Anda di halaman 1dari 8

THE HOLY QUR’AN

Penerangan Bagi Umat Manusia

" When the Quran is read, listen to it with attention, and hold your peace: that ye may
receive Mercy. "  Quran 7:204

Dibuat:
Ahmad Khadafi Wibowo Lubis (Dafi)

Diperuntukkan:
Teman-Teman Usrah PDX Yang Saya Hormati

Semoga Makalah Ini Bermanfaat Bagi Kita Semua!

August 18, 2001


Portland, OR
THE HOLY QUR’AN
Penerangan Bagi Umat Manusia

Assalam’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh,


Bismillahirrahmaanirrahiim,

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan betapa penting-nya peranan Al-Qur’an bagi
kehidupan kita. Topic mengenai Al-Qur’an adalah sangat luas, maka topic yang saya
uraikan adalah pembahasan secara general mengenai Al-Qur’an sebagai pedoman hidup
manusia dan sumber ilmu pengetahuan. Obviously, penguraian saya ini pun masih terasa
kurang dengan melihat betapa luas-nya aspects-aspects yang terkandung dalam Al-
Qur’an, jadi saya mohon maaf sebelum-nya apabila terasa banyak kekurangan on my
simple analysis of the Noble Qur’an. Saya pernah membaca ketika Gamal Abdel Nasser,
pemimpin revolusi Mesir, diberi hadiah Al-Qur’an atas keberhasilan-nya menumbangkan
pemimpin despot monarchy Raja Farouk, dia mengucapkan bahwa Al-Qur’an adalah the
greatest gift of his life. Al-Qur’an adalah pemberian Allah SWT yang sangat besar dan
tidak ternilai harga-nya. Bagaimana kita bersyukur atas pemberian Yang Maha Kuasa
ini? - hanyalah dengan mengamalkan Al-Qur’an semampu mungkin. Pengamalan ini
bukan hanya untuk melancarkan kehidupan kita atau memberikan ketenangan bathin, tapi
yang terutama adalah melapangkan jalan kita ke Surga dan insya’allah kita semua dapat
bertemu disana – Amiin ya Allah!

Al-QUR’AN: Penuntun Hidup Manusia Dan Sumber Ilmu

"Indeed in this there is a remembrance for those who have a living heart, listen
attentively and are awake to taking heed." [Qaaf: 37]

“Say: All praise is due to Allah! In time He will make you see his Signs, and you shall
recognize them” (As-Saffaat:93).
Meninggalkan Qur’an adalah hal yang dapat menjuruskan kita kepada kesesatan seperti
yang terjadi kepada pemeluk Kristen dan Yahudi. Kesucian Al-Qur’an sendiri telah
dijamin oleh Allah SWT dan oleh itu bagaimana kita menjadikan Qur’an sebagai
pedoman hidup yang dapat membawa kita kepada kemenangan di dunia dan akhirat.

Untuk mencapai benefit dari mempelajari Qur’an, kita harus pertama membersihkan hati
dan memfokuskan perhatian seakan kita di-direct lansung oleh Allah SWT. Ini teramat
penting karna keuntungan yang kita terima banyak terpengaruh dengan keadaan sekitar
kita dan juga sikap kita sendiri dalam tujuan memperdalami Qur’an, banyak karna factor-
faktor ini menyebabkan terkadang kita tidak mengetahui apa yang kita ucapkan dan
pelajari. Qur’an bukanlah hanya untuk dipelajari tapi juga sangat penting dalam praktis
kehidupan sehari-hari. Hanya dengan kehidupan yang berpedoman dengan Qur’an dan
juga tuntunan sunah Rasullulah SAW, kita bisa meng-establish as the best human society
on the surface of the earth. Perjuangan dalam mencapai cita-cita yang mulia ini hendak-
nya tidak hanya sebatas pengamalan pada diri masing-masing, pengamalan Al-Qur’an
sebaik-nya juga dianjurkan dan disebarkan ke keluarga, kerabat, dan lingkungan, tetapi
harus selalu dengan cara yang bersopan-santun dan menjunjung moralitas, hal ini sesuai
dengan yang ditentukan Allah SWT didalam al-Qur’an regarding da’wah that there is no
compulsion in religion! Harus kita ketahui, adalah kewajiban kita untuk meneruskan
perjuangan ad-diin di jalan Allah SWT yang telah dirintis oleh para nabi dan kaum
muslimin yang terdahulu dalam memerangi kebathilan dan menjunjung kebenaran
dimana dan kapan saja.

Di Qur’an sendiri di-nyatakan bahwa tidak ada yang tertinggal dalam kandungan-nya.
Segala aspects kehidupan dibahas di Qur’an dengan consist and the clearest of words.
Memang benar kalo kita menyatakan bahwa Qur’an itu adalah sumber ilmu. Selain
berupa peringatan dan petunjuk dari Allah Azza-Wajalla yang tersalur dalam ilmu fiqih,
tauhid, dan tajweed yang secara explicit mengungkapkan tata cara kehidupan Islami yang
sesuai dengan kehendak Allah SWT & according to sunah Rasul, Qur’an juga mengupas
beberapa aspects of ilmu pengetahuan modern, seperti the big bang theory, embryology,
space exploration, etc sebagai signs atas kebesaran sang Khalik, Lord our God Allah
Azza-Wajalla. Qur’an sendiri banyak mendapat pujian dari kalangan ilmuwan non-
muslims. Atas profound impact of the noble Qur’an dalam diri mereka, banyak diantara-
nya yang revert to Islam. Mereka banyak menyatakan kekaguman atas bagaimana
accurate-nya description contained in the Qur’an yang diturunkan pada abad 6 masehi.
Maurice Bucaille, ahli bedah terkemuka Perancis, menunjukkan kekaguman-nya atas
vividly description of kondisi tubuh Fir’aun Ramses II? (yang mengejar Nabi Musa dan
ditenggelamkan Allah SWT di laut Merah), yang di-preserved sebagai peringatan bagi
orang-orang yang ber-iman, yang tidak terdapat di kitab-kitab suci lain. Allahu Akbar!
That is scientific truth, Ladies and Gentlemen!

Bagaimana sikap kita terhadap penghayatan Qur’an yang amat sangat di kagumi oleh
scientific community ini. Kita harus beruntung bahwa kita mendapat warisan yang
teramat berharga dari Allah SWT dan mengutilize warisan itu for our own sake
merupakan challenge tersendiri dan insya’allah atas rahmah dan karunia-Nya, kita dapat
membebaskan diri dari belenggu kemalasan dan kebodohan dan menjadikan Al-Qur’an
sebagai pedoman hidup sehari-hari. Adalah sungguh rugi bahwa kunci kemenangan (al-
jannah) terlihat di pelupuk mata sedang kita hanya melalaikan dan melihat-nya berlalu.

ISSUES FOR DISCUSSION

Bagaimanakah Sikap Kita Terhadap Hadhits Rasulullah SAW Mengenai


Penjelasan-nya Terhadap Qur’an? – Hadhits adalah tata cara kehidupan panutan kita
yang teramat kita cintai, Rasulullah SAW, yang merupakansalah satu sumber ilmu dan
interpretasi Al-Qur’an. Penting-nya Hadiths juga ditekankan oleh Rasullah SAW pada
saat Hajji Wada’; Rasulullah mengatakan bahwa beliau meniggalkan Al-Qur’an dan
Hadiths sebagai pedoman hidup manusia dan tidak akan tersesat bagi yang
mengamalkan-nya. Masalah Hadtihs ini terbuka karna banyak-nya penafsiran yang
berbeda yang manyebabkan banyak-nya fraksi dalam Islam. Jelas Hadiths sangat penting
karna tidak semua uraian yang ada di Holy Qur’an yang kita bisa comprehend sebagai
manusia biasa dan itu adalah bahwa para nabi dan Rasul diturunkan Allah SWT untuk
menunjukkan jalan yang benar kepada umat-nya. Challenges yang ada adalah bagaimana
standard sikap kita terhadap Hadiths as the supplement of the Holy Qur’an sebagai
pedoman yang kita pakai untuk mendalami Al-Qur’an.

Bagainmanakah Sikap Kita Kepada Holy Books Yang Terdahulu? - Seperti kita
ketahui Al-Qur’an menjelaskan beberapa kali tentang the people of the book – bangsa
Yahudi dan Nasrani. Kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka adalah Taurat (Torah)
melalui Nabi Musa AS (Moses), Zabuur (Psalm), melalui Nabi Daud AS (David), dan
Injeel (Gospel) melalui Nabi Isa AS (Jesus). Kita meyakini bahwa kitab-kitab ini as
progressed terjadi banyak penyimpangan yang terkadang extreme dalam soal tauhid dan
aqeedah, i.e. the Trinity. Tapi kita harus mengakui masih ada beberapa uraian yang ter
preserved, seperti hal-hal yang menyangkut keaguangan Allah dan tata cara berkehidupan
yang baik.

Problematic Pengamalan Qur’an di Bangsa-Bangsa Non-Arab - Seperti kita ketahui


Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab karna Rasulullah SAW kebetulan hidup dan
tinggal di negri Arab. Masalah yang banyak dihadapi bagi bangsa-bangsa non-Arab
mengenai pengamalan Qur’an adalah encouragement untuk lebih menghayati dan
mendalami butir-butir yang terkandung dalam Qur’an. Adalah sangat rugi kita bermalas-
malas membaca Qur’an (terkadang termasuk saya ) hanya karna kita tidak tahu bahasa
Arab. Saya sangat menyayangkan emphasis pengamalan yang banyak terjadi di
Indonesia adalah hanya untuk bisa membaca Al-Qur’an tanpa keinginan buat belajar
bahasa Arab, or at least Tafseer. Terkadang pengetahuan kita tentang agama amat
tertinggal dengan agama lain, seperti Kristen yang dimana Bible mereka bisa di translate
ke bahasa lain, tanpa mengurangi kesucian-nya

Apakah Pengamalan Qur’an Applicable Terhadap Tatanan Hidup Bangsa Kita


Saat Ini? - Bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogenous (lebih dari 300 ethnic
groups). “Kelebihan” bangsa Indonesia ini sangat menjadi perhatian para founding
fathers kita dalam melahirkan negara republik tercinta ini. Untuk menyatukan seluruh
suku bangsa ini dalam negara kesatuan Republik Indonesia, mereka melahirkan ideology
Pancasila, foundasi bagi kehidupan berbangsa yang harmonis. Pancasila menyatakan
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sekarang banyak issues yang menyatakan bahsa
pengamalan Al-Qur-an adalah contradictory terhadap kehidupan bernegara kita yang ber-
azaskan Pancasila. Issues seperti Piagam Jakarta atau yang lebih extreme, GPK/GAM,
adalah usaha2 yang ingin mengganti azas negara kita yang tercinta ini. Kita sendiri
mengetahui Pancasila adalah satu-satu-nya perekat dalam negara republik kesatuan yang
kita cintai ini.

Terima kasih atas perhatian-nya dan semoga Allah Azza-Wajalla melimpahkan rezeki
dan karunia-Nya, terutama ilmu yang bermanfa’at. Apabila ada hal-hal yang kurang
berkenaan atau yang dipermasalahkan, itu adalah semata-mata akibat kelamahan saya dan
apabila dan apabila ada hal-hal yang berkenan atau yang bermanfa’at dari makalah dan
discussion ini, itu adalah berasal dari keagungan Allah SWT semata.

Wassalam’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Dafi Lubis

Some Useful Internet Links


http://islam.org/ - IslamiCity’s site, lengkap dengan script, translation, and recitation
(audio) of the Holy Qur’an dan juga a very recommended site of many useful information
regarding Islam.

http://www.islamworld.net/ - The Islam Page site by Ibrahim Shafi, a very


comprehensive Islamic resource.

http://www.islamweb.net/english/ - The Islam Web site by State of Qatar, another


comprehensive Islamic source.

What They Say About the Holy Qur’an


"However often we turn to it [the Qur'an] at first disgusting us each time afresh, it soon
attracts, astounds, and in the end enforces our reverence... Its style, in accordance with its
contents and aim is stern, grand, terrible - ever and anon truly sublime -- Thus this book
will go on exercising through all ages a most potent influence." --Goethe, quoted in T.P.
Hughes' DICTIONARY OF ISLAM, p. 526.

"The Koran admittedly occupies an important position among the great religious books of
the world. Though the youngest of the epoch-making works belonging to this class of
literature, it yields to hardly any in the wonderful effect, which it has produced on large
masses of men. It has created an all but new phase of human thought and a fresh type of
character. It first transformed a number of heterogeneous desert tribes of the Arabian
peninsula into a nation of heroes, and then proceeded to create the vast politico-religious
organizations of the Muhammadan world which are one of the great forces with which
Europe and the East have to reckon today." --G. Margoliouth, Introduction to J.M.
Rodwell's, THE KORAN, New York: Everyman's Library, 1977, p. vii.

"A work, then, which calls forth so powerful and seemingly incompatible emotions even
in the distant reader - distant as to time, and still more so as a mental development - a
work which not only conquers the repugnance which he may begin its perusal, but
changes this adverse feeling into astonishment and admiration, such a work must be a
wonderful production of the human mind indeed and a problem of the highest interest to
every thoughtful observer of the destinies of mankind." --Dr. Steingass, quoted in T.P.
Hughes' DICTIONARY OF ISLAM, pp. 526-527.

"The above observation makes the hypothesis advanced by those who see Muhammad as
the author of the Qur'an untenable. How could a man, from being illiterate, become the
most important author, in terms of literary merits, in the whole of Arabic literature? How
could he then pronounce truths of a scientific nature that no other human being could
possibly have developed at that time, and all this without once making the slightest error
in his pronouncement on the subject?" --Maurice Bucaille, THE BIBLE, THE QUR'AN
AND SCIENCE, 1978, p. 125.

"Here, therefore, its merits as a literary production should perhaps not be measured by
some preconceived maxims of subjective and aesthetic taste, but by the effects which it
produced in Muhammad's contemporaries and fellow countrymen. If it spoke so
powerfully and convincingly to the hearts of his hearers as to weld hitherto centrifugal
and antagonistic elements into one compact and well-organized body, animated by ideas
far beyond those which had until now ruled the Arabian mind, then its eloquence was
perfect, simply because it created a civilized nation out of savage tribes, and shot a fresh
woof into the old warp of history." --Dr. Steingass, quoted in T.P. Hughes'
DICTIONARY OF ISLAM, p. 528.

"In making the present attempt to improve on the performance of my predecessors, and to
produce something which might be accepted as echoing however faintly the sublime
rhetoric of the Arabic Koran, I have been at pains to study the intricate and richly varied
rhythms which - apart from the message itself - constitute the Koran's undeniable claim
to rank amongst the greatest literary masterpieces of mankind... This very characteristic
feature - 'that inimitable symphony,' as the believing Pickthall described his Holy Book,
'the very sounds of which move men to tears and ecstasy' - has been almost totally
ignored by previous translators; it is therefore not surprising that what they have wrought
sounds dull and flat indeed in comparison with the splendidly decorated original."
--Arthur J. Arberry, THE KORAN INTERPRETED, London: Oxford University Press,
1964, p. x.

"A totally objective examination of it [the Qur'an] in the light of modern knowledge,
leads us to recognize the agreement between the two, as has been already noted on
repeated occasions. It makes us deem it quite unthinkable for a man of Muhammad's time
to have been the author of such statements on account of the state of knowledge in his
day. Such considerations are part of what gives the Qur'anic Revelation its unique place,
and forces the impartial scientist to admit his inability to provide an explanation which
calls solely upon materialistic reasoning." --Maurice Bucaille, THE QUR'AN AND
MODERN SCIENCE, 1981, p. 18.

-AKWL-

Anda mungkin juga menyukai