Tugas Mikologi
Tugas Mikologi
Disusun oleh:
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
Simbiosis Jamur Entomopatogen Beauveria bassiana dengan Tungau
1.1. Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Sordariomycetes
Ordo : Hypocreales
Famili : Cordycipitaceae
Genus : Beauveria
1.3. Dormansi
Jamur spora menunjukkan 2 jenis dormansi yaitu konstitutif (endogen) dan
eksogen. Konstitutif dormansi umumnya dimiliki oleh jamur spora yang seksual
memiliki beberapa karakteristik yang melekat dari spora itu sendiri yang
mencegah perkecambahan, spora gagal berkecambah ketika kondisi lingkungan
tidak menguntungkan.
Dormansi eksogenous dimiliki oleh spora yang tidak berkelamin, disebabkan
kondisi lingkungan yang kurang baik ( musim dingin ). Faktor pengaruh yang
menyebabkan dormansi spora meliputi ketersediaan embun dan bahan gizi,
seperti halnya temperatur dan pH.
1.4. Simbiosis
Simbiosis jamur entomopatogen Bauveria bassiana dengan tungau adalah
simbiosis parasitisme karena jamur tersebut memproduksi mikotoksin dalam
tubuh serangga. Mikotoksin yang dihasilkan merupakan toksin penghambat
perkembangan serangga, dan dapat menghambat pembusukan pada tubuh
serangga sehingga cendawan dapat melakukan mumifikasi dengan baik pada
tubuh serangga.
Proses infeksi jamur Bauveria bassiana dalam tubuh serangga yaitu konidia
yang telah berkecambah membentuk tabung kecambah dengan mengambil
makanan dari integumen serangga, setelah itu menembus integumen dan masuk
ke dalam hemocel. Cendawan membentuk tubuh hifa yang kemudian ikut
beredar dalam hemolimfa dan membentuk hifa sekunder untuk menyerang
jaringan lain seperti jaringan lemak, sistem saraf, trakea, dan saluran pencernaan.
Pada saluran pencernaan, konidia berkembang dalam waktu 72 jam, setelah itu
hifa melakukan penetrasi pada dinding usus sekitar 60-72 jam. Kerusakan saluran
pencernaan terjadi dengan hancurnya pencernaan kemudian masuk ke hemocel
dan mengubah pH hemolimfa, setelah itu serangga akan kehabisan nutrisi dan
akhirnya mati.
DAFTAR PUSTAKA