Anda di halaman 1dari 3

Imaginal Thought

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa selain pemikiran proposional, kita juga dapat
berpikir dengan mode imaginal. Terutama bila berhubungan dengan penggambaran visual.

Kita sebenarnya sering berpikir secara visual. Misalnya ketika kita dihadapkan pada
pertanyaan seperti, huruf apakah yang terbentuk ketika huruf N diputar 90 derajat atau ketika
kita diajukan pertanyaan seperti, berapa jumlah jendela di kamar orang tua kita.

Contoh-contoh yang telah disebutkan diatas tersebut didasari oleh impresi subjektif,
namun contoh-contoh tersebut dan bukti-bukti lannya memperlihatkan bahwa perumpamaan
(imagery) melibatkan representasi dan proses yang sama dengan proses yang digunakan
dalam persepsi.

Telah disebutkan bahwa pemikiran maginal itu bergantung pada representasi analogis. Hal ni
sangat kontras dengan pemikiran proporsional yang bergantung pada representasi simbolik.

Operasi Imajinal
Seperti yang telah kita ketahui, operasi marginal mengenai gambar itu sangat
beranalogi dengan apa yang kita lakukan bila dihadapkan dengan objek-objek visual. Banyak
studi yang yang dilakukan menyimpulkan bukti yang objektif berkenaan dengan kajian ini.

Salah satu operasi yang telah ditelaah secara intensif adalah mental rotation. Dalam
suatu eksperimen klasik, partisipan diiperlihatkan huruf R. Huruf tersebut ditampilkan baik
dengan posisi yang normal atau terbalik dan lalu ditampilkan dengan arah vertikal atau
dengan posisi yang diputar beberapa derajat. Partisipan harus menentukan apakah huruf yang
telah diputar tersebut terbalik atau tidak. Semakin besar derajat putarannya semakin lama
pula partisipan tersebut dapat menentukan jawabannya. Penemuan ini menunjukan bahwa
partisipan membuat keputusan dan jawaban dengan merotasi gambaran huruf tersebut di
dalam pikiran mereka.

Operasi lain yang serupa dalam imagery and perception datang dari operasi
pemindaian objek atau array. Dari penelitian ini dihasilkan kesimpulan bahwa orang
memindai suatu gambaran secara mental sama dengan bagaimana mereka memindai objek-
objek real.
Persamaan lain yang dapat kita temui antara proses imaginal dan persepsi adalah
bahwa keduanya sama sama dibatasi grain size. Dalam layar televisi misalnya, grain dari
suatu gambar menentukan seberapa kecil dan detailnya gambar tersebut masih dapat dilihat.
Dalam gambaran mental kita, grain juga lah yang membatasi kedetailan yang dapat diditeksi
dari suatu gambar. Bila hal ini benar, gambar-gambar yang lebih kecil berari harus juga lebih
sulit untuk diamati dari pada gambar-gambar yang lebih besar. Terdapat bukti yang kuat
yang dapat mendukung klaim ini.

The Neural Basis of Imagery


bukti yang paling nyata tentang bagaimana imagery itu serupa dengan persepsi adalah
bahwa keduannya dimediasi oleh struktur otak yang sama.

Berbagai bukti tentang hal ini datang dari studi-studi terhadap orang-orang dengan
kerusakan otak yang menunjukan bahwa segala gangguan- gangguan yang menyerang sistem
persepsi visualnya selalu diikuti oleh gangguan terhadap visual imagery-nya juga. Salah satu
contohnya digambarkan oleh orang-orang dengan pengabaian visual (visual neglect) terhadap
bagian kiri dari bidang visualnya. Orang-orang dengan visual neglect ini mengalami
pengabaian dalam imagery yang sama dengan pengabaian yang mereka lakukan dalam
persepsi, kenyataan ini menunjukan bahwa kerusakan struktur otak tertentu yang memediasi
imagery merupakan struktur otak yang sama yang memediasi persepsi.

Studi-studi dilakukan dengan menggunakan metode brain scanning ditujukan untuk


mendemostrasikan tentang bagaimana bagian-bagian otak tertentu yang melibatkan persepsi
juga terlibat dalam imagery. Dalam suatu eksperimen, partisipan melakukan dua jenis tugas
yaitu mental arithmetic dan visual imagery. Hasil dari eksperimen ini menunjukan bahwa ada
lebih banyak aliran darah dalam korteks visual ketika partisipan melakukan tugas imagery
dari pada ketika ia melakukan tugas aritmatika. Selain itu, pola aliran darah yang terjadi
ketika melakukan tugas-tugas imagery merupakan pola yang sama yang biasanya ditemukan
dalam tugas-tugas persepsual.

eksperimen PET yang dilakukan oleh Kosslyn dan sejumlah asosiasi-asosiasi (1993)
memberikan perbandingan yang menyolok antara struktur otak yang melibatkan persepsi dan
imagery. dalam tugas persepsi, partisipan harus menentukan apakah tanda X jatuh pada
bagian dari huruf balok. Dalam tugas imagery, partisipan harus memikirkan gambar dari
huruf balok dan selanjutnya memutuskan apakah tanda X yang ada jatuh pada bagian dari
gambaran huruf balok tadi. Hasil dari eksperimen ini menunjukan adanya peningkatan
aktifitas neural pada korteks visual saat tugas persepsi berlangsung, begitu pula dengan tugas
imagery. ketika tugas imagery berlangsung, peningkatan aktifitas neural juga terjadi pada
strukur otak yang menjadi salah satu bagian dari korteks yang pertama menerima informasi
visual

sedari awal tahapan proses kortikal, imagery itu sama halnya dengan persepsi. Selain
itu, saat aktifasi neural dari kedua tugas dibandingkan, terjadi lebih banyak aktifitas dalam
tugas imagery dari pada aktifitas yang terjadi ketika tugas persepsi dilakukan, mungkin
karena tugas imagery itu memerlukan lebih banyak ‘perceptual work’ dari pada tugas
persepsual. Hasil ini juga mendukung klaim bahwa persepsi dan imagery dimediasi oleh
mekanisme neural yang sama. Sekali lagi, penelitian biologi relah memberikan bukti utuh
yang menyokong hipotesis yang sedari awal telah diajukan di tingkat psikologis.

Ira Sriwulandari

190110100012

Anda mungkin juga menyukai