Pada surat as-Sajdah, disnatkan sujud tilawah seusai membaca ayat ke-15. Bagi
yang membacanya, baik dalam salat atau tidak, hendaknya bersegera sujud.
Namun, dalam berjama'ah, bila imamnya tak melakukannya maka makmumnya
juga tak usah bersujud tilawah. Karena makmum harus selalu menyesuaikan
gerakannya dengan imam. Tidak boleh melakukan gerakan yang tak dilakukan
imamnya.
Ayat-ayat sajdah selain yang terdapat di surat as-Sajdah adalah: al-A'raaf: 206, ar-
Ra'd: 15, an-Nahl: 49, al-Israa': 107, Maryam: 58, al-Haj: 18, al-Furqaan: 60, an-
Naml: 25, Fusshilat: 38, al-'Alaq:19, an-Najm: 62, Insyiqaaq: 21, Shaad: 24.
Wallahu’alam…
Artinya:
"Wajahku bersujud kepada Penciptanya, yang Membentuknya, yang Membentuk pendengaran
dan penglihatannya. Maha Suci Allah Sebaik-baik Pencipta."
Wallahu’alam…
(dari berbagai sumber)
Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan sebagai rasa syukur atas nikmat
yang diturunkan oleh Allah Ta'ala atau tercegahnya sesuatu yang tidak
diinginkan [1]
Imam Syaukani menjelaskan "Yang dimaksud nikmat di sini adalah nikmat yang
baru datang yang suatu ketika seorang tidak menjumpainya". Oleh karena itu
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak melakukan sujud syukur kecuali atas
nikmat yang baru datang yang sebelumnya tidak dijumpainya, padahal nikmat
Allah terus menerus meliputi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam setiap
saat.[2]
Seandainya sujud syukur disyariatkan untuk mensyukuri nikmat Allah Ta'ala
yang terus menerus ini (seperti nikmat Islam, kesehatan, kehidupan, dan
lain-lain) maka habislah umur kita hanya untuk sujud syukur asaja. [3]
“Aku tidak menghalalkan masjid bagi orang junub dan tidak pula bagi wanita
haid.” (HR. Abu Daud)
“Tinggalkanlah shalat sekadar hari-hari yang engkau biasa haid padanya, dan (jika
telah selesai haidmu) mandilah, dan shalatlah.” (HR. Bukhari)
Wallahu’alam,,,
Walaikum’salam Warahmatullah…