Panduan Media Pembelajaran Matematika23
Panduan Media Pembelajaran Matematika23
Disusun
Oleh
NAMA : SANIJO
NIM : 4102903104
JURUSAN : MATEMATIKA
Pembelajaran yang perlu dikembangkan guru dan diminati siswa pada saat
ini adalah pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Sehingga perlu diupayakan suatu
model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar,
sehingga dapat menumbuhkan daya nalar dan kreativitas siswa serta pembelajaran
yang menyenangkan. Untuk itu penulis melakukan penelitian tindakan kelas yang
berjudul “ Meningkatan hasil belajar matematika pada pokok bahasan penjumlahan
dan pengurangan pecahan desimal melalui diskusi kelompok-kelompok kecil bagi
siswa kelas VI SD Rambeanak I Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Tahun
pelajaran 2004/2005.
Permasalahannya adalah apakah hasil belajar matematika pada pokok bahasan
penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal dapat ditingkatkan melalui diskusi
kelompok kelompok kecil. Sedangkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar matematika pada pokok bahasan penjumlahan dan
pengurangan pecahan desimal mulalui diskusi kelompok-kelompok keci bagi siswa
kelas VI SD Rambeanak I
Dalam penelitian ini, pembelajaran dilaksanakan melalui diskusi kelompok-
kelompok kecil yang beranggotakan 4–5 siswa dengan tingkat kepandaian yang
berbeda-beda. Setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar dan
mampu mengajarkan materi tersebut kepada teman sekelompoknya. Pembelajaran
melalui diskusi kelompok-kelompok kecil akan dapat menumbuhkan kreativitas
siswa dalam pemecahan masalah dan tidak mebosankan serta hasilnya akan lebih
terkesan pada diri siswa.
Penelitian ini dilaksanakan melalui 2 siklus, masing-masing siklus 2
petemuan. Siklus I tentang penjumlahan pecahan desimal yang dilaksanakan pada
hari Selasa tanggal 15 Maret 2005 dan hari Kamis tanggal 17 Maret 2005. Hasil
analisis tes akhir siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 82,8.Didapat 5 siswa (16,7%)
belum tuntas dan 25 siswa (83,3%) sudah tuntas .Kendala siswa yang belum tuntas
adalah siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok serta kurang memperhatikan
penjelasan guru.
Siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21 Maret 2005 dan hari Rabu
tanggal 23 Maret 2005 hasil tes akhir siklus II rata-ratanya adalah 80,8 terdapat 6
siswa (20%) belum tuntas, 26 siswa (80%) tuntas. Karena nilai rata-rata kelas yang
dicapai dan ketuntasan belajar sudah melebihi tolok ukur yang ditentukan, yaitu nilai
rata-rata kelas 7,0 dan ketuntasan belajar 75% maka pelaksanakan siklus I dan siklus
II sudah cukup dan penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil.
Dari penelitian ini disarankan guru dalam proses belajar hendaknya
menerapkan pembelajaran melalui diskusi kelompok-kelompok kecil pada pokok
bahasan lain, untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan
pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kreativitas siswa, menyenangkan, dan
tidak membosankan.
BAB I
PENDAHULUAN
B. Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apakah hasil
belajar matematika pada pokok bahasan penjumlahan dan penguragan pecahan
desimal dapat ditingkatkan melalui diskusi kelompok-kelompok kecil bagi siswa
kelas VI SD Negeri Rambeanak I Tahun 2004-2005 ?
C. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi perbedaan dalam istilah dalam penafsiran judul tersebut
peneliti perlu memberi penegasan istilah-istilah dalam penelitian ini.
1. Hasil belajar matematika
Hasil belajar matematika pada skripsi ini dimaksudkan sebagai nilai tes yang
diperoleh siswa pada tes formatif yang dilaksanakan setelah pembelajaran
matematika pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal
yang materinya meliputi cara mendatar, bersusun pendek dan soal bentuk
ceritera penelitian .
2. Kelompok-kelompok kecil
Siswa satu kelas dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil. Tiap
kelompok terdiri dari 4 atau 5 siswa. Anak akan belajar dengan baik jika mereka
terlibat secara mental dalam kegiatan yang dia lakukan, baik secara mandiri
maupun kelompok. Melalui kelompok anak akan belajar mengamati cara anak
lain memecahkan masalah.
3 Diskusi kelompok
Proses kegiatan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk
mencapai tujuan
4.Pecahan desimal
Menurut Muchtar A. Karim (2001-6.III), pecahan desimal adalah : pecahan
yang menyatakan nilai tempat persepuluhan, perseratusan, perseribuan dan
seterusnya.
a. Bilangan di sebelah kiri tanda koma menyatakan bilangan bulatnya.
b. Tanda koma sebagai pembatas
c. Bilangan sebelah kanan koma menyatakan pecahannya.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan penelitian masalah ini adalah
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika pada pokok bahasan
penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal melalui diskusi kelompok-
kelompok keci bagi siswa kelas VI SD Negeri Rambeanak I tahun pelajaran 2004 /
2005
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan memberikan manfaat yang
berarti bagi :
1. Guru atau pendidik
Menambah wawasan guru dengan menerapkan diskusi kelompok-kelompok
kecil yang senantiasa guru akan membawa siswa lebih menyenangi pelajaran
matematika.
2. Siswa
Dengan penelitian ini diharapkan siswa akan dapat mengatasi kesulitan yang
dialami melalui kelompok-kelompoknya. Siswa juga lebih berani dalam
mengutarakan pendapatnya maupun memecahkan masalah teman-temannya.
3. Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi wacana perubahan yang lebih
baik sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar
Nana Sujana (1998 : 5) menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses yang
ditandai adanya perubahan pada diri seseorang.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu perubahan yang
terjadi melalui latihan dan pengalaman. Perubahan sebagai hasil proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan,
penalaran, kecakapan, kebiasaan, serta aspek–aspek lain yang sedang ada
pada diri individu yang sedang belajar.
2. Belajar Matematika
Pengertian belajar matematika yang dikemukakan oleh Jerome Brunner
(Herman Hudoyo,1988:56) mengatakan bahwa belajar matematika adalah
belajar terntang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang
terdapat dalam materi yang dipelajari serta menjalankan hubungan antara
konsep-konsep dan struktur – struktur itu . Lain dari itu peserta didik lebih
mudah mengingat matematika itu bila yang dipelajari merupakan pola yang
berstruktur.
Dengan memahami konsep dan struktur akan mudah terjadinya transfer. Di
dalam belajar matematika, Brunner hampir selalu menilai dengan memusatkan
keteraturan intuitif peserta didik yang sudah dimiliki itu .Ini berarti peserta
didik dalam belajar haruslah terlihat aktif mentalnya yang dapat diperhatikan
keaktifan fisiknya.
Selanjutnya Brunner (Herman Hudaya,1988:57) menuliskan anak
berkembang dalam tiga tahap.
Tiga tahap perkembangan mental itu adalah :
a. Enactive
Teori ini mengatakan bahwa cara berfikir seorang peserta didik untuk
menilai belajar konsep dan prinsip di dalam belajar matematika peserta
didik akan sangat terbantu sekali dengan adanya benda kongkrit.
b. Teorema notasi ( notation theorem )
1). 75% dari materi setiap satuan bahasan dengan melalui penilaian
formatif.
2). 60% dari nilai ideal rapor yang diperoleh melalui penghitungan hasil
tes sumatif dan kokurikuler.
6. Lembar Kerja (LKS)
a. Pengertian
Contoh :
1). 63,76 2). 41,8 3). 6,23
12,8 123,867 18,9
+ + +
76,56 165,667 25,13
12,6
+
37,73
4). 25,6 5). 32,67 6). 45,6
47,8 26,786 12,71
- − −
73,4 5,884 32,89
15,8
−
17,09
c. Penyelesaian soal cerita tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan
desimal.
Contoh :
1). Pak Yanto memiliki dua kebun kopi. Masing-masing menghasilkan
3,25 ton dan 5,6 ton. Berapa ton kopi yang dihasilkan kebun Pak
Yanto?
Jawab:
• Diketahui : Pak Yanto memiliki dua kebun kopi, masing-masing
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
jalan raya. Dari kota kecamatan ± 2 km dan dari kantor kepala desa ± 1 km.
Magelang. Untuk menuju lokasi tersebut paling mudah melewati pasar ikan
Ngrajeg, menuju ke arah barat ± 600 meter. SD Rambeanak I terdiri dari dua
lokasi yang terpisah, jarak lokasi keduanya ± 200 meter. Lokasi yang pertama
menghadap selatan untuk kantor kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas VI,
ruang kelas V b. Bangunan yang kedua menghadap ke timur untuk kelas III a,
ruang kelas III b, ruang kelas IV, dan ruang kelas Va. Gedung ketiga menghadap
bangunan ke dua berada disebelah barat, yang terdiri dari satu gedung
menghadap ke timur, untuk ruang kelas I, ruang kelas II, dan ruang Taman
Kanak-kanak.
sekolah, delapan guru kelas, dua guru agama Islam, satu guru Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan, satu guru bahasa Inggris (honorer), dan satu penjaga sekolah
sebanyak 26 siswa, kelas II sebanyak 29 siswa, kelas III sebanyak 44 siswa, kelas
siswa.
B. Subyek Penelitian
2005 berjumlah 30 siswa, terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Latar belakang orang tuanya sebagian besar sebagai petani, yaitu sebanyak
46,8%, buruh 20%, pedagang 26,7%, dan pegawai negeri 6,5%. Dengan data
dalam dua siklus. Setiapsiklus terdiri dari empat tahap yaitu : perencanaan,
a. Perencanaan
belajar siswa.
b. Tindakan
secara kelompok.
simpulan.
b. Obsevasi
c. Refleksi
2. Siklus II meliputi:
a. Perencanaan ulang.
Berdasar hasil refleksi pada siklus I baik yang berkaitan dengan guru,
b. Tindakan
2). Guru mengadakan pos tes pada akhir pelaksanaan siklus II untuk
c. Observasi
d. Refleksi
Maret 2005, pada jam ke 3 dan ke 4, selama 80 menit. Dengan perincian 10 menit
untuk apersepsi, 50 menit untuk kegiatan inti pembelajaran, 20 menit untuk tes
waktunya, 5 menit untuk persiapan dan apersepsi, 30 menit untuk kegiatan inti
pembelajaran, 5 menit tanya jawab dan menarik kesimpulan serta 40 menit untuk
1. Proses Perencanaan
lampiran 6)
d. Merancang lembar kerja siswa yang dapat didiskusikan oleh
diberikan. ( Lampiran 12 )
(Lampiran 13-14 )
kelompoknya.
3. Proses Pengamatan
1). Guru masih menggunakan bahasa pengantar yang kurang mendidik yaitu
bahasa campuran yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
2). Guru masih kurang aktif memberikan motivasi dalam diskusi kelompok-
kelompok kecil.
E.Pelaksanaan Siklus II
Siklus II merupakan pembelajaran tentang pengurangan pecahan desimal
dilaksanakan dua kali pertemuan dalam empat jam pelajaran. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 21 Maret 2005 pada jam ke 2 dan ke 3
selama 80 menit. Dengan perincian 10 menit untuk persiapan dan apersepsi, 50
untuk kegiatan inti pembelajaran dan 20 menit untuk tes individual dan
pemberian pekerjaan rumah. Pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari Rabu,
tanggal 23 Maret 2005. Pada jam pertama dan ke dua selama 80 menit.
Pembagian waktunya 5 menit untuk persiapan dan apersepsi 30 menit kegiatan
inti pembelajaran, 5 menit untuk tanya jawab dan menarik simpulan serta 40
menit untuk tes akhir siklus II.
1. Proses perencanaan:
a. Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu tentang
kelompoknya.
E. Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer meliputi semua hasil observasi, sedang data sekunder
F. Indikator Keberhasilan
Tabel tersebut memuat analisis yang meliputi skor jawaban setiap item,
jumlah skor yang diperoleh setiap siswa, skor maksimum yang ditentukan,
nilai yang diperoleh setiap siswa, ketuntasan belajar dan nilai rata-rata kelas.
2. Kriteria keberhasilan.
mencapai 60%, hasil nilai rata-rata kelas mencapai 7,0 dan ketuntasan belajar
klasikal mencapai 75%, dikarenakan sebelum diadakan penelitian tindakan
kelas ini hasil nilai rata-rata kelas pada umumnya kurang dari 6,0 dan
1. Ada satu anak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir siklus I,
memperoleh nilai 50. Dia lahir tanggal 28-12-1988. Jadi umurnya sudah 16
tahun masih duduk di kelas VI. Hal ini dimungkinkan karena anak tersebut
2.Ada dua anak dapat mengerjakan tes siklus I mendapat nilai 65. Dimungkinkan
kurang ketelitian meletakkan koma dan kurang lengkap dalam menjawab soal
ceritera.
3.Ada dua anak dapat mengerjakan tes siklus I memdapat nilai 70. Dimungkinkan
4. Ada lima anak dapat mengerjakan soal tes siklus I dengan memperoleh nilai 75.
membaca soal dan meletakkan koma pada jawaban serta kurang lengkap dalam
tugasnya lebih cepat dari waktu yang ditentukan dengan memperoleh nilai 80
6.Ada satu anak yang sangat pandai semua soal dijawab dengan langkah-langkah
B.Proses Refleksi
selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan dalam
1. Kegiatan guru dalam proses pembelajaran pada siklus I sudah baik, hanya
a. Siswa yang aktif bertanya ada 14 anak (47%), siswa yang aktif menjawab
d. Berdasar hasil analisis nilai tes siklus I (lampiran 16) diperoleh nilai rata-
rata kelas 82,8 ada lima siswa (16,7%) belum tuntas belajar, 25 siswa
(83,3%) sudah tuntas. Kendala siswa yang belum tuntas karena kurang
1.Ada satu anak yang mendapat nilai 60. Anak tersebut memang kemampuannya di
bawah rata-rata.
4. Ada tiga anak mendapat nilai 75 dimungkinkan ketiga anak tersebut salah
D. Proses Refleksi
diadakan refleksi atas kegiatan pada siklus II. Hasil refleksi ini adalah:
a. Anak yang aktif bertanya ada 20 siswa(66,7%) kurang aktif 8 siswa (26,7%),
b. Siswa yang aktif dalam diskusi kelompok ada 20 siswa (66.7%), kurang
a. Guru selalu memberi motivasi kepada siswa untuk bertanya, sehingga ada
jelas.
pembelajaran dapat berjalan dengan tertib dan lancar. Hal tersebut dapat
Nilai rata-rata hasil tes siklus II sudah mencapai 80,8 dan ketuntasan belajar
klasikal 80%, berarti sudah melebihi tolok ukur yang ditetapkan yaitu 7,0.
E. Pembahasan.
antara lain, pembelajaran kurang kondusif karena siswa kurang aktif dan masih
ada beberapa siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Guru
masih kurang berminat mengikuti pembelajaran, enggan bertanya dan tidak suka
diberi PR. Hal tersebut dapat dilihat pada lampiran 15. Dengan demikian masih
tidak takut bertanya pada materi yang kurang jelas. Siswa sudah dapat menjawab
berkembang dengan baik. Berdasar hasil angket yang dikumpulkan semua siswa
kurang jelas teman dalam kelompok akan membimbing dan bisa bertukar pendapat.
Siswa tidak lagi takut bertanya jika belum paham terhadap materi yang diberikan,
siswa sudah merasa senang diberi PR karena dapat digunakan sebagai latihan di
rumah. Dengan demikian pelaksanaan siklus II cukup berhasil. Karena hasil nilai
rata-rata tes siklus I mencapai 82,8 sedang ketuntasan belajar 83,3% dan nilai rata-
rata tes akhir siklus II mencapai 80,8, serta ketuntasan belajar mencapai 80%.
Berarti sudah melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu nilai rata-rata
kelas 7,0 dan ketuntasan belajar 75%. Dari uraian di atas, hipotesis tindakan pada
pelaksanaan siklus I dan siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal bagi siswa kelas VI
PENUTUP
A. Simpulan.
matematika.
menemukan prosesnya.
DAFTAR PUSTAKA