Anda di halaman 1dari 15

KONSEP AKHLAK MENURUT WACANA AL-QUR AN ALPertemuan ke 12

PENGERTIAN AKHLAK


Dalam kamus besar bahasa Indonesia akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan, berasal dari bahasa arab (yang biasa diartikan tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama) namun tak agama) ditemukan dalam al-qur an. alan. Yang ditemukan hanya bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam surat al-qalam ayat 4 yang dinilai sebagai alkonsiderans pengangkatan Nabi Muhammad sebagai rasul. rasul.

AKHLAK DALAM HADITS




Kata akhlak banyak ditemukan dalam hadishadishadis Nabi dan salah satunya yang paling populer adalah Inna ma buisthu- li utammima buisthumakarim al-akhlak artinya aku hanya diutus aluntuk menyempurnakan akhlak yang mulia. mulia. Akhlak atau kelakuan manusia itu sangat beragam (inna sa yakum la syatta, al-lail,92:4) al-lail,92: ditinjau dari berbagai sudut, antara lain terkait dengan baik dan buruk serta dari obyeknya, yakni kepada siapa kelakuan itu ditujukan

BAIK DAN BURUK




Secara nyata terlihat dan sekaligus kita akui bahwa terdapat manusia yg berkelakuan baik, dan juga sebaliknya. Berarti manusia memiliki sebaliknya. kedua potensi tersebut. Banyak ayat mengurai tersebut. hal hakekat ini antra lain: wa hadainaahu anlain: annajdain, al-balad,90:10 (maka kami telah al-balad,90: memberi petunjuk dua jalan mendaki) . Wanafsin wa maa sawwaaha, fa al hamahaa fujuurohaa wa taqwaaha, (dan demi jiwa serta penyempurnaan ciptaannya, maka Allah mengilhami manusia kedurhakaan dan ketaqwaan, asy-syam 91:7-8) asy91:

ISYARAH AL-QUR AN AL

Meski manusia memiliki kedua potensi (baik dan buruk) namun isyarah al-qur an menyebutkan albahwa kabajikan lebih dahulu menghiasi diri manusia drpd keburukan dan bahwa manusia cenderung pada kebajikan. kebajikan. Dalam surat Thaha ayat 121 menjelaskan kedurhakaan Adam terjadi setelah digoda Iblis, yang menunjukkan bahwa Adam sebelum digoda tidak durhaka (tidak melakukan sesuatu yang buruk). Ia memang pernah tersesat, buruk). namun kemudian Ia bertobat kembali pada kesucian. kesucian.

ISYARAH HADIS NABI


 Kecenderungan

manusia kepada kebaikan atau pandangan tentang kesucian manu sia sejak lahir diungkapkan pula oleh hadis -hadis Nabi: kullu mauluudin yuuladu ala Nabi: al-fitrah, fa abawaahu yuhawwida nihi au alyunassira nihi au yumajjisa nihi (setiap anak dilahirkan dlm keadaan suci, hanya saja kedua orang tuanyalah yang menjadi kan dia yahudi, nasrani dan majusi). majusi).

Hadits tersebut jika dimaknai secara harfiyah, kayaknya kurang mengenai sasaran karena inti penbicaraan hadits tersebut pada kemampuan potensial (fitrah) perilaku manusia , dalam artian lain asal kejadiannya manusia itu cenderung pada perbuatan yang baik. baik. Jadi kata yuhawwida nihi lebih tepat dimaknai secara metaforis yaitu keras kepala , kata yunassira nihi dimaknai lemah , kata yumajjisa nihi dimaknai sempit atau bodoh

PENDAPAT MUH. ABDUH




Ketika menafsiri ayat: lahaa ma kasabat wa ayat: alaihaa maktasabat, beliau mengatakan dalam ayat diatas perbuatan buruk manusia disebut dengan iktasabat sedang perbuatan baiknya disebut dengan kasabat ini menandakan bahwa fitrah manusia pada dasarnya cenderung pada kebaikan, sehingga dapat melakukan kebaikan dengan mudah, berbeda dengan keburukan yang harus dilakukan dengan susah payah dan keterpaksaan. keterpaksaan.

PERTANGGUNGJAWABAN


 

Manusia bebas memilih dua jalan, tapi Ia bertanggungjawab atas jalan, perbuatannya, perbuatannya, tidak boleh membebankan kpd orang lain untuk memikul dosanya. dosanya. Tanggungjawab tersebut baru dituntut apabila memnuhi syaratsyaratsyarat tertentu, seperti pengetahuan, kemampuan dan kesadaran: tertentu, pengetahuan, kesadaran: wama kunna mu adzibii na hatta nab atha rasula (kami tidak akan menyiksa sebelum kami mengutus seorang rasul, al-Isra :15). rasul, al15) La yukallifu Allaha nafsan illa wus ahaa (Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya). kemampuannya) Dua kaidah berkait dengan tanggungjawab: manusia tidak dimintai tanggungjawab: pertanggungjawaban apa yang tidak diketahui atau tidak mampu dilakukan. dilakukan. Manusia tidak dituntut mempertanggungjawabkan apa yang tidak dilakukannya, dilakukannya, sekalipun hal tersebut diketahuinya. diketahuinya.

TOLOK UKUR KELAKUAN BAIK




Tolok ukur mesti merujuk pada ketentuan Tuhan. Tuhan. Apa yang dinilai baik Allah pasti baik dalam esensinya, demikian sebaliknya disisi lain Allah selalu memperagakan kebaikan bahkan Dia memiliki segala sifat terpuji; Allahu la ilaha illa terpuji; hua lahu al-asma ul husna, ( Dialah Allah, tiada alTuhan selain Dia, Dia mempunyai sifat-sifat sifatterpuji),Thaha (20:8). 20: Rasulullah memerintah ummatnya meneladani Allah dalam sumua sifat-sifat-Nya, Tukhalliqu bi sifat-sifatakhlakil Allah (berakhlaklah dengan akhlak Allah)

AKHLAK DALAM AJARAN AGAMA


 Akhlak

tidak dapat disamakan dengan etika. etika. Eitika dibatasi pada sopan santun antar sesama manusia dan berkait dengan tingkahtingkah-laku lahiriyah, akhlak lebih luas maknanya dari itu, menyangkut juga sikap batin maupun pikiran, dimulai akhlak terhadap Allah, hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuhtumbuhtumbuhan dan benda tak bernyawa). bernyawa).

SASARAN AKHLAK ISLAMIYAH


Akhlak terhadap Allah bertitik tolak dari pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah yang memiliki sifat-sifat terpuji dan agung yang manusia tak sifatmampu menjangkau hakikatnya. hakikatnya.  Akhlak terhadap sesama manusia, petunjuk dalam hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal yang negatif seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yg benar, melainkan juga sampai kepada menyakiti hati dengan jalan menceritamenceritakan aib seseorang dibelakangnya, tidak perduli aib itu benar atau salah, walaupun sambil memberikan materi kepada yg disakiti hatinya itu. itu.


LANJUTAN


Qaulun ma rufun wa maghfiratun khairun min shadaqatin yatba uhaa adza (perkataan yang baikdan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang disertai dengan sesuatu yang menyakitkan, al-baqarah, 2:263) al263) Al-qur an juga menekankan perlunya privasi (kekuasaan dan Alkebebasan pribadi) la tadkhulu buyutan ghaira buyutikum hatta tastaknisu wa tusallimu ala ahliha (janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum kamu meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya, an-nur 24:27) an24:27) Setiap ucapan haruslah ucapan yang baik al-qur an memerintahkan alwa quuluu lin naasi khusnaa (ucapkanlah kata-kata yang baik katakepada manusia, al-baqarah 2:83). al83) Sebagian ciri orang yang bertakwa wal kaadzimiinal ghaidza wal afiina anin naas wa Allahu yuhibbul muhsinin (mereka mampu menahan amarahnya, dan memaafkan, bahkan berbuat baik, sesungguhnya Allah senang terhadap orang yang berbuat baik, ali imran 3:134). 134)

LANJUTAN


..

Di dunia barat, sering dinyatakan bahwa anda boleh melakukan perbuatan apapun selama tidak bertentangan dengan hak oranglain tapi al-qur an menganjurkan alanda hendaknya mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri wa yukthiruuna ala anfusihim walau kaana bihim khashaashah. khashaashah. Jika ada orang digelari jentlemen yakni memiliki harga diri,berucap benar dan bersikap lemah lembut (utamanya pada wanita), itulah seorang muslim yang berakhlak al-qur an, yang demikian aldalam bahasa al-qur an disebut al-muhsin. alal-muhsin.

LANJUTAN
 

 

Akhlak terhadap lingkungan yakni segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, bendabenda-benda tak bernyawa. bernyawa. Pada dasarnya akhlak terhadap lingkunan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi khalifah. antara manusia dengan sesama dan terhadap alam yang menganmengandung arti pengayoman, pemeliharaan serta pembimbingan agar pengayoman, setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Manusia dituntut penciptaannya. mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan dan prosesterhadap semua proses yang terjadi yang demikian mengantarkan manusia bertanggungjawab sehingga ia tidak melakukan perusakan. perusakan. Setiap perusakan terhadap alam lingkungan harus dinilai sebagai perusakan terhadap diri manusia sendiri. sendiri. Surat al-an am ayat 38 menegaskan bahwa binatang melata dan alburungburung-burungpun adalah ummat seperti manusia juga yang menurut Al-Qurthubi tak boleh diperlakukan secara aniaya. Alaniaya.

Anda mungkin juga menyukai