Nim : 0906651712
Namun munculnya kasus Bank Century dan juga matinya Bank Global
menggoyahkan dan menimbulkan pertanyaan dari masyarakat mengenai
keberhasilan pembinaan dan pengawasan Bank Indonesia, banyaknya
masalah yang menggerogoti Bank Century serta carut marutnya
penanganan dari Bank Global sehingga menyebabkan kegiatan
operasionalnya menjadi kolaps, menimbulkan pertanyaan dari masyarakat
mengenai kefektifan dari pembinaan dan pengawasan oleh Bank
Indonesia.
Terlihat bahwa Bank Indonesia sejak krisis moneter yang terjadi di tahun
1997-1998 hanya diserahi Tugas sementara didalam mengawasi dan
pembinaan bank, sehingga tidak dapat dipungkiri, pengawasan dan
pembinaan menjadi tidak maksimal, terlebih lagi Dalam Pasal 41 UU No
23/1999 tentang Bank Indonesia disebutkan, gubernur Bank Indonesia
diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) Jika calon gubernur tidak disetujui anggota
Dewan, presiden atau gubernur wajib mengajukan calon baru. Sebagai
tahap awal, presiden menyampaikan beberapa calon yang kemudian di
ajukan ke DPR , sehingga pemilihan Gubernur BI menjadi kepentingan
kelompok-kelompok dari golongan atau partai tertentu didalam DPR.
Sehingga dapat terjadi jika pemilihan dari Gubernur BI tersebut
didominasi oleh kepentingan kelompok yang kemungkinan memiliki
Bank yang dibawah pengawasan Bank Indonesia sehingga terciptalah
kompromi-kompromi tertentu sehingga terjadilah kasus seperti Bank
Century yang sangat merugikan negara maupun masyarakat sebagai
Nasabah.
Terlepas dari institusi apa yang akan mengawasi industri perbankan yang
pasti tidak ada model yang universal. Seluruhnya terpulang kepada
keputusan politik dan tentu saja keputusan politik tersebut berada di luar
kekuasaan bank sentral.
• Inggris
Negara yang menyatukan seluruh pengawasan industri keuangan
dalam satu otoritas, dimana FSA (Financial Supervision Authority)
mengawasi berbagai lembaga keuangan, termasuk bank, pialang
saham dan pengelola dana pensiun.
Hasilnya :
Gagal
Karena :
Selama tahun 2000 sampai 2007 terdapat beberapa perusahaan
asuransi, bisnis investasi, dan bank yang mengalami kega-
galan, sehingga menguras dana Financial Services Compensation
Scheme/FSCS (LPS Inggris) sebesar GBP 1 miliar, jatuhnya bank
Northern Rock pada September 2008 yang diikuti pengambilalihan
Bradford Bingley oleh pemerintah, penyelamatan Royal Bank of
Scotland, LJoyds TSB, dan HBOS, serta terakhir pada 2009
jatuhnya sebuah bank kecil, yaitu Dunfermline Building Society,
dengan total biaya GBP 1,3 triliun
Penyebab:
a. Kurang efektifnya komunikasi FSA dengan BOE dan
Departemen Keuangan Inggris.
b. Melupakan tugasnya melakukan pengawasan bank sistemik.
c. Terlalu berfokus pada tugas pengawasan kegiatan bisnis
sehingga mengabaikan pengawasan individual bank.
• Jepang
Gagal Karena , bangkrutnya Long-Term Credit Bank dan Nippon
Credit Bank, dua bank besar yang terbukti merekayasa
pembukuannya. Masalah koordinasi antara FSA dengan bank
sentral juga muncul misalnya dalam kasus Ishikawa Bank dan
masalah kredit macet dan kecurangan (fraud) masih mewarnai
perbankan Jepang.
• Korea Selatan
Masih Baru , belum ada pembuktian apakah gagal atau tidak
• Australia
Bernama Australian Securities and investment comission, belum
ada masalah namun belum bisa dikatakan sebagai suatu
keberhasilan.
• Jerman
Di Jerman pengawasan industri perbankan dilakukan oleh suatu
badan khusus yaitu Bundesaufiscuhtsamt fur da kreditwesen,
sampai sejauh ini Bundesaufiscuhtsamt fur da kreditwesen berhasil
dalam mengawasi spekulasi besar besar an dari greek
bonds.termasuk juga untuk sistem tranparasi dari posisi jual pendek
atau net-shorts positions.