Anda di halaman 1dari 18

BAB II ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL

Tubuh manusia tersusun atas tulang-tulang dengan berbagai bentuk dan jenisnya yang membentuk satu rangkaian mernjadi rangka. A. Fungsi umum rangka atau tulang adalah: 1. Memberi bentuk pada tubuh 2. Melindunggi organ atau jaringan fital yang ada didalamnya 3. Menyangga berat badan 4. Tempat m,elekatnya otot, yaitu otot-otot lurik atau otot rangka 5. Membantu pergerakan 6. Hemopoiesis 7. Menyimpan mineral, terutama kalsium dan fosfat 8. Tempat menyimpan energi

B. Fungsi Khusus Tulang 1. Sinus-sinus paranasalis 2. Email gigi 3. Tulang kecil telinga 4. Panggul wanita Tulang Aksial 1. Tulang tengkorak Macam tulang aksial a. Tulang Kranial

: menimbulkan nada pada suara : memotong, mengigit dan menggilas makanan : mengkonduksi gelombang telinga : memudahkan proses partus

Jenis

Jumlah buah 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 22

Frontal (tulang dahi) Parietal (tulang ubun-ubun) Oksipitalis (tulang kepala belakang) Temporal (tulang samping) Sphenoid (tulang baji) Ethmoid (tulang tapis) b. Mandibula Maksila (tulang rahang atas) Palsium (tulang langit-langit) Zygomatikum (tulang pipi) Laksimal (tulang mata) Nasal (tulang hidung) Septum nasal (tulang karang hidung) Konka nasal inferior (tulang karang hidung) Mandibula Jumlah tulang tengkorak 2. Tulang telinga dalam Macam tulang aksial Tulang telinga dalam Jenis

Maleus Incus Stapes Jumlah tulang telinga dalam

Jumlah (buah) 2 2 2 6

3. Tulang hoid, merupakan tulang yang berbentuk huruf U. Berfungsi sebagai tempat melekatnya beberapa otot mulut dan lidah sehingga dapat membantu proses menelan. Jumlahnya hanya 1 pada setiap manusia.

4. Tulang kolumna vertebrata, berfungsi: a. Menyangga berat badan, seperti kepala, bahu, dan dada b. Menyeimbangkan berat badan c. Menghubungkan manusia melakukan berbagai macam posisi dan gerakan d. Tempat melekatnya ligament, otot dan tendon e. Melindungi spinal cord dan persarafannya serta organ-organ internal tubuh f. Menyimpan mineral g. Memproduksi sel darah merah Macam tulang kolumna vetebrata Servikal (tulang leher) Thorakalis (tulang punggung) Lumbalis (tulang pinggang) Sakralis (tulang kelangkang) Jumlah 7 12 5 1 Pada bayi ada 5, tetapi ketika dewasa akan berfusi menjadi 1 Pada bayi ada 3-5, tetapi ketika dewasa akan berfusi menjadi 1

Koksigis (tulang ekor)

5. Tulang kerangka dada, berfungsi sebagai pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat di dada, yaitu paru-paru dan jantung. Kerangka dada Jenis Iga sejati (tulang kosta vera) Iga tidak sejati (tulang kosta spuria) Iga melayang (tulang kosta fluitantes) Jumlah 7 pasang 3 pasang 2 pasang 1 buah

Tulang iga

Sternum Tulang apendikular

Rangka Apendikular tersusun atas: 1. Pectoral: terdiri dari 2 klavikula dan 2 skapula yang mempunyai fungsi yang paling penting dalam menunjang otot agar bias menggerakkan brachium dan lengan bawah. 2. Ekstremitas atas: terdirir atas humerus, radius, ulna, karpal, metacarpal dan falangus 3. Pelvic: berfungsi menyangga berat badan bersama dengan kolumna vertebrata dan melindungi bagian dalam rongga pelvis 4. Ekstremitas bawah: terdiri atas femur, tibia,fibula, patella, tarsal, metatarsal dan falangus

10

Tulang-tulang apendikular No 1 Macam tulang apendikular Pectoral Jenis Jumlah (buah) 2 2 Total (buah)

3 4

Scapula (tulang belikat) Klavikula (tulang selangka) Jumlah pectoral Ekstremitas atas Humerus (tulang pangkal lengan) Radius (tulang pengumpil) Ulna (tulang hasta) Karpal (tulang pergelangan tangan) Metacarpal (tulak telapak tangan) Falangus (tulang jari tangan) Ekstremitas atas Pelvis Tulang pelvis Jumlah pelvis Ekstremitas bawah Femur (tulang paha) Tibia (tulang kering0 Fibula (tulang betis) Patella (tulang lutut) Tarsal Melatarsal (tulang telapak kaki) Falangus (tulang jari kaki) Jumlah ekstremitas bawah Jumlah total tulang apendikular

2 2 16 10 28 60 2 2 2 2 2 2 14 10 28 60 126

11

BAB III EKSITASI OTOT RANGKA A. Penghantaran Impuls Dari Saraf Ke Serat Otot Rangka Hubungan Neuromuscular Serat otot rangka dipersarafi oleh serat saraf besar dan bermielin yang berasal dari motoneuron besar pada kornu anterior dari medula spinalis. Ujung-Ujung saraf membuat suatu sambungan, yang disebut sambungan neuromuscular. B. Anatomi Fisiologis Sambungan Neuromuscular- Lempeng Akhir Motorik Serat saraf akan bercabang pada ujungnya untuk membentuk suatu kompleks terminal cabang saraf, yang berinavigasi ke dalam serat otot tetapi terletak terletak di luar membran plasma serat otot. Seluruh struktur ini disebut lempeng akhir motorik (motor end place) yang ditutupi oleh satu lebih sel Schwann yang memisahkannya dari cairan di sekeliingnya. Invaginasi membrane disebut parit sinaps atau palung sinaps, dan ruangan antara terminal dan membrane serat disebut celah sinaps. Celah sinaps ini lebarnya 20 sampai 30 nanometer dan berisi oleh suatu lamina basalis. Pada terminal akson terdapat banyak mitokondria yang menyediakan energy terutama untuk sintesis bahan transmiter perangsang, yakni asetilkolin. Matriks lamina basal dilekati oleh sejumlah enzim asetilkolinestrase, yang mampu merusak asetilkolin. C. Sekresi Asetilkolin oleh Terminal Saraf Bila suatu impuls saraf tiba di sambungan neuronmuskular, kira-kira 125 kantong astilkolin dilepaskan dari terminal masuk kedalam celah sinaps. Pada sisi dalam permukaan membrane saraf terdapat dense bar linear, pada setiap sisi dari setiap dense bar terdapat partikel protein yang menembus membrane, yang diduga merupakan saluran kalsium bergerbang voltase. Bila potensial aksi menyebar keselutuh terminal, saluran ini akan terbuka dan memungkinkan sejumlah besar ion kalsium untuk bedifusi kebagan dalam terminal. Ion-ion kalsium ini kemudian diduga mempunyai pengaru tarikan terhadap vesikel asetilkolin, menariknya ke membrane saraf yang berdekatan dengan dense bar. Beberapa vesikel akan bersatu dengan membrane saraf dan mengeluarkan asetilkolinnya kedalam celah sinaptik melalui proses eksositosis. D. Pengaruh Asetilkolin Terhadap Membran Postsinaptik Untuk Membuka Saluran Ion Bergerbang Asetilkolin. Banyak reseptor asetilkolin dalam membrane otot, ini sebenarnya merupakan saluran ion bergerbang asetilkolin, yang terletak hampir seluruhnya mendekati mulut dari celah subneural yeng terletak tepat dibawah daerah dense bar, di mana vesikel asetilkolin mengosongkan isinya ke dalam celah sinaptik. Saluran asetilkolin yang terbuka memiliki diameter sekitar 0,65 nanometer, yang cukup besar unutk memungkinkan seluruh ion
12

positif yang penting (Na+), kalium (K+ ) dan kalsium (Ca++) agar dapat bergerak secara mudah melewati pintu yang terbuka. Saluran asetikolin A, Keadaan tertutup B, Setelah asetikolin terlekat dan telah terjadi perubahan bentuk yang menghasilkan pembukaan saluran, sehingga memungkinkan natrium dalam jumlah yang banyak memasuki serat otot dan merangsang kontraksi. Kemudian, potensial lempeng akhir ini akan menimbulkan suatu potensial aksi pada membrane otot dan selanjutnya menyebabkan kontraksi otot. Penghancuran Asetilkolin yang Dilepaskan oleh Aetilkolinestrase Asetilkolin ini secara cepat akan disingkirkan melalui dua cara: Sebagian besar asetilkolin akan dihancurkan oleh enzim asetilkolinestrase yang terutama terlekat pada bagian lamina basalis, yaitu suatu lapisan seperti busa dari jaringan ikat halus yang mengisi ruang sinaptik antara terminal presinaptik dan embran otot postsinaptik. Sejumlah kecil asetilkolin lainnya akan berdifusi keluar dari ruang sinaptik dan kemudian tidak lagi bersedia untuk bekerja pada membran serat otot. E. Potensial Lempeng Akhir dan Perangsangan Serat Otot Rangka Ion-ion natrium yang tiba-tiba masuk ke dalam serat otot ketika saluran asetilkolin terbuka akan menyebabkan potensial membrane internal dalam daerah setempat dari lempeng akhir akan meningkat dalam arah positif sebesar 50-75 milivolt, membentuk potensial setempat yang disebut potensial lempeng akhir. Potensial lempeng akhir yang terbentuk akibat perangsangan asetilkolin biasanya jauh lebih cukup untuk menimbulkan potensial aksi dalam serat otot. Potensial lempeng akhir A, potensial lempeng akhir yang lemah yang terekam pada otot yang sudah teracuni kurare, terlalu lemah untuk menimbulkan potensial aksi B, potensial lempeng akhir normal yang menimbulkan potensial aksi otot, dan C, potensial lepng akhir yang lemah yang disebabkan oleh racun botulinum yang menurunkan pelepasan asetikolin pada lempeng akhir, sekali lagi terlalu lemah unutk menimbulkan suatu potensial aksi otot. F. Faktor Keamanan Untuk Penjalaran Pada Sambungan Neuromuskular, Keletihan Pada Sambungan. Setiap impuls yang tiba di smbungan neuromuscular akan menyebabkan potensial aksi sekitar tiga kali lebih banyak daripada yang dibutuhkan unutk merangsang serat otot. Oleh karena itu, sambungan neuromuscular yang normal mempunyai factor keamanan yang tinggi. Biarpun begitu, rangsangn buatan pada serat saraf dengan kecepatan
13

melebihi 100 kali perdetik selama beberapa menit seringkali akan mengurangi jumlah vesikel asetilkolin yang dilepaskan bila masing-masing impuls-impuls kemudian gagal memasuki serat otot. Keadaan ini disebut kelelahan dari sambungan neuromuscular dan hal ini analog analog dengan kelelahan pada sinaps dalam system saraf pusat. Bila fungsi dalam keadaan normal kelelahan sambungan neuromuscular jarang terjadi dan bahkan kemudian hanya pada tingkat aktivitas otot yang paling melelahkan.

G. Biologi Molekuler Pembentukan dan Pelepasan Asetilkolin melalui beberapa tahap: 1. Vesikel kecil, berukuran kira-kira 40 nanometer dibentuk oleh apparatus Golgi dalam badan sel pada medulla spinalis. 2. Asetilkolin disentesis dalam sitosol serat saraf terminal namun kemudian diangkut melalui membrane vesikel menuju ke bagian dalamnya, tempat asetikolin disimpan dalam bentuk sangat pekat, dengan sekitar 10.000 molekul asetikolin dalam setiap vesikel. 3. Dalam keadaan istirahat, adakalanya pasikel bersatu dengan membran permukaan terminal saraf dan melepaskan asetilkolinnya kedalam parit sinaps 4. Bila suatu potensial aksi tiba pada terminal saraf, hal ini akan membuka banyak saluran kalium dalam membran terminal, sebab terminal ini memiliki saluran kalsium bergerbang voltase yang berlimpah-limpah. Sebagai akibatnya, konsentrasi ion kalsium pada terminameningkat sekitar 100 kali lipat, yang kemudian meningkatkan laju penggabungan vesikel asetilkolin dengan membran terminal kira-kira 1000 kali lipat. Ketika masing-masing vesikel bergabung, permukaan luarnya robek melewati membran sel, jadi menimbulkan eksositasis asetilkolin ke dalam celah sinaps. Biasanya pada setiap potensial aksi, kira-kira 125 vesikel menjadi robek. Asetilkolin kemudian diuraikan oleh asetilkolinesterase menjadi ion asetat dan kolin, dan kolin secara aktif di absorbsi ke dalam terminal saraf untuk digunakan kembali membentuk asetilkolin yang baru. Seluruh rangkaian peristiwa ini terjadi di dalam waktu 5-10 mili detik. 5. Setelah setiap vasikel melepaskan asetilkolin nya, membran vesikel menjadi bagian dari membran sel namun jumlah vesikel yang tersedia dalam ujung saraf hanya cukup unutk memungkinkan penghantaran beberapa impuls saraf. Oleh karena itu, agar fungsi sambungan neuro muskular dapat berlangsung terus, vesikel perlu ditarik kembali dari membran saraf.

14

H. Obat-Obat Yang Mempengaruhi Penghantaran Pada Sambungan Neuro Muskular Obat-obat yang merangsang serat otot melalui kerja mirip asetilkolin. Banyak senyawa, antara lain metakolin, karbakol, dan nikotin mempunyai pengaruh yang sama dengan serat otot seperti yang dilakukan oleh asetilkolin. Perbedaan antara obat-obat ini dengan asetilkolin ialah bahwa obat-obat ini tidak rusak oleh kolinesterase atau dirusak dengan sangat lambat, sehingga bila obat ini diberikan pada serat otot, kerjanya menetap selama beberapa menit sampai beberapa jam. Obat-obatan yang menghambat penghantaran pada sambungan neuromuskular dikenal sebgai obatobat kurariform dapat mencegah masuknya impuls dari lempeng akhir kedalam otot.

I. Miastenia Gravis Yang terjadi pada kira-kira 1 dari setiap 20000 orang,menyebabkan kelumpuhan terhadap ketidakmampuan sambungan neuromuskular untuk menghantarkan sinyal dari serat saraf ke serat otot. J. Potensial aksi otot Beberapa aspek kuntatif dari potensial otot adalah sebgai berikut: 1. Potensial membran istirahat 2. Lamnya potensial aksi 3. Kecepatan penghantaran K. System Tubulus Transversa Retikulum Sarkoplasma Tubulus T ukurannya sangat kecil dan berjalan melintang ke myofibril. Tubulus ini bermula pada membran sel dan menembus seluruh jalan dari satu sisi serat otot ke sisi hadapannya. Demikian pula, pada tempat tubulus T berasal dari membran sel, mereka akan terbuka kea rah luar. Berhubungan dengan cairan yang mengelilingi serat otot, dan mengandung cairan ekstraseluler di dalam lumennya. Arus potensial aksi yang mengelilingi tubulus T ini kemudian menyebabkan kontraksi otot. Retikulum sarkoplasma terdiri dari dua bagian utama: 1. Tubulus longitudinal yang panjang yang berjalan sejajar dengan miofibril 2. Ruangan besar yang disebut sisterna terminalis, sisterna ini berbatasan dengan tubulus T

15

L. Pelepasan Ion-ion Kalsium oleh Retikulum Sarkoplasma Salah satu ciri istimewa dari reticulum sarkoplasma ialah bahwa di dalam tubulus vesicular ter dapat ion-ion kalsium dalam konsentrasi tinggi, dan banyak dari ion-ion ini akan dilepaskan bila terjadi aksi di tubulus T yang berdekatan. Ion-ion kalsium yang dilepaskan berdifusi ke miofibril yang berdekatan, tempat ion-ion kalsium berikatan secara kuat dengan troponin C, kemudian akan menimbulkan kontraksi otot. M. Penyebaran Potensial Aksi Ke Bagian Dalam Serat Otot Melalui Sistem Tubulus Tranversa Untuk menimbulkan kontraksi, arus listrik ini harus menembus kesekitar semua miofibril yang terpisah. Hal ini dicapai melalui penyebaran potensial aksi sepanjang tubulus transversa (tubulus- T) yang menembus seluruh jalan melalui serat otot dari satu sisi ke sisi lain.

16

BAB IV KONTRAKSI DAN EKSITASI OTOT POLOS Kontraksi otot polos Otot polos yang terdiri atas banyak sekali serat kecil-umumnya berdiameter 2 sampai 5 mikrometer dan panjang nya hanya 20 sampai 500 mikrometer-berbeda dengan serat otot rangka, yang berdiameter 20 kali lebih besar dan beribu-ribu kali lebih panjang. Banyak prinsip kontraksi yang berlaku bagi otot polos adalah sama bagi otot rangka. 1. Tipe Tipe Otot Polos Otot polos dari setiap organ jelas berbeda dengan kebanyakan organ lain dalam beberapa hal yaitu ukuran fisik, susunan untuk membentuk berkas atau lembaran, respons terhadap berbagai jenis rangsangan, sifat persarafan, dan fungsi. Otot polos dapat dibagi menjadi dua tipe utama : a. Otot Polos MULTI UNIT b. Otot Polos UNIT TUNGGAL 2. Dasar Kimiawi Untuk Kontraksi Otot Polos Otot polos mengandung filament aktin dan myosin, yang mempunyai sifat kimiawi yang mirip dengan sifat kimiawi filmen aktin dan myosin dalam otot rangka. Sebaliknya, terdapat perbedaan besar antara susunan fisik otot polos dan otot rangka, demikian juga perbedaan pada perangkai eksitasi-kontraksi, pengaturan proses kontraksi oleh ion kalsium, lamanya kontraksi, dan jumlah energy yang dibutuhkan untuk proses kontraksi. 3. Dasar Fisik untuk Kontraksi Otot Polos Otot polos tidak mempunyai susunan bergaris filamen aktin dan myosin yang sama seperti yang dijumpai dalam otot rangka. Diantara banyak filamen aktin dalam serat otot terdapat sedikit filamen myosin yang letaknya berselang-seling. Filamen myosin ini memiliki diameter dua kali lebih besar daripada filament aktin. Bila kita melihatnya dalam bentuk suatu irisan melintang dengan memakai mikrograf electron, kita biasanya dapat menemukan filamen aktin sekitar 15 kali lebih banyak daripada filamen myosin.

17

4. Perbandingan antara Kontraksi Otot Polos dengan Otot Rangka Walaupun sebagian besar otot rangka dapat berkontraksi dan berelaksasi secara cepat, tetapi ebagian besar kontraksi otot polos merupakan kontraksi tonik yang dapat berlangsung lama , kadang-kadang sampai selama berjam-jam atau bahkan berharihari, karena itu,ada dugaan bahwa baik sifat fisik maupun sifat kimiawi dari kontraksi otot polos bila dibandingkan dengan kontraksi otot rangka akan berbeda Beberapa dari perbedaan tersebut adalah sebagai berikut : a. b. c. d. e. Siklus yang lambat dari jembatan penyeberangan Energy yang dibutuh kan untuk mempertahankan kontraksi otot polos Lambatnya mula timbul kontraksi dan relaksasi dari otot polos Kekuatan kontraksi otot Persentase pemendekan otot polos selama kontraksi

5. Pengaturan kontraksi Oleh Ion Kalsium Seperti yang terjadi pada otot rangka, peristiwa yang memicu sebagian besar kontraksi otot polos adalah adanya peningkatan ion kalsium intraselular. Ternyata otot polos tidak mengandung troponin, yaitu protein pengatur yang diaktifkan oleh ion kalsium untuk menimbulkan kontraksi otot rangka. Malahan, kontraksi otot polos diaktifkan oleh suatu mekanisme yang seluruhnya berbeda, yaitu sebagai berikut : a. Kombinasi ion kalsium dengan Kalmodulin-Aktivasi myosin kinase dan fosforilasi b. Penghentian kontraksi-peran myosin fosfat c. Suatu mekanisme kemungkinan untuk pengaturan fenomena latch

Pengaturan saraf dan hormonal terhadap kontraksi otot polos Walaupun otot rangka diaktifkan secara eksklusif oleh sistem saraf,tetapi otot polos dapat diransang untuk berkontraksi oleh berbagai jenis sinyal yaitu oleh sinyal saraf, oleh rangsangan hormonal, oleh regangan otot, dan oleh beberapa cara lain. Penyebab utama dari perbedaan ini adalah karena membran otot polos mengandung banyak jenis protein reseptor yang dapat menimbulkan proses kontraksi.

18

Potensi membran dan Potensial aksi dalam otot polos 1. Potensial membran dalam otot polos 2. Potensial aksi pada otot polos unit tunggal 3. Potensial paku 4. Potensial aksi dengan gambaran plato 5. Potensial gelombang lambat dalam otot polos unit tunggal dan pencetusan potensial aksi secara spontan 6. Perangsangan otot polos viseral oleh peregangan Kontraksi Otot Polos Tanpa Potensial Aksi-Pengaruh Faktor Jaringan dan Hormon Setempat Barang kali sedikitnya separuh dari kontraksi otot polos tidak dicetuskan oleh potensial aksi namun oleh faktor perangsang yang langsung bekerja pada sistem kontraksi otot polos. Ada dua tipe faktor perangsang yang bersifat bukan saraf dan bukan saraf dan bukan potensial aksi, meliputi : 1. Faktor jaringan setempat 2. Makin kecil pembuluh darah ini, makin sedikit suplay sarafnya atau malah tidak ada sama sekali. Beberapa faktor pengendali yang khas adalah sebagai berikut : a. Kurangnya oksigen dalam jaringan setempat akan menyebabkan relaksasi otot polos dank arena itu, menimbulkan vasodilatasi b. Kelibahan karbon dioksida akan menimbulkan vasodilatasi c. Peningkatan konsentrasi ion hydrogen juga akan menimbulkan peningkatan vasodilatasi. 3. Pengaruh hormone Kebanyakan hormon yang bersirkulasi dalam tubuh akan mempengaruhi kontraksi otot polos hingga derajat tertentu, dan beberapa diantara nya mempunyai pengaruh yang sangat besar. Beberapa hormon dalam darah yang lebih penting yang dapat mempengaruhi kontraksi adalah norepinefrin,epinefrin, esetilkolin, angiotensin, vasopressin, oksitosin, serotonin, dan histamine. Mekanisme Perangsangan atau Penghambatan Otot Polos Oleh Hormon Atau Faktor Jaringan Setempat Beberapa reseptor hormon pada membran otot polos akan membuka saluran ion kalsium dan natrium serta menimbulkan depolarisasi membrane dengan cara yang sama seperti
19

sesudah terjadi perangsangan saraf. Aktivitas reseptor membran lain nya akan menghambat kontraksi. Hal ini dicapai melalui penutupan saluran kalsium dan natrium untuk mencegah masuknya ion-ion positif ini, atau dengan membuka ion kalium positif agar dapat mengalir ke bagian luar, kedua keadaan ini akan meningkatkan derajat negativitas di dalam sel otot, suatu keadaan yang disebut hiperpolarisasi.Sumber Ion Kalsium yang Menyebabkan Kontraksi : a. Melalui Membran Sel b. Dari Retikulum Sarkoplasma Walaupun proses kontraksi pada otot polos, seperti pada otot rangka, diaktifkan oleh ionion kalsium, sumber ion kalsium nya berbeda bila dibandingkan dengan otot polos. Perbedaannya adalah bahwa reticulum sarkoplasma, tempat sesungguhnya seluruh ion kalsium berasal pada kontraksi otot rangka, bersifat rudimenter pada sebagian besar otot polos. Kalsium tambahan berikutnya dapat memasuki serat otot polos melalui saluran kalsium teraktivasi hormon, yang juga menyebabkan kontraksi. Biasa nya, pembukaan saluran ini tidak menyebabkan perubahan pada potensial membran istirahat karena ada cukup ion kalium yang bergerak ke bagian luar mempertahankan suatu potensial suatu potensial membran istirahat yang hampir normal.

20

BAB V KONTRAKSI OTOT RANGKA Serat Otot Rangka Otot rangka dibentuk oleh sejumlah serat yang diameternya berkisar dari 10 sampai 80 Mikrometer masing-masing serat ini terbuat dari rangkaian subunit yang lebih kecil Sarkolema Sarkolema adalah membrane sel dari serat otot terdiri dari membran plasma dan sebush lapisan luar terdiri dari satu lapisan tipis baqhab polisakarida yang mengandung sejumlah serat Kolagen tipis pada ujung serat otot,lapisan permukaan sakolema bersatu dengan serat tendom dan berkumpul menjadi bekas membentuk tend om dan kemudian menyisip kedalam tulang. Setiap serat otot mengandung beberapa ratus sampai beberapa ribu Miofibril berupa bulatan-bulatan kecil pada potongan melintang memiliki sekitar 1500 filamen myosin dan 3000 filamen aktin yang merupakan molekul protein polimer besar yang bertanggung jawab untuk kontraksi otot Filamen-filamen ini dapat dilihat pada pandangan longitudinal dengan mikrograf electron filament myosin dan aktin sebagian saling bertautan sehinga menyebabkan myofibril memiliki pita terang dan gelap yang berselang-seling pita terang yang mengandung filamen aktin dan disebut pita I karena mereka bersifat ISO tropik terhadap cahaya yang di polarisasikan pada bagian interaksi pada jembatan penyebranggan dan filament aktin menyebabkan kontraksi, filamen-filamen tersebut memanjang dua arah untuk saling bertautan dengan miosin Sarkoplasma Miofibril-miofibril terpendam dalam serat otot dalam suatu matriks di sebut sarkoplasma terdiri dari unsur-unsur intraseluler cairan sarkoplasma mengandung magnesium,kalium, fosfat, dan enzim protein dalam jumlah besar juga terdapat mitokondria dalam jumlah banyak terletak di antara dan sejajar dengan miofibril Reticulum sarkoplastik Didalam sarkoplasmik terdapat reticulum endoplasma yang di dalam serat otot di sebut reticulum sarkoplasmik mempunyai susunan yang khusus dan penting dalam pengaturan kontraksi otot

21

Mekanisme umum kontraksi otot Timbul dan berakhirnya kontraksi otot dalam urutan tahap berikut: 1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai keujungnya serat otot 2. Setiap ujung saraf menyekresi subtansi neorotransmiter, yaitu asetikolin jumlah sedikit 3. Asetikolin bekerja pada area setempat pada membrane serat otot untuk membuka banyak saluran bergerbang asetikolin melalui molekul-molekul dalam membran serat otot 4. Terbukanya saluran asetikolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk mengalir ke bagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf 5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serat ototdengan car yang sama denagn potensial aksi 6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot dan juga berjalan secara dalam didalam serat otot ditempat reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium 7. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan myosin yang menyebabkan bergerak bersama-sama dan menghasilkan proses kontraksi 8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali kedalam reticulum sarkoplasma tempat ion-ion ini disimpan sampai potensial otot yang baru datang lagi Mekanisme pergeseran dari kontraksi Pada keadaan relaksasi ujung-ujung filamen aktin yang berasal dari dua lempeng yang berurutan sedikit saling tumpang tindih satu sama lain sementara pada waktu yang bersamaan menjadi lebih dekat pada filamen miosin sebaliknya pada keadaan kontraksi, filamen aktin tertarik kedalam di antara filament myosin, sehingga mereka saling tumpang tindih satu sama lain secara luas. Filamen aktin dapat ditarik bersama-sama sehinga ujung-ujung filament myosin melekuk . jadi kontraksi otot terjadi karena mekanisme pergeseran filament di sebabkan oleh kekuatan mekanisme yang di bentuk oleh interaksi jembatan penyebrangan dari filamen miosin dengan filamen aktin dengan cepat menembus miofibril kemudian mengaktifkan kekuatan diantara filamen aktin dan miosin dan mulai terjadi kontraksi tetapi energy juga diperlukan untuk proses kontraksi energy ini berasal dari ikatan ATP berenergi tinggi, yang diuraikan menjadi adenosine difosfat (ADP)

22

BAB V SIFAT MOLEKUL DARI FILAMEN KONTRAKTIL Filamen miosin Filament miosen terdiri dari banyak molekul miosin masing-masing mempunyai berat molekul kira-kira 480.000 molekul miosin terdiri dari 6 rantai konsep polipeptida, 2 rantai berat masing-masing dengan berat molekul kira-kira 20.000 2 rantai berat saling melilit satu sama lain membentuk untai ganda salah satu ujung dari masing-masing rantai melipat kedalam sebuah struktur polipeptida globuler yang disebut kepala miosin. Bagian yang memanjang dari untai spiral disebut ekor. Empat rantai ringan juga bagian dari kepala miosin membantu mengatur fungsi kepala selama kontraksi otot. Filament miosin dibentuk oleh 200 atau lebih molekul miosin tunggal bagian ekor dari molekul miosin terikat bersama untuk membentuk bagian badan dari filament. Bagian lengan dan kepala yang menonjol bersama-sama disebut jembatan penyebrangan masing-masing jembatan disuga bersifat fleksibel dua titik yang disebut engsel, merupakan tempat lengan meningkatkan badan dari filament miosin dan yang satu nya tempat kedua kepala melekat pada lengan. Tidak ada kepala jembatan penyebrangan pada bagian filament miosin kirakira sepanjang 0,2 mikrometer karena lengan berengsel memanjang kearah kedua ujung filament miosin menjauh dari bagian tengah karena itu pada bagian tengah hanya terdapat ekor dari molekul miosin dan tidak terdapat kepala Aktifitas ATPase dari kepala miosin Ciri-ciri lain yang sangat penting untuk kontraksi otot adalah bahwa ia dapat berfungsi seperti enzim ATPase kemampuan ini yang mampu membuat kepala mampuh memecah ATP dan mampuh menggunakan energy yang berasal dari ikatan fosfat berenergi tinggi ATP untuk memberi energi pada proses kontraksi Filament aktin Filamen aktin bersifat kompleks terdiri dari tiga komponen protein yaitu aktin,tropomiosin,dan troponin.tulang punggung filament aktin adalah suatu molekul protein F-aktin untai ganda yang membelit dalam bentuk heliks dalam untaian dengan cara yang sama seperti molekul miosin, untaian heliks F-aktin terdiri dari molekul Gaktin terpolimerisasi, masing-masing mempunyai berat 42.000. terdapat kurang lebih 13 molekul, filament aktin panjang nya kurang lebih 1 mikrometer. Molekul tropomiosin Filamen ini mengandung protein lain, tropomiosin mempunyai berat molekul 70.000 dan panjang 40 nanometer dihubungkan dengan untaian F-aktin terbungkus secaar sepiral mengelilingi sisi heliks F-aktin.
23

Troponin dan peranannya dalam kontraksi otot Masih ada molekul protein melekat dekat, setiap molekul tropomiosin disebut troponin. Merupakan kompleks yang terdiri dari tiga subunit protein yang terikat secara longgar, yang masing-masing memiliki peranan spesifik. Salah satu subunit (troponin I) mempunyai afinitas yang kuat terhadap aktin, (troponin T) terhadap tropomiosin, (troponin C) terhadap ion-ion kalsium kompleks diduga untuk melekatkanm tropomiosin pada aktin. Penghambatan filament aktif oleh kompleks troponin- tropomiosin; Spengaktiffan oleh ion kalsium Sebuah filament aktin tanpa adanya konfleks troponin-tropomiosin akan berikatan secara cepat dan kuat dengan kepala molekul miosin bila terdapat ion magnesium danATP, yang keduanya secara normal terdapat dalam myofibril Interaksi antara filament aktin yang interaktivasi dan jembatan penyeberangan myosin- teori berjalan-jalan dari kontraksi Interaksi antara jembatan penyebrangan yang menimbulkan kontraksi sebagian masih bersifat teoritis sebuah hipotesa yang diperkira dapat membuktikannya yaitu teori berjalan-jalan (atau teori roda gigi searah). ATP sebagai sumber energy untuk kontraksi peristiwa kimia pada pergerakan kepala myosin. 1. Sebelum kontraksi mulai,kepal jembatan penyebrangan berikat dengan ATP 2. Bila kompleks troponin-tropomiosin berikat dengan ion-ion kalsium bagian aktif pada filament aktin menjadi tidak tertutup 3. Ikatan antar kepal penyebrangan dan bagian aktif fialmen aktin menyebabkan perubahan kedudukan kepala 4. Sekali kepala penyebrangan itu miring maka keadaan ini menyebabkan pelepasan ADP danPI 5. Setelah kepala dipecah dari aktin, sebuah molekul ATP yang baru dipecah untuk memulai siklus power stroke yang baru 6. Bila kepala terkokang disertai dengan energy simpanannya yang berasal dari pemecahan ATP

24

Besarnya tumpang tindih filament aktin dan myosin-pengaruh pada tegangan yang ditimbulkan oleh otot yang berkontraksi Keadaan tumpang tindih filament miosin dan aktin pada panjang sarkomer yang berbeda. Pada waktu panjang sarkomer berkurang dari dua mikro meter menjadi sekitar 1,65 mikro meter, pada titik A, kekuatan kontraksi berkurang. Pada titik ini, kedua lempeng z dari sarkomet berbatasan dengan ujung-ujung filament miosin. Pengaruh panjang otot terhadap kekuatan kontraksi pada otot yang utuh Sebuah otot yang utuh dan lengkap bukan satu serat otot saja. Otot yang lengkap memiliki banyak sekali jaringan ikat didalamnya demikian pula, sarkomer pada berbagai bagian otot tidak perlu berkontraksi secara serentak. Panjang sarkomet kira-kira 2 mikrometer, ia akan berkontraksi dengan kekuatan maksimal. Bila otot direganggangkan melebihi panjang normal panjang sebelum kontraksi, terbentuk tegangan istirahat dalam jumlah besar didalam otot bahkan sebelum kontraksi terjadi.; tegangan ini terjadi akibat kekuatan elastic jaringan ikat, sarkolema, pembulu-pembulu darah, saraf, dan sebagainya. Hubungan antara kecepatan kontraksi dan beban Sebuah otot akan berkontraksi sangat cepat bila tanpa melawan beban. Keadaan kontraksi penuh kira-kira dalam 0,1 detik untuk otot rata-rata. Bila diberi beban kecepatan kontraksi akan menurun secara progresif seiring dengan penambahan beban, bila beban meningkat sampai dengan kekuatan maksimum yang dapat dilakukan otot tersebut, kecepatan kontraksi menjadi 0 dan tidak terjadi kontraksi sama sekali, disababkan oleh kenyataan bahwa beban pada otot yang berkontrasi adalah kekuatan berlawanan arah yang melawan kekuatan kontraksi akibat kontraksi otot. Sumber energi untuk kontraksi otot Sejumlah kecil energy dibuthkan untuk: 1. Memompa kalsium dari sarkoplasma kedalam reticulum sarko plasmik stelah kontraksi berakhir 2. Memompa ion-ion natrium dan kalium melalui membran serat untuk mempertahankan ionik untuk mempertahankan lingkungan ionik. ATP yangvterdapat didalam serat otot kira-kira 4 mili molar, cukup untuk mempertahankan kontraksi penuh hanya selama 1-2 detik.

25

Anda mungkin juga menyukai