DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN 2
1.1. Konteks Domestik 2
1.2. Konteks Internasional 3
II RAIHAN DAN REFLEKSI 2006 4
2.1. Kiprah Diplomasi 4
2.2. ASEAN dan Asia Timur 6
2.3. Global Issues 7
2.3.1. HAM 7
2.3.2. Palestina 7
2.3.3. Irak 8
2.3.4. Isu Nuklir 8
2.3.5. Terorisme 8
2.3.6. Interfaith Dialogues 9
2.3.7. Glogal Inter-Media Dialogue 10
2.4. Border Diplomacy 10
2.5. Human Security 11
2.5.1. Diplomasi Kemanusiaan 11
2.5.2. Avian Influenza 12
2.5.3. Perlindungan TKI 12
2.5.4. Haze 12
2.6. Kerjasama Teknik dan Diplomasi Publik 12
2.7. Benah Diri 13
III PROYEKSI 2007 13
IV PENUTUP 16
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA
DR. N. HASSAN WIRAJUDA
“REFLEKSI 2006 DAN PROYEKSI 2007”
8 JANUARI 2007
I. PENDAHULUAN
Pada tahun 2006, diplomasi Indonesia telah mencapai berbagai raihan penting.
Kiprah politik luar negeri yang bebas dan aktif tidak pernah sekondusif
sekarang ini. Indonesia tidak hanya telah aktif membangun persahabatan
dengan negara lain ke segala penjuru tetapi juga aktif memprakarsai dan
membangun berbagai kerjasama dan kemitraan internasional baru. Raihan-
raihan itu telah menambah keyakinan kita akan relevansi politik luar negeri
bebas aktif.
Politik dan hubungan luar negeri itu kita jalankan dalam konteks lingkungan
domestik dan internasional yang sangat dinamis.
Stabilitas relatif di bidang politik, sosial, ekonomi dan keamanan dalam negeri
pasca krisis telah memberikan ruang gerak yang lebih besar bagi pelaksanaan
diplomasi Indonesia. Di era reformasi ini, hubungan kita dengan negara-
negara lain tidak lagi dibebani oleh berbagai kondisionalitas yang dialami oleh
pemerintahan Orde Baru. Sistem pemerintahan yang dianggap tidak demokratis
dan pelanggaran HAM kerap dijadikan alasan oleh negara lain untuk
mengenakan sanksi dan intervensi.
Kini, kita justru mendapatkan apresiasi dan uluran kerjasama dari negara-
negara lain---tanpa ada lagi kondisionalitas. Tantangan kita sekarang justru
bagaimana menarik manfaat dari hubungan baik dan saling menguntungkan
yang berhasil kita bangun itu.
__________________________________________________________________ 2
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
menjadi tuan rumah konperensi negara-negara pihak Konvensi PBB
Menentang Korupsi (pada 16 Desember 2006, tercatat 90 negara telah menjadi
pihak) yang akan diselenggarakan pada bulan November 2007. Kita juga akan
terus mengupayakan persetujuan ekstradisi dan mutal legal assistance dengan
negara-negara lain.
Sementara itu, Islam moderat dalam tatanan demokrasi menjadi aset politik
luar negeri kita yang semakin penting dalam lima tahun terakhir ketika pada
tataran internasional terdapat kecenderungan terjadinya mispersepsi atau salah
pengertian tentang kebudayaan, agama dan peradaban lain. Sebagai negara
dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, kita mempunyai tanggung
jawab dan kepentingan untuk menampilkan wajah Islam yang rahmatan lil
alamin.
Di samping itu, dialog yang merupakan sistem nilai dalam keseharian kita
sebagai masyarakat yang majemuk ternyata juga merupakan sistem nilai yang
semakin dianggap penting. Karena itu, konsep-konsep kita tentang dialog
lintas-agama di kawasan Asia Pasifik, antar kawasan Asia-Eropa (forum
ASEM) dan juga inter-media kini semakin melembaga.
Di bidang ekonomi, geliat kita keluar dari situasi krisis mulai terasa.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2006 mencapai 5,5% (proyeksi 2007, 6,3%),
tingkat inflasi 6%, nilai tukar Rupiah relatif stabil, nilai ekspor yang meningkat
20%, cadangan devisa mencapai US$ 40 miliar, dan debt to GDP Ratio
mencapai 42% (diharapkan akan turun menjadi 35% pada tahun 2009). Krisis
minyak dunia dan berbagai bencana alam yang dialami pada tahun 2006 masih
memungkinkan kita mencapai pertumbuhan ekonomi 5,5%, sedikit di atas
rata-rata pertumbuhan ASEAN.
Pada tingkat global kita baru saja melalui tahun yang penuh goncangan di
bidang politik dan keamanan, yang diwarnai dengan krisis yang memuncak
terutama di Palestina dan Lebanon Selatan. Sementara situasi di Irak dan
Afganistan cenderung memburuk. Di penghujung tahun 2006, isu nuklir Korea
Utara dan Iran belum berhasil diselesaikan melalui forum damai (Six Party
Talks dan forum P5+1+Iran) dan sebaliknya telah menjadi agenda dan obyek
resolusi Dewan Keamanan. Asia menghadapi ancaman proliferasi senjata
nuklir, suatu hal yang baru, sementara di kawasan lain menyusut.
__________________________________________________________________ 3
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
Namun dalam waktu lima tahun terakhir mulai disadari berbagai keterbatasan
unilateralisme. Dengan kata lain, terdapat prospek multilateralisme kembali
menguat. Menjadi kepentingan Indonesia untuk mendukung dan
mendorongnya. Dialog merupakan kata kuncinya.
Di sisi ekonomi, dunia menikmati pertumbuhan yang cukup tinggi pada tahun
2006 yaitu 5,3%. Kekuatan-kekuatan ekonomi terbesar telah mendorong
pertumbuhan itu: Amerika Serikat tumbuh dengan 2,2%, Uni Eropa 2,1%, serta
Jepang yang mulai keluar dari resesi ekonomi dan tumbuh dengan 2,1%, angka
yang cukup tinggi untuk negara-negara maju.
Sementara itu, China yang kini merupakan negara ekonomi terbesar keempat
tumbuh 9,8%, dengan cadangan devisa yang mencapai angka US$ 1,2 Triliun
dan GDP US$ 3 Triliun. Bersama India yang tumbuh 8,5%, China dan India
telah menjadi lokomotif pertumbuhan dunia. Semakin kuat tanda-tanda bahwa
abad ke-21 merupakan abad Asia Pasifik.
Dalam lingkungan yang dinamis itu, ASEAN juga telah tumbuh 5,4%, dengan
Vietnam yang mencapai angka pertumbuhan tertinggi yaitu 8,2% disusul
Singapura 7,7% dan Malaysia 5,7%. Proses integrasi kawasan menguat.
Berbagai FTAs (free trade areas) yang dimotori ASEAN menjadi agenda
utama. Indonesia melihat berbagai kawasan perdagangan bebas itu sebagai
peluang yang menuntut kita untuk meningkatkan daya saing kita.
Putaran perundingan Doha Development Agenda (WTO) pada tahun lalu
mengalami kebuntuan. Hal ini telah menguatkan kecenderungan liberalisasi
perdagangan pada tingkat kawasan melalui berbagai Free Trade Areas (FTAs).
Negosiasi FTAs yang dimotori ASEAN menjamur. Dengan kebuntuan Doha
Development Agenda tersebut, mulai muncul pemikiran untuk menggulirkan
FTAs kawasan Asia Timur dan APEC.
Dalam konteks dinamika seperti itu, maka transformasi ASEAN dari asosiasi
menjadi satu komunitas menjadi sangat penting agar ASEAN mampu bertahan
dan tetap relevan.
Dalam pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono menilai penting pendekatan konstruktif dalam pelaksanaan politik
luar negeri bebas aktif. Pendekatan itu mengandung pengertian bahwa kita
perlu menerapkan sikap dan pola pikir yang tidak didasarkan pada kecurigaan
berlebihan, ketakutan atau defensif; melainkan sikap percaya diri dan semangat
kemitraan dalam hubungan yang saling menguntungkan dengan negara-negara
lain.
__________________________________________________________________ 4
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
KTT (Pacific Leaders’ UN-ESCAP Special Session dan D-8). Sementara itu,
Wakil Presiden melakukan 9 kunjungan kerja bilateral. Tahun lalu juga
ditandai oleh 16 kunjungan pemimpin-pemimpin negara lain ke Indonesia.
Kita terus berupaya untuk mengisi New Asia Africa Strategic Partnership,
sesuai kesepakatan dan rencana kerja yang dicapai pada KTT Asia Afrika
bulan April 2005.
__________________________________________________________________ 5
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
Proses pelaksanaan Nota Kesepahaman tentang Perdamaian Aceh telah
melahirkan pengalaman dan praktek baru dalam kerjasama dengan partisipasi
elemen-elemen Uni Eropa dan ASEAN contributing countries dalam satu misi
pemantauan perdamaian Aceh (AMM). Aceh Monitoring Mission telah berhasil
menjalankan mandatnya sejak 15 Agustus 2005 hingga berakhir 15 Desember
2006. Ini merupakan suatu keberhasilan kerjasama antar-kawasan. Bagi
ASEAN pengalaman itu dapat merupakan cikal bakal dari misi perdamaian
ASEAN di masa depan, seperti yang dibayangkan dalam konsepsi Komunitas
Keamanan ASEAN.
Pada hari ini 50 tahun yang lalu, 8 Januari 1957, main group kontingen Garuda
I berangkat menuju Mesir untuk bergabung dengan operasi pemeliharaan
perdamaian PBB yang disebut United Nations Emergency Force (UNEF)
untuk krisis Terusan Suez. Disusul pengiriman kontingen Garuda II ke Congo
pada tahun 1960, selanjutnya hingga kini kita aktif dalam pengiriman
kontingen Garuda ke misi-misi perdamaian PBB dan organisasi lainnya.
Pada akhir tahun lalu kita ikut mendorong Dewan Keamanan PBB untuk
menangani krisis di Lebanon Selatan, sekaligus menawarkan partisipasi kita
dalam operasi pemeliharaan perdamaian PBB untuk Lebanon Selatan.
Kontingen Garuda XXIII-A telah bergabung dengan UNIFIL-II. Tiga
kontingen Garuda yang baru berakhir mandat tugasnya pada tahun 2006 lalu
adalah di Georgia (UNOMIG), Liberia (UNMIL), dan Congo (MONUC).
Dari Terusan Suez ke Lebanon, dalam kurun 50 tahun kita telah berpartisipasi
pada 33 misi perdamaian PBB dan organisasi lain. Ini merupakan bukti
komitmen dan konsistensi Indonesia dalam pemeliharaan perdamaian dan
keamanan dunia.
Pada tahun 2007, ASEAN akan berusia 40 tahun. Guliran proses dalam
transformasi ASEAN dari satu asosiasi ke arah Komunitas ASEAN, yang
dipelopori Indonesia sejak KTT Bali 2003, semakin intensif. Dinamika internal
ASEAN dan juga tuntutan dari guliran proses integrasi kawasan Asia Timur
menuntut percepatan pembentukan Komunitas ASEAN dari tahun 2020
menjadi 2015, yang akan diputuskan pada KTT ASEAN di Filipina minggu
depan. Transformasi ASEAN sangat menentukan bagi kelanjutan peran utama
dan sentralitas ASEAN dalam guliran proses integrasi kawasan Asia Timur.
Karena itulah, pada KTT ASEAN ke-12 di Filipina, Eminent Persons Group
akan menyampaikan laporan dan rekomendasinya yang akan menjadi dasar
bagi penyusunan ASEAN Charter, yang diharapkan dapat disahkan pada KTT
ASEAN ke-13 di Singapura pada tahun 2007.
__________________________________________________________________ 6
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
memainkan peranan yang penting ke arah penerimaan konsep Asia Timur yang
lebih inklusif tadi. Dalam konsep baru itu, ASEAN tidak hanya secara
geografis berada di tengah tetapi juga secara politis membuka peluang ASEAN
terus memainkan peranan yang sentral.
Peran aktif diplomasi juga telah kita tunjukkan dalam berbagai isu global
dewasa ini.
2.3.1. HAM
Pemajuan dan perlindungan HAM merupakan agenda penting reformasi.
Ratifikasi dua Kovenan utama yaitu Kovenan tentang Hak-hak Sipil dan Politik
dan Kovenan tentang Ekonomi, Sosial dan Budaya pada tahun 2006
merupakan tonggak penting dalam upaya pemajuan dan perlindungan HAM,
sekaligus menjadikan Indonesia bagian dari arus utama masyarakat
internasional.
Indonesia terus mendorong dialog dan kerja sama dalam peningkatan HAM
dengan berbagai negara, antara lain Kanada, Norwegia, Jepang, Rusia, dan
dalam waktu dekat dengan Belanda, Swedia dan Swiss.
Terpilihnya Indonesia sebagai Ketua Sidang Komisi HAM PBB pada tahun
2005 dan di tahun 2006 sebagai anggota Dewan HAM PBB di awal
pembentukannya di tahun 2006 merupakan bukti nyata kepercayaan
masyarakat internasional terhadap komitmen Pemerintah dan apresiasi atas
perkembangan pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia.
Indonesia akan terus memberikan kontribusi agar Dewan HAM PBB segera
merampungkan agenda dan metoda kerjanya. Indonesia juga telah
mendapatkan dukungan penuh di Kelompok Asia untuk menjabat kembali
sebagai anggota Dewan HAM periode 2007-2008.
2.3.2. Palestina
Indonesia sangat prihatin atas perkembangan situasi di Palestina. Proses
perdamaian dalam kerangka roadmap to peace belum menunjukkan tanda-
tanda bagi lapangnya jalan menuju negara Palestina merdeka di wilayahnya
sendiri, hidup berdampingan secara damai dengan Israel. Sementara
Pemerintahan Persatuan Palestina gagal terbentuk pada paruh ke dua tahun
2006, kita menyaksikan pula bentrokan fisik dari waktu ke waktu antar-
kelompok di Palestina---yang pasti hanya akan melemahkan posisi Palestina
vis-à-vis Israel.
Kita juga prihatin tentang implikasi lebih luas dari rasa ketidakadilan yang
terbangun dari tidak terselesaikannya masalah Palestina dalam berbagai krisis
politik global belakangan ini, termasuk krisis Lebanon, Irak, Iran, dan perang
melawan terorisme.
__________________________________________________________________ 7
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
2.3.3. Irak
Memasuki tahun ke-4 perang Irak, Indonesia berpandangan bahwa peran
masyarakat internasional mutlak diperlukan dalam upaya penyelesaiannya.
Penyelenggaraan pemilu di Irak pada Desember 2005 dan pembentukan
pemerintahan Irak belum membawa perbaikan bagi rakyat Irak. Sebaliknya kita
menyaksikan jatuhnya korban yang semakin besar pada pihak tentara Amerika
Serikat dan pada pihak rakyat Irak sendiri---ironisnya lebih banyak karena
pertempuran antar-kelompok sektarian Irak sendiri.
2.3.5. Terorisme
Walaupun serangan teror pada tahun 2006 menurun, tetapi terorisme masih
menjadi ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional. Kita meyakini
dalam penanganan masalah terorisme perlu dijaga keseimbangan antara
keamanan di satu pihak terhadap proses demokrasi, rule of law, dan HAM.
Dalam hal ini, Indonesia terus mendorong dan mengambil inisiatif kerjasama
__________________________________________________________________ 8
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
bilateral, regional dan multilateral untuk memperkuat kapasitas negara
melawan terorisme. Sementara itu, untuk jangka panjang, keberhasilan
melawan terorisme akan sangat tergantung dari keberhasilan kita
memberdayakan kelompok moderat di masyarakat dan antar-negara.
Demikian pula dengan dialog lintas agama antar kawasan Asia dan Eropa yang
kita luncurkan di Bali pada bulan Maret 2005, pertemuan kedua telah
dilakukan di Cyprus pada bulan Juni 2006 dan selanjutnya di China tahun 2007
dan di Belanda tahun 2008. Kita juga mengambil inisiatif dengan meluncurkan
dialog lintas-agama dan lintas-budaya di forum APEC.
Proses dialog lintas-agama telah masuk dalam agenda PBB. Dalam pertemuan
tingkat tinggi Sidang Majelis Umum PBB, September 2006, Indonesia yang
diwakili oleh Ketua Umum PBNU telah menjelaskan pentingnya mencapai
keseimbangan antara toleransi dan keyakinan. Sementara itu, dalam Pokja
Tingkat Tinggi PBB Alliance of Civilizations, Bapak Ali Alatas duduk sebagai
salah satu wakil dari kawasan Asia-Pasifik.
Pada Februari 2006 kita telah melakukan dialog lintas-agama bilateral dengan
Belanda. Pada waktu kunjungan PM Inggris ke Jakarta, Maret 2006, disepakati
pembentukan Islamic Advisory Group yang terdiri dari 14 tokoh agama Islam
dari Indonesia dan Inggris untuk menyusun rekomendasi tentang upaya
perbaikan hubungan Islam dan Barat kepada kedua pemerintah. Menlu RI dan
Menlu Inggris akan meresmikan Indonesia Indonesia-UK Islamic Advisory
Group yang akan dilakukan pada 30 Januari 2007 di London.
__________________________________________________________________ 9
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
2.3.7. Global Inter-Media Dialogue
Dalam upaya meningkatkan saling pengertian antar agama, antar budaya dan
antar peradaban, media massa mempunyai peranan penting sebagai messenger.
Ada harapan yang besar di masyarakat agar media massa berperan aktif dalam
ikut membangun saling pengertian dan toleransi, dan sebaliknya bukan menjadi
penyebar kebencian dan ketakutan.
Ada keperluan untuk para praktisi media bertukar pikiran tentang kebebasan
berekspresi dan peranan media di era globalisasi yang bercirikan
multikulturalisme. Semakin disadari perlunya proses saling belajar dan tukar
pengalaman di antara praktisi media dan, karena itu, proses GIMD telah
disambut dengan sangat baik. Kita tidak mempertanyakan kebebasan pers dan
hak berpendapat, tetapi bagaimana hak itu digunakan ke arah mendorong
saling pengertian tadi. Karena itu konsep dasar GIMD adalah suatu forum
reguler yang disediakan pemerintah untuk para praktisi media massa lintas-
negara.
Dalam kaitan ini, secara khusus saya ingin menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada para tokoh media massa nasional atas kontribusi dan
partisipasinya dalam proses Global Inter-Media Dialogue. Kerja sama dalam
memprakarsai dialog lintas-media merupakan sinergi yang sangat baik dalam
kemitraan antara diplomasi dan media.
Pada dimensi kewilayahan, kejelasan batas wilayah darat dan laut merupakan
elemen yang penting dalam upaya memelihara keutuhan dan kesatuan NKRI.
Indonesia berbatasan dengan 10 negara tetangga dan sebagian dari perbatasan-
perbatasan itu belum disepakati. Karena itu border diplomacy merupakan
agenda penting diplomasi.
Perundingan batas darat dengan Timor Leste telah berhasil menyelesaikan 97%
dari batas darat. Tiga segmen yang belum terselesaikan adalah Dilumil/Memo,
Bijael Sunan-Oben dan Noel Besi/Citrana.
__________________________________________________________________ 10
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
Perundingan batas maritim dengan Malaysia secara intensif telah dilaksanakan
sepanjang tahun 2006 setiap dua bulan sekali secara bergantian di Indonesia
dan Malaysia. Dalam pertemuan Tim Teknis yang ke-9 di Palembang bulan
November 2006, telah dibahas opsi-opsi informal penyelesaian batas laut
wilayah di Laut Sulawesi.
Kerjasama yang erat antara negara pantai telah berhasil mengatasi masalah
keamanan di Selat Malaka dan Singapura. Sebagai hasilnya, kegiatan
perompakan di laut pada tahun 2006 telah menyusut. Bertolak dari hasil
pertemuan di Batam itulah terus dimajukan kerjasama antara negara pantai,
negara pengguna dan para pemangku kepentingan lainnya, terutama dalam
membangun kapasitas negara-negara pantai untuk memelihara keamanan,
keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan laut.
Berbagai bencana yang kita alami di tahun 2006, seperti gempa bumi, banjir,
dan kebakaran hutan kembali mengingatkan kita akan pentingnya kerja sama
internasional dalam penanganan bencana. Dalam konteks ASEAN, kita telah
menyepakati Agreement on Disaster Management and Emergency Response
__________________________________________________________________ 11
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
pada Juli 2006 yang pada intinya mengkonsolidasikan sumber-sumber daya
semua negara ASEAN untuk penanganan bencana di kawasan ASEAN. Pada
tahun 2006 Indonesia juga menyampaikan bantuan darurat untuk mengatasi
bencana di Filipina dan situasi kemanusiaan di Timor Leste. Di bawah
perjanjian ASEAN ini, antara lain dimandatkan pembentukan ASEAN Standby
Arrangement dan ASEAN Humanitarian Assistance Center.
2.5.4. Haze
Indonesia menyelenggarakan Pertemuan Menteri Lingkungan Hidup ASEAN
di Pekan Baru, Oktober 2006, untuk membahas masalah kabut asap lintas
batas. Pertemuan dilanjutkan di Manila, bulan Nopember 2006, yang
menyepakati rencana aksi Indonesia mengatasi masalah kabut asap lintas batas.
Beberapa negara ASEAN menyampaikan kesediaan untuk memberikan
bantuan dalam kerangka pembentukan ASEAN Environmental Fund.
__________________________________________________________________ 12
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
Program Pelatihan Bahasa Indonesia untuk para diplomat negara-negara
ASEAN dan ASEAN+3 juga terus dikembangkan sejak tahun 2005.
__________________________________________________________________ 13
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
Di kawasan Asia, isu nuklir Korea Utara yang baru menjadi agenda Dewan
Keamanan PBB dan telah ada resolusinya, belum dapat dibayangkan apakah
solusi damai dapat dicapai di akhir 2007. Kalau tidak, isu nuklir ini dapat
berpotensi mendorong penyebarluasan kepemilikan senjata nuklir dan alat
luncurnya oleh negara-negara lain pada tahun-tahun mendatang.
Kita juga akan terus mendorong upaya reformasi PBB agar organisasi dunia itu
dapat benar-benar merepresentasikan kepentingan dari semua negara
anggotanya. Dalam kaitan ini perlu kita ingat bahwa peran aktif Indonesia
dalam melaksanakan “ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial” merupakan amanat konstitusi yang
secara konsisten kita jalankan. Bisa dikatakan bahwa Indonesia memang sudah
sejak lahirnya menjadi negara yang aktif.
__________________________________________________________________ 14
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
meningkatkan arus masuk investasi asing, mempromosikan pariwisata dan
memperluas kesempatan kerja. Dalam hal ini akan kita jalankan langkah-
langkah terobosan agar berbagai peluang yang akan dan telah diciptakan oleh
diplomasi dapat dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi secara nyata.
Selain itu, perlu terus dibangun komunikasi dengan publik kita sendiri untuk
menjelaskan arah, kebijakan dan operasionalisasi politik luar negeri Indonesia.
Sekaligus dijaring berbagai masukan bagi rumusan atau penyempurnaan
kebijakan dan politik dan hubungan luar negeri Indonesia. Dengan demikian,
diharapkan dapat dibangun konstituen diplomasi yakni khalayak luas yang
memahami, dan syukur apabila mendukung, kebijakan tersebut.
__________________________________________________________________ 15
PERNYATAAN PERS TAHUNAN
Pada kesempatan ini, dengan bangga saya meluncurkan buku dan CD-ROM
“Panduan Umum Tata Cara Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri oleh
Pemerintah Daerah” hasil revisi tahun 2006. Buku ini pertama kali dicetak
tahun 2003 dan hampir setiap tahun kita revisi sesuai dengan perkembangan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk revisi tahun 2006 ini,
selain dibuat pula dalam bentuk CD-ROM, isi buku dapat pula diakses melalui
situs internet “deplu.go.id”.
IV. PENUTUP
__________________________________________________________________ 16
PERNYATAAN PERS TAHUNAN