Anda di halaman 1dari 40

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN

DAN AKTIVITAS BELAJAR DALAM


PEMBELAJARAN IPA SD

ORASI ILMIAH
Pengukuhan Jabatan Guru Besar
Dalam Bidang Teknologi Pendidikan pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu

Oleh

Prof. Dr. Bambang Sahono, M.Pd.

Disampaikan pada Rapat Terbuka Senat


UNIVERSITAS BENGKULU
Pada Tanggal 29 Juni 2010
Di Bengkulu
Bismillahirrohmanirohim

Yang saya hormati:


Gubernur dan Muspida Bengkulu atau yang mewakili
Rektor/Ketua Senat Universitas Bengkulu
Sekretaris Senat Universitas Bengkulu
Dewan Guru Besar dan Anggota Senat Universitas Bengkulu
Pembantu Rektor Universitas Bengkulu
Ketua dan anggota Dewan Penyantun Universitas Bengkulu
Dekan dan Pembantu Dekan selingkung Universitas Bengkulu
Ketua Jurusan, Direktur Pascasarjana, Ketua dan Sekretaris
Lembaga selingkung Universitas Bengkulu
Dosen dan Mahasiswa selingkung Universitas Bengkulu
Tamu undangan, teman sejawat, kawan seprofesi, handai taulan
dan hadirin yang berbahagia.

Assalammu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh


Selamat pagi dan salam sejahtera,

Alhamdulillah, pertama-tama marilah kita panjatkan puji


syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rakhmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita masih diberi
kesempatan untuk mengikuti Sidang Senat Terbuka Universitas
Bengkulu dalam rangka pengukuhan Guru Besar. Ungkapan syukur

1
yang tak terhingga saya rasakan atas rakhmat dan nikmat Allah
SWT yang telah diberikan kepada saya sekeluarga sehingga saya
dapat mencapai jabatan akademik tertinggi sebagai Guru Besar di
Universitas Bengkulu.
Terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada
Rektor/Ketua Senat Universitas Bengkulu, yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menyampaikan pidato pengukuhan
sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknologi Pendidikan pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.
Hadirin yang terhormat, perkenankanlah saya menyampaikan orasi
ilmiah yang berjudul:

”PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN


AKTIVITAS BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA SD”

Keberhasilan Indonesia dalam peningkatan mutu


pendidikan menjadi hal yang sangat penting agar seluruh rakyat
Indonesia berkualitas. Tuntutan terhadap kualitas pendidikan terus
berubah sesuai dengan peningkatan pendidikan itu sendiri dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang.
Miarso (2004) mengemukakan bahwa masyarakat kita juga perlu
dikembangkan ke arah masyarakat gemar belajar, yakni di mana
setiap warga masyarakat senantiasa siaga untuk melakukan
tindakan belajar. Tindakan belajar masyarakat lebih ditujukan
untuk penguasaan berbagai faktor, dan salah satunya adalah faktor

2
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Penguasaan
IPTEK ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia lahir
dan batin, dengan menerapkan nilai-nilai IPTEK secara
bertanggung jawab dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan
nilai luhur budaya bangsa. Agar bangsa tersebut dapat bersaing
dengan mengandalkan sumber daya manusia (SDM)-nya, perhatian
perlu diberikan kepada peningkatan produktivitas dan daya saing
yang erat kaitannya dengan proses pendidikan (Habibie, 2004).
Oleh karena itu, untuk mencetak SDM yang memiliki keunggulan
di bidang IPTEK diperlukan pendidikan IPA sebagai sarana dalam
pemberdayaan IPA di kalangan pelajar agar mereka tertarik, dan
mau menguasainya secara mendalam.
Menyadari pentingnya mata pelajaran IPA tersebut, telah
banyak dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dan hasil belajar IPA di sekolah. Upaya itu dapat disimak dari
usaha pemerintah daerah provinsi Bengkulu dalam meningkatkan
kualitas pendidikan yang meliputi: (a) peningkatan kualifikasi
tenaga pendidikan untuk semua jenjang pendidikan, dengan
prioritas pada pendidikan dasar dan menengah, (b) peningkatan
sarana dan prasarana pendidikan, (c) standarisasi dalam
penyelenggraan pendidikan (isi, sarana, prasarana, manajemen, dan
proses belajar mengajar), dan (d) kendali mutu pendidikan dengan
perhatian khusus kepada evaluasi pembelajaran yang menguji

3
kemampuan berpikir dan daya nalar (Pemda Propinsi Bengkulu,
2000: 6-7).
Namun demikian, mutu pendidikan di sekolah dasar belum
sesuai harapan. Secara umum aspek mutu pendidikan tingkat
sekolah dasar, khususnya di kota Bengkulu masih di bawah rata-
rata nasional. Penyebab rendahnya hasil belajar pada dasarnya
tidak terlepas dari peran guru dalam melaksanakan
pembelajarannya di kelas. Penelitian Sahono (1997) menemukan
bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh efektivitas guru dalam
mengelola kelasnya. Di samping itu, partisipasi orang tua dan
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah
mendorong guru-guru dapat meningkatkan perannya di kelas
(Kurniah dan Sahono, 2003). Oleh karena itu, peranan guru di kelas
terutama yang menyangkut penentuan strategi pembelajaran, sangat
menentukan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran IPA. Menurut
Sahono (2008) hasil belajar di sekolah dasar pada dasarnya tidak
terlepas dari peran guru dan bagaimana karakteristik siswa itu
sendiri. Peranan guru di kelas, terutama menyangkut penentuan
strategi pembelajaran sangat menentukan tercapai tidaknya tujuan
pembelajaran. Kenyataan lain menunjukkan bahwa pelajaran IPA
oleh sebagai siswa dianggap mata pelajaran yang sulit. Akibat dari
perasaan sulitnya pelajaran IPA menyebabkan siswa malas dan
tidak senang terhadap mata pelajaran IPA, sehingga mempengaruhi
perolehan hasil belajarnya (Sahono, 2005). Oleh karena

4
permasalahan pelajaran IPA mencakup aspek-aspek yang luas dan
kompleks, maka kajian ini hanya dibatasi pada permasalahan yang
berkaitan dengan strategi pembelajaran (konstruktif dan
ekspositori), aktivitas belajar (tinggi dan rendah), dan hasil belajar
IPA siswa di SDN 02 dan 19 kota Bengkulu.
Berdasarkan masalah yang dapat diidentidikasi pada latar
belakang masalah tersebut di atas, maka dalam kajian ini hanya
dibatasi pada pertanyaan: (1) Apakah terdapat perbedaan hasil
belajar IPA antara siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran
konstruktif dengan siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran
ekspositori? (2) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa
yang memiliki aktivitas belajar tinggi dengan siswa yang memiliki
aktivitas belajar rendah? (3) Apakah terdapat interaksi antara
strategi pembelajaran dan aktivitas belajar dengan hasil belajar
IPA?

Hadirin yang terhormat,


Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang
berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan
atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs
(1974) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang
diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Lebih jauh,
dalam hubungannya dengan hasil belajar ini Gagne dan Briggs
mengemukakan adanya lima kemampuan yang dapat diperoleh

5
seseorang sebagai hasil belajar yaitu: keterampilan intelektual,
strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap.
Berkaitan dengan hasil belajar tersebut, Bloom (1979) membagi ke
dalam tiga kawasan yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah
kognitif berkenaan dengan tujuan-tujuan pembelajaran dalam
kaitannya dengan kemampuan berpikir, mengetahui, dan
memecahkan masalah. Ranah afektif berkenaan dengan tujuan-
tujuan yang berhubungan dengan sikap, nilai minat, dan apresiasi.
Ranah psikomotor berhubungan dengan keterampilan motorik dan
manipulasi bahan atau objek. Oleh Anderson dan Krathwohl (2001)
ranah kognitif dari taxonomy Bloom direvisi menjadi dua dimensi,
yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi
proses kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu: (a) ingatan, (b)
pemahaman, (c) penerapan, (d) analisis, (e) evaluasi, dan (f)
menciptakan. Dimensi pengetahuan terdiri dari empat tingkatan
yaitu: (a) pengetahuan faktual, (b) pengetahuan konseptual, (c)
pengetahuan prosedural, dan (d) pengetahuan meta-kognitif. Dari
revisi ini terlihat bahwa Anderson dan Krathwolh menyusun
taxonominya dalam dua dimensi (proses kognitif dan pengetahuan).
Selain itu, pada dimensi proses kognitif ada perbedaannya dengan
Bloom yaitu dimensi pertama (ingatan sebelumnya pengetahuan),
dimensi kelima (evaluasi sebelumnya sintesis), dan dimensi
keenam (menciptakan sebelumnya evaluasi). Pada dimensi
pengetahuan (sebelumnya ada pada tingkat pertama kawasan

6
kognitif), Anderson dan Krathwolh membedakan empat jenis
pengetahuan yaitu pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
meta-kognitif.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara harfiah dapat disebut
sebagai ilmu tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam. IPA adalah sistem tentang alam
semesta yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan
observasi dan eksperimen terkontrol (Carin dan Sund, 1989).
Sedangkan Semiawan (1999) mendefinisikan IPA sebagai
pengkajian dan penterjemahan pengalaman manusia tentang dunia
fisik, mencakup semua aspek pengetahuan yang dihasilkan oleh
metode saintifik, tidak terbatas pada fakta dan proses saintifik
tetapi juga berbagai aplikasi pengetahuan dan prosesnya seperti
pengamatan, perkiraan dan penilaian serta interpretasi. Dengan
demikian IPA adalah produk atau hasil dari proses penyelidikan
ilmiah yang dilandasi oleh sikap dan nilai-nilai tertentu.
Atas dasar pemikiran tersebut, Nur (1983) menyimpulkan
bahwa IPA secara garis besar dapat didefinisikan atas tiga
komponen, yaitu: (1) sikap ilmiah, misalnya objektif dan jujur, (2)
proses ilmiah, misalnya merancang dan melaksanakan eksperimen,
dan (3) produk ilmiah, misalnya prinsip, hukum dan teori. Ahli lain
menambahkan lagi dengan mengemukakan bahwa untuk dapat
sukses dalam program pembelajaran IPA, komponen-komponen
yang harus masuk di dalamnya adalah konten atau produk, proses

7
atau metode, sikap dan teknologi (Chain dan Evans, 1990). Dengan
demikian, IPA tidak cukup dipahami dari dimensi produk keilmuan
berupa fakta, konsep, prinsip, hokum dan teori tentang alam
semesta, tetapi juga harus mencakup proses tersusunnya
pengetahuan tersebut berikut system nilai dan sikap yang menyertai
kerja para ilmuwan dalam proses keilmuannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka hasil belajar IPA siswa
SD yang dimaksudkan adalah segala perubahan kemampuan yang
terjadi pada siswa SD berkenaan dengan mata pelajaran IPA
sebagai hasil dari mengikuti proses pembelajaran IPA di SD.
Pencapaian hasil belajar IPA siswa SD mencakup perubahan
kemampuan dalam hal penguasaan konsep, proses dan sikap IPA.
Hal ini sesuai dengan esensi dari IPA itu sendiri maupun taksonomi
tujuan pendidikan IPA di SD pada umumnya.

Hadirin yang mulia,


Strategi pembelajaran konstruktif dipilih karena melibatkan
siswa sendiri untuk aktif secara mental membangun
pengetahuannya yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah
dimilikinya. Penekanan pembelajaran lebih terfokus pada
suksesnya siswa mengorganisasi pengalamannya, bukan ketepatan
siswa dalam melakukan refleksi terhadap apa yang dilakukan guru
(Sahono, 2008). Karli dan Sriyuliaritiningsih (2004)
mengemukakan bahwa kegiatan pembelajaran konstuktif seorang

8
guru harus memperhatikan: a) mengakui adanya konsepsi awal
melalui pengalaman sebelumnya, b) menekankan pada kemampuan
mind-on dan hands-on, c) mengakui bahwa dalam proses
pembelajaran terjadi perubahan konseptual, d) mengakui bahwa
pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, e) mengutamakan
terjadinya interaksi sosial. Sahono (2008) mengemukakan bahwa
pada saat seorang guru menjelaskan materi pada siswanya, seorang
guru tidak perlu men-drill atau bersusah payah untuk menjejali
pengetahuan/materi baru. Guru lupa bahwa seorang siswa
mempunyai pengalaman hidup dalam dirinya sebagai konsepsi
awal. Apabila kita ungkap konsep awal tersebut, maka dengan
mudah siswa secara tidak langsung membangun pengetahuannya
sendiri. Menurut Pranata (dalam Gasong, 2003) beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pembelajaran konstruktif adalah: 1)
mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks
yang relevan, 2) mengutamakan proses, 3) menanamkan
pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial, dan 4)
pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman.
Salah satu implikasi utama pada pembelajaran konstruktif adalah
pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Prinsip pembelajaran
yang berpusat kepada siswa mempunyai ciri pembelajaran
merupakan suatu proses aktif. Menurut Karli dan Sriyuliaritiningsih
(2004) pembelajaran konstruktif meliputi empat tahapan yaitu: 1)
apersepsi, 2) eksplorasi, 3) diskusi dan penjelasan konsep, dan 4)

9
pengembangan konsep dan aplikasi. Dalam tahap apersepsi siswa
didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang
konsep yang akan dibahas. Pada tahap eksplorasi siswa diberi
kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui
pengumpulan, pengorganisasian dan interpretasi data dalam suatu
kegiatan yang dirancang guru, kemudian secara berkelompok
didiskusikan dengan kelompok lain. Pada tahap diskusi dan
penjelasan konsep siswa diberikan penjelasan dan solusi yang
didasarkan atas hasil observasinya ditambah dengan penguatan
guru, agar siswa dapat membangun pemahaman baru tentang
konsep yang sedang dipelajari. Tahap terakhir adalah
pengembangan konsep dan aplikasi, yaitu guru berusaha
menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat
mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik melalui kegiatan
atau pemunculan dan pemecahan masalah-masalah yang berkaitan
dengan isu-isu lingkungan.
Strategi pembelajaran ekspositori menurut Sahono (2004)
pada dasarnya merupakan proses pembelajaran yang umumnya
dilaksanakan oleh guru dengan pola penyampaian materi terpusat
kepada guru. Media pembelajaran yang digunakan dipakai untuk
alat bantu dalam rangka memperjelas materi pelajaran yang
disampaikan. Prosedur pembelajaran biasanya terdiri atas kegiatan
awal pembelajaran yang mencakup pemberian motivasi, menarik
perhatian dan melakukan apersepsi kepada siswa. Kemudian

10
dilanjutkan dengan kegiatan penyajian materi pelajaran yang
mencakup menjelaskan materi pelajaran, pemberian contoh-contoh
dan memberikan latihan kepada siswa. Kegiatan terakhir adalah
penutup dengan mengadakan tes baik lisan maupun tulisan dan
menentukan kegiatan tindak lanjut biasanya dengan pemberian
pekerjaan rumah. Dalam pembelajaran ekspositori guru cenderung
memegang kendali proses pembelajaran secara aktif, sementara
siswa relatif hanya menerima dan mengikuti apa yang disajikan
oleh guru. Menurut Barry dan King (1994) strategi pembelajaran
ekspositori merupakan strategi pembelajaran di mana guru
menyampaikan informasi secara verbal kepada siswa. Pada
pengertian ini, pembelajaran ekspositori merupakan proses
pembelajaran yang terpusat kepada guru dan guru merupakan
sumber informasi utama. Meskipun dalam pembelajaran ini
digunakan metode selain ceramah dan dibantu dengan alat-alat
pelajaran, tetapi penekanannya tetap pada proses penerimaan
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Yang terpenting
adalah penyajian informasi terkini dari guru dan guru mengawasi
aktivitas belajar pemelajar (learner) (Rose, 2004). Brady (1985)
mendefinisikan strategi pembelajaran ekspositori sebagai strategi
yang terpusat kepada guru dengan fokus pendekatan melalui
ceramah (narration), penjelasan, serta penggunaan latihan dan
perbaikan dalam mengkoordinir belajar siswa. Pada pembelajaran
ekspositori ini siswa diharapkan siap secara mental dan fisik untuk

11
menerima apa yang diberikan guru. Guru biasanya melakukan
demonstrasi atau meragakan sesuatu untuk menjelaskan materi
pelajaran tertentu. Misalnya dalam pelajaran IPA, guru biasanya
menjelaskan materi pelajaran secara naratif melalui ceramah,
kemudian memperjelas materi pelajaran dengan demonstrasi, dan
selanjutnya mengadakan tanya jawab terhadap materi yang telah
disampaikan. Dalam hubungan ini guru memegang kendali seluruh
proses pembelajaran dan siswa mengikuti apa yang telah dirancang
dan dilakukan oleh guru.

Hadirin yang terhormat,


Brophy dan Alleman (dalam Cole dan Chan, 1994)
mendefinisikan aktivitas belajar sebagai “anything that students
are expected to do, beyond input through reading or listening, in
order to learn, practice, apply, evaluate, or in any other way
respond to curricular content”. Menurut definisi ini aktivitas
belajar mengandung kegiatan: lisan (oral speech) seperti menjawab
pertanyaan atau berpartisipasi dalam diskusi; menulis (writing)
seperti memberikan jawaban singkat, melengkapi uraian, dan
meringkas; atau perbuatan yang diarahkan untuk mencapai tujuan
(goal-directed action) seperti melakukan pengamatan dan
pemecahan masalah. Aktivitas belajar dalam konsep ini tidak hanya
terbatas dalam kelas, tetapi juga termasuk aktivitas di luar kelas
(membaca secara individual dan pekerjaan rumah), berkaitan

12
dengan latar atau setting (aktivitas dalam kelas, kelompok kecil
atau aktivitas individual), baik dibawah pengawasan guru ataupun
aktivitas secara bebas.
Secara umum aktivitas belajar menurut Cole dan Chan
(1994) dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu guided practice
activities dan independent work tasks. Guided practice activities
adalah aktivitas-aktivitas yang mengacu pada petunjuk atau
bimbingan guru yang mana siswa berlatih mempraktekkan konsep-
konsep baru atau keterampilan-keterampilan dengan tepat,
mengecek pemahaman dan guru mengoreksi kesalahan-kesalahan
yang dilakukan siswa. Dalam melakukan aktivitas ini siswa
merespons guru dengan menjawab pertanyaan secara lisan, latihan
suatu keterampilan dengan tepat, menerima balikan dan
mengoreksi kesalahan di bawah bimbingan guru.
Independent work tasks mengacu pada aktivitas belajar
yang dirancang untuk latihan bebas di mana siswa melakukan tugas
belajar dengan sedikit bimbingan atau bantuan guru. Tugas-tugas
ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan
sendiri atau melakukan penerapan tentang sesuatu yang diperoleh
dalam belajarnya. Independent work tasks memungkinkan siswa
untuk menjawab respon secara lisan, menulis dan memanipulasi
seperti membaca informasi, melengkapi kertas kerja, menulis esai,
membuat pekerjaan dengan alat-alat di laboratorium. Macam-
macam latihan kerja dan menulis tugas seperti uraian, laporan,

13
ringkasan dan review, pemecahan masalah, sketsa dan
menggambar, mencari buku, pekerjaan proyek, dan latihan
eksperimen sering dikelompokkan sebagai independent work tasks.
Bentuk-bentuk aktivitas belajar siswa selama mengikuti
proses pembelajaran biasanya berhubungan dengan kedisiplinan
siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas, mempersiapkan
peralatan pelajaran, ketekunan mendengarkan informasi, menulis,
membaca, mengamati, berfikir, dan melakukan latihan atau praktek
(Sahono, 2005). Lebih jauh Barry dan King (1994) mengemukakan
bahwa aktivitas belajar meliputi berbicara, membaca, menulis,
meringkas, membuat catatan, berbuat, wawancara, mendengarkan
materi dari audio, melihat media visual, darmawisata, bermain,
interest centres, mapping, membuat laporan, kerja kelompok,
pemecahan masalah, brainstorming, menggambar, mengkliping
surat kabar, debat, melukis, membuat grafik, belajar kartun, survei,
demonstrasi, dan penelitian.
Sementara itu, Cole dan Chan (1994) menyatakan bahwa
aktivitas belajar meliputi berbicara: seperti menjawab pertanyaan
atau berpartisipasi dalam diskusi; menulis: seperti memberi
jawaban singkat atau melengkapi uraian dan laporan penelitian; dan
perbuatan yang diarahkan sesuai tujuan: seperti penemuan,
pemecahan masalah, membangun model atau display. Pendapat
senada dikemukakan oleh Usman (2000) yang menyatakan bahwa
ada lima aktivitas belajar siswa di sekolah, masing-masing adalah:

14
(a) aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis,
melakukan eksperimen, dan demonstrasi, (b) aktivitas lisan (oral
activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi,
dan menyanyi, (c) aktivitas mendengarkan (listeing activities),
seperti mendengar penjelasan guru, ceramah dan pengarahan, (d)
aktivitas gerak (motor activities) seperti senam, menari, serta
melukis, dan (e) aktivitas menulis (writing activities) seperti
mengarang.
Bertolak dari pendapat yang telah dikemukakan di atas,
dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk aktivitas belajar tersebut
dapat dikelompokkan menjadi lima aspek atau kategori, yaitu:
aktivitas belajar visual, aktivitas belajar lisan, aktivitas belajar
mendengarkan, aktivitas belajar motorik, aktivitas belajar menulis,
dan aktivitas belajar mental. Dengan demikian, maka yang
dimaksudkan dengan aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah
aktivitas belajar siswa sekolah dasar, yaitu perbuatan siswa sebagai
akibat responnya terhadap kegiatan proses pembelajaran yang
meliputi, aktivitas belajar visual, aktivitas belajar lisan, aktivitas
belajar mendengarkan, aktivitas belajar motorik, aktivitas belajar
menulis, dan aktivitas belajar mental.

Hadirin yang mulia,


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui
bahwa: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang

15
belajar dengan strategi pembelajaran konstruktif dibandingkan
dengan siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran
ekspositori, (2) Terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa yang
memiliki aktivitas belajar tinggi dibandingkan dengan siswa yang
memiliki aktivitas belajar rendah, (3) Terdapat interaksi antara
strategi pembelajaran dan aktivitas belajar siswa dengan hasil
belajar IPA. Artinya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa
yang mempunyai kecenderungan aktivitas belajar tinggi dapat
dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran konstruktif,
dan sebaliknya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa yang
memiliki aktivitas belajar rendah dapat dilakukan dengan
menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.

Hadirin yang terhormat,


Tingginya hasil belajar IPA dengan menggunakan strategi
pembelajaran konstruktif, sesuai dengan hakikat IPA itu sendiri.
Hakikat IPA tidak hanya bertumpu pada produk ilmiah saja, akan
tetapi juga berkaitan dengan proses dan sikap ilmiah (IPA). Sebagai
produk ilmiah, IPA merupakan kumpulan pengetahuan tentang
fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori-teori yang merupakan hasil
dari pengamatan dan temuan manusia dalam memahami dan
menjelaskan alam dengan berbagai fenomenanya. Untuk mencapai
tujuan pelajaran IPA secara utuh, tidak cukup mengajarkan
pengetahuan IPA saja, tetapi juga proses bagaimana IPA itu

16
diperoleh melalui berbagai aktivitas belajar. IPA dalam arti proses
menunjuk pada cara memperoleh pengetahuan yang digunakan
dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Dengan demikian,
pemahaman pelajaran IPA tidak berhenti pada fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan teori itu diperoleh. Selain melalui transfer dan
proses pengetahuan, untuk mencapai tujuan pelajaran IPA,
dibutuhkan pembentukan sikap ilmiah tertentu. Sistem nilai dan
sikap dalam hal ini menunjuk pada berbagai keyakinan, opini, dan
nilai-nilai yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh siswa dalam
mencari dan mengembangkan pengetahuan baru, yaitu seperti rasa
tanggung jawab, rasa ingin tahu, disiplin, tekun, jujur dan terbuka
terhadap pendapat orang lain.
Di samping membuat pembelajaran di kelas lebih
bermakna, strategi pembelajaran konstruktif ini juga memberikan
kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk bersentuhan langsung
dengan berbagai objek yang dipelajari secara nyata. Hal ini sejalan
dengan pendapat Pusat Pengembangan Kurikulum (1991) yang
menyatakan bahwa salah satu implikasi utama pada pembelajaran
konstruktif adalah pembelajaran yang berpusat kepada siswa.
Pengetahuan yang dimiliki siswa adalah hasil daripada aktivitas
yang dilakukan oleh siswa tersebut dan bukan pembelajaran yang
diterima pasif, serta pembelajarannya menekankan pada tindakan
dan pemikiran siswa. Prinsip pembelajaran yang berpusat kepada
siswa mempunyai ciri pembelajaran merupakan suatu proses aktif.

17
Selain itu, juga memiliki dampak pengiring (nurturant effect) yang
sangat penting dalam pengembangan sikap siswa sebagai calon
ilmuwan atau scientis. Dengan mengalami sendiri proses IPA
sebagaimana yang dilakukan oleh para ilmuwan dalam upayanya
menemukan kebenaran pengetahuan, seperti melakukan
pengamatan, mengklasifikasi, memprediksi, penarikan kesimpulan
dan mengkomunikasikan hasil temuan, para siswa dilatih untuk
bertindak sebagai calon ilmuwan (Semiawan, 1999). Proses ini
secara tidak langsung memiliki dampak pengiring yang penting
terhadap pembentukan sikap dan kepribadian siswa, seperti
melatih tanggung jawab, menumbuhkan rasa ingin tahu, memupuk
disiplin dan ketekunan, bertindak jujur, mandiri dan terbuka
terhadap pendapat orang lain.
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan
bahwa ada interaksi antara strategi pembelajaran dengan aktivitas
belajar dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar IPA. Kelompok
siswa yang memiliki kecenderungan aktivitas belajar tinggi dan
belajar dengan strategi pembelajaran konstruktif mencapai hasil
belajar IPA yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok
siswa yang memiliki kecenderungan aktivitas belajar tinggi yang
belajar dengan strategi ekspositori. Hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh strategi pembelajaran konstruktif berhubungan dengan
karakteristik siswa yang mengikuti pembelajaran di kelas.
Penelitian ini mendukung penelitian Sahono (2005) yang

18
menemukan bahwa kelompok siswa yang memiliki karakteristik
aktivitas belajar yang tinggi yang belajar dengan strategi
pembelajaran yang terpusat kepada siswa (dengan portofolio) hasil
belajar IPA-nya lebih tinggi daripada dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang terpusat kepada guru (ekspositori). Pada
penelitian lain, Sahono (2008) menemukan bahwa hasil belajar IPA
siswa SD dapat ditingkatkan secara signifikan melalui model
pembelajaran berbasis portofolio. Demikian juga penelitian Sahono
(2007) menemukan bahwa kelompok siswa yang memiliki aktivitas
belajar tinggi dalam mata pelajaran PPKn yang diberikan tes
formatif esai lebih tinggi daripada yang diberikan dengan tes
formatif bentuk objektif.
Pada sisi lain, kelompok siswa yang memiliki
kecenderungan aktivitas belajar rendah yang belajar dengan strategi
pembelajaran konstruktif ternyata hasil belajar IPA-nya lebih
rendah jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki
kecenderungan aktivitas belajar rendah yang belajar dengan strategi
pembelajaran ekspositori. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh
strategi pembelajaran ekspositori juga berhubungan dengan
karakteristik siswa yang mengikuti pembelajaran di kelas. Hasil ini
mendukung penelitian Sahono (2005) yang menemukan bahwa
kelompok siswa yang memiliki kecenderungan aktivitas belajar
rendah hasil belajarnya dalam mata pelajaran IPA yang belajar
dengan strategi pembelajaran dengan ekspositori lebih tinggi

19
daripada yang belajar dengan strategi pembelajaran dengan
portofolio.
Tingginya hasil belajar IPA dengan menggunakan strategi
pembelajaran konstruktif pada kelompok siswa dengan
kecenderungan aktivitas belajar tinggi, terkait dengan sifat subjek
didik dan interaksi pembelajaran yang tercipta oleh strategi
pembelajaran konstruktif itu sendiri. Siswa yang memiliki
kecenderungan aktivitas belajar tinggi memiliki sifat lebih mandiri
(independen) dalam melakukan kegiatan belajar, seperti mengikuti
pelajaran, mempersiapkan peralatan pelajaran, mendengarkan
informasi, membaca, menulis, mencari buku, mengamati,
melakukan latihan maupun eksperimen, dan sebagainya. Dengan
kata lain, mereka lebih suka melakukan kegiatan belajar secara
bebas dengan sedikit bimbingan atau bantuan dari guru (Sahono,
2007).
Sebaliknya pada siswa yang memiliki kecenderungan
aktivitas belajar rendah, penggunaan strategi pembelajaran
konstruktif dalam pembelajaran IPA mencapai hasil belajar lebih
rendah jika dibandingkan dengan penggunaan strategi
pembelajaran ekspositori. Kenyataan ini memberikan pemahaman
bahwa bagi siswa yang memiliki kecenderungan aktivitas belajar
rendah, terkait juga dengan sifat subjek didik dan strategi interaksi
pembelajaran yang tercipta oleh strategi pembelajaran ekspositori.
Hal ini sejalan dengan pendapat Cole dan Chan (1994) yang

20
mengatakan bahwa siswa yang memiliki kecenderungan aktivitas
belajar rendah sifat suka melakukan kegiatan, seperti mengikuti
pelajaran, mempersiapkan peralatan pelajaran, mendengarkan
informasi, membaca, menulis, mencari buku, mengamati,
melakukan latihan maupun eksperimen, dan sebagainya dengan
petunjuk dan bimbingan guru. Dalam melakukan aktivitas-aktivitas
belajar ini, mereka suka menerima balikan dan koreksi dari guru
atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan.

Hadirin yang terhormat,


Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka
dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: (1) Dalam proses
pembelajaran IPA di SD secara keseluruhan hendaknya para guru
lebih banyak menggunakan strategi pembelajaran konstruktif
daripada strategi pembelajaran ekspositori, (2) Penggunaan strategi
pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa,
dalam hal ini adalah aktivitas belajarnya baik tinggi maupun
rendah, (3) LPTK dalam hal ini Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) hendaknya memberikan bekal pengetahuan dan
keterampilan dalam bidang strategi pembelajaran, khususnya
strategi pembelajaran konstruktif dan ekspositori. Kepada calon
guru perlu mengenal lebih mendalam karakteristik siswa, terutama
aktivitas belajarnya, karena hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap hasil belajarnya di kelas.

21
Ketua senat, sekretaris senat, para anggota senat serta hadirin
yang saya muliakan, kini tiba giliran saya menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
mencapai karir sebagai guru besar.

Pertama sekali kepada yang saya cintai Ibunda Suwarsi


(yang pada kesempatan ini dapat hadir di antara kita dalam ruangan
ini) dan Ibu Sutarmi serta Ayahda Suyono Siswodihardjo (alm) dan
Bapak Harsopambudi. Beliau telah membesarkan dan mendidik
saya dengan penuh kasih sayang dalam keadaan suka maupun
duka. Penghargaan dan terima kasih yang sedalam-dalamnya juga
saya sampaikan kepada mertua saya Bapak Drs. H. Zakaria Manan
(alm) dan Ibu Hj. Rosmaniar yang dalam kesempatan ini juga
berkenan hadir dalam ruangan ini.
Selanjutnya terima kasih dan rasa cinta yang setulus-
tulusnya saya sampaikan kepada isteri saya yang tercinta Dra. Emi
Agustina, M.Hum. yang telah mendampingi saya selama lebih dari
19 (sembilan belas) tahun dengan segala suka dukanya dalam
mengarungi kehidupan berumah tangga. “I Love You Full, Ma”
hanya kata itu yang mampu saya ucapkan pada kesempatan yang
berbahagia ini. Kepada kedua anak saya yang sangat saya cintai,
Gerry Suryosukmono dan Elgarianti Ramadhanti, kalian berdua
menjadi sumber kekuatan dan inspirasi yang mendorong papa

22
untuk terus maju dalam bekerja. Rasa sayang dan terima kasih juga
saya sampaikan kepada Kakanda Dr. Santoso, M.Kes. dan Mbak Is,
beserta keponakan saya Bayu Insanistyo, M.Pd. dan Melati
Insaniputri, adik-adik saya Tuti, Tono, Nunik, Yanto, Heru, Tatik,
Heni, Heti, Tanto, Rini, Yuli, Ning, Nik dan Keke beserta
keluarganya masing-masing, juga adik-adik ipar saya Eli, Yani,
Alek dan Yuni juga bersama keluarganya masing-masing.
Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinginya juga
saya sampaikan kepada guru-guru saya mulai dari SD Negeri Dibal
Ngemplak Boyolali, ST Negeri 5 Solo, SPG Muh. Solo, dan semua
dosen-dosen saya, terutama pembimbing skripsi saya Drs. Th. Sajid
(alm) dan Drs. Soedarno, pembimbing tesis saya Prof. Dr. Daniel
Kamars, MA dan Prof. Dr. Abizar, dan pembimbing disertasi saya
Prof. Dr. R. Santosa Murwani dan Prof. Dr. Muzayanah Sutikno.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga
saya sampaikan kepada mantan Rektor Universitas Bengkulu yaitu
kepada Prof. Soenjoto (alm), Prof. Soekotjo, Prof. Nitza Arbi, Prof.
Zulkifli Husin, dan Rektor Universitas Bengkulu Prof. Ir. Zainal
Muktamar, M.Sc., Ph.D. beserta keluarga yang sangat familiar dan
selalu mendorong saya untuk mencapai gelar akademik tertinggi
ini.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada mantan Dekan
FKIP Unib Drs. Aznam Yatim (alm), Drs. Suwayono, Prof. Dr.
Jalius Jama, Prof. Dr. Sofyan Willis, M.Pd., Drs. Muh. Nasirun,

23
M.Pd. beserta pembantu dekannya masing-masing, dan Dekan
FKIP Unib Prof. Safnil, MA, Ph.D., beserta pembantu dekan I, II,
dan III, Dr. Santoso, M.Kes., Drs. Irsal Idris, M.Pd., dan Drs.
Syafrizal, MA, yang telah berjasa mengantarkan FKIP Unib
menjadi fakultas terhormat, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dr.
Nina Kurniah, M.Pd. dan mantan Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Dr. Puspa Djuwita, M.Pd. yang telah bersedia mengoreksi dan
menilai karya ilmiah serta menandatangani berkas kenaikan jabatan
saya ke guru besar.
Terima kasih yang mendalam juga saya sampaikan kepada
Direktur PPs Administrasi/Manajemen Pendidikan Prof. Dr.
Rambat Nur Sasongko beserta keluarga dan Asdir II Dr. Zakaria,
M.Pd. beserta keluarga, dan seluruh karyawan PPs
Administrasi/Manajemen Pendidikan Mita, Tuti, Nel, Elsa, Lina,
Iwan, Toni, Is, dan Andra. Terima kasih juga saya sampaikan
kepada Direktur PPs Teknologi Pendidikan Prof. Dr. Johanes Sapri,
M.Pd. beserta keluarga, beserta Asdir I dan II, Dr. Alexon, M.Pd.
dan Dr. Hadiwinarto, M.Psi. beserta keluarga masing-masing.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh dosen, karyawan
dan mahasiswa FKIP Unib khususnya dan Unib pada umumnya
yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu saya dalam mencapai gelar akademik tertinggi ini.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada Prof. Dr.
Asmaniar Z. Idris (Guru Besar UNJ), Prof. Dr. Anik Ghuron,

24
M.Pd. (Guru Besar UNY), Prof. Dr. Moedjiarto, M.Sc. (Guru Besar
UNESA), dan Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko (Guru Besar Unib)
yang telah bersedia menilai kelayakan terhadap karya ilmiah saya
ke jabatan guru besar.
Terlalu banyak pribadi-pribadi yang sangat berjasa dalam
kehidupan saya, meskipun ingin menyebutkan namanya satu
persatu, tetapi tidaklah mungkin dapat dilakukan. Untuk
kesemuanya itu saya menyampaikan salam hangat dan terima kasih
yang sedalam-dalamnya dengan harapan semoga Allah SWT selalu
melindungi dan merakhmati perjalanan hidup kita.
Kepada semua panitia yang telah bersusah payah
menyiapkan segala sesuatunya bagi acara pengukuhan guru besar
ini, saya sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya,
semoga Allah membalas semua kebaikan Saudara sekalian.
Akhirnya saya sampaikan ucapan terima kasih atas
kesediaan dan kesabaran hadirin semua mendengarkan pidato
pengukuhan ini dari awal sampai akhir, dan mohon maaf bila ada
kekurangan dan kekhilafan dalam penyampaian pidato ini. Semoga
Allah SWT selalu melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya kepada
kita semua. Amin.

Wabillahi taufiq wal hidayah, Wassalammualaikum


Warahmatullahi Wabarakatuh.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Rin W. dan Krathwohl, David R. 2001. A Taxonomy for


Learning, Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s
Taxonomy of Educational Objectives. New York: Addison
Wesley Longman, Inc.

Barry, Kevin dan King, Len. 1994. Beginning Teaching: A


Development Text for Effective Teaching. Wentworth Falls,
NSW: Social Science Press.

Bloom, Benjamin S. 1979. Taxonomy of Education Objectives, The


Classification of Educational Goal, Handbook One: Cognitive
Domain. New York: David McKay Co., Inc.

Brady, Laurie. 1985. Models and Methods of Teaching. Sydney:


Prentice Hall.

Carin, Arthur A. dan Sund, Robert B. 1989. Teaching Science


Through Discovery. Columbus: Merrill Publhising Company.

Chain, Sandra E. dan Evans, Jack M. 1980. An Involvement


Approach to Elementary Science Methods. Columbus: Merrill
Publishing Company.
Christiansen, Lary B. 1988. Experimental Methodology. Newton,
Massachussets: Allyn and Bacon.

Cole, Peter G. dan Chan, Lorna K.S. 1994. Teaching Principles


and Practice. Sydney: Prentice Hall.

Diknas Kota Bengkulu, “Laporan UAS SD, MI, dan SDLB Kota
Bengkulu Tahun Pelajaran 2007/2008.” Bengkulu: Dinas
Pendidikan Nasional Kota Bengkulu.

26
Fraenkel, Jack R. dan Wallen, R.W. 1993. How to Design and
Evaluate Research in Education. Singapore: McGraw-Hill,
Inc.

Gagne, Robert M. dan Briggs, Leslie J. 1974. Principles of


Instructional Design, New York: Holt Rinehart and Winston
Inc.

Gasong, Dina. 2003. Model Pembelajaran Konstruktivisme sebagai


Alternatif Mengatasi Masalah Pembelajaran.
(http://WWW.Gereja Toraja.Com).

Habibie, B.J. 2004, 19 Januari. Ilmuwan dan Teknologi Harus


Bertindak Proaktif. Kompas. 3, 1-12.

Karli, Hilda dan Sriyuliaritiningsih. 2004. Model-model


Pembelajaran. Bandung: Bina Media Informasi.

Kurniah, Nina. Turdjai, dan Sahono, Bambang. 2003. Model


Manajemen Berbasis Sekolah melalui Partisipasi Orang Tua
dan Masyarakat pada Era Otonomi Daerah di Propinsi
Bengkulu. Hasil Penelitian tidak diterbitkan. Bengkulu:
Lembaga Penelitian Unib.

Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan,


Jakarta: Prenada Media.

Nur, Muhammad. 1983. “Keterampilan Proses Calon Guru Sains”.


Jurnal Analisis Pendidikan. 4(4). 120-132.

Pedazhur, Elazar J. dan Schmelkin, Lora Pedhazur. 1991.


Measurement, Design Analysis: An Integrated Approach. New
Jersey: Lawrence Erbaum Associates Publishers.

Pemda Propinsi Bengkulu, “Informasi Program Pendidikan


Bengkulu,” Makalah Disajikan pada Seminar Nasional tentang

27
Pendidikan Berbasis Sekolah Menyongsong Otonomi Daerah
dan Bengkulu Sebagai Kota Pelajar, Bengkulu: 17 Oktober
2000.
Popham, James W. 1981. Modern Educational Measurement.
Engliwood Cliff, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Pusat Pengembangan Kurikulum. 1991. Teori Pembelajaran


Konstruktivisme. (http://planet.time.net.my/klcc/azm01).

Rose, Anette M. 2004. Model for Teaching and Learning.


(http/www.bsu.edu/web/arose/BSUCourses/ITEDU699/LP/m
odel03.htm).

Sahono, Bambang. 1997. ”Pengembangan Model Manajemen


Kelas yang Efektif di Sekolah Dasar Daerah Terpencil”.
Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar Dikti, 1(1), 33-42.

Sahono, Bambang. 2004. ”Pengaruh Model Pembelajaran terhadap


Hasil Belajar IPA: Studi Eksperimen pada Peserta Didik Kelas
V SD di Kota Bengkulu”. Jurnal Kependidikan Triadik, 7(2),
133-141.

Sahono, Bambang. 2005. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan


Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar Sains: Studi
Eksperimen pada Siswa Kelas V SD di Kecamatan Gading
Cempaka Kota Bengkulu. Disertasi tidak diterbitkan. Jakarta:
Program Pascasarjana UNJ.

Sahono, Bambang. 2005. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan


Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar Sains”. Jurnal
Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNJ, 7(1), 92-109.

Sahono, Bambang. 2007. Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di


Provinsi Bengkulu. Makalah Disajikan pada Seminar Nasional
Implementasi Program Kualifikasi dan Sertifikasi Guru yang

28
diselenggarakan oleh FKIP Unib, Bengkulu, 5 September
2007.

Sahono, Bambang. 2007. “Pengaruh Tes Formatif dan Objektif


terhadap Hasil Belajar PPKn Ditinjau dari Aktivitas Belajar
Siswa di Sekolah Dasar Kota Bengkulu”. Jurnal Kependidikan
Triadik, 10(2), 97-107.

Sahono, Bambang. 2008. “Pengembangan Model Pembelajaran


Berbasis Portofolio pada Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar
Kota Bengkulu”. Jurnal Kependidikan Triadik, 11(1), 49-53.

Sahono, Bambang. 2008. “Kecenderungan Inteligensi Anak


Sekolah Dasar Ditinjau dari Multiple Intelligence”. Jurnal
Pendidikan Serunai Diknas Provinsi Bengkulu. 3(1), 194-198.

Sahono, Bambang. 2008. Penerapan Pendekatan Pembelajaran


Berbasis Multiple Intelligence sebagai Upaya Peningkatan
Proses Pembelajaran IPA di Kelas V SDN 02 Kota Bengkulu.
Makalah Disajikan pada Seminar Internasional Pendidikan
dan Temu Karya Dekan FIP/FKIP BKS-PTN Wilayah Barat
Indonesia di Plasa Hotel Rocky Padang, Padang, 7-9
Nopember 2008.

Semiawan, Conny. 1999. Pendidikan Tinggi: Peningkatan


Kemampuan Manusia Sepanjang Hayat Seoptimal Mungkin.
Jakarta: Grasindo.

Shavelson, Richard J. 1995. Statistical Reasioning for Behavioral


Sciences. Boston: Allyn and Bacon.

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Usman, Moh. Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional, Bandung:


Remaja Rosdakarya.

29
Wierma, William dan Jurs, Stephen G. 1990. Educational
Measurement and Testing. Boston: Allyn and Bacon.

30
CURRICULUM VITAE

Data Pribadi
Nama : Prof. Dr. Bambang Sahono, M.Pd.
NIP : 19591015.198503.1.016
Tempat dan tanggal lahir : Boyolali, 15 Oktober 1959
Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I / IVb
Jabatan : Guru Besar Bidang Teknologi
Pendidikan
Pekerjaan : Dosen FKIP Universitas Bengkulu
Nama Isteri : Dra. Emi Agustina, M.Hum.
Nama Anak : Gerry Suryosukmono dan Elgarianti
Ramadhanti
Nama Ayah : Suyono Siswosudirdjo (alm)
Nama Ibu : Suwarsi
Alamat Kantor : FKIP Universitas Bengkulu
Jl. WR. Supratman Kandang Limun
38371
Alamat Rumah : Jl. Kemang Manis No. 13 RT. 08 RW.
02 Sawah Lebar Bengkulu 38228

Riwayat Pendidikan
No Jenjang Asal Tahun Spesialisasi
Pendidikan Sekolah/Universitas
1 SD SDN Ngemplak 1972 -
Boyolali
2 SLTP STN 01 Surakarta 1975 Mesin
3 SLTA SPG Muh. Surakarta 1979 Guru SD
4 S-1 (Drs.) UNS Surakarta 1983 DK
5 S-2 (M.Pd.) IKIP Jakarta 1990 Manaj.
Pend.
6 S-3 (Dr.) UNJ Jakarta 2005 Teknologi
Pend.

31
7 Sertifikat Primary Teacher 1994 Generic
Education Program: Teaching
Deakin University Skill
Melbourne Australia

Riawayat Jabatan
No Tahun Instansi Jabatan
1 1985- JIP FKIP Universitas Dosen
sekarang Bengkulu
2 1986-1987 FKIP Universitas Sekretaris Diploma
Bengkulu
3 1992-1994 FKIP Universitas Sekretaris PGSD
Bengkulu
4 1994-1998 FKIP Universitas Pimbagpro PGSD
Bengkulu
5 1998-2001 UPT P2AP Universitas Koord. Bd.
Bengkulu Pemantauan
Evaluasi
Pembelajaran
6 2006-2009 JIP FKIP Universitas Ketua Jurusan
Bengkulu
7 2006-2009 Program Akta IV FKIP Ketua Program
Universitas Bengkulu
8 2008-20012 Prodi Magister Asisten Direktur
Manajemen Pend. Bidang Akademik
Program Pascasarjana
FKIP Unib
9 2007- Jurnal Kependidikan Penyunting
sekarang Triadik FKIP Pelaksana
Universitas Bengkulu
10 2007-2008 Jurnal Ilmiah Manajer Redaktur Pelaksana
Pendidikan Program
Magister Manajemen
Pendidikan FKIP Univ.
Bengkulu

32
11 2008- Jurnal Ilmiah Manajer Ketua Redaktur
sekarang Pendidikan Program
Magister Manajemen
Pendidikan FKIP Univ.
Bengkulu
12 1998-2001 Senat FKIP Universitas Anggota
Bengkulu
13 2006-2008 Senat FKIP Universitas Anggota
Bengkulu
14 2008-2010 Senat FKIP Universitas Anggota
Bengkulu

Pengalaman Mengajar 2 Tahun Terakhir


No Mata Kuliah
Semester Ganjil Semester Genap
1 Belajar dan Pembelajaran Belajar dan Pembelajaran (S1
(S1 Pend. Biologi) Bahasa Inggris)
2 Pembaharuan Pendidikan Perencanaan Pembelajaran (S1
(S1 PGSD) PGSD)
3 Telaah Kurikulum (S1 Pembaharuan Pendidikan (S1
PGSD) PGSD)
4 Metode Penelitian 2 (S1 Media Pembelajaran dan
PLS) Komputer (S1 PGSD)
5 Perencanaan Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran
(Program Akta IV) (Program Akta IV)
6 Strategi Belajar Mengajar Penelitian Tindakan Kelas
(Program Akta IV) (Program Akta IV)
7 Filsafat Ilmu (S2 MMP) Manajemen SDM Pendidikan
(S2 MMP)
8 Manajemen Kur. & Kepemimpinan dan Perilaku
Pembelajaran (S2 MMP) Organisasi (S2 MMP)
9 Metodologi Penelitian dan Manajemen Peningkatan Mutu
Statistik (S2 MMP) Berbasis Sekolah (S2 MMP)

33
Pengalaman Organisasi Profesi
Tahun Nama Organisasi Profesi Jabatan
1984 - sekarang Ikatan Sarjana Pendidikan Anggota
Indonesia (ISPI)
1990 - sekarang Ikatan Sarjana Administrasi Anggota
Pendidikan Indonesia (ISAPI)
2005 - sekarang Ikatan Profesi Teknologi Anggota
Pendidikan Indonesia (IPTPI)
2001 - sekarang Ikatan Keluarga Kemang Manis Penasehat
2007 - sekarang Ikatan Keluarga Jawa Bengkulu Anggota
(PMJB)

Pengalaman Penelitian
1. Studi Komparasi antara Prestasi Belajar Matematika yang
Diajar dengan Metode Resitasi Secara Kelompok dan
Individual pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 1 dan 2
Gagaksipat Ngemplak Boyolali (Skripsi S1), 1983.
2. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran IPS di
Kotamadya Bengkulu (Ketua Peneliti, Penelitian OPF), 1986.
3. Persepsi terhadap Wewenang Kepala Sekolah dan Iklim
Kerjasama sebagai Penunjang Perilaku Mengajar Guru (Tesis
S2), 1990.
4. Analisis terhadap Profil Manajemen SD Daerah Terpencil di
Propinsi Bengkulu (Ketua Peneliti, Penelitian BBI Dikti), 1995.
5. Pengembangan Model Manajemen Kelas yang Efektif di SD
Daerah Terpencil (Ketua Peneliti, Penelitian PTK Dikti), 1997.
6. Studi tentang Aktivitas Wanita Suku Rejang dalam Membina
Keluarga Sadar Gizi (Kadarzai) di Perdesaan Kabupaten
Rejang Lebong (Anggota Peneliti, Penelitian Kajian Wanita
Dikti), 2002.
7. Model Manajemen Berbasis Sekolah Melalui Partisipasi Orang
Tua dan Masyarakat pada Era Otonomi Daerah di Propinsi
Bengkulu (Anggota Peneliti, Penelitian Hibah Bersaing), 2001
s.d. 2003.

34
8. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPA:
Studi Eksperimen pada Peserta Didik Kelas V SD di Kota
Bengkulu (Ketua Peneliti, Jurnal Triadik), 2004.
9. Pengaruh Stategi Pembelajaran dan Aktivitas Belajar Terhadap
Hasil Belajar Sains (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu)
(Disertasi S3, Jurnal TP UNJ), 2005.
10. Kecenderungan Inteligensi Siswa Sekolah Dasar Ditinjau dari
Multiple Intelligence (Ketua Peneliti, Jurnal Serunai), 2006.
11. Pengaruh Tes Esai dan Objektif Terhadap Hasil Belajar PPKn
Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa di Sekolah Dasar Kota
Bengkulu (Ketua Peneliti, Jurnal Triadik), 2006.
12. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada
Mata Pelajaran IPA di SD Kota Bengkulu (Ketua Peneliti,
Jurnal Triadik), 2007.
13. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Multiple
Intelligence sebagai Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran
IPA di Kelas V SDN 02 Kota Bengkulu (Ketua Peneliti, Jurnal
Triadik), 2007.
14. Pengaruh Strategi Pembelajaran Konstruktif dan Eskpositori
Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Aktivitas Belajar
Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas V SDN 02 dan 19
Kota Bengkulu) (Ketua Peneliti, Jurnal Triadik), 2008.
15. Model Pelayanan Pendidikan Inovatif Bagi Anak Berkebutuhan
Khusus pada Pendidikan Dasar Wilayah Bencana Gempa di
Propinsi Bengkulu (Ketua Peneliti Penelitian Hibah Bersaing),
2009-2010.

Pengalaman Pengabdian pada Masyarakat


1. Nara Sumber pada Pelatihan Pembelajaran Terpadu bagi Dosen
FKIP Universitas Bengkulu dan Guru Sekolah Dasar Kodia
Bengkulu (24-31 Maret 1997)
2. Nara Sumber Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar
Teknik Instruksional (PEKERTI) di STAIN Curup (15-20
Nopember 1999)

35
3. Nara Sumber pada Lokakarya Penataan dan Pemberdayaan
Jurusan Akademik di Perguruan Tinggi yang diselenggarakan
oleh FKIP UNIB (21-23 Agustus 2001)
4. Anggota Komite SMA Negeri 6 Kota Bengkulu Tahun
Pelajaran 2006-2009 (17-07-2006)
5. Instruktur Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru
Reguler FKIP Unib Tahun 2006 (16-08-2006)
6. Nara Sumber Pelatihan Inovasi Pembelajaran bagi Dosen PTS
di Lingkungan Kopertis Wilayah II (24-04-2006)
7. Nara Sumber Lokakarya dan Penulisan Bahan Ajar MKDK
Belajar dan Pembelajaran JIP FKIP Unib (02-07-2007)
8. Instruktur Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru
FKIP Unib Tahun 2007/2008 (22-08-2007)
9. Nara Sumber Workshop Penyelenggaraan Program S1 PGSD
FKIP Unib Due-Like PGSD Batch V Unib Tahun 2007 (21-11-
2007)
10. Nara Sumber pada Lokakarya Pengembangan Kompetensi
Dosen JIP FKIP Unib Tahun 2006 (19-09-2006)
11. Nara Sumber Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Inovatif Bidang
Pendidikan dan Pembelajaran – Bengkulu, 8-15 April 2009.
12. Nara Sumber Pelatihan Peningkatan Profesionalitas Guru
melalui Pengelolaan Kelas, PTK dan Penulisan Artikel Ilmiah,
Lebong, 14-20 Maret 2009
13. Nara Sumber Pelatihan Peningkatan Kinerja Guru melalui PTK
dan Karya Tulis Ilmiah, Lubuk Linggau, 21-27 Maret 2009
14. Nara Sumber Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas dan
Penulisan Artikel Ilmiah di Manna, 7-14 Maret 2009.
15. Nara Sumber Pelatihan Peningkatan Kinerja Guru dan Dosen
dalam Pembelajaran dan Kiat Sukses Menghadapi Sertifikasi,
Kab. Musi Rawas Sumsel, 20-26 Juni 2009.

Pengalaman Seminar/Lokakarya/Pelatihan/Penataran
1. Peserta Pelatihan Pengenalan dan Penulisan Bahan Ajar Multi
Media/Internet yang diselenggarakan oleh UPT P2AP Unib tgl
2 Nopember 1998

36
2. Peserta Pelatihan Applied Approach (AA) Perguruan Tinggi
yang diselenggarakan oleh UPT P2AP Unib tgl. 28 Desember
1998
3. Peserta Pelatihan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing PPL
yang diselenggarakan oleh FKIP Unib tgl. 4 Maret 1999
4. Peserta Peserta Seminar dan Lokakarya PPL 1 dan PPL Seawal
Mungkin yang diselenggarakan oleh FKIP Unib tgl 3 Juli 1999
5. Peserta Seminar Nasional Pendalaman Materi Pengembangan
Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) yang
diselenggarakan oleh PAU UT di Bogor tgl 13-16 September
1999
6. Peserta Pelatihan Penulisan Bahan Ajar di Perguruan Tinggi
yang diselenggarakan oleh PAU UT di Bogor tgl 24 Desember
1999
7. Pemakalah pada Seminar Nasional ”Pendidikan Berbasis
Sekolah Menyongsong Otonomi Daerah dan Bengkulu sebagai
Kota Pelajar” di Bengkulu, 17-18 Oktober 2000.
8. Peserta Pertemuan Ilmiah Sivitas Akademika FKIP Unib
dengan tema Menuju Otonomi Pendidikan melalui Manajemen
Berbasis Sekolah dan Pendidikan Berbasiskan Masyarakat tgl
15 Nopember 2000
9. Peserta Pelatihan Pembuatan Perangkat Ajar Berbantuan
Komputer yang diselenggarakan oleh UPT P2AP Unib tgl 3
Pebruari 2001
10. Peserta Penataran dan Lokakarya Pembelajaran Bermutu di
Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh ………..di Unib
tgl 25-30 Mei 2001
11. Peserta Penataran dan Lokakarya Penataan dan Pemberdayaan
Jurusan Akademik di Perguruan Tinggi yang diselenggarakan
oleh ……….. di Unib tgl 22 Agustus 2001
12. Peserta Seminar Nasional tentang Isu Kunci Pembaharuan
Kurikulum dan Pendidikan yang diselenggarakan oleh UNJ tgl
14 Nopember 2001
13. Peserta Seminar Nasional tentang Mewujudkan Demokrasi
dalam Masyarakat yang diselenggarakan di Gedung BKKBN
Pusat Jakarta tgl 1 Juni 2002

37
14. Peserta Seminar dan Lokakarya Nasional tentang Reorientasi
Paradigma Penelitian dalam Kawasan Teknologi Pendidikan
yang diselenggarakan oleh Prodi TP PPs UNJ tgl 19 Maret
2003
15. Peserta Seminar dan Lokakarya Nasional Validasi Kurikulum
FKIP yang diselenggarakan oleh UKI Jakarta tgl 10 April 2003
16. Peserta Seminar Nasional Kurikulum Berbasis Kompetensi dan
Trend Baru Pengajaran Bahasa dan Sastra, yang
diselenggarakan oleh Prodi Bahasa Indonesia FKIP Unib tgl 22
Mei 2004
17. Peserta Seminar Nasional tentang Kiat Menggali Potensi Anak
yang diselenggarakan di Bank Bukopin Jakarta tgl 2 Oktober
2004
18. Pemakalah pada Semiloka Nasional Teknologi Pendidikan dan
Kongres IPTPI Ke-V di Aula Gedung M Pascasarjana UNJ, 29-
30 Nopember 2004.
19. Pemakalah pada Seminar Nasional ”Pendidikan Berbasis
Sekolah Menyongsong Otonomi Daerah dan Bengkulu sebagai
Kota Pelajar” di Bengkulu, 17-18 Oktober 2004
20. Pemakalah pada Seminar Nasional ”Manajemen Sekolah Dasar
di Era Otonomi” di Bandarlampung, 9-11 Desember 2004
21. Peserta Seminar Internasional tentang “Enhancing
Environmental Awareness of Individual Worldwide by
Increasing Scientific Understanding og the Erath, yang
diselenggarakan oleh UNJ Jakarta tgl 12 April 2005
22. Peserta Seminar dan Lokakarya Nasional tentang Arah Baru
Pengembangan Ilmu Pendidikan: Landasan Mencerdaskan
Kehidupan Bangsa Berbudaya, yang diselenggarakan oleh UPI
Bandung tgl 19-20 April 2005
23. Peserta Seminar dan Lokakarya Nasional Eksistensi Ilmu
Pendidikan dan Implementasinya dalam Pengembangan
Kurikulum LPTK, yang diselenggarakan oleh FKIP UNS Solo
tgl 12 April 2007
24. Pemakalah Seminar Nasional tentang “Implementasi Program
Kualifikasi dan Sertifikasi Guru: Guru, Mutu dan Pembangunan

38
Bangsa”, yang diselenggarakan oleh FKIP Unib tgl. 5
September 2007
25. Pemakalah Seminar Nasional tentang ”Implementasi Nilai-
Nilai Akademik dalam Pembangunan dan Sertifikasi Guru,
Kepala Sekolah, dan Pengawas”, yang diselenggarakan oleh
Prodi MMP Unib tgl 1 September 2007
26. Pemakalah Seminar Nasional tentang ”Perkembangan dan
Pembinaan Bahasa Indonesia: Pengembangan dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Memanfaatkan
Multiple Intellligence di Sekolah Dasar”, yang diselenggarakan
oleh Prodi Bahasa Indonesia FKIP Unib tgl 19 Nopember 2007.
27. Pemakalah Seminar Internasional tentang ”A Cultural
Difference Approach to Inprove Educational Management
Quality at Post Graduate Programs”, yang diselenggarakan oleh
Prodi MMP Unib tgl 2 Pebruari 2008
28. Pemakalah seminar internasional pendidikan dan temu karya
Dekan FIP/FKIP BKS/PTN Wilayah Barat Indonesia dengan
tema “Membangun SDM yang Berkualitas melalui Peningkatan
Profesionalisasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan”, yang
diselenggarakan oleh UNP Padang tgl 7-9 Nopember 2009.
29. Tim Reviewer Hibah Pengajaran PHK S1 PGSD A FKIP Unib
tahun 2008-2010.

39

Anda mungkin juga menyukai