Mengasuh Dengan Hati

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

RESENSI BUKU

Pengarang buku : Euis Sunarti

Judul buku : Mengasuh dengan Hati

Tebal buku : 302 halaman

Warna sampul : depan: putih tulang dan hijau;

belakang : putih tulang dan hijau.

Penerbit : PT Elex Media Komputindo

Mengasuh dengan Hati


“Mengasuh dengan Hati”, yang berarti mengasuh anak dengan penuh ekspresi cinta dan kasih
sayang. Cinta dan kasih sayang memang bukan segalanya, tetapi segala yang berkaitan dengan
pengasuhan anak menjadi tidak berarti tanpa cinta dan kasih sayang. Terlebih lagi kasih sayang yang
diberikan orang tua pada awal kehidupan seorang anak sangat membantu perkembangan anak bahkan
menjadi dasar peletakan kepribadiannya. Aspek pengasuhan lainnya seperti yang berkaitan dengan
kreativitas, kepemimpinan dan aspek manajerial akan menjadi meningkat kapasitasnya jika dilandasi
aspek “hati” dalam mengasuh anak. Hadits menyatakan bahwa : “Dalam tubuh seseorang terdapat
segumpal daging, bilamana ia baik, baiklah orang tersebut, dan bilamana ia jahat, jahatlah orang
tersebut. Segumpal daging tersebut bernama “Hati”.

Mengasuh anak dengan hati merupakan kunci keberhasilan tercapainya tujuan pengasuhan.
Pengasuhan, sebagai proses merawat, memelihara, mengajarkan dan membimbing anak, merupakan
aplikasi bagaimana orang tua membimbing anak agar dapat menjalani kehidupan dengan baik. Secara
biologis anak terlahir melalui orang tua, tapi dia bukan milik orang tua. Anak adalah pribadi yang lain,
memiliki pandangan dan pemikiran sendiri, memiliki garis hidup dan takdirnya sendiri.

Buku ini diawali dengan memaparkan gambaran bahwa ketrampilan mengasuh pada sebagian
besar orang tua masih merupakan ketrampilan yang didapatkan sesorang tanpa sengaja. Ketrampilan
mengasuh didapatkan dari apa yang seseorang lihat, dengar, dan ketahui secara kebetulan saja, padahal
bagitu penting fungsi dan perannya dalam menghantarkan seorang manusia muda untuk memahami
dunia dan kehidupan. Ketidakpahaman terhadap aspek dan dimensi-dimensi pengasuhan anak, salah
satunya ditunjukkan oleh masih banyaknya orang tua yang mencari pembenaran dengan berpegang
kepada mitos bahwa kualitas pengasuhan lebih penting dibandingkan kuantitas pengasuhan.

Bab kedua memaparkan bahwa tidak perlu prasyarat untuk mencintai anak. Cintai anak apa
adanya, tanpa prasyarat. Mengapa demikian karena pada dasarnya setiap anak yang lahir ke dunia, yang
masih tetap bertahan hidup di muka bumi ini, bagaimanapun kondisinya, dan dalam situasi apapun,
mereka adalah pemenang. Mereka pemenang bukan dari perlombaan antarsesamanya, namun
pemenang menghadapi situasi dan kondisi yang setiap anak hadapi secara spesifik, berbeda satu sama
lainnya.

Bab ketiga memaparkan berbagai indicator output pertumbuhan dan perkembangan anak.
Mengetahui bahwa cirri anak yang kompeten diantaranya adalah yang bisa menggunakan sumberdaya
di lingkungannya dengan efisien, mengerti dan mampu menggunakan kalimat kompleks, paling tidak,
dapat dijadikan pegangan bagi orang tua dalam merencanakan aktivitas pengasuhan.

Bab terakhir menutup pembahasan bab-bab sebelumnya dengan membahas “Agenda Kita”.
Agenda sekaligus tantangan bagi individu, keluraga, masyarakat, dan pemerintah dalam menempatkan
anak sebagai prioritas (Children First!). Hal yang menantang bagi para orang tua untuk mengetahui,
memahami, dan mengendalikan factor-faktor penting yang menentukan keberhasilan pengasuhan.

Nama Mahasiswa : Desi Anggraini Gamalita

NIM : 102046

Prodi : D3 Kebidanan

Makul : Ilmu Sosial Budaya Dasar

Dosen pengampu : Agus Murtana

Anda mungkin juga menyukai