PENDAHULUAN
ORGANISASI
A. Pengertian Organisasi
Hampir setiap ahli keorganisasian memberikan
definisinya sendiri-sendiri. Dari definisi-definisi tersebut dapat
kita peroleh beberapa kesimpulan antara lain:
1. Organisasi adalah sekelompok orang yang bersatu
bekerja untuk suatu tujuan bersama, di bawah
kepemimpinan bersama dengan alat yang tepat.
2. Organisasi adalah orang-orang yang bekerjasama dan
dengan demikian ini mengandung ciri-ciri dari hubungan
manusia yang timbul dalam kegiatan kelompok.
3. Organisasi ialah satuan orang-orang yang tersusun
secara sistematis untuk mencapai maksud khusus yang
mana dalam masing-masing orang mempunyai suatu
peranan yang ditetapkan secara resmi.
B. Masalah Organisasi
Dalam membahas organisasi secara keseluruhan
terdapat tiga masalah yang sangat penting, yaitu:
1. Masalah teorinya
2. Masalah kegiatannya
3. Masalah problematikanya
D. Komunikasi
F. Pembagian Departemen
Suatu organisasi memiliki segudang permasalahan dan
pekerjaan yang harus diselesaikan. Dalam hal ini perlu adanya
pembagian tugas dan penanganan setiap macam pekerjaan
sehingga dalam pelaksanaan tugas-tugas organisasi tidak
terjadi percampuran yang tidak karuan. Pembagian tugas
yang demikian disebut pembagian departemen.
Departemen sangat penting dalam suatu organisasi
sebab departemen yang dilaksanakan dengan pertimbangan
yang masuk dapat menghasilkan efisiensi dan efektifitas kerja
sebuah organisasi.
Seseorang pemimpin yang cakap akan pandai dan
mampu mendelegasikan wewenang kepada anggotanya.
G. Instruksi / Perintah
Dalam organisasi instruksi sangat diperlukan, tanpa
dilaksanakannya fungsi ini maka semua perintah/intruksi
hanya akan tinggal di atas kertas. Perintah/instruksi yang baik
dan efektif adalah yang dilandasi dengan komunikasi yang
baik dan dengan kedisiplinan pihak pemimpin. Tidak ada
kepastian mana yang terbaik antara instruksi tertulis dan
instruksi lisan, namun meskipun demikian keduanya harus
diberi kekuatan yang sama.
Walaupun tidak semua perintah harus dilandasi
partisipasi, namun bila itu memungkinkan akan sangat
melancarkan tugas-tugas yang dibebankan kepada anggota.
H. Koordinasi
Koordinasi bertujuan agar double pekerjaan dan
kesimpangsiuran antara seorang atau pihak dengan orang
atau pihak lain dapat dihindari. Tanpa koordinasi yang baik
antar bagian, suatu organisasi akan mengalami keruwetan
dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan.
Dalam pelaksanaan koordinasi yang baik, perlu adanya
komunikasi dan kedisiplinan yang baik pula dan untuk
menunjang ke arah tersebut maka dalam perencanaan dan
TINGKATAN ORGANISASI
MENURUT TERITORIAL (DAERAH KERJA)
A. Organisasi Sekolah
Organisasi sekolah yang disebut Organisasi Siswa Intra
Sekolah adalah organisasi yang dibentuk oleh para pelajar
sebagai siswa dari sekolah tersebut dimana kegiatan
organisasi itu berlangsung terutama di luar jam-jam sekolah
dan dalam lingkungan sekolah itu sendiri. Tetapi berbeda
halnya dengan organisasi yang ada di pesantren-pesantren
dimana siswa berada di komplek sekolah selama 24 jam
C. Organisasi Kelas
MANAGEMENT
A. Pengertian Management
Management berasal dari kata “to manage” yang artinya:
1. Mengemudikan
2. Mengelola
3. Membimbing
4. Mendorong
5. Mengatur
Pengertian management menurut unsurnya ialah:
1. Kegiatan dan kecakapan seseorang dalam
mengendalikan, menjuruskan serta membimbing suatu
organisasi ke arah tercapainya tujuan organisasi.
2. Kepemimpinan dalam suatu organisasi yang
bertanggungjawab atas terselenggaranya hubungan
(komunikasi) yang efektif dalam mencapai tujuan
organisasi.
B. Sifat-Sifat Manager
1. Mempunyai budi pekerti yang baik sebagai contoh bagi
anggotanya.
2. Technical know-how: kecapakan teknis dalam arti kata,
ketrampilan dalam melaksanakan tugas organisasi
beserta seluruh penyelesaian dalam segala
persoalannya.
3. Managerial know-how: kecapakan praktis untuk dapat
memerintah orang lain dalam melaksanakan suatu tugas
dan bagaimana caranya agar yang diperintah itu dapat
melaksanakan dengan konsekwen.
4. Intelegensia: kecerdasan fikiran dalam memecahkan atau
mengatasi setiap masalah.
5. Inisiatif: kemampuan menciptakan segala karya dan
kerja.
C. Sasaran Management
1. Metode
Kemampuan menggunakan cara bagaimana agar
usahanya berhasil dengan baik, ekonomis, praktis,
harmonis dalam mencapai tujuan.
2. Manusia
Kemampuan mengendalikan dan menggerakkan
manusia untuk melaksanakan tugas dalam usaha
mencapai tujuan bersama.
3. Peralatan
Kemampuan menggunakan alat perlengkapan yang ada
(tidak ada rotan akar pun jadi)
4. Biaya
Kemampuan mengggunakan dana yang ada seefisien
mungkin dalam usaha mencapai tujuan.
D. Tujuan Management
1. Mencapai tujuan organisasi
2. Memberikan amal sholeh yang kongkrit dan positif
3. Melaksanakan usaha organisasi
E. Pola Management
Pola management terdapat perbedaan di kalangan para
sarjana dalam perumusannya. Menurut George R. Terry dalam
bukunya yang berjudul “Principle of Management”: yang
dirumuskan dengan singkatan “POAC” yaitu:
1. Planning (Perencanaan Program)
2. Organizing (Pengorganisasian)
3. Actuating (Pergerakan)
4. Controlling (Pengawasan)
5. Evaluation (Pengevaluasian)
A. Planning
Planning adalah perencanaan tentang apa yang akan
dicapai yang merupakan pedoman atau garis-garis besar
untuk mencapai tujuan. Planning merupakan suatu perumusan
tentang apa dan bagaimana suatu perumusan pekerjaan yang
hendak dilaksanakan.
Dalam pembuatan planning tidak mutlak harus tertulis,
boleh juga merupakan angan-angan dalam fikiran, lebih-lebih
planning suatu screet (rahasia), seperti: planning untuk
pertemuan di mana hal ini jika tertulis, besar kemungkinan
dapat diketahui oleh musuh.
1. Langkah-langkah pembuatan planning
Dalam planning harus dipikirkan betul-betul dan teliti
akan sebab dan akibatnya. Untuk itu diperlukan keuletan,
ketelitian, ketabahan dan pengalaman, karena planning
adalah rumusan karya yang akan menjadi pedoman dan
petunjuk dalam menempuh tujuan organisasi. Planning
sangat menentukan sekali sukses atau tidaknya tujuan
organisasi, karena boleh dikatakan planning merupakan
sendi yang akan dikembangkan.
Dalam pembuatan planning yang baik terlebih dahulu
harus menjawab rumusan di bawah ini:
a. What : Apakah tujuan rencana itu (faktor motif)
b. How : Bagaimana pelaksanaanya (faktor metode)
c. Why : Mengapa begitu (faktor penilaian)
d. Where : Di mana dilaksanakan rencana (faktor
tempat)
e. Who : Siapakah pelakunya (faktor subjek)
Kalau unsur-unsur ini telah bisa terjawab, tinggal
mengambil suatu keputusan untuk membuat susunan
planning.
3. Tingkatan planning
Menurut tingkatan pembuatan, planning dapat
dibedakan dalam tingkatan yaitu:
a. Policy Planning : ini dibuat oleh Top Manager
b. Program Planning : ini dibuat oleh Middle Manager
(Ketua Bagian)
c. Operational Planning : ini dibuat oleh Lower Manager
(Ketua Seksi).
B. Organizing
Yang dimaksud dengan organizing ialah peraturan
setelah adanya rencana yang di dalamnya meliputi:
1. Pembagian tugas pekejaan.
2. Macam/jenis dan sistem pekerjaan.
3. Menentukan siapa yang akan melakukan pekerjaan.
4. Alat-alat yang dibutuhkan.
C. Actuating
Yang dimaksud “actuating” ialah suatu penggerak,
setelah adanya rencana yang telah diatur atau diorganisir
agar seseorang yang diberi beban itu mempunyai rasa
tanggung jawab yang diberikan kepadanya, sehingga timbul
kemauan untuk mengerjakan dengan penuh keinsyafan. Untuk
menimbulkan hal semacam ini tidak mudah, hal ini
memerlukan kemampuan dan pengalaman yang cukup di
pihak manager atau pemimpin, minimal harus mengetahui
sifat dan tabiat bawahannya atau anggotanya, hal serupa ni
membutuhkan pengetahuan tentang ilmu jiwa (psychology).
D. Controlling
Walaupun rencana telah diatur dan digerakkan, hal ini
belum dianggap cukup, sebab untuk memperoleh hasil karya
atau produksi masih membutuhkan pengawasan dari pihak
B. Ketrampilan Kerja
Betapapun kecilnya tugas tetap dibutuhkan pelaksanaan
yang baik, cepat dan hemat. Hal ini bisa dicapai kalau
pelaksanaannya mempunyai faktor ketrampilan. Untuk itu
diperlukan latihan-latihan secara kontinue karena
perkembangan manusia secara langsung atau tidak akan
mempengaruhi oleh latihan-latihan.
LEADERSHIP
A. Tehnik Kepemimpinan
Untuk melaksanakan kepemimpinan dalam
mengarahkan orang digunakan beberapa tehnik
kepemimpinan. Tehnik ini dihubungkan dengan relasi antara
pemimpin dan anggota. Untuk ini diperlukan pembahasannya
pula tentang sikap mental anggota yang dikaitkan dengan
tehnik kepemimpinan sebagai berikut:
1. Tehnik Otokratis
Dalam hal ini pemimpin memberikan perintah kepada
anggota dengan memberikan pula policy (kebijakan) dan
pengarahan yang lengkap. Pemimpin yang otokratis
mengambil keputusan sendiri dengan mengabaikan
pendapat anggota. Maka anggota akan menggantungkan
diri kepada pemimpin secara keseluruhan. Bila pemimpin
absen, maka semua aktivitas akan berhenti. Tehnik
otokratis menghendaki ketaatan dari pihak anggota.
2. Tehnik Demokrasi
Pemimpin akan membuat keputusan dengan
berkonsultasi anggota. Tetapi anggota mendapat
kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya. Jika pada
suatu peristiwa pemimpin berhalangan hadir, pekerjaan
itu tetap berjalan lancar.
3. Tehnik Bebas
Pemimpin bertehnik bebas memberikan
informasi/saran kepada anggota untuk melaksanakan
suatu pekerjaan. Seluruh keputusan diserahkan kepada
anggota. Maka tehnik bebas membutuhkan anggota yang
penuh inisiatif.
C. Gaya Kepemimpinan
Dalam hal ini ada empat macam:
1. Gaya I : pemimpin mengambil keputusan dengan
penjelasan kepada anggota (terdapat ciri otokrasi yang
agak lama).
2. Gaya II : pemimpin mengambil keputusan dengan
berembuk terlebih dahulu dengan anggota (otokrasi mulai
ditinggalkan menuju demokrasi)
3. Gaya III : pemimpin mengambil keputusan bersama
dengan anggota (tehnik demokrasi digunakan)
E. Kepribadian Pemimpin
Tingkah laku pemimpin sebagian besar dipengaruhi oleh
pribadinya sendiri. Tentu saja kepemimpinannya akan
didasarkan pada background, pengetahuan dan
pengalamannya. Adapun kekuatan intern yang mempengaruhi
adalah:
1. Volume sistim yang dimiliki
Hal ini amat penting untuk mengetahui perasaannya
tentang kemampuan anggota untuk memikul tanggung
jawab.
G. Sifat-Sifat Pemimpin
Memimpin ialah menerangkan untuk bekerja bersama-
sama menuju suatu tujuan yang diingini oleh semuanya.
Pemimpin hrus menyadari sepenuhnya bahwa yang
dihadapinya adalah manusia dengan segala tingkah laku/sifat
yang baik maupun yang kurang baik.
Di bawah ini adalah uraian Tesenture Vital yang
menyebutkan beberapa sifat yang penting sekali bagi seorang
pemimpin:
1. Penuh energik baik rohani maupun jasmani dan giat
terus menerus.
2. Seorang pemimpin tidak boleh berprasangka, berpikiran
apriori/jelek tentang bawahannya, tidak boleh lekas naik
darah dan sebaliknya rasa percaya pada diri sendiri
harus ada.
3. Mempunyai pengetahuan yang luas tentang hubungan
manusia, karena pekerjaannya yang utama memerlukan
pengetahuan banyak tentang manusia dan hubungan
antara mereka.
4. Keinginan untuk menjadi pemimpin haruslah menjadi
daya pendorong yang berasal dari dalam diri dan tidak
H. Type-Type Pemimpin
1. Type Pribadi
Kepemimpinan pribadi dibuktikan oleh adanya kontak
pribadi yang langsung dari pemimpin kepada
anggotanya. Kepemimpinan semacam ini biasanya
sangat efekif di dalam usaha apapun baik yang kecil
atau pun yang besar.
2. Kepemimpinan Non-Pribadi
Tidak dirasakan langsung, melainkan lewat
anggotanya, atau melalui non personal seperti rencana,
instruksi, sumpah atau janji. Hubungan pemimpin dan
anggotanya berjalan tidak langsung.
3.Kepemimpinan Otoriter
Pemimpin seperti ini menganggap leadership sebagai
haknya, ia berpendapat bahwa ia dapat menentukan
apa dan bagaimana sesuatu harus dikerjakan.
Pengawasan sangat tegang pula.
4. Kepemimpinan Demokratis
Golongan anggotanya ikut serta memberikan
pendapat mereka. Ini baiknya terutama jika anggota
golongan itu terdiri dari orang-orang yang cakap dan
cerdas. Jika mereka tidak mempunyai keinginan untuk
bekerja sama dan mengejar cita-cita yang murni, maka
tipe ini akan gagal.
5.Kepemimpinan Paternalistic
Pemimpin menjaga kepentingan anggota seperti
seorang datuk mengasuh kemenakannya atau anak
semangnya, melindungi, menjuruskan dan memimpin.
Biasanya kepercayaannya akan diri sendiri dan
kesanggupan atas anggota tidak dapat berkembang.
I. Teori Kepemimpinan
2.Gairah Memimpin
Selera akan tujuan dan jurusan memimpin. Ia akan
memiliki kekuatan dan keyakinan tentang apa yang
dilaksanakan dan dengan cara bagaimana mencapainya.
3.Semangat
Tujuan yang sehat dan baik belum cukup untuk
menimbulkan semangat. Untuk itu pada anggotanya
harus digerakkan emosinya, harapannya, tekadnya.
Semangat adalah alat yang penting untuk seorang
pemimpin yang harus dapat membangkitkan semangat
anggotanya.
4.Ramah Tamah
Ini perlu untuk dapat menimbulkan rasa hormat dan
simpati anggotanya.
5.Tanggung Jawab
Orang yang memberi kepercayaan kepada seorang
pemimpin, bila mereka yakin dan percaya bahwa ia akan
menetapi janjinya, pemimpin haruslah berani
menanggung resiko dari kepemimpinannya jika perlu
dengan pengorbanan.
6. Intelligensia atau kecerdasan
2.Tanggung Jawab
Alvin Brown membahas wujud dan sifat dari
tanggung jawab sebagai berikut: “Tanggung jawab
“responsibility” adalah suatu beban dimana seorang
dapat diminta pertanggungjawabannya”.
Tanggung jawab mempunyai beberapa aspek, yaitu:
a. Tanggung jawab sebagai kewajiban yang harus
dilaksanakan
b. Tanggung jawab sebagai penentu kewajiban.
c. Tanggung jawab sebagai kewibawaan.
Ketiga aspek ini merupakan sebagai alat yang dapat
dipisahkan satu sama lainnya, dan ketiga-tiganya
disebut dengan tanggung jawab. Setiap anggota
organisasi dianggap telah menerima tugas yang harus
dilaksanakannya menurut kecapakannya dengan sebaik-
baiknya. Yang demikian itu akan menciptakan rasa
tanggung jawab melasanakan tugas dan kewajibannya.
Rasa tanggung jawab ini dapat pula dilihat dari dua fase:
Fase I : Bagaimana proses pelaksanaan kewajiban yang
dibebankan kepadanya untuk mencapai
tujuan/hasil tertentu
Fase II : Sampai dimana kewajiban yang dibebankan
kepadanya dicapai serta bagaimana
mempertanggung-jawabkan kepada
pemimpinnya.
PANITIA
RAPAT
A. Macam-Macam Rapat
Rapat terdiri dari:
1. Rapat Pleno, adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh
anggota organisasi. Rapat ini diadakan untuk:
a. Pemilihan pimpinan rapat pleno yang terdiri dari
seorang ketua, seorang wakil ketua dan seorang
sekretaris.
b. Pencalonan Ketua Umum OSDU.
c. Pemilihan Ketua Umum OSDU.
d. Penilaian laporan pertanggungjawaban pengurus
OSDU pada akhir masa jabatannya.
e. Acara, waktu dan tempat rapat pleno dikonsultasikan
dengan pembina OSDU.
2. Rapat Pengurus, adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh
pengurus organisasi. Rapat ini diadakan untuk:
a. Rapat Pleno pengurus, untuk
1) Penyusunan Program Kerja Tahunan OSDU
2) Penilaian pelaksanaan program kerja OSDU tengah
tahunan dan akhir tahun.
3) Membahas laporan pertanggungjawaban OSDU
pada akhir masa jabatan.
b. Rapat Pengurus Harian, adalah rapat pengurus yang
dihadiri oleh para pengurus harian OSDU untuk
membicarakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan
pekerjaan harian.
c. Rapat Koordinasi, adalah rapat yang dihadiri oleh
Ketua dan para Ketua Bagian.
B. Perencanan Rapat
1. Rencanakanlah waktu tertentu untuk mengadakan rapat,
berikanlah kesempatan kepada anggota yang akan
mengikuti rapat.
2. Acara rapat hendaknya disusun berdasarkan usul-usul
yang dikemukakan oleh anggota pengurus. Usul-usul
dapat bersifat resmi dapat juga tidak resmi, untuk
kepentingan ini hendaknya dibentuk panitia khusus yang
menyusun acara rapat.
3. Panitia ini bersama-sama dapat menghubungi anggota
lain dalam usaha mengumpulkan usul-usul acara rapat.
4. Konsep rapat yag telah disusun oleh panitia ini hendaknya
disahkan oleh ketua terlebih dahulu. Apabila dianggap
perlu konsep acara tersebut dapat ditinjau kembali
dengan mengadakan perubahan sedikit oleh ketua.
C. Pimpinan Rapat
1. Pimpinan rapat hendaknya bijaksana agar persoalan yang
dibahas dapat dengan jelas dan terang dapat diikuti oleh
semua anggota peserta rapat. Segala persoalan yang
penting untuk dibicarakan.
2. Usahakan agar semua peserta rapat ada kesempatan
untuk mengemukakan pendapat dan fikiran mereka.
3. Pimpinan rapat harus sanggup dan dapat membedakan
pembiraan yang bersifat:
a. Mengemukakan fakta.
b. Mengemukakan pendapat.
4. Pimpinan rapat hendaklah menjaga agar pembicaraan
tidak hanya dimonopoli oleh salah seorang peserta
tertentu.
5. Pimpinan rapat harus cakap, dengan cepat dan tepat
dapat menyimpulkan hasil pembicaraan dalam rapat,
sebelum diambil keputusan hendaknya diperhatikan atau
C. Cara-Cara Rapat
Yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan rapat
adalah:
1. Tempat/Posisi Ruangan
a. Meja pimpinan di sebelah kiri.
b. Mimbar di sebelah kanan.
2. Corum
Yaitu jumlah anggota atau pengurus penuh yang oleh
organisasi telah ditetapkan harus hadir dalam suatu
sidang guna memutuskan atau merundingkan apa yang
harus dirumuskan atau dilaksanakan oleh suatu
organisasi.
3. Jalannya Rapat
Rapat dipimpin oleh seorang ketua dan sekretaris.
Pimpinan rapat membuka rapat dengan bacaan
basmalah. Kemudian mempersilahkan sekretaris untuk
melaporkan undangan yang telah disebarkan dan
membaca acara rapat sebelum dimulai sidang. Pimpinan
sidang menjelaskan tentang susunan acara dan meminta
persetujuan hadirin. Keadaan harus dijaga dengan baik
begitu pula tata tertib dan disiplin sidang.
4. Persiapan Pimpinan
a. Catatan dan ikhtisar rencana yang akan dibicarakan
dalam sidang.
b. Menampung segala pendapat atau usul yang
dikemukakan oleh peserta sidang dan
menghormatinya.
c. Menyimpulkan pendapat-pendapat yang dikemukakan
oleh peserta sidang.
d. Bertindak tegas dan tidak mengakibatkan norma
demokrasi disalahgunakan.
e. Bijaksana dalam mempertemukan pendapat yang
kontradiksi atau berlawanan.
ADMINISTRASI
Administrasi Sosial
Contoh: UNESCO, UNO
SURAT
A. Penyelenggaraan Surat
Sebelum menulis surat kepada orang lain hendaklah
difikirkan dahulu apa yang hendak dituliskan di atas surat itu
dan kepada siapa surat itu akan dikirimkan. Hendaklah
diperhatikan pribadi seseorang yang akan dikirimi, maka
terlebih dahuluh hendaklah surat itu dalam bentuk konsep
atau kertas sebelum dicantumkan di atas kertas surat.
Yang dimaksud dengan surat berkepala adalah kertas
yang dibubuhi:
1. Nama dan alamat pengirim atau nomor telepon
2. Nama (nama bagian), alamat pengirim dan ruangan
untuk nommor, hal dan lampiran surat.
Kertas surat berkepala seperti yang dimaksudkan di atas
biasa didapati pada surat-surat perorangan yang gemar
memakai kepala. Sedangkan macam surat pada bagian (b)
sering dipakai oleh jawatan pemerintah, instansi, perusahaan
atau organisasi lainnya.
B. Nomor Surat
Tidaklah semua surat memakai dan memerlukan nomor.
Nomor surat hanya lazim dipakai untuk surat-surat resmi yang
diselenggarakan oleh jawatan, badan pemerintah, swasta,
atau organisasi lainnya. Ini disebabkan besarnya faedah yang
diambil dari surat itu, antara lain:
C. Jenis Surat
1. Surat Partikelir
2. Surat Dinas
3. Surat Dagang
D. Isi Surat
1. Pembukaan Surat
Pembukaan surat sering berlainan dan dibuat sesuai
dengn selera dari siapa saja yang akan mengirimkan
surat. Tetapi tidak semua surat dapat memakai
pembukuan menurut sekehendak hati, untuk
korespondensi resmi banyak pula istilah-istilah dan
kalimat tertentu seperti surat dagang, surat permohonan
surat keputusan, surat keterangan dan lain-lain.
2. Isi Surat
Isi surat banyak macam ragamnya. Untuk menyusun isi
surat, orang dapat leluasa sekali dan boleh memakai
caranya sendiri tergantung pada pokok hal yang akan
dijadikan isi surat.
Agar suapa penerima surat itu dapat memahami maksud
kandungan isi surat, maka kalimat yang dipakai harus
sederhana, tepat, singkat, ringkas, tetapi jelas dan terang.
Bahasa yang dipakai hendaknya bahasa yang baik
susunannya. Kalimatnya pun harus teratur, sesuai dengan
golongan surat yang dibuatnya, seperti surat
korespondensi, surat kepputusan, surat keterangan, dan
lain sebagainya.
3. Penutup
Semua surat harus ada penutupnya, sebab kalau tidak
ada penutupnya dapat meniimbulkan prasangka yang
tidak-tidak. Sudah selesaikan surat itu? Apa lanjutan dari
persoalan yang dimaksudkan dalam surat itu? Dan lain
sebagainya.
4. Lampiran Surat
Kadang-kadang ada surat yang disertai surat lain atau
turunan surat, seperti pokok acara sidang, susunan
pengurus, surat keterangan, dsb. Kalau ada surat yang
diberi lampiran surat ini, harus diterangkan dalam surt
dengan kata-kata. Contoh: Lampiran : 3 helai. Ini berarti
selain surat resmi ada 3 buah surat sebagai lampirannya.
6. Stempel
a. Di sebelah kiri tnda tangan sekretaris (jika memang
ada ketuanya).
b. Sebagian tanda tangan harus terkena stempel.
c. Tidak di atas tanda tangan dan tidak pula menutupi
tanda tangan.
d. Tidak diulangi walaupun kurang jelas/terang.
ARSIP
A. Sistem Kearsipan
Ada dua macam sistem kearsipan
1. Berdasarkan “nomor surat” ialah dimana surat disimpan
berdasarkan urusannya masing-masing seperti: surat-
surat yang berhubungan dengan keuangan diarsipkan
sesuai dengan arsip keuangan.
2. Berdasarkan perihal ialah kearsipan dimana penyimpanan
surat-surat itu berdasarkan perihal surat.
B. Bagian-Bagian Arsip
1. Arsip Permanent ialah arsip surat-surat penting yang ada
hubungnnya dengan kantor atau perusahaan yang
bersangkutan.
2. Arsip Active ialah surat-surat yang setiap waktu masih
dibutuhkan.
3. Arsip inactive ialah arsip dari surat yang sudh jarang
dipakai, umumnya surat-surat yang lebih dari satu tahun.
4. Arsip mati ialah arsip dari surat yang sudah tidak pernah
dipakai lagi (umumnya surat-ssurat yang lebih dari 5
tahun).
Masalah kearsipan sangat penting sebab pada kantor besar
umumnya diadakan suatu tempat khusus yang merupakan
pusat penyimpanan arsip dengan staff khusus, dimana surat
seluruh bagian kantor ditetapkan menjadi satu.
Keuntungan pemusatan arsip sebagai berikut:
1. Pertanggungjawaban seluruh arsip dipikulkan kepada
seorang pegawai atau staf
2. Arsip dapat dipakai oleh semua bagian pada tempat yang
tertentu.
3. Surat-surat itu tidak tersebar pada masing-masing bagian
yang kadang-kadang bisa hilang terlupakan dan lain
sebagainya.
4. Segala rahasia kantor, perusahaan atau suatu organisasi
dapat terjamin.
D. Perumusan Arsip
Surat yang tidak dipakai karena sudah lebih kwatunya tidak
boleh dibuang tetapi harus disimpan sebagai benda-benda
arsip. Tempat penyimpanan itu harus terjammin
keselamtannya dan keamanannya. Bila benda-benda itu sudah
waktunya dimusnahkan harus memenuhi peraturan yang telah
ditetapkan oleh peraturan negara, organisasi, perusahaan, dll.
A. Mengagendakan Surat
1. Mengagendakan surat dimulai pada saat mengadakan
pembukuan surat-surat.
2. Pada awal bulan dalam satu tahun.
B. Menutup Agenda
Buku agenda ditutup tiap-tiap akhir tahun atau pada saat
jawatan kantor tidak bekerja lagi. Caranya:
1. Garis berikutnya harus digaris tebal sebagai garis
tertutup.
(Nama Terang)
C. Kewajiban Agendaris
1. Mengagendakan surat-surat yang masuk dan surat keluar
dan membutuhkan catatan tentang pengagendaan
masing-masing surat.
2. Mengusahakan supaya buku-buku yang dipegang itu
dapat menjadi buku petunjuk tempat dimana surat-surat
itu diagendakan.
3. Bekerja sama secara administrasi sebaik-baiknya dengan
semua pejabat baik di bagian/lingkungan sendiri atau di
bagian lain.
Surat Masuk
T Nom
Ta Nomor L Dari Hal
g or
ng a
l Agen
gal m
da
p
.
Keterangan agenda:
a. Untuk mencatat nomor urut surat dari surat yang masuk
(a.1) atau surat yang keluar (a.2)
b. Untuk mencatat tanggal masuknya surat (b.1) atau tanggal
pengiriman surat yang akan dikeluarkan (b.2)
c. c.1 mencatat tanggal yang tercantum pada surat
masuk/keluar tersebut
c.2 mencatat nomor dari surat yang masuk/keluar dengan
menuliskan seluruhnya.
d. Untuk mencatat berapa lembar lampiran yang dilampirkan
pada surat tersebut.
e. Untuk mencatat alamat/nama pengirim dari surt masuk
atau nama/alamat dari yang dituju oleh surat yang keluar
f. Untuk mencatat perihal/isi surat masuk/keluar
g. Hanya diisi keterangan yang diperlukan dari surat
masuk/keluar
BUKU EKSPEDISI
Keterangan:
a. Untuk menulis nomor surat yang diserahkan
b. Untuk menulis tanggal pembuatan surat yang dikirim
c. Untuk menulis tanggal pembuatan surat yang diserahkan
DISPOSISI
16/6/2006 10/9/2006
1. diperintah mengetik 10 2. diperintahkan membalas
lembar surat tersebut yang
menyatakan tidak ada
lowongan
Tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang
mendisposisi
Tanggal adalah tanggal waktu mendisposisi.
Catatan:
f. Disposisi direktur biasanya merupakan petunjuk beleid
(kebijaksanaan dalam penyelesaian suatu pekerjaan.
g. Disposisi kepala bagian merupakan perintah kepada
bawahannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
BUKU KAS
Catatan:
Buku kas dapat berupa kwitansi, faktur, bon kontan,
nota pembayaran dan sebagainya. Nomor-nomor urut
dibubuhkan pada bukti-bukti kas disebut nomor bukti
kas. Selisih antara jumlah penerimaan dengan
pengeluaraan disebut saldo kas.
Rp. Rp.
26.500 26.500
Jumlah
Tangg Uraian NBK
al Pemasuk Pengelua
an ran
Des, 1 Saldo kas bulan lalu - Rp. -
12.000,-
Des, 2 Membeli bola sepak a - Rp.
3.000,-
Des, Iuran anggota 1 Rp. -
13 5.000,-
Des, Uang olahraga 2 Rp. -
14 7.000,-
Des, Membeli lampu b - Rp.
15 1.500,-
Des, Uang dari koperasi 3 Rp. -
16 2.500,-
Des, Membeli kaos lampu c - Rp.
27 500,-
Des, Membeli kertas d - Rp.
28 400,-
Des, Membeli obat-obatan e - Rp.
30 1.100,-
Jumlah Rp. Rp.
26.500,- 6.500,-
Saldo bulan lalu Rp.
20.000,-
Jumlah semua Rp. Rp.
26.500,- 26.500,-
3. Cara Tabelaris
Buku kas tabelaris disebut juga buku kas berlajur-lajur
atau bergolong-golong. Dikatakan begitu karena di
dalamnya berisi kolom/lajur menurut keperluan kantor yang
bersangkutan.
A. Pendahuluan
OSDU adalah suatu organisasi yang mempunyai peranan
untuk mengemban aspirasi siswa, menyalurkan kreatifitas,
jiwa kepemimpinan serta minat dan bakat mereka. Di Darul
Ulum, OSDU memberikan andil yang cukup besar dalam upaya
melaksanakan visi dan misi sekkolah, yaitu mewujudkan
sumber daya yang unggul dalam iptek dan imtak sebagai
bekal utama untuk menjadi pemimpin bangsa di masa yang
akan datang.
Sebagai wadah aspirasi siswa, OSDU dengan berabgai
divisi yang ada merupakan sarana untuk mengembangkan
kreatifitas mereka, khususnya dalam pengembangan ranah
afektif dan psikomotorik.
Mengingat sistem sekolah di Pondok Pesantren Darul
Ulum yang berpola asrama (boarding school) maka lingkup
kerja para anggotanya selama berada di sekolah dan
berlangsung selama mereka berada di lingkungan asrama.
Untuk itulah sistem organisasi yang dibangun mencakup
seluruh aspek aktivitas siswa di Pondok Pesantren Darul Ulum.
B. Pengertian OSIS
1. Secara Semantis
Di dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1993 disebutkan
bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS.
Kepanjangan OSIS terdiri dari: Organisasi, Siswa, Intra dan
Sekolah. Masing-masing mempunyai pengertian:
a. Organisasi adalah kelompok kerjasama antara pribadi
yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi dalam hal ini dimaksudkan satuan atau
kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam
3. Secara Fungsional
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan
khususnya di bidang pembinaan kesiswaan di sekolah dan
asrama.
4. Secara Sistem
Apabila OSDU dipandang sebagai sistem berarti OSDU
sebagai tempat kehidupan berkelompk siswa untuk
berkejasama dalam mencapai tujuan bersama.
Dalam hal ini OSDU dipandang sebagai suatu sistem,
dimana sekumpulan siswa mengadakan koordinasi dalam
upaya menciptakan satu organisasi yang mampu mencapai
C. Tujuan
1. Menghimpun ide, pemikiran, kreativitas, bakat dan minat
siswa ke dalam salah satu wadah yang bebas dari
pengaruh negatif dari luar sekolah.
2. Mendorong sikap, jiwa dan semangat kesatuan dan
persatuan di antara para siswa, sehingga timbul satu
kebanggaan untuk mendukung peran sekolah sebagai
tempat terselenggaranya proses belajar mengajar.
3. Sebagai tempat dan sarana untuk berkomunikasi,
menyampaikan pikiran dan gagasan dalam usaha untuk
lebih mematangkan kemapuan berpikir, wawasan dan
pengambilan keputusan.
D. Peranan
Sebagai salah satu jalur dari pembinaan kesiswaan, peranan
OSDU adalah.
1. Sebagai Wadah
OSDU merupakan wadah kegiatan para siswa di
Pondok Pesantren Darul Ulum bersama dengan jalur
pembinaan yang lain utnuk mendukung tercapainya
tujuan pembinaan kesiswaan.
E. Pengelolaan Pelaksanaan
Pengelolaan merupakan suatu rangkaian kegiatan, mulai
dari proses merencanakan, mengatur atau
mengorganisasikan, melaksanakan, mengendalikan,
menvaluasi dan mengembangkan sesuatu dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan.
Pengelolaan OSDU selalu mengacu kepada buku
Pedoman Santri dan buku Pekan Perkenalan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi sekkolah. OSDU yang dibentuk
adalah wadah organisasi siswa, baik di sekkolah maupun di
asrama. Oleh karena setiap siswa menjadi anggota OSDU
selama masih di Pondok Pesantren Darul Ulum, maka
F. Perangkat Osdu
Peraangkat OSDU terdiri dari: Penasehat OSDU, Pembina
OSDU, dan Pengurus OSDU.
1. Penasehat OSDU terdiri dari:
a. Kepala Sekolah
b. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
Rincian tugas:
1) Menugaskan guru sebagai pembina OSDU dengan
Surat Keputusan Kepala Madrasah.
2) Memberikan arahan kepada Pembina dalam
pengelolaan, pembinaan dan pengembangan OSDU.
3) Mengesahkan dan melantik Pengurus OSDU dengan
Surat Keputusan Kepala Madrasah.
2. Pembina OSDU
Pembina OSDU adalah guru yang ditugaskan oleh Kepala
Madrasah yang disahkan dengan Surat Keputusan.
a. Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan,
pembinaan dan pengembangan OSDU.
b. Memberikan arah kepada Ketua Umum OSDU dan Tim
Formatus dalam penyusunan Pengurus OSDU.
c. Mengarahkan penyusunan Anggaran Rumah Tangga dan
Program Kerja OSDU.
d. Menghadiri rapat-rapat.
e. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
OSDU.
3. Pengurus OSDU
Syarat Pengurus OSDU:
a. Takwa kepada Allah SWT
2.Sekretaris
3.Bendahara
a. Bertanggung jawab dan mengetahui segala
pemasukan atau pengeluaran uang atau biaya yang
diperlukan.
b. Membuat tanda bukti kwitansi setiap pemasukan atau
pengeluaran uang untuk pertanggungjawaban.
c. Bertanggung jawab atas inventaris dan
perbendaharaan.
d. Menyampaikan laporan keuangan secara berkala.
4.Ketua Bagian
a. Bertanggung jawab atas seluruh kegitan bagian yang
menjadi tanggung jawabnya.
b. Melaksanakan kegiatan bagian yang telah
diprogramkan.
c. Memimpin rapat bagian.
d. Menetapkan kebijakan bagian dan mengambil
keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat.
9. Bagian Bahasa
a. Muhadloroh Tiga Bahasa
b. Lomba Pidato Tiga Bahasa
c. Month of Language
Ketua Umum
Bendahara Sekretaris
Bagian Bagian
Keamanan Kepanduan
Siswa/Siswi
A. Dasar Pemikiran
1. Patah tumbuh hilang berganti. Begitulah motto OSDU
dalam mengantisipasi bergantinya kepengurusan yang
lama kepada kepada kepengurusan yang baru, karena
telah berakhirnya masa jabatan selama satu tahun dan
kenaikan kelas para pengurus lama ke kelas enam.
2. Di samping itu dalam rangka mengembangkan partisipasi
siswa untuk mengatur setiap aktivitas yang dilakukan,
baik dalam pengaturan waktu, pemikiran dan kreativitas
yang positif.
3. Pengurus OSDU merupakan kader dan calon pemimpin
yang diharapkan peka terhadap aspirasi masyarakat dan
dinamika lingkungannya. Untuk itu dirasa perlu untuk
memberikan bekal kepada siswa/siswi dalam menghadapi
masalah dalam organisasi khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Semoga dengan LDKS ini melahirkan
kader pemimpin yang tangguh secara akhlak dan
intelektual.
B. Tujuan Kegiatan
Tujuan Kegiatan ini adalah:
1. Terciptanya santri/pelajar yang berakhlak mulia, handal,
kreatif, inovatif dan bertanggung jawab.
2. Membentuk karaktek pemimpin yang kuat dan terarah.
3. Meningkatkan potensi individu dan kelompok dan
menggapai tujuan bersama.
C. Peserta
Peserta yang mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan
Siswa adalah seluruh pengurus OSDU serta seluruh siswa
MTs-MA Darul Ulum.
D. Metode Latihan
Untuk mencapai tujuan maka diupayakan pelaksanaan
kegiatan ini dengan metode variatif, yaitu:
1. Ceramah
2. Dialog
3. Diskusi Kelompok
4. Simulasi
5. Penugasan
6. Latihan Kepemimpinan
7. Outbond training for team building
DISKUSI
A. Definisi
Diskusi adalah tukar pikiran antara peserta diskusi untuk
memperoleh pengertian yang lebih tepat mengenai suatu
masalah. Sebenarnya diskusi adalah kegiatan manusia yang
ilmiah. Suatu kegiatan yang mencari kreativitas dan
menyenangkan. Diskusi itu diikuti oleh bebagai tingkatan ilmu
yang dimiliki. Dengan demikian penyelenggaraannya akan
selalu ada perbedaan karena berbagai perbedaan karena
perbedaan pola pikir. Dalam suatu diskusi para pesertanya
berpikir bersama dan mengungkapkan pikirannya sehingga
menambah pengertian dirinya karena beraneka pandangan
kawan-kawan diskui, pada masalah yang didiskusikan, melalui
diskusilah pribadi-pribadi tumbuh pada kelompok dan
terbentuk.
B. Kegunaan Diskusi
C. Tujuan Diskusi
1. Menggali nilai-nilai di sekitar kita dengan seksama,
terutama persoalan-persoalan yang berhubungan
dengan manusia dan sikap mereka dalam menghadapi
suatu masalah.
2. Merencanakan tindakan atau langkah supaya dapat
menyelesaikan sesuatu masalah yang dihadapai.
3. Dapat bertindak bersama sesuai dengan rencana.
D. Macam-Macam Diskusi
1. Diskusi Panel, adalah suatu diskusi untuk menilai suatu
masalah dimana seorang pemimpin bertindak sebagai
moderator yang mengatur jalannya diskusi antara
beberapa orang penulis. Tanya jawab dapat pula
berlangsung bersama hadirin. Dalam diskusi ini
ditetapkan juri yang menilai kebenaran dan kesimpulan-
kesimpulan dapat diambil.
G. Pimpinan Diskusi
Sifat-sifat dan peranannya:
1. Pemimpin diskusi terdiri dari seorang ketua dan penulis.
2. Pemimpin sidang dipimpin atau dipegang oleh ketua dan
diharapkan dapat menguasai lalu lintas pertukaran
pikiran.
3. Pemimpin harus memberikan analisa tentang suatu hal
yang agak kompleks.
4. Pemimpin harus tegas dan berani.
5. Peimpin harus tetap zakelijk, obyektif, adil tidak berat
sebelah, tidak keras kepala atau malah salah faham.
6. Pemimpin diskusi adalah jiwa seluruh peserta diskusi.
Dialah yang menghidupkan, mengaktifkan dan
mendorong para peserta, menjaga kelancaran diskusi.
7. Penulis adalah pita rekaman dari pada diskusi.
MOTTO
SIAP MEMIMPIN DAN SIAP DIPIMPIN
SEBESAR KEINSYAFANMU
SEBESAR ITU PULA KEUNTUNGAN MU
HIDUP SEKALI HIDUPLAH YANG BERARTI
LAMBAN KETINGGALAN, MALAS TERGILAS
BERHENTI MATI
BERANI HIDUP TAK TAKUT MATI
TAKUT MATI JANGAN HIDUP
TAKUT HIDUP MATI SAJA
PEKERJAAN ITU KALAU DICARI BANYAK
TAPI KALAU DIKERJAKAN KURANG
PERJALANAN 1000 KM HARUS DIMULAI DARI
AYUNAN LANGKAH KAKI YANG PERTAMA
SEDIKIT BICARA BANYAK KERJA
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
ORGANISASI
A. Pengertian Organisasi....................................... 3
B. Masalah Organisasi............................................ 4
C. Identitas dan Tujuan Organisasi ....................... 4
D. Komunikasi........................................................ 4
E. Tugas dan Kewajiban Anggota Organisasi ....... 4
F. Pembagian Departemen.................................... 6
G. Instruksi/Perintah............................................... 7
H. Koordinasi.......................................................... 7
TINGKATAN ORGANISASI MENURUT TERITORIALNYA
A. Organisasi Sekolah .......................................... 8
B. Organisasi Luar Sekolah .................................. 9
C. Organisasi Kelas .............................................. 9
MANAGEMENT
A. Pengertian Management................................... 11
B. Sifat-sifat Manager............................................ 11
C. Sasaran Management........................................ 11
D. Tujuan Management.......................................... 12
E. Pola Management (POACE)................................ 12
a. Planning ........................................................ 12
b. Organizing..................................................... 14
c. Actuating ...................................................... 14
d. Controlling..................................................... 14
CARA YANG BAIK DALAM MEMBERIKAN PERINTAH
A. Kebutuhan Akan Rasa Harga Diri...................... 16
B. Kebutuhan Akan Rasa Aman ............................ 16
C. Kebutuhan Akan Rasa Belongness dan Love..... 17
D. Kebutuhan Akan Rasa Berpartisipasi ............... 17
E. Kebutuhan Akan Rasa Aktualisasi .................... 18
FAKTOR ALAT KERJA
A. Keadaan Tempat Kerja...................................... 19
B. Ketrampilan Kerja.............................................. 20
LEADERSHIP
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Ulum.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Identitas Santri
Nama lengkap :
……………………………………………………
……………………………………………………
Hobby :
……………………………………………………
……………………………………………………
Kode Pos……………Telp/Hp…………………..
Tangerang, ………………………
(…………………………………………..)
Panduan Berorganisasi
Edisi Kedua
September 2008
Penyusun:
Ahmad Fauzi al-Mubarak, M.Ag
Sumber:
* Buku Tuntunan Berorganisasi
Pondok Modern Darussalam Gontor
* Buku Madrasah Aliyah Unggul
Departemen Agama RI
Penerbit:
Pondok Pesantren Darul Ulum