Anda di halaman 1dari 16

ARTIKEL HIDROLIKA

“Saluran Air Dalam Tanah”

Disusun Oleh : Dodi Irawan

NIM : 05091002046

Program Studi Teknik Pertanian

Jurusan Teknologi Pertanian

Fakultas Pertanian

Universitas Sriwijaya

Indralaya

2011
A. Pendahuluan

Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi
manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga,
rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air
tawar97% air di bumi adalah air asin, dan hanya 3% berupa air tawar yang lebih dari 2 per tiga
bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub. Air tawar yang tidak membeku dapat
ditemukan terutama di dalam tanah berupa air tanah, dan hanya sebagian kecil berada di atas
permukaan tanah dan di udara.

Air tawar adalah sumber daya terbarukan, meski suplai air bersih terus berkurang.
Permintaan air telah melebihi suplai di beberapa bagian di dunia dan populasi dunia terus
meningkat yang mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap air bersih. Perhatian terhadap
kepentingan global dalam mempertahankan air untuk pelayanan ekosistem telah bermunculan,
terutama sejak dunia telah kehilangan lebih dari setengah lahan basah bersama dengan nilai
pelayanan ekosistemnya. Ekosistem air tawar yang tinggi biodiversitasnya saat ini terus
berkurang lebih cepat dibandingkan dengan ekosistem laut ataupun darat.

Lapisan tanah merupakan endapan tanah dengan berbagai sifat fisiknya. Satuan tanah
mungkin terdiri dari bongkah besar ataupun hanya berupa koloid saja, beberapa diantaranya
dapat bersifat sangat atau kurang homogen seperti ditemukan pada pasir, lempung atau lanau dan
sebagainya. Kehomogenan dari suatu tanah ini akan dibatasi oleh adanya lensa seperti lensa
gravel ataupun lensa lempung.

Tanah juga mungkin berada dalam keadaan sangat jenuh, sangat kering atau berada
diantaranya. Struktur tanah memiliki sifat utama deformasi (komprebilitas tanah dan
hubungannya dengan settlement dan penurunan muka tanah) serta kuat geser (berhubungan
dengan kuat tekan) serta sifat ketiga yaitu permeabilitas yang merupakan hasil dari adanya ruang
pori dalam tanah. Kemudian, jika ruang pori ini menerus, maka tanah dikatakan tak kedap atau
permeabel. Sifat-sifat tanah tersebut akan berpengaruh dalam hal perumusan persamaan airtanah.
B. Tinjauan Pustaka

Tanah yang alami dengan tetumbuhan di atasnya menyediakan pori-pori, rongga-rongga


dan celah tanah bagi air hujan sehingga air hujan bisa leluasa merembes atau meresap ke dalam
tanah. Air itu akan turun hingga kedalaman beberapa puluh meter.

Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan terus bergerak ke bawah sampai dia
mencapai lapisan tanah atau batuan yang jarak antar butirannya sangat-sangat sempit yang tidak
memungkinkan bagi air untuk melewatinya. Ini adalah lapisan yang bersifat impermeabel.
Lapisan seperti ini disebut lapisan aquitard (gambar sebelah kanan bersifat impermeabel yang
sulit diisi air, sementara yang kiri bersifat permeabel yang berisi air).

Karena air tak bisa lagi turun ke bawah, maka air tadi hanya bisa mengisi ruang di antara
butiran batuan di atas lapisan aquitard. Air yang datang kemudian akan menambah volume air
yang mengisi rongga-rongga antar butiran dan akan tersimpan disana. Penambahan volume air
akan berhenti seiring dengan berhentinya hujan.

Air yang tersimpan di bawah tanah itu disebut air tanah. Sementara air yang tidak bisa
diserap dan berada di permukaan tanah disebut air permukaan. Dalam suatu laporan disebutkan
bahwa dalam kondisi pasca hujan, wilayah bogor mampu menyerap air hujan hingga 60% dari
total curah hujan. Sementara wilayah Jakarta hanya mampu menyerap 20% saja. Lalu kemana
sisanya? Tentunya jadi air permukaan yang menjelma menjadi banjir. Kembali lagi ke ilustrasi
gambar, permukaan air tanah disebut water table, sementara lapisan tanah yang terisi air tanah
disebut zona saturasi air.

Permukaan zona saturasi — yang tak lain adalah water table tersebut — selalu mengikuti
bentuk topografi atau lekuk-lekuk permukaan bumi. Ada hal kecil yang mungkin anda belum
menyadarinya selama ini. Kita sejak kecil diajarkan bahwa sumber air sungai berasal dari mata
air yang terdapat di pegunungan atau dataran tinggi. Coba amati sekali lagi gambar di atas.
Bukankah anda lihat di gambar itu kalau permukaan air sungai bersesuaian dengan permukaan
water table? dan bukankah water table itu terkoneksi dalam satu sistem dengan water table pada
dataran di kiri dan kanan sungai? Jawabannya adalah Ya. Lalu apa artinya? Itu berarti air sungai
tidak hanya berasal dari mata air pegunungan, melainkan ia juga disuplai dari water table pada
dataran tinggi akibat tekanan hidrostatik. Yaitu suatu tekanan yang muncul akibat perbedaan
ketinggian permukaan water table di sungai dan di daratan.

Posisi permukaan water table di tiap musim Pada musim kemarau, permukaan water table
akan turun hingga beberapa meter, mengakibatkan sumur-sumur penduduk menjadi kering dan
sungai-sungai menjadi dangkal dan akhirnya kering. Sungai yang kering tidak lain sebagai akibat
dari permukaan water table yang tidak lagi mencapai badan sungai. Melainkan sudah berada di
bawah badan sungai. Sementara itu, pada musim penghujan, permukaan water table meninggi,
mengisi sumur-sumur penduduk dan bahkan bisa meluapkan sungai-sungai.

Logika yang kita dapat Seandainya di permukaan tanah masih banyak lahan terbuka yang
ditumbuhi tanaman, maka air hujan akan sangat mudah meresap ke bawah tanah dan
meninggikan water table. Kalau boleh disebut tangki air, maka berdasarkan model di atas yang
bertindak sebagai tangki air adalah kawasan dataran tinggi di kiri-kanan aliran sungai. Kawasan
inilah yang sangat potensial meresapkan air.

Sementara sungai-sungai berperan sebagai jalan tol yang mempercepat perjalanan air
menuju dataran rendah. Hampir tak ada peresapan air di sepanjang aliran sungai. Jadi air hujan
akan cepat meresap ke dalam tanah jika dan hanya jika ia jatuh di kawasan terbuka hijau. Akan
tetapi apabila permukaan tanah telah penuh sesak dengan bangunan bikinan manusia termasuk
sarana jalan raya, maka porsi curah air hujan akan lebih banyak menjadi air permukaan yang
akan segera menuju jalan tol (baca=sungai) lalu bergerak ke tempat yang lebih rendah dalam
jumlah yang teramat besar
C. Pembahasan

1. Aliran Air Dalam Tanah Tidak Jenuh

Pergerakan air di dalam tanah pada keadaan ketidakseimbangan terjadi karena adanya
perbedaan potensial, dimana air akan mengalir dari daerah yang berpotensial tinggi ke potensial
yang lebih rendah pada laju yang tergantung pada konduktivitas hidraulik mediumnya. Dengan
demikian, pergerakan air dipengaruhi oleh gradien tekanan dan karakteristik dari tanah.

Aliran air dalam kondisi tanah jenuh, diasumsikan bahwa media tanah tersebut kaku dan
jenuh sehingga tidak ada selaput larutan berada dalam jalur aliran airnya.

Pergerakan air di dalam tanah jenuh dapat dijabarkan dengan menggunakan Hukum Darcy
(Darcy's Law). Kecepatan aliran air dalam tanah sebanding dengan koefisien permeabilitas dan
besarnya gradien hidraulik dari air tersebut dengan bentuk persamaan:

( IV:1)

( IV:2)

( IV:3)

( IV:4)

( IV:5)

Persamaan diatas adalah persamaan umum pada sistem aliran air pada tanah jenuh yang terjadi
karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik (h) dan adanya potensial gravitasi (z).

 
1. Pergerakan Air Tanah Secara Horizontal

Pada aliran air secara horisontal, hidraulic head yang ditimbulkan oleh potensial gravitasi
(z) sama pada setiap titik, sehingga yang bekerja hanya tekanan hidrostatik (h). Dengan
demikian, untuk persamaan aliran air secar horizontal, dan dengan merubah notasi jarak,
s menjadi x, maka persamaan IV : 5 menjadi:

( IV:6)

Persamaan diatas adalah persamaan pada sistem satu dimensi yang terjadi pada aliran air
secara horisontal yang terjadi karena gradien tinggi tekanan. Dari persamaan ini dapat
digambarkan pergerakan air didalam tanah apabila nilai K q.

Gambar 5.    Hubungan antara pressure head dengan jarak dalam kolom


tanah horizontal pada nilai K q.

Pada Gambar 5 tampak bahwa nilai tekanan head pada jarak tertentu lebih kecil apabila
nilai K < q dibandingkan dengan nilai tekanan head pada nilai K = q dan K > q.
2. Pergerakan Air Tanah Secara Vertikal

Aliran air secara vertikal dalam tanah jenuh disebabkan oleh adanya perbedaan
potensial gravitasi serta tekanan hidrostatik. Dengan demikian, untuk pergerakan air
secara vertikal, persamaan IV:5 dapat digunakan secara langsung. Dengan mengganti
notasi s (jarak) dengan z (kedalaman), maka persamaan berubah menjadi:

( IV:7)

Persamaan ini dicobakan pada K q.

Gambar 6.     Hubungan antara tekanan head dengan kedalaman dalam


kolom tanah vertikal pada nilai K q.

Pada Gambar 6 tampak bahwa nilai tekanan head pada kedalaman tertentu lebih kecil
apabila nilai K < q dibandingkan dengan nilai tekanan head pada nilai K = q dan K > q.
Dengan demikian, baik pada kolom tanah horizontal maupun pada kolom tanah vertikal,
nilai tekanan head (h) lebih kecil apabila nilai konduktivitas hidarulik (K) lebih kecil
dibandingkan dengan nilai fluks (q).
1. Aliran Air Dalam Tanah Tidak Jenuh

Aliran air dalam tanah tidak jenuh merupakan proses yang sangat penting dalam
bidang pertanian karena hampir seluruh tanaman hidup diatas tanah dalam kondisi
kelembaban atau keadaan kadar air tidak jenuh. Hanya tanaman padi sawah yang dapat
hidup diatas dalam keadaan jenuh air.

Pada tanah tidak jenuh, fase air dibatasi sebagian oleh permukaan padatan dan sebagian
oleh antar permukaan dengan fase udara.

Persamaan aliran air tidak jenuh juga mengikuti Hukum Darcy yang dimodifikasi dengan
asumsi (Jury, 1991):

2. daya dorong aliran air pada tanah yang isotermal, rigid, tidak jenuh, tidak
mengandung solute membranes dan potensial tekanan air nol adalah penjumlahan
potensial matrik dan grafitasi,
3. hantaran hidrolik tanah tidak jenuh adalah fungsi dari kadar air tanah atau
potensial matrik

Persamaan aliran air tidak jenuh yang dikemukakan oleh Darcy (1856 dalam Jury, 1991)
diekspresikan untuk aliran vertikal sebagai :

q= ( IV:8)

dimana H = h + z (dalam cm) adalah merupakan head hidrolik dalam tanah tidak jenuh
dan K (h) (dalam cm/hari) hantaran hidrolik tidak jenuh. q = fluks (cm/hari) adalah aliran
air perluas penampang perwaktu. Persamaan diatas merupakan persamaan yang ditulis
untuk lapisan tanah yang sangat tipis dimana h dan K(h) konstan.

Dalam keadaan tanah tidak jenuh h merupakan fungsi dari z dan t maka turunan

persamaan diatas adalah turunan parsial. Turunan parsial menghasilkan turunan


terhadap z dilakukan pada waktu konstan t hal itu adalah nilai yang spontan dari sudut
h(z)

( IV:9)

dimana berarti bahwa turunannya dievaluasi pada nilai konstan t. Turunan parsial
dibutuhkan untuk penggambaran matematik dari aliran transien (tergantung waktu).

3. Kurva karakteristik air tanah

Kurva karakteristik air pada kondisi tidak jenuh dapat menggunakan persamaan Van
Genuchten (1980 dalam Jury, 1991), seperti berikut:

( IV:10)

dimana:

qs    =    Kadar air pada saat saturated (cm3/cm3)

qr    =    Kadar air pada saat kering mutlak atau kadar air residual (cm3/cm3)

a =    Air entry

n    =    Konstanta

m    =    Konstanta

Tabel 1.    Nilai qr, qs, a, n, dan m serta nilai Ks, a, dan b untuk tanah berpasir
dan liat berdebu Leuwi Kopo.
Parameter Pasir Liat berdebu
Untuk persamaan van Genuchten
qr 0.06 0.20
qs 0.53 0.67
a 50 70
n 3.61 2.74
m 0.66 1.20
Untuk persamaan Setiawan
Ks 0.008 0.006
a 12.13 11.20
b 0.26 0.13

Sumber : Disertasi Edward Saleh (2000)

Dengan menggunakan persamaan IV:10 dan dengan menggunakan parameter yang


terdapat pada Tabel 1, kurva karakteristik air tanah berpasir dan liat berdebu Leuwi Kopo
ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7.    Kurva karakteristik air tanah berpasir dan tanah liat berdebu
Leuwi Kopo

Pada Gambar 7 tampak bahwa kurva karakteristik air antara tanah berpasir dan
liat berdebu Leuwi Kopo hampir sejajar namun tidak berimpit. Penurunan kadar air pada
tanah berpasir lebih cepat dibanding tanah liat berdebu, namun pada akhirnya penurunan
pada tanah berpasir justru lebih lambat dibandingkan dengan tanah liat berdebu. Hal ini
terjadi karena tanah berpasir banyak mengandung pori makro dan daya retensi terhadap
air lebih rendah sehingga kehilangan air lebih cepat, namun dengan semakin
menurunnnya kandungan air, kehilangan air justru lebih lambat karena pori makro
menjadi penghambat daya kapilaritas air, sedangkan pada tanah liat berdebu, daya
kapilaritas air lebih tinggi dengan adanya pori mikro yang jauh lebih banyak dibanding
tanah berpasir.

4. Kapasitas spesifik air tanah

Persamaan aliran air tak jenuh pada tanah homogen dapat ditulis sebagai berikut:

( IV:11)

dimana ¶y adalah tekanan head (cm air), C kandungan spesifik air (l/cm), k adalah
konduktivitas hidrolik tak jenuh, z merupakan kedalam dan t adalah waktu.     Kapasitas
spesifik air dapat ditulis dengan persamaan :

( IV:12)

dimana adalah kadar air volumetrik (cm3/cm3) yang merupakan fungsi dari tekanan
head.

Dengan menggunakan persamaan IV:12 dan dengan menggunakan parameter


yang terdapat pada Tabel 1, kapasitas air spesifik tanah berpasir dan liat berdebu Leuwi
Kopo ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8.    Hubungan kapasitas spesifik air dengan matric suction

5. Konduktivitas hidraulik

Konduktifitas hidraulik tanah tidak jenuh adalah fungsi non linier dari kadar air
atau potensial matrik. Konduktivitas hidraulik tanah tidak jenuh tergantung pada jumlah
air di dalam tanah dan juga ketebalan selaput atau saluran yang terisi. Untuk sebagian
besar tanah, konduktivitas hidrauliknya turun pada suatu nilai yang kecil dari titik
jenuhnya setelah kehilangan kadar air yang kecil persentasenya.

Pada kondisi jenuh tanah bertekstur kasar mempunyai hantaran hidraulik lebih
tinggi daripada tanah bertekstur halus (berliat) karena mengandung ruang pori yang lebih
besar yang terisi air dan menghantarkan pada keadaan jenuh. Salah satu model yang
digunakan untuk menghitung konduktivitas hidraulik tanah jenuh sebagai fungsi dari
kadar air adalah model yang dirumuskan oleh Setiawan (1992):

( IV:13)
Dimana:

Ks    =    konduktifitas hidraulik tanah jenuh (cm/dt)

a dan b    =    parameter bebas.

qs    =    kadar air pada saat saturated (cm3/cm3)

q =    kadar air pada saat t (cm3/cm3)

Dengan menggunakan persamaan IV:13 dan parameter yang terdapat pada Tabel
1, nilai konduktivitas hidraulik tanah berpasir dan liat berdebu Leuwikopo pada berbagai
nilai kadar air ditunjukkan pada Gambar 9.

Gambar 9.    Konduktivitas hidraulik tanah tidak jenuh, untuk media tanah


berpasir dan liat berdebu Leuwikopo.

Pada Gambar 9 tampak bahwa konduktivitas hidraulik tanah berpasir lebih tinggi
dibandingkan dengan tanah liat berdebu pada berbagai kadar air tanah. Hal ini terutama
disebabkan oleh ukuran dan distribusi pori. Pada tanah berpasir, pori makro jauh lebih
banyak sehingga konduktivitas hidraulik lebih tinggi dibandingkan dengan tanah liat
berdebu.

6. Difusivitas

Bentuk persamaan difusivitas biasanya digunakan untuk memudahkan perlakuan


eksperimen dan matematika dalam proses aliran tidak air jenuh. Oleh karena itu, tersedia
banyak penyelesaian dalam beberapa kasus proses aliran air yang bisa digunakan. Sebuah
persamaan yang dikenalkan oleh Childs dan Collis-George (1950 dalam Jury, 1991),
sebagai bentuk analog dari hukum Fick adalah:

( IV:14)

Gambar 10.    Hubungan antara difusivitas dengan kadar air volumetrik


tanah
Kesimpulan:

1. Pergerakan air di dalam tanah pada keadaan ketidakseimbangan terjadi karena


adanya perbedaan potensial, dimana air akan mengalir dari daerah yang
berpotensial tinggi ke potensial yang lebih rendah pada laju yang tergantung pada
konduktivitas hidraulik mediumnya.
2. Aliran air dalam kondisi tanah jenuh, diasumsikan bahwa media tanah tersebut
kaku dan jenuh sehingga tidak ada selaput larutan berada dalam jalur aliran
airnya.
3. Aliran air secara vertikal dalam tanah jenuh disebabkan oleh adanya perbedaan
potensial gravitasi serta tekanan hidrostatik
4. Aliran air dalam tanah tidak jenuh merupakan proses yang sangat penting dalam
bidang pertanian karena hampir seluruh tanaman hidup diatas tanah dalam kondisi
kelembaban atau keadaan kadar air tidak jenuh
5. Konduktifitas hidraulik tanah tidak jenuh adalah fungsi non linier dari kadar air
atau potensial matrik.
6. Bentuk persamaan difusivitas biasanya digunakan untuk memudahkan perlakuan
eksperimen dan matematika dalam proses aliran tidak air jenuh.
Daftar Pustaka

1. Pearce, Fred. When the Rivers Run Dry: Water—The Defining Crisis of the Twenty-First
Century. Beacon Press, 2006.
2. Hoekstra, A.Y. 2006. The Global Dimension of Water Governance: Nine Reasons for
Global Arrangements in Order to Cope with Local Problems. Value of Water Research
Report Series No. 20 UNESCO-IHE Institute for Water Education.
3. Rasler, Karen A. and W. R. Thompson.Contested Territory, Strategic Rivalries, and
Conflict Escalation International Studies Quarterly. 50. 1. (2006)
4. Wolf, Aaron T.Water and Human Security. Journal of Contemporary Water Research and
Education. 118. (2001): 29
5. Homer-Dixon, Thomas. Environment, Scarcity, and Violence. Princeton University Press.
(1999).
6. Postel, S. L. and A. T. Wolf. Dehydrating Conflict. Foreign Policy. 126. (2001): 60-67.
7. Björn Lomborg (2001), The Skeptical Environmentalist (Cambridge University Press)
8. Fagerlund, F., & Heinson, G., 2002: Detecting Subsurface Groundwater Flow in
Fractured Rock Using SP Methods, Environtmental Geology, 43: 782-794.
9. Moore, J.R., John W., Sanders, John J. C., and Steven D. G. 2004, Detecting Seepage
Through a Natural Moraine Dam Using the Self-Potential Method ( agu)
10. Kim, G., Heinson and Joseph J., 2004: Electrokinetic groundwater exploration: a new
geophysical technique. School of Earth and Environment Sciences, University of
Adelaide, SA, 5005, . Regolith 2004. CRC LEME, pp. 181-185.
11. Nurhandoko, B.E.B., and Ahmad I.A., 2001: Self-potential study for identifying fluid

flow characteristics: physical model case. Proceedings The 26th HAGI Annual Meeting
October 1-3, 2001, Bidakara complex, Jakarta
12. Syahruddin, M.H., 2007: Self-Potential study for Laboratory Measurements of
Electrokinetic Potential from Fluid Flow in Porous Media, proceedings Joint Convention

Bali, The 32nd HAGI and The 36nd IAGI Annual Convention and Exhibition

Anda mungkin juga menyukai