Anda di halaman 1dari 109

Panduan Organisasi 1

PENDAHULUAN

Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang keorganisasian,


amatlah perlu untuk diteliti dan diperhatikan kembali
perkembangan hidup manusia dari masa ke masa. Setiap
manusia sewajarnya mempunyai cita-cita hidup yang menjadi
angan-angan, baik yang berhubungan dengan soal-soal
duniawi atau kebendaan ataupun soal ukhrowi atau metafisik.
Dalam mencapai cita-cita ini ada yang bisa dicapai secara
perorangan, ada yang bisa dicapai oleh sekelompok manusia
yang merupakan gabungan dalam menempuh cita-cita
bersama itu. Dalam hal ini tentunya harus disesuaikan dengan
kebutuhannya sendiri-sendiri.
Perkumpulan bersama yang mempunyai cita-cita yang
sama tertentu di era modern ini disebut “ORGANISASI”.
Suatu perkumpulan/organisasi sering didirikan karena
terdorong oleh hasrat untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Organisasi yang sudah mencapai tujuannya harus
dibubarkan, umpamanya Organisasi Pemberantasan Buta
Huruf, organisasi tersebut akan tidak ada lagi setelah semua
orang bisa membaca dan menulis. Ringkasnya organisasi
bukanlah suatu tujuan, tetapi hanyalah merupakan alat untuk
mencapai suatu tujuan.
Semakin rapih alat ini bekerja, semakin dekat tercapainya
cita-cita yang dituju, dengan demikian suatu tujuan organisasi
yang rapih dan teratur tidak akan mengalami kesulitan dalam
mencapai tujuannya. Suatu organisasi dapat dikatakan teratur
kalau sudah ada keserasian antara semua pengurus, antara
pengurus dengan anggota dan adanya rasa tanggung jawab,
serta pengertian yang mendalam atas organisasi tersebut,
berjalan secara paralel dengan dasar dan tujuannya.
Organisasi ini bagaikan sebuah mobil yang mengantar
para penumpang ke arah tujuannya, pengurus organisasi

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 2

merupakan sopir yang mengemudikannya, anggota organisasi


sebagai penumpang, mereka harus selalu taat dan patuh
kepada ketentuan-ketentuan yang berlaku di atas mobil itu.
Ketiga unsur ini mempunyai tugas sendiri-sendiri.
Empat masalah yang penting dalam lingkungan
perkumpulan adalah:
1. Masalah organisasi
2. Masalah administrasi
3. Masalah management
4. Masalah leadership/kepemimpinan
Antara keempat unsur ini berhubungan erat yang satu
dengan yang lain. Sebagai ilustrasi dari hubungan antara
keempat unsur ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Organisasi sebagai alat atau wadah yang akan
mengantarkan cita-cita tertentu tersebut, perlu status proses
penyelenggaraan kerja untuk mencapai suatu tujuan yang
telah diterapkan. Di dalam mengendalikan tidak akan lepas
dari kegiatan-kegiatan, surat menyurat, mengatur pembukuan
dan lain-lain, segala masalah yang bersangkutan dengan surat
menyurat serta mengatur jalur keuangan dinamakan
“ADMINISTRASI”.
Dalam melaksanakan administrasi ini tentu memerlukan
ilmu tersendiri baik tentang tehnik pelaksanaan, maupun yang
akan melaksanakannya sebagai pelicin jalan demi tertibnya
administrasi dalam setiap aktivitas, hal ini akan dibahas dalam
“MANAGEMENT”.
Kelancaran suatu organisasi dan beresnya administrasi
tercapai bila pelaksananya (pengurus organisasi) mempunyai
sifat-sifat kepemimpinan yang memadai sesuai dengan
volume pekerjaan organisasi sehingga dengan mudah dan
tepat dapat mengendalikan organisasi tersebut. Hal ini akan
dibahas dalam masalah “LEADERSHIP”

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 3

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 4

ORGANISASI

Dalam kehidupan sehari-hari, tolong menolong atau


bantu-membantu adalah merupakan suatu manifestasi dari
pergaulan hidup yang wajar untuk mencapai suatu kehendak
atau tujuan yang dihajatkan oleh manusia itu, masalah yang
mendetail dalam tolong menolong itu didasari oleh suatu ide
atau cita-cita yang sama, maka dapat disimpulkan bahwa
organisasi itu ialah suatu perkumpulan dimana segenap warga
di dalamnya mempunyai kepentingan atau pandangan hidup
yang sama kemudian menyatukan diri pada suatu wadah.
Persoalan yang menyangkut kepentingan mereka
bersama dibicarakan bersama-sama dalam suatu rapat, kata
sepakat diperoleh dengan jalan pemungutan suara.
Suatu perkumpulan dapat berjalan dengan lancar
apabila ada keserasian, saling ada pengertian dan menyadari
fungsi masing-masing, baik sebagai anggota atau pun
pengurus.

A. Pengertian Organisasi
Hampir setiap ahli keorganisasian memberikan
definisinya sendiri-sendiri. Dari definisi-definisi tersebut dapat
kita peroleh beberapa kesimpulan antara lain:
1. Organisasi adalah sekelompok orang yang bersatu
bekerja untuk suatu tujuan bersama, di bawah
kepemimpinan bersama dengan alat yang tepat.
2. Organisasi adalah orang-orang yang bekerjasama dan
dengan demikian ini mengandung ciri-ciri dari hubungan
manusia yang timbul dalam kegiatan kelompok.
3. Organisasi ialah satuan orang-orang yang tersusun
secara sistematis untuk mencapai maksud khusus yang
mana dalam masing-masing orang mempunyai suatu
peranan yang ditetapkan secara resmi.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 5

4. Organisasi ialah wadah dan proses kerjasama antara


dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.
Dalam membentuk organisasi makan unsur-unsur
organisasi harus diperhatikan. Adapun unsur-unsur dari
organisasi itu ialah:
1. Sekelompok orang
2. Kerjasama
3. Tujuan tertentu.

Istilah organisasi dapat dibedakan dalam tiga arti:


1. Organisasi dalam arti badan
Ini dapat dirumuskan sebagai kelompok manusia yang
berkeinginan untuk mencapai tujuan tertentu di mana
antara mereka ada bagian tugas masing-masing.
2. Organisasi dalam arti kegiatan
Adalah perbuatan untuk membedakan atau
mengadakan departemen bagian serta hubungan satu
departemen dengan departemen yang lain.
3. Organisasi dalam arti struktur atau susunan hierarchie
kepengurusan.
Disebut juga skema organisasi atau gambaran skematis
tentang bagian-bagian, seksi-seksi, dengan penejalasan
tentang segala tuga tiap seksi-seksi, dan hubungan
masing-masing bagian atau seksi yang satu dengan yang
lain.
Organisasi dalam arti yang ketiga ini dimaksudkan
sebagai struktur, misalnya: susunan yang terdiri dari
satuan organisasi berseta pengaturan kekuasaan, tugas
dan hubungan satu bagian dengan bagian yang lainnya
dalam mencapai tujuan tertentu.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 6

B. Masalah Organisasi
Dalam membahas organisasi secara keseluruhan
terdapat tiga masalah yang sangat penting, yaitu:
1. Masalah teorinya
2. Masalah kegiatannya
3. Masalah problematikanya

C. Identitas dan Tujuan Organisasi


Meskipun dikatakan bahwa struktur dan fungsi suatu
organisasi mengikuti suatu pola umum seperti yang
digambarkan oleh teori managemen ternyata sangat
ditentukan pula oleh sifat, cara, pedoman dan lain-lain dari
organisasi yang bersangkutan. Tiap-tiap organisasi
mempunyai “Ciri” masing-masing berbeda.
Suatu organisasi ketentaraan mempunyai ciri-ciri, yang
berbeda dengan organisasi sosial atau organisasi pendidikan.
Suatu organisasi pendidikan berlainan satu dengan lainnya
menurut jenjang kedewasaan siswanya. Umpamanya:
organisasi anak Sekolah Dasar, organisasi Mahasiswa di
perguruan tinggi.
Apakah yang menentukan perbedaannya? Dalam
teorinya dikatakan bahwa yang menentukan perbedaan
tersebut ialah karena banyak hal, tetapi salah satu hal yang
menyolok adalah sifat produknya atau hasilnya.
Hasil suatu organisasi Lembaga Perguruan Tinggi adalah
sarjana dengan ketentuan-ketentuan, seperti harus capak
secara akademiis, harus kreatif, harus berorientasi kepada
masyarakat dan lain-lain.
Perbedaan hasil atau produk atau out put inilah
merupakan salah satu hal yang membedakan “Ciri” organisasi
tersebut.

D. Komunikasi

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 7

Dalam organisasi, hubungan antara satu pengurus


organisasi dengan yang lain, antara pengurus dan anggota
sangat menentukan lancar tidaknya perjalanan organisasi.
Dalam hal ini komunikasi adalah sarana yang sangat
menentukan harmonisnya hubungan antar mereka. Pada
dasarnya dalam melakukan komunikasi ada tiga cara yang
dapat dilakukan yaitu: tertulis, lisan dan dengan gambar.
Salah satu syarat utama dalam komunikasi berjalan
dengan baik harus dilandasi dengan rasa saling pengertian
antara pemberi dan penerima komunikasi tersebut. Di
samping itu beberapa syarat yang harus diperhatikan di
antaranya:
1. Bahasa, dalam berkomunikasi hendaknya bahasa yang
dipakai jelas, singkat, mudah dipahami, enak didengar
(tidak menyinggung).
2. Situasi dan kondisi saat kita melaksanakan komunikasi.
3. Dengan siapa berkomunikasi.
4. Waktu yang tepat dalamm berkomunikasi.
Di samping dengan ketiga bahasa komunikasi (tulisan,
lisan dan gambar) komunikasi juga dapat dilaksanakan
dengan kode-kode tertentu dengan syarat kode-kode tersebut
difahami oleh kedua belah pihak yang sedang berkomunikasi.

E. Tugas dan Kewajiban Anggota Organisasi


Kekuasaan dan tugas adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Di mana ada kekuasaan di situ ada tugas, maka
secara langsung kekuasaan muncul bersamaan dengan
pelaksanaan tugas tersebut. Tugas dan kekuasaan dalam
suatu organisasi harus berdampingan. Agar tercapai maksud
yang dituju tiap-tiap rencana organisasi, maka tugas pada
anggota harus ditentukan secara jelas. Hal ini menghindari
kemungkinan adanya tugas tanpa adanya tanggung jawab
dalam pelaksanaan tugas yang telah ditentukan.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 8

Begitu juga di mana ada hak di situ ada kewajiban,


kekuasaan dapat dimisalkan sebagaimana wewenang.
Sedangkan kewajiban disamakan dengan tanggungjawab.
Tiap-tiap anggota suatu organisasi mempunyai tugas-tugas
yang harus dijalankan.
Tetapi kadang-kadang anggota organisasi itu tidak
mengetahui dan mengerti akan tugas-tugas kewajibannya. Hal
ini akan merugikan suatu organisasi dan mengambat serta
memperlambat kelancaran jalannya organisasi tersebut dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Pada pokoknya tugas dan kewajiban tiap-tiap anggota
suatu organisasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Tugas dan kewajiban yang telah ditetapkan dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi
itu serta peraturan-peraturan dan keputusan yang telah
ditetapkan oleh organisasi tersebut.
2. Tugas dan kewajiban yang berdasarkan pangkat atau
jabatan atau jenjang hierarchie kewenangan dalam
organisasi tersebut.

F. Pembagian Departemen
Suatu organisasi memiliki segudang permasalahan dan
pekerjaan yang harus diselesaikan. Dalam hal ini perlu adanya
pembagian tugas dan penanganan setiap macam pekerjaan
sehingga dalam pelaksanaan tugas-tugas organisasi tidak
terjadi percampuran yang tidak karuan. Pembagian tugas
yang demikian disebut pembagian departemen.
Departemen sangat penting dalam suatu organisasi
sebab departemen yang dilaksanakan dengan pertimbangan
yang masuk dapat menghasilkan efisiensi dan efektifitas kerja
sebuah organisasi.
Seseorang pemimpin yang cakap akan pandai dan
mampu mendelegasikan wewenang kepada anggotanya.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 9

Pendelegasian wewenang adalah wujudnya departemen


dalam suatu organisasi.
Dalam organisasi perusahaan, departemen didasarkan
pada beberapa hal di antaranya: proses produksi, jenis
produksi, lokasi, fungsi, jenis pembeli, waktu berproduksi dan
jumlah personil.
Sedangkan departemen dalam organisasi
kemasyarakatan didasarkan atas perkembangan masalah
yang dihadapi oleh organisasi tersebut.

G. Instruksi / Perintah
Dalam organisasi instruksi sangat diperlukan, tanpa
dilaksanakannya fungsi ini maka semua perintah/intruksi
hanya akan tinggal di atas kertas. Perintah/instruksi yang baik
dan efektif adalah yang dilandasi dengan komunikasi yang
baik dan dengan kedisiplinan pihak pemimpin. Tidak ada
kepastian mana yang terbaik antara instruksi tertulis dan
instruksi lisan, namun meskipun demikian keduanya harus
diberi kekuatan yang sama.
Walaupun tidak semua perintah harus dilandasi
partisipasi, namun bila itu memungkinkan akan sangat
melancarkan tugas-tugas yang dibebankan kepada anggota.

H. Koordinasi
Koordinasi bertujuan agar double pekerjaan dan
kesimpangsiuran antara seorang atau pihak dengan orang
atau pihak lain dapat dihindari. Tanpa koordinasi yang baik
antar bagian, suatu organisasi akan mengalami keruwetan
dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan.
Dalam pelaksanaan koordinasi yang baik, perlu adanya
komunikasi dan kedisiplinan yang baik pula dan untuk
menunjang ke arah tersebut maka dalam perencanaan dan

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 10

penyusunan aturan kerja, unsur koordinasi harus dimasukkan


ke dalamnya.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 11

TINGKATAN ORGANISASI
MENURUT TERITORIAL (DAERAH KERJA)

Organisasi dapat dibedakan dalam empat tingkatan ditinjau


dari daerah kerjanya, yaitu:
1. Organisasi Tingkat Internasional
Seperti: PBB, OPEC, ASEAN, dll.
2. Organisasi Tingkat Nasional
Seperti: PSSI, NU, Golkar, PPP, PDI, dll
3. Organisasi Tingkat Daerah
Seperti: Persebaya, Persipura, dll
4. Organisasi Setempat
Seperti: sekolah, arisan, karang taruna, dll.
Kalau ditinjau dari tujuan organisasi tersebut maka
dapatlah dibedakan dalam empat macam, yaitu:
1. Organisasi Bertujuan Sosial
Seperti: perkumpulan kematian, mengurusi anak yatim, dll.
2. Organisasi Bertujuan Ekonomi
Seperti: koperasi usaha dagang, dll.
3. Organisasi Bertujuan Politik
Seperti: PPP, Golkar, PDI, dll
4. Organisasi Bertujuan Pendidikan dan Kebudayaan
Seperti: OSIS, HMI, PMII, dll.

A. Organisasi Sekolah
Organisasi sekolah yang disebut Organisasi Siswa Intra
Sekolah adalah organisasi yang dibentuk oleh para pelajar
sebagai siswa dari sekolah tersebut dimana kegiatan
organisasi itu berlangsung terutama di luar jam-jam sekolah
dan dalam lingkungan sekolah itu sendiri. Tetapi berbeda
halnya dengan organisasi yang ada di pesantren-pesantren
dimana siswa berada di komplek sekolah selama 24 jam

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 12

sehari seperti Organisasi Siswa Darul Ulum dan di pondok


pesantren lainnya.
Pada umumnya organisasi yang ada di pesantren
menitikberatkan tujuannya terhadap disiplin dalam
pendidikan, bukan semata-mata pengajaran di dalam
organisasi siswa intra sekolah dengan tidak membedakan
pandangan agama, bangsa, keturunan, kaya atau miskin,
semua menjadi anggota organisasi. Mereka mempunyai
kedudukan yang sama, mempunyai hak yang sama selaku
siswa dan selau anggota dari organisasi sekolah tersebut.
Di samping hal-hal yang dipunyai oleh anggota, maka para
anggota organisasi sekolah itu terikat pula dengan kewajiban-
kewajiban sebagai anggota organisasi itu. Dan setiap anggota
wajib menjaga nama baik organisasi itu. Wajib membayar
iuran pada waktu-waktu yang telah ditentukan, wajib
menghadiri perkumpulan yang diadakan oleh organisasi itu
serta wajib membantu kelancaran kerja, dll.

B. Organisasi Luar Sekolah


Organisasi luar sekolah disebut juga Organisasi Extra
Sekolah yaitu organisasi yang dibentuk oleh beberapa pelajar
atau pemuda yang sifatnya mempunyai kepentingan pribadi
sendiri seperti sepakbola bagi yang gemar main sepak bola
saja, juga pramuka, karate, renang, dll.
Keutungan masuk sebagai anggota organisasi extra ini
adalah mendapatkan tambahan pengetahuan dan
pengalaman yang tidak dapat dijumpai di bangku sekolah, di
samping itu secara tidak langsung memperluas pergaulan,
dan dengan pergaulan itu akan mempengaruhi apa yang
belum diketahui.

C. Organisasi Kelas

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 13

Kelas sebagai tempat belajar bersama-sama adalah juga


merupakan sebuah organisasi, yaitu organisasi anak-anak
dalam kelas itu yang sama-sama mempunyai kepentingan
bersama, kehendak bersama, cita-cita bersama yaitu
menuntut ilmu pengetahuan dengan cara yang tertentu dan
tertib. Suatu kelas yang teratur dan tertib menunjukkan
adanya organisasi kelas yang baik. Kalau organisasi itu baik,
maka keadaan atau suasana kelasnya pun baik dan akhirnya
tujuan dari organisasi kelas itu dapat tercapai dengan mudah
dan baik.
Ketua kelas selaku pimpinan dalam organisasi kelas itu
haruslah berusaha agar kelasnya selalu dalam keadaan tertib.
Ketua kelas bersama-sama wali kelasnya dalam hal ini
berfungsi sebagai pengurus dalam organisasi kelas itu.
Pimpinan dalam kelas biasanya ditunjuk atas dasar
pemilihan atau pemungutan suara. Seorang ketua kelas
hendaknya mempunyai sifat kepemimpinan yang baik sebagai
seorang pemimpin yang diidam-idamkan.
Dia harus pandai bergaul dengan anggota dalam kelas
itu. Berkat sifat-sifat kepemimpinan yang ada dalam dirinya
dan kepribadiannya yang patut ditiru dia dapat bertindak
sedemikian rupa, sehingga anggota dalam kelas itu mudah
dan suka menurutinya.
Demi ketertiban kelas seorang ketua kelas yang cakap
bijaksana memperingati anggota yang berbuat salah dengan
cara yang halus tapi tegas. Suatu organisasi kelas akan
memperoleh seorang ketua kelas cakap dan berhasil
menjalankan fungsinya jika ia bekerjasama dengann anggota
kelas itu dengan baik, meskipun cakap tapi jika anggota dari
kelas itu tidak memberikan kesempatan atau bantuan
kepadanya, serta tidak memberikan kepercayaan yang
diperlukan dalam menjalankan tugasnya maka ia pun akan
gagal pula.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 14

Menjadi ketua kelas hendaknya selalu mengetahui serta


mengikuti semua kegiatan dan kepentingan kelasnya, selain
itu ketua kelas mewakilli organisasi keluar, yang dalam
persoalan ini ia harus bertindak dengan hati-hati dan
bijaksana untuk menjaga baik kelasnya.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 15

MANAGEMENT

A. Pengertian Management
Management berasal dari kata “to manage” yang artinya:
1. Mengemudikan
2. Mengelola
3. Membimbing
4. Mendorong
5. Mengatur
Pengertian management menurut unsurnya ialah:
1. Kegiatan dan kecakapan seseorang dalam
mengendalikan, menjuruskan serta membimbing suatu
organisasi ke arah tercapainya tujuan organisasi.
2. Kepemimpinan dalam suatu organisasi yang
bertanggungjawab atas terselenggaranya hubungan
(komunikasi) yang efektif dalam mencapai tujuan
organisasi.

B. Sifat-Sifat Manager
1. Mempunyai budi pekerti yang baik sebagai contoh bagi
anggotanya.
2. Technical know-how: kecapakan teknis dalam arti kata,
ketrampilan dalam melaksanakan tugas organisasi
beserta seluruh penyelesaian dalam segala
persoalannya.
3. Managerial know-how: kecapakan praktis untuk dapat
memerintah orang lain dalam melaksanakan suatu tugas
dan bagaimana caranya agar yang diperintah itu dapat
melaksanakan dengan konsekwen.
4. Intelegensia: kecerdasan fikiran dalam memecahkan atau
mengatasi setiap masalah.
5. Inisiatif: kemampuan menciptakan segala karya dan
kerja.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 16

C. Sasaran Management
1. Metode
Kemampuan menggunakan cara bagaimana agar
usahanya berhasil dengan baik, ekonomis, praktis,
harmonis dalam mencapai tujuan.
2. Manusia
Kemampuan mengendalikan dan menggerakkan
manusia untuk melaksanakan tugas dalam usaha
mencapai tujuan bersama.

3. Peralatan
Kemampuan menggunakan alat perlengkapan yang ada
(tidak ada rotan akar pun jadi)
4. Biaya
Kemampuan mengggunakan dana yang ada seefisien
mungkin dalam usaha mencapai tujuan.

D. Tujuan Management
1. Mencapai tujuan organisasi
2. Memberikan amal sholeh yang kongkrit dan positif
3. Melaksanakan usaha organisasi

E. Pola Management
Pola management terdapat perbedaan di kalangan para
sarjana dalam perumusannya. Menurut George R. Terry dalam
bukunya yang berjudul “Principle of Management”: yang
dirumuskan dengan singkatan “POAC” yaitu:
1. Planning (Perencanaan Program)
2. Organizing (Pengorganisasian)
3. Actuating (Pergerakan)
4. Controlling (Pengawasan)
5. Evaluation (Pengevaluasian)

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 17

A. Planning
Planning adalah perencanaan tentang apa yang akan
dicapai yang merupakan pedoman atau garis-garis besar
untuk mencapai tujuan. Planning merupakan suatu perumusan
tentang apa dan bagaimana suatu perumusan pekerjaan yang
hendak dilaksanakan.
Dalam pembuatan planning tidak mutlak harus tertulis,
boleh juga merupakan angan-angan dalam fikiran, lebih-lebih
planning suatu screet (rahasia), seperti: planning untuk
pertemuan di mana hal ini jika tertulis, besar kemungkinan
dapat diketahui oleh musuh.
1. Langkah-langkah pembuatan planning
Dalam planning harus dipikirkan betul-betul dan teliti
akan sebab dan akibatnya. Untuk itu diperlukan keuletan,
ketelitian, ketabahan dan pengalaman, karena planning
adalah rumusan karya yang akan menjadi pedoman dan
petunjuk dalam menempuh tujuan organisasi. Planning
sangat menentukan sekali sukses atau tidaknya tujuan
organisasi, karena boleh dikatakan planning merupakan
sendi yang akan dikembangkan.
Dalam pembuatan planning yang baik terlebih dahulu
harus menjawab rumusan di bawah ini:
a. What : Apakah tujuan rencana itu (faktor motif)
b. How : Bagaimana pelaksanaanya (faktor metode)
c. Why : Mengapa begitu (faktor penilaian)
d. Where : Di mana dilaksanakan rencana (faktor
tempat)
e. Who : Siapakah pelakunya (faktor subjek)
Kalau unsur-unsur ini telah bisa terjawab, tinggal
mengambil suatu keputusan untuk membuat susunan
planning.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 18

2. Tiga syarat pokok dalam pembuatan planning


a. Rasional
Planning harus berdasarkan pemikiran yang
objektif dan matang, bukan hanya merupakan khayalan
semata-mata, yang tidak mungkin bisa dibahas secara
logis.
b.Flexible
Planning harus bersifat flexible artinya seuai
dengan keadaan bagaimana pun, bisa dilaksanakan
kapan saja, dan dapat ditetapkan pada tempat, waktu
dan keadaan bagaimana pun juga.
c. Continuitas
Pembuatan planning harus continue, artinya terus
menerus tidak hanya satu kali untuk selama-lamanya,
akan tetapi yang lebih baik bertahap, untuk mengetahui
prestasi yang dicapai dalam tiap-tiap tahap, dengan
demikian mudahlah diadakan penilaian secara kongkrit
dan yang yang lebih penting lagi ialah untuk
meningkatkan prestasi di masa berikutnya.

3. Tingkatan planning
Menurut tingkatan pembuatan, planning dapat
dibedakan dalam tingkatan yaitu:
a. Policy Planning : ini dibuat oleh Top Manager
b. Program Planning : ini dibuat oleh Middle Manager
(Ketua Bagian)
c. Operational Planning : ini dibuat oleh Lower Manager
(Ketua Seksi).

4. Sebab-sebab gagalnya planning


a. Planner yang tidak cakap. Hal ini mungkin dikarenakan
1) Tidak ada kesanggupan berkreasi.
2) Tidak mengerti persoalan yang direncanakan.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 19

b. Kekuasaan yang diberikan untuk membuat planning


tidak tegas.
c. Kurang pembiayaan.
d. Pelaksana tidak cakap. Walaupun planning telah
tersusun dengan baik dan pembiayaan cukup tersedia,
tapi kalau pelaksananya tidak cakap, maka planning
tersebut tidak akan dilaksanakan dengan baik.
e. Tidak ada dukungan moril dari masyarakat sekitar.

B. Organizing
Yang dimaksud dengan organizing ialah peraturan
setelah adanya rencana yang di dalamnya meliputi:
1. Pembagian tugas pekejaan.
2. Macam/jenis dan sistem pekerjaan.
3. Menentukan siapa yang akan melakukan pekerjaan.
4. Alat-alat yang dibutuhkan.

C. Actuating
Yang dimaksud “actuating” ialah suatu penggerak,
setelah adanya rencana yang telah diatur atau diorganisir
agar seseorang yang diberi beban itu mempunyai rasa
tanggung jawab yang diberikan kepadanya, sehingga timbul
kemauan untuk mengerjakan dengan penuh keinsyafan. Untuk
menimbulkan hal semacam ini tidak mudah, hal ini
memerlukan kemampuan dan pengalaman yang cukup di
pihak manager atau pemimpin, minimal harus mengetahui
sifat dan tabiat bawahannya atau anggotanya, hal serupa ni
membutuhkan pengetahuan tentang ilmu jiwa (psychology).

D. Controlling
Walaupun rencana telah diatur dan digerakkan, hal ini
belum dianggap cukup, sebab untuk memperoleh hasil karya
atau produksi masih membutuhkan pengawasan dari pihak

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 20

manager. Adanya pengontrolan sangat penting bagi


organisasi, karena segala kekurangan dan kekeliruan akan
cepat diketahui dan segera dapat diarahkan, maka dapatlah
dibuat penilaian dan evaluasi terhadap proses kerja yang lalu
dan untuk mengetahui apakah yang diberikan itu sudah dapat
terlaksana sesuai dengan yang direncanakan.
Yang lebih penting lagi, dengan adanya pengontrolan itu
kelancaran organisasi akan tetap terjamin. Hal seperti ini agar
jangan sampai disalahgunakan umpamanya digunakan untuk
mencari kesalahan orang lain, karena timbul kebencian dan
permusuhan antara manager dan anggota.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 21

CARA YANG BAIK DALAM MEMBERIKAN PERINTAH

Pada umumnya orang akan merasa senang apabila


kebutuhan pokok dasar mansuai secara minimal dapat
dipenuhi. Pada pokoknya kebutuhan manusia ialah:
a. Yang bersifat materi
b. Yang bersifat non-materi
Yang bersifat materi pada dasarnya terdiri dari
kebutuhan sandang dan pangan. Sedangkan yang bersifat
non-materi (psikologis) meliputi:
a. Kebutuhan akan harga diri.
b. Kebutuhan akan rasa aman.
c. Kebutuhan akan rasa bilongness dan love.
d. Kebutuhan akan rasa berfartisipasi.
e. Kebutuhan akan rasa aktualisasi.

A. Kebutuhan Akan Rasa Harga Diri


Mengingat bahwa manusia pada dasarnya terdiri dari
unsur cipta rasa dan karsa, maka dengan adanya unsur ini
manusia memiliki rasa harga diri, yang senantiasa dijaga,
dipelihara dan dipertahankan agar supaya harga dirinya tetap.
Perasaan naluri manusia bila terapkan pada
management dapat diambil suatu kesimpulan bahwa seorang
manager atau pemimpin apabila hendak memberi perintah
kepada anggotanya selain perintah harus jelas dan dapat
difahami oleh yang diperintah maka faktor utama ialah
bagaimana cara memerintah atau memberi intruksi yang baik
agar tidak menyinggung perasaan yang diperintah, dengan
kata lain bagaimana cara agar yang diberi perintah merasa
senang menerima perintah itu jauh dari perasaan terpaksa.
Dengan adanya kesenangan kepada apa yang diperintahkan,
perintah itu akan dijalankan dengan sebaik-baiknya.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 22

B. Kebutuhan Akan Rasa Aman


Rasa aman mengandung pengertian yang sangat luas
dan komplek, dan juga mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap kelancaran bekerja. Rasa aman meliputi aman
fisik dan mental, aman tempat bekerja, aman dengan teman
sejawat, dsb. Kalau rasa aman ini tidak dimiliki oleh tiap
individu lebih-lebih bila seorang manager atau pemimpin tidak
berusaha menanamkannya kepada anggotanya jangan
diharap pekerjaan itu akan membawa hasil yang baik.
Dalam mengerjakan pekerjaan tidak dihinggapi rasa
ditekan atau dipaksa oleh atasannya dimana perasaan
semacam ini membawa pengaruh yang sangat buruk kepada
kelancaran bekerja.

D. Kebutuhan Akan Rasa Belongness dan Love


Pada prinsipnya organisasi terdiri dari satu kesatuan
atau bagian-bagian yang semuanya harus mendapatkan
perhatian. Pengurus dan anggota organisasi mempunyai
tanggung jawab akan kemajuan organisasinya. Sebab arti
maju dalam suatu organisasi bukan berarti majunya suatu
bagian atau departemen saja, akan tetapi organisasi yang
dianggap maju kalau tiap-tiap bagian dari organisasi itu
mencapai prestasi yang baik. Prestasi yang baik bisa dicapai
bila seluruh bagian dari departemennya mempunyai rasa
bahwa kemajuan untuk kepentingan bersama. Sehingga
perasaan belongness atau rasa memiliki harus betul-betul
tertanam di tiap-tiap individu dalam arti yang sebenarnya.
Untuk mencapai hal ini seorang manager atau pemimpin
harus pandai-pandai menanamkan, memupuk dan
mengembangkan ketrampilan di kalangan anggotanya dengan
memberi contoh yang baik.

E. Kebutuhan Akan Rasa Berpartisipasi

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 23

Sudah menjadi keharusan di kalangan organisasi adanya


perasaan berpartisipasi baik antara anggota dengan anggota
atau pun anggota dengan pemimpin, hal ini untuk lebih
meresapkan rasa kekeluargaan di kalangan organisasi itu dan
yang lebih penting lagi untuk memupuk rasa tanggung jawab
terhadap organisasinya. Seeorang anggota berkewajiban
menerima dan menjalankan perintah pemimpinnya dengan
sebaik-baiknya, melaporkan hasil pelaksanaanya dan
mempertanggungjawabkan kepada yang memberi perintah.
Ada baiknya seorang manager atau pemimpin pada waktu
tertentu mengadakan perkumpulan dengan anggotanya untuk
memperbincangkan dan bertukar pikiran mengenai masalah-
masalah tertentu yang dihadapi.
Dengan adanya perkumpulan semacam ini tentu akan
segera diketahui tinggi rendahnya alam fikiran anggota dan
filsafat yang dijadikan pandangan hidup mereka. Lalu dari itu,
dengan diikutsertakannya dalam memecahkan masalah akan
timbul dua kemungkinan:
1. Dengan diikutsertakan dalam memikirkan persoalan-
persoalan yang harus dihadapai oleh manager atau
pemimpin dalam memecahkan persoalan dan tentunya
ide atau pendapat dari anggotanya sedikitnya akan
memberi pertolongan atau menimbulkan tambahan
pertimbangan.
2. dengan diikutsertakannya dalam suatu perkumpulan
semacam ini merupakan pendidikan untuk ikut serta
bertanggungjawab terhadap organisasinya. Bagi anggota
yang diterima idenya akan merupakan suatu kebanggaan
bagi dirinya bahwa buah pikirannya berguna, sehingga
diharapkan bahwa anggotanya akan berlomba dalam
mengembangkan kreasinya.

F. Kebutuhan Akan Rasa Aktualisasi

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 24

Meskipun prestasi yang telah dicapai oleh anggotanya


kecil akan tetapi anggotanya sangat menginginkan perhatian
dari pemimpinnya. Dalam hal ini seorang pemimpin harus
mempunyai anggaran yang obyektif atas prestasi yang telah
dicapai walaupun kelihatannya kurang penting. Seorang
pemimpin tidak boleh menganggap kurang berguna hasil
usaha anggotanya, bahkan sebaliknya harus mengganggap
penting dan harus berani melontarkan penilaian dan kalau
perlu diucapkan di depan bawahan yang lainnya, dengan
tujuan agar semuanya bisa melakukan dengan harapan agar
yang bersangkutan lebih meningkatkan kegiatan kerjanya.
Dan bagi yang lain agar menjadi pendorong dan
pembakar semangat untuk lebih giat berusaha mencapai
prestassi yang baik. Dengan demikian akan terjadi kompetisi
yang akan menguntungkan bagi kemajuan organisasi yang
akhirnya organisasi akan maju secara keseluruhan.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 25

FAKTOR ALAT KERJA

Yang dimaksud dengan alat atau perkakas kerja ialah


semua alat yang dihajatkan oleh organisasi itu, seperti
sekretaris membutuhkan mesin tik, maka harus diadakan
bahan-bahan seperti karbon, pita, kertas, dll. Alat-alat tidak
dipetingkan barunya, akan tetapi yang penting adalah alat-
alat tersebut bisa digunakan. Supaya alat-alat organisasi tetap
baik perlu sekali adanya pemeliharaan dengan sebaik-baiknya
dan kontinyu. Meskipun bagaimana baiknya alat-alat, tanpa
pemeliharaan yang wajar dan teratur akhirnya akan segera
rusak juga. Sebaiknya meskipun alat-alatnya kurang baik,
apabila mendapat pemerliharaan dengan sebaik-baiknya
hasilnya akan lebih baik.
Menyinggung masalah pemeliharaan alat-alat ada dua
kemungkinan:
1. Memeliharan alat-alat sejak mulai digunakan, baik alat-
alat yang baru dibeli ataupun yang sudah terpakai.
2. Memperbaiki setelah alat tersebut diketahui mengalami
kerusakan.
Pemegang alat-alat organisasi sedikitnya harus
mengetahui cara pemakaiannya dan pemeliharaannya
meskipun yang bersangkutan belum dikatakan ahli dalam
menggunakan alat-alat tersebut. Adanya alat-alat yang baik
dan terpelihara, sangat menentukan sekali kelancaran
organisasi, sebaliknya sering terjadi kerusakan alat-alat akan
menghambat jalannya organisasi.

A. Keadaan Tempat Kerja


Keadaan tempat bekerja yang menyenangkan akan
menimbulkan kegairahan dalam bekerja dan dapat menjadi
pendorong semangat untuk bekerja. Karena dengan adanya
tempat bekerja yang teratur baik posisi tempat maupun cara

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 26

pengaturan alat-alat akan mempengaruhi kerapihan


pekerjaan. Oleh karena itu seorang pemimpin harus pandai
memilih tempat untuk bekerja yang sesuai dalam segala
seginya baik mengenai kesehatan ataupun mengenai
kerapihannya.
Dalam persoalan ruang dan alat kerja. Bukan soal
mewahnya bangunan dan bukan serba luxnya alat-alat akan
tetapi yang penting bagaimana cara pengaturan ruangan dan
cara peletakan alat-alat. Hal ini akan memberikan kesan baik
kepada siapa saja yang mengunjungi. Dan dengan pengaturan
serupa itu, akan bisa dinilai prestasi yang didapat oleh
organisasi tersebut.

B. Ketrampilan Kerja
Betapapun kecilnya tugas tetap dibutuhkan pelaksanaan
yang baik, cepat dan hemat. Hal ini bisa dicapai kalau
pelaksanaannya mempunyai faktor ketrampilan. Untuk itu
diperlukan latihan-latihan secara kontinue karena
perkembangan manusia secara langsung atau tidak akan
mempengaruhi oleh latihan-latihan.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 27

LEADERSHIP

A. Tehnik Kepemimpinan
Untuk melaksanakan kepemimpinan dalam
mengarahkan orang digunakan beberapa tehnik
kepemimpinan. Tehnik ini dihubungkan dengan relasi antara
pemimpin dan anggota. Untuk ini diperlukan pembahasannya
pula tentang sikap mental anggota yang dikaitkan dengan
tehnik kepemimpinan sebagai berikut:
1. Tehnik Otokratis
Dalam hal ini pemimpin memberikan perintah kepada
anggota dengan memberikan pula policy (kebijakan) dan
pengarahan yang lengkap. Pemimpin yang otokratis
mengambil keputusan sendiri dengan mengabaikan
pendapat anggota. Maka anggota akan menggantungkan
diri kepada pemimpin secara keseluruhan. Bila pemimpin
absen, maka semua aktivitas akan berhenti. Tehnik
otokratis menghendaki ketaatan dari pihak anggota.
2. Tehnik Demokrasi
Pemimpin akan membuat keputusan dengan
berkonsultasi anggota. Tetapi anggota mendapat
kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya. Jika pada
suatu peristiwa pemimpin berhalangan hadir, pekerjaan
itu tetap berjalan lancar.
3. Tehnik Bebas
Pemimpin bertehnik bebas memberikan
informasi/saran kepada anggota untuk melaksanakan
suatu pekerjaan. Seluruh keputusan diserahkan kepada
anggota. Maka tehnik bebas membutuhkan anggota yang
penuh inisiatif.

B. Tehnik Kepemimpinan dan Sikap Mental Anggota

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 28

1. Tehnik kepemimpinan berlawanan dengan sikap


mental anggota
Sebagaimana telah dikatakan di atas, maka ada
hubungan antara tehnik kepemimpinan dengan sikap
mental anggota yaitu:
a. Tehnik Kepemimpinan
1) Otokratis
2) Demokratis
3) Free Reign
b. Sikap Mental Anggota
a. Ketaatan
b. Partisipasi
c. Inisiatif
Anggota ternyata taat, maka tehnik yang digunakan
adalah otokratis, jika dikehendaki partisipasi dari pihak
anggota, maka tehnik yang diambil adalah demokratis,
dan yang berdekatan dengan free reign digunakan
inisiatif anggota dalam menentukan keputusan.

2. Relasi kepemimpinan dan sikap mental anggota


Relasi antara tanggung jawab pemimpin dan sikap
mental anggota dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Bila pemimpin menghendaki ketaatan anggota, ia
memikul tanggung jawab yang berat
b. Bila pemimpin menghendaki partisipasi anggota, ia
membagi wewenang tanggung jawab berbagai
persoalan kepada anggota
c. Bila pemimpin menghendaki inisiatif, ia melimpahkan
sebagian besar tanggung jawab kepada anggotanya.

3. Penggunaan tehnik kepemimpinan


Pendekatan untuk menggunakan tehnik perlu adanya
beberapa pertimbangan yang seharusnya diperhatian

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 29

tentang kondisi yang sekiranya cocok bagi salah satu


metode seperti:
a. Anggota secara individu tidak ada yang sama.
b. Ciri-ciri kelompok satu dengan lainnya menentukan
kegunaan tehnik tertentu.
c. Kondisi kepribadian yang dimiliki oleh pemimpin juga
mempengaruhi tehnik kepemimpinan
d. Situasi kelompok yang sering mengalami pasang surut.
Situasi kepemimpinan harus selalu diganti sesuai
dengan keadaan.

4. Keadaan Individu Anggota yang Memerlukan Tehnik


Otokratis
a. Anggota yang selalu bertangung pada orang lain dan
menghendaki tindakan tegas. Ketegasan ini
memberikan keyakinan perlindungan.
b. Anggota yang memppunyai sifat bermusuhan harus
dihadapi dengan otokrasi untuk menyalurkan
keagresifannya pada tujuan-tujuan yang membangun.

5. Keadaan Individu Anggota yang Tidak Memerlukan


Tehnik Otokratis
a. Bila anggota mempunyai sifat kooperatif (kerja sama)
diperlukan metode demokratis. Sifat kooperatif ini
dapat juga disebut agresif, tetapi keagresifannya
mengarah pada hal-hal yang menguntungkan.
b. Anggota yang suka bekerja, dalam hal ini diperlukan
tehnik demokratis.

6. Keadaan Individu Anggota yang Memerlukan Tehnik


Free Reign.
a. Tehnik Free Reign akan dipakai untuk menghadapi
anggota yang suka bekerja sendiri.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 30

b. Anggota yang memerlukan gerakan sosial yang


terpisah dan tak mempunyai kontak dengan dunia luar.
c. Anggota yang memiliki tanggung jawab dan
kemampuan yang cukup.

7. Kondisi yang Memberikan Kebebasan Lebih Besar


Kepada Anggota
a. Bila anggota terpaksa memerlukan kebebasan.
b. Bila anggota mempunyai toleransi yang cukup terhadap
masalah yang kurang jelas.
c. Bila anggota mempunyai kesanggupan untuk memikul
tanggung jawab.
d. Bila anggota mempunyai minat pada problem dan
merasakan problem itu penting.
e. Bil anggota memahami tujuan organisasi.
f. Bila anggota mempunyai pengetahuan yang diperlukan
dan pengalaman yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
sebuah problem.
g. Bila anggota dapat belajar ikut serta dalam
pengambilan. Pemimpin akan menggunakan
wewenangnya penuh, bila kondisi-kondisi di atas tidak
menguntungkan.

C. Gaya Kepemimpinan
Dalam hal ini ada empat macam:
1. Gaya I : pemimpin mengambil keputusan dengan
penjelasan kepada anggota (terdapat ciri otokrasi yang
agak lama).
2. Gaya II : pemimpin mengambil keputusan dengan
berembuk terlebih dahulu dengan anggota (otokrasi mulai
ditinggalkan menuju demokrasi)
3. Gaya III : pemimpin mengambil keputusan bersama
dengan anggota (tehnik demokrasi digunakan)

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 31

4. Gaya IV : pelimpahan wewenang keputusan kepada


anggota (tehnik free reign digunakan).

D. Faktor-Faktor Partisipasi Anggota


Faktor-faktor yang memungkinkan anggota mengadakan
partisipasi dalam keputusan ialah:
1. Waktu yang disediakan : ketepatan waktu yang
diperlukan bila harus diambil keputusan yang tepat
2. Keuangan : biaya partisipasi tidak tinggi
3. Strategi Instansi : adanya rahasia instansi yang
bersangkutan tidak boleh diketahui anggota
4. Saluran Komunikasi : anggota harus mampu dalam
pemikiran untuk tingkat yang lebih tinggi.

E. Kepribadian Pemimpin
Tingkah laku pemimpin sebagian besar dipengaruhi oleh
pribadinya sendiri. Tentu saja kepemimpinannya akan
didasarkan pada background, pengetahuan dan
pengalamannya. Adapun kekuatan intern yang mempengaruhi
adalah:
1. Volume sistim yang dimiliki
Hal ini amat penting untuk mengetahui perasaannya
tentang kemampuan anggota untuk memikul tanggung
jawab.

2. Tingkat kepercayaan pada bawahan


Dalam hal ini harus dapat dijawab siapakah kiranya yang
dapat dipercaya untuk menyelesaikan sebuah problem.

3. Kecenderungan sendiri dalam tehnik leadership


Pemimpin dapat mempunyai kecenderungan untuk
bertindak otokratis atau demokrasi atau free reign.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 32

4. Perasaan tenang dan aman dalam situasi yang tak


menentu
Dalam hal ini toleransi tentang ketidakjelasan harus
diperhatikan sewaktu proses pengambilan keputusan
dilimpahkan kepada anggota. Ia akan merasa
kekurangpastian bagaimana tentang hasil proyek yang
akan datang bertalian dengan sifat dan typenya.
F. Situasi Kepemimpinan
Situasi kepemimpinan juga mempengaruhi prilaku
pemimpin antara lain adalah: bentuk organisasi, kelompok
kerja, sifat problem yang dihadapi dan tekanan waktu.

G. Sifat-Sifat Pemimpin
Memimpin ialah menerangkan untuk bekerja bersama-
sama menuju suatu tujuan yang diingini oleh semuanya.
Pemimpin hrus menyadari sepenuhnya bahwa yang
dihadapinya adalah manusia dengan segala tingkah laku/sifat
yang baik maupun yang kurang baik.
Di bawah ini adalah uraian Tesenture Vital yang
menyebutkan beberapa sifat yang penting sekali bagi seorang
pemimpin:
1. Penuh energik baik rohani maupun jasmani dan giat
terus menerus.
2. Seorang pemimpin tidak boleh berprasangka, berpikiran
apriori/jelek tentang bawahannya, tidak boleh lekas naik
darah dan sebaliknya rasa percaya pada diri sendiri
harus ada.
3. Mempunyai pengetahuan yang luas tentang hubungan
manusia, karena pekerjaannya yang utama memerlukan
pengetahuan banyak tentang manusia dan hubungan
antara mereka.
4. Keinginan untuk menjadi pemimpin haruslah menjadi
daya pendorong yang berasal dari dalam diri dan tidak

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 33

ada desakan dari luas. Maka ia harus memancarkan


semangat bekerja.
5. Mempunyai kecakapan mengajar, karena seorang
pemimpin tulen harus pula memberi semangat kepada
anggota. Ia harus dapat memperkembangkan orang lain
dan memajukannya.
6. Mempunyai kemahiran dalam mengadakan komunikasi
secara lisan ataupun tulisan atau surat.
7. Mempunyai kemahiran dalam bidang sosial supaya
terjamin kepercayaan dan kesetiaan anggotanya. Ia
harus bersifat ramah, suka menolong, senang jika
anggotanya maju dan menghargai pendirian orang lain.
8. Mempunyai kecakapan tehnis untuk merencanakan,
menyusun organisasi, mengambil keputusan,
mendelegasikan kekuasaan, mengawasi, meneliti dan
sebagainya. Yang dimaksud kecakapan memimpin
adalah berfikir dinamis dan aktif.

Di samping sifat-sifat yang ada itu, masah ada yang


lebih penting lagi yaitu sifat-sifat dari segi kerohanian.
Hendaknya setiap pemimpin selalu berdasarkan pada iman
yang kuat, segala tingkah lakunya, pekerjaannya harus selalu
diperhatikan karena inilah yang lebih menaruh kesadaran dan
keinsyafannya kepada anggota.

H. Type-Type Pemimpin
1. Type Pribadi
Kepemimpinan pribadi dibuktikan oleh adanya kontak
pribadi yang langsung dari pemimpin kepada
anggotanya. Kepemimpinan semacam ini biasanya
sangat efekif di dalam usaha apapun baik yang kecil
atau pun yang besar.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 34

2. Kepemimpinan Non-Pribadi
Tidak dirasakan langsung, melainkan lewat
anggotanya, atau melalui non personal seperti rencana,
instruksi, sumpah atau janji. Hubungan pemimpin dan
anggotanya berjalan tidak langsung.

3.Kepemimpinan Otoriter
Pemimpin seperti ini menganggap leadership sebagai
haknya, ia berpendapat bahwa ia dapat menentukan
apa dan bagaimana sesuatu harus dikerjakan.
Pengawasan sangat tegang pula.

4. Kepemimpinan Demokratis
Golongan anggotanya ikut serta memberikan
pendapat mereka. Ini baiknya terutama jika anggota
golongan itu terdiri dari orang-orang yang cakap dan
cerdas. Jika mereka tidak mempunyai keinginan untuk
bekerja sama dan mengejar cita-cita yang murni, maka
tipe ini akan gagal.

5.Kepemimpinan Paternalistic
Pemimpin menjaga kepentingan anggota seperti
seorang datuk mengasuh kemenakannya atau anak
semangnya, melindungi, menjuruskan dan memimpin.
Biasanya kepercayaannya akan diri sendiri dan
kesanggupan atas anggota tidak dapat berkembang.

6.Kepemimpinan Kelompok yang setujuan


Seperti suatu perkumpulan sepakbola yang sedang
berlatih.

I. Teori Kepemimpinan

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 35

Sifat-sifat dan kwalitas yang perlu ada pada pemimpin,


yaitu:
1. Energi jasmani dan rohani
Pemimpin pada umumnya mempunyai semangat
yang besar, keuletan yang mengagumkan, aktivitas dan
kecerdasan yang melebihi lainnya.

2.Gairah Memimpin
Selera akan tujuan dan jurusan memimpin. Ia akan
memiliki kekuatan dan keyakinan tentang apa yang
dilaksanakan dan dengan cara bagaimana mencapainya.

3.Semangat
Tujuan yang sehat dan baik belum cukup untuk
menimbulkan semangat. Untuk itu pada anggotanya
harus digerakkan emosinya, harapannya, tekadnya.
Semangat adalah alat yang penting untuk seorang
pemimpin yang harus dapat membangkitkan semangat
anggotanya.

4.Ramah Tamah
Ini perlu untuk dapat menimbulkan rasa hormat dan
simpati anggotanya.

5.Tanggung Jawab
Orang yang memberi kepercayaan kepada seorang
pemimpin, bila mereka yakin dan percaya bahwa ia akan
menetapi janjinya, pemimpin haruslah berani
menanggung resiko dari kepemimpinannya jika perlu
dengan pengorbanan.
6. Intelligensia atau kecerdasan

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 36

Setiap pemimpin hendaknya berpengetahuan cukup


untuk mencapai tujuannya dan guna melaksanakan
kepemimpinannya.

7.Sanggup mengambil keputusan


Proses dalam mengambil keputusan itu adalah
dengan menimbang-nimbang berbagai faktor meskipun
berasal dari berbagai pendapat anggotanya. Dengan
adanya pengumpulan segala bahan keterangan dan
factor yang cukup, seorang pemimpin dapat dengan
bijaksana mengambil keputusan.

J. Bagaimana Seseorang Menjadi Pemimpin


Dalam hal ini tiga cara, yaitu:
1. Membentuk diri sendiri.
2. Dipilih oleh segolongan manusia.
3. Ditunjuk oleh pemimpin yang dipilih oleh anggota
organisasi.

K. Kewibawaan dan Tanggung Jawab


1.Asal-usul kewibawaan
a. Menurut Weber, kewajiban dalam susunan masyarakat
ada tiga macam:
1) Kewibawaan menurut undang-undang. Jadi yang
sifatnya percaya pada sahnya susunan dan
peraturan-peraturan menurut hukum
2) Kewibawaan yang serta tradisional yang percaya
pada sucinya tradisi dan adat istiadat yang
mengesahkan kewibawaan.
3) Kewajiban orang yang mendapat rahmat dari Allah
SWT.
b. Sumber kewibawaan itu adalah:

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 37

1) Tehnik. Kewibawaan diperoleh secara keahlian


khusus.
2) Moril.
3) Pribadi. Kewibawaan pribadi beasal dari kepribadian
seseorang.

2.Tanggung Jawab
Alvin Brown membahas wujud dan sifat dari
tanggung jawab sebagai berikut: “Tanggung jawab
“responsibility” adalah suatu beban dimana seorang
dapat diminta pertanggungjawabannya”.
Tanggung jawab mempunyai beberapa aspek, yaitu:
a. Tanggung jawab sebagai kewajiban yang harus
dilaksanakan
b. Tanggung jawab sebagai penentu kewajiban.
c. Tanggung jawab sebagai kewibawaan.
Ketiga aspek ini merupakan sebagai alat yang dapat
dipisahkan satu sama lainnya, dan ketiga-tiganya
disebut dengan tanggung jawab. Setiap anggota
organisasi dianggap telah menerima tugas yang harus
dilaksanakannya menurut kecapakannya dengan sebaik-
baiknya. Yang demikian itu akan menciptakan rasa
tanggung jawab melasanakan tugas dan kewajibannya.
Rasa tanggung jawab ini dapat pula dilihat dari dua fase:
Fase I : Bagaimana proses pelaksanaan kewajiban yang
dibebankan kepadanya untuk mencapai
tujuan/hasil tertentu
Fase II : Sampai dimana kewajiban yang dibebankan
kepadanya dicapai serta bagaimana
mempertanggung-jawabkan kepada
pemimpinnya.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 38

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 39

PANITIA

A. Pedoman Menentukan Panitia atau Komite


Pikiran pokok yang mendorong dibentuk suatu panitia
atau komite untuk suatu tugas tertntu adalah jika jelas nyata
bahwa sebuah panitia akan memberikan lebih banyak faedah,
baik dipandang dari hasil, cara kerja maupun dari sudut lain.
Beberapa patokan dimana pekerjaan pantia lebih bermanfaat
antara lain:
1. Bila ada suatu masalah yang akan ditangani dibutuhkan
keterangan dan pendapat dari tenaga ahli, misalnya
akan mengadakan perencanaan yang memerlukan
pendapat dan pertimbangan dan pengalaman mereka
dalam masing-masing bidang keahlian.
2. Untuk suatu hajat yang membutuhkan kerja sama dari
beberapa bagian. Misalnya, dalam suatu perusahan yang
sedang berkembang. Pada suatu ketika keuangan
mengahdapi kesulitan karena macet, maka untuk
mencari jalan keluar perlu dibentuk suatu komite yang
terdiri dari manager penjualan, pembelian, produksi dan
keuangan
3. Tujuan komite tersebut adalah untuk mengadakan
koordinasi antara keuangan perusahaan dengan
kebijaksanaan penjualan, pembelian dan produksi
sehingga dapatlah diatasi kemacetan keuangan
tersebut.
4. Bila sebuah organisasi menghadapi persoalan yang
akibat buruknya akan dirasakan oleh seluruh anggota
organisasi, maka perlu sekali untuk membentuk suatu
komite guna memecahkan persoalan yang khusus.
5. Yang dipilih menjadi panitia atau komite hendaknya yang
representatif, perlu diperhatikan bahwa pekerjaan yang
akan dikerjakan oleh panitia itu memerlukan kecakapan

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 40

dan ketangkasan, karena pekerjaan ini memerlukan


waktu yang sangat singkat serta kerapihan kerja, maka
anggota yang duduk dalam panitia mewakili sebagai
atau golongan yang berkepentingan.

A. Aspek-Aspek Yang Merugikan Dalam Kepanitiaan


Aspek yang merugikan antara lain:
1. Karena terdiri dari beberapa anggota dengan tanggung
jawab yang beraneka ragam serta latar belakang yang
berbeda pula, maka pekerjaan panitia itu dapat tersesat
jalannya, apabila dalam panitia terdapat beberapa
pendapat yang berbeda-beda atau bertentangan yang
didukung oleh sebagian anggota, maka pendapat-
pendapat inilah yang mungkin tidak menghasilkan
keputusan, bahkan melahirkan tiga fikiran berbeda.
2. Waktu yang harus disediakan dan ongkos yang
dikeluarkan merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan
dan selalu diperhitungkan. Mungkin sekali anggota
panitia harus mengadakan perjalanan ke berbagai
tempat untuk memperoleh lebih banyak keterangan.
3. Terpecahnya tanggung jawab. Suatu delegasi
mempunyai tanggung jawab yang tidak hanya diberikan
kepada seseorang saja, tetapi kepasa suatu kelompok.
Mereka masing-masing mempunyai rasa tanggung jawab
yang berbeda. Berbeda kalau kekuasaan itu diberikan
kepada seseorang. Akibat dari itu semua, mereka tidak
akan selalu merasa memikul beban atau tanggung jawab
jawab jika sebagian usaha gagal sama sekali. Bahkan
mereka mungkin menyalahkan satu sama lain. Dengan
demikian mereka mengalihkan tanggung jawab itu.

B. Petunjuk Menjalankan Panitia Dengan Efektif

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 41

1. Rumuskanlah kewajiban dan tanggung jawab panitia


yang akan dibentuk itu dengan tegas dan terang.
2. Pilihlah anggota panitia sesuai dengan tugas panitia
tersebut.
3. Berikanlah bantuan yang cukup kepada panitia.
4. Rumuskanlah prosedur yang tepat sehingga gerak yang
efektif dapat diharapkan.
5. Tentukanlah ketua panitia dan ketua rapat yang tepat.
6. Adakanlah penilaian dengan mengontrol konklusi yang
diambil oleh panitia.
7. Ongkos-ongkos yang dikeluarkan hendaknya dapat
dipertanggung-jawabkan dengan hasil yang diperoleh.
8. Biasakanlah mendokumentasikan rumus-rumus yang
telah disepakati sehingga dapat merupakan bahan yang
penting untuk organisasi kelak di kemudian hari.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 42

RAPAT

Rapat adalah suatu pertemuan organisasi yang resmi


dengan tata tertib yang agak mengikat. Sehingga keputusan-
keputusan yang ditetapkan dalam rapat tersebut bersifat
mengikat.
Agar supaya rapat itu berfaedah dalam arti kata dapat
mengembangkan sifat kepemimpinan, maka hendaknya
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 43

A. Macam-Macam Rapat
Rapat terdiri dari:
1. Rapat Pleno, adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh
anggota organisasi. Rapat ini diadakan untuk:
a. Pemilihan pimpinan rapat pleno yang terdiri dari
seorang ketua, seorang wakil ketua dan seorang
sekretaris.
b. Pencalonan Ketua Umum OSDU.
c. Pemilihan Ketua Umum OSDU.
d. Penilaian laporan pertanggungjawaban pengurus
OSDU pada akhir masa jabatannya.
e. Acara, waktu dan tempat rapat pleno dikonsultasikan
dengan pembina OSDU.
2. Rapat Pengurus, adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh
pengurus organisasi. Rapat ini diadakan untuk:
a. Rapat Pleno pengurus, untuk
1) Penyusunan Program Kerja Tahunan OSDU
2) Penilaian pelaksanaan program kerja OSDU tengah
tahunan dan akhir tahun.
3) Membahas laporan pertanggungjawaban OSDU
pada akhir masa jabatan.
b. Rapat Pengurus Harian, adalah rapat pengurus yang
dihadiri oleh para pengurus harian OSDU untuk
membicarakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan
pekerjaan harian.
c. Rapat Koordinasi, adalah rapat yang dihadiri oleh
Ketua dan para Ketua Bagian.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 44

B. Perencanan Rapat
1. Rencanakanlah waktu tertentu untuk mengadakan rapat,
berikanlah kesempatan kepada anggota yang akan
mengikuti rapat.
2. Acara rapat hendaknya disusun berdasarkan usul-usul
yang dikemukakan oleh anggota pengurus. Usul-usul
dapat bersifat resmi dapat juga tidak resmi, untuk
kepentingan ini hendaknya dibentuk panitia khusus yang
menyusun acara rapat.
3. Panitia ini bersama-sama dapat menghubungi anggota
lain dalam usaha mengumpulkan usul-usul acara rapat.
4. Konsep rapat yag telah disusun oleh panitia ini hendaknya
disahkan oleh ketua terlebih dahulu. Apabila dianggap
perlu konsep acara tersebut dapat ditinjau kembali
dengan mengadakan perubahan sedikit oleh ketua.

C. Pimpinan Rapat
1. Pimpinan rapat hendaknya bijaksana agar persoalan yang
dibahas dapat dengan jelas dan terang dapat diikuti oleh
semua anggota peserta rapat. Segala persoalan yang
penting untuk dibicarakan.
2. Usahakan agar semua peserta rapat ada kesempatan
untuk mengemukakan pendapat dan fikiran mereka.
3. Pimpinan rapat harus sanggup dan dapat membedakan
pembiraan yang bersifat:
a. Mengemukakan fakta.
b. Mengemukakan pendapat.
4. Pimpinan rapat hendaklah menjaga agar pembicaraan
tidak hanya dimonopoli oleh salah seorang peserta
tertentu.
5. Pimpinan rapat harus cakap, dengan cepat dan tepat
dapat menyimpulkan hasil pembicaraan dalam rapat,
sebelum diambil keputusan hendaknya diperhatikan atau

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 45

dipertimbangkan secara masak. Segala fikiran, pendapat


dan pengalaman yang dikemukakan oleh peserta rapat
dikembangkan dengan sebaik-baiknya dan teliti, dengan
demikian dihindarkan keputusan yang kurang obyektif
dan kurang memuaskan. Demi untuk menambah
pengetahuan, kecakapan dan pengalaman dalam seluk
beluk mengenai rapat, pimpinan dapat diusahakan secara
bergiliran, baik yang memimpin ataupun yang mencatat.

C. Cara-Cara Rapat
Yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan rapat
adalah:
1. Tempat/Posisi Ruangan
a. Meja pimpinan di sebelah kiri.
b. Mimbar di sebelah kanan.

2. Corum
Yaitu jumlah anggota atau pengurus penuh yang oleh
organisasi telah ditetapkan harus hadir dalam suatu
sidang guna memutuskan atau merundingkan apa yang
harus dirumuskan atau dilaksanakan oleh suatu
organisasi.

3. Jalannya Rapat
Rapat dipimpin oleh seorang ketua dan sekretaris.
Pimpinan rapat membuka rapat dengan bacaan
basmalah. Kemudian mempersilahkan sekretaris untuk
melaporkan undangan yang telah disebarkan dan
membaca acara rapat sebelum dimulai sidang. Pimpinan
sidang menjelaskan tentang susunan acara dan meminta
persetujuan hadirin. Keadaan harus dijaga dengan baik
begitu pula tata tertib dan disiplin sidang.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 46

4. Persiapan Pimpinan
a. Catatan dan ikhtisar rencana yang akan dibicarakan
dalam sidang.
b. Menampung segala pendapat atau usul yang
dikemukakan oleh peserta sidang dan
menghormatinya.
c. Menyimpulkan pendapat-pendapat yang dikemukakan
oleh peserta sidang.
d. Bertindak tegas dan tidak mengakibatkan norma
demokrasi disalahgunakan.
e. Bijaksana dalam mempertemukan pendapat yang
kontradiksi atau berlawanan.

5. Tugas Sekretaris Sidang


a. Mengabsen para hadirin
(mengadakan daftar hadir sebelum sidang dimulai).
b. Mencatat atau membuat notulen
rapat.
c. Membacakan hasil-hasil rapat
atau notulen.
d. Membuat laporan hasil rapat dan
dikirim kepada instansi yang bersangkutan.

6. Tindakan Pimpinan Sidang Dalam Menyambul


Usul-Usul yang Diajukan Oleh Peserta Sidang.
a. Mengulangi bunyi usul dan
mengajukannya kepada hadirin atau para peserta.
b. Menanyakan kepada hadirin atau
para peserta siapa yang mendukung usul tersebut.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 47

c. Mempersilahkan usul tersebut


(bila perlu) agar usul tersebut dibahas atau
diperdebatkan.
d. Mengadakan pemungutan suara.

7. Membahas atau Memperdebatkan Suatu Usul


a. Jangan membolehkan anggota
sidang untuk berbicara dua kali jika ada yang lain
belum berbicara.
b. Menghentikan pembicaan yang
tidak pada point/pokok masalah yang telah ditentukan
dan yang berbicara bertele-tele. Bagi pembicara yang
kontradiksi jangan menghadapkan mukanya waktu
berbicara kepada kawan yang dilawannya, hal ini
untuk menghindari timbulnya suasana permusuhan
antara dua orang anggota yang kontradiksi dan untuk
memudahkan peserta yang lain dalam mendengar dan
menimbang alasan-alasan yang dikemukakan.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 48

AD DAN ART ORGANISASI

A. Anggaran Dasar Organisasi


Setiap negara yang mempunyai pemerintahan bercorak
demokrasi, tentu memberikan berbagai macam hak kepada
penduduknya yaitu hak untuk berhimpun dan berapat atau
lazimnya disebut dengan hak berorganisasi. Pada saat ini
banyak diketahui berbagai macam perhimpunan yang
bertujuan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, dll.
Bagi suatu negara yang mempunyai pemerintahan
teratur, berlakulahh Undang Undang Dasar untuk menjamin
keselamatan negara dan penduduknya. Undang-undang atau
peraturan yang berlaku di organisasi atau perhimpunan
disebut Anggaran Dasar (AD) yang dibuat oleh tim tertentu
yang disahkan oleh rapat atau sidang anggota yang diadakan
untuk pertama kali.
Anggaran Dasar yang disahkan dan diakui itu
mempunyai kekuatan dan kekuasaan terbesar dan tertinggi.
Semua pengurus dan anggota dari masing-masing
perhimppunan atau organisasi yang mempunyai AD wajib
tunduk terhadap apa yang dinyatakann oleh AD tersebut.
Penyusunan pasal demmi pasa untuk membuat AD
tidaklah mudah, karena inilah yang akan menetapkan tujuan
dan cara dari organisasi tersebut. AD dalam suatu organisasi
yang teratur rapi dan baik tentu akan memuat antara lain:
1. Dasar dan Tujuan Organisasi.
2. Uraian mengenai cara mencapai tujuan organisasi.
3. Syarat-syarat yang diperlukan untuk menjadi anggota
organisasi itu beserta hak dn kewajibannya masing-
masing.
4. Cara memperoleh sumber keuangan.
5. Peraturan dan kewajiban pengurus organisasi.
6. Peraturan tentang rapat organisasi.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 49

7. Pedoman atau petunjuk tentang masalah-masalah yang


harus diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART)
organisasi.
8. Peraturan tentang perubahan Anggaran Dasar.
9. Peraturan tentang cara pembubaran organisasi.
10. Peraturan lain yang memperbolehkan pengurus
organisasi mengambil keputusan yang tidak disebut
dalam AD dan ART.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 50

B. Anggaran Rumah Tangga Organisasi


Telah ditegaskan bahwa dalam Anggaran Dasar suatu
organisasi hanya dicantumkan hal-hal yang penting-penting
saja, sedangkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini
disebutkan dan ditentukan hal-hal yang sewaktu-waktu dapat
diubah yang antara lain tergantung kepada maju mundurnya
suatu organisasi ataupun juga dikarenakan oleh
perkembangan zaman (kalau memang hal tersebut
mempengaruhi pertumbuhan organisasi).
Anggaran Rumah Tangga harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga coraknya tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar organisasi tersebut yang dimuat dalam Anggaran
Rumah Tangga ialah:
1. Hal-hal yang mengenai fungsi, wewenang dan tugas
pengurus dan anggota organisasi.
2. Tentang pemberhentian dan pemecatan pengurus atau
anggota.
3. Tentang dapat dan tidaknya sesuatu keputusan yang
diambil dalam rapat disahkan atau tidak disahkan
berdasarkan jumlah anggota yang hadir dalam rapat
atau sidang.
4. Hak mengeluarkan pendapat atau suara.
5. Urusan pemakaian keuangan organisasi.
6. Acara yang harus dibicarakan dalam rapat-rapat dn
sidang musyawarah organisasi dan lain-lain yang
dianggap penting selain dari yang tersebut di atas.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 51

ADMINISTRASI

Dari kalangan ilmuwan, ilmu administrasi masih selalu


diperselisihkan tentang arti atau namanya. Administrasi dalam
bahasa Belanda adalah tata usaha, yaitu segala kegiatan yang
meliputi tulis menulis, mengetik, korespondensi, kearsipan dan
lain-lain yang berupa pekerjaan kantor.
Kalau diambil dari bahasa Yunani, berasal dari suku kata
AD dan MINISTRASI yang berarti pengabdian atau service atau
pemberian jasa di dalam suatu usaha guna mencapai suatu
tujuan. Drs. The Liang Gie mengartikan administrasi ialah
segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja
sama sekelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Segi-segi administrasi ada tiga macam, yaitu:
1. Administrasi dalam arti institusional adalah merupakan
kelompok orang yang menjalankan proses kegiatan ke arah
tercapainya suatu tujuan bersama.
2. Administrasi dalam arti fungsional adalah segala kegiatan
yang mendahulukan ke arah mencapai suatu tujuan.
3. Administrasi dalam arti proses adalah segala kegiatan sejak
dari rumusan tujuan sampai penyelenggaraan sehingga
tercapai suatu tujuan.
Menurut Drs. The Liang Gie, ilmu administrasi di
Indonesia ini dapat diperinci dari dua sudut:

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 52

1. Perincian menurut unsur administrasi.


Organisasi.
Management.
Tata
Hubungan.
Administrasi
Kepegawaian.
Administrasi
Keuangan.
Administrasi
Perbekalan.
Administrasi
Perkantoran.
Administrasi
Humas.

2. Perincian menurut suasana lingkungan serta tujuannya.


Administrasi Negara
Administrasi negara dapat diperinci dalam cabang
pengetahuan khusus seperti:
1) Administrasi tentang pajak
2) Administrasi tentang pengajaran
3) Administrasi tentang kesehatan
4) Administrasi tentang kemiliteran atau
administrasi militer
Segala proses dalam penyelenggaraan wewenang
untuk kepentingan penduduk dalam suatu negara
adalah kegiatan administrasi negara, ada tiga unsur
penting dalam suatu administrasi negara, yaitu:
a) Organisasi
b) Management
c) Keuangan

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 53

Berorganisasi adalah mengatur suatu usaha


dengan jalan bekerja sama di antara sekelompok
manusia dalam lingkungan masyarakat.
Maksud berorganisasi di sini adalah:
a) Menghimpun tenaga sebanyak mungkin menjadi
satu kekuatan.
b) Menghimpun tenaga yang berbakat.
Untuk bisa berorganisasi dan supaya dapat
menjalankan tindakan. Harus mempunyai pegangan
hukum yaitu yang tercantum dalam asas-asas yang
dijadikan dasar untuk menjalankan atau melakukan
pekerjaan sehari-hari.
b. Administrasi Swasta.
1) Administrasi perusahaan
2) Administrasi kemasyarakatan
3) Yang terdiri dari macam-macam golongan
atau partai
4) Administrasi internasional

Administrasi Sosial
Contoh: UNESCO, UNO

SURAT

Surat ialah sehelai kertas atau lebih dimana dituliskan


suatu pernyataan, berita, pertanyaan atau segala sesuatu

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 54

yang dinyatakan, diberitakan kepada orang lain. Surat dapat


digolongkan menurut:
1. Golongan yang berbentuk kartu pos.
2. Golongan yang berbentuk warkat pos
3. Golongan yang berbentuk bersampul.
Korespondensi ialah segala aktivitas mulai dari
menyusun surat sampai surat ditandatangani dan siap untuk
dikirimkan.

A. Penyelenggaraan Surat
Sebelum menulis surat kepada orang lain hendaklah
difikirkan dahulu apa yang hendak dituliskan di atas surat itu
dan kepada siapa surat itu akan dikirimkan. Hendaklah
diperhatikan pribadi seseorang yang akan dikirimi, maka
terlebih dahuluh hendaklah surat itu dalam bentuk konsep
atau kertas sebelum dicantumkan di atas kertas surat.
Yang dimaksud dengan surat berkepala adalah kertas
yang dibubuhi:
1. Nama dan alamat pengirim atau nomor telepon
2. Nama (nama bagian), alamat pengirim dan ruangan
untuk nommor, hal dan lampiran surat.
Kertas surat berkepala seperti yang dimaksudkan di atas
biasa didapati pada surat-surat perorangan yang gemar
memakai kepala. Sedangkan macam surat pada bagian (b)
sering dipakai oleh jawatan pemerintah, instansi, perusahaan
atau organisasi lainnya.

B. Nomor Surat
Tidaklah semua surat memakai dan memerlukan nomor.
Nomor surat hanya lazim dipakai untuk surat-surat resmi yang
diselenggarakan oleh jawatan, badan pemerintah, swasta,
atau organisasi lainnya. Ini disebabkan besarnya faedah yang
diambil dari surat itu, antara lain:

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 55

1. Memudahkan pencarian surat itu dari tempat


penyimpanannya.
2. Dapat diketahui banyak sedikitnya surat yang masuk
dan surat yang keluar dalam setahunnya atau
sebulannya.

Nomor surat itu ada dua macam, yaitu:


1. Nomor surat lengkap, yaitu terdiri dari:
a. Nomor urut surat.
b. Code bagian, bendel, bulan dan periode pengurus
c. Tahun.
Contoh : 088/UP/F/III/2006
088 : Nomor surat yang dibuat
UP : Code bagian kantor yaitu Urusan Pegawai
berarti bersangkut paut dengan
kepegawaian
F : Code bendel, arsip surat tersebut
dimasukkan dalam bendel F.
III : Code bulan, surat itu dibuat pada bulan
Maret, atau surat tersebut dibuat oleh pengurus
periode yang ke III.
2006 : Tahun pembuatan surat tersebut.

Untuk surat-surat dinas militer, laporan dan lain-lain


biasanya dibawah nomro surat dan lampiran diberi perkataan :
SIFAT
Contoh : a. Nomor : 359/D-I/A/III/2006
Lamp :
Sifat : Rahasia
Hal : Penangkapan Teroris
b. Nomor : 013/BP/E-a/XX/2006
Lamp :
Sifat : Mohon Perhatian

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 56

Hal : Laporan Umum

2. Nomor surat yang tidak lengkap terdiri dari:


a. Nomor/Code
b. Nomor/Tahun

C. Jenis Surat
1. Surat Partikelir
2. Surat Dinas
3. Surat Dagang

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 57

D. Isi Surat
1. Pembukaan Surat
Pembukaan surat sering berlainan dan dibuat sesuai
dengn selera dari siapa saja yang akan mengirimkan
surat. Tetapi tidak semua surat dapat memakai
pembukuan menurut sekehendak hati, untuk
korespondensi resmi banyak pula istilah-istilah dan
kalimat tertentu seperti surat dagang, surat permohonan
surat keputusan, surat keterangan dan lain-lain.

2. Isi Surat
Isi surat banyak macam ragamnya. Untuk menyusun isi
surat, orang dapat leluasa sekali dan boleh memakai
caranya sendiri tergantung pada pokok hal yang akan
dijadikan isi surat.
Agar suapa penerima surat itu dapat memahami maksud
kandungan isi surat, maka kalimat yang dipakai harus
sederhana, tepat, singkat, ringkas, tetapi jelas dan terang.
Bahasa yang dipakai hendaknya bahasa yang baik
susunannya. Kalimatnya pun harus teratur, sesuai dengan
golongan surat yang dibuatnya, seperti surat
korespondensi, surat kepputusan, surat keterangan, dan
lain sebagainya.

3. Penutup
Semua surat harus ada penutupnya, sebab kalau tidak
ada penutupnya dapat meniimbulkan prasangka yang
tidak-tidak. Sudah selesaikan surat itu? Apa lanjutan dari
persoalan yang dimaksudkan dalam surat itu? Dan lain
sebagainya.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 58

4. Lampiran Surat
Kadang-kadang ada surat yang disertai surat lain atau
turunan surat, seperti pokok acara sidang, susunan
pengurus, surat keterangan, dsb. Kalau ada surat yang
diberi lampiran surat ini, harus diterangkan dalam surt
dengan kata-kata. Contoh: Lampiran : 3 helai. Ini berarti
selain surat resmi ada 3 buah surat sebagai lampirannya.

5. Tembusan Surat atas Tindasan Surat


Surat diberi tembusan bial persoalan yang dimaksudkan
dalam surat tersebut menyangkut atau ada hubungan
dangan pihak atau instansi lain. Surat yang dikirim ke
Kantor Pendidikan Agama misalnya, masih ada hubungan
dengan kantor Lembaga Perbendaharaan Negara dalam
masalah keuangan, maka dikirimlah surat tembusan ke
kantor tersebut agar supaya dapat ikut mengetahui
persoalan yang dimaksudkan di dalam surat tersebut.
Kepada siapa tembusan itu dikirimkan harus disebutkan
juga dalam surat resmi itu, yang biasanya ditulis di bagian
bawah sebelah kiri.
Surat resmi paling sedikit dibuat rangkap dua, yang asli
atau paling atas dikirimkan dan yang lain dibawahnya
sebagai duplikat, simpan sebagai arsip.

6. Stempel
a. Di sebelah kiri tnda tangan sekretaris (jika memang
ada ketuanya).
b. Sebagian tanda tangan harus terkena stempel.
c. Tidak di atas tanda tangan dan tidak pula menutupi
tanda tangan.
d. Tidak diulangi walaupun kurang jelas/terang.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 59

Contoh surat resmi:


YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PONDOK PESANTREN
DARUL ULUM
Jl. Marsekal Surya Darma – Selapajang Jaya – Neglasari – Kota Tangerang

Nomor : 088/DUCS/B-a/IX/2008 Tangerang, 14 Juli


2008
Lamp : 1 lembar
Hal : Pemberitahuan Kepada Yang
Terhormat,
Pimpinan Ponpes Darul Ulum
Di
Tempat
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Bersama ini kami memberitahukan dengan segala hormat bahwa
dalam rangka peningkatan mutu Pelatihan Komputer di Pondok
Pesantren Darul Ulum, perlu diadakan perlombaan komputer
cepat.
Maka dengan ini kami akan mengadakan perlombaan tersebut
pada:
Hari : Jum’at
Tanggal : 20 Juli 2008
Waktu : Pukul 08:00 WIB
Tempat : Aula Pondok Pesantren Darul Ulum
Acara : Terlampir
Demikianlah surat ini kami sampaikan, semoga dapat menjadikan
maklum adanya.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 60

Bagian Pelatihan Komputer


Pondok Pesantren Darul
Ulum
Ketua Sekretaris

Muhammad Najib Akmal Fielya Maharani


Mumtazah
Tembusan
1. Yth. Pembimbing
2. Yth. Bagian Pengasuhan Santri
3. Yth. Penasehat
4. Arsip

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 61

ARSIP

Arsip ialah suatu kumpulan catatan yang disimpan secara


sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali
diperlukan dapat secara mudah dan cepat ditemukan.
Istilah lain dari arsip ialah segala sesuatu yang berkenaan
dengan penyimpanan segala surat yang meliputi
korespondensi, surat-surat instruksi, surat edaran, akte. Atau
singkatnya arsip adalah pembendaharaan surat-surat
termasuk di dalamnya surat-surat yang telah dijadikan buku
atau kitab, baik mendani benda-benda surat maupun
mengenai tempat penyimpanan surat-surat.
Kata arsip berasal dari bahasa Belanda “Archief” yang artinya
simpanan dan dalam bahasa Inggris “File”. Dalam bahasa latin
“Archievum” yang berarti penyimpanan (gedung
penyimpanan) surat-surat, peraturan-peraturan, undang-
undang, dll.
Terdapat dua macam arsip,
1. Arsip surat keluar
2. Arsip surat masuk
Adapun tempat untuk menyimpan arsip disebut “MAP” dengan
berbagai macamnya, antara lain:
1. Stopmap Folio untuk menyimpan surat yang akan
ditandatangani oleh kepala.
2. Snelhecter Map untuk menyimpan surat-surat berharga
seperti kwitansi, nota pembelian dan sebagainya.
3. Order Map. Ini dua macam:
a. Yang besar berukuran 28.5 x 34.5 cm untuk menyimpan
laporan daftar gaji, dll.
b. Yang kecil berukuran 28.5 x 17.5 cm untuk menyimpan
surat-surat berharga seperti kwitansi, nota pembelian
dan sebagainya.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 62

A. Sistem Kearsipan
Ada dua macam sistem kearsipan
1. Berdasarkan “nomor surat” ialah dimana surat disimpan
berdasarkan urusannya masing-masing seperti: surat-
surat yang berhubungan dengan keuangan diarsipkan
sesuai dengan arsip keuangan.
2. Berdasarkan perihal ialah kearsipan dimana penyimpanan
surat-surat itu berdasarkan perihal surat.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 63

B. Bagian-Bagian Arsip
1. Arsip Permanent ialah arsip surat-surat penting yang ada
hubungnnya dengan kantor atau perusahaan yang
bersangkutan.
2. Arsip Active ialah surat-surat yang setiap waktu masih
dibutuhkan.
3. Arsip inactive ialah arsip dari surat yang sudh jarang
dipakai, umumnya surat-surat yang lebih dari satu tahun.
4. Arsip mati ialah arsip dari surat yang sudah tidak pernah
dipakai lagi (umumnya surat-ssurat yang lebih dari 5
tahun).
Masalah kearsipan sangat penting sebab pada kantor besar
umumnya diadakan suatu tempat khusus yang merupakan
pusat penyimpanan arsip dengan staff khusus, dimana surat
seluruh bagian kantor ditetapkan menjadi satu.
Keuntungan pemusatan arsip sebagai berikut:
1. Pertanggungjawaban seluruh arsip dipikulkan kepada
seorang pegawai atau staf
2. Arsip dapat dipakai oleh semua bagian pada tempat yang
tertentu.
3. Surat-surat itu tidak tersebar pada masing-masing bagian
yang kadang-kadang bisa hilang terlupakan dan lain
sebagainya.
4. Segala rahasia kantor, perusahaan atau suatu organisasi
dapat terjamin.

C. Cara Menyimpan Arsip


1. Bagian arsip menerima arsip surat masuk dan keluar dari
semua bagian kantor.
2. Sebelum surat-surat itu masuk bendel arsip, harus
dipisahkan antara surat masuk dan surat keluar.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 64

3. Setelah dipisahkan menurut surat masuk dan keluar


kemudian dipisahkan menurut bagian-bagian (bagian
keuangan, kepegawaian, dsb). Jadi arsip bagian yang
mempunyai bundel tersendiri.
4. Setelah penggolongan menurut bagian-bagian kantor,
baur sudat disusun. Biasanya tiap bendel dimana induk
(nomor polite) yang bersifat code, yakni yang
memudahkan pemeriksaan.
5. Selesai dengan penggolongan kemudian arsip disusun
menurut tanggal masuk keluarnya surat. Lalu dimasukkan
dalam bendel arsip setelah dilobangi dengan alat yang
dinamakan “Ferforator”.
6. Jika surat-surat sudah masuk dalam bendel itu lalu
disusun lagi dalam rak yang disebut rak arsip.

D. Perumusan Arsip
Surat yang tidak dipakai karena sudah lebih kwatunya tidak
boleh dibuang tetapi harus disimpan sebagai benda-benda
arsip. Tempat penyimpanan itu harus terjammin
keselamtannya dan keamanannya. Bila benda-benda itu sudah
waktunya dimusnahkan harus memenuhi peraturan yang telah
ditetapkan oleh peraturan negara, organisasi, perusahaan, dll.

E. Surat Yang Segera Disimpan


1. Surat yang tidak memerlukan jawaban
2. Surat yang tidak penting untuk dipelajari karena isi surat
itu tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan
urusan pekerjaan atau kantor atau perusahaan.
3. Surat yang sudah merupakan suatu yang basi atau tidak
penting.

F. Surat Yang Tidak Segera Disimpan


1. Surat yang memerlukan jawaban atau balasan

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 65

2. Surat yang mengandung permintaan yang bersangkutan


dengan urusan pekerjaan dari jawatan, kantor atau
perusahaan.
3. Surat edaran yang bertalian dengan urusan pekerjaan.
4. Surat apa saja yang harus dipelajari dahulu sebelum
disimpan.
5. Surat instruksi yang berhubungan dengan urusan
pekerjaan.
6. Surat yang memuat peraturan perundang-undangan.
Setelah surat-surat tersebut sudah tidak terpakai lagi
disediakan suatu tempat yang khusus terpisah satu dengan
lainnya.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 66

BUKU AGENDA SURAT

Buku agenda ialah buku catatan keluar masuknya surat yang


dikirim maupun yang diterima oleh suatu kantor jawatan. Cara
penggunaan buku agenda ini ada 2 macam, yaitu:
1. Secara Double (berganda)
Surat yang diterima dan yang dikirim dicatat dalam dua
buku agenda.
a. Agenda keluar, untuk mendata surat-surat yang dikirim.
b. Agenda masuk, untuk mencatat surat-surat yang
diterima.

2. Secara Single (tunggal)


Surat yang diterima dan yang dikirim diagendakan/dicatat
dalam sebuah buku agenda saja.
a. Buku Agenda Umum, buku agenda yang digunakan
untuk mencatat surat-surat yang dikirim dan diterima
oleh semua kantor.
b. Buku Agenda Bagian, buku agenda yang digunakan
untuk mencatat surat-surat yang dikirimkan oleh bagian-
bagian kantor.

A. Mengagendakan Surat
1. Mengagendakan surat dimulai pada saat mengadakan
pembukuan surat-surat.
2. Pada awal bulan dalam satu tahun.

B. Menutup Agenda
Buku agenda ditutup tiap-tiap akhir tahun atau pada saat
jawatan kantor tidak bekerja lagi. Caranya:
1. Garis berikutnya harus digaris tebal sebagai garis
tertutup.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 67

2. Dua garis setelah garis penutup itu dicantumkan kata-


kata:

…………. tgl : ……………… th : …….


Agendaris
Cap

(Nama Terang)

Agendaris biasanya termasuk dari bagian Tata Usaha, maka


kadang-kadang sekretaris juga menyatakan legalisasinya
(pengesahannya) dengan mencantumkan:
Mengetahui,
Kepala Bagian Tata Usaha
Sekretaris

Muhammad Nahwan Abyan

C. Kewajiban Agendaris
1. Mengagendakan surat-surat yang masuk dan surat keluar
dan membutuhkan catatan tentang pengagendaan
masing-masing surat.
2. Mengusahakan supaya buku-buku yang dipegang itu
dapat menjadi buku petunjuk tempat dimana surat-surat
itu diagendakan.
3. Bekerja sama secara administrasi sebaik-baiknya dengan
semua pejabat baik di bagian/lingkungan sendiri atau di
bagian lain.

Contoh agenda surat secara double

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 68

Surat Masuk
T Nom
Ta Nomor L Dari Hal
g or
ng a
l Agen
gal m
da
p
.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 69

1 03/B/ 16/ 02/BPS/DU/VII/ 1 Bag. Pe K


7 VII/20 7/0 2006 le Peng mb e
/ 06 6 m asuh erit t
7 b an ahu
/ a Santr an
0 r i
6

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 70

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 71

Surat Keluar Ket


Tgl Nomor
Kepad Perihal Lampira
Agenda
a n
18/ 06/BPS/DU/VII/2006 OSDU Undangan 1 lembar
7/0
6

Contoh agenda surat secara single


No. Urut Tanggal Sur Lamp Alamat Hal Ket
at
M K M K T N
a el a el
s u s u
u a u a
k r k r
a. a. b. b. c c d e F g
1 2 1 2

Keterangan agenda:
a. Untuk mencatat nomor urut surat dari surat yang masuk
(a.1) atau surat yang keluar (a.2)
b. Untuk mencatat tanggal masuknya surat (b.1) atau tanggal
pengiriman surat yang akan dikeluarkan (b.2)
c. c.1 mencatat tanggal yang tercantum pada surat
masuk/keluar tersebut
c.2 mencatat nomor dari surat yang masuk/keluar dengan
menuliskan seluruhnya.
d. Untuk mencatat berapa lembar lampiran yang dilampirkan
pada surat tersebut.
e. Untuk mencatat alamat/nama pengirim dari surt masuk
atau nama/alamat dari yang dituju oleh surat yang keluar
f. Untuk mencatat perihal/isi surat masuk/keluar
g. Hanya diisi keterangan yang diperlukan dari surat
masuk/keluar

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 72

BUKU EKSPEDISI

Buku Ekspedisi disebut juga “Buku Pengantar Surat” untuk


mencatat pengiriman surat kepada pihak lain. Orang yang
melaksanakan pekerjaan ekspedisi disebut ekspeditur. Buku
ekspedisi terbagi tiga, yaitu:
1. Buku ekspedisi extern (luar kota) ini digunakan untuk
mengirim surat kepada kantor atau jawatan dengan
melibatkan kantor pos.
2. Buku ekspedissi intern (dalam kota) ini digunakan untuk
mengirim surat kepada kantor atau jawatan dalam kota
saja.
3. Buku ekspedisi local yang digunakan untuk membagi surat
di dalam kantor masing-masing pihak yang di dalam sebuah
kantor.
Kegunaan buku ekspedisi antara lain:
1. Untuk menjamin keselamatan surat-surat yang dikirimkan
ke kantor yang dituju.
2. Untuk tanda bukti bagi pengantar surat, bahwa surat itu
benar-benar disampaikan kepada yang bersangkutan
3. Untuk menghormati yang dikirim.

Contoh buku ekspedisi:


Surat yang Tanda
No Tanggal Alam
diserahkan Tangan
. Kirim at
Tgl Nomor Banya Penerima
k
a b c d e f g

Keterangan:
a. Untuk menulis nomor surat yang diserahkan
b. Untuk menulis tanggal pembuatan surat yang dikirim
c. Untuk menulis tanggal pembuatan surat yang diserahkan

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 73

d. Diisi dengan nomor surat yang diserahkan


e. Diisi menurut banyaknya surat yang diserahkan
f. Untuk menulis kepada siapa surat itu diserahkan
g. Tempat untuk membubuhkan tanda tangan bagi yang
meneriam penyerahan, kadang-kadang pada kolom ini
dibubuhi stempel dinas dan juga tanggal penerimaan.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 74

DISPOSISI

Disposisi berarti catatan singkat atau petunjuk kepala


kantor/direktur/ pimpinan kepada karyawannya.
Contoh memberi disposisi:
1. Ditulis dengan singkat di tempat surat yang kosong.
2. Kemudian diparaf/ditandatangani.
3. Diberi tanggal waktu di bawahnya.
1. Ketiklah 10 x 2. Balas, tidak ada lowongan

16/6/2006 10/9/2006
1. diperintah mengetik 10 2. diperintahkan membalas
lembar surat tersebut yang
menyatakan tidak ada
lowongan
Tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang
mendisposisi
Tanggal adalah tanggal waktu mendisposisi.
Catatan:
f. Disposisi direktur biasanya merupakan petunjuk beleid
(kebijaksanaan dalam penyelesaian suatu pekerjaan.
g. Disposisi kepala bagian merupakan perintah kepada
bawahannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 75

BUKU KAS

Buku kas ialah buku yang dipergunakan untuk mencatat


masuk keluarnya uang dalam kas. Buku kas dapat dikerjakan
dengan:
A. Cara folio (scontro)
1. Cara folio dwi halaman
Buku kas yang dikerjakan secara dwi halaman terdiri
dari 2 buah muka halaman, yaitu:
a. Halaman debet, yang dipergunakan untuk mencatat
pemasukan atau penerimaan uang dengan menyebut
asal uang itu. Halaman debet terdiri dari beberapa
kolom antara lain:
1) Untuk mencatat tanggal pemasukan
uang tersebut.
2) Untuk mencatat keterangan dari mana
saja yang didapati, singkat tapi jelas.
3) Untuk mencatat nonor urut dari bukti
penerimaan uang.
4) Untuk mencatat jumlah uang yang
diterima oleh kas pada tanggal itu.
b. Halaman credit, yang dipergunakan untuk mencatat
pengeluaran uang dengan menyebut sebab/alasan
dikeluarkannya uang tersebut.
Halaman kredit itu terdiri dari beberapa kolom antara
lain:
1) Untuk mencatat tanggal ketika pengeluaran uang
tersebut.
2) Untuk mencatat segala keterangan untuk apa dan
kepada siapa saja uang dikeluarkan
3) Untuk mencatat nomor urut dari buku pengeluaran
uang.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 76

4) Untuk mencatat jumlah uang yang dikeluarkan pada


tanggal itu

Catatan:
Buku kas dapat berupa kwitansi, faktur, bon kontan,
nota pembayaran dan sebagainya. Nomor-nomor urut
dibubuhkan pada bukti-bukti kas disebut nomor bukti
kas. Selisih antara jumlah penerimaan dengan
pengeluaraan disebut saldo kas.

2.Cara folio satu halaman (camera)


Buku kas secara halaman (camera) adalah pembukuan
keluar masuknya uang di dalam satu halaman. Biasanya
pembukuan dengan cara ini dilakukan oleh kantor-kantor
kecil.
Buku kas secara camera terdiri dari beberapa kolom, yaitu
Kolom 1, dipergunakan untuk mencatat tanggal
penerimaan maupun pengeluaran keuangan.
Kolom 2, dipergunakan untuk menuliskan
a. Penerimaan uang dengan menyebutkan
sumbernya
b. Pengeluaran uang dengan menyebutkan
keperluannya.
Kolom 3, dipergunakan untuk menulis nomor urut dari
bukti kas yang ada, baik bukti kas penerimaan
maupun pengeluaran.
Kolom 4, dipergunakan untuk menuliskan jumlah
penerimaan uang.
Kolom 5, dipergunakan untuk menuliskan jumlah
pengeluaran uang.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 77

Contoh: Buku kas folio dwi halaman bulan Desember 2005


Tangg Uraian NBK Jumlah Tangg Uraian NB Jumlah
al al K
Des, 1 Saldo Kas - Rp. Des, 2 Gula 1 kg 1 Rp.
bulan lu 12.000,- 3.000,-
Des, 2 Iuran anggota 1 Rp. Des, 5 2 lampu 2 Rp.
5.000,- 1.700,-
Des, 5 Uang olah 2 Rp. Des, 6 Obat-obatan 3 Rp.
raga 7.000,- 700,-
Des, 7 Café 3 Rp. Des, 9 Kertas Rp.
2.500,- 400,-
Jumlah Rp.
6.500,-
Saldo Rp.
20.000,-

Rp. Rp.
26.500 26.500

Contoh: Buku kas folio satu halaman bulan Desember 2005

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 78

Jumlah
Tangg Uraian NBK
al Pemasuk Pengelua
an ran
Des, 1 Saldo kas bulan lalu - Rp. -
12.000,-
Des, 2 Membeli bola sepak a - Rp.
3.000,-
Des, Iuran anggota 1 Rp. -
13 5.000,-
Des, Uang olahraga 2 Rp. -
14 7.000,-
Des, Membeli lampu b - Rp.
15 1.500,-
Des, Uang dari koperasi 3 Rp. -
16 2.500,-
Des, Membeli kaos lampu c - Rp.
27 500,-
Des, Membeli kertas d - Rp.
28 400,-
Des, Membeli obat-obatan e - Rp.
30 1.100,-
Jumlah Rp. Rp.
26.500,- 6.500,-
Saldo bulan lalu Rp.
20.000,-
Jumlah semua Rp. Rp.
26.500,- 26.500,-

3. Cara Tabelaris
Buku kas tabelaris disebut juga buku kas berlajur-lajur
atau bergolong-golong. Dikatakan begitu karena di
dalamnya berisi kolom/lajur menurut keperluan kantor yang
bersangkutan.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 79

Pada dasarnya merupakan perluasan dari buku kas


secara folio, dimana halaman yang disebelah kiri disebut
hlam debet, sedangkan halam yang ada sebelah kanan
disebut kredit.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 80

ORGANISASI SISWA DARUL ULUM (OSDU)

A. Pendahuluan
OSDU adalah suatu organisasi yang mempunyai peranan
untuk mengemban aspirasi siswa, menyalurkan kreatifitas,
jiwa kepemimpinan serta minat dan bakat mereka. Di Darul
Ulum, OSDU memberikan andil yang cukup besar dalam upaya
melaksanakan visi dan misi sekkolah, yaitu mewujudkan
sumber daya yang unggul dalam iptek dan imtak sebagai
bekal utama untuk menjadi pemimpin bangsa di masa yang
akan datang.
Sebagai wadah aspirasi siswa, OSDU dengan berabgai
divisi yang ada merupakan sarana untuk mengembangkan
kreatifitas mereka, khususnya dalam pengembangan ranah
afektif dan psikomotorik.
Mengingat sistem sekolah di Pondok Pesantren Darul
Ulum yang berpola asrama (boarding school) maka lingkup
kerja para anggotanya selama berada di sekolah dan
berlangsung selama mereka berada di lingkungan asrama.
Untuk itulah sistem organisasi yang dibangun mencakup
seluruh aspek aktivitas siswa di Pondok Pesantren Darul Ulum.

B. Pengertian OSIS
1. Secara Semantis
Di dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1993 disebutkan
bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS.
Kepanjangan OSIS terdiri dari: Organisasi, Siswa, Intra dan
Sekolah. Masing-masing mempunyai pengertian:
a. Organisasi adalah kelompok kerjasama antara pribadi
yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi dalam hal ini dimaksudkan satuan atau
kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 81

usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung


terwujudnya pembinaan kesiswaan.
b. Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan
dasar dan menengah.
c. Intra adalah berarti terletak di dalam dan di antara.
d. Sekolah adalah satuan pendidikan termpat
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sehingga
berjenjang dan berkesinambungan. Dengan sistem
boarding school, maka terminologi sekolah yang
dimaksud adalah pola kesatuan baik di sekolah maupun
di asrama.
OSIS berarti suatu organisasi yang ada di dalam dan di
lingkungan sekolah yang bersangkutan.
2. Secara Organisasi
OSDU adalah salah satu wadah organisasi siswa yang
sah di Pondok Pesantren Darul Ulum, mencakup pola
pembinaan siswa di sekolah dan asrama, yang tidak
mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah
lain dan tidak menjadi bagian/alat dari organisasi lain yang
ada di luar sekolah.

3. Secara Fungsional
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan
khususnya di bidang pembinaan kesiswaan di sekolah dan
asrama.

4. Secara Sistem
Apabila OSDU dipandang sebagai sistem berarti OSDU
sebagai tempat kehidupan berkelompk siswa untuk
berkejasama dalam mencapai tujuan bersama.
Dalam hal ini OSDU dipandang sebagai suatu sistem,
dimana sekumpulan siswa mengadakan koordinasi dalam
upaya menciptakan satu organisasi yang mampu mencapai

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 82

tujuan pembinaan kesiswaan di sekolah dan asrama. Oleh


karena itu organisasi sebagai suatu sistem ditandai beberapa
ciri pokok, yaitu:
a. Berorientasi pada tujuan
b. Memiliki susunan kehidupan kelompok
c. Memiliki sejumlah peranan
d. Terkoordinasi
e. Berkelanjutan dalam waktu tertentu.

C. Tujuan
1. Menghimpun ide, pemikiran, kreativitas, bakat dan minat
siswa ke dalam salah satu wadah yang bebas dari
pengaruh negatif dari luar sekolah.
2. Mendorong sikap, jiwa dan semangat kesatuan dan
persatuan di antara para siswa, sehingga timbul satu
kebanggaan untuk mendukung peran sekolah sebagai
tempat terselenggaranya proses belajar mengajar.
3. Sebagai tempat dan sarana untuk berkomunikasi,
menyampaikan pikiran dan gagasan dalam usaha untuk
lebih mematangkan kemapuan berpikir, wawasan dan
pengambilan keputusan.

D. Peranan
Sebagai salah satu jalur dari pembinaan kesiswaan, peranan
OSDU adalah.
1. Sebagai Wadah
OSDU merupakan wadah kegiatan para siswa di
Pondok Pesantren Darul Ulum bersama dengan jalur
pembinaan yang lain utnuk mendukung tercapainya
tujuan pembinaan kesiswaan.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 83

2. Sebagai Penggerak atau Motivator


Motivator adalah perangsang yang menyebabkan
keinginan dan semangat para siswa untuk berbuat dan
melakukan kegiatan bersama dalam mencapai
tujuan. OSDU tampai sebagai penggerak apabila para
pembina dan pengurus mampu membawa OSDU untuk
dapat menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan yang
diharapkan, yaitu: menghadapi perubahan, memiliki daya
tangkat terhadap ancaman, memanfaatkan peluang
dan perubahan, dan yang penting kepuasan kepada
anggota.

Awal periode kepengurusan dimulai pada bulan


September di setiap tahunnya. Upacara pelantikan pengurus
baru dilaksanakan usai LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan
Siswa) sekaligus serah terima dari pengurus lama dan
pengambilan sumpah jabatan bagi pengurus baru. Para
pengurus baru dilantik langsung oleh Kepala Madrasah dengan
disaksikan oleh Dewan Guru dan seluruh siswa.

E. Pengelolaan Pelaksanaan
Pengelolaan merupakan suatu rangkaian kegiatan, mulai
dari proses merencanakan, mengatur atau
mengorganisasikan, melaksanakan, mengendalikan,
menvaluasi dan mengembangkan sesuatu dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan.
Pengelolaan OSDU selalu mengacu kepada buku
Pedoman Santri dan buku Pekan Perkenalan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi sekkolah. OSDU yang dibentuk
adalah wadah organisasi siswa, baik di sekkolah maupun di
asrama. Oleh karena setiap siswa menjadi anggota OSDU
selama masih di Pondok Pesantren Darul Ulum, maka

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 84

keanggotaanny secara otomatis berarkhir dengan keluarnya


siswa dari Darul Ulum.

F. Perangkat Osdu
Peraangkat OSDU terdiri dari: Penasehat OSDU, Pembina
OSDU, dan Pengurus OSDU.
1. Penasehat OSDU terdiri dari:
a. Kepala Sekolah
b. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
Rincian tugas:
1) Menugaskan guru sebagai pembina OSDU dengan
Surat Keputusan Kepala Madrasah.
2) Memberikan arahan kepada Pembina dalam
pengelolaan, pembinaan dan pengembangan OSDU.
3) Mengesahkan dan melantik Pengurus OSDU dengan
Surat Keputusan Kepala Madrasah.

2. Pembina OSDU
Pembina OSDU adalah guru yang ditugaskan oleh Kepala
Madrasah yang disahkan dengan Surat Keputusan.
a. Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan,
pembinaan dan pengembangan OSDU.
b. Memberikan arah kepada Ketua Umum OSDU dan Tim
Formatus dalam penyusunan Pengurus OSDU.
c. Mengarahkan penyusunan Anggaran Rumah Tangga dan
Program Kerja OSDU.
d. Menghadiri rapat-rapat.
e. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
OSDU.

3. Pengurus OSDU
Syarat Pengurus OSDU:
a. Takwa kepada Allah SWT

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 85

b. Memiliki budi pekerti yang baik dan sopan santun


terhadap orangtua, guru dan teman.
c. Memiliki kemauan, kemampuan dan pengetahuan yang
memadai.
d. Dapat mengatur waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga
pelajarannya tidak terganggu karena menjadi pengurus
OSDU.
e. Tidak duduk di Kelas 6 MA

G. Kewajiban Pengurus Osdu


1. Menyusun dan melaksanakan Program Kerja sesuai
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
OSDU.
2. Selalu menjunjung tinggi nama baik, kehormatan dan
martabat Pondok Pesantren Darul Ulum.
3. Kepemimpinan pengurus OSDU bersifat kolektif.
4. Menyampaikan laporan pertanggungjawaaban kepada
seluruh anggota pada akhir masa jabatan.
5. Selalu berkonsultasi dengan Pembina.

H. Struktur dan Rincian Tugas Pengurus


1.Ketua Umum
a. Memimpin organisasi dengan baik dan bijaksana.
b. Menggkoordinasikan semua anggota kepengurusan
c. Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan
dan direncanakan oleh anggota kepengurusan.
d. Memimpin rapat.
e. Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan
berdasarkan musyawarah dan mufakat.
f. Setiap saat mengevaluasi kegiatan anggota
kepengurusan.

2.Sekretaris

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 86

a. Memberi masukan/saran kepada Ketua Umum dalam


mengambil keputusan.
b. Mendampingi Ketua Umum dalam memimpin setiap
rapat.
c. Menyiapkan, mendistribusikan dan menyimpan surat
serta arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan
kegiatan.
d. Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi
kegiatan.
e. Bersama Ketua Umum menandatangani setiap surat.
f. Bertanggung jawab atas tertib administrasi organisasi.
g. Bertindak sebagai notulis dalam rapat atau diserahkan
kepada Wakil Sekretaris.

3.Bendahara
a. Bertanggung jawab dan mengetahui segala
pemasukan atau pengeluaran uang atau biaya yang
diperlukan.
b. Membuat tanda bukti kwitansi setiap pemasukan atau
pengeluaran uang untuk pertanggungjawaban.
c. Bertanggung jawab atas inventaris dan
perbendaharaan.
d. Menyampaikan laporan keuangan secara berkala.

4.Ketua Bagian
a. Bertanggung jawab atas seluruh kegitan bagian yang
menjadi tanggung jawabnya.
b. Melaksanakan kegiatan bagian yang telah
diprogramkan.
c. Memimpin rapat bagian.
d. Menetapkan kebijakan bagian dan mengambil
keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 87

e. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban


pelaksanaan kegiatan bagian kepada Ketua Umum.

5. Bagian IMTAK (Iman dan Takwa)


Program Kerja Rutin
a. Penulisan Hadits
b. Perawatan dan Pengelolaan Perpustakaan
c. Puasa Sunnah (Senin dan Kamis)
d. Kulma (Kuliah Lima Menit) ba’da Dzuhur.
e. Yasinan.
f. Barzanji malam Jum’at

Program Kerja Insidental


a. Peringatan Isro’ Mi’roj
b. Peringatan Hari Raya Idul Adha
c. Peringatan 1 Muharram
d. Syiar Ramadhan
6. Bagian IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
a. Lomba cerdas cermat
b. Lomba Mading
c. Penerbitan Darul Ulum Post

7. Bagian Hubungan Sosial dan Kemasyarakatan


a. Camping sambil berdakwah
b. Buka puasa bersama guru dan siswa.
c. Kotak Dana Sosial
d. Bakti Sosial
e. Studi Banding
f. Pengiriman Darul Ulum Post ke sekolah lain
g. Papan informasi di gedung sekolah dan asrama

8. Bagian Kebersihan Lingkungan


a. Lomba kebersihan kamar, asrama dan kelas

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 88

b. Lomba poster lingkungan


c. Penambahan tempat sampah
d. Daur ulang
e. Penempelan slogar/moto tentang kebersihan

9. Bagian Bahasa
a. Muhadloroh Tiga Bahasa
b. Lomba Pidato Tiga Bahasa
c. Month of Language

10. Bagian Kepanduan


a. Kegiatan Pramuka Mingguan
b. Lomba baris berbaris
c. Pelantikan Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera)
d. Camping Outbound

11. Bagian Olahraga


a. Pelatihan Bola Basket dan Sepakbola
b. Mengadakan Darul Ulum Cup
c. Senam Jum’at
d. Pemeliharaan dan perawatan inventaris olahraga
e. Pencatatan peminjaman barang invetaris olahraga.

12. Bagian Keamanan


a. Apel/Upacara Senin
b. Pelaksanaan sholat lima waktu
c. Pengawasan piket asrama, kelas dan halaman
d. Pengawasan Muhadloroh, Pramuka dan Muhadatsah
e. Pengawasan rambut
f. Pemberian penghargaan terhadap siswa terdisiplin
g. Menjaga inventaris keamanan.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 89

I. Pengesahan Dan Pelantikan


a. Berdasarkan lapooran pembina OSDU tentang
terbentuknya susunan pengurus OSDU yang baru,
Kepala Madrasah mengesahkan dengan mengeluarkan
Surat Keputusan Kepala Madrasah tentang susunan
pengurus OSDU tersebut.
b. Kepala Madrasah melantik seluruh pengurus OSDU
secara terbuka di hadapan dewan guru dan seluruh
siswa.

STRUKTUR KEPENGURUSAN OSDU


Pembina

Ketua Umum

Bendahara Sekretaris

Bagian IMTAK Bagian IPTEK Bagian Humas

Bagian Bagian Bagian


Bahasa Lingkungan Olahraga

Bagian Bagian
Keamanan Kepanduan

Siswa/Siswi

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 90

LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN SISWA


(LDKS)

A. Dasar Pemikiran
1. Patah tumbuh hilang berganti. Begitulah motto OSDU
dalam mengantisipasi bergantinya kepengurusan yang
lama kepada kepada kepengurusan yang baru, karena
telah berakhirnya masa jabatan selama satu tahun dan
kenaikan kelas para pengurus lama ke kelas enam.
2. Di samping itu dalam rangka mengembangkan partisipasi
siswa untuk mengatur setiap aktivitas yang dilakukan,
baik dalam pengaturan waktu, pemikiran dan kreativitas
yang positif.
3. Pengurus OSDU merupakan kader dan calon pemimpin
yang diharapkan peka terhadap aspirasi masyarakat dan
dinamika lingkungannya. Untuk itu dirasa perlu untuk
memberikan bekal kepada siswa/siswi dalam menghadapi
masalah dalam organisasi khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Semoga dengan LDKS ini melahirkan
kader pemimpin yang tangguh secara akhlak dan
intelektual.

B. Tujuan Kegiatan
Tujuan Kegiatan ini adalah:
1. Terciptanya santri/pelajar yang berakhlak mulia, handal,
kreatif, inovatif dan bertanggung jawab.
2. Membentuk karaktek pemimpin yang kuat dan terarah.
3. Meningkatkan potensi individu dan kelompok dan
menggapai tujuan bersama.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 91

C. Peserta
Peserta yang mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan
Siswa adalah seluruh pengurus OSDU serta seluruh siswa
MTs-MA Darul Ulum.

D. Metode Latihan
Untuk mencapai tujuan maka diupayakan pelaksanaan
kegiatan ini dengan metode variatif, yaitu:
1. Ceramah
2. Dialog
3. Diskusi Kelompok
4. Simulasi
5. Penugasan
6. Latihan Kepemimpinan
7. Outbond training for team building

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 92

DISKUSI

A. Definisi
Diskusi adalah tukar pikiran antara peserta diskusi untuk
memperoleh pengertian yang lebih tepat mengenai suatu
masalah. Sebenarnya diskusi adalah kegiatan manusia yang
ilmiah. Suatu kegiatan yang mencari kreativitas dan
menyenangkan. Diskusi itu diikuti oleh bebagai tingkatan ilmu
yang dimiliki. Dengan demikian penyelenggaraannya akan
selalu ada perbedaan karena berbagai perbedaan karena
perbedaan pola pikir. Dalam suatu diskusi para pesertanya
berpikir bersama dan mengungkapkan pikirannya sehingga
menambah pengertian dirinya karena beraneka pandangan
kawan-kawan diskui, pada masalah yang didiskusikan, melalui
diskusilah pribadi-pribadi tumbuh pada kelompok dan
terbentuk.

B. Kegunaan Diskusi

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 93

1. Melatih untuk berani mengungkapkan pendapat sendiri


dan berpikir secara tepat, kritis, logis dan obyektif.
2. Belajar menghargai pendapat orang lain untuk mencapai
kesimpulan yang benar.
3. Diskusi mampu membentuk diri peserta, sebab tidak
hanya mampu menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman serta kecapakan, tetapi sikap toleransi juga
terus berkembang.
4. Dengan diskusi kita akan terbuak kenyataan di sekeliling
kita, keadaan ini menggugah kita untuk
memperkembangkan ilmu ndan pengertian kita menurut
prinsip yang benar dan mendorong kita untuk
menyelesaikan masalah yang kita hadapi.

C. Tujuan Diskusi
1. Menggali nilai-nilai di sekitar kita dengan seksama,
terutama persoalan-persoalan yang berhubungan
dengan manusia dan sikap mereka dalam menghadapi
suatu masalah.
2. Merencanakan tindakan atau langkah supaya dapat
menyelesaikan sesuatu masalah yang dihadapai.
3. Dapat bertindak bersama sesuai dengan rencana.

D. Macam-Macam Diskusi
1. Diskusi Panel, adalah suatu diskusi untuk menilai suatu
masalah dimana seorang pemimpin bertindak sebagai
moderator yang mengatur jalannya diskusi antara
beberapa orang penulis. Tanya jawab dapat pula
berlangsung bersama hadirin. Dalam diskusi ini
ditetapkan juri yang menilai kebenaran dan kesimpulan-
kesimpulan dapat diambil.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 94

2. Simposium, adalah suatu diskusi dimana pihak


penyelenggara mengharapkan simposium beberapa ahli
menyampaikan prasarat singkat dilanjutkan diskusi atau
tukar pikiran di hadapan sejumlah hadirin. Hadirin dapat
mengajukan pertanyaan. Pandangan dan pendirian yang
berbeda terungkapkan dan kesimpulan-kesimpulan
dapat diambil.

3. Seminar adalah suatu bentuk diskusi dimana pihak


penyelenggara mengharapkan agar masalah yang
didiskusikan tersebut memperoleh perhatian dari pihak-
pihak yang bersangkutan dan mengharapkan agar
masalah tersebut segera ada penyelesaiannya.

4. Cara Studi, mempelajari suatu kasusu yang telah


diketahui sebab-sebab terjadinya, yang selanjutnya
diperlukan tindak lanjut untuk menghadiri atau
menyelesaikan kasus t ersebut disini pembimbing
mengemukakan kasus, yakni suatu rangkaian kejadian
dengan segala liku-likunya, segala datanya yang
merupakan suatu permasalahan yang memerlukan
pemecahan.

5. Insiden studi (Mempelajari peristiwa), mirip dengan


cara studi tetapi kasusnya belum tersusun rapi dan jelas.

E. Pedoman Untuk Peserta Diskusi


1. Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
2. Berani berbicara.
3. Jangan saling berbisik.
4. Berbicaralah dengan jelas dan objektif..
5. Tenang menghadapi kritik.
6. Cari kebaikan dan kebenaran..

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 95

7. Tetap pada tema, jangan keluar dari persoalan yang


didiskusikan.
8. Tanyakan hal yang masih kabur.
9. Memperdalam bahan-bahan atau materi yang
didiskusikan.

F. Ciri-Ciri Peserta Diskusi yang Baik


1. Dia berusaha melihat persoalan:
a. Dari surut yang berguna bagi seluruh kelompok.
b. Dari sudut pandangan orang lain pula.
2. Dengan demikian, sekali ditemukan idenya akan menjadi
milik bersama, rela dikritik, diperbaiki dan dirubah.
3. Tahu membatasi bicara tetapi berani mengungkapkan
pendapatnya bila yang masih diam tanpa reaksi.

G. Pimpinan Diskusi
Sifat-sifat dan peranannya:
1. Pemimpin diskusi terdiri dari seorang ketua dan penulis.
2. Pemimpin sidang dipimpin atau dipegang oleh ketua dan
diharapkan dapat menguasai lalu lintas pertukaran
pikiran.
3. Pemimpin harus memberikan analisa tentang suatu hal
yang agak kompleks.
4. Pemimpin harus tegas dan berani.
5. Peimpin harus tetap zakelijk, obyektif, adil tidak berat
sebelah, tidak keras kepala atau malah salah faham.
6. Pemimpin diskusi adalah jiwa seluruh peserta diskusi.
Dialah yang menghidupkan, mengaktifkan dan
mendorong para peserta, menjaga kelancaran diskusi.
7. Penulis adalah pita rekaman dari pada diskusi.

H. Tehnik Pelaksanaan Diskusi

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 96

1. Moderator memulai jalannya diskusi, menjelaskan tema


secara global guna memudahkan pemrasaran untuk
menyampaikan masalah.
2. Pemrasaran menyampaikan makalah dengan jelas dan
memberi waktu bagi peserta untuk bertanya.
3. Moderator memberikan rangsangan dan pandangan agar
timbul pendapat pro dan kontra serta benturan yang
tajam dari para peserta.
4. Moderator mempersilahkan peserta diskusi untuk
menyampaikan pendapatnya, tanggapannya. Apabila
dipandang perlu moderator boleh mempergunakan
termin-termin demi tertibnya diskusi.
5. Seluruh pendapat dalam diskusi ditulis oleh penulis.

I. Istilah-istilah dalam Diskusi


1. Moderator : pemimpin sidang diskusi.
2. Pemrasaran : pembawa makalah dalam diskusi.
3. Panelis : pembawa makalah dalam diskusi
panel.
4. Diskusan : peserta diskusi.
5. Tutor : pembimbing dalam diskusi (dalam latihan).
6. Termin : pembatasan dan pembagian waktu.

J. Pengaturan Penyelenggaraan Diskusi


Penyelenggaraan diskusi harus diatur sedemikian rupa
hingga dapat menghasilkan permasalahan yang
diharapkan:
1. Menetapkan makalah dari pihak pemrasaran,
penyanggah.
2. Menetapkan permasalahan yang didiskusikan.
3. Menentukan para petugas moderator, notulis,
pemrasaran dan pembimbing.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 97

4. Makalah-makalah dari pihak pemrasaran penyanggah


atau pembanding sebaiknya jauh sebelum diskusi
diselenggarakan, sudah dibagikan kepada peserta
diskusi sehingga mereka dapat mempersiapkan diri dari
sempurna.
5. Tempat diskusi diatur sedemikian rupa, sehingga
memudahkan komunikasi antar moderator, pemrasaran,
pembanding penyanggah dengan peserta.
6. Semua peserta dibuat merasa dekat dengan moderator
dan tidak kesulitan apa-apa kalau memerlukan sesuatu
kekurangan dari pihak moderator, maupun dari pihak
pemrasaran, pembanding atau penyanggah.
7. Adanya ketetapan diskusi yang sudah disampaikan oleh
pihak penyelenggara kepada semua peserta diskusi
sebelum diskusi dimulai.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 98

MOTTO


SIAP MEMIMPIN DAN SIAP DIPIMPIN

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 99

PATAH TUMBUH HILANG BERGANTI


SEBESAR KEINSYAFANMU
SEBESAR ITU PULA KEUNTUNGAN MU


HIDUP SEKALI HIDUPLAH YANG BERARTI


LAMBAN KETINGGALAN, MALAS TERGILAS
BERHENTI MATI


BERANI HIDUP TAK TAKUT MATI
TAKUT MATI JANGAN HIDUP
TAKUT HIDUP MATI SAJA

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 100


PEKERJAAN ITU KALAU DICARI BANYAK
TAPI KALAU DIKERJAKAN KURANG


PERJALANAN 1000 KM HARUS DIMULAI DARI
AYUNAN LANGKAH KAKI YANG PERTAMA


SEDIKIT BICARA BANYAK KERJA

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 101

DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
ORGANISASI
A. Pengertian Organisasi....................................... 3
B. Masalah Organisasi............................................ 4
C. Identitas dan Tujuan Organisasi ....................... 4
D. Komunikasi........................................................ 4
E. Tugas dan Kewajiban Anggota Organisasi ....... 4
F. Pembagian Departemen.................................... 6
G. Instruksi/Perintah............................................... 7
H. Koordinasi.......................................................... 7
TINGKATAN ORGANISASI MENURUT TERITORIALNYA
A. Organisasi Sekolah .......................................... 8
B. Organisasi Luar Sekolah .................................. 9
C. Organisasi Kelas .............................................. 9
MANAGEMENT
A. Pengertian Management................................... 11
B. Sifat-sifat Manager............................................ 11
C. Sasaran Management........................................ 11
D. Tujuan Management.......................................... 12
E. Pola Management (POACE)................................ 12
a. Planning ........................................................ 12
b. Organizing..................................................... 14
c. Actuating ...................................................... 14
d. Controlling..................................................... 14
CARA YANG BAIK DALAM MEMBERIKAN PERINTAH
A. Kebutuhan Akan Rasa Harga Diri...................... 16
B. Kebutuhan Akan Rasa Aman ............................ 16
C. Kebutuhan Akan Rasa Belongness dan Love..... 17
D. Kebutuhan Akan Rasa Berpartisipasi ............... 17
E. Kebutuhan Akan Rasa Aktualisasi .................... 18
FAKTOR ALAT KERJA
A. Keadaan Tempat Kerja...................................... 19
B. Ketrampilan Kerja.............................................. 20
LEADERSHIP

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 102

A. Teknik Kepemimpinan ..................................... 21


B. Teknik Kepemimpinan dan Sikap Mental Anggota
...........................................................................21
C. Gaya Kepemimpinan......................................... 23
D. Faktor-faktor Partisipasi Anggota...................... 24
E. Kepribadian Pemimpin....................................... 24
F. Situasi Kepemimpinan....................................... 25
G. Sifat-sifat Pemimpin.......................................... 25
H. Type-type Pemimpin ......................................... 26
I. Teori Kepemimpinan......................................... 27
J. Bagaimana Seseorang Menjadi Pemimpin ....... 28
K. Kewibawaan dan Tanggung Jawab.................... 28
PANITIA
A. Pedoman Menentukan Panitia/Komite.............. 30
B. Aspek-aspek yang Merugikan dalam Kepanitiaan
...........................................................................30
C. Petunjuk Dalam Menjalankan Panitia dengan Efektif
...........................................................................31
RAPAT
A. Macam-macam Rapat ....................................... 32
B. Perencanaan Rapat........................................... 33
C. Pimpinan Rapat................................................. 33
D. Cara-cara rapat................................................. 34
AD DAN ART ORGANISASI
A. Anggaran Dasar Organisasi............................... 37
B. Anggaran Rumah Tangga Organisasi ............... 38
ADMINISTRASI .......................................................... 39
SURAT
A. Penyelenggaraan Surat .................................... 41
B. Nomor Surat ..................................................... 41
C. Jenis Surat ........................................................ 42
D. Isi Surat ............................................................ 42
ARSIP
A. Sistem Kearsipan .............................................. 46
B. Bagian-bagian Arsip ......................................... 48
C. Cara Penyimpanan Arsip .................................. 48
D. Perumusan Arsip .............................................. 49

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 103

E. Surat Yang Segera Disimpan ............................ 49


F. Surat Yang Tidak Segera Disimpan .................. 49
BUKU AGENDA SURAT
A. Mengagendakan Surat ..................................... 50
B. Menutup Agenda .............................................. 50
C. Kewajiban Agendaris ........................................ 51
BUKU EKSPEDISI........................................................ 53
DISPOSISI................................................................... 54
BUKU KAS................................................................... 55
ORGANISASI SISWA DARUL ULUM (OSDU)
A. Pendahuluan...................................................... 58
B. Pengertian OSIS ................................................ 58
C. Tujuan ............................................................... 59
D. Peranan ............................................................ 60
E. Pengelolaan Pelaksanaan ................................. 60
F. Perangkat OSDU ............................................... 61
G. Kewajiban OSDU ............................................... 26
LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN SISWA (LDKS)
B. Dasar Pemikiran................................................ 67
C. Tujuan Kegiatan................................................. 67
D. Peserta ............................................................. 67
E. Metode Latihan ................................................. 67
PEDOMAN BERDISKUSI
A. Definisi .............................................................. 69
B. Kegunaan Diskusi.............................................. 69
C. Tujuan Diskusi .................................................. 69
D. Macam-macam Diskusi ..................................... 70
E. Pedoman Untuk Peserta Diskusi ....................... 70
F. Ciri-ciri Peserta Diskusi Yang Baik .................... 70
G. Pimpinan Diskusi .............................................. 70
H. Teknik Pelaksanaan Diskusi ............................. 70
I. Istilah-istilah Dalam Diskusi ............................. 72
J. Pengaturan Penyelenggaraan Diskusi .............. 72
MOTTO.........................................................................
Identitas Pemilik ..........................................................

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 104

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Buku

Panduan Organisasi untuk santri Pondok Pesantren Darul Ulum

khususnya dan bagi umat Islam pada umumnya.

Buku ini disusun berdasarkan sumber aslinya yang

berasal dari Pondok Modern Gontor dengan berjudul

“Tuntunan Berorganisasi” yang dilengkapi dengan buku dari

MA Unggul (Insan Cendikia). Buku ini dapat dipergunakan

sebagai bekal praktis Latihan Dasar Kepemimpinan dan

Organisasi siswa di dalam kampus Pondok Pesantren Darul

Ulum.

Bila pada cetakan kedua ini terdapat kekeliruan dan

kesalahan dalam penulisan atau apapun bentuknya, kami

mohon untuk dikoreksi dan ditegur agar dapat disempurnakan

dan menjadi manfaat bagi kita semua.

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 105

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Tangerang, 15 September 2008


Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum

Ahmad Fauzi al-Mubarok, M.Ag

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 106

Identitas Santri

Nama lengkap :

……………………………………………………

Nama panggilan : ……………………………………………………

Tempat, tanggal lahir :

……………………………………………………

Hobby :

……………………………………………………

Alamat lengkap : ……………………………………………………

……………………………………………………

Kode Pos……………Telp/Hp…………………..

Tangerang, ………………………

(…………………………………………..)

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 107

Panduan Berorganisasi

Edisi Kedua
September 2008

Penyusun:
Ahmad Fauzi al-Mubarak, M.Ag

Sumber:
* Buku Tuntunan Berorganisasi
Pondok Modern Darussalam Gontor
* Buku Madrasah Aliyah Unggul
Departemen Agama RI

Penerbit:
Pondok Pesantren Darul Ulum

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 108

* Untuk kalangan sendiri

UNTUK KALANGAN SENDIRI

Pondok Pesantren Darul Ulum


Jl. Marsekal Surya Darma – Rawa Rotan
Kel. Selapajang Jaya – Kec. Neglasari - Kota Tangerang

Pondok Pesantren Darul


Ulum
Panduan Organisasi 109

Propinsi Banten – Indonesia


(021) 5503103 / 5590952

Pondok Pesantren Darul


Ulum

Anda mungkin juga menyukai