Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

UREA MENJADI BAHAN CAMPURAN PAKAN


DALAM UPAYA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

BIDANG KEGIATAN:
PKM-AI

Diusulkan oleh:

Anita Fitriyanti 4401408078 2008

Lukas Jalu Adi Laksita 4401408051 2008

Rischa Yuliawati 4101408017 2008

Indah Puji Rahayu 4301409017 2009

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2011
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : UREA MENJADI BAHAN CAMPURAN


PAKAN

DALAM UPAYA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

2. Bidang Kegiatan : (√) PKM-AI ( ) PKM-GT


3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Anita Fitriyanti


b. NIM : 4401408078
c. Jurusan : Biologi
d. Universitas : Universitas Negeri
Semarang
e. Alamat Rumah dan No tel./HP : Jetak Kembang 208 b RT/RW :

03/V 59317 Kota Kudus /

085727289601

f. Alamat e-mail : anitafitriyanti@yahoo.com

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang


5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Aditya Marianti, M.Si


b. NIP : 196712171993032001
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Sriwijaya 92A 50241

Semarang, Jawa Tengah

08156648973

Semarang, 4 Maret 2011

Menyetujui
Ketua Jurusan Biologi, Ketua Pelaksana,

Dra. Aditya Marianti, M.Si Anita Fitriyanti


NIP. 196712171993032001 NIM.4401408078

Pembantu Rektor Dosen Pendamping,


Bidang Kemahasiswaan,

1
Dr. Masrukhi, M.Pd Dra. Aditya Marianti, M.Si
NIP.19620508 198803 1002 NIP. 196712171993032001
UREA MENJADI BAHAN CAMPUARN PAKAN DALAM UPAYA
PENGGEMUKAN SAPI POTONG
ii
Anita Fitriyanti*, Universitas Negeri Semarang

ABSTRAK

Kebutuhan protein sangatlah tinggi untuk proses pertumbuhan dan


perkembangan tubuh manusia. Daging mengandung protein yang cukup besar
untuk kebutuhan tersebut. Salah satunya adalah daging sapi yang banyak
digemari di Indonesia. Sapi termasuk hewan ruminansia. Hewan ruminansia
adalah kelompok hewan yang mempunyai empat bagian perut (empat lambung)
yaitu: rumen, retikulum, omasum, dan abomasums. Selain memiliki empat
lambung, terdapat juga suatu hal yang menarik yakni meskipun mengkonsumsi
makanan yang sebagian besar berbahan selulosa (rendah protein dan lemak)
namun dapat membuat ukuran hewan ini menjadi besar. Masalah tersebut yang
membuat rasa ingin tahu kelompok kami untuk melakukan observasi mencari
jawaban atas pertanyaan tersebut.Salah satu tujuan dari studi kasus kelompok
dalam rangka tugas mata kuliah Fisiologi hewan ini adalah untuk mengetahui
makanan yang diberikan peternak kepada sapi sehingga dapat mempercepat
penggemukannya. Metode yang dilakukan untuk mencari jawaban atas
pertanyaan kami adalah dengan observasi, diskusi dan studi pustaka. Hasil yang
diperoleh adalah dalam kenyataannya pemberian pakan sapi tidak hanya
memanfaatkan rumput saja melainkan memanfaatkan jenis pakan yang lain
seperti ampas tahu, ketela pohon dan jerami dimana dalam pakan tersebut
mengandung banyak nutrien yang dapat mamacu penggemukan sapi. Pada salah
satu proses pengolahan pakan tersebut menggunakan urea untuk proses
amoniasi. Kesimpulan yang bisa diambil adalah dalam kenyataannya pemberian
pakan sapi tidak hanya memanfaatkan rumput saja melainkan memanfaatkan
jenis pakan yang lain seperti ampas tahu, ketela pohon dan jerami dimana dalam
pakan tersebut mengandung banyak nutrien yang dapat mamacu penggemukan
sapi sehingga peternak seharusnya dapat menguasai pasar Indonesia dengan
sapi-sapinya.
Key words: pakan, penggemukan, sapi

*Lukas Jalu, Indah Puji R, dan Rischa Y


2

ABSTRACT

Very high protein is required for the growth and development of the human body.
Meat contains protein that is enough to those needs. One of them is beef which is
the most favorite in Indonesia. Cow includes ruminants. Ruminant animals are a
group of animals that have a four-part stomach (four gastric), namely: rumen,
reticulum, omasum, and abomasums. Beside of having four stomachs, there is
also an interesting phenomena, although almost all of foods source contain
cellulose which are low protein and fat, but it can increase the size of these
animals. The problem makes our group currious to observe and find the answer.
One purpose of the case study group is in the context of Animal Physiology
course task that is to find the kind of food that is given by the cattle ranchers in
order to accelerate the growth. The method is used to find the answer of our
question is observation, discussion and book study. The obtained results are the
ranchers not only feed the cattle with grass but also give other types of food such
as tofu waste, cassava and straw which contains many nutrients that can
accelerate of fattening cattle. One of the processes is ammonization of food using
urea before is given to the cattle. The conclusion is in the fact of cattle feeding not
only give grasses but also use other kind of foods such as tofu wastes, cassavas
and straws which contain many nutrient that can accelerate fattening cattle. So,
the local farmer should take control the Indonesia beef markets.

Key words: feeding, fattening, cow


3

PENDAHULUAN

Protein merupakan senyawa penting bagi makhluk hidup untuk proses


tumbuh kembangnya. Salah satu komponen empat sehat lima sempurna itu
tidaklah sulit ditemukan di negara kita. Protein dapat ditemukan pada salah satu
jenis lauk yaitu daging. Daging sapi misalnya, yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk, kebutuhan makanan dan tempat
hidup sapi menjadi semakin berkurang, maka banyak peternak sapi yang kesulitan
membutuhkan bahan pakan untuk ternak mereka. Usaha peternakan sapi potong
mayoritas masih dengan pola tradisional dan sebagai usaha untuk kerja sambilan.
Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar dan
modern, dengan skala usaha kecilpun akan mendapatkan keuntungan yang baik
jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern.
Banyak berdirinya perusahaan ternak asing, ternyata tidak menjadi
pemicu usaha ternak sapi untuk tidak kalah saing. Kebanyakan dari peternak
mengandalkan makanan dari alam yang diproses secara tradisional setiap harinya
rumput misalnya. Sesekali diberikan suatu makanan yang bisa mempercepat
penggemukan sapi, tentunya tidak dengan biaya yang sedikit.
Sapi termasuk hewan ruminansia. Hewan ruminansia adalah kelompok
hewan yang mempunyai empat bagian perut (empat lambung) yaitu: rumen,
retikulum, omasum, dan abomasum.Gigi ruminansia memiliki gigi seri, gigi
geraham depan dan geraham belakang saja. Gigi seri berfungsi khusus untuk
menjepit makanan. Gigi geraham bentuknya lebar dan datar disesuaikan dengan
fungsinya untuk mengunyah makanan.Keempat bagian perut tersebut tidak
mempunyai perbedaan yang begitu nyata ketika dilahirkan. Sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya, bagian perut tersebut berkembang dan
berperan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Selain memiliki empat lambung, terdapat juga suatu hal yang menarik
yakni meskipun mengkonsumsi makanan yang sebagian besar berbahan selulosa
(rendah protein dan lemak) namun dapat membuat ukuran hewan ini menjadi
besar. Masalah tersebut yang membuat rasa ingin tahu kelompok kami untuk
melakukan observasi mencari jawaban atas pertanyaan tersebut.
Rumusan masalah yang diambil adalah makanan apakah yang diberikan
peternak kepada sapi sehingga dapat mempercepat penggemukannya? Salah satu
tujuan dari studi kasus kelompok dalam rangka tugas mata kuliah Fisiologi hewan
ini adalah untuk mengetahui makanan yang diberikan peternak kepada sapi
sehingga dapat mempercepat penggemukannya. Manfaat yang bisa diambil adalah
kita dapat mengetahui jenis makan yang diberikan pada sapi untuk
penggemukannya. Manfaat lain yang bisa diambil adalah dapat berbagi
pengetahuan dengan masyarakat peternak sapi Indonesia untuk membudidayakan
sapi potongnya dengan kualitas yang bagus sehingga tidak kalah saing dengan
pasar import dan menjadi jaminan penghasilan utama bagi mereka.

METODOLOGI
Metode yang kami gunakan adalah observasi, diskusi dan studi pustaka.
Dengan gambaran sebagai berikut:
Tempat : Peternakan Sapi “LUMINTU TANI”
Nama Pemilik : Bapak Johari

Jadwal Kegiatan

Waktu Hari/Tanggal Agenda


10.00 WIB-selesai Sabtu, 18 April 2010 - Ijin Observasi

- Survei lokasi
08.00-10.00 WIB Jum’at, 1 Mei 2010 - Observasi
- Tanya Jawab

- Pengambilan
gambar/foto langsung
15.00 WIB-selesai Senin, 10-18 Mei 2010 - Pembuatan laporan

- Bimbingan dosen
09.15-12.45 Rabu, 19 Mei 2010 - Presentasi kelas

- Diskusi kelas
15.00-selesai Kamis, 20-27 Mei 2010 - Revisi laporan
09.00 Jum’at, 28 Mei 2010 - Laporan selesai

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Observasi

Daftar Pertanyaan Observasi


1. Berapa jumlah sapi yang bapak miliki sekarang?
2. Bagaiman cara bapak merawat sapi dan kandang
sapi?
3. Berapa kali dalam sehari pemberian pakan sapi?
4. Komposisi apa yang terdapat dalam pakan sapi?
5. Makanan apa yang sering diberikan untuk pakan
sapi bapak?
6. Darimana pakan sapi tersebut?
7. Berapa kilogram rumput yang diberikan oleh sapi
perhari?
8. Bagaimana pertumbuhan sapi pada umumnya?
9. Adakah perbedaan menu makanan saat
pertumbuhan dan saat penggemukan? 5
10. Pernahkah terjangkit penyakit dan bagaimana
pengobatannya?

Jawaban Pertanyaan

1. Jumlah sapi yang dimiliki Bpk. Johari adalah 11 ekor


2. Cara merawat sapi dan kandang sapi. Setiap satu minggu dilakukan dua
kali pemandian sapi, biasanya dilakukan pada hari sabtu dan minggu.
Hal ini karena Bapak Johari hanya memiliki waktu luang sabtu dan
minggu. Pembersihan kandang sapi dilakukan setiap hari pagi dan sore
setelah pemberian pakan, Jadi sapi terlebih dahulu diberi pakan
kemudian saat sapi memakan pakannya Bapak Johari membersihkan
kandangnya dari kotoran yang ada.Perawatan intensif juga dilakukan
oleh pemerintah dengan pemberian suntikan sapi setiap bulan satu kali.
3. Pemberian pakan sapi dilakukan setiap hari dua kali yaitu pada saat pagi
hari dan sore hari.
4. Komposisi pakan yang terdapat didalamnya bermacam – macam karena
jenis pakannya juga bermacam – macam :

Macam – macam jenis pakan sapi :

a. Komboran Ampas Tahu

Komposisi : Ampas tahu,Air, Konsentrat, Ketela Pohon, Garam

b. Amoniasi

Komposisi :Urea, Jerami, Air,Starbio

c. Komboran Rumput

Komposisi :Rumput Gajah,Konsentrat, Katul, Tetes Tebu

d. Ketela Pohon
Komposisi :Ketela Pohon,Awul – awul, Tetes tebu

e. Br (Pakan Ayam)

5. Pakan sapi didapatkan dari bermacam – macam asalnya

 Ampas tahu didapatkan dari hasil limbah pabrik tahu disekitar.


 Ketela Pohon didapatkan dari hasil limbah pabrik makanan ringan.
 Jerami didapatkan dari membeli dipasar atau mencari didaerah
yang sedang panen padi.
 Rumput gajah didapatkan dari hasil tanam ditanah sekitar dan
kadang – kadang membeli ke penjual runput.
 Bekatul didapatkan dari tempat penggilingan padi.
 Awul – awul didapatkan dari limbah tempat pembuatan barang
barang yang terbuat dari kayu atau pabrik kayu.
 Tetes tebu didapatkan dari limbah pabrik gula pasir.

6. Pertumbuhan sapi kita tidak bisa mendapatkan informasi tentang


pertumbuhan sapi karena Bapak Johari hanya melakukan penggemukan
pada sapi. Jadi bapak Johari langsung membeli sapi yang telah berumur
9 bulan kemudian dirawat digemukan dan akhirnya akan dijual. Dalam
jangka waktu 5 -6 bulan Bapak Johari bisa mendapatkan sapi yang
beratnya 50 kwintal.
7. Jumlah rumput yang dimakan sapi setiap harinya sekitar 30 kg per ekor.
8. Pemberian jenis pakan yang sering untuk pakan sapi tiap harinya adalah
6
rumput. Untuk jenis pakan lainnya tergantung dengan ada tidaknya jenis
pakannya. Tetapi dalam musim kemarau kita juga mengalami kesulitan
untuk memberikan pakan sapi berupa rumput sehingga kami mengambil
jalan untuk membuat jenis pakan amoniasi.

9. Perbedaan menu pakan saat pertumbuhan dan penggemukan sapi kita


tidak bisa mendapatkan karena Bapak Johari tidak melakukan perawatan
pertumbuhan sapi melainkan hanya penggemukan.

10. Jenis penyakit yang biasanya menjangkit sapi yaitu penyakit demam dan
Flu, Tidak mau makan /mogok makan . Hal tersebut sering Bapak Johari
atasi dengan pemberian suntikan yang dilakukan oleh dokter hewan.
Kadang juga terjadi mencret, karena kaget dengan kandungan urea yang
terdapat dalam jenis pakan amoniasi.

Pembahasan

Sapi yang biasanya diternakan dalam peternakan yang tujuanya untuk


diambil dagingya atau disembelih adalah jenis sapi yang berjenis kelamin
jantan. Hal tersebut karena sapi yang berjenis kelamin betina lebih
dimanfaaatkan produk susunya (digunakan sebagai sapi perah). Jenis sapi
yang ada di peternakan lumintu bermacam-macam antara lain yaitu jenis
limosen,brahma,FH dan simental.

Bapak Johari memilih jenis sapi di atas karena sapi-sapi tersebut berat
tubuhnya mampu mencapai 50kwintal dalam waktu relative singkat serta
dalam mendapatkan bibit untuk penggemukan mudah. Selain itu karena jenis
sapi yang dimiliki oleh Bapak Johari merupakan hasil dari iseminasi
buatan.Sehingga Bapak johari lebih mudah mencari bibit yang berumur 9
bulan kemudian digemukkan selama 5 -6 bulan. Dalam 5 – 6 bulan sapi –
sapi tersebut dapat memiliki berat tubuh 50 kwintal.

Sapi – sapi tersebut juga memiliki kualitas daging yang bagus dan
banyak serta dalam pemberian pakannya cukup mudah. Pemberian pakan
untuk jenis sapi – sapi ini relatif mudah karena pakan berupa rumput –
rumputan. Dimana rumput – rumputan ini mudah didapatkan dilingkungan
sekitar. Rumput yang sering dan cocok untuk pakan sapi adalan jenis rumput
gajah, dengan alasan bahwa rumput gajah banyak mengandung protein 8,4 –
11,4% lemak 1,7 – 1,9% serat kasar 29,5 – 33% daya cerna 52% serta
ukurannya relative besar sehingga mampu memenuhi kebutuhan pakan sapi.

Pemberian pakan rumput dilakukan secara terus menerus karena


sudah menjadi kebiasaan sapi adalah selalu makan atau selalu memamah
setiap saat tetapi dalam jumlah sedikit demi sedikit. Hal ini dikaitkan dengan
system pencernaannya yang memiliki 4 jumlah lambung.Sehingga system
pencernaanya pun lambat, tetapi pasti. Karena nutrisi atau energy yang
dibutuhkan oleh sapi juga relative banyak, sedang makan secara umumnya
hanya rumput, maka lambung ruminansia khususnya sapi dibuat ukuranya
besar, bertujuan untuk menampung rumput lebih banyak sehingga
enenerginya cukup untuk memenuhi kebutuhan energy tubuhnya yang besar.

Pembuatan pakan rumput kadang dibuat inovasi baru, tidak hanya


berupa rumput – rumputan yang langsung diberikan ke sapi tetapi rumput 7
gajah dibuat suatu bentuk komboran yaitu dengan cara rumput dipotong –
potong sepanjang ±10 cm, ditambah bekatul konsentrat dan tetes tebu.Pakan
rumput ini sangat diminati oleh sapi karena telah menjadi kodratnya sapi
adalah jenis hewan herbivora yaitu pemakan rumput rumputan.

Sebagai mana kita tahu pada paparan diatas, rumput merupakan salah
satu tumbuhan yang paling digemari oleh sapi, apalagi rumput yang masih
dalam keadaan segar. Maka dari itu, untuk dapat berkembang dengan baik
dan sehat, sapisangat memerlukan asupan kandungan nutrisi makanan yang
baik dan bergizi dari rumput tersebut. Selain berasal dari konsentrat, sapi juga
memerlukan serat makanan yang berasal dari hijauan. Salah satu jenis hijauan
ini adalah rumput gajah yang telah dipaparkan diatas tadi. Tetapi sebenarnya
tidak hanya rumput gajah saja yang bisa dimakan sapi, tetapi berbagai
macam rumput juga dapat dimakan oleh sapi. Di Indonesia sekarang dalam
kondisi iklim dan tanah yang subur membuat peternak tidak pernah
memikirkan dan merencanakan penyediaan pakan hijauan yang cukup baik
kualitas maupun kuantitasnya. Sebagian besar peternak umumnya belum
memiliki lahan yang cukup untuk budidaya hijauan, bahkan ada yang tidak
memiliki lahan kebun rumput. Keterbatasan lahan untuk penanaman hijauan
merupakan kendala bagi peternak. Di samping itu para peternak belum
mengupayakan lahan kebun rumputnya dikelola secara baik dan efektif
sehingga produktivitasnya belum optimal.

Penyediaan hijauan sepanjang tahun dengan teknik yang sederhana


dan murah dapat terlaksana tergantung kepada kemapuan dan kemauan dari
setiap pengelola kandang dalam pemeliharaan ternaknya. Tetapi yang
kenyataannya kita tidak perlu mengkhawatiran hal tersebut, karena dalam
proses penggemukan sapi tidak hanya memanfaatkan rumput atau hijauan
saja melainkan juga memanfaatkan jenis pakan yang lain seperti ampas tahu,
ketela pohon dan jerami dimana dalam pakan tersebut mengandung banyak
nutrient yang juga dapat memacu penggemukan sapi.

Ada tiga sumber amoniak yang dapat dipergunakan dalam proses


amoniasi yaitu : NH3 dalam bentuk gas cair, NH4OH dalam bentuk larutan,
dan urea dalam bentuk padat. Satu-satunya sumber NH3 yang murah dan
mudah diperoleh adalah urea. Urea dengan rumus molekul CO(NH2)2
banyak digunakan dalam ransum ternak ruminansia karena mudah diperoleh,
harga murah. Secara fisik urea berbentuk kristal padat berwarna putih dan
higroskopis. Urea mengandung nitrogen sebesar 42 - 45% (Belasco, 1954).

Perlakuan amoniasi dengan urea telah terbukti mempunyai pengaruh


yang baik untuk pakan. Proses amoniasi lebih lanjut juga akan memberikan
keuntungan yaitu meningkatkan kecernaan pakan. Setelah terurai menjadi
NH3 dan CO2. Dengan molekul air NH3 akan mengalami hidrolisis. Dengan
demikian amoniasi akan serupa dengan perlakuan alkali. Amoniasi dapat
menurunkan kadar zat makanan yang sukar bahkan tidak dicerna oleh ternak.
Yang berakibat meningkatkan kecernaan pakan lebih jauh. Dari hasil
percoban Chuzaemi dan Soejono (1986) dengan level urea yang lebih tinggi
yaitu 6% dan 8% secara in vivo selain dapat meningkatkan kecernaan bahan
kering dan bahan organik juga energinya. Energi tercerna meningkat dari 6,07
MJ menjadi 8,32 dan 9,54 MJ.

Produksi N - Amonia (NH3) dalam Rumen

Pada ternak ruminansia sebagain protein yang masuk ke dalam rumen


akan mengalami prombakan/degradasi menjadi amonia oleh enzim proteolitik
yang dihasilkan oleh mikroba rumen. Produksi amonia tergantung pada
kelarutan protein ransum, jumlah protein ransum, lamanya makanan berada
dalam rumen dan pH rumen (Orskov, 1982).
Sebagian besar mikroba rumen (82%) mengandung NH3 (amonia)
untuk perbanyakan diriya, terutama dalam proses sintesis selnya (Sutardi,
1979). Bryant (1974) menyatakan bahwa dalam mayoritas bakteri rumen
dapat mengunakan amonia sebagai sumber nitrogen. Kadar amonia yang
dibutuhkan untuk menunjangpertumbuhan mikroba rumen yang maksimal
menurut Sutardi (1979) berkisar antara 4-12 mM.

Produksi protein mikroba rumen dapat ditingkatkan dengan


menambahkan karbohidrat mudah dicerna dalam rumen (Hungate, 1966)
seperti tetes tebu, pati, glukosa, fruktosa dan sukrosa. Adanya karbohidrat
yang mudah difermentasi tersebut memungkinkan mikroba mendapatkan
energi yang lebih baik untuk membentuk protein tubuhnya (Sowardi, 1974).
Dinyatakan pula bahwa sebagian besar protein yang terdapat dalam rumen
adalah protein mikroba dan 50-90% dari seluruh protein yang mencapai usus
halus adalah protein mikroba.

Kadar N-amonia, VFA serta pembentukan protein mikroba


merupakan beberapa tolak ukur nilai gizi dan manfaat bahan serta aktivitas di
dalam rumen. Proses degradasi bahan makanan menghasilkan N-amonia yang
sebagian digunakan untuk sintesis protein mikroba (Chalupa, 1977).

Pengukuran N-NH3 in vitro dapat digunakan untuk mengestimasi


degradasi protein dan kegunaannya oleh mikroba. Produksi amonia
dipengaruhi oleh waktu setelah makan dan umumnya produksi maksimum
dicapai pada 2-4 jam setelah pemberian pakan yang bergantung kepada
sumber protein yang digunakan dan mudah tidaknya protein tersebut
didegradasi (Wohlt et al, 1976). Jika pakan defisien protein atau tinggi
kandungan protein yang lolos degradasi, maka konsentrasi N-NH3 rumen
akan rendah (lebih rendah dari 50 mg/1 atau 3,57 mM) dan pertumbuhan
organisme rumen akan lambat (Satter dan Slyter, 1974). Sebaliknya, jika
degradasi protein lebih cepat daripada sintesis protein mikroba maka NH3
akan terakumulasi dan melebihi konsentrasi optimumnya. Kisaran optmum
NH3 dalam rumen berkisar antara 85 – 300 mg/l 1 atau 6-21 mM (McDonald
et al, 2002).

Ranjhan (1977) menyatakan bahwa peningkatan jumlah karbohidrat


yang mudah difermentasi akan mengurangi produksi amonia karena terjadi
kenaikan penggunaan amonia untuk pertumbuhan protein mikroba. Kondsi
yang ideal adalah sumber energi tersebut dapat difermentasi sama cepatnya
dengan pembentukan NH3 sehingga pada saat NH3 terbentuk terdapat
produksi fermentasi asal karbohidrat yang akan digunakan sebagai sumber
9
dan kerangka karbon dari asam amino proteinmikroba telah tersedia. Mikroba
yang telah mati akan masuk ke usus sebagai sumber protein bagi ternak.
Protein mikroba tersebut bersama dengan protein pakan yang lolos degradasi
mengalami kecernaan di dalam usus oleh enzim-enzim protease dengan hasil
akhir asam amino (Sutardi, 1977).
SIMPULAN

Dalam kenyataannya pemberian pakan sapi tidakhanya memanfaatkan


rumput saja melainkan memanfaatkan jenis pakan yang lain seperti ampas tahu,
ketela pohon dan jerami dimana dalam pakan tersebut mengandung banyak
nutrien yang dapat mamacu penggemukan sapi.

10

DAFTAR PUSTAKA
Belasco, J.C. 1954. New Nitrogen Coumpound for Ruminant A Laboratory
Evaluation. J. Anim. Sci. 13 : 601 – 610.

Campbell, Reece and Mitchell. 2000. BIOLOGI (Edisi ke lima, Jilid III). Jakarta:
Erlangga.

Chalupa W.1975. Rumen by Pass and Protection of Protein and Amino Acids.
J.Dairy Sci. 58 : 198 – 204.

Chuzaemi, S. dan M.Soejono. 1987. Pengaruh Urea Amoniasi Terhadap


Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Jerami Padi untuk Ternak Sapi Peranakan
Onggole. Dalam: Proceedings Limbah Pertanian Sebagai Pakan dan Manfaat
Lainnya, Grati.

Hungate, R.E., 1966. Polysacharide Storage and Growth Efficiency in


Ruminococcus Albus. J. Bact. 86-848-54.

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.

McDonald, P.R. Edwards and J. Greenhalgh. 2002. Animal Nutrition. 6 th edition.


NewYork.

Ranjhan, S.K.1977. Animal Nutrion and Feeding Practices in India. Vikas


Publishing House PUT. Ltd. New Delhi, Bombay, Bongalore Calcutta Kampar. P.
68 – 87.

Schmidt, knot and Nielsen. 1975. Animal Physiology(Adaptation and


Environment). New York: Cambridge University Press.

Sutardi, T. 1977, Ikhtisar Ruminologi. Bahan Penataran Khusus Peternakan Sapi


Perah di Kayu Ambon. Lembang. BPLPP. Direktorat Jenderal Peternakan,
Bandung

Anda mungkin juga menyukai