Anda di halaman 1dari 86

ANALISIS DAMPAK PEMUTUSAN HUBUNGAN DIPLOMATIK QATAR

DAN ARAB SAUDI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Social Ilmu Politik
Universitas Jayabaya

Disusun oleh:

AMELIA WINDA FITRIANI


NIM: 2016350750004

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JAYABAYA
JAKARTA 2020
Abstrak

Amelia W Fitriani/ 201635075004 / Analisis Dampak Pemutusan Hubungan


Diplomatik Qatar dan Arab Saudi / Fakultas Ilmu social dan Ilmu Politik,
Universitas Jayabaya / Jakarta / 2020 / 85 Halaman /14 buku/ 5 Jurnal / 5 Karya
Ilmiah/ 37 Artikel Internet

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tentang dampak dari
pemutusan diplomatik anatara Qatar dan Arab Saudi menggunakan teori diplomasi.
Studi ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian
kepustakaan (Library Researh) dan Metode berbasis Internet (inernet-based
research).
Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar Pada 5 Juni 2017
dengan menuduh Qatar mendukung kelompok terorisme, Arab Saudi juga
memblokade jalur darat, laut dan udara dengan Qatar. Tidak hanya itu, pemutusan
hubungan diplomatik oleh Arab Saudi kepada Qatar juga diikuti oleh beberapa
negara di kawasan teluk yaitu Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain. Faktor-faktor
yang mejadi penyebab Arab Saudi memutuskan hubungan dilomatiknya dengan
Qatar ialah kedekatan Qatar dengan Iran, Media Aljazeera serta dukungan Qatar
terhadap kelompok teroris. Pemutusan hubungan diplomatik ini berdampak pada
perekonomian Qatar, tetapi Qatar berhasil bangkit dan menstabilkan kembali
situasi di negaranya.

Kata Kunci: Qatar, Arab Saudi, Krisis Diplomatik

ii
Abstract

Amelia W Fitriani/ 201635075004 / Analysis of the Impact of the Severance of the


Diplomatic Relations of Qatar and Saudi Arabia / Faculty of Social and Political
Science, Jayabaya University / Jakarta / 2020 / 85 Pages / 14 buku / 5 Jurnal / 5
Scientific Work/ 37 Internet Articles

The purpose of this research is to analyze what’s the impact of the severance of the
diplomatic relations between Qatar and Saudi Arabia using diplomacy theory. This
study is a descriptive study using library research methods and Internet-based
methods.

Saudi Arabia severed diplomatic relations with Qatar in 5 June 2017 by accusing
Qatar of supporting terrorism groups, Saudi Arabia also blockaded land border,
seaports and airspace with Qatar. Not only that, the termination of diplomatic
relations by Saudi Arabia to Qatar was also followed by several countries in the
Gulf region, namely the United Arab Emirates, Egypt and Bahrain. Factors that
caused Saudi Arabia to break its dilomatic relations with Qatar were Qatar's
closeness to Iran, Aljazeera Media and Qatar's support for terrorist groups.
Termination of diplomatic relations has an impact on the economy of Qatar, but
Qatar managed to rise and stabilize the situation in his country.

Keywords: Qatar, Saudi Arabia, Diplomatic crisis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ii

TANDA PENGESAHAN UJIAN SIDANG iii

SURAT PERNYATAAN iv

HALAMAN MOTTO v

HALAMAN PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR...............................................................................................vii

ABSTRAK x

ABSTRACT xi

DAFTAR ISI xii

HALAMAN PERSEMBAHAN

BAB I – PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1


B. Perumusan Masalah 6
C. Pembatasan Masalah 6
D. Tujuan Penelitian 7
E. Kerangka Teori 7
F. Kerangka Pemikiran 13
G. Definisi Konseptual 13
H. Metode Penelitian 14
I. Sistematika Penulisan 16

iv
BAB II – KONSTELASI POLITIK INTERNASIONAL TIMUR TENGAH

A. Gambaran Politik Internasional Timur Tengah 18


B. Arab Spring 23

BAB III – HUBUNGAN DIPLOMATIK QATAR DAN ARAB SAUDI

A. Tinjauan umum Qatar 29


B. Tinjauan umum Arab Saudi 33
C. Politik Luar Negeri Qatar 37
D. Politik Luar Negeri Arab Saudi 39
E. Dinamika Hubungan Diplomatik Qatar dan Arab Saudi 42

BAB IV – ANALISIS KRISIS DIPLOMATIK QATAR DAN ARAB SAUDI

A. Faktor - faktor Penyebab Terjadinya Krisis Diplomatik Qatar dan Arab


Saudi .51
1. Pelanggaran Riyadh Agreement 51
2. Peretasan Terhadap Akun Qatar News Agency 54
3. Media Al Jazeera 55
4. Dukungan Qatar Terhadap Kelompok Teroris 58
5. Kedekatan Qatar Dengan Iran 60
B. Dampak dari Pemutusan Hubungan Diplomatik Saudi Terhadap Qatar 62
C. Upaya Pemulihan Hubungan Kedua Negara 66

BAB V – PENUTUP

A. Kesimpulan 71
B. Saran 73

DAFTAR PUSTAKA 74

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 81

LAMPIRAN 82

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara mengenai Hubungan internasional, pasti tidak lepas dari

berbicara tentang kegiatan diplomasi. Hubungan diplomasi adalah suatu seni yang

mengedepankan kepentingan suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain

yang dalam prakteknya, hubungan diplomatik tidak sepenuhnya selalu berjalan

dengan lancar, perbedaan kepentingan dan kebijakan antara kedua negara atau

beberapa negara bisa menyebabkan terjadinya krisis hubungan diplomatik

bahkan berujung dengan pemutusan hubungan diplomatik, Hal ini mungkin saja

terjadi dikarenakan terdapat perubahan perkembangan dari kondisi perpolitikan

internasional.

Sebagai akibat dari pemutusan hubungan diplomatik, maka kedua belah pihak

menutup kedutaan dan memanggil kembali dutanya ke negara masing-

masing. Hal lain yang menyebabkan berakhirnya hubungan diplomatik

antar negara adalah karena pecahnya perang antara negara-negara tersebut.

Akan tetapi, terdapat juga negara-negara yang memutuskan hubungan

diplomatik secara sepihak, yang dapat disebabkan karena adanya protes atau

ketidaksetujuan terhadap tindakan illegal dari negara pengirim. Biasanya


tindakan tersebut sebagai tindakan yang melanggar hukum nasional negara

penerima.0

Dalam studi Hubungan Internasional putusnya hubungan bilateral pada

dasarnya mungkin saja terjadi, keputusan ini biasanya digunakan sebagai opsi

terakhir dari permasalahan. Pemutusan hubungan diplomatik antar negara itu

salah satunya yang terjadi antara Arab Saudi dan Qatar. Awalnya Arab Saudi

memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar tepatnya pada tanggal 5 Juni

2017 kemudian diikuti oleh beberapa negara tetangga yang secara tiba-tiba

memutuskan hubungan diplomatik  dengan  Qatar. Negara-negara ini yaitu Uni

Emirat Arab, Bahrain, Mesir,dan Yaman.

Saudi Arabia membuat pengumuman melalui Saudi Press Agency (SPA)

yang dikelola oleh pemerintah pada Senin pagi, mengatakan pihaknya mengambil

tindakan yang disebut Perlindungan Keamanan Nasional. Kantor berita itu

mengeluarkan pernyataan yang menuduh Qatar menyembunyikan banyak

kelompok teroris dan sektarian yang bertujuan menciptakan ketidakstabilan di

kawasan. Qatar juga melanggar Riyadh Agreement yang merupakan perjanjian

rahasia pada November 2013 antara Qatar dan Saudi yang di mediasi oleh Kuwait,

serta pada 16 November 2014 bersama negara-negara Teluk lain yaitu

ditandatangani oleh Raja Bahrain, Putra Mahkota Abu Dhabi dan Perdana Menteri

UEA.

0
Adwani, “Akibat Pemutusan Hubungan Diplomatik Terhadap Perjanjian Multilateral Para Pihak”
dalam Jurnal Hukum Samudra Keadilan, Vol.10 No.2 (2015). h.161-162

2
Pemutusan hubungan tersebut termasuk penarikan duta besar, memberlakukan

larangan perdagangan dan perjalanan, serta disusul dengan blokade wilayah darat,

laut, dan udara terhadap Qatar,0 dan mendesak negara-negara tetangga dan

perusahaan untuk melakukan hal yang sama. Semua kecuali Mesir, yang memiliki

kurang lebih 250.000 orang bekerja di sana, memerintahkan warganya untuk

meninggalkan Qatar.0

Saudi dan ketiga negara Teluk memberi waktu bagi pengunjung dan

penduduk Qatar selama dua minggu untuk meninggalkan negara mereka, serta 48

jam bagi para diplomat Qatar untuk segera meninggalkan negara mereka dan

kembali ke Qatar. Selain itu, maskapai penerbangan Qatar, Qatar Airways tidak

akan diterima di bandara negara-negara Teluk.0 Sebaliknya, maskapai dari negara-

negara Teluk juga dilarang melakukan perjalanan dengan rute transit atau menuju

ke Qatar. Langkah itu menciptakan krisis langsung bagi Qatar, yang satu-satunya

berbatasan darat dengan Arab Saudi dan yang mengimpor sekitar 40 persen

makanannya dari Saudi, di mana sangat bergantung pasokan makanan, buah dan

sayur-sayuran. Alhasil, mereka menyerbu pasar swalayan untuk memastikan stok

kebutuhan makanan terpenuhi selama beberapa hari kedepan.

0
The Embassy of the Kingdom of Saudi Arabia, “Kingdom of Saudi Arabia Cut Off Diplomatic
and Consular Relations With The State of Qatar”, dalam : https://www.saudiembassy.net/ news/
kingdom-saudi-arabia-cuts-diplomatic-and-consular-relations-state-qatar [Diakses: 25 Oktober 2019]
0
Anne Barnard,David D.Kirkpatrick ”5 Arab Nations Move to Isolate Qatar, Putting the U.S in a
Bind”, dalam https://www.nytimes.com/2017/06/05/world/middleeast/qatar-saudi-arabia-egypt-
bahrain-united-arab-emirates.html [Diakses : 25 Oktober 2019]
0
Negara-negara Teluk adalah tujuh negara arab yang berbatasa dengan Teluk Persia, yakni
Kuwait, Bahrain, Irak, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

3
Pemerintah Arab Saudi bergerak cepat dengan menutup stasiun televisi Al

Jazeera yang didanai oleh Pemerintah Qatar. Bahkan, izin operasionalnya pun

dicabut. Saudi menuding Al Jazeera sebagai media yang telah mempromosikan

kelompok teroris dan mendukung kelompok pemberontak di Yaman.0

Dua negara anggota Dewan Kerja sama Teluk,  Oman dan  Kuwait tidak

mendukung maupun tidak memihak, melainkan menjadi mediator dalam

pertikaian tersebut, di mana Kuwait berusaha melakukan mediasi perundingan

antara Qatar dan Arab Saudi untuk meredakan ketegangan. 0 Penguasa Kuwait

memainkan peran penting dalam krisis serupa tahun 2014, yang pada akhirnya

menyelesaikan sengketa antara Qatar dan para tetangganya.

Jika dilihat dari fakta sejarahnya, hubungan antara Qatar dengan negara-

negara Teluk lainnya berjalan dengan baik dan damai. Namun, pada saat

kepemimpinan Sheikh Hammad bin Khalifa Al Thani pada tahun 1995, hubungan

antara Qatar dengan Negara-Negara Teluk mengalami gejolak. Banyak kebijakan

luar negeri Qatar yang bertentangan dengan Arab Saudi dan Negara-Negara Teluk

lainnya. Memanasnya hubungan Arab Saudi dengan Qatar muncul sejak terjadinya

Arab Spring pada tahun 2011.0 Dikabarkan juga yang membuat situasi semakin

0
Santi Dewi “Semua yang perlu kamu ketahui mengenai pemutusan hubungan diplomatik Qatar”,
dalam https://www.rappler.com/indonesia/data-dan-fakta/172162-semua-hal-pemutusan-hubungan-
diplomatik-qatar [Diakses : 17 November 2019]
0
Karen DeYoung ,Kareem Fahim and Sudarsan Raghavan “Trump jumps into worsening dispute
between Qatar and powerful Arab block”, dalam https://www.washingtonpost.com/world/turkey-and-
kuwait-move-to-mediate-middle-east-rift-over-qa[tar/2017/06/06/3fc3b070-4a8a-11e7-a186-
60c031eab644_story.html?noredirect=on The Washington Post [Diakses : 5 September 2019]
0
Ana Echague, Qatar: The Opportunis, Geopolitics and Democracy in The Middle East,ed.
Kristina Kauch et al, (Madrid,Spain: Fride Publisher 2015),h. 63

4
memanas ialah keemburuan Negara-negara Teluk terutama Arab Saudi dan Uni

Emirat Arab karena Qatar negara kecil tetapi akan menjadi tuan rumah tunggal bagi

penyelenggaraan Piala Dunia 2022.0

Sudah lebih dari dua tahun krisis ini berlangsung tetapi tidak juga

menunjukkan sedikit tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat. Pada

pertemuan KTT Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang ke-40 pada tanggal 10

Desember 2019 di Riyadh, Arab Saudi. Arab Saudi mengundang Emir Qatar

Syeikh Tamim bin Hammad Al-Thani tetapi Syeikh Tamim tidak menghadirinya.

Seperti yang di lansir oleh Qatar News Agency di Twitterya pada Syeikh Tamim

memerintahkan Perdana Menteri Qatar Abdullah bin Naser bin Khalifa Al-Thani

untuk memimpin delegasi ke Riyadh.

Ketidakhadiran Emir Qatar pada pertemuan KTT Dewan Kerja Sama Teluk

(GCC) yang ke-40 memperkecil kemungkinan rekonsiliasi antara Qatar dan negara

tetangga yang terlibat konflik. Para analis memperkirakan proses negosiasi untuk

menagkhiri keretakan hubungan diplomasi antara Qatar dan beberapa negara Teluk

akan terus berlanjut. Menurut menteri luar negeri Qatar Mohammed bin

Abdulrahman Al Thani mengatakan bahwa terlalu dini untuk membicarakan

kemajuan antara dengan Arab Saudi atas blokade itu tetapi membuka saluran

komunikasi anatara Doha dan Riyadh adalah langkah maju, 0 membutuhkan waktu

0
BBC, ‫ فما السبب؟‬... ‫ الفيفا تتراجع عن خطة زيادة عدد المشاركين‬:‫كأس العالم في قطر‬
, https://www.bbc.com/arabic/trending-48379110
0
Budi Raharjo, “Emir Qatar Absen di KTT Teluk di Riyadh” dalam: https://internasional.
republika.co.id/berita/q2bv2o415/emir-qatar-absen-di-ktt-teluk-di-riyadh [Diakses: 26 Desember
2019]

5
untuk membangun kembali kepercayaan antara Qatar dan tetangga-tetangganya

Teluk setelah dua setengah tahun berkonflik 0 Pemutusan hubungan diplomatik

antara Qatar dengan negara-negara Arab membuat GCC terpecah kedalam tiga

blok. Arab Saudi, Bahrain, UEA adalah blok anti Iran, Kuwait dan Oman netral,

sedangkan Qatar berpihak pada Iran.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka yang menjadi

pokok pembahasahasan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana dampak

pemutusan hubungan diplomatik secara sepihak oleh Arab Saudi terhadap

Qatar?”

C. Pembatasan Masalah

Penulisan karya ilmiah ini difokuskan pada dampak dari pemutusan

hubungan diplomatik antara Qatar dan Arab Saudi dengan Jangkauan dalam

melakukan penelitian ini menekankan pada pembatasan waktu , batasan waktunya

sejak pemutusan hubungan diplomatik antara Qatar dan Arab Saudi yaitu 5 Juni

2017 sampai dengan Desember 2019.

0
Al-Jazeera and News Agencies “Qatar FM: ‘Too early to talk about real progress with Saudi’ “
dalam:https://www.aljazeera.com/news/2019/12/qatar-fm-early-talk-real-progress-saudi-19121606
0536330.html [Diakses: 26 Desember 2019]

6
D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mendeskripsikan apa

dampak pemutusan diplomatik secara sepihak oleh Arab Saudi terhadap Qatar.

Kegunaan penelitian ini dilakukan sebagai prasyarat kelulusan dalam

mencapai syarat kelulusan di Program Jurusan Hubungan Internasional di Universitas

Jayabaya. Penulisan ini juga diharapkan dapat menambah wawasan, baik bagi

penulis pribadi maupun juga para pembaca.

E. Kerangka Teori

Sebagai penunjang dari penelitian ini, maka penulis akan memaparkan

teori-teori para ahli yang berhubungan dengan tema, judul dan masalah yang

dibahas dalam tulisan dan objek penelitian ini. Teori-teori ini dijadikan sebagai

landasan pemikiran bagi penulis dalam menulis penelitian ini. Adapun teori-teori

yang digunakan merupakan teori-teori yang berkait dengan permasalahan dalam

Hubungan Internasional, teori yang digunakan penulis sebagai pedoman yaitu “Teori

Diplomasi”.

Diplomasi didefinisikan sebagai keterampilan dalam berhubungan dengan

orang lain tanpa menyebabkan perasaan buruk, atau seni (art) berurusan dengan

orang-orang dengan cara yang sensitif dan efektif, atau ilmu (Science) melakukan

negosiasi dengan pihak lain.0

0
Umar S Bakry, Dasar-Dasar Hubungan Internasional (Depok: Kencana 1999 ), h.159.

7
Menurut Brownlie, diplomasi merupakan setiap cara yang diambil untuk

mengadakan dan membina hubungan dan berkomunikasi satu sama lain, atau

melaksanakan transaksi politik maupun hukum yang dalam setiap hal dilakukan

melalui wakil-wakilnya yang mendapat otorisasi. Diplomasi pada hakikatnya juga

merupakan negosiasi dan hubungan antarnegara yang dilakukan oleh pejabat-

pejabat pemerintah, untuk itu diperlukan suatu seni dan kemampuan serta

kepandaian untuk mempengaruhi seseorang sehingga dapat tercapai tujuannya.

Kemampuan untuk berunding itu haus dilakukan secara maksimal pula dalam

suatu sistem politik dimana suatu perang mungkin bisa saja terjadi.

Dari batasan-batasan tersebut diatas, kiranya dapat dilihat pendapat

Barstone yang menyatakan bahwa diplomasi itu menyangkut pengelolaan dari

hubungan antarnegara termasuk hubungan negara-negara dengan pelaku-pelaku

lainnya. Dari aspek diplomasinya,, maka diplomasi itu juga menyangkut pemberian

saran, penentuan serta pelaksanaan politik luar negeri.0

Hakekat diplomasi adalah kegiatan komunikasi diantara para diplomat

yang mewakili negaranya masing-masing, dimana pada umumnya kegiatan itu

dilakukan untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya masing-masing.

Sasaran dari diplomasi adalah untuk mencapai suatu kesepakatan dalam rangka

mengatasi perbedaan pendapat antara dua negara atau lebih. Kesepakatan yang

ingin dicapai itu bisa berupa kerjasama ekonomi, alih teknologi,masalah klaim

0
Sumaryo Suryokusumo, Praktik Diplomasi (Jakarta:BP Iblam,2004), h.11

8
territorial, penyelesaian sengketa, perebutan jabatan kepemimpinan dalam badan-

badan dunia, dan sebagainya.0

Banyak textbook HI menyebut bahwa asal-usul diplomasi yang

terorganisasi (organized diplomacy) bermula dari Kongres Wina 1815. Dalam

kongres ini diantaranya disepakati berbagai prosedur, regulasi, dan representasi

yang berkenaan dengan diplomasi antarnegara.0

Seperti yang saya singgung di latar belakang dalam prakteknya, hubungan

diplomatik tidak sepenuhnya selalu berjalan dengan lancar. Perbedaan kepentingan

dan kebijakan antara kedua negara atau beberapa negara bisa menyebabkan

terjadinya pemutusan hubungan diplomatik. Menurut Mu’in ada beberapa faktor

atau alasan mengapa suatu negara memutuskan hubungan diplomatiknya, yaitu :

1. Bila terjadi perang antara kedua negara

2. Adanya kasus sengketa antara kedua negara yang sudah begitu rupa

sehingga tindakan apapun yang diambil seperti pengusiran diplomat atau

pemanggilan kepala perwakilan tidak cukup,

3. Adanya kebijakan suatu negara yang sangat bertentangan dengan posisi

negara lain atau kegiatan yang tidak wajar dari personel diplomatik.0

Konvensi Wina 1961 mengenai Hubungan Diplomatik:

Pasal 9 ( Persona Non-grata)


0
Umar S Bakry, Pengantar Hubungan Internasional, (Jakarta: Jayabaya Press:1999), h.130
0
Umar S Bakry, Dasar-Dasar Hubungan Internasional, h.160
0
Mohm. Mu’in, Perjuangan Diplomasi dan Politik Luar Negeri (Jakarta : Pustaka Azzam,1982),
h.13

9
1. Negara penerima dapat setiap saat dan tanpa harus memberikan penjelasan

atas keputusannya, dapat memberitahukan kepada negara pengirim bahwa

perwakilan atau salah seorang anggota staf diplomatik dari perwakilannya

adalah persona non grata atau bahwa salah seorang anggota staf diplomatik

dari perwakilan tersebut tidak dapat diterima baik. Dalam keadaan

demikian, Negara pengirim, sepatutnya, harus memanggil kembali orang

yang bersangkutan atau mengakhiri tugasnya pada perwakilan. Seseorang

dapat dinyatakan persona non grata atau tidak dapat diterima baik sebelum

tiba di wilayah negara penerima.

2. Jikalau Negara pengirim menolak atau tidak mampu dalam jangka waktu

yang pantas untuk melaksanakan kewajibannya tersebut berdasarkan ayat

(1) dari pasal ini, Negara penerima dapat menolak untuk mengakui orang

yang bersangkutan sebagai anggota Perwakilan.0

Sesuai praktik yang sudah lama berlaku, pemerintah negara penerima dapat

menyatakan seorang diplomat persona non grata dan sebagai akibatnya diplomat

tersebut harus meninggalkan negara akreditasinya. Pernyataan persona non-grata

dikeluarkan oleh negara setempat bila keberadaan seorang diplomat tidak bisa lagi

ditolelir sebagai akkibat dari sikap atau perbuatannya tidak bisa diterima. Tindakan

persona non-grata ini biasanya dilakukan terhadap diplomat yang terbukti

melakukan kegiatan spionasae, melindungi agen-agen rahasia asing dan membiarkan

mereka melakukan keiatan-kegiatan dengan menggunakan fasilitas perwakilan,

melindungi orang-orang yang dikenakan hukuman, mencampuri urusan dalam


0
Sumaryo Suryokusumo,op.cit, h.275

10
negeri negara penerima, melakukan penyelundupan atau membuat pernyataan-

pernyataan yang merugikan negara setempat.0

Pasal 43 (Berakhirnya misi diplomatik)

1. Adanya pemberitahuan oleh Negara pengirim kepada Negara penerima

bahwa fungsi agen diplomatik itu telah berakhir,

2. Adanya pemberitahuan oleh Negara penerima kepada Negara pengirim

bahwa, berdasarkan pada ayat 2 pasal 9, telah menolak mengakui agen

diplomatik sebagai anggota misi.0

Ada kategori lainnya yang dapat menyebabkan berakhirnya fungsi tersebut:

1. Putusnya hubungan diplomatik. Bila terjadi pemutusan hubungan diplomatik

biasanya negara pengirim menarik anggota staf perwakilannya di negara

penerima. Seperti juga dengan pembukaan, pemutusan hubungan diplomatik

merupakan discretionary act suatu negara. Pemutusan hubungan diplomatik ini

merupakan keputusan unilateral suatu negara yang menutup perwakilan

diplomatiknya dengan meminta agar negara lain juga melakukan hal yang sama

atas dasar prinsip resiproritas.0

2. Hilangnya negara pengirim atau negara penerima. Keadaan ini terjadi sebagai

akibat penggabungan dua negara atau aneksasi oleh negara lain. Sebagai

akibatnya kepala-kepala perwakilan harus memperoleh surat-surat kepercayaan

yang baru dari kepala negara mereka agar dapat meneruskan tugas-tugasnya.
0
Boer Mauna, Hukum Internasional, (Bandung: P.T. Alumni, 2005), h.533-534
0
ibid., h.538-539
0
ibid., h.539

11
Anggota-anggota perwakilan lainnya harus dianggap telah mengakhiri fungsinya

dan kemudian meneruskan kegiatan-kegiatannya melalui penunjukan yang baru

dari negara pengirim yang diberikan secara jelas atau diam-diam.0

Menurut Starke yang dikutip dalam Syahmin AK, menyebutkan bahwa

berakhirnya misi diplomatik disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

1. Pemanggilan kembali wakil itu oleh negaranya. Surat panggilan itu wajib

disampaikan kepada Kepala negara atau Menteri Luar Negeri dan wakil

yang bersangkutan kemudian diberikan “letter de recrance” yang

menyetujui pemanggilannya, seringkali pemanggilan itu berarti hubungan

kedua negara memburuk.

2. Permintaan negara penerima agar wakil yang bersangkutan dipanggil

kembali, ini juga berarti hubungan kedua negara sedemikian tegangnya

3. Penyerahan paspor kepada wakil dan staf serta para keluarganya pada

saat perang pecah antara kedua negara

4. Selesainya tugas misi, dan

5. Berakhirnya surat-surat kepercayaan yang diberikan untuk jangka waktu

yang sudah ditetapkan.0

F. Kerangka Pemikiran

Politik Luar Negeri Qatar

0 -Dukungan Qatar terhadap Kelompok Terroris


ibid., h.541
0
Syahmin AK, Hukum Diplomatik Suatu Pengantar, (Armico,1988), h.63-64
-Keharmonisan Qatar dengan Iran
12
-Media Aljazeera

-Pelanggaran Riyadh Agreement


Pemutusan Hubungan Diplomatik Saudi terhadap Qatar

Krisis Hubungan Diplomatik Qatar dan Arab Saudi

G. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel

yang dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga akan memudahkan dalam

mengoperasionalkannya di lapangan. Untuk memahami dan memudahkan dalam

menafsirkan banyak teori yang ada dalam penelitian ini, maka akan ditentukan

beberapa definisi konseptual yang berhubungan dengan yang akan diteliti, antara lain:

 Hubungan Bilateral

Hubungan Bilateral adalah Hubungan yang melibatkan dua pihak. Biasanya

digunakan untuk menyebut hubungan yang melibatkan hanya dua negrara, khususnya

suatu hubungan politik,budaya dan ekonomi antara dua negara.0

 Gulf Cooperation Council (GCC)

0
Wikipedia, “Hubungan Bilateral” https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hubungan_bilateral [Diakses:
19 Oktober 2019]

13
GCC atau Dewan Kerjasama untuk Negara Arab di Teluk ada ah aliansi

politik dan ekonomi enam negara di semenanjung Arab : Saudi Arabia, Oman, Qatar,

Kuwait, Bahrain, Uni Arab Emirat.

 Intervensi

Intervensi adalah sebuah istilah dalam dunia politik dimana ada negara yang

mencampuri urusan negara lain..

H. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk

menggambarkan secara tepat (apa adanya) sifat-sifat suatu keadaan atau gejala,

atau untuk menentukan frekuensi/penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya

hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lain. Karena tujuan penelitian

menggambarkan sesuatu. 0

b. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya

dengan menyebarkan angket (questioner), wawancara (Interview), pengamatan

langsung (Participant), dokumentasi (Documentation), Kepustakaan (Library

research) atau Survey.

0
Umar Suryadi Bakry,. Pedoman Skripsi Hubungan Internasional, (Yogyakarta: Deepublish,
2016),h. 25.

14
Dalam memperoleh data pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan

metode penelitain kepustakaan (Library Reasearch) Metode ini dilakukan dengan

cara-cara mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh dari buku-buku, jurnal-

jurnal, surat kabar, serta laporan-laporan yang berhubungan dengan permasalahan

yang sedang diteliti oleh penulis. Selain itu, penulis juga menggunakan metode

penelitian metode berbasis Internet, metode ini merupakan salah satu metode yang

digunakan Peneliti dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang diinginkan

hanya dengan melakukan browsing di internet. Metode ini merupakan salah satu

metode yang memudahkan peneliti dalam meneliti suatu kasus yang diangkat. dalam

penelitian ini dengan mengakses data–data yang diperlukan dari internet sehingga

peneliti tentu dapat memanfaatkan berbagai kemungkinan penelitian yang

ditawarkan oleh internet. Situs dan laman web merupakan sumber data potensial dan

dapat dianggap sebagai bahan potensial baik untuk analisis isi dalam penelitian

kuantitatif maupun kualitatif.0 Dari sumber-sumber tersebut kemudian

dikumpulkan dan dibaca oleh penulis lalu diolah, dianalisa dan dikaji kembali agar

bisa menjadi acuan penulisan yang baik dalam penelitian ini.

c. Metode Analisis Data

Metode analisis data penulis dalam penulisan kali ini menggunakan data yang

bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif dapat didefinisikan sebagai teknik penelitian

yang intuitif dan sistematis untuk membantu peneliti menghasilkan pengetahuan

dengan cara yang efisien dan koheren.0 Penelitian kualitatif bertujuan untuk

0
Umar Suryadi Bakry, Metode Penelitian Hubungan Internasional (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2016), h. 176.
0
Ibid, h. 62

15
meningkatkan pemahaman kita tentang fenomena, aktifitas-aktifitas, dan proses-

proses social. Penelitain ini berfokus pada makna (meanings) dan pemahaman

(understanding) daripada kuantifikasi.

I. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulisan dibuat dengan tujuan untuk

memudahkan penulis dalam memperoleh gambaran mengenai inti dari

permasalahan dan isi dari skripsi ini. Adapun sistematika penulisannya ialah sebagai

berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan dan pengantar dari keseluruhan isi penelitian

yang meliputi: Latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka teori, kerangka analisis, hipotesis,

definisi konseptual, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II. KONSTELASI POLITIK INTERNASIONAL TIMUR TENGAH

Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai konstelasi politik

internasional yang ada di Timur Tengah serta penjelasan mengenai Arab spring.

BAB III. HUBUNGAN DIPLOMATIK QATAR DAN ARAB SAUDI

Pada bab ini penulis akan membahas tentang Sejarah Hubungan Diplomatik

antara Qatar dengan Arab Saudi.

BAB IV. ANALISIS KRISIS DIPLOMATIK QATAR DAN ARAB SAUDI

16
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang analisis dari krisis diplomatik

antara Qatar dan Arab Saudi, Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi terjadinya

krisis diplomatik, Dampak terjadinya krisis diplomatik serta Upaya pemulihan dari

kedua negara.

BAB V. PENUTUP

Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesimpulan dan saran yang

merupakan penutup mengenai hasil pembahasan singkat dari apa yang telah ditulis

sebelumnya.

17
BAB II

KONSTELASI POLITIK TIMUR TENGAH

A. Gambaran Politik Internasional Timur Tengah

Timur Tengah adalah sebuah wilayah yang secara politis dan budaya

merupakan  bagian dari benua Asia, atau Afrika-Eurasia. Pusat dari wilayah ini

adalah daratan diantara Laut Mediterania dan Teluk Persia serta wilayah yang

memanjang dari Anatolia, Jazirah Arab dan Semenanjung Sinai. Kadang kala

disebutkan juga area tersebut meliputi wilayah dari Afrika Utara di sebelah barat

sampai dengan Pakistan di sebelah timur dan Kaukasus dan atau Asia Tengah di

sebelah utara. 0

Media dan beberapa organisasi internasional (seperti PBB) umumnya

menganggap wilayah Timur Tengah adalah wilayah Asia Barat Daya

(termasuk  Siprus dan Iran) ditambah dengan Mesir. Wilayah tersebut mencakup

beberapa kelompok suku dan budaya termasuk suku Iran, suku Arab, suku Yunani,

suku Yahudi, suku Berber, suku Assyria, suku Kurdi dan suku Turki. Bahasa utama

yaitu: bahasa Arab, bahasa Persia,  bahasa Ibrani,  bahasa Assyria, bahasa Kurdi

dan bahasa Turki. Kebanyakan sastra barat mendefinisikan "Timur Tengah" sebagai

negara-negara di Asia Barat Daya, dari Iran (Persia) ke Mesir. Mesir dengan

semenanjung Sinainya yang berada di Asia umumnya dianggap sebagai bagian dari

0
Agus N. Cahyo, Tokoh-Tokoh Timur Tengah yang Diam-Diam Jadi Antek Amerika dan
Sekutunya, (Yogyakarta: DIVA Press,2011), h.20
Timur Tengah, walaupun sebagian besar wilayah negara itu secara geografi berada

di Afrika Utara.0

 Sejak pertengahan abad ke-20, Timur Tengah telah menjadi pusat

terjadinya  peristiwa-peristiwa  dunia,  dan  menjadi  wilayah  yang  sangat

sensitif, baik dari segi kestrategisan lokasi, politik, ekonomi, kebudayaan dan

keagamaan. Meski demikian, beberapa pakar telah mengkritik penggunaan istilah

Timur Tengah ini. Dengan batas wilayah dan pengamatan dari sisi yang berbeda-

beda, maka memang menghasilkan penyebutan yang berbeda-beda pada kawasan

ini. Wilayah ini terletak di bagian Timur Eropa barat, bagi India ia terletak di bagian

barat, bagi Russia ia terletak di bagian selatan. Penggunaan kata “Tengah” ini juga

menyebabkan kebingungan bagi sebagian orang. Timur Tengah mempunyai

cadangan minyak mentah dalam jumlah besar dan merupakan tempat kelahiran

dan pusat spiritual agama-agama samawi Yahudi, Kristen dan Islam. 0

Terminologi Timur Tengah tidak serta merta muncul dengan sendirinya

dalam kancah perpolitikan global, namun ada latar belakang tersendiri mengapa

istilah Timur Tengah ini dimunculkan. Selain karena kawasan tersebut memiliki

cadangan minyak terbanyak di dunia, Timur Tengah juga menarik secara sejarah,

politik, agama maupun budayanya. Dengan pertimbangan beberapa aspek itulah

sehingga banyak negara-negara Eropa Amerika Serikat kemudian menjadikan

maupun yang kawasan Timur Tengah sebagai ajang berkonspirasi.

0
ibid., h. 21
0
H.Yudhi Indrajati, Hubungan Internasional di Timur Tengah, dalam: https://www.academia.edu/
9818167/Hubungan_Internasional_di_Timur_Tengah [Diakses : 29 November 2019]

19
Pengenalan tentang kawasan Timur Tengah juga meminta cakrawala untuk

menambah pengetahuan dan pengantar sebelum pengaduan berbagai kepentingan

dan konspirasi yang terjadi di wilayah ini.  Dapat kita bicarakan, kawasan Timur

Tengah merupakan wilayah yang rentan akan konflik. Kawasan tersebut merupakan

medan tempur yang sewaktu-waktu dapat meledak.  Dari mulai konflik antar suku,

antarnegara, hingga pada konflik klasik antara Israel- Palestina yang sampai

sekarang masih membara.0

Secara umum wilayah Timur Tengah merupakan tempat lahir dan

berkembangnya kebudayaan kuno, disana pula lahir kebudayaan Islam yang mulai

dibangun oleh nabi Muhammad saw pada abad VII. Pada puncak kemajuannya,

peradaban Islam menunjukkan vitalitas yang tinggi yang tidak mungkin disejajarkan

dengan peradaban lain kontemporer. Superioritas peradaban Islam telah berhasil

menyerap unsur-unsur peradaban lainnya dan mengintegrasikannya ke dalam

peradaban baru yang membuat bangsa-bangsa lain memandangnya dengan penuh

respek. Namun demikian, telah terjadi banyak perubahan keseimbangan pada abad-

abad modern, di mana keunggulan militer, ekonomi dan intelektual Barat

menyebabkan bangsa-bangsa di Timur Tengah menjadi pengikut peradaban baru

itu. Berbaliknya arus pengaruh itu tampaknya tak terelakkan, lebih-lebih ketika

kekuatan politik Barat melakukan intervensi dalam kebijakan yang diambil oleh

para penguasa negara-negara Timur Tengah.0

0
Agus N. Cahyo, op. cit., h. 17-18
0
Wiliam L. Cleveland and Martin Bunton, A History of the Modern Middle East, (Boulder:
Westview Press,1994),h.161

20
Timur Tengah merupakan "wilayah panas" yang seolah senantiasa dilanda

konflik yang tak kunjung padam. Menurut George Lenczowski dalam tulisannya

The Middle East in World Affairs", proses politik yang berlangsung di Timur Tengah

tidak berdasarkan pada konsep demokrasi terbuka. Kehidupan politik di sana

sering kali "bersifat komplotan" antara sejumlah negara Barat dengan kekuatan

politik lokal. Bahkan, istilah Timur Tengah itu sendiri mungkin saja disebut

sebagai istilah yang lahir dari hasil persekongkolan. 0

Muatan politik dalam penamaan geografis ini ternyata masih terus berlanjut

bahkan setelah era kolonilalisme berakhir. Yang populer tentu saja pemisahan

Timur dan Barat yang dibingkai dalam dua ideologi besar yang saling berseteru:

sosialisme vs kapitalisme. Demikian pula, ada istilah Utara dan Selatan yang

mungkin merupakan pengembangan di Timur dan Barat. Kini, Utara-Selatan

tasikan negara berkembang dan maju yang saling bergandengan atau suatu bentuk

kolonialisme gaya baru oleh mereka yang antiglobalisasi.

Inilah sebabnya mengapa wilayah ini seolah tidak pemah sepi didera

konflik dan perselisihan. Nuansa konspirasi global begitu kental, terbukti dengan

perubahasan geopolitik revolusioner yang marak terjadi kawasan Timur Tengah.

Seperti kita lihat di media massa, telah terjadi gejolak kehidupan politik dalam

negeri, ekonomi, struktur masyarakat, dan hubungan internasional di negara-negara

Timur Tengah. Rangkaian proses demokratisasi yang di Eropa dan di negara-

negara Barat umumnya berlangsung terjadi selama ratusan tahun seolah hanya ter-

0
Agus N. Cahyo, op. cit., h. 29

21
jadi dalam waktu beberapa bulan atau tahun saja di Timur Tengah. Di beberapa

negara Arab, modernitas begitu mencolok sementara di negara tetangganya, nilai-

nilai tradisional dalam kesukuan masih begitu dipegang teguh. Ada pihak-pihak

yang ingin melestarikan nilai-nilai konservatif, sementara pihak yang mengusung

perubahan dan modernitas pun tidak kalah banyak jumlahnya. Inilah salah satu

sebab yang menjadikan kawasan ini seolah tidak pernah sepi dari konflik. 0

Sumber konflik yang lain mungkin adalah mulai hangkitanya paham

sekularisme. Bahkan di kawasan Timur Tengah yang terkenal sangat konservatif

pun, paham sekularisme bisa merasuk sedemikian dalam pada sendi-sendi

kehidupan bernegara. Paham inilah yang diduga menjadi penyebab kemerosotan

moral banyak pemimpin negeri-negeri Arab. Seakan itu belum cukup, kawasan

Arab tidak sepenuhnya pernah mau bersatu sebagai suatu kekuatan yang satu.

Kuatnya ikatan kesukuan, sulitnya mencari figur yang bisa dijadikan pemimpin,

besarnya ego para pemimpin negara-negara Arab, perbedaan aliran dan kredo dalam

penerapan ajaran agama (khususnya antara Sunni dan Syiah), serta adanya campur

tangan dari pihak-pihak asing, khususnya negara-negara Barat-yang berkepentingan

demi menjaga kelancaran pasokan minyak ke negara mereka masing-masing-semakin

menambah rumit upaya persatuan bangsa Arab.0

0
ibid., h.30-31
0
ibid.

22
B. Arab Spring

Arab Spring atau Musim Semi Arab merupakan gelombang revolusi unjuk

rasa dan protes yang terjadi di dunia Arab dan Afrika Utara. Istilah kata “Spring”

mengacu kepada spring time of nation yang merupakan gerakan revolusi yang

melanda Eropa pada tahun 1848 dengan bertujuan untuk menumbangkan monarki

di Eropa.

Pada penghujung 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara dan

Timur Tengah mengalami pergolakan politik. Peristiwa ini berawal dari protes

pertama yang terjadi di Tunisia yaitu aksi bakar diri “Self Immulation” seorang

pemuda Mohammed Bouazizi sebagai bentuk ekspresi keputusasaan yang tidak

menemukan jalan keluar atas kondisi ekonomi yang dihadapinya. Sejak aksi

bakar diri Mohammed Bouazizi di Zidi Bouzid memicu demonstrasi yang

mengarah pada tuntutan pengunduran diri Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben

Ali.

Mohammed Bouazizi dalam protes atas korupsi tanggal 18 Desember

2010. Awalnya Mohamed Bouazizi hanyalah pemuda Tunisia berusia 26 tahun,

berdagang buah untuk menyambung hidup. Penghasilan bulananya tidak lebih

dari 150 dolar per bulan atau sekitar 1,3 juta rupiah untuk mengidupi delapan

orang anggota keluarga. Bouazizi yang  tinggal di kota Zidi Bouzid ingin

meningkatkan usahanya dari berjualan di gerobak menjadi menjadi kendaraan

roda empat sejenis pick up. Keluarganya tidak mampu membayar uang sogok ke

23
tiga orang petugas pemda. Barang dagangan Bouazizi disita dan si penjual

dipentung petugas. Bouazizi frustasi, tanggal 17 Desember 2010 dia menyiram

dirinya dengan bensin dan menyalakan korek api. Si penjual buah mengalami

luka bakar hingga 90 persen, tanggal 5 Januari 2011, Bouazizi dinyatakan

meninggal. Tetapi hal tersebut menyulutkan negara-negara arab lain.0

Kabar kematian Bouazizi si penjual buah tersiar ke segala pelosok bumi

dan pengguna media social. Sejumlah aksi bakar diri telah terjadi juga di negara-

negara Arab lainnya. Di Aljazair, Mohsen Bouterfif membakar diri setelah

pertemuannya dengan walikota gagal dalam membantu dirinya menemukan

pekerjaan dan perumahan pada tanggal 13 Januari 2011. Ia kemudian meninggal

karena luka-lukanya. Di Mesirr, Abdou Abdel-Moneim Jaafar (49) pemilik sebuah

restoran melakukan aksi bakar diri di depan parlemen Mesir. Menyusul kemudian

aksi demonstrasi yang berujung pada bentrokan dengan aparat, sejumlah demonstran

tewas dan terluka, kerusuhan dan bentrokan antara anti-pemerintah dan pro-

pemerintah di masing-masing negara pun terjadi.

Kesuksesan rakyat Tunisia menumbangkan rezim penguasa mereka,

mengilhami rakyat Mesir untuk melakukan hal serupa mengingat mereka

memiliki persoalan yang sama yaitu pengangguran dan kemiskinan serta

kleptokrasi penguasa mereka dan akhirnya rakyat Mesir mengulang kesukesan

yang sama dengan Tunisia dan berhasil memaksa pengunduran diri Presiden Hosni

Mubarak.
0
Berita Satu, “Arab Spring Bermula Dri Penjual Buah” dalam https://www.beritasatu.com
/ekonomi/23030-arab-spring-bermula-dari-penjual-buah.html [Diakses : 1 Desember 2019]

24
Timbulnya pergolakan rakyat di semenanjung Timur Tengah dan Afrika

Utara begitu cepat dan hanya butuh pancingan untuk memancing amarah yang

telah terpendam sejak lama tersimpan dan siap diluapkan. Pada akhirnya terbukti,

api tersebut benar-benar membakar rakyat di kawasan Timur Tengah untuk

menumbangkan Rezim penguasa mereka 0, dalam gelombang revolusi yang dimulai

pada 18 Desember 2010 ini setidaknya sudah ada empat pemerintahan yang

berhasil digulingkan oleh para demonstran yaitu, pemerintahan Ben Ali di Tunisia,

pemerintahan Muammar Gaddafi di Libya, pemerintahan Husni Mubarak di

Mesir dan pemerintahan Ali Abdullah Saleh di Yaman, sedangkan di

beberkpanjangan seperti yang terjadi di Suriah dan juga Libya.0

Pergerakan massa ini di dukung oleh proses penyebaran informasi yang cepat

sebagai imbas dari globalisasi teknologi. Kekerasan an penindasan kepada kelompok-

kelompok masyarakat yang selama ini dilakukan rezim yang berkuasa, tidak lagi bisa

ditutup-tutupi. Dengan kata lain ada keterkaitan yang sangat kuat antara globalisasi

dan tuntutan mewujudkan tatanan yang lebih demokratis.

Transformasi di bidang informasi yang terjadi di Timur Tengah dalam tatanan

politik, menciptakan apa yang dikenal sebagai poltical community. Yaitu

sekumpulan manusia yang diantara anggotanya diikat kesamaan symbol, saling

bekerjasama untuk merealisasikan tujuan mereka. Komunitas ini berusaha untuk

0
Apriadi Tamburaka,S.IP. Revolusi Timur Tengah, (Yogyakarta: Penerbit NARASI, 2011), h.10-
11
0
Rahmat Haryama “Penjelasan Arab Spring dan Foreign Fighter Indonesia” dalam:
https://www.academia.edu/13397896/Penjelasan_Arab_Spring_dan_Foreign_Fighter_Indonesia
[Diakses : 1 Desember 2019]

25
mengatur diri mereka sendiri dengan pijakan aturan yang bebas sehingga teralienasi

aturan tersebut.0

Dengan kata lain, mereka berusaha untuk mendemokratisasikan kehidupan

politik mereka tanpa harus menunggu institusi formal dan sah yaitu negara.

Fenomena Arab Spring adalah gerakan massa yang memang menginginkan

diakuinya eksistensi pihak luar negara untuk lebih hidup bebas dan mendapatkan

apa yang menjadi haknya. Gerakan-gerakan islam yang menginginkan perubahan

politik seperti Ikhwanul Muslimin di Mesir, An-Nahda di Tunisia, Al-Ishlah di

Yaman, Hamas di Palestina, dan Hezbollah di Lebanon pertumbuhannya berada di

luar koridor negara.

Gerakan-gerakan tersebut memiliki disiplin organisasi yang mengikat

anggotanya yang bahkan institusi formal negara mengalami kesulitan untuk

mengkontrol. Ikhwanul Muslimin, sebagai contoh kendatipun organisasi ini

ditetapkan sebagai gerakan terlarang di Mesir sejak Gamal Abdul Naser berkuasa

tahun 1950an yang kemudian berlanjut pada masa Anwar Sadat dan Husni Mubarak,

namun pada kenyataannya ia tetap eksis hingga saat ini.0

Al-Jazeera sebagai sebuah media yang berada di bawah naungan

pemerintah Qatar merupakan salah satu media yang memegang peranan

penting dalam peristiwa Arab Spring di beberapa negara MENA (Middle East News

Agency). Al-Jazeera dengan cepat menyalurkan berita mengenai protes


0
Ajar Triharso, Djoko Sulistyo, M. Muttaqien, Adhi Cahya Fahadayna. “Arab Spring dalam
Tinjauan Globalisasi dan Demokratisasi” (Laporan Penelitian BOPTN FISIP Tahun Anggaran 2013
Univeritas Airlangga, Surabaya), h.28
0
ibid., h.14

26
masyarakat Tunisia serta Jatuhnya Rezim kekuasaan Zine El Abidine Ben Ali ke

seluruh belahan dunia hingga berita tersebut sampai ke seluruh belahan-belahan

negara arab. Al-Jazaeera terus memberikan perkembangan terkini tentang apa

yang sedang terjadi di Tunisia melalui foto-foto, video-video, serta hal–hal lain

yang bersangkutan. Ketika peristiwa tersebut sedang berlangsung, Al-Jazeera

bahkan sempat menghentikan beberapa programnya dan fokus dalam menyajikan

perkembangan berita revolusi tersebut agar masyarakat mendapatkan informasi

secara maksimal. Dengan adanya liputan berita tersebut telah memberi inspirasi

kepada masyarakat Mesir, Libya dan Yaman untuk melakukan aksi yang sama di

negaranya masing-masing.0

Dalam menjalankan peranannya , media seharusnya dapat menjadi netral

dan tidak memihak. Hal tersebut dapat dilihat dari pemberitaan media yang tidak

condong terhadap kepentingan tertentu. Akan tetapi, dalam serangkaian peristiwa

yang terjadi di seluruh penjuru Timur Tengah, Al-Jazeera tidak henti-hentinya

menyebarkan pemberitaannya yang konon dianggap bias dan mampu menyulut

api dan kontroversi dari seluruh belahan Timur Tengah. Qatar dianggap

menggunakan Al-Jazeera sebagai media untuk menyalurkan kepentingan politik

yang selama ini dijunjung oleh Qatar selama Arab Spring berlangsung. Hal ini

merupakan salah satu hal yang tidak disukai oleh negara – negara di kawasan

karena dianggap pemberitaan yang dilakukan oleh Qatar mengenai peristiwa-

0
Ahmad E. Souaiaia, “Qatar, Aljazeera, and the Arab Spring ”, dalam: http://mrzine.monthly
review.org/2011/souaiaia171111/html , [Diakses: 23 September 2019]

27
peristiwa yang terjadi di Arab Spring merupakan sebuah propaganda dapat

menyulutkan api kontroversi di seluruh belahan Timur Tengah.

28
BAB III

HUBUNGAN DIPLOMATIK QATAR DAN ARAB SAUDI

A. Tinjauan Umum Qatar

Qatar terletak di semenanjung yang menjorok ke utara dari pantai timur

Arab Saudi. Semenanjung ini sebagian besar adalah pasir dan batu, iklimnya hangat

dan curah hujannya jarang. Qatar yang memiliki luas wilayah 11.586 km2 ini

berbatasan darat dengan Arab Saudi di sebelah selatannya. Sedangkan sisi lainnya

dibatasi oleh Teluk Persia. Populasi hampir seluruhnya arab, tetapi Qatar asli

merupakan minoritas. sisanya sebagian besar adalah imigran dari Teluk Persia (Arab)

dan negara-negara timur tengah lainnya. Jumlah penduduk Qatar adalah sebanyak

2.258.283 jiwa, dari jumlah tersebut hanya 313 ribu yang merupakan warga Qatar

asli, sementara 2,3 juta lainnya ekspatriat. Mayoritas penduduk Qatar beragama

Islam yaitu sebanyak 77,5%, kebanyakan orang adalah muslim sunni dari orientasi

Muwahhidun. Bahasa resmi Qatar adalah bahasa Arab.0

Secara geografis, Sistem Pemerintahan Qatar berbentuk Monarki Absolut

yaitu negara yang dikepalai oleh seorang Raja yang disebut dengan Emir yaitu

Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani. Emir memiliki kekuasaan tertinggi atas semua

keputusan politik. Sedangkan kepala pemerintahannya adalah seorang perdana

menteri yang diangkat oleh Emir. Berdasarkan sistem pemerintahan Monarki

0
Miftaha Sahilna, “Strategi Soft Diplomacy Politik Luar Negeri Qatar (2010-2017)” (Thesis pada
Program Pascasarjana universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Absolut Qatar, pada tahun 2003, konstitusi baru disetujui oleh 98% penduduk. Awal

tahun 2017, total populasi Qatar mencapai 2,6 juta jiwa: 313.000 warga negara Qatar

dan 2.3 juta ekspatriat. Ibukota Qatar adalah Kota Doha. Di hubungan luar negeri,

Qatar merupakan anggota PBB dan lembaga-lembaga dibawah PBB, Qatar juga

merupakan anggota dari OPEC, GCC dan Liga Arab.

Qatar berada di bawah pengaruh Inggris hingga tahun 1971. Kemerdekaan

Qatar diberikan inggris pada tangal 3 September 1971 yang kemudian berada

dibawah pimpinan Al-Thani. Negara itu berusaha bergabung dengan Bahrain dan

Uni Emirat Arab dalam federasi, tetapi tidak berhasil, pada tahun 1971, Qatar

menyatakan kemerdekaannya sebagai syekh tradisional, dengan Emir sebagai raja

mutlak hukum dasar tahun 1970 menyediakan Dewan Penasihat legislatif yang

terdiri dari 20 anggota, tiga di antaranya akan diangkat dan sisanya dipilih. Pada

tahun 1975 keanggotaan meningkat menjadi 30, kebanyakan jika ini ditunjuk

oleh Emir daripada yang dipilih. Ada juga dewan menteri yang dipimpin oleh

seorang perdana menteri yang ditunjuk. Sistem peradilan terdiri dari lima

pengadilan sekuler dan beberapa pengadilan agama.0

Ekokomi hampir seluruhnya bergantung pada produksi minyak bumi,

yang telah menjadi ilmu pengetahuan akhir di akhir perang dunia II. Pada tahun

1976 dan 1977, pemerintah mencapai kendali atas produksi minyak dan gas alam

melalui perjanjian dengan Shell Qatar dan perusahaan minyak Qatar. Pendapatan

0
Roy R Andersen,Robert F.Selbert, Jon G. Wagnerr, Politics and Change in the Middle East
Sources of Conflict and Accommodation (Fourth Edition), ( NY: Routledge,2011 ), h. 350

30
minyak digunakan terutam untuk memberikan manfaat kesejahteraan social yang

luas bagi warga negara Qatar dan untuk mengembangkan dan mendiversifikasi

ekonomi. Proyek pengembangan industri meliputi pabrik baja, kompleks

petrokimia, pabrik desalinasi, fasilitas produksi semen, kilang untuk perizinan gas

alam, pembangkit listrik baru, dan kapasitas pelabuhan yang besar di Doha. Air

desalinasi digunakan untuk mempromosikan pengembangan pertanian agregat,

terutama buah-buahan dan sayuran. Penangkapan dan presesi udang baru-baru ini

berkembang. Penurunan pendapatan minyak selama 1980-an merangsang program

penghematan yang bertujuan menghilangkan inefisiensi dan mengurangi jumlah

pekerja non-asli. Baru-baru ini menemukan simpanan gas alam utama

menjanjikan Qatar masa depan ekonomi yang cerah ke abad berikutnya.

Pada 1981, Qatar bergabung dengan Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Oman, dan

Uni Emirat Arab untuk membentuk Dewan Kerjasama Teluk. Organisasi ini

menyediakan kerjasama ekonomi dan militer serta diskusi tujuan kebijakan luar

negeri bersama. Pasukan Qatar adalah peserta awal dalam aksi koalisi melawan

Irak.0

Qatar juga termasuk dalam OPEC (Organization of the Petroleum Exporting

Countries) yang merupakan organisasi yang bertujuan menegosiasikan masalah-

masalah mengenai produksi, harga dan hak konsensi minyak bumi dengan

0
ibid. h.135.

31
perusahaan-perusahaan minyak. Tetapi Qatar baru saja keluar dari OPEC pada 1

Januari 2019.0

Sampai pada tahun 1995, nama Qatar nyaris tak pernah terdengar dan

masih menjadi salah satu negara yang paling miskin di Timur Tengah hanya

hidup dari sektor perikanan dan usaha mutiara. Namun, itu semua berubah

ketika Hamad bin Khalifa Al Thani mengudeta ayahnya sendiri, Khalifa bin

Hamad Al Thani. Di bawah Hamad Al Thani, Qatar merapihkan segalanya.

Cadangan gas alam Qatar yang memang sangat besar itu dimonetisasi olehnya.

Dari situ, Qatar berubah menjadi negara eksportir gas alam cair (LNG) terbesar di

dunia. Sumber kekayaan Qatar awalnya memang bersumber dari gas alam. Tulang

punggung perekonomiannya adalah industri pertambangan Gas Alam dan minyak

bumi. Qatar merupakan pengekspor Gas alam terbesar ke-2 di dunia dengan

jumlah ekspornya 118,9 miliar meter kubik (data 2014).0 Qatar juga tercatat sebagai

negara pengekspor minyak bumi yaitu sebesar 600.0000 barrel per hari. 0

Pendapatan Domestik Bruto (PDB) berdasarkan Paritas Daya Beli adalah sebesar

US$ 334,5 miliar.

Qatar merupakan salah satu negara kaya berdasarkan pendapatan per

kapita, dan telah memanfaatkan kemakmurannya untuk menciptakan pengaruh di

luar Timur Tengah. Semua negara yang Terlibat selain Mesir, Libya dan
0
Akhyari Hananto, “Pelajaran dari Timur Tengah: Mengapa Qatar Keluar OPEC?” dalam :
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/01/16/pelajaran-dari-timur-tengah-mengapa-qatar-
keluar-opec [Diakses: 9 Januari 2019]
0
Miftaha Sahilna, loc.cit
0
Eka Yudha Saputra, “Qatar Keluar OPEC Mulai 1 Januari 2019, ini alasannya” dalam:
https://dunia.tempo.co/amp/1154934/qatar-keluar-opec-mulai-1-januari-2019-ini-alasannya [Diakses:
4 Januari 2019]

32
Maladewa adalah bagian dari Gulf Cooperation Council (GCC) yang merupakan

sebuah perserikatan ekonomi dan politik regional. Selama bertahun-tahun, negara-

negara di GCC, termasuk Qatar, Saudi Arabia, dan UAE telah berkompetisi dalam

mengerahkan pengaruh di seluruh Timur Tengah.0

B. Tinjauan umum Arab Saudi

Arab Saudi dibatasi oleh Yordania, Irak, dan Kuwait di utara. Bergerak

searah jarum jam wilayah lain yang berekatan termasuk Teluk Persia (Arab),

Bahrain, Uni Emirat Arab, Oman, Yaman, dan Laut Merah. Negara ini sebagian

besar adalah gurun, dengan sebagian besar tanah subur yang signifikan berada di

bagian barat daya negara itu. Dua kota terpenting islam, Mekah dan Madinah,

terletak di sepanjang rute karavan tua yang sejajar dengan Laut Merah.

Hampir semua populasi adalah muslim, mayoritas dari sekte Muahhidun

(Wahhabi) yang konservatif. Minoritas syiah yang besar terkonsentrasi di daerah

penghasil minyak di timur laut dan karenanya menjadi sumber keprihatian

pemerintah. Sekitar sepertiga dari populasi dan setengah dari tenaga kerja terdiri

dari yang bukan warga negara, mayoritas dari Yaman sampai pengusiran mereka

karena dukungan negara itu terhadap Irak dalam perang Irak-Kuwait.

Sejumlah besar warga Arab Saudi telah belajar diluar negeri dalam

beberapa tahun terakhir, sebagian besar pelu dicatat bahwa perkiraan populasi
0
Karen DeYoung ,Kareem Fahim "Four Arab nations sever diplomatik ties with Qatar, exposing
rift in region", dalam https://www.washingtonpost.com/world/four-arab-nations-sever-diplomatik-ties-
with-qatar-exposing-rift-in-region/2017/06/05/15ad2284-49b4-11e7-9669250d0b15f83b_story.html
[Diakses : 5 November  2019]

33
terbuka untuk pertanyaan serius. Arab Saudi adalah pengekspor minyak bumi

terbesar di dunia dan memegang cadangan terbukti terbesar di dunia, sebagian

besar produksi minyak bumi berada di timur laut. Karena posisi utamanya sebagai

pengkekspor minyak bumi, hal itu telah menjadi kunci utama dimana tindakan

organisasi negara-negara pengekspor minyak bergabung OPEC karena cadangan

yang besar dan kapasitas yang agak rendah untuk menyerap pendapatan tahunan

untuk tujuan pembangunan. Perusahan perminyakan dinasionalisasi ketika control

mayoritas dibeli pada tahun 1974. Output dan potensi pertanian rendah.

Pertumbuhan pendapatan minyak yang sangat cepat selama tahun 1970-an

memungkinkan Arab Saudi untuk meluncurkan sejumlah proyek pembangunan

yang signifikan.

Arab Saudi adalah monarki absolut dengan partai politik maupun legislasi

yang terpilih.0 Sistem Pemerintahan Arab Saudi adalah Negara Islam yang

berpedoman pada Al-Qur’an dan AlSunnah. Konstitusi Arab Saudi berdasarkan

Kitab Suci Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Pada tahun 1992

ditetapkan Basic Law of Government yang mengatur sistem pemerintahan, hak

dan kewajiban pemerintah serta warga negara. Berdasarkan hukum Islam (Syariah)

yang bersumber dari Kitab Suci AlQur'an & Sunnah Nabi Muhammad SAW

menjadikan sistem hukum utama dari Arab Saudi. 0

0
Roy R Andersen,dkk, Op.cit. h. 346.
0
Astri Audina Savitri, Budi Mulyana, “Hubungan Arab Saudi dan Qatar Pasca Pemutusan
Hubungan Diplomatik Tahun 2017” (Laporan penelitian Program Studi HI Universitas Komputer
Indonesia, Bandung)

34
Ketika Kerajaan Arab Saudi modern didirikan pada tahun 1932, wilayah

Semenanjung Arab adalah masyarakat yang bergantung pada hasil pertanian dan

perdagangan, terutama ekspor dan perdagangan tanggal yang dihasilkan oleh peziarah

yang datang ke Mekkah dan Madinah. Ia tidak memiliki infrastruktur yang

dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi seperti yang dibayangkan oleh

pendirinya, Raja Abdulaziz bin Abdulrahman Al-Saud. Penemuan minyak dalam

jumlah komersial pada tahun 1938 mengubah itu. Segera setelah Perang Dunia II,

ekspor minyak yang stabil menyediakan dana untuk membangun infrastruktur

dasar jalan, bandara, pelabuhan laut, sekolah dan rumah sakit. Pada tahun 1970,

Arab Saudi memperkenalkan yang pertama dari serangkaian rencana pembangunan

lima tahun yang berkelanjutan untuk membangun ekonomi modern yang mampu

menghasilkan barang-barang konsumen dan industri yang sebelumnya telah

diimpor. Infrastruktur negara diperluas, memungkinkan industri dan perdagangan

berkembang. Ekonomi pasar bebas Arab Saudi telah mengalami perubahan luar

biasa dalam waktu yang relatif singkat. Masyarakat Arab Saudi telah berevolusi

dari masyarakat pertanian dasar menjadi kekuatan ekonomi regional dan global

dengan infrastruktur modern Pemerintah memiliki peran penting dalam

pembangunan industri dan ekonomi. Kementerian Ekonomi merumuskan rencana

pembangunan ekonomi dan sosial yang menetapkan tujuan ekonomi jangka panjang.0

Pada bulan Maret 1992 Raja Fahd mengumumkan pembentukan badan

konsultatif yang ditunjuk, Majlis Asshura. Raja juga melayani sebagai perdana

0
The Embassy of the Kingdom of Saudi Arabia, “About Saudi Arabia” dalam:
https://www.saudiembassy.net/economy-global-trade [Diakses: 4 Januari 2020]

35
menteri dan memimpin agama negara itu. Dalam dua dekade terakhir, banyak upaya

telah diarahkan untuk menciptakan administrasi yang efisien (“Modern”) dalam

urusan pemerintahan, termasuk sistem pemerintahan provinsi yang diumumkan pada

tahun 1992. Dari pembentukan negara pada tahun 1932 hingga awal tahun 1960-an,

hampir semua urusan penting ditangani secara pribadi oleh raja. Laju perubahan

menunjukkan bahwa ketenangan relatif domestik yang dialami Arab Saudi dalam

beberapa tahun terakhir mungkin tidak bertahan lama. Meskipun Arab Saudi telah

menjadi negara Arab konservatif yang paling penting di Timur Tengah dengan

ikatan yang kuat dengan Barat, Arab Saudi telah menampilkan lebih banyak aksi

independen sehubungan dengan peristiwa-peristiwa dunia sejak revolusi harga

minyak bumi.

Arab Saudi menggunakan pengaruhnya dalam OPEC untuk menaikkan harga

minyak mentah. Dukungan terhadap Irak selama perang 1980-1988 dengan Iran

menyebabkan hubungan konfrontatif dengan Iran dan Suriah. Hubungan dengan Iran

semakin jauh menurun setelah Juli 1987, ketika sekitar 400 peziarah Iran terbunuh

dalam kontak dengan otoritas Saudi di Masjidil Haram di Mekah. Arab Saudi

bergabung dengan koalisi menentang invasi Irak ke Kuwait, yang menyebabkan

penempatan sejumlah besar pasukan Amerika dan lainnya di tanah Saudi, dan

memuncak dalam partisipasi aktifnya dalam perang Teluk 1991.0

C. Politik Luar Negeri Qatar

0
Roy R Andersen,dkk, Op.cit. h.347.

36
Qatar merupakan negara kecil tetapi, seperti yang dikatakan oleh Kristian

Coates Ulrichsen bahwa “ukuran yang kecil dan populasi yang sedikit tidak

menghalangi Qatar untuk mendapatkan kekuasaan dan pengaruh”. Emir Sheikh

Khalifa bin Hammad Al Thani yang memerintah Qatar dari tahun 1972 hingga 1995,

berupaya menjamin keselamatan negaranya dengan berlindung dibawah payung

keamanan Arab Saudi. Namun, setelah putranya Sheikh Hammad merebut

kekuasaan dalam kudeta di istana pada Mei 1995, Qatar mulai bertindak lebih

mandiri. Qatar berasal dari negara yang konservatif dan terpinggirkan menjadi

pemain aktif dalam sistem regional dan global. Emir mengambil sejumlah

keputusan berani: mengembangkan sumber daya gas berkelanjutan, mengubah Doha

menjadi hub bergengsi, dan mendirikan maskapai terkemuka, Qatar Airways, dan

saluran berita di mana-mana, Al Jazeera.0 

Pada tahun 1996, ia mendirikan kantor perdagangan Israel di Doha,

menjadi negara Teluk Arab pertama yang menjalin hubungan dengan Tel

Aviv. Sementara itu, secara signifikan meningkatkan hubungannya dengan Iran

(kerjasama dibidang gas alam). Selain itu, Qatar memperkuat aliansi strategisnya

dengan Amerika Serikat dengan, antara lain, menjadi rumah bagi dua pangkalan

militer besar AS: Al Udeid dan Sayliyah. mengambil langkah-langkah ini, penguasa

Qatar membuat keberangkatan penting dari tradisi masyarakat konservatif terbiasa

bergerak tebal pada domestik atau diplomatik masalah-membiarkan intervensi

militer asing saja.

0
Marc Pierini,” Qatar’s Foreign Policy Under the New Emir” dalam: https://carnegieeurope.eu/
strategiceurope/52236 [Diakses: 4 Januari 2020]

37
Sejak 1995, Qatar bahkan berupaya menjalin hubungan dengan rival

regionalnya. Sementara itu telah mempertahankan hubungan strategis dengan

Amerika Serikat dan negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC), itu juga

berhubungan baik dengan Iran. Dalam perang 2006, ia mendukung Hizbullah dan

juga Hamas di Gaza. Qatar terus menikmati hubungan dengan kelompok-kelompok

Islam di wilayah tersebut, terutama Ikhwanul Muslimin. Dengan demikian, sulit

untuk mendefinisikan politik luar negeri Qatar. Itu bukan milik blok "konservatif"

dari monarki yang dipimpin oleh Arab Saudi, yang berupaya mempertahankan status

quo, juga bukan milik sayap "perlawanan": Iran, Suriah, dan Hizbullah.0

Qatar telah menjadi lebih terlibat dalam urusan luar negeri dalam dekade

terakhir daripada sebelumnya. Didukung oleh sumber daya keuangan yang

tampaknya tak terbatas, kebijakan luar negeri Qatar telah dibuat dan dilaksanakan

oleh segelintir orang: Emir, istrinya Sheikha Moza, Sheikh Tamim, dan Perdana

Menteri dan Menteri Luar Negeri Sheikh Hamad bin Jassim.

Pada 25 Juni 2013 Sheikh Hamad menyerahkan kekuasaan nya kepada

anak ke 4 nya yaitu Sheikh Tamim in Hamad Al Thani. Politik luar negeri Qatar

dalam pimpinan Emir muda agak sedikit berbeda dengan politik luar negeri yang

sebelumnya dipimpin oleh ayahnya. Dalam pimpinan sang Emir muda, Qatar

membenahi segalanya, termasuk kebijakan luar negerinya. Politik Luar negeri

dalam pimpinan Emir Muda mendorong Qatar untuk menjadi negara yang kaya,

netral, dan visioner serta memancing para investor dan para wisatawan untuk
0
Faisal Mukhyat Abu Sulaib, “Understanding Qatar’s Foreign Policy, 1995-2017” dalam Middle
East Policy Council, Vol.24 No.4 (2017)

38
menjembatani hubungan antara Timur Tengah dan Barat terutama dalam upaya

perdamaian. Langkah politik luar negeri Qatar agak tenang jika dibandingkan

dengan sikap sebelumnya, yang dapat dikaitkan dengan keinginan Emir muda

untuk secara strategis membentuk kebijakan luar negeri Qatar, menggabungkan

pendekatan soft dan hard power, sambil mempertahankan prinsip-prinsip

konstitusional yang mendukung kebijakan luar negeri Qatar. 0

D. Politik Luar Negeri Arab Saudi

Secara historis politik luar negeri Arab Saudi diatur oleh empat prinsip

utama yaitu integritas territorial, perlindungan rezim, kemakmuran ekonomi dan

promosi serta pelestarian bentuk pemerintahan islam monarki. Namun begitu

perlindungan dari kekuatan global masih menjadi andalan dengan keterkaitannya

dengan Inggris pasca Perang Dunia I sampai pendirian negara Arab Saudi pada

tahun 1932. Serta kemitraan Arab Saudi dengan AS yang dijalin pasca Perang

Dunia II hingga hari ini.

Arab Saudi aktif menjalin hubungan bilateral dengan negara dan beberapa

organisasi internasional seperti PBB, GCC, OKI dan organisasi lainnya. Ideologi

islam tidak hanya berfungsi sebagai alat politik luar negerinya tetapi juga semakin

memperkuat otoritas Arab Saudi sebagai penegai nilai-nilai islam.Pengaruh Arab

Saudi yang semakin meningkat secara efektif menunjang bagi kepemimpinannya

di dunia Arab. Sedangkan hubungan Arab Saudi dengan negara barat seperti

0
Marc Pierini,” Qatar’s Foreign Policy Under the New Emir” dalam: https://carnegieeurope.eu/
strategiceurope/52236 [Diakses: 4 Januari 2020]

39
Inggris, Prancis dan Jerman Nampak semakin meningkat semakin berjalannya

waktu dimana negara-negara tersebut merupakan pengekspor terbesar senjata bagi

Arab Saudi.0

Arab Saudi sebagai negara monarki tidak menutup hubungan dengan negara

lain guna untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Arab Saudi membangun

hubungan baik dengan negara lain terutama negara-negara di kawasan Timur

Tengah sebagai bentuk penerapan politik luar negeri yang di terapkan oleh Arab

Saudi itu sendiri. Dalam menjalin hubungan luar negerinya, Arab Saudi aktif dalam

organisasi antar Negara Timur Tengah yang bernama Liga Arab. Dimana, Arab

Saudi merupakan salah satu negara pendiri dari organisasi tersebut. Dengan

mendirikan Liga Arab bersama Irak, Mesir, Yordania, Libanon, Suriah dan Yaman,

Arab Saudi berusaha menanamkan pengaruh politiknya terhadap Negara-negara di

wilayah Timur Tengah.0 Dengan bergabungnya Arab Saudi dalam Liga Arab,

membuktikan bahwa Arab Saudi ingin menjalin hubungan baik dengan negara-

negara di wilayah Timur Tengah. Liga Arab akan menjadi wadah yang tepat bagi

Saudi untuk menarapkan kebijakan-kebijakannya yang tentunya menguntungkan

bagi Arab Saudi itu sendiri. Dalam menjalankan politik luar negerinya, Arab Saudi

tidak hanya bergabung dengan Liga Arab, namun Arab Saudi juga berusaha

menanamkan pengaruhnya untuk tetap mempertahankan eksistensinya di kawasan

0
Astri Audina Savitri, Budi Mulyana, “Hubungan Arab Saudi dan Qatar Pasca Pemutusan
Hubungan Diplomatik Tahun 2017” (Laporan penelitian Program Studi HI Universitas
Komputer Indonesia, Bandung)

0
Liga Arab, https://id.wikipedia.org/wiki/Liga_Arab [Diakses: 4 Januari 2020]

40
Timur Tengah dengan bergabung ke dalam GCC (Gulf Cooperation Council) yang

bermarkas di Riyadh yang beranggotakan enam negara di Timur Tengah, yaitu Arab

Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain dan Oman dan dibentuk pada Mei

1981.

GCC atau Dewan Kerjasama Teluk merupakan salah satu organisasi regional

yang sangat penting di kawasan Timur Tengah. Sistem politik dan ekonomi antar

anggota GCC ini hampir sama dan mempunyai kepentingan bersama di bidang

politik, ekonomi, diplomatik dan militer. GCC berasas tujuan untuk meningkatkan

koordinasi, kerja sama dan pengintegrasian di berbagai bidang, mengintensifkan

hubungan, pertukaran dan kerja sama antar berbagai anggota, mendorong industri,

pertanian, ilmu pengetahuan, membentuk pusat penelitian ilmiah, membangun projek

bersama serta mendorong kerja sama ekonomi dan perdagangan antar perusahaan

swasta.0 Pelebaran politik luar negeri Arab Saudi ini menunjukkan bahwa Saudi

membuka pintu lebar-lebar bagi negara-negara yang ingin menjalin kerja sama

dengan negaranya dan dengan catatan kerja sama tersebut mengutungkan bagi Arab

Saudi sendiri.

E. Dinamika Hubungan Diplomatik Qatar dan Arab Saudi

Pada dasarnya, Arab Saudi dan Qatar merupakan tetangga yang sama-sama

tergabung dalam beberapa organisasi seperti OPEC, Liga Arab, OKI, GCC, bahkan

dalam GCC Qatar merupakan salah satu negara pendiri. Jika dilihat dari fakta

0
Moslem Today, “Apa itu GCC”, dalam” 222.moslemtoday.com/apa-itu-gcc/ [Diakses: 4 Januari
2020]

41
sejarahnya, hubungan antara Qatar dengan negara-negara Teluk lainnya berjalan

dengan baik dan damai. Namun, ketegangan Qatar dengan negara-negara Teluk

semakin memburuk pada saat kepemimpinan Sheikh Hammad bin Khalifa Al

Thani pada tahun 1995, hubungan antara Qatar dengan Negara-Negara Teluk

mengalami pergejolakan.0 Banyak kebijakan luar negeri Qatar yang bertentangan

dengan Arab Saudi dan Negara-Negara Teluk lainnya. Memanasnya hubungan

Arab Saudi dengan Qatar muncul sejak terjadinya Arab Spring pada tahun 2011.

Perbedaan visi antara kedua negara menjadi salah satu pemicu atas memanasnya

hubungan tersebut. Qatar muncul sebagai negara dengan kepemimpinan monarki

revolusionis sedangkan Arab Saudi tetap bertahan dengan tradisional monarki.0

Perseteruan antara Saudi dan Qatar bisa ditelusuri dari periode pertengahan

abad ke-20 di periode ini, perseteruan berpusat pada senketa perbatasan dan

melibatkan beberapa negara lain di wilayah Teluk. Konflik perbatasan tersebut

mencapai puncaknya pada decade 1990-an. Ketegangan antara Saudi dengan

Qatar, antara Bahrain dengan Qatar atau UEA dengan Qatar, muncul dalam

sengketa batas wilayah. Sengketa perbatasan di Teluk terjadi karena empat alasan,

Faktor Pertama ialah ketidak selarasan cara pandang penentuan batas wilayah.

Faktor kedua,yaitu kebijakan penentuan batas negara-negara modern di wilayah

Teluk atas arahan Inggris dan Perancis. Faktor ketiga, yaitu keberadaan sumber daya.

Faktor terakhir yang ke empat, ialah sengketa perbatasan juga bertalian dengan

0
Kristian Choates Ulrichsen, Qatar and The Arab Spring: Policy Drivers and Regional Implication
(Washington: Carnegiae Endowmen For International Peace,2014), h.4
0
Ana Echague, Qatar: The Opportunis, Geopolitics and Democracy in The Middle East,ed.
Kristina Kauch et al, (Madrid,Spain: Fride Publisher 2015), h. 63

42
ketidakharmonisan hubungan antar rezim yang berkuasa di negara-negara

bersengketa.0

Konflik perbatasan antara Qatar dan Saudi salah satunya ialah perbatasan di

sekitar Khawr Al-Udayd yang melibatkan Uni Emirat Arab. Wilayah tersebut

merupakan wilayah strategis dan menjadi semakin penting pasca penemuan

sumber minyak dan gas. Keterkaitan isu minyak dan gas dalam sengketa atas

wilayah Khawr Al-Udayd ini bisa dilihat, misalnya, dari protes Saudi atas

pembangunan pipa minyak Dolphin antara Qatar dengan Abu Dhabi (UEA) dan

pembangunan cause way yang menghubungkan Qatar dengan Abu dhabi yang

melewati wilayah Khawr Al-Udayd pada tahun 2006. Konflik perbatasan antara

Qatar dan Saudi berlangsung hingga keduanya menyepakati batas final mereka

dalam perundingan bilateral tahun 2008. Sebelumnya pada tahun 2002 hubungan

kedua negara ini memanas dikarenakan pemberitaan Al Jazeera yang dianggap

menyudutkan keluarga kerajaan yang akhirnya menyebabkan penarikan Duta Besar

Saudi dari Doha.0

Setelah terjadi penarikan Duta Besar Saudi pada tahun 2002, Saudi juga

melakukan pemboikotan atas penyelenggaraan pertemuan Organisasi Konferensi

Islam (OKI) di Doha dengan alasan ada kontak dagang antara Qatar dengan Israel.

Hubungan kedua negara ini menemui titik terang pada tahun 2008 melalui perjanjian

bilateral antara Arab Saudi dan Qatar yang telah berlangsung selama enam tahun.

0
Broto Wardoyo, “Rivalitas Saudi-Qatar dan Skenario Krisis Teluk”, dalam Jurnal Hubungan
Internasional, Vol.7. No.1 (2018) h.82
0
ibid., h. 83

43
Ketegangan antara kedua negara di dekade 2000-an ini memperlihatkan interaksi

intensif antara sengketa perbatasan dengan politik hidrokarbon dan juga isu-isu

lain seperti kasus al-Jazeera maupun relasi dengan Israel.

Normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Qatar tidak berjalan lama,

pada tahun 2010 Al Jazeera  kembali masuk ke dalam pusaran krisis kawasan

ketika Mesir bergolak, keduanya berada di kubu yang berbeda. Arab Saudi

mendukung keputusan militer Mesir untuk menggulingkan Mohamed Morsi,

presiden sekaligus pemimpin Ikhwanul Muslimin, entitas yang dianggap sebagai

organisasi teroris oleh sejumlah negara kawasan. Namun, Qatar merupakan

pendukung Morsi dan  Al Jazeera  terus memunculkan berita yang

mempertanyakan kredibiliatas penggantinya, Abdel Fattah el-Sisi.0 Dukungan Qatar

ini menimbulkan ketegangan Saudi dan negara negara Teluk lainnya karena

mereka mengklasifikasikan organisasi IM dan afiliasinya sebagai kelompok

teroris.0 Perseteruan akibat perbedaan dukungan politik serta campur tangan Qatar

terhadap hubungan dalam negeri negara-negara teluk dalam Arab Spring ini berujung

pada pembekuan hubungan diplomatik yaitu penarikan duta besar Arab Saudi, Uni

Emirat Arab dan Bahrain dari Qatar pada awal tahun 2014. Namun pada bulan

November 2014, ketiga negara tersebut sepakat menormalisasi hubungan diplomatik

mereka dengan Qatar setelah dimediasi oleh Kuwait.0


0
Hanna Samosir, Aljazeera di Pusaran Diplomatik Qatar, dalam “https://www.cnnindonesia.com
/internasional/20170621120808-120-223256/al-jazeera-di-pusaran-krisis-diplomatik-qatar [Diakses: 9
januari 2020]
0
BBC News, ”Saudi Arabia declares Muslim Brotherhood ‘Terrorist Group’ “, dalam:
https://www.bbc.com/news/world-middle-east-26487092 [Diakses: 9 Januari 2020]
0
Karen DeYoung ,Kareem Fahim and Sudarsan Raghavan “Trump jumps into worsening dispute
between Qatar and powerful Arab block”, dalam https://www.washingtonpost.com/world/turkey-and-

44
Keharmonisan Qatar dengan negara-negara Teluk kali ini juga tidak

berlangsung lama, 3 tahun kemudian tepatnya pada tanggal 5 Juni 2017 Arab Saudi,

Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan

Qatar.0 Berawal dari Peretasan akun Twitter Qatar News Agency oleh kelompok yang

tidak bertanggungjawab dan menyebear berita tanpa dasar yang jelas. Qatar jelas

menolak adanya statement tersebut dan mengkonfirmasi bahwa saat itu Qatar

News Agency telah diluar kendali pemerintah. Pada tanggal 5 juni 2017, kampanye

anti media terhadap Qatar pada akhirnya menjadi keputusan poltik resmi mengenai

embargo dan juga pemutusan hubungan diplomatik terhadap Qatar yang dilakukan

oleh beberapa negara teluk yang dipimpin oleh Arab Saudi.0

kuwait-move-to-mediate-middle-east-rift-over-qa[tar/2017/06/06/3fc3b070-4a8a-11e7-a186-
60c031eab644_story.html?noredirect=on The Washington Post [Diakses : 5 September 2019]
0
Mubasher, “‫ قطع العالقات الدبلوماسية مع قطر حق سيادي للمملكة‬:‫”السعودية‬, dalam:
https://www.mubasher.info/news/3527339/‫للمملكة‬-‫سيادي‬-‫حق‬-‫قطر‬-‫مع‬-‫الدبلوماسية‬-‫العالقات‬-‫قطع‬-‫[ السعودية‬Diakses
:11 Januari 2020]
0
Rizza Octaviarie, “Alasan Kebijakan Arab Saudi Melakukan Blockade Terhadap Qatar”, (Laporan
penelitian Departemen Hubungan Internasional Universitas Airlangga,Surabaya), h.6

45
46
BAB IV

ANALISIS KRISIS DIPLOMATIK QATAR DAN ARAB SAUDI

Pada tanggal 5 Juni 2017 Arab Saudi Memutuskan Hubungan Diplomatik

dengan Qatar yang disusul dengan Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain. Seperti yang

telah dijelaskan pada Bab I mengenai teori Diplomasi yang dipakai oleh penulis, ada

beberapa hal yang menjadi suatu alasan sebuah negara dalam memutuskan hubungan

diplomatik dengan negara lain yaitu:

1. Bila terjadi perang antara kedua negara

2. Adanya kasus sengketa antara kedua negara yang sudah sedemikian rupa

sehingga tindakan apapun yang diambil seperti pengusiran diplomat atau

pemanggilan kepala perwakilan tidak cukup,

3. Adanya kebijakan suatu negara yang sangat bertentangan dengan posisi

negara lain atau kegiatan yang tidak wajar dari personel diplomatik

Didalam kasus ini poin pertama tidak termasuk karena tidak ada perang

yang terjadi antara Qatar dan Saudi Arabia, sedangkan poin kedua dan ketiga

memungkinkan untuk menjadi alasan mengapa Arab Saudi memutuskan hubungan

diplomatik dengan Qatar. Berdasarkan Konvensi Wina 1961 Pasal 9 dan 43 dalam

melihat pernyataan-pernyataan yang ada, Arab Saudi dengan jelas memutuskan

hubungan diplomatik serta memanggil duta besar Qatar kembali ke negaranya.

Berikut ini adalah pernyataan resmi dari The Embassy of the Kingdom of Saudi

Arabia :
”An official source stated that the Government of the Kingdom of Saudi Arabia,
emanating from exercising its sovereign rights guaranteed by international law, to
protect its national security from the dangers of terrorism and extremism, has
decided to cut off diplomatic and consular relations with the State of Qatar. It also
decided to close all land, sea and air ports, to prevent crossing into Saudi territories,
airspace and territorial waters, and begin immediate legal procedures to create an
understanding with our sister nations, allies and partners, and international
companies to implement the same procedure as soon as possible for all means of
transport to and from the State of Qatar, for reasons relating to Saudi national
security.

This decisive decision was taken by the government of Saudi Arabia as a result of
grave violations that the authorities in Doha continued to commit over the past years,
covertly and publicly, with the aim of dividing internal Saudi ranks, inciting against
the State, infringing on its sovereignty, embracing various terrorist and sectarian
groups aimed at destabilizing the region including the Muslim Brotherhood Group,
Daesh (ISIS) and Al-Qaeda, constantly promoting the literature and plans of these
groups through its media, supporting the activities of the Iranian-backed terrorist
groups in the governorate of Qatif in the Kingdom of Saudi Arabia and our sister
nation the Kingdom of Bahrain, its continued financing, adopting and sheltering of
extremists who seek to undermine the stability and unity at home and abroad, and
using the media to fuel the internal strife. Additionally the support of the authorities
in Doha for the Houthi militia led coup was made clear to the Kingdom of Saudi
Arabia, even after the announcement of the Coalition to Support the Legitimacy in
Yemen. This decision by the Kingdom was also taken in solidarity with the sister
Kingdom of Bahrain, which is subjected to terrorist campings and operations
supported by the authorities in Doha.

Since 1995, the Kingdom of Saudi Arabia and its sister nations have made strenuous
and continued efforts to urge the authorities in Doha to abide by its commitments and
agreements, yet, they have repeatedly violated their international obligations and the
agreements they signed under the umbrella of the Gulf Cooperation Council (GCC)
for Arab States to cease the hostilities against the Kingdom and stand against
terrorist groups and activities of which the latest was their failure to implement the
Riyadh Agreement.

In accordance with the decision to cut off diplomatic and consular relations, Saudi
citizens are prohibited from traveling to, residing in or passing through Qatar. Saudi
residents and visitors in Qatar are advised to leave its territories within no more than
14 days. Unfortunately, for security reasons, this prevents Qatari citizens' entry to or
transit through the Kingdom of Saudi Arabia, and Qatari residents and visitors must
leave Saudi territories within 14 days. All the while, the Kingdom confirms its

48
commitment and care to provide all the services and facilities for Qatari Haj and
Umrah pilgrims.

The Kingdom of Saudi Arabia affirms that it has long been patient, despite the fact
that the authorities in Doha have continued to evade their commitments and conspire
against the Kingdom, out of concern for the people of Qatar, who remain a natural
and genuine extension of their brethren in the Kingdom and an integral part of its
history and family. The Kingdom will continue to support the people of Qatar, its
security and stability regardless of the hostile practices the authorities in Doha
continue to carry out.”0

Terjemahan:

“Sebuah sumber resmi menyatakan bahwa Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, yang
berasal dari melaksanakan hak berdaulat dijamin oleh hukum internasional, untuk
melindungi keamanan nasional dari bahaya terorisme dan ekstremisme, telah
memutuskan untuk memutuskan hubungan diplomatik dan konsuler dengan Negara
Qatar. Hal ini juga memutuskan untuk menutup semua pelabuhan darat, laut dan
udara, untuk mencegah menyeberang ke wilayah Saudi, wilayah udara dan perairan
teritorial, dan mulai prosedur hukum segera untuk menciptakan pemahaman dengan
negara-negara saudari kita, sekutu dan mitra, dan perusahaan-perusahaan
internasional untuk menerapkan yang sama prosedur sesegera mungkin untuk
semua sarana transportasi ke dan dari Negara Qatar, untuk alasan yang berkaitan
dengan keamanan nasional Saudi.

Keputusan tegas ini diambil oleh pemerintah Arab Saudi sebagai akibat dari
pelanggaran berat yang dilakukan oleh otoritas di Doha selama beberapa tahun
terakhir, secara terselubung dan secara publik, dengan tujuan membagi jajaran
internal Saudi, menghasut negara, melanggar kedaulatannya, merangkul berbagai
kelompok teroris dan sektarian yang bertujuan mendestabilisasi kawasan termasuk
Kelompok Ikhwanul Muslimin, Daesh (ISIS) dan Al-Qaeda, terus mempromosikan
literatur dan rencana kelompok-kelompok ini melalui medianya, mendukung
kegiatan-kegiatan yang didukung Iran di gubernur Qatif di kerajaan Arab Saudi dan
negara saudara kita Kerajaan Bahrain, pendanaannya yang berkelanjutan,
mengadopsi dan melindungi para ekstremis yang berusaha untuk merusak
stabilitas dan persatuan didalam dan di luar negeri, dan menggunakan media untuk
memicu perselisihan internal. Selain itu, dukungan pihak berwenang di Doha untuk
kudeta yang dipimpin oleh milisi Houthi telah diperjelas bagi Kerajaan Arab
Saudi, bahkan setelah pengumuman Koalisi untuk Mendukung Legitimasi di
Yaman. Keputusan Kerajaan ini juga diambil dalam solidaritas dengan negara
0
The Embassy of the Kingdom of Saudi Arabia, “Kingdom of Saudi Arabia Cut Off Diplomatic
and Consular Relations With The State of Qatar”, dalam : https://www.saudiembassy.net/news/
kingdom-saudi-arabia-cuts-diplomatic-and-consular-relations-state-qatar [Diakses: 14 Januari 2020]

49
saudara Kerajaan Bahrain, yang menjadi sasaran perkemahan teroris dan operasi
yang didukung oleh otoritas di Doha.

Sejak tahun 1995, Kerajaan Arab Saudi dan negara-negara tetangga telah melakukan
upaya keras dan terus mendesak pihak berwenang di Doha untuk mematuhi
komitmen dan perjanjian, namun, mereka telah berulang kali melanggar kewajiban
internasional mereka dan kesepakatan mereka menandatangani di bawah payung
Gulf Cooperation Council (GCC) untuk Negara-negara Arab untuk menghentikan
permusuhan terhadap Kerajaan dan melawan kelompok teroris dan kegiatan yang
terbaru adalah kegagalan mereka untuk melaksanakan Perjanjian Riyadh.

Sesuai dengan keputusan untuk memotong hubungan diplomatik dan konsuler,


warga Saudi dilarang bepergian ke, bertempat tinggal di atau melewati Qatar. Warga
Saudi dan pengunjung di Qatar disarankan untuk meninggalkan wilayah dalam
waktu tidak lebih dari 14 hari. Sayangnya, untuk alasan keamanan, entri ini mencegah
warga Qatar atau transit melalui Kerajaan Arab Saudi, dan warga Qatar dan
pengunjung harus meninggalkan wilayah Arab dalam waktu 14 hari. Sementara itu,
Kerajaan menegaskan komitmennya dan perawatan untuk menyediakan semua
layanan dan fasilitas untuk Qatar haji dan umrah.

Kerajaan Arab Saudi menegaskan bahwa mereka telah lama bersabar, meskipun
fakta bahwa pihak berwenang di Doha terus untuk menghindari komitmen dan
bersekongkol melawan Kerajaan, karena kepedulian terhadap orang-orang Qatar,
yang tetap merupakan perpanjangan alami dan asli dari saudara-saudara mereka di
Kerajaan dan merupakan bagian integral dari sejarah dan keluarga. Kerajaan akan
terus mendukung rakyat Qatar, keamanan dan stabilitasnya terlepas dari praktek
bermusuhan pihak berwenang di Doha terus dilaksanakan.”

Terlihat dari pernyataan resmi tersebut bahwa Arab Saudi sudah sangat

geram hingga memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Qatar. Ada beberapa

faktor yang menyebabkan Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan

Qatar, penulis akan menjelaskan alasan-alasan tersebut pada Bab IV ini.

50
A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Krisis Diplomatik Qatar dan

Arab Saudi

Seperti yang telah penulis bahas pada Bab III, hubungan antara Qatar dan

Saudi memang rumit dan menegangkan akhir-akhir ini. Perseteruan antara Qatar

dan Saudi telah ada sejak tahun 90-an yaitu pada saat kepemimpinan Sheikh

Hammad bin Khalifa Al Thani. Berikut ini merupakan faktor-faktor utama yang

menyebabkan terjadinya krisis diplomatik Qatar dan Arab Saudi yang berujung

pada pemutusan hubungan diplomatik, yaitu :

1. Pelanggaran terhadap Riyadh Agreement

51
Pada tanggal 23 November 2013, Qatar dan Arab Saudi menandatangani

perjanjian rahasia (Riyadh Agreement) yang dimediasi oleh Kuwait,

Gambar 4.1 Perjanjian Riyadh

52
Gambar 4.2 Perjanjian Riyadh

Terjemahan :

Perjanjian tulisan tangan 2013

Pada hari Sabtu, 19/1/1435 (Kalender Hijriah, November 2013), Penjaga Dua Suci
Mesjid Raja Abdullah Bin Abdel Aziz Al-Saud, Jenis Arab Saudi, dan saudaranya
yang Mulia Sheikh Sabbah Al-Ahmad Al-Jabber Al-Sabbah, Pangeran Kuwait, dan
saudaranya yang Mulia Sheikh Tamim bin Hamad bin Khalifa Al-Thani, pangeran
Qatar, bertemu di Riyadh.
Mereka mengadakan musyawarah luas di mana mereka melakukan revisi penuh apa
yang mencemari hubungan antara Dewan [Kerjasama Teluk] menyatakan, tantangan
yang dihadapi keamanannya dan stabilitas, dan sarana untuk menghapuskan apa pun
yang merusak hubungan.
Karena pentingnya meletakkan fondasi untuk fase baru kerja kolektif antara
negara-negara dewan, untuk menjamin gerakannya dalam kerangka kerja politik

53
terpadu yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang termasuk dalam sistem utama
Dewan Kerjasama, berikut ini telah disepakati:
1. Tidak ada gangguan dalam urusan internal negara-negara Dewan, baik secara
langsung atau secara tidak langsung. Tidak memberikan suaka / perlindungan atau
memberikan kewarganegaraan kepada warga negara Dewan negara yang memiliki
aktivitas menentang rezim negaranya, kecuali dengan persetujuan negaranya; tidak
ada dukungan untuk kelompok menyimpang yang menentang negara mereka; dan
tidak ada dukungan untuk media yang antagonis.
2. Tidak ada dukungan untuk Ikhwanul Muslimin atau dari organisasi, kelompok
atau individu yang mengancam keamanan dan stabilitas negara-negara dewan
melalui pekerjaan keamanan atau melalui pengaruh politik.
3. Tidak memberikan dukungan kepada faksi mana pun di Yaman yang dapat
menimbulkan ancaman bagi negara tetangga Yaman.0

Setelah terjerat Perjanjian tersebut akibat intervensi-intervensi Qatar pada

urusan dalam negeri negara-negara kuartet, dukungan Qatar terhadap Ikhwanul

Muslimin (sebuah gerakan yang dianggap sebagai organisasi terorisme oleh koalisi

Arab Saudi) , keterlibatan media utama Qatar, Aljazeera dalam peristiwa-peristiwa

Arab Spring, Emir Hamad menurunkan tahta kepada putranya Emir Tamim (Emir

Qatar sampai saat ini). Sejak saat itu Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani

kemudian berusaha mendinginkan suasana melalui penandatanganan Perjanjian

Riyadh pada 16 November 2014 yang diberi kop “Top Secret” , menambahkan

Raja Bahrain, Putra Mahkota Abu Dhabi dan Perdana Menteri UEA Namun Riyadh

Agreement tersebut tidak sepenuhnya mengikat Qatar untuk patuh terhadap esensi

di dalamnya. Riyadh menuduh Qatar melanggar Riyadh Agreement dengan poin:

Qatar masih memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok Islam radikal

seperti Ikhwanul Muslimin, Hamas, Al-Qaeda, ISIL, dan afiliasi teroris radikal di
0
CNN, dalam: https://i2.cdn.turner.com/cnn/2017/images/07/10/translation.of.agreemen
tsupdated.pdf [Diakses: 18 Januari 2020]

54
Libya. Dukungan Qatar terhadap Ikhwanul Muslimin juga melanggar poin untuk

menjaga stabilitas Mesir, mengingat kelompok tersebut adalah kelompok yang

dianggap sebagai pendestabil keamanan dalam negeri Mesir dan negara-negara

koalisi Arab Saudi lainnya.

2. Peretasan Terhadap Akun Qatar News Agency

Pada tanggal 23 Mei 2017, QNA (Qatar News Agency) mengutip Sheikh

Tamim Al Thani mengatakan pada upacara militer bahwa Iran adalah “Kekuatan

besar yang tidak dapat diabaikan”. Pemerintah mengatakan agen tersebut telah

diretas oleh entitas yang tidak dikenal dan bahwa cerita itu tidak memiliki dasar

apapun. Pihak yang tidak diketahui tersebut juga membuat running text yang

seolah-olah mengesankan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hammad Al Thani memuji

pihak Hamas, menganjurkan persahabatan dengan Iran dan merekomendasikan

hubungan baik dengan Israel. 0

Pada waktu yang sama muncul tweet dari kantor berita QNA yang

menyatakan bahwa Qatar menuduh Arab sedang merencanakan pertentangan pada

Qatar kemudian menginstruksikan penarikan semua duta besar dari Doha.

Mesikipun tweet tersebut segera dihapus, namun kutipan tersebut membawa

kegemparan. Arab Saudi menduh Qatar melanggar peringkat dan memilih untuk

0
Sukma Bintang Cahyani,”Faktor-Faktor Manuver Politik Qatar dalam Penguatan Aliansi dengan
Iran PAsca Kasus Krisis Diplomatik Qatar Tahun 2017”, dalam Journal of International Relations,
Vol. 5, No. 3 (2019), h. 520

55
memihak musuh-musuh bangsa, sementara situs web Aljazeera yang berbasis di

Doha diblokir oleh Uni Emirat Arab.0

3. Media Al Jazeera

Al Jazeera adalah stasiun televisi berbahasa Arab dan Inggris yang berbasis

di Doha,Qatar. Media Al Jazeera dibentuk setelah Sheikh Hammad bin Hamad bin

Khalifa Al Thani mengudeta ayahnya sendiri, Khalifa bin Hamad Al Thani. Al

Jazeera berawal dengan modal dari raja Qatar sejumlah 150 juta USD Amerika,

dan memulai siaran pada akhir 1996. Stasiun TV ini menjadi populer setelah

serangan 11 September 2001, ketika stasiun TV ini menyiarkan rekaman

pernyataan Osama bin Laden dan pimpinan Al-Qaeda lainnya.

Saat ini Al Jazeera adalah salah satu organisasi berita terbesar di dunia,

dengan 80 biro di seluruh dunia yang menghasilkan liputan berita luas secara

online dan melalui saluran TV dalam sejumlah bahasa, termasuk bahasa Arab dan

Inggris. Al Jazeera juga memproduksi film dokumenter mendalam tentang isu-isu

terkini di seluruh dunia. Sementara Al Jazeera memiliki khalayak luas, organisasi

dan saluran berbahasa arab asli khususnya kadang-kadang dikritik dan terlibat

dalam beberapa kontroversi.0

Al Jazeera turut memberikan andil yang besar terhadap peristiwa Arab

Spring. Pada tahun 2002 hubungan antara Arab Saudi dan Qatar sempat mengalami
0
BBC News, “Qatar says state news agency hacked after report cities Emir Criticising US”
dalam: https://www.bbc.com/news/world-middle-east-40026822 [Diakses: 11 Januari 2020]
0
Shawn Powers, “The Geopolitics of the News: The Case of the Al Jazeera Network” dalam:
https://www.academia.edu/556090/The_Geopolitics_of_the_News_The_Case_of_the_Al_Jazeera_Net
work [Diakses: 14 januari 2020]

56
keretakan. Al Jazeera memberitakan bahwa pemerintah Arab Saudi memanggil duta

besarnya yang ada di Doha untuk kembali ke Arab Saudi selama enam hari.

Pemicunya adalah, pemberitaan oleh kantor berita Al Jazeera yang memperluas

pengaruh Ikhwanul Muslimin di seluruh Jazirah Arab dan juga mengkritik

kepemimpinan Arab Saudi dalam politik Timur Tengah. Hubungan kedua negara

kembali membaik dengan perjanjian bahwa Al Jazeera membatasi mengenai

liputannya terhadap Arab Saudi. Namun perjanjian tersebut diabaikan oleh Al

Jazeera. Setelah perjanjian tersebut Al Jazeera tetap menjadi media yang

menyampaikan berita secara bebas dan sering bertentangan dengan kepentingan

banyak negara.

Setelah dituduh sebagai media yang menjadi pendorong terjadinya

Arab Spring, Al Jazeera dikecam karena menjadi saluran Televisi berita berbahasa

Arab pertama yang memberi ruang kepada politikus dan komentator Israel. Mereka

juga dicap ekstrimis karena mewawancarai anggota Taliban. Tidak seperti

kebanyakan kantor berita berbahasa Arab lain, Al Jazeera menolak didikte banyak

pihak, termasuk pemerintah. Pilihan ini bukan tanpa konsekuensi. Situs berita

mereka pernah diretas dan sejumlah kantor biro ditutup karena dianggap sebagai

ancaman.0

Negara-Negara Teluk memang kerap menjadikan media sebagai corong

politik, Al Jazeera dianggap berbeda karena lantang menyuarakan kritik terhadap

pemerintahan negara tetangga. Al Jazeera selalu menolak tudingan media mereka


0
Nurhafiza, “Kebijakan Arab Saudi Memutuskan Hubungan Diplomatik dengan Qatar tahun
2017”, dalam : JOM FISIP Vol.6 No.1 (2019)

57
bias dan tidak adil. Mereka juga menunjukkan sikap netral dan dengan berani

memberitakan pelanggaran hak asasi manusia dan isu-isu kaum tertindas. 0 Qatar

melalui Al Jazeera memberikan tempat bagi para pemberontak atau terosis

Ikhwanul Muslimin untuk mengakses dan sekaligus memanfaatkan Al Jazeera.

Dalam menjalankan peranannya , media seharusnya dapat menjadi netral

dan tidak memihak. Hal tersebut dapat dilihat dari pemberitaan media yang tidak

condong terhadap kepentingan tertentu. Akan tetapi, dalam serangkaian peristiwa

yang terjadi di seluruh penjuru Timur Tengah, Al Jazeera tidak henti-hentinya

menyebarkan pemberitaannya yang konon dianggap bias dan mampu menyulut

api dan kontroversi dari seluruh belahan Timur Tengah. Qatar dianggap

menggunakan Al Jazeera sebagai media untuk menyalurkan kepentingan politik

yang selama ini dijunjung oleh Qatar selama Arab Spring berlangsung. Hal ini

merupakan salah satu hal yang tidak disukai oleh negara – negara di kawasan

karena dianggap pemberitaan yang dilakukan oleh Qatar mengenai peristiwa-

peristiwa yang terjadi di Arab Spring merupakan sebuah propaganda dapat

menyulutkan api kontroversi di seluruh belahan Timur Tengah.

4. Dukungan Qatar Terhadap Kelompok Teroris

Setelah menandatangani perjanjian Riyadh pada tahun 2013 dan 2014,

Qatar masih memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok Islam radikal


0
Amanda Erickson, “ Why Saudi Arabia hates Al Jazeera so much”, dalam: https://www.
washingtonpost.com/news/worldviews/wp/2017/06/23/why-saudi-arabia-hates-al-jazeera-so-much/
[Diakses: 14 Januari 2020]

58
seperti Ikhwanul Muslimin, Hamas, Al-Qaeda, ISIS, dan afiliasi teroris radikal di

Libya. Dukungan Qatar terhadap Ikhwanul Muslimin juga melanggar poin untuk

menjaga stabilitas Mesir, mengingat kelompok tersebut adalah kelompok yang

dianggap sebagai pendestabil keamanan dalam negeri Mesir dan negara-negara

koalisi Arab Saudi lainnya. Kerajaan Arab Saudi membuat keputusan untuk

memboikot Qatar sebagai akibat dari pelanggaran berat yang dilakukan oleh pihak

berwenang di Doha secara diam-diam dan secara terbuka sejak 1995, negara-

negara tetangga seperti Mesir, UEA, Bahrain juga mengikuti langkah Saudi. Arab

Saudi dan kawan-kawan menganggap Qatar telah melanggar kesepakatan dalam

perjanjian Riyadh, poin penting yang dilanggar adalah bentuk dukungan Qatar

pada organisasi Ikhwanul Muslimin.

Langkah negara-negara Arab memutuskan hubungan diplomatiknya

dengan Qatar sebenarnya tidak begitu mengejutkan karena memang keretakan

hubungan sudah ada sejak beberapa tahun belakangan. Meskipun ikut dalam

koalisi Arab pimpinan Saudi dalam perang melawan Houthi dukungan Iran di

Yaman, diam-diam Qatar juga mendukung Houthi. Rezim Mesir juga kecewa yang

hingga kini mendukung Ikhwanul Muslimin. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab

mendukung keputusan militer Mesir untuk menggulingkan Mohamed Morsi,

Presiden sekaligus pemimpin Ikhwanul Muslimin, entitas yang dianggap sebagai

organisasi teroris oleh sejumlah negara kawasan. Namun, Qatar merupakan

59
pendukung Morsi dan Al Jazeera terus memunculkan berita yang mempertanyakan

kredibilitas penggantinya, Abdel Fattah El-Sisi.0

Kemudian dukungan Qatar pada Hamas bertentangan dengan kepentingan

Mesir dan Saudi, yang telah menetapkan kelompok Islam radikal Palestina dukungan

Iran itu sebagai kelompok teroris. Di Libya, Qatar menyokong kelompok islamis

yang berseberangan dengan Tentara Nasional pimpinan Jenderal Haftar Khalifa yang

didukung Mesir dan UEA dan Pemerintah Kesepakatan Nasional dukungan Saudi

dan PBB. Tidak sampai di situ, Qatar menyokong Hezbollah pro-Iran di Lebanon.

Ini bertentangan dengan posisi Saudi dan Mesir yang menetapkan Hezbollah

sebagai kelompok teroris setelah Hezbollah berjuang bahu-membahu dengan Iran

di Suriah untuk menyokong rezim Bashar Al Assad. Qatar juga bermain di

Afghanistan dengan mendukung Taliban. Bahkan, Qatar membuka kantor Taliban

di Doha.0

Bisa dilihat bahwa semua ini merupakan perwujudan dari politik luar

negeri Qatar yang independen, Qatar ingin adanya perbedaan di dalam politik luar

negerinya dibandingkan dengan negara-negara Arab yang lain. Qatar berupaya

mendapatkan peran besar dalam percaturan politik regional dan internasional

dengan mendukung gerakan-gerakan islamis, yang dipandang Qatar sebagai

kekuatan yang akan memainkan peran besar di panggung regional dan dunia

0
Hanna Samosir, “Al Jazeera di Pusaran Krisis Diplomatik Qatar”, dalam: https://m.cnnindonesia.
com/internasional/20170621120808-120-223256/al-jazeera-di-pusaran-krisis-diplomatik-qatar
[Diakses: 14 Januari 2020]
0
Smith Alhadar, “Qatar dan kontestasi Arab-Iran”, dalam: https://m.mediaindonesia.com/read/
detail/107791-qatar-dan-kontestasi-arab-iran [Diakses: 21 Januari 2020]

60
islam di masa yang akan datang. Maka tak heran jika gerakan islamis di berbagai

negara Arab dan dunia islam dirujuk sebagai gerakan yang didorong oleh Qatar.

Walaupun di satu sisi Qatar menyangkal tuduhan yang dilontarkan negara-negara

Arab mengenai dukungan nya terhadap kelompok teroris.

5. Kedekatan Qatar dengan Iran

Selain pelanggaran terhadap hal-hal tersebut diatas, krisis diplomatik Qatar

juga didorong oleh sebab-sebab lain seperti, hubungan yang sangat dekat antara

Qatar dan Iran terutama karena kerjasama mereka dalam pembagian ladang gas

terbesar di dunia yaitu North Dome dan South Pars.0

Arab Saudi meminta agar Qatar memutuskan hubungan diplomatik dengan

Iran. Setelah beberapa kali putus nyambung hubungan diplomatik, Arab Saudi

kembali memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada 4 Januari 2016 akibat

adanya serangan terhadap kantor kedutaan Saudi di Iran. Banyak ketidak selarasan

antara kedua negara tersebut, mulai dari masalah perbedaan paham aliran agama

dimana Iran merupakan penganut aliran Syi’ah daan Saudi penganut aliran Sunni,

sampai perbedaan geopolitik, minyak,dan lain sebagainya.0

Qatar telah berulangkali menolak tuduhan yang dianggapnya sebagai tidak

mendasar. Kemudian, sebagai alasan atas pemutusan hubungan Saudi, Doha

menyatakan sikap akan membuka hubungan diplomatik penuh dengan Iran. Qatar
0
Al Jazeera “Qatar-Iran ties: Sharing the world’s largest gas field” dalam:
https://www.aljazeera.com/indepth/interactive/2017/06/qatar-north-dome-iran-south-pars-glance-lng-
gas-field-170614131849685.html [Diakses: 20 Jamuari 2020]
0
BBC News “Tujuh hal tentang permusuhan Iran dan Arab Saudi” dalam: https://www.bbc.com
/indonesia/dunia/2016/01/160105_dunia_iransaudi_musuh [Diakses : 20 Januari 2020]

61
juga sejauh ini masih mempertahankan dukungan untuk Kesepakatan Nuklir Iran

(JCPOA 2015) yang telah ditinggalkan AS. Meskipun bertekad untuk mengikuti

politik luar negeri yang independen, namun, Qatar tidak akan berusaha untuk

mengasingkan Donald Trump dengan menolak tekanan Washington untuk

mengurangi agresi Iran di wilayah tersebut. Karena, Qatar masih memiliki

kepentingan ekonomi dalam memastikan instalasi gas dan minyak tidak menjadi

sasaran serangan oleh pasukan proksi Iran.0

Seperti diketahui bahwa Iran adalah negara Syi’ah yang mana Iran juga

terkenal dengan upaya-upayanya untuk menyebarkan nilai-nilai Syi’ah dan

demokrasi berusaha untuk mengekspor paham revolusi mereka. Hal ini mengaris

bawahi bahwa Saudi tidak pernah menyetujui hubungan baik dibidang apapun

dengan Iran, dan hubungan baik Qatar-Iran tersebut meningkatkan sentimental dan

kecemburuan. Qatar dulunya adalah anggota OPEC namun karena produksi

minyak Qatar yang menurun, Qatar sekarang memutuskan untuk keluar dari OPEC

pada Januari 2019 dan memfokuskan pada gas alam. Seperti yang kita ketahui

bahwa Qatar merupakan eksportir gas alam terbesar di dunia.

B. Dampak dari Saudi Terhadap Qatar

Krisis diplomatik diikuti dengan pemutusan hubungan diplomatik oleh

Arab Saudi dan kawan-kawan kepada Qatar memberikan dampak buruk terkait
0
Rizki Hasan,”Isu Iran Berpeluang Mencairkan Krisis Diplomatik Qatar dan Arab Saudi?”,
dalam: https://m.liputan6.com/global/read/3979068/isu-iran-berpeluang-mencairkan-krisis-diplomatik-
qatar-dan-arab-saudi [Diakses: 20 Januari 2020]

62
dengan perekonomian domestik, semenjak diberlakukannya sanksi politik ekonomi

perdagangan, ekonomi Qatar merasakan dampak negatif. Penutupan lalu lintas

perdagangan baik melalui darat, laut, maupun udara berdampak pada suplai

bahan makanan dari negara Arab Saudi. Dimana Qatar bukanlah negara produsen

produk pangan, sehingga ketika pasokan pangan dihentikan, terjadi gejolak di

pasar konsumen. Harga pangan melonjak tinggi sementara stok yang tersedia

semakin sedikit. Masalah lainnya yang terjadi di krisis pangan, karena Qatar

sangat bergantung pada Arab Saudi sebagai satu-satunya jalan pemasok bahan

pangan.

Walaupun Qatar merupakan salah satu negara yang memiliki GDP tertinggi

di dunia dan ekonomi Qatar memiliki cadangan keuangan yang cukup untuk

membuatnya tetap bertahan, tetapi kekurangan makanan dan barang-barang

penting lainnya dapat mengganggu kehidupan dan bahkan menghasilkan

ketidakstabilan sosial . Maskapai Qatar, Qatar airways mengalami kerugian sebesar

QR 252M ($69M). Warga negara Qatar diusir dari negara-negara yang memutuskan

hubungan diplomatik dengannya, pelajar yang tengah studi di negara-negara yang

memutuskan hubungan diplomatik tidak mendapat hak siswanya dengan baik.

Terdapat 1.120 artikel pers dan beberapa 600 karikatur anti-Qatar diterbitkan di

Arab Saudi, UEA dan Bahrain antara bulan Juni dan Oktober 2017 yang

menebarkan kebencian dan kampanye anti-Qatar. Dan krisis menyebabkan Qatar

terisolasi serta kehilangan power di kawasan.0

0
Sukma Bintang Cahyani, loc. cit

63
Dalam kondisi terpuruk seperti ini, Qatar tidak tinggal diam. Qatar

melakukan berbagai upaya untuk mengebalikan perekonomian negaranya.

Blokade yang dilakukan oleh Arab Saudi dan kawan-kawan telah membuat negara

Qatar menjadi lebih kuat dan bersatu lagi menjadi negara yang independen. “kami

telah mengatasi hambatan blockade dan kami juga semakin dekat untuk

mencapai visi nasional Qatar untuk tahun 2030” ujar Emir Qatar. Qatar telah

mengembangkan kemampuan domestik baru untuk menggantikan impor yang

hilang dari negara-negara pemblokiran. Di bidang ekonomi, Emir mengatakan

Qatar telah mengatasi hambatan blokade Teluk, Emir menjabararkan pencapaian

ekonomi dan siap untuk menyelesaikan perselisihan berdasarkan prinsip saling

menghormati. Qatar akan membukukan surplus anggaran tahun 2019 QR 4,3M ($

1,1M), yang pertama dalam tiga tahun, setelah defisit setahun yang lalu QR 28,1M.0

Qatar membentuk aliansi erat dengan Turki dan Iran. Iran telah menjadi

sumber makanan utama bagi Qatar dan wilayah udaranya menjadi vital bagi

operasi lanjutan Qatar Airways.0 Emir Qatar mengatakan, “kami berterimaksaih

kepada posisi Iran dalam beberapa tahun terakhir setelah blokade, karena

memberikan semua fasilitas kepada Qatar, apakah itu membuka jalur udara,

mengirimkan bantuan, atau membuka perbatasan”. Sementara itu Hassan Rouhani

presiden Iran mengatakan “Hubungan Bilateral antara Iran dan Qatar adalah

0
Al Jazeera and News Agency, “ Emir says Qatar has overcome obstacles of Gulf blockade”,
dalam:https://www.aljazeera.com/news/2019/11/emir-watar-overcome-obstacles-gulf-blockade19110
507057081 [Diakses:20 Januari 2020]
0
Dhea Mei Diaty,”Upaya Qatar dalam menghadapi pemutusan hubungan diplomatic yang
dipelopori oleh Saudi(2017)”, (Laporan penelitian Departemen Hubungan Internasional Universitas
Airlangga,Surabaya),

64
historis dan menikmati keramahan yang baik, dalam beberapa tahun terakhir,

ketika mereka menjatuhkan sanksi pada Qatar dan mengepungnya, Iran

memenuhi tugasnya teradap Qatar, berdiri di sampingmya, dan akan terus

mendukungnya”.0

Kapal kargo yang penuh dengan makanan dari Turki, Iran, Oman, dan

India memasuki Qatar untuk memastikan tidak ada kekurangan pasokan. Ketika krisis

berlanjut, tautan perdagangan alternatif dan rute perdagangan dikembangkan.

Pemerintah negara Qatar mendukung penuh sektor ekonomi lokal untuk

membantu menangani krisis yang ada di Qatar. Banyak keluarga yang terkena

dampak oleh pemerintah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain yang

mengatakan kepada warga mereka untuk segera meninggalkan Qatar dalam waktu

dua minggu, begitu pula warga Qatar yang tinggal di negara tersebut untuk segera

kembali ke Qatar.0 Menurut MOFA (Ministry of Foreign Affairs) Qatar , tindakan

KSA telah memisahkan anak-anak dari orang tua, suami dari istri, dan keluarga yang

terganggu di seluruh wilayah. Mereka telah secara sewenang-wenang dan tanpa

pandang bulu mencampuri unsur-unsur kehidupan sehari-hari yang paling

mendasar bagi banyak orang di Qatar, KSA, dan negara-negara lain, termasuk

kemampuan mereka untuk mempraktikkan agama mereka, untuk menerima

perawatan medis, untuk mendapatkan pendidikan, untuk bekerja dan memiliki

0
Arrahmahnews in internasional, “Emir Qatar: Kami Rakkan Lupa Bantuan Iran di Masa-masa
Sulit Blokade Saudi Cs”, dalam: https://arrahmahnews.com/internasional/120662/13/01/2020/emir-
qatar-kami-takkan-lupa-bantuan-iran-di-masa-masa-sulit-blokade-saudi-cs/ [Diakses:21 JAnuari 2020]
0
Dhea Mei Diaty,”Upaya Qatar dalam menghadapi pemutusan hubungan diplomatik yang
dipelopori oleh Saudi (2017), Laporan penelitian Departemen Hubungan Internasional Universitas
Airlangga,Surabaya),

65
properti. untuk memenuhi kebutuhan mereka dan keluarga mereka — hanya

karena mereka Qatar, menikah dengan Qatar, anak-anak Qatar atau terkait dengan

Qatar.0

Jadi bisa dikatakan, dampak yang di dapat dari krisis diplomatik ini yang

paling menonjol ialah krisis pangan karena embargo yang dilakukan negara Arab

Saudi cs dengan di berhentikannya impor produk pangan dari Arab Saudi dan

ekonomi Qatar yang menurun akibat banyak kegiatan yang harus dilakukan oleh

Qatar demi menjaga stabilitas di negaranya. Blokade laut, darat dan udara

membuat Qatar kesulitan dalam melakukan ekspor impor, sehingga memerlukan

lebih banyak biaya yang diperlukan, serta Qatar Airways yg harus merubah rute

penerbangan dengan melewati jalur udara Iran dan Turki untuk tetap bisa

beroperasi. Dampak lain yang dirasakan oleh masyarakat Qatar ialah dengan

adanya blokade tersebut banyak keluarga yang terpisah, pelarangan terhadap

warga Qatar untuk menjalankan ibadah haji dan umrah, banyak orang yang tidak

bisa mengelola asset mereka serta pelajar dan mahasiswa yang sedang belajar di

negara yang terlibat blokade juga yang turut menjadi korban.

C. Upaya Pemulihan Hubungan Kedua Negara

Krisis diplomatik Qatar ini telah banyak diupayakan untuk diselesaikan,

termasuk mediasi dari pemimpin GCC saat itu, Kuwait. Namun gagal dan tidak
0
Ministry Of Foreign Affairs, “Statements in response to Saudi allegations and claims regarding
the unjust Blockade” dalam: https://www.mofa.gov.qa/en/statements/statement-in-response-to-saudi-
allegations-and-claims-regarding-the-unjust-blockade [Diakses: 21 Januari 2020]

66
mencapai tahap resolusi, yang tersisa hanya 13 tuntutan sebagai syarat bagi Qatar

untuk memulihkan hubungannya dengan mereka. 13 tuntutan tersebut ialah sebagai

berikut:

Pada 23 Juni 2017, Mesir, Arab Saudi, Emirates, dan Bahrain mengidentifikasi

daftar 13 persyaratan untuk Doha yang harus mereka penuhi untuk mengembalikan

hubungan dengan mereka, dan Negara Kuwait menyerahkan daftar itu, yang

meliputi:

1. Pengumuman Qatar untuk mengurangi perwakilan diplomatik dengan Iran

dan keberangkatan Pengawal Revolusi dari Qatar

2. Penutupan langsung pangkalan militer Turki yang didirikan di Doha dan

penghentian kerja sama militer dengan Turki

3. Pengumuman Qatar untuk memutuskan hubungan dengan semua organisasi

teroris, yang dipimpin oleh Ikhwan, ISIS, Al Qaeda, dan Hizbullah

4. Menghentikan pembiayaan Qatar dari individu atau organisasi teroris, dan

mereka yang termasuk dalam daftar teroris di empat negara

5. Qatar menerima semua elemen teroris yang dibutuhkan oleh empat negara

dan tidak memiliki elemen lain di masa depan

6. Menutup Al-Jazeera dan salurannya.

7. Tutup media secara langsung atau tidak langsung didukung oleh Qatar

8. Menghentikan campur tangan dalam urusan negara internal dan kepentingan

eksternal mereka, dan memutuskan kontak dengan unsur-unsur oposisi dari

empat negara

67
9. Qatar membayar kompensasi untuk para korban dan kerugian dari empat

negara, karena kebijakan Qatar selama tahun-tahun sebelumnya

10. Qatar berkomitmen untuk menjadi negara yang selaras dengan lingkungan

Teluk dan Arabnya

11. Qatar menerima semua basis data dari lawan yang didukung dan

mengklarifikasi semua jenis dukungan yang diberikan kepada mereka.

12. Permintaan ini disetujui dalam waktu 10 hari setelah diajukan, jika tidak

dianggap tidak sah

13. Laporan tindak lanjut berkala disiapkan untuk perjanjian setelah

mencapainya, sebulan sekali untuk tahun pertama dan sekali setiap tiga

bulan untuk tahun kedua0

Tiga tuntutan yang paling menarik perhatian adalah Qatar dituntut untuk

menutup Al-Jazeera, memutuskan hubungan dengan Ikhwanul Muslimin, memutus

hubungan dengan Iran, serta Qatar diwajibkan membayar kompensasi dana yang

terpakai saat krisis terjadi dan bersedia di kontrol dan diawasi oleh negara kuartet.

Hal tersebut ditolak oleh Qatar karena dianggap melanggar kemerdekaan dan

kedaulatan Qatar. Qatar hanya ingin bekerjasama dengan Iran, tidak ingin adanya

perselisihan dengan Iran dan menciptakan ketidakstabilan di wilayah. Intinya

Qatar ingin mempertahankan kerjasama yang erat dengan negara-negara Teluk

melalui GCC, tetapi pada saaat yang sama Qatar juga merasa perlu berdialog

dengan Iran.
0
‫الهيئة العامة لإلستعالمات‬-‫ قرار مصر بقطع العالقات مع قطر‬dalam : http://www.sis.gov.eg/section/0/10172?

lang=ar [Diakses: 21 Januari 2020]

68
Pada akhir November 2019 Emir Kuwait Sheikh Sabah Al Hamad Al Jaber

Al Sabah menyerukan agar sengketa diplomatik dengan Qatar segera diakhiri.

Menurut Sheikh Sabah, perselisihan antara negara-negara tersebut melemahkan

persatuan GCC. “Sangat penting untuk menarik perhatian anda pada kerusuhan

yang melanda wilayah kita yang menimbulkan ancaman dan dampak besar, tidak

hanya pada stabilitas dan keamanan kita, tetapi juga generasi mendatang”, Kata

Sheikh Sabah.0

Upaya untuk menyelesaikan perselisihan antara Qatar dan blok yang

dipimpin oleh Saudi sedang mengumpulkan momentum, dengan turnamen sepak

bola yang dilaksanakan di Doha membantu membuka jalan bagi kemungkinan

terobosan, menurut seorang pejabat Teluk dengan pengetahuan tentang masalah

tersebut. Ada tanda-tanda kemajuan dari kelanjutan krisis ini, dilihat pada bulan

November 2019, ketiga Negara Teluk mengambil bagian dalam turnamen sepak

bola regional di Qatar, membalikkan pada menit terakhir keputusan sebelumnya

untuk tidak berpartisipasi. Mereka mencoba membuka komunikasi kembali demi

kelangsungan acara Gulf Cup 2019. Ini adalah keempat kalinya Qatar menjadi

tuan rumah acara yang menarik perhatian ekstra karena dimainkan dengan latar

belakang sengketa diplomatik yang lebih dari dua tahun dengan tiga negara

tetangganya. Meskipun ada pembatasan wilayah udara yang diberlakukan sejak

pemutusan hubungan diplomatik, tim-tim dari Arab Saudi dan Bahrain dilaporkan

terbang langsung ke Doha. Penonton mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka


0
Shelma,”Emir Qatar Diundang Raja Salman Hadiri KTT GCC Ke-40”, dalam : http://wartaegov.
com/berita259879/emir-qatar-diundang-raja-salman-hadiri-ktt-gcc-ke-40.html, [Dialses: 20 Januari
2020]

69
berharap turnamen ini akan membantu meredakan ketegangan politik dan

mengakhiri blokade.

Pada pertemuan KTT Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang ke-40 pada

tanggal 10 Desember 2019 di Riyadh, Arab Saudi. Arab Saudi mengundang Emir

Qatar Syeikh Tamim bin Hammad Al-Thani tetapi Syeikh Tamim tidak

menghadirinya. Seperti yang di lansir oleh Qatar News Agency di Twitterya pada

Syeikh Tamim memerintahkan Perdana Menteri Qatar Abdullah bin Naser bin

Khalifa Al-Thani untuk memimpin delegasi ke Riyadh. Ketidakhadiran Emir Qatar

pada pertemuan KTT Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang ke-40 memperkecil

kemungkinan rekonsiliasi antara Qatar dan negara tetangga yang terlibat konflik.

Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdlrahman Al Thani

mengatakan “masih terlalu dini untuk membicarakan kemajuan nyata dengan Arab

Saudi dalam hal blokade”. Beliau menambahkan bahwa “bagaimanapun,

membuka saluran komunikasi antara Doha dan Riyadh adalah langkah maju”.

Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Sheikh Mohammed mengatakan akan

membutuhkan waktu untuk membangun kembali kepercayaan antara Qatar dengan

Negara Teluk setelah dua setengah tahun pemblokiran terhadap jalur udara, laut,

dan darat terhadap Qatar.0

Berbagai upaya telah dilakukan oleh kedua negara dalam menangani kasus

krisis diplomatik yang sudah menyentuh tahun ketiga ini, banyak pihak yang telah

0
Al Jazeera and News Agency, “Egypt’s El-sisi says position on Qatar ‘unchange’ ”, dalam:
https://www.aljazeera.com/news/2019/12/egypt-el-sisi-position-qatar-unchanged-191211820041176.
html [Diakses: 21 Januari 2020]

70
membantu menjadi mediator dalam kasus ini tetapi tetap saja kasus ini belum bisa

diselesaikan. Qatar kecil yang kini menginginkan kebebasan dan menjadi negara

independen tidak mau diatur oleh Saudi dan merasa Arab Saudi telah ikut campur

urusan dalam negeri negaranya, sedangkan Arab Saudi dengan keegoisannya

menginginkan Qatar untuk tidak menjalin hubungan apapun dengan Iran, menutup

media Al Jazeera dan berhenti mendukung organisasi teroris yang dapat

mengancam kestabilan di kawasan. Telah terjadi berbagai dialog antara Qatar dan

negara kuartet sehingga mengurangi ketegangan di kawasan, juga dengan adanya

Gulf Cup yang diadakan pada bulan November lalu juga memberikan tanda-tanda

bahwa krisis sudah mulai mereda.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

71
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya krisis diplomatik yang berujung

dengan pemutusan hubungan diplomatik antara Qatar dan Arab Saudi ada 3 poin

utama yaitu: Pertama, dukungan Qatar terhadap Ikhwanul Muslimin yang menurut

Arab Saudi merupakan suatu kelompok terroris yang mengancam kestabilan

kawasan, organisasi ini juga di bahas di Riyadh Agreement yang secara jelas

melarang anggota GCC untuk memberikan bantuan apapun terhadap Ikhwanul

Muslimin. Kedua, penutupan Al Jazeera karena media ini dianggap ikut campur

urusan negara lain dalam serangkaian peristiwa yang terjadi saat Arab Spring

berlangsung, Al Jazeera tidak henti-hentinya menyebarkan pemberitaannya yang

konon dianggap bias dan mampu menyulut api dan kontroversi dari seluruh belahan

Timur Tengah. Hal ini merupakan salah satu hal yang tidak disukai oleh negara –

negara di kawasan karena dianggap pemberitaan yang dilakukan oleh Qatar

mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di Arab Spring merupakan sebuah

propaganda dapat menyulutkan api kontroversi di seluruh belahan Timur Tengah.

Dan juga Qatar melalui Al Jazeera memberikan tempat bagi para pemberontak

atau terosis Ikhwanul Muslimin untuk mengakses dan sekaligus memanfaatkan Al

Jazeera. Ketiga, kedekatan Qatar dengan Iran, dimana Iran merupakan musuh

terbesar Arab Saudi, terdapat benyak perbedaan mulai dari geopolitik, ideologi

hinggga perbedaan paham aliran agama syi’ah dan sunni antara Iran dan Saudi.

Kemudian dampak yang di dapat oleh Qatar adalah terjadinya krisis pangan

karena Embargo yg dilakukan Arab Saudi dengan memberhentikan impor pangan

72
ke Qatar, ekonomi Qatar menurun karena banyak biaya yang dikeluarkan untuk

bisa menstabilkan keadaan di dalam negeri, dengan di lakukan nya pemblokiran

wilayah darat, laut dan udara membuat rute penerbangan Qatar Airways harus di

rubah. Krisis diplomatik antara Qatar dan Arab Saudi juga akan tetap berlangsung

hingga beberapa tahun kedepan, dengan adanya pernyataan dari Menteri Luar Negeri

Qatar Sheikh Mohammed bin Abdlrahman Al Thani yang mengatakan bahwa akan

membutuhkan waktu untuk membangun kembali kepercayaan antara Qatar dengan

Negara Teluk setelah dua setengah tahun pemblokiran terhadap jalur udara, laut,

dan darat terhadap Qatar. Dampak-dampak tersebut rupanya tidak terlalu

memberikan pengaruh bagi Qatar karena Qatar dapat menangani hal tersebut

dengan baik demi kestabilan dan kelangsungan hidup di negaranya. Hanya

disayangkan imbas dari krisis diplomatik ini ialah banyak keluarga yang terpisah,

pelarangan terhadap warga Qatar untuk menjalankan ibadah haji dan umrah,

banyak orang yang tidak bisa mengelola asset mereka serta pelajar dan

mahasiswa yang sedang belajar di negara yang terlibat blockade juga yang turut

menjadi korban.

B. Saran

Dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan baik karena

keterbatasan kapabilitas peneliti, maupun kendala-kendala non teknis. Oleh sebab

itu bagi yang hendak melakukan penelitian dengan menggunakan objek penelitian

73
yang sama maupun serupa dengan penelitian ini, diharapkan untuk melakukan

penelitian dengan menggunakan metode atau teori yang berbeda serta

memperbanyak lagi sumber-sumber dan referensi yang terkait dengan

permasalahan yang ingin di teliti agar dapat menghasilkan penelitian yang lebih

baik dari penulis.

Daftar Pustaka

Buku :

AK, Syahmin., Hukum Diplomatik Suatu Pengantar. Armico, 1988.

74
Andersen, Roy R. and Robert F.Selbert and Jon G. Wagnerr, Politics and Change in

the Middle East Sources of Conflict and Accommodation (Fourth Edition).

NY: Routledge, 2011.

Bakry, Umar S., Dasar – Dasar Hubungan Internasional. Depok: Kencana,1999.

____________, Pengantar Hubungan Internasional. Jakarta: Jayabaya Press, 1999.

____________, Metode Penelitian Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2016.

____________, Pedoman Skripsi Hubungan Internasional, Yogyakarta: Deepublish,


2016

Cahyo, Agus N., Tokoh-Tokoh Timur Tengah yang Diam-Diam Jadi Antek Amerika

dan Sekutunya. Yogyakarta: DIVA Press, 2011

Cleveland, Wiliam L. and Martin Bunton, A History of the Modern Middle East.
Boulder: Westview Press, 1994.

Echague, Ana., Qatar: The Opportunis, Geopolitics and Democracy in The Middle

East,ed. Kristina Kauch et al. Madrid,Spain: Fride Publisher, 2015.

Mu’in, Mohm., Perjuangan Diplomasi dan Pol itik Luar Negeri. Jakarta : Pustaka

Azzam, 1982.

Mauna, Boer., Hukum Internasiona: Pengertian, Peranan, dan Fungsi dalam Era

Dinamika Global. Bandung: P.T. Alumni, 2005.

Suryokusumo, Sumaryo., Praktik Diplomasi. Jakarta: BP Iblam, 2004.

Tamburaka, Apriadi., Revolusi Timur Tengah, Yogyakarta: Penerbit NARASI, 2011.

75
Ulrichsen, Kristian Choates., Qatar and The Arab Spring: Policy Drivers and

Regional Implication. Washington: Carnegiae Endowmen For International

Peace, 2014.

Jurnal :

Adwani., “Akibat Pemutusan Hubungan Diplomatik Terhadap Perjanjian Multilateral

Para Pihak” dalam Jurnal Hukum Samudra Keadilan, Vol.10 No.2 (2015).

Cahyani,Sukma Bintang.,”Faktor-Faktor Manuver Politik Qatar dalam Penguatan


Aliansi dengan Iran PAsca Kasus Krisis Diplomatik Qatar TAhun 2017”,
dalam Journal of International Relations, Vol. 5, No. 3 (2019).

Nurhafiza., “Kebijakan Arab Saudi Memutuskan Hubungan Diplomatik dengan Qatar

tahun 2017”, dalam : JOM FISIP Vol.6 No.1 (2019).

Sulaib, Faisal Mukhyat Abu., “Understanding Qatar’s Foreign Policy, 1995-2017”

dalam Middle East Policy Council, Vol.24 No.4 (2017).

Wardoyo, Broto., “Rivalitas Saudi-Qatar dan Skenario Krisis Teluk”, dalam Jurnal

Hubungan Internasional, Vol.7. No.1 (2018).

Karya Ilmiah :

Diaty, Dhea Mei.,” Upaya Qatar dalam menghadapi pemutusan hubungan diplomatik
yang dipelopori oleh Saudi(2017), Laporan penelitian Departemen Hubungan
Internasional Universitas Airlangga,Surabaya.
Octaviarie, Rizza., “Alasan Kebijakan Arab Saudi Melakukan Blockade Terhadap

76
Qatar”, Laporan penelitian Departemen Hubungan Internasional Universitas

Airlangga,Surabaya.

Sahilna, Miftaha., “Strategi Soft Diplomacy Politik Luar Negeri Qatar (2010-2017)”,

Thesis pada Program Pascasarjana universitas Muhammadiyah,Yogyakarta.

Savitri, Astri Audina ,and Budi Mulyana., “Hubungan Arab Saudi dan Qatar Pasca

Pemutusan Hubungan Diplomatik Tahun 2017”, Laporan penelitian Program

Studi HI Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Triharso, Ajar. Djoko Sulistyo, M. Muttaqien, Adhi Cahya Fahadayna. “Arab Spring
dalam Tinjauan Globalisasi dan Demokratisasi” (Laporan Penelitian BOPTN
FISIP Tahun Anggaran 2013 Univeritas Airlangga, Surabaya)

Internet :
Alhadar, Smith., “Qatar dan kontestasi Arab-Iran”, dalam:
https://m.mediaindonesia.com/read/detail/107791-qatar-dan-kontestasi-arab-iran
[Diakses: 21 Januari 2020]

Al-Jazeera and News Agencies “Qatar FM: ‘Too early to talk about real progress
with Saudi’ “ dalam:https://www.aljazeera.com/news/2019/12/qatar-fm-early-talk-
real-progress-saudi-19121606 0536330.html [Diakses: 26 Desember 2019]

Al Jazeera “Qatar-Iran ties: Sharing the world’s largest gas field” dalam:
https://www.aljazeera.com/indepth/interactive/2017/06/qatar-north-dome-iran-south-
pars-glance-lng-gas-field-170614131849685.html [Diakses: 20 Jamuari 2020]

Al-Jazeera and News Agency, “ Emir says Qatar has overcome obstacles of Gulf
blockade”, dalam:https://www.aljazeera.com/news/2019/11/emir-watar-overcome-
obstacles-gulf-blockade19110 507057081 [Diakses:20 Januari 2020]

Al-Jazeera and News Agency, “Egypt’s El-sisi says position on Qatar ‘unchange’ ”,
dalam: https://www.aljazeera.com/news/2019/12/egypt-el-sisi-position-qatar-
unchanged-191211820041176. html [Diakses: 21 Januari 2020]

77
Arrahmahnews in internasional, “Emir Qatar: Kami Rakkan Lupa Bantuan Iran di
Masa-masa Sulit Blokade Saudi Cs”, dalam:
https://arrahmahnews.com/internasional/120662/13/01/2020/emir-qatar-kami-takkan-
lupa-bantuan-iran-di-masa-masa-sulit-blokade-saudi-cs/ [Diakses:21 JAnuari 2020]

Barnard,Anne, and David D.Kirkpatrick., ”5 Arab Nations Move to Isolate Qatar,


Putting the U.S in a Bind”, dalam
https://www.nytimes.com/2017/06/05/world/middleeast/qatar-saudi-arabia-egypt-
bahrain-united-arab-emirates.html [Diakses : 25 Oktober 2019]

BBC News, ”Saudi Arabia declares Muslim Brotherhood ‘Terrorist Group’ “, dalam:
https://www.bbc.com/news/world-middle-east-26487092 [Diakses: 9 Januari 2020]

BBC News, “Qatar says state news agency hacked after report cities Emir Criticising
US” dalam: https://www.bbc.com/news/world-middle-east-40026822 [Diakses: 11
Januari 2020]

BBC News “Tujuh hal tentang permusuhan Iran dan Arab Saudi” dalam:
https://www.bbc.com /indonesia/dunia/2016/01/160105_dunia_iransaudi_musuh
[Diakses : 20 Januari 2020]

BBC, ‫ فما السبب؟‬... ‫ الفيفا تتراجع عن خطة زيادة عدد المشاركين‬:‫كأس العالم في قطر‬
, https://www.bbc.com/arabic/trending-48379110 [Diakses: 5 Maret 2020]

Berita Satu, “Arab Spring Bermula Dri Penjual Buah” dalam


https://www.beritasatu.com /ekonomi/23030-arab-spring-bermula-dari-penjual-
buah.html [Diakses : 1 Desember 2019]

CNN, dalam:
https://i2.cdn.turner.com/cnn/2017/images/07/10/translation.of.agreemen
tsupdated.pdf [Diakses: 18 Januari 2020]

Dewi, Santi Dewi., “Semua yang perlu kamu ketahui mengenai pemutusan hubungan
diplomatik Qatar”, dalam https://www.rappler.com/indonesia/data-dan-fakta/172162-
semua-hal pemutusan-hubungan-diplomatik-qatar [Diakses : 17 November 2019]

DeYoung, Karen, Kareem Fahim and Sudarsan Raghavan “Trump jumps into


worsening dispute between Qatar and powerful Arab block”, dalam
https://www.washingtonpost.com/world/turkey-and-kuwait-move-to-mediate-middle-
east-rift-over-qa[tar/2017/06/06/3fc3b070-4a8a-11e7-a186-
60c031eab644_story.html?noredirect=on The Washington Post [Diakses : 5
September 2019]

78
DeYoung, Karen, and Kareem Fahim,. "Four Arab nations sever diplomatik ties with
Qatar, exposing rift in region", dalam https://www.washingtonpost.com/world/four-
arab-nations-sever-diplomatik-ties-with-qatar-exposing-rift-in-
region/2017/06/05/15ad2284-49b4-11e7-9669250d0b15f83b_story.html [Diakses : 5
November  2019]

Erickson, Amanda., “ Why Saudi Arabia hates Al Jazeera so much”, dalam:


https://www. washingtonpost.com/news/worldviews/wp/2017/06/23/why-saudi-
arabia-hates-al-jazeera-so-much/ [Diakses: 14 Januari 2020]

Haryama, Rahmat., “Penjelasan Arab Spring dan Foreign Fighter Indonesia” dalam:
https://www.academia.edu/13397896/Penjelasan_Arab_Spring_dan_Foreign_Fighter
_Indonesia [Diakses : 1 Desember 2019]

Hananto, Akhyari., “Pelajaran dari Timur Tengah: Mengapa Qatar Keluar OPEC?”
dalam : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/01/16/pelajaran-dari-timur-
tengah-mengapa-qatar-keluar-opec [Diakses: 9 Januari 2019]

Hasan,Rizki., “Isu Iran Berpeluang Mencairkan Krisis Diplomatik Qatar dan Arab
Saudi?”, dalam: https://m.liputan6.com/global/read/3979068/isu-iran-berpeluang-
mencairkan-krisis-diplomatik-qatar-dan-arab-saudi [Diakses: 20 Januari 2020]

Indrajati, Yudhi., Hubungan Internasional di Timur Tengah, dalam:


https://www.academia.edu/ 9818167/Hubungan_Internasional_di_Timur_Tengah
[Diakses : 29 November 2019]

Ministry Of Foreign Affairs, “Statements in response to Saudi allegations and claims


regarding the unjust Blockade” dalam:
https://www.mofa.gov.qa/en/statements/statement-in-response-to-saudi-allegations-
and-claims-regarding-the-unjust-blockade [Diakses: 19 Januari 2019]

Moslem Today, “Apa itu GCC”, dalam” 222.moslemtoday.com/apa-itu-gcc/


[Diakses: 4 Januari 2020]

Mubasher, “‫يادي للمملكة‬xxx‫ق س‬xxx‫ر ح‬xxx‫ع قط‬xxxx‫ية م‬xxxx‫ات الدبلوماس‬xxx‫ع العالق‬xxx‫ قط‬:‫عودية‬xxxx‫”الس‬, dalam:
https://www.mubasher.info/news/3527339/-‫ق‬x‫ح‬-‫ر‬x‫قط‬-‫ع‬x‫م‬-‫ية‬xx‫الدبلوماس‬-‫ات‬x‫العالق‬-‫ع‬xx‫قط‬-‫عودية‬xx‫الس‬
‫للمملكة‬-‫[ سيادي‬Diakses :11 Januari 2020]

Pierini, Marc.,” Qatar’s Foreign Policy Under the New Emir” dalam:
https://carnegieeurope.eu/ strategiceurope/52236 [Diakses: 4 Januari 2020]

79
Raharjo, Budi., “Emir Qatar Absen di KTT Teluk di Riyadh” dalam:
https://internasional. republika.co.id/berita/q2bv2o415/emir-qatar-absen-di-ktt-teluk-
di-riyadh [Diakses: 26 Desember 2019]

Saputra, Eka Yudha., “Qatar Keluar OPEC Mulai 1 Januari 2019, ini alasannya”
dalam: https://dunia.tempo.co/amp/1154934/qatar-keluar-opec-mulai-1-januari-2019-
ini-alasannya [Diakses: 4 Januari 2019]

Samosir, Hanna., “Aljazeera di Pusaran Diplomatik Qatar”, dalam


“https://www.cnnindonesia.com /internasional/20170621120808-120-223256/al-
jazeera-di-pusaran-krisis-diplomatik-qatar [Diakses: 9 januari 2020]

Shelma,”Emir Qatar Diundang Raja Salman Hadiri KTT GCC Ke-40”, dalam :
http://wartaegov. com/berita259879/emir-qatar-diundang-raja-salman-hadiri-ktt-gcc-
ke-40.html, [Dialses: 20 Januari 2020]

Shawn Powers, “The Geopolitics of the News: The Case of the Al Jazeera Network”
dalam:https://www.academia.edu/556090/The_Geopolitics_of_the_News_The_Case_
of_the_Al_Jazeera_Network [Diakses: 14 januari 2020]

Souaiaia, Ahmad E., “Qatar, Aljazeera, and the Arab Spring”, dalam:
http://mrzine.monthly review.org/2011/souaiaia171111/html , [Diakses: 23
September 2019]

The Embassy of the Kingdom of Saudi Arabia, “Kingdom of Saudi Arabia Cut Off
Diplomatic and Consular Relations With The State of Qatar”, dalam :
https://www.saudiembassy.net/ news/kingdom-saudi-arabia-cuts-diplomatic-and-
consular-relations-state-qatar [Diakses: 25 Oktober 2019]

The Embassy of the Kingdom of Saudi Arabia, “About Saudi Arabia” dalam:
https://www.saudiembassy.net/economy-global-trade [Diakses: 4 Januari 2020]

The Embassy of the Kingdom of Saudi Arabia, “Kingdom of Saudi Arabia Cut Off
Diplomatic and Consular Relations With The State of Qatar”, dalam :
https://www.saudiembassy.net/news/ kingdom-saudi-arabia-cuts-diplomatic-and-
consular-relations-state-qatar [Diakses: 14 Januari 2020]

Wikipedia, “Liga Arab”, https://id.wikipedia.org/wiki/Liga_Arab [Diakses: 4 Januari


2020]

Wikipedia ., “Hubungan Bilateral”


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hubungan_bilateral [Diakses: 20 Oktober 2019]

80
‫تعالمات‬xxxxxx‫ة لإلس‬xxxxxx‫ة العام‬xxxxxx‫الهيئ‬-‫ر‬xxxxxx‫ع قط‬xxxxxx‫ات م‬xxxxxx‫ع العالق‬xxxxxx‫ر بقط‬xxxxxx‫رار مص‬xxxxxx‫ ق‬dalam :
http://www.sis.gov.eg/section/0/10172? lang=ar [Diakses: 21 Januari 2020]

81

Anda mungkin juga menyukai