Anda di halaman 1dari 5

Motivasi dengan Afirmasi Afirmasi atau affirmation berasal dari kata affirm yang menurut kamus MerriamWebster berarti

to make firm, atau membuat sesuatu menjadi kokoh atau kuat. Afirmasi adalah pernyataan yang diulang-ulang baik secara verbal atau dalam hati, merupakan pernyataan emosional yang akan membawa seseorang untuk berpikir dan beraksi. Afirmasi merupakan suatu teknik yang bisa memperkuat pikiran bawah sadar kita. Jika kita terus melakukan afirmasi positif pada diri kita, atau menyampaikan hal hal positif dalam diri kita, maka pikiran bawah sadar kita akan terbiasa oleh afirmasi positif tersebut. Setelah kita benar-benar percaya dan yakin akan hal-hal positif tersebut, maka kemudian pikiran sadar kita akan mengubahnya menjadi tindakan positif yang nyata. Dengan melakukan afirmasi positif, maka kita dapat menjadi seseorang yang percaya diri, dan kita juga akan dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik. Jadi afirmasi itu sangat efektif untuk mengembangkan dan memperkuat cara pikir dan bertindak efektif untuk mencapai tujuan atau kebutuhan. Afirmasi atau pengulangan pengukuhan perintah adalah cara untuk memberikan peneguhan atau instruksi yang kontinyu pada pikiran bawah sadar untuk dapat merangsang atau menciptakan sebuah keyakinan. Keyakinan sangat dibutuhkan karena ketika keyakinan dipadukan dengan pemikiran, pikiran bawah sadar seketika menangkap getaran tersebut dan mengirimkannya ke Semesta atau Intelegensi Tanpa Batas dan sesuai dengan Hukum Tarik Menarik, kemudian akan mengembalikannya kepada yang bersangkutan dalam bentuk padanan fisiknya. Merupakan fakta yang sudah diketahui banyak orang bahwa akhirnya orang akan mempercayai apa yang diulang-ulang oleh orang tersebut. Rhonda Byrne (seorang penulis) dalam The Secret mengatakan bahwa tidak ada yang dapat datang ke pengalaman anda kecuali jika anda memanggilnya melalui pikiran yang terus menerus. Michael Bernard Beckwith (seorang pembicara dan pengajar meditasi) mengatakan Ketika orang-orang mulai mengerti tentang Hukum Tarik Menarik di Semesta, sering kali mereka menjadi takut terhadap semua pikiran negative yang mereka miliki. Mereka perlu mengetahui bahwa telah dibuktikan secara ilmiah sebuah pikiran afirmasi yang meneguhkan adalah ratusan kali lebih kuat daripada sebuah pikiran negative. Sesuai dengan Hukum Tarik Menarik (Law of Attraction), bahwa apapun yang tertanam atau terprogram di pikiran kita, maka itu akan dikirim ke Semesta yang kemudian Semesta akan meresponnya dengan mengirimkan

atau menggerakkan orang, situasi dan peristiwa kepada kita untuk menerima apapun yang kita programkan. Kemampuan anda menggunakan prinsip afirmasi atau sugesti pribadi sebagian besar akan tergantung pada kapasitas anda memusatkan perhatian pada suatu keinginan tertentu sampai keinginan tersebut menjadi obsesi yang berkobar-kobar. Pada saat melakukan afirmasi harus melibatkan emosi atau perasaan, karena kata-kata biasa yang tidak emosional atau tidak melibatkan perasaan tidak akan mempengaruhi pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar menerima perintah apa saja yang diberikan kepadanya dengan semangat keyakinan mutlak dan bertindak atas perintah itu, walaupun perintah kerap kali harus diberikan berkali-kali melalui pengulangan sebelum ditafsirkan oleh pikiran bawah sadar. Pada saat anda melakukan afirmasi, imajinasikanlah situasi atau kondisi yang anda. Cara paling mudah untuk mengerti pikiran sadar dan pikiran bawah sadar adalah dengan menggambarkan pikiran kita sebagai sebuah kebun. Anda adalah petaninya dan anda menanam benih (pikiran) dalam pikiran bawah sadar anda setiap hari sesuai dengan kebiasaan pola pikir anda. Apa yang anda tabur atau tanam di lahan kebun pikiran bawah sadar anda, itulah yang akan anda tuai hasilnya dalam hidup anda. Pikiran bawah sadar menyerupai lahan atau tanah yang sangat subur yang dapat menumbuhkan benih apa saja yang ditabur diatasnya, baik benih positif maupun negatif. Pikiran manusia memiliki kemampuan yang sangat luar biasa. Secara sederhana, seperti misalnya sebuah computer, pikiran kita menghasilkan sesuatu sesuai dengan program yang dimasukan ke dalamnya. Kalau program yang dimasukkan ke dalamnya adalah program positif, maka hasilnya adalah positif, demikian juga kalau program negative yang dimasukkan ke dalamnya, maka hasil negative yang dapat dilihat. Kalau kita menginginkan hasil yang bagus, maka program bagus yang harus kita masukkan ke dalam pikiran bawah sadar kita, demikian juga sebaliknya. Semua itu ada dalam kendali masing-masing dari kita. Untuk memprogram pikiran manusia harus melibatkan panca indera yang kita miliki, perasaan tulus, hati nurani, keseriusan dan juga harus melibatkan emosi positif. Tanpa kita sadari, dari kecil bahkan dari dalam kandungan kita sudah diberikan sugesti oleh lingkungan kita, tetapi dari sugesti yang sering diberikan kepada kita ternyata lebih banyak

adalah sugesti negative. Misalnya seorang anak yang sering diberikan pernyataan-pernyataan negative oleh lingkungannya, orang tua, saudara, tetangga, maka secara otomatis itulah program yang masuk ke dalam pikirannya dan akhirnya itulah yang menjadi kenyataan dalam hidup anak tersebut (kalau anak tersebut dalam perkembangannya tidak menemukan program baru yang positif.) Oleh karena itu, saat ini adalah saat yang sangat tepat bagi kita untuk memprogram ulang pikiran kita masing-masing dengan hal-hal yang positif, dengan tujuan agar kita mendapatkan hasil-hasil yang positif. Setiap hari pikiran kita dipenuhi dengan beragam hal, mungkin itu merupakan pikiran positif dan mendorong kita pada sesuatu yang sifatnya konstruktif tapi bisa juga sebaliknya. Karena itu jika yang muncul kemudian hal-hal yang negatif, segeralah hapus dengan pikiranpikiran positif lalu fokuskan pada apa yang kita inginkan saja. Tegaskan hanya apa yang diinginkan. Bagaimana pun, seseorang termotivasi untuk melakukan kerja terbaiknya dapat terdorong oleh berbagai hal. Diantaranya, karena memiliki ambisi untuk mencapai target tertentu demi masa depan yang lebih baik sehingga memunculkan motivasi dengan sendirinya secara langsung, selain itu ada juga yang terdorong oleh rasa takut karena terancam sehingga secara tidak langsung memacu diri melakukan kinerja terbaiknya demi mengatasi rasa takut atas ancaman yang ada. Motivasi-motivasi tersebut, selain dalam ruang lingkup personal juga banyak dijumpai dalam dunia kerja maupun atau dunia bisnis. Motivasi yang datang dari diri sendiri itu sangat penting, dimana dapat muncul karena ambisi atas keinginanya yang lebih baik. Sebagai contoh, seorang staf mengetahui bahwa jika ia melebihi target yang dibebankan padanya, gajinya atau posisinya akan segera naik. Atau jika seorang supplier merasa bahwa seandainya ia bisa memenuhi targetnya dengan tepat waktu dan kualitasnya terjaga maka mitranya akan menambah pesanan. Bahkan bukan mustahil akan mendapatkan proyek baru. Lalu ia terpacu bekerja sebaikbaiknya. Motivasi ini menurut motivator Steve Brunkhorst, merupakan motivasi yang lebih baik dan lebih kuat. Motivasi karena terdorong oleh ambisi diri sendiri cenderung memiliki energi lebih besar dan jauh lebih mendorong kreativitas dibanding motivasi karena terdorong rasa takut. Kehadiran motivasi karena ambisi biasanya terjadi karena ingin mengejar penghargaan, imbalan besar, atau sukses tertentu. Motivasi tersebut dapat ditandakan dengan perasaan Saya bisa atau Saya mau .

Sementara motivasi yang hadir karena rasa takut, misalnya seorang staf ditakut-takuti akan dipindahkan atau dipecat jika target yang dibebankan kepadanya tak tercapai, akhirnya karena takut tersebut ia bisa mencapai target itu. Atau juga seorang pebisnis kerap mengancam supplier-nya, jika gagal memenuhi target kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu maka ia akan diganti (akan mencari supplier baru). Ketakutan itu membuat supplier tersebut berusaha matimatian memenuhi targetnya. Kehadiran motivasi karena rasa takut biasanya terjadi karena ingin menghindari denda, hukuman, atau kegagalan. Motivasi tersebut biasanya ditandakan dengan perasaan Saya harus . Menurut Brunkhorst, sebaiknya kita fokuskan diri pada ambisi kita setiap hari agar kesuksesan bisa diraih. Ia mengambil contoh Seorang kliennya mengeluhkan kalau ia mulai tak menyukai pekerjaannya setelah kurang mendapat apresiasi. Namun klien itu tak bisa berontak karena takut tak bisa mendapatkan pekerjaan baru. Akhirnya hidup berkecamuk anatara tak suka dengan pekerjaan itu dan desakan rasa takut yang mencoba meyakinkan bahwa sebenarnya dia bisa tahan dengan pekerjaan itu. Lalu si klien diminta menegaskan (afirmasi) apa sebenarnya yang menjadi keinginannya. Setelah itu ia diminta fokus pada keinginannya tersebut serta menelaah apa saja kemampuannya. Dalam jangka waktu beberapa bulan setelah itu, klien tersebut sudah pindah pada satu pekerjaan yang lebih baik di perusahaan lain yang lebih mengapresiasinya. Karena itu, kata Brunkhorst, jangan khawatir pada hasil yang akan didapat. Sepanjang kita fokus pada keinginan kita dan berpikiran positif terhadap bakat dan potensi yang dimiliki, maka keinginan itu akan tercapai. Akan selalu ada jalan menuju sukses bagi orang yang berpikiran positif. Nah, menurut dia, afirmasi itulah kuncinya. Afirmasi akan efektif ketika dikombinasikan dengan emosi yang kuat dan bayangan yang menyenangkan mengenai penglihatan, suara, bau, rasa, atau sentuhan. Afirmasi yang efektif adalah yang menyebutkan apa yang kita inginkan. Lalu pada saat yang sama kita membayangkan bagaimana rasanya dan bagaimana puasnya jika itu didapat. Keyakinan akan sesuatu yang bisa dicapai, bayangan sesuatu yang menyenangkan, dan emosi yang menyertainya merupakan elemen penting afirmasi yang efektif. Dengan banyak latihan kita akan mudah menghadirkan ketiga elemen itu dengan cepat. Contoh latihannya, misalnya, bayangkan bagaimana rasanya saat kita berhasil melakukan sesuatu. Perasaan ini bisa terus dihidupkan dengan mengingat

kesuksesan-kesuksesan lainnya. Bayangkan bagaimana rasanya saat kita merasa bebas, penuh percaya diri, dan kreatif dan sebagainya.

http://kipsaint.com/isi/motivasi-diri-dengan-afirmasi.html http://annunaki.wordpress.com/2010/08/20/afirmasi-menuju-hidup-sukses-sehat-bahagia/

Anda mungkin juga menyukai