Anda di halaman 1dari 8

HUTANG DAGANG

Hutang dagang ( accounts payable ) adalah kewajiban ( liability ) yang belum


dibayarkan untuk barang dan jasa yang diterima dalam kegiatan uasaha normal
perusahaan .
Jadi perkiraan hutang dagang mencakup kewajiban karena perolehan bahan baku ,
peralatan , prasarana , reparasi dan banyak lagi jenis barang dan jasa lainnya yang
telah diterima sebelum akhir tahun .

Pengendalian Intern
Terdapat dua contoh :
1 . Klien mempunyai pengendalian yang efektif terhadap pencatatan atas
pembayaran dan perolehan.

Contoh :
klien mempunyai struktur pengendalian intern yang efektif atas dokumentasi pada
laporan penerimaan barang yang telah bernomor , setiap voucher yang bernomor
urut disiapkan dengan cepat dan efisien dan dicatat di dalam daftar voucher dan
buku tambahan hutang dagang . Setiap pembayaran juga dilakukan dengan cepat
kalau sudah jatuh tempo , dan pembayaran langsung di catat ke dalam buku harian
pembayaran kas dan buku tambahan hutang dagang .
Dalam keadaan seperti ini verifikasi terhadap hutang dagang hanya membutuhkan
sedikit upaya audit setelah auditor menyimpulkan bahwa struktur pengendalian intern
tersebut berlaku efektif .

2.Pengendalian klien kurang efektif


contoh :
asumsikan laporan penerimaan barang tidak digunakan , klien selalu menunda
tagihan. Tagihan sering dibayarkan beberapa bulan setelah tanggal jatuh tempo.
Kalau auditor menghadapi situasi ini besar kemungkinan hutang dagang dinyatakan
terlalu rendah , sehingga dalam situasi ini diperlukan pengujian rincian saldo hutang.
Penting membuat rekonsilisasi bulanan antara laporan penjual dengan hutang yang
telah di catat dan antara buku tambahan dengan buku besarnya . dilakukan oleh
seorang yang independen.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Rachmat Arif, SE, Ak, MM


AUDITING II
Tujuan audit Keseluruhan
Tujuan keseluruhan dalam audit hutang adalah menentukan apakah hutang itu
disajikan secara layak dan diungkapkan secara tepat . Auditor harus mengetahui
perbedaan penekanan anatara audit hutang dan aktivia . Pada saat mengadakan
vertifikasi terhadap aktivia , perhatian dipusatkan untuk memastikan bahwa saldo
yang terdapat dalam pos – pos perkiraan neraca tidak dinyatakan terlalu tinggi .
kesahihan aktivia yang dicatat selalu dipertanyakan dan diferifikasi melalui konfirmasi
, pemeriksaan secara fisik , dan pemeriksaan dokumen – dokumen pendukungnya .
Auditor tidak boleh mengabaikan kemungkinan bahwa aktivia telah dinyatakan terlalu
rendah , tetapi kenyataannya auditor jauh lebih menaruh perhatian pada
kemungkinan pernyataan yang terlalu tinggi daripada terlalu rendah . Pendekatan
yang sebaliknya diambil dalam melakukan verifikasi terhadap saldo-saldo hutang
yaitu bahwa perhatian utama adalah pada penemuan hutang yang dinyatakan
terlalu rendah atau malah dihilangkan.

Perbedaan penekanan dalam audit atas aktiva dan hutang ini secara langsung
dipengaruhi 0leh kewajiban-kewajiban hukum akuntan publik terdaftar ( certified
public accountant ). Kalau penanam modal, kreditor, dan pihak-pihak pengguna
lainnya menetapkan, setelah penerbitan laporan keuangan yang diaudit, bahwa
modal pemilik dinyatakan terlalu tinggi secara material, maka timbulnya tuntutan
perkara terhadap kantor akuntan publik yang bersangkutan mungkin merupakan hal
yang wajar. Karena modal pemilik yang dinyatakan terlalu tinggi tersebut dapat
timbul baik karena aktiva dinyatakan terlalu tinggi maupun hutang dinyatakan terlalu
rendah, maka sudah menjadi sifat akuntan publik untuk menekankan pada kedua
jenis kesalahan penetapan tersebut. Kemungkinan berhasilnya tuntutan perkara
terhadap akuntan publik karena tidak berhasil menemukan modal pemilik yang
terlalu rendah jauh lebih tidak mungkin terjadi.

Meskipun demikian , profesi audit juga harus mencegah penekanan yang terlalu
berlebihan untuk melindungi para pemakai dari adanya pernyataan modal yang
terlalu tinggi dengan mengorbankan anggapan bahwa pernyataan yang terlalu
rendah tidak mungkin ada. Kalau aktiva terus menerus dinyatakan terlalu rendah dan
hutang secara terus menerus dinyatakan terlalu tinngi untuk jumlah besar
perusahaan yang diaudit, maka nilai pengambil keputusan berdasarkan informasi
laporan-laporan keuangan tersebut cenderung menurun. Oleh karena itu , walaupun
alami bagi setiap auditor untuk menekankan kemungkinan pernyataan yang terlalu

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Rachmat Arif, SE, Ak, MM


AUDITING II
tinggi pada aktiva dan terlalu rendah pada hutang, pengungkapan kebalikan dari
jenis pernyataan yang salah tersebut juga merupakan tanggung jawab yang penting.

Pengujian Hutang yang Sudah Lewat Periodenya


1.Memeriksa dokumen yang mendasari setiap kas untuk periode berikutnya . Tujuan
prosedur audit ini menemukan pembayaran dalam periode akuntansi berikut yang
masih merupakan hutang pada tanggal neraca . Dokumen pendukung diperiksa
untuk menentukan apakah pembayaran tersebut merupakan hutang untuk periode
berjalan. Contohnya kalau persediaan telah diterima sebelum tanggal neraca,
maka akan ditunjukkan seperti itu dalam laporan penerimaan barang. Kadang-
kadang dokumen untuk pembayaran dalam periode berikutnya diperiksa selama
beberapa minggu setelah tanggal neraca, terutama kalau klien tidak selalu
membayar setiap tagihan berdasarkan waktu jatuh tempu. Setiap pembayaran
merukan hutang untuk periode berjalan harus ditelusuri kedalam daftrar hutang
dagang untuk memperoleh kepastian bahwa pembayaran tersebut sudah tercakup
sebagai hutang.

2.Memeriksa dokumen yang mendasari setiap tagihan yang belum dibayarkan


beberapa minggu setelah tahun bersangkutan berakhir .
Prosedur ini dilakukan untuk hutang yang belum dibayarkan hingga mendekati
akhir dari suatu audit dan bukan untuk hutang yang telah dibayarkan . Contohnya
dalam audit, atas laporan keuangan yang akan berakhir pada tanggal 31 Maret,
seandainya auditor memeriksa dokumen pendukung untuk cek-cek yang
dibayarakan sampai tanggal 28 Juni, maka semua tagihan yang belum dibayarkan
sampai tanggal tersebut harus diperiksa untuk menentukan apakah tagihan-
tagihan tersebut merupakan hutang untuk tahun yang telah berakhir pada tanggal
31 Maret tersebut.

3.Menelusuri lap.penerimaan barang yang dibuat sebelum akhir periode faktur


penjual.
Semua pembelian barang yang diterima sebelum akhir periode, harus dicatat
sebagai hutang dagang. Dengan menelusri kelaporan penerimaan barang yang
telah dibuat pada / atau sebelum akhir tahun ke faktur-faktur rekanan dan
memberikan kepastian bahwa semuanya telah dimasukkan kedalam hutang
dagang, auditor sebenarnya sedang menguji hutang-hutang yang tidak dicatat.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Rachmat Arif, SE, Ak, MM


AUDITING II
4.Menelusuri laporan rekanan yang menunjukkan saldo hutang ke daftar
hutang.
Jika klien mempunyai daftar hutang dagang, perlu ditelusuri untuk meyakinkan
telah dicatat pada ledger hutang dagang.

5.Konfirmasi kepada pemasok.


Walaupun penggunaan konfirmasi dalam hutang dagang tidak umum
dibandingkan dengan piutang dagang, akan tetapi hal ini dilakukan juga untuk
menguji adanya rekanan-rekanan yang dihilangkan dari daftar hutang dagang,
penghilangan transaksi dan keslaahan pernyataan saldo-saldo.Dengan
mengirimkan konfirmasi kepada setiap rekanan yang aktif tanpa menyebutkan
saldo yang terdapat dalam daftar hutang dagang merupakan satu sarana yang
bermanfaat untuk mencari jumlah-jumlah yang dihilangkan. Jenis konfirmasi seperti
ini biasanya disebut konfirmasi bersaldo nol. Uraian lebih lanjut mengenai
konfirmasi hutang dagang ini kita tangguhkan sampai akhir penjelasan ini.

Pengujian Pisah Batas


Untuk menentukan apakah transaksi yang dibukukan beberapa hari sebelum dan
sesudah tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat. Kelima prosedur yang
telah dibahas dalam bagian terdahulu berkaitan secara langsung dengan pisah batas
perolehan, akan tetapi penekanan terletak pada pernyataan terlalu rendah. Untuk
prosedur pertama sampai ketiga , juga layak untuk memeriksa dokumen pendukung
sebagai pengujian terhadap adanya pernyataan hutang dagang yang terlalu tinggi.
Sebagai contoh, prosedur ketiga adalah menelusuri laporan penerimaan barang
yang dibuat sebelum akhir tahun ke faktur rekanan yang bersangkutan untuk menguji
hutang dagang yang tidak dicatat. Untuk menguji kesalahan pisah batas yang
mengakibatkan terjadinya pernyataan yang terlalu tinggi, auditor harus menelusuri
laporan penerimaan yang dibuat setelah akhir tahun ke faktur yang bersangkutan
untuk memperoleh kepastian bahwa pembelian-pembelian tersebut belum dicatat
sebagai hutang dagang ( kecuali kalau pembelian tersebut berupa persediaan dalam
perjalanan yang sebentar lagi akan dijelaskan ). Seperti telah dinyatakan
sebelumnya , auditor biasanya lebih menaruh perhatian pada setiap pernyataan atas
hutang yang terlalu rendah daripada yang terlalu tinggi.
Karena hamper semua pengujian pisah batas ini telah dibahas sebelumnya, maka
disini hanya dua aspek saja yang akan kita perluas, yaitu : pemeriksaan laporan
penerimaan barang dan penentuan jumlah persediaan dalam perjalanan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Rachmat Arif, SE, Ak, MM


AUDITING II
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pisah batas, yaitu :
1.Hubungan pisah batas dengan pemeriksaan phisik persediaan.
Mis. :
Perolehan pers.senilai Rp.40 Juta diterima pada tanggal 31 Des. Siang
hari, setelah stok phisik.

• Kalau dicatat pada hutang dagang/pembelian, tetapi tidak belum dicatat


pada persediaan, maka berakibat laba akan dinyatakan terlalu rendah.

• Tetapi jika belum dicatat pada hutang dagang, maka ada kesalahan
pada lap.Neraca & lap.rugi/laba tetap benar.

Sehingga yang harus ditempuh oleh auditor atas kondisi tersebut adalah
mengkoordinasi pisah batas tersebut dengan pelaksanaan stok phisik.
Informasi pisah batas untuk pembelian harus diperoleh selama pengamatan phisik
barang. Pada saat itu, auditor harus mengkaji ulang prosedur dalam penerimaan
bagian barang untuk menentukan bahwa semua persediaan yang diterima sudah
dihitung, dan dia harus mencatat dalam kertas-kertas kerjanya nomor laporan
penerimaan barang terakhir yang termasuk dalam perhitungan phisik tersebut.
Kemudian selama audit lapangan pada akhir tahun tersebut, auditor harus menguji
setiap catatan akuntansi untuk melihat pisah batasnya masing-masing. Ia harus
menelusuri seluruh nomor penerimaan barang ke setiap catatan hutang dagang
untuk memeriksa bahwa semuanya sudah dimasukkan atau tidak dimasukkan
dengan jumlah yang benar.
Apabila perhitungan phisik persediaan klien dilakukan sebelum hari terakhir tahun
bersangkutan, masih perlu dilakukan pisah batas hutang dagang pada saat
perhitungan phisik persediaan dengan cara yang telah dijelaskan pada alinea diatas.
Selanjutnya auditor harus membuktikan apakah semua perolehan antara saat
perhitungan phisik dan akhir tahun telah ditambahkan kedalam persediaan phisik
dan hutang dagang. Sebagai contoh, kalau klien melakukan perhitungan phisik
persediaan pada tanggal 27 Desember untuk periode keuangan yang berakhir pada
tanggal 31 Desember , maka pisah batas tersebut hanya berlaku sampai tanggal 27
Desember tersebut. Selama audit lapangan akhir tahun, pertama- auditor harus
melakukan pengujian untuk menentukan apakah pisah batas samapai tanggal 27
Desember telah benar-benar akurat. Setelah dia menetapkan bahwa pisah batas
sampai tanggal 27 Desember sudah akurat, selanjutnya auditor harus melakukan
pengujian apakah semua persediaan barang yang diterima setelah tanggal

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Rachmat Arif, SE, Ak, MM


AUDITING II
perhitungan phisik tersebut, tetapi sebelum tanggal neraca, telah ditambahkan oleh
klien ke dalam persediaan dan hutang dagangnya.

2.Persediaan barang dalam perjalanan


Persediaan barang atas dasar FOB tujuan barang ( Franko gudang
pembeli ) artinya : hak pemilikan barang akan berpindah ke pembeli kalau
barang telah diterima.
FOB asal barang ( Franko Penjual ) artinya : persedian dan hutang harus
dicatat saat barang dikirim sebelum tanggal neraca.
Auditor harus memeriksa dokumen-dokumen untuk menentukan apakah
suatu persediaan dibeli berdasarkan FOB tujuan atau Asal barang.

Keandalan Dari Setiap Bukti


• Perbedaan antara faktur dan laporan rekanan
Mempunyai kegunaan dalam memverifikasi tergantung kondisi yang
dihadapi. Laporan rekanan lebih cocok untuk membandingkan dengan
saldo hutang karena dilaorkan secara global. Sedangkan faktur memuat
catatan yang spesifik, seperti : tanggal,jenis barang,no.order,dll. Laporan
rekanan tidak selalu merupakan bukti yang diinginkan untuk memverifikasi
masing-masing transaksi sebab laporan rekanan hanya menyebutkan jumlah
total setiap transaksi. Unit-unit yang diperoleh harga, ongkos angkut, dan data
penting lainnya tidak tercantum di dalamnya. Akan tetapi laporan rekanan selalu
mempunyai beberapa kelebihan karena terdapat saldo akhir menurut catatan
setiap rekanan. Laporan rekanan akan lebih unggul untuk melakukan verifikasi
terhadap hutang dagang sebab didalamnya tercantum saldo akhir. Auditor dapat
membandingkan faktur penjual dengan daftar yang disiapkan oleh pihak klien
dan tetap tidak menemukan faktur-faktur yang hilang, yang merupakan perhatian
utama dalam kaitannya dengan hutang dagang.

• Perbedaan laporan rekanan & konfirmasi


Laporan konfirmasi diterima langsung dari pihak ketiga, sedangkan
laporan rekanan diterima dari klien sehingga validitas agak meragukan.
Tetapi jika klien mempunyai pengendalian internal yang memadai maka
konfirmasi tidak terlalu dipentingkan. Karena sudah tersedianya laporan
dan faktur penjual, dimana keduanya dipandang sebagai bukti yang secara
relative dapat diandalkan karena berasal dari pihak ketiga, maka konfirmasi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Rachmat Arif, SE, Ak, MM


AUDITING II
hutang dagang tidak terlalu umum berlaku disbanding dengan konfirmasi
piutang dagang. Kalau pihak klien mempunyai struktur pengendalian intern
yang memadai dari setiap laporan rekanan selalu tersedia untuk tujuan audit,
biasanya konfirmasi tidak pernah dikirimkan.
Dalam hampir setiap kejadian dimana dilakukan konfirmasi hutang dagang,
hal itu dilaksanakan secepatnya setelah tanggal neraca. Akan tetapi kalau
struktur pengendalian intern cukup kuat , barangkali memungkinkan juga
membuat konfirmasi atas hutang dagang pada tanggal laporan keuangan
interim sebagai alat pengujian atas efektivitas struktur pengendalian .
Ketika laporan rekanan diperiksa atau konfirmasi sudah diterima , maka
harus dibuat suatu rekonsiliasi dari laporan atau konfirmasi tersebut dengan
daftar hutang dagang.
Seringkali, perbedaan yang timbul disebabkan oleh :
- Persediaan dalam perjalanan
- Cheque yang dikirim oleh Klien
- Penundaan dalam proses pencatatan akuntansi

Rekonsiliasi itu sendiri sangat umum sifatnya sama seperti yang telah
dijelaskan. Jenis dokumen yang secara khas dipakai untuk membuat
rekonsiliasi atau saldo-saldo yang terdapat dalam daftar hutang dagang
dengan konfirmasi atau laporan rekanan sendiri terdiri dari :
- Laporan rekanan
- Faktur rekanan
- Cheque yang dibatalkan karena sudah dibayar

Besar Sample
Yang dipakai untuk menguji hutang dagang sangat berbeda-beda tergantung
pada beberapa factor , seperti :
- Materialitas hutang dagang
- Jumlah hutang dagang
- Struktur pengendalian intern
- Hasil pemeriksaan tahun lalu
Kalau struktur pengendalian intern klien lemah bukan tidak umum untuk
hutang dagang, maka semua pos populasi harus diverifikasi.
Dalam situasi lainnya, barangkali hanya dibutuhkan minimal. Sampling
statistic tidak perlu untuk diterapkan untuk mengaudit hutang dagang
disbanding dengan piutrang dagang. Jauh lebih sulit untuk menentukan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Rachmat Arif, SE, Ak, MM


AUDITING II
populasi dan menetapkan populasi dalam hutang dagang ini. Karena
penekanan adalah hutang dagang yang dihilangkan, maka sangat penting
bahwa populasi itu mencakup semua hutang yang potensial.
Menetapkan populasi semua hutang yang potensial sering mengakibatkan
populasi tersebut menjadi sukar ditangani. Ada dua contoh dimana sampling
variable dapat dengan mudah digunakan untuk menguji hutang dagang,
yaitu:
- Auditor merasa puas bahwa semua nama rekanan telah dimasukkan
dalam daftar hutang dagang walaupun beberapa diantaranya mungkin
dicantumkan dalam jumlah yang salah. Dalam hal ini populasi
didefinisikan sebagai semua penjual yang terdapat dalam daftar tersebut.
- Auditor merasa puas bahwaa semua hutang dagang pada tanggal neraca
sudah dibayarkan setelah akhir tahun . Dalam hal ini populasi
didefinisikan sebagai semua pembayaran dalam akhir tahun tersebut.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Rachmat Arif, SE, Ak, MM


AUDITING II

Anda mungkin juga menyukai