
102 165 • 8098 cases, 774 deaths, 26 countries affected
100000 • Trends in airline passenger movement drop
• Economic loss: US$ 60 billion
• For the first time WHO releases a global alert and
80000 recommends measures to limit the international
Number of passenger

spread of an emerging disease (i.e. Exit screening


for international travellers departing certain areas;
60000 Traveller to consider postponing all but essential
travel to certain areas)

40000
36 116

20000

14 670
13 May
0

6/2
6/5
6/8
5/21
5/24
5/27
5/30

6/11
6/14
6/17
4/3
4/6
4/9

5/3
5/6
5/9

5/15
5/18
3/16
3/19
3/22
3/25
3/28
3/31

4/12
4/15
4/18
4/21
4/24
4/27
4/30

5/12
Avian flu (flu burung)
 Wabah 1997 terjadi di Hongkong dan 2003
terjadi di Korea, Jepang, Hongkong, Cina,
Thailand,Vietnam, Laos, Kamboja, Indonesia
 Penyakit tersebut disebabkan oleh virus
influenza yang menyerang unggas, burung, ayam
 Menular dari unggas ke unggas, ke hewan lain
dan dapat menular ke manusia
 Penularan dari manusia ke manusia
kemungkinannya kecil, tapi potensial bisa terjadi
terutama apabila terjadi mutasi virus
Gejala pada manusia
 Batuk dan nyeri tenggorokan
 Suhu badan panas, di atas 38 C
 Mirip flu berat
 Radang sal. Pernapasan atas
 Dapat berlanjut menjadi radang paru
(pneumonia) dengan kemungkinan
kematian tinggi (1997 di Hongkong : CFR
33.3%)
Kelompok resiko yang perlu
diwaspadai::
diwaspadai
 Pekerja peternakan/pemrosesan unggas
(termasuk dokter hewan/Ir peternakan)
 Pekerja laboratorium yang memproses
sampel pasien/unggas terjangkit
 Pengunjung peternakan/pemrosesan
unggas (dlm 1 minggu terakhir)
 Kontak dengan penderita flu burung
Penularan
 Dari unggas ke unggas, hewan lain dan manusia.
 Penularan dari manusia ke manusia belum
terbukti
 Melalui kotoran atau sekreta unggas, mencemari
udara dan tangan penjamah
 Masa inkubasi 1-3 hari
 Masa infeksius pada manusia: 1 hari sebelum
sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak
bisa sampai 21 hari.
TATALAKSANA
 Pasien di rawat dalam ruang isolasi –
Kewaspadaan thd penularan mel udara
(transmisi airborne)
◦ Selama masa penularan yi. 7 hari pertama sejak
timbulnya gejala demam (>38oC)
 Di ruang rawat biasa
◦ Setelah hasil usap nasofaring negatif berulang kali
dengan PCR atau biakan
◦ Setelah hari ke 7 demam KECUALI
◦ Demam berlanjut sampai 7 hari  sesuai
pertimbangan dokter yang merawat  kasus demi
kasus
Kasus pertama
Flu burung pd manusia
 Laki-laki umur 49 th, sesak nafas berat
 Anamnesis: Panas 2 hari, batuk, sesak nafas
 Pemeriksaan fisik:
- Suhu badan: 39,30C
- Nafas: 34/menit
- Paru-paru:Vesikular +/+, ronchi +/+,
mengi -/-
 Pemeriksaan lab:
- Leukosit: 2.310/ml, thrombosit: 146.000/ml
- SGOT: 195, SGPT: 151
Kasus pertama
Flu burung pd manusia
Kasus pertama
Flu burung pd manusia
THE PROSPECT OF AN INFLUENZA PANDEMIC IS REAL. IT IS IMPOSSIBLE TO
PREDICT , WHEN A PANDEMIC MIGHT OCCUR BUT IT IS CERTAINLY POSSIBLE
TO BE PREPARED

Kansas 1918, H1N1.


Kansas 1918
NIPAH VIRUS
 Agen penyebab : virus Nipah ditemukan 1999, famili
Paramixoviridae, mirip virus Hendra yg menyebabkan
wabah di Australia 1994 dengan gejala sama hanya
berbeda reservoir yaitu kuda.
 Reservoir / vektor : Kelelawar buah/kalong,terdapat di
Malaysia, Indonesia, Filipina,
 Masa inkubasi : 4 -18 hari
 Gambaran klinis : kasus ringan seperti flu, dg nyeri otot,
menjadi berat jika menimbulkan ensefalitis (radang
otak) dengan gejala kesadaran menurun sampai koma.
Pada wabah di sekitar sungai Nipah, Malaysia 1998-
1999 terdapat 265 kasus dengan kematian
105.Sebagian besar yang meninggal adalah pekerja
peternakan babi. Wabah meluas ke Singapura
pada 1999 mengenai pekerja pemotongan hewan 11
kasus dan 1 meninggal.Pada 2002 terjadi wabah di
Bangladesh dengan angka kematian tinggi (27 dari 36
penderita)
 Pengendalian :Hindarkan dari kontak cairan tubuh dan kotoran
binatang yang tertular. Wabah di Sungai Nipah Malaysia diduga
disebabkan oleh tercampurnya makanan ternak babi oleh buah
jambu air yang telah dimakan kalong. Wabah terutama
mengenai petugas peternakan/pemotongan hewan yang
bekerja tanpa alat perlindungan (sarung tangan, gaun, masker).
Wabah dpt dihentikan setelah dilakukan pemusnahan seluruh
(jutaan) babi yang diduga telah terinfeksi dan petugas
menggunakan alat pelindung perorangan.
 Wabah di Bangladesh mengenai sekelompok keluarga yang
memakan jambu air dari hutan sekitarnya.Virus dapat diisolasi
dari jambu air yang telah digigit kalong tetapi negatif pada
mangga dan buah lainnya yang telah digigit kalong.
 Pengobatan : Belum ada, Ribavirin (obat anti virus) mungkin
berguna
 Pencegahan : Belum ada vaksin untuk penyakit ini.
Penyakit Sapi Gila (Mad Cow Disease in
Canada /Bovine Spongiform
Encephalopathy)
 (Bovine spongiform Encephalopathy), yang menyebabkan
penyakit pada manusia disebut CJD (Creutzefeld Jacob
Disease). Penyakit sapi gila terjadi di AS pada akhir tahun
2003 ini. Indonesia menyatakan tidak menerima impor
daging sapi dari AS tmt 24 Desember 2003. AS
mengatakan bahwa sapi gila didapatkan dari Canada.
 BSE menyerang sapi dewasa yang terkena otak dan
bersifat fatal (fatal neurological disease). Secara
Epidemiologi penyakit ini dapat ditularkan melalui pakan
ternak (meat bone meal/MBM) yang terbuat dari tepung
daging dan tulang(TDT) dari ruminansia yang tercemar
Prion protein. Manusia dapat tertular bila mengkonsumsi
produk hewan tercemar BSE dan terjadi CJD.
 Hewan yang diuji adalah sapi yang tidak mampu berjalan
sebelum dipotong.
Japanese encephalitis
 Penyebab : virus JE (Flavivirus)
 Vektor : Culex tritaeniorhynchus
 Babi/burung liar nyamukmanusia. MM (-)
 Kelompok resiko:
- penduduk rural daerah endemis
- pendatang yang tinggal lama (>30hari)
- wisatawan: resiko sangat kecil
 Daerah endemis: Asia Timur, Selatan, Tenggara
- Asia: 30-50 ribu kasus dilaporkan/tahun
JE(2)
 Masa inkubasi: 5-15 hari
 Gambaran klinis:
- sebagian besar tanpa gejala/subklinis
- kejang, paralisis, coma, sampai mati
 Sekuele : gangguan neurologis berat 30%
 CFR : 30% (1 - 60%)
 Pengobatan : suportif
 Vaksin : dianjurkan bila akan menetap
didaerah endemis > 30 hari.
ANTHRAX
 Penyebab Penyakit : Bacilus anthracis
 Distribusi penyakit :
 Merupakan penyakit herbivora,manusia dan
karnivora merupakan hospes insidentil.
 Penyakit ini merupakan penyakit akibat kerja
yaitu peternak,dokter hewan, pekerja
pertanian. Kejadian anthrax pada binatang
sangat umum ditemui di Amerika tengah dan
Selatan, bagian selatan dan Timur Asia, Afrika.
 Anthrax dianggap sebagai alat potensial untuk
bioterorisme dan biowarfare
 Reservoir
 Binatang herbivore menyebarkan basil saat disembelih atau mati.
Pajanan dengan udara, anthrax akan membentuk spora, dan spora
ini sangat resisten, tidak mempan desinfeksi dan bias hidup
bertahun-tahun di tanah.
 Kulit kering atau kulit yang diproses dari binatang terinfeksi dapat
membawa spora hingga bertahun-tahun dan menjadi media
penyebaran penyakit ke seluruh dunia.
 Masa Inkubasi : 1-7 hari, walaupun dapat menjadi 60 hari.
 Masa Penularan : penularan dari orang ke orang sangat jarang
 Gejala Klinis
 Merupakan penyakit bakteri akut yang mengenai kulit, sangat jarang
mengenai orofaring, mediastinum atau saluran cerna.
 Cara Pemberantasan :
 Pencegahan : Immunisasi dengan Vaksin Cell Free.
Pengawasan terhadap tempat pengolahan hewan dan
kulit.
 Isolasi : Lakukan kewaspadaan standar selama sakit
terhadap anthrax kulit dan pernapasan.
 Desinfeksi serentak : Desinfeksi dilakukan terhadap
discharge dari lesi dan alat-alat yang kontak dengan
tanah dengan menggunakan hipoklorid atau alternative
lain adalah formaldehid, etilen oksida dan iradiasi kobalt.
Meningococcal meningitis
Meningococcal meningitis adalah penyakit
disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis
yang ditularkan langsung melalui percikan cairan
dari mulut dan hidung ketika batuk dan bersin
dari orang yang terinfeksi/carrier yang nyerang
membran/selaput otak dan menyebabkan
kelumpuhan dan mematikan.
http://soundmedicine.iu.edu/archive/2003/072603.html

http://www.csulb.edu/divisions/students/shs/meningitis.htm
EPIDEMILOGI MM DI NEGARA-
NEGARA-NEGARA
AFRICAN MENINGITIS BELT
 Jurnal 25 Maret 2009:
Selama 11 minggu (1 Januari – 15 Maret) total kasus suspect
Meningitis sebanyak 24.868 kasus dengan kematian 1.513 orang yang
disebabkan oleh Neisseria Meningitidis Serogroup A
 Niger: Pada periode 1 Januari- 15 Maret, melaporkan 4.513 suspect
MM dengan kematian 169 orang (CFR 3.7%), kemudian dilaporkan lagi
1.071 suspect dengan 30 kematian (CFR 2.8%)
 Nigeria: Melaporkan 17.462 suspect MM dengan 960 kematian (CFR
5.5%), kemudian dilaporkan lagi 4.164 suspect dengan 171 kematian.
 Sedangkan negara-negara lain (selain Burkina Faso, Niger dan Nigeria)
melaporkan rata-rata 50 kasus per minggu.
http://www.who.int/ith/maps/meningitis_2008.jpg
http://www.pharmainfo.net/reviews/comprehensive-review-meningococcal-meningitis
Epidemio
Epidemi ologi Meningitis meningokokus

Pada Jemaah Haji Indonesia


* Tahun 1987 terjadi wabah meningitis di Arab
Saudi pada musim haji dengan konfirmasi kasus
sebanyak 99 orang dan meninggal 40 orang
(CFR=40,4%)
* Sejak tahun 1998 s.d 2005 tidak dilaporkan
adanya kasus MM pada jemaah haji Indonesia
di Arab Saudi.
* Tahun 2006-2007 tercatat 2 kasus MM
(konfirmasi) dilaporkan 1 kasus meninggal di Arab
Saudi dan 1 kasus sembuh kembali ke tanah air.
* Tahun 2007-2008 dilaporkan 1 kasus suspect MM.
* Tahun 2008-2009 dilaporkan 2 kasus suspect MM,
hasil pemeriksaan lab. Meningitis Pneumokokus
Kejadian PHEIC Lainnya
 Radiasi Nuklir
 Biokimia
EFEK RADIASI
TERHADAP MANUSIA

RADIASI:
PEMANCARAN ENERGI DALAM BENTUK
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ATAU
PARTIKEL

RADIASI:
PENGION & NON PENGION,
DARI SUMBER ALAMIAH & BUATAN
Pengertian Radiasi
 Radiasi Pengion : Emisi /
penyebaran energi, dimana
berkas radiasi tersebut bila
melalui suatu media akan
mampu memicu ( berdasarkan
tingkat energi yang diserap oleh
medium ) proses ionisasi pada
material medium
Efek biologi dari radiasi pengion
 Deterministik
◦ Mis; kerusakan lensa
mata, kulit terbakar
◦ Kemandulan, dll
 Stokastik
◦ Kanker, efek genetik
Efek Deterministik

• Deterministik
– Adanya nilai dosis
ambang ( dibawah dosis
ini, efek radiasi tidak
akan terjadi).
– Keparahan efek radiasi
berbanding lurus dengan
dosis
– Melibatkan sejumlah
besar sel Radiation injury from an industrial source
Dosis ambang untuk efek deterministik
• Katarak pada lensa mata 2-10 Gy

• Kemandulan permanen
– pria 3.5-6 Gy
– wanita 2.5-6 Gy
• Kemandulan sementara
– pria 0.15 Gy
– wanita 0.6 Gy
Efek Stokastik
 Stokastik
◦ Tidak ada nilai ambang
◦ Probabilitas berbanding lurus dengan dosis
◦ Umumnya terjadi pada sel tunggal
◦ Misalnya: kanker, efek genetik
Apa yang terjadi setelah sel
terpapar radiasi ?
RADIASI

DNA, KROMOSOM

RUSAK

KEMATIAN GAGAL PERBAIKAN


SEL
TAK SEMPURNA SEMPURNA
Tak terkompensasi
melebihi ambang,
akut SEL GANAS SEL NORMAL
tunda
E. DETERMINISTIK E. STOKASTIK:
Kanker,leukemia
(NON STOKASTIK) & e. pewarisan
KLASIFIKASI EFEK RADIASI

 Sumber radiasi:
efek eksterna  efek interna (kontaminasi)
 Distribusi paparan:
efek paparan lokal  efek seluruh tubuh (SRA)
 Jenis sel :
efek genetik (pewarisan) 
efek somatik (segera  tertunda)
 Dosis radiasi :
efek stokastik  efek deterministik
Efek Stokastik pada Sel
 Efek karsinogenik → sel somatik

 Efek pewarisan → sel genetik

 Efek Bystander → efek tidak langsung yang terjadi pada sel


yang paling dekat dengan sel yang
terpapar radiasi → perubahan pada
materi genetik
Efek Stokastik
Pada Individu terpapar

Efek Karsinogenik (pembentukan kanker)


Target : sel somatik
Kanker akibat radiasi tidak spesifik
Prediksi risiko kanker diperoleh dari studi
epidemiologi radiasi pada populasi
terpapar radiasi
Koefisien peluang pada pekerja radiasi :
4 x 10-2 /Sv
Efek Stokastik
Pada Turunan Individu terpapar
Efek Genetik (pewarisan)
Target :sel reproduktif
 Belum ada bukti konklusif pada manusia
 Hewan :bervariasi buta warna,
kelainan metabolisme minor sampai
serius (kematian) dan retardasi mental
Koefisien peluang pada pekerja radiasi :
0,8 x 10-2 /Sv
Luka bakar pada kasus kecelakaan di Thailand
23 Februari 2000
Ir--192 (185 GBq, 5 Ci) selama 2 jam
Ir

Hari ke-21

Hari ke-5

Hari ke-11
Kecelakaan Industri Radiografi
diYanango
di Yanango,, Lima PERU
Ir--192 (37 Ci / 1,37 TBq
Ir TBq),
), 20 Feb. 1999

22 Februari 1999 1 Maret 1999

3 Mei 1999
KECELAKAAN RADIASI

DEFINISI Tak direncanakan, dampak


radiasi,
pemaparan, kontaminasi,
melebihi batas kslmt
PAPARAN LUAR:

LOKAL:
luka bakar (gradual, masa tenang)
nyeri yg makin lama makin hebat
SELURUH TUBUH:
SINDROMA RADIASI AKUT
Radiasi berdaya tembus besar, > 1Gy,
diterima sekaligus
KONTAMINASI INTERNAL
PEMAPARAN LOKAL

KULIT
GEJALA DOSIS SAAT TIMBUL
Eritema 3-10 Gy 14-21 hari
Rambut rontok >3 Gy 14-18 hari
Radang kulit kering 8-12 Gy 25-30 hari
Radang kulit basah 15-25 Gy 15-28 hari
Pembentukan tukak >20 Gy 14-21 hari
Nekrosis >25 Gy >21 hari
GONAD: KEMANDULAN
Infertilitas sementara: >0,15 Sv & Sterilitas
permanen: 3,5-6,0 Sv (testis),Ovarium 2,5-6,0 Sv
PARU-PARU: Bengkak, fibrosis, infeksi,
defisit kapasitas fungsional
USUS: Fibrosis & stenosis
PEMAPARAN SELURUH TUBUH
SINDROMA RADIASI AKUT
DOSIS PELUANG HIDUP
1-2 Gy Besar
2-6 Gy Sedang-kecil
DOSIS GEJALA SAAT TIMBUL
<1Gy Infra klinik
1-2Gy Ringan, tdk khas 3-6 jam
2-6Gy Sindroma sumsum 2-6 minggu
tulang:
7-10Gy Sindroma saluran 1-2 minggu
pencernaan
>20 Gy Sindroma syaraf bbrp hr-jam
pusat
RADIOSENSITIVITAS
KAPASITAS REPRODUKSI
DERAJAD DIFERENSIASI

YANG BERPENGARUH PADA


EFEK BIOLOGI

F. BIOLOGI: BAGIAN TUBUH YANG


TERKENA & LUASNYA

F. FISIK:- ENERGI & JENIS RADIASI


- DOSIS (LAJU, DISTRIBUSI
TEMPORAL, INTEGRAL)
KONTAMINASI INTERNAL

PINTU MASUK
KULIT (UTUH, LUKA)
SALURAN NAFAS
SALURAN PENCERNAAN MAKANAN

SISTEM TRANSPORTASI DALAM TUBUH

PEMBULUH DARAH
PEMBULUH GETAH BENING
SALURAN KEMIH
SALURAN EMPEDU
SALURAN KERINGAT
ORGAN KRITIK

PINTU KELUAR
SIFAT FISIK, KIMIA & BIOLOGIS
SKENARIO KECELAKAAN RADIASI
HIPOTETIK

PENGGANTIAN SUMBER RADIASI


TANPA LAPORAN/IZIN KE BADAN PENGAWAS

PENJARAHAN SUMBER BEKAS


MANIPULASI SUMBER BEKAS

OVEREXPOSURE &/ KONTAMINASI

SYNDROMA RADIASI AKUT

Anda mungkin juga menyukai