Anda di halaman 1dari 333

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA YANG

MENGGUNAKAN STRATEGI PENGORGANISASIAN


PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI ELABORASI
DAN BERDASARKAN URUTAN BUKU TEKS
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
(Studi Eksperimen di Kelas VIII SMPN 9 Cirebon)
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.PdI) pada Jurusan Pendidikan Matematika
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
Disusun oleh:
SUCIATI RAHAYU WIDYASTUTI
NIM: 07450792
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2011
ABSTRAK
Suciati Rahayu Widyastuti : Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara yang
Menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Teori
Elaborasi dan Berdasarkan Urutan Buku Teks Pada Pembelajaran
Matematika (Studi Eksperimen di Kelas VIII SMPN 9 Cirebon)
Keberhasilan pembelajaran matematika tidak luput dari persiapan peserta
didik dan juga persiapan gurunya. Sebelum pelaksanaan proses pembelajaaran di
kelas, seorang guru terlebih dahulu harus mengorganisasi isi pembelajaran yang
akan disampaikan. Salah satu cara mengorganisasi isi pembelajaran yang inovatif
yaitu strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori elaborasi, untuk
itu penulis ingin meneliti perbandingan tentang hasil belajar matematika siswa
yang menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori
elaborasi dengan berdasarkan urutan buku teks.
Terdapat tiga tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini. Berikut
merupakan tujuan penelitiannya yaitu, untuk memgetahui data tentang hasil
belajar siswa pada bidang studi matematika yang menggunakan strategi
pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori elaborasi, untuk mengetahui
data tentang hasil belajar siswa pada bidang studi matematika yang menggunakan
strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan urutan buku teks, untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hasil belajar siswa pada bidang studi
matematika yang menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran
berdasarkan teori elaborasi dan berdasarkan urutan buku teks.
Menyadari pentingnya strategi pengorganisasian pembelajaran pada proses
pembelajaran matematika, maka perlu dilakukan suatu inovasi pada kegiatan
mengorganisasi isi pembelajaran matematika, agar siswa dapat lebih mudah
menerima dan memahami materi. Hal paling mendasar dalam melakukan inovasi
tersebut terletak pada bagaimana guru dapat dengan tepat mengorganisasi isi
pembelajaran matematika sesuai dengan kebutuhan tujuan pembelajaran dan
aspek-aspek kurikulum.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 9
Cirebon Tahun Ajaran 2010/2011, sampelnya dipilih dengan menggunakan teknik
cluster random sampling yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2,
didapat kelas VIII G sebagai kelas eksperimen 1 dengan jumlah 37 siswa dan
didapat kelas VIII A sebagai kelas eksperimen 2 dengan jumlah 37 siswa. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, sedangkan teknik
pengumpulan datanya melalui tes pada pokok bahasan Prisma dan Limas Tegak.
Setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa hasil rata-rata post tes
kelompok eksperimen 1 sebesar 68,51 dan kelompok eksperimen 2 sebesar 62,02
kedua kelompok mencapai kriteria ketuntasan mimimal (KKM) yang telah
ditetapkan yaitu sebesar 60. Pada uji hipotesis diketahui nilai sig.(2-tailed) 0,042
< 0,05 dan t
hitung
(2,114) > t
tabel
(2,028) maka Ho ditolak, sehingga ada perbedaan
antara hasil belajar siswa pada bidang studi matematika antara kelas eksperimen 1
dan kelas eksperimen 2.
RIWAYAT HIDUP
SUCIATI RAHAYU WIDYASTUTI, lahir
di Cirebon pada tanggal 29 Agustus 1988,
anak ke-3 dari 3 bersaudara dari Bpk. Indra
Kusuma, S.Pd dan Ibu Darmaningsih, S.Pd.
Tempat tinggal di Jl. Paduraksa No. 10A
RT.01 / RW.03, Kota Cirebon.
A. Latar Belakang Pendidikan
1. SD Negeri Kebon Pelok Tahun 2001
2. SMP Negeri Tahun 2004
3. SMA Negeri Tahun 2007
4. Sejak tahun 2007 melanjutkan kuliah di STAIN Cirebon dan tahun 2010
sudah berubah status menjadi menjadi Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris
Matematika.
B. Pengalaman Organisasi
1. PRAMUKA SD Negeri Kebon Pelok
2. PMR SD Negeri Kebon Pelok
3. PRAMUKA SMP Negeri 6 Cirebon
4. OSIS SMP Negeri 6 Cirebon
5. PADUAN SUARA Negeri 6 Cirebon
6. BASKET SMP Negeri 6 Cirebon
7. PRAMUKA Negeri 3 Cirebon
8. DKM SMA Negeri 3 Cirebon
9. KIR SMA Negeri 3 Cirebon
PERSEMBAHAN
Dengan tidak mengurangi rasa syukur kehadirat ALLAH SWT, zat yang
maha abstrak yang kupercayai dan yakini sebagai zat yang menguasai dan
melindungi setiap jalanku, karya kecil ini kupersembahkan untuk:
Papah, Mamah, Aa Uman dan Aa Dian, yang selama ini telah banyak
memberikan doa dan motivasi setiap langkah yang ku tempuh.
Semua dosen jurusan Pendidikan Matematika Institut Agama Islam Negeri
Syekh Nurjati Cirebon.
Sahabat-sahabat The Gank (Icha, Ade, Oom, dan Ira) saudara seperjuangan
yang selalu bersama ketika susah dan senang dalam perkuliahan.
Rekan-rekan Matematika D IAIN Syek Nurjati Cirebon angkatan 2007/2011,
khususnya untuk Aid, Andi, Fajar, Mumu, Hildan, Adi, Ichal, dan Amah.
Mahasiswa dan rekan-rekan IAIN Syek Nurjati Cirebon angkatan 2007/2011.
MOTTO
Ketika kamu tidak bisa dan buta
Jangan sedikitpun merasa malu
Ketika kamu dihina dan direndahkan
Jangan sedikitpun merasa gentar
Ketika kamu tidak diakui dan dipinggirkan
Jangan sedikitpun merasa kecewa
Bangkit dan percaya bahwa kamu bisa
From Zero To Hero
Bukan untuk menyombongkan diri
Tapi sekedar ingin mengukuhkan bahwa kamu ada diantara mereka
yang merendahkan dan memandang remeh
Ingatkan kepada mereka
Hidup tidak menghadiahkan barang sesuatupun
kepada manusia tanpa bekerja keras
By : Suciati Rahayu Widyastuti
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini yang berjudul Perbandingan
Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Matematika Antara yang Menggunakan
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Teori Elaborasi dan
Berdasarkan Urutan Buku Teks Pada Pokok Bahasan Prisma dan Limas Tegak
(Studi Eksperimen di Kelas VIII SMPN 9 Cirebon).
Penyusunan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan program Strata-I pada Jurusan Pendidikan Matematika Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.
Dalam menyelesaikan penulisan Skripsi ini tidak luput dari bimbingan dan
banyaknya masukan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Maksum Mukhtar, M. Ag, Rektor IAIN Syekh Nurjati
Cirebon.
2. Bapak Dr. Saefudin Zuhri, M. Ag, Ketua Fakultas Tarbiyah.
3. Bapak Toheri, S. Si, M. Pd, Ketua Jurusan Matematika.
4. Bapak Toheri, S. Si, M. Pd, Pembimbing I.
5. Ibu Dra. Etty Ratnawati, M. Pd, Pembimbing II.
6. Bapak Djodjo Sutardjo, SE. MM, Kepala SMP Negeri 9 Kota Cirebon.
7. Ibu Dra. Meliana dan Bapak Hotli Sianturi, S.Pd, Guru mata pelajaran
matematika SMP Negeri 9 Kota Cirebon.
ii
8. Staff Tata Usaha SMP Negeri 9 Kota Cirebon.
9. Semua dosen yang telah mentransfer ilmunya kepada penulis.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, mudah-mudahan Allah SWT
membalas semua kebaikannya.
Penulis menyadari tidak ada sesuatu yang sempurna kecuali Allah SWT,
sehingga dalam skripsi ini penulis sadar karena masih banyak kekurangan yang
terselip baik dari segi isi maupun teknik penyusunan penulisannya. Untuk itu
dengan penuh lapang dada penulis harapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dan kemajuan akademik IAIN Syekh Nurjati Cirebon,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Cirebon, Juli 2011
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ viii
DARTAR LAMPIRAN ....................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................... 9
D. Kegunaan Penelitian ................................................ 10
E. Kerangka Pemikiran ................................................. 10
F. Hipotesis .................................................................. 14
G. Sistematika Penulisan .............................................. 14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran ................. 15
B. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Berdasarkan Teori Elaborasi ................................... 22
C. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Berdasarkan Urutan Buku Teks ............................... 36
iv
Halaman
D. Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi
Matematika .............................................................. 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................. 48
B. Populasi dan Sampel ................................................. 49
C. Metode dan Desain Penelitian ................................. 50
D. Pelaksanaan Penelitian ............................................ 51
E. Instrumen Penelitian ................................................ 53
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................... 66
G. Prosedur Pengolahan Data ....................................... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data .......................................................... 72
B. Analisis Data ............................................................ 87
C. Pembahasan .............................................................. 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................. 95
B. Saran ........................................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 97
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 : Jadwal Waktu Penelitian ................................................... 48
Tabel 3.2 : Jumlah Siswa Kelas VIII SMPN 9 Cirebon
Tahun Ajaran 2010-2011 .................................................... 49
Tabel 3.3 : Perhitungan Validitas Soal Item-item
Correlastion Matrix .......................................................... 55
Tabel 3.4 : Rangkuman Perhitungan Validitas Soal ............................. 56
Tabel 3.5 : Perhitungan Validitas Soal Revisi Item-item
Correlastion Matrix ............................................................ 57
Tabel 3.6 : Rangkuman Perhitungan Validitas
Soal Uji Coba Revisi .......................................................... 58
Tabel 3.7 : Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesukaran
Hasil Uji Coba .................................................................... 61
Tabel 3.8 : Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesukaran
Hasil Uji Coba Revisi ......................................................... 62
Tabel 3.9 : Rekapitulasi Perhitungan Daya Pembeda
Hasil Uji Coba ................................................................... 64
Tabel 3.10 : Rekapitulasi Perhitungan Daya Pembeda
Hasil Uji Coba Revisi ......................................................... 65
Tabel 4.1 : Interpretasi Nilai Post Test ................................................ 72
vi
Halaman
Tabel 4.2 : Data Hasil Post Test Kelas Eksperimen 1 ......................... 73
Tabel 4.3 : Deskripsi Statistik Nilai Post Test Kelas Eksperimen 1 .....74
Tabel 4.5 : Frekuensi Statistik Nilai Post Test Kelas Eksperimen 1 ... 75
Tabel 4.6 : Interpretasi Indikator Pertama Kelas Eksperimen 1 ........... 76
Tabel 4.7 : Interpretasi Indikator Dua Kelas Eksperimen 1 ................. 77
Tabel 4.8 : Interpretasi Indikator Tiga Kelas Eksperimen 1 ................ 77
Tabel 4.9 : Interpretasi Indikator Empat Kelas Eksperimen 1 ..............78
Tabel 4.10 : Interpretasi Indikator Lima Kelas Eksperimen 1 ............... 78
Tabel 4.11 : Interpretasi Indikator Enam Kelas Eksperimen 1 .............. 78
Tabel 4.12 : Interpretasi Indikator Tujuh Kelas Eksperimen 1 .............. 79
Tabel 4.13 : Interpretasi Indikator Delapan Kelas Eksperimen 1 ........... 79
Tabel 4.14 : Data Hasil Post Test Kelas Eksperimen 2 .......................... 80
Tabel 4.15 : Deskripsi Statistik Nilai Post Test Kelas Eksperimen 2 .....82
Tabel 4.16 : Frekuensi Statistik Nilai Post test Kelas Eksperimen 2 .... 82
Tabel 4.17 : Interpretasi Indikator Pertama Kelas Eksperimen 2 ........... 84
Tabel 4.18 : Interpretasi Indikator Dua Kelas Eksperimen 2 ................ 84
Tabel 4.19 : Interpretasi Indikator Tiga Kelas Eksperimen 2 ............... 85
Tabel 4.20 : Interpretasi Indikator Empat Kelas Eksperimen 2 ............ 85
Tabel 4.21 : Interpretasi Indikator Lima Kelas Eksperimen 2 .............. 85
Tabel 4.22 : Interpretasi Indikator Enam Kelas Eksperimen 2 .............. 86
Tabel 4.23 : Interpretasi Indikator Tujuh Kelas Eksperimen 2 ............. 86
Tabel 4.24 : Interpretasi Indikator Delapan Kelas Eksperimen 2 ......... 87
vii
Halaman
Tabel 4.25 : Normalitas Nilai Post Test ................................................ 88
Tabel 4.26 : Homogenitas Nilai Post Test .......................................... 90
Tabel 4.27 : Hasil Uji Hipotesis .......................................................... 92
Tabel 4.28 : Paired Sample T Test ...................................................... 92
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 : Grafik Frekuensi Nilai Post Test
Kelas Eksperimen 1 ................................................ 76
Gambar 4.2 : Grafik Frekuensi Post Test Kelas Eksperimen 2 ... 83
Gambar 4.3 : Gambar Grafik Normal Nilai Post Test
Eksperimen 1 ......................................................... 88
Gambar 4.4 : Gambar Grafik Normal Post Test
Eksperimen 2 ........................................................ 89
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A
Lampiran 1 : Silabus .............................................................................. 100
Lampiran 2 : RPP Kelas Eksperimen 1 ................................................ 108
Lampiran 3 : RPP Kelas Eksperimen 2 ................................................ 160
Lampiran 4 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ......................................... 187
Lampiran 5 : Soal Tes ............................................................................ 189
Lampiran 6 : Jawaban Soal Tes ............................................................. 194
Lampiran B
Lampiran 7 : Tabel B.1 Nilai Hasil Uji Coba ........................................ 195
Lampiran 8 : Tabel Perhitungan Validitas Soal Uji Coba ..................... 197
Lampiran 9 : Tabel B.2 Tingkat Kesukaran ........................................ 198
Lampiran 10 : Tabel Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesukaran
Hasil Uji Coba .................................................................. 200
Lampiran 11 : Tabel B.3 Nilai Hasil Uji Coba Setelah Diurutkan ......... 201
Lampiran 12 : Tabel Daya Pembeda Hasil Uji Coba .............................. 203
Lampiran 13 : Tabel Rekapitulasi Perhitungan Daya Pembeda
Hasil Uji Coba ................................................................. 205
Lampiran 14 : Tabel B.R.1 Nilai Hasil Uji Coba (Revisi) ..................... 206
x
Halaman
Lampiran 15 : Tabel Perhitungan Validitas Soal Uji Coba (Revisi) ...... 208
Lampiran 16 : Tabel B.R.2 Tingkat Kesukaran (Revisi) ......................... 209
Lampiran 17 : Tabel Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesukaran
Hasil Uji Coba (Revisi) ................................................... 210
Lampiran 18 : Tabel B.R.3 Nilai Hasil Uji Coba (Revisi)
Setelah Diurutkan ........................................................... 211
Lampiran 19 : Tabel Daya Pembeda Hasil Uji Coba (Revisi) ................ 213
Lampiran 20 : Tabel Rekapitulasi Perhitungan Daya Pembeda
Hasil Uji Coba (Revisi) .................................................. 215
Lampiran C
Lampiran 21 : Output SPSS ................................................................... 216
Lampiran D
Lampiran 22 : Tabel D.1 Nilai-Nilai r Product Moment ........................ 241
Lampiran 23 : Tabel D.2 Nilai Kritis Distribusi t ................................... 242
Lampiran E
Surat Persetujuan Tempat Penelitian
Surat Keterangan Sudah Penelitian
Pengantar Penelitian
Surat Keterangan Bimbingan Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan
terorganisasi secara sistematik. (A. Saepul Hamdani. dkk, 2008:1).
Matematika pula identik dengan simbol-simbol, rumus-rumus, dan berbagai
macam notasi. Melihat banyaknya simbol, rumus dan notasi tersebut yang
dapat menyebabkan peserta didik merasa tidak bersemangat, enggan, bahkan
takut menghadapi pelajaran matematika.
Bertahun-tahun telah diupayakan agar matematika dapat dikuasai
dengan baik oleh para ahli pendidikan dan ahli pendidikan matematika.
Namun, hasilnya masih menunjukan bahwa tidak banyak siswa yang
menyukai matematika dari setiap kelasnya. Meskipun kadang-kadang menjadi
suatu kebanggaan bagi guru matematika karena pelajaran yang dipegangnya
bergengsi sehingga menyebabkan tidak banyak siswa yang dapat lulus dari
pelajaran ini. (Turmudi. 2008:1). Keberhasilan pembelajaran matematika tidak
luput dari persiapan peserta didik dan juga persiapan gurunya, dan dari peserta
didik yang sudah mempunyai minat untuk belajar matematika akan merasa
senang dan penuh perhatian dalam mengikuti pelajaran matematika.
Seperti yang dikemukakan oleh Clark (Sudjana, 2000:39) bahwa
hasil belajar siswa di sekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan
30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Pengaruh intelegensi memang punya
andil cukup besar pada hasil belajar siswa, namun guru jangan melupakan
1
1
2
faktor lingkungan juga memiliki pengaruh pada hasil belajar siswa. Salah satu
lingkungan yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah
adalah kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau
efektif tidaknya proses belajar-mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.
Varibel yang mempengaruhi kualitas pengajaran adalah variabel guru. (Nana
Sudjana, 2000:40-43)
Guru sebagai suatu profesi, membutuhkan sejumlah kompetensi yang
harus dimilikinya. Sesuai dengan PP RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Bab VI Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Pasal 28 ayat 3, kompetensi yang harus dimikiki guru sebagai pendidik yaitu
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi, kompetensi professional
dan kompetensi kemasyarakatan peran guru sebagai pengelola harus dapat
melaksanakan pengelolaan pembelajaran, ada dua macam kegiatan yang harus
dilakukan guru yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran
sebagai sumber belajar itu sendiri. Pada intinya kegiatan tersebut menuntut
guru berperan untuk mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk
mewujudkan tujuan belajar. (Wina Sanjaya, 2005:149-150).
Dalam mengorganisasikan berbagai sumber belajar dapat dilakukan
dengan strategi pengorganisasian pembelajaran. Syaiful Bahri Djamarah
(2002: 5) mengatakan, secara umum strategi mempunyai pengertian suatu
garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha untuk mencapai sasaran
yang telah ditentukan. Pengorganisasian didefinisikan sebagai proses
kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-
3
sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah
struktur organisasi. (http://id.shvoong.com; diunduh tanggal 6 September
2010, jam 14.11). Pembelajaran itu adalah segala upaya yang dilakukan oleh
guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di
dalam pembelajaran, ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan
metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran
lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan
bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran, menyampaikan materi
pelajaran, dan mengelola pembelajaran. (M. Sobry Sutikno, 2008: 33-34).
Strategi pengorganisasian pembelajaran secara keseluruhan
didefinisikan sebagai berikut: Strategi pengorganisasian pembelajaran adalah
cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta,
konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan, suatu isi pembelajaran.
Sequencing terkait dengan cara pembuatan urutan penyajian isi suatu bidang
studi, dan synthesizing terkait dengan cara untuk menunjukan kepada siswa
hubungan/keterkaitan antara fakta, konsep, dan prosedur atau prinsip suatu isi
pembelajaran. (Made Wena, 2009: 7-8).
Alasan strategi pengorganisasian pembelajaran yang merupakan
bagian dari strategi pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa
sesuai pendapat Made Wena (2009:3) bahwa:
Penggunaan strategi pembelajaran sangat perlu karena untuk
mempermudah proses pembelajaran sehingga mencapai hasil yang
optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan
terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai
secara optimal, dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung
4
secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran sangat berguna, baik
bagi guru maupun siswa.
Hasil penelitian Made Wena, dkk (2009:31). tentang pengaruh
strategi pengorganisasian pembelajaran terhadap hasil belajar menyimpulkan
bahwa: kelompok mahasiswa yang diajar dengan sistem modul yang
dirancang dengan teori elaborasi memiliki hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang diajar dengan sistem modul
yang tidak dirancang dengan teori elaborasi. Strategi atau teori elaborasi
dikategorikan sebagai strategi pengorganisasian pembelajaran tingkat makro.
Berdasarkan studi pendahuluan penulis di SMPN 9 Cirebon, sebagian
besar guru-gurunya menggunakan materi buku pelajaran matematika pada
pokok bahasan Prisma dan Limas yang telah disediakan oleh sekolah. Hasil
pengamatan saya materi buku tersebut disusun menggunakan strategi
pengorganisasian pembelajaran tingkat makro dengan urutan buku teks.
Ternyata hasil belajar siswanya mendapatkan rata-rata 61,04, sedangkan nilai
KKM yang harus dipenuhi adalah 60. Pengakuan dari guru-guru belum
melakukan inovasi terhadap Strategi Pengorganisasian Pembelajaran tingkat
makro pada materi Prisma dan Limas Tegak, agar siswa dapat lebih mudah
mempelajari materi. Sehingga perlu diadakan eksperimen dalam Strategi
Pengorganisasian Pembelajaran berdasarkan teori elaborasi untuk tingkat
makro, agar dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa. Menyusun strategi
pengorganisasian pembelajaran termasuk pada kompetensi guru sebelum
melaksanakan proses pengajaran. Dengan membuat strategi pengorganisasian
pembelajaran berdasarkan teori elaborasi, guru diharapkan sukses dalam
5
proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar
siswa secara efektif dan efisien, sesuai kebutuhan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin mengadakan
penelitian untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar
siswa pada bidang studi matematika yang menggunakan strategi
pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori elaborasi dalam
pembelajarannya dengan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika
yang menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan
urutan buku teks dalam pembelajarannya, dan demikian penulis
mengangkatnya dalam judul yaitu:
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara yang Menggunakan Strategi
Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Teori Elaborasi dan Berdasarkan
Urutan Buku Teks Pada Pembelajaran Matemaatika (Studi Eksperimen di
Kelas VIII SMPN 9 Cirebon).
6
B. Perumusan Masalah
Dalam merumuskan masalah skripsi ini, penulis membagi kedalam tiga bagian
yaitu:
1. Identifikasi Masalah
a. Wilayah penelitian
Wilayah penelitian dalam skripsi ini adalah Pengelolaan Kelas, sub
wilayah penelitiannya adalah pengorganisasian pembelajaran yang
efektif dan efisien.
b. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian
lapangan tentang perbandingan hasil belajar siswa pada bidang studi
matematika yang pembelajarannya antara yang menggunakan strategi
pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori elaborasi dan
berdasarkan urutan buku teks di kelas VIII SMPN 9 Cirebon pada pokok
bahasan prisma dan limas tegak.
c. Jenis Masalah
Jenis masalah dalam skripsi ini adalah komparasi, karena membahas
seberapa besar perbedaan antara hasil belajar siswa pada bidang studi
matematika antara yang menggunakan strategi pengorganisasian
pembelajaran berdasarkan teori elaborasi dan berdasarkan urutan buku
teks.
7
2. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah bertujuan untuk menyederhanakan dan
memfokuskan ruang lingkup permasalahan dengan tidak mengurangi nilai
keilmiahannya, maka penelitian ini hanya dibatasi pada ruang lingkup
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara yang Menggunakan Strategi
Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Teori Elaborasi dan
Berdasarkan Urutan Buku Teks Pada Pembelajaran Matemaatika (Studi
Eksperimen di Kelas VIII SMPN 9 Cirebon). Dari permasalahan di atas
dapat diidentifikasikan dan menghindari kesalahpahaman, penelitian ini
penulis batasi hal-hal berikut:
a. Strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori elaborasi
dalam penelitian ini adalah strategi pengorganisasian isi pembelajaran
tingkat makro, yaitu strategi untuk menata urutan keseluruhan isi bidang
studi (lebih satu ide) yang melibatkan lebih dari satu konsep, prosedur,
atau prinsip berdasarkan teori elaborasi yang mendeskripsikan cara-cara
pengorganisasian isi pembelajaran dengan mengikuti urutan umum ke
rinci. Pada penelitian ini strategi pengorganisasian pembelajaran
berdasarkan teori elaborasi, disusun oleh peneliti. Sedangkan strategi
pengorganisasian pembelajaran berdasarkan urutan buku teks adalah
upaya memilih dan menata urutan isi sehingga dihasilkan cocok buku
teks yang selaras dan serasi dengan tingkat kemampuan proses mental
atau kognitif para pemakainya atau siswa yang menggunakannya, pada
8
penelitian ini buku teks yang dimaksud adalah buku teks yang menjadi
pegangan guru dan siswa SMPN 9 Cirebon kelas VIII .
b. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada
ranah kognitif dalam bentuk post test (tes akhir) di bidang Matematika
pada pokok bahasan prisma dan limas tegak, di kelas VIII SMPN 9
Cirebon yang dilihat dari hasil tes yang dibuat oleh peneliti sendiri.
c. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII pada semester II tahun ajaran
2010/2011 di SMPN 9 Cirebon pada pokok bahasan prisma dan limas
tegak.
3. Pertanyaan Penelitian
Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah tentang
perbedaan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika yang
pembelajarannya antara yang menggunakan strategi pengorganisasian
pembelajaran berdasarkan teori elaborasi dan berdasarkan urutan buku tesk
di kelas VIII SMPN 9 Cirebon pada pokok bahasan prisma dan limas tegak.
Dengan demikian yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah:
a. Bagaimana hasil belajar siswa pada bidang studi matematika di kelas
VIII SMPN 9 Cirebon yang pembelajarannya menggunakan strategi
pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori elaborasi?
b. Bagaimana hasil belajar siswa pada bidang studi matematika di kelas
VIII SMPN 9 Cirebon yang pembelajarannya menggunakan strategi
pengorganisasian pembelajaran berdasarkan urutan buku teks?
9
c. Apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa pada bidang studi
matematika di kelas VIII SMPN 9 Cirebon yang pembelajarannya
menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori
elaborasi dan berdasarkan urutan buku teks?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian yang dilakukan
berorientasi dari perumusan diatas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui data tentang hasil belajar siswa pada bidang studi
matematika di kelas VIII SMPN 9 Cirebon yang pembelajarannya
menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori
elaborasi.
2. Untuk mengetahui data tentang hasil belajar siswa pada bidang studi
matematika di kelas VIII SMPN 9 Cirebon yang pembelajarannya
menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan urutan
buku teks.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hasil belajar siswa pada
bidang studi matematika di kelas VIII SMPN 9 Cirebon yang
pembelajarannya menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran
berdasarkan teori elaborasi dan berdasarkan urutan buku teks.
10
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat antara lain
sebagai berikut:
1. Bagi guru atau tenaga pengajar
Diperoleh strategi pengorganisasian pembelajaran yang efektif dan efisien
dalam pembelajaran matematika dan sebagai masukan dalam usaha
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi siswa
Dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi pengorgansiasian
pembelajaran yang tepat diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar
siswa dan membuat mereka merasa lebih mudah dalam memahami
pembelajaran terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar dan
takut pada matematika pada pokok bahasan prisma dan limas tegak.
3. Bagi peneliti
Diperoleh pemecahan masalah dalam penelitian ini, sehingga akan
diperoleh suatu cara menstrategikan pengorganisasi pembelajaran yang
efektif dan efisien dalam pembelajaran matematika.
E. Kerangka Pemikiran
Made Wena (2009:5) Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang
berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi
yang berbeda (Reigeluth dan Degeng). Variabel strategi pembelajaran
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu strategi pengorganisasian (organizational
11
strategy), strategi penyampaian (delivery strategy), dan strategi pengelolaan
(management strategy). Strategi pengorganisasian pembelajaran dan strategi
pengelolaan pembelajaran tidak banyak dikaji dalam penelitian pendidikan.
Para peneliti lebih tertarik meneliti tentang strategi penyampaian
pembelajaran. Penulis telah mengemukakan pada latar belakang akan meneliti
tentang strategi pengorganisasian pembelajaran, ini dikarenakan oleh
keengganan guru untuk membuat strategi pengorganisasian pembelajaran
secara makro. Para guru menggunakan buku-buku yang disusun menggunakan
strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan urutan buku teks yang
sudah tersedia di sekolah untuk mengurutkan isi pembelajaran. Namun
terkadang buku-buku tersebut belum tentu sesuai dengan hierarki belajar.
Strategi atau teori elaborasi dikategorikan sebagai strategi
pengorganisasian isi pembelajaran tingkat makro. Teori elaborasi
mendeskripsikan cara-cara pengorganisasian isi pembelajaran dengan
mengikuti urutan umum ke rinci.(Made Wena, 2009:25). Strategi
pengorganisaian pembelajaran berdasarkan urutan buku teks merupakan
pengorganisasian yang mengacu pada upaya memilih dan menata urutan
isi.(Hamzah.B.Uno, 2009:148)
Kelebihan dari strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan
teori elaborasi memiliki kelebihan, yaitu : penggunaan teori elaborasi telah
terbukti dapat memudahkan permahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dan teori elaborasi
memiliki cara-cara yang sistematis dalam mengurutkan isi pembelajaran dari
12
mudah ke sulit, dari sederhana ke kompleks.(Made Wena, 2009:24).
Sedangkan kelebihan dari strategi pengorganisaian pembelajaran berdasarkan
urutan buku teks, yaitu mengoptimalkan kegiatan belajar dalam rangka
mencapai hasil belajar yang optimal, keberadaannya disesuaikan dengan
kemampuan pemrosesan informasi yang dilakukan siswa, dan turut membantu
proses belajar siswa. (Hamzah.B.Uno, 2009:147-148).
Kelebihan pertama dari strategi pengorganisasian pembelajaran
berdasarkan teori elaborasi diatas mempermudah pemahaman siswa terhadap
materi yang didapat, sedangkan yang berdasarkan urutan buku teks hanya turut
membantu proses belajar siswa tanpa ada strategi yang dapat mempermudah
pemahaman terhadap materi. Kelebihan yang kedua dapat meningkatkan
motivasi, sedangkan yang berdasarkan urutan buku teks mengoptimalkan
kegiatan belajar dalam rangka mencapai hasil belajar yang optimal, untuk
dapaat mengoptimalkan hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran perlu
adanya motivasi agar siswa dapat belajar lebih bersemangat. Kelebihan yang
ke tiga teori elaborasi memiliki cara-cara yang sistematis dalam mengurutkan
isi pembelajaran dari mudah ke sulit, dari sederhana ke kompleks, sedangkan
yang berdasarkan urutan buku teks keberadaannya disesuaikan dengan
kemampuan pemrosesan informasi yang dilakukan siswa, dengan cara
mengurutkan isi pembelajaran dari mudah ke sulit, dari sederhana ke kompleks
dapat diikuti oleh berbagai jenis kemampuan pemrosesan informasi yang
dilakukan siswa.
13
Dari uraian di atas, penulis memiliki asumsi bahwa strategi
pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori elaborasi akan lebih
mengoptimalkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan strategi
pengorganisasian pembelajaran berdasarkan urutan buku teks.
Hasil belajar siswa adalah hasil dari proses pembelajaran siswa dalam
jangka waktu tertentu. Sedangkan hasil belajar matematika adalah kemampuan
matematika siswa setelah menerima pembelajaran matematika yang dibatasi
oleh ranah kognitif, dalam tingkat pemahaman konsep, retensi, dan aplikasi
konsep. Hasil belajar siswa biasanya berupa nilai normatif maupun kualitatif,
pada pembahasan kali ini hasil belajar yang dimaksud adalah berupa nilai
normatif. Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor kemampuan pribadi siswa itu sendiri
disamping itu juga dan faktor eksternal adalah faktor lingkungan yang terdiri
dari kompetensi guru, karakteristik kelas dan karakteristik sekolah. Sebagian
besar faktor lingkungan yang sangat berpengaruh adalah kompetensi guru,
salah satunya dalam pembuatan strategi pengorganisasian pembelajaran.
Guru yang mampu membuat strategi pengorganisasian pembelajaran
yang tepat memiliki potensi besar untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa
pada bidang studi matematika dan siswa juga lebih mudah menerima juga
memahami materi yang sedang dipelajari.
14
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadmasalah yang sedang diteliti
(Jonathan Sarwono, 2006:37). Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka
penulis merumuskan jawaban sementara yaitu, ada perbedaan antara hasil
belajar siswa pada bidang studi matematika antara yang menggunakan
strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori elaborasi dan
berdasarkan urutan buku teks.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika daalam penulisan skripsi ini adalah BAB I: Pendahuluan, yang
berisikan tentang penjelasan: Latar belakang masalah, Perumusan masalah,
Tujuan penelitian, Kegunaan penelitian, Kerangka pemikiran, Hipotesis,
Sistematika penulisan. BAB II: Landasan Teori, yang berisikan tentang
penjelasan: Strategi Pengorganisasian Pembelajaran, Strategi
Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Teori Elaborasi, Strategi
Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Urutan Buku Teks, dan Hasil
belajar siswa pada bidang studi matematika. BAB III: Metodologi Penelitian,
yang berisikan tentang penjelasan: Tempat dan waktu penelitian, Populasi
dan sampel, Metode dan desain penelitian, Pelaksanaan penelitian, Instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur pengolahan data. BAB IV:
Hasil Penelitiaan, yang berisikan deskripsi data, analisis data dan
pembahasan. Dan BAB V: Kesimpulan, berisikan kesimpulan dan saran.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
H. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Sebelum mengetahui pengertian strategi pengorganisasian
pembelajaran, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian desain didaktik.
Desain merupakan sebuah istilah yang diambil dari kata design (bahasa
Inggris) berarti perencanaan/rancangan/persiapan(Kamus Lengkap 15 Juta,
2002:87), sedangkan dedaktik adalah ilmu pendidikan yang membahas cara
membuat persiapan pembelajaran dan mengorganisasi materi
pembelajaran.(http.www.perbaikandmprenang.doc).
Didaktik dapat dibagi dalam didaktik umum dan khusus. Dikdaktik
umum memberi prinsip-prinsip yang umum yang berhubungan dengan
penyajian bahan pelajaran (yaitu motivasi dan peragaan) agar anak-anak
menguasainya. Prinsip-prinsip itu berlaku bagi semua mata pelajaran.
Dikdaktik khusus membicarakan tentang cara mengajarkan mata pelajaran
tertentu dimana prinsip dikdaktik umum digunakan. Didaktik khusus perlu
oleh sebaba tiap mata pelajaran lain.(Nasution, 2005:5-6).
Jadi desain didaktik adalah suatu perencanaan persiapan
pembelajaran dan mengorganisasi materi pembelajaran. Dengan
mengetahui pengertian desain pembelajaran maka diketahuilha bahwa
strategi pengorganisasian pembelajran merupakan bagian dari desain
didaktik, yaitu mengorganisasi materi pembelajaran.
15
16
1. Pengertian Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Menurut Made Wena (2009:5) Strategi pembelajaran adalah: cara-
cara yang berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berbeda di
bawah kondisi yang berbeda (Reigeluth dan Degeng). Variabel strategi
pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu strategi pengorganisasian
(organizational strategy), strategi penyampaian (delivery strategy), dan
strategi pengelolaan (management strategy).
Strategi pengorganisasian pembelajaran adalah cara untuk
membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta,
konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan, suatu isi pembelajaran.
Sequencing terkait dengan cara pembuatan urutan penyajian isi suatu
bidang studi, dan synthesizing terkait dengan cara untuk menunjukan
kepada siswa hubungan/keterkaitan antara fakta, konsep, dan prosedur
atau prinsip suatu isi pembelajaran. (Made Wena, 2009: 7-8).
Synthesizing bertujuan untuk membuat topik-topik dalam suatu
bidang studi menjadi lebih bermakna bagi siswa. Hal ini dilakukan dengan
menunjukan keterkaitan topik-topik itu terkait dalam keseluruhan isi
bidang studi. Adanya kebermaknaan tersebut akan menyebabkan siswa
memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang
dipelajari Degeng (Wena, 2009: 8). Degeng dalam Made Wena (2009: 8)
menyatakan penataan urutan sangat penting artinya, karena amat
diperlukan dalam pembuatan sintesis. Sintesis yang efektif hanya dapat
dibuat apabila isi telah ditata dengan cara tertentu, dan yang lebih penting,
karena pada hakikatnya semua isi bidang studi memiliki prasyarat belajar.
17
2. Jenis-Jenis Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Reigeluth (Wena, 2009: 8) menyatakan strategi pengorganisasian
pembelajaran dapat dipilah menjadi dua, yaitu strategi makro dan strategi
mikro.
1) Strategi Makro
Strategi makro adalah strategi untuk menata urutan keseluruhan isi
bidang studi (lebih dari satu ide). Untuk strategi makro,
pengintegrasian dari sejumlah teori, seperti hierarki belajar dari Gagne,
urutan subsumatif dari Ausubel, teori skema, webteaching dari
Norman, dan teori elaborasi dari Reigeluth. (Made Wena, 2009: 8).
a) Hierarki Belajar
Gagne menekankan pada penataan urutan dengan memunculkan
gagasan prasyarat belajar yang disebut hierarki belajar. Reigeluth
dalam Degeng mengemukakan bahwa analisis hierarki belajar
kurang berarti untuk membuat sintesis. Pendapat ini dipertegas
oleh Gagne bahwa analisis hierarki belajar kurang berarti untuk
membuat sintesis, dengan demikian untuk mengorganisasi
keseluruhan isi bidang studi (strategi makro) perancangan belajar
perlu beralih ke strategi lain. (Kistono.worspress.com; diunduh
tanggal 6 September 2010, jam 15.07).
b) Urutan Subsumatif
David Ausubel mengemukakan gagasannya (Budiningsih,
2005:46) mengenai cara membuat urutan isi pengajaran yang dapat
18
menjadikan pengajaran lebih bermakna bagi yang belajar. Ini
menggunakan urutan umum ke rinci atau subsumative sequence
sebagai strategi utama untuk mengorganisasi pengajaran. Perolehan
belajar dan retensi akan dapat ditingkatkan bila pengetahuan baru
diasimilasikan dengan pengetahuan yang sudah ada.
c) Teori Skema
Teori skema juga menggunakan urutan umum ke rinci. Teori ini
memandang bahwa proses belajar sebagai perolehan sebagai
pengetahuan baru dalam diri seseorang dengan cara
mengkaitkannya dengan struktu kognitif yang sudah ada. Hasil
belajar sebagai hasil pengorganisasian struktur kognitif yang baru,
merupakan integrasi antara pengetahuan yang lama dengan yang
baru. Struktur kognitif yang baru ini nantinya akan menjadi
assimilative schema pada proses belajar berikutnya. (Asri
Budiningsih, 2005:46).
d) Webteaching
Webteaching yang dikemukakan Norman, merupakan suatu
prosedur menata urutan isi bidang studi yang dikembangkan
dengan menampilkan pentingnya peranan pengetahuan yang telah
dimiliki oleh seseorang, dan struktur isi bidang studi yang akan
dipelajari. Pengetahuan yang baru akan dipelajari secara bertahap
harus diintegrasikan dengan struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya. (Asri Budiningsih, 2005:46).
19
e) Teori Elaborasi
Teori elaborasi mengintegrasikan sejumlah pengetahuan tentang
strategi penataan isi pelajaran yang sudah ada, untuk menciptakan
model yang komprehensif tentang cara mengorganisasi pengajaran
pada tingkat makro. (Asri Budiningsih, 2005:46)
Dapat disimpulkan dari sejumlah teori-teori tersebut bahwa
strategi pengorganisasian pembelajaran tingkat makro adalah suatu
strategi untuk mengurutkan dan mensintesis keseluruhan isi bidang
studi dari yang bersifat umum ke rinci.
2) Strategi Mikro
Pendapat Made Wena (2009:6) strategi mikro adalah strategi
untuk menata urutan sajian suatu ide tunggal (konsep, prinsip, dan
sebagainya). Sejumlah teori yang berurusan dengan strategi mikro
antara lain adalah teori penataan urutan berdasarkan prasyarat belajar
dari Gagne, model pembentukan Taba, dan pemahaman konsep dari
Brunner.
a) Prasyarat Belajar
Gagne (Budiningsih, 2005:46) menekankan kajiannya pada aspek
penataan urutan materi pelajaran dengan memunculkan gagasan
mengenai prasyarat belajar, yang dituangkan dalam suatu struktur
isi yang disebut hierarki belajar. Keterkaitan di antara bagian-
bagian bidang studi yang dituangkan dalam bentuk prasyarat
belajar, berarti bahwa pengetahuan tertentu harus dikuasai lebih
20
dahulu sebelum pengetahuan yang lain dipelajari. Gagne (
Nasution, 1982:79) juga memberikan suatu cara untuk menentukan
penataan urutan materi pelajaran pada umumnya. Berikut urutan
menurut Gagne:
Untuk mencari materi pelajaran kita mulai dari tujuan
pelajaran yang harus dicapai. Kita ketahui bahwa harus kita jalani
sejumlah langkah untuk mencapai tujuan itu sebagai berikut:
L
a 3
L
a 2
L
a 1
L
a
T
Untuk mengetahui urutan langkah secara hierarkis kita mulai
dengan langkah terakhir (L
a
), kemudian langkah sebelumna (L
a-1
),
(L
a2
), (L
a3
)dan seterusnya. Jadi kita mulai dari tujuan dan surut ke
belakang kepada langkah-langkah sebelumnya. Agar dicapai T
(tujuan) harus dikuasai L
a
. L
a
merupakan syarat untuk mencapai T.
Demikian pula syarat untuk mengetahui L
a
ialah L
a1
, dan untuk
mencapai L
a1
perlu dikuasai L
a2
dan seterusnya, Gagne menyebut
L
a
, L
a1
, dan seterusnya enabling objectives, yaitu tujuan-tujuan
khusus yang memungkinkan atau memberi kemampuan kepada
seseorang untuk mencapai tujuan khusus atau langkah berikutnya.
Tiap langkah merupakan prasyarat untuk mencapai langkah
berikutnya. Dengan menganalisis surut langkah, yakni L
a
, L
a-1
, L
a-2
,
L
a3
, L
an
. Kita dapat mencapai suatu tingkah pengetauan yang
dikuasai oleh murid sebagai dasar untuk memulai pelajaran.
21
b) Model Taba : Pembentukan Konsep
Taba (Kistono.worspress.com; diunduh tanggal 6 September 2010,
jam 15.07) memperkenalkan strategi pengorganisasian
pembelajaran tingkat mikro, khusus untuk belajar konsep dengan
pendekatan induktif. Strategi yang diciptakannya terdiri dari tiga
tahapan sejalan dengan tiga tingkatan proses berpikir yang
dikemukakannya. Ketiga tingkatan proses berpikir itu adalah: (1)
pembentukan konsep, (2) interprestasi, dan (3) aplikasi prinsip.
Pengoraginsasian pembelajaran untuk keperluan pembentukan
konsep terdiri dari tiga langkah:
(a) Mengidentifikasi contoh-contoh yang relevan dengan konsep
yang akan dibentuk.
(b) Mengelompokan contoh-contoh berdasarkan karakteristik
serupa (criteria tertentu) yang dimiliki.
(c) Mengembangkan katagori atau nama kelompok-kelompok itu.
c) Model Brunner: Pemahaman Konsep
Brunner menjelaskan dalam Degeng (Budiningsih, 2005:42)
bahwa:
Pembentukan konsep dan pemahaman konsep merupakan
dua kegiatan mengkategori yang berbeda yang menurut
proses berpikir yang berbeda pula. Seluruh kegiatan
mengkategori meliputi mengindentifikasi dan menempatkan
contoh-contoh (objek-objek atau peristiwa-peristiwa) ke
dalam kelas dengan menggunakan dasar kriteria tertentu.
Dalam pemahaman konsep, konsep-konsep yang sudah ada
sebelumnya. Sedangkan dalam pembentukan konsep adalah
sebaliknya, yaitu tindakan untuk membentuk kategori-
kategori baru. Jadi merupakan tindakan penemuan konsep.
Menurut Brunner dalam Asri Budiningsih (2005:42) kegiatan
mengkategori memiliki dua komponen yaitu; 1) tindakana
22
pembentukan konsep, 2) tindakan pemahaman konsep. Artinya,
langkah pertama adalah pembentukan konsep kemudian baru
pemahaman konsep.
Brunner (Budiningsih, 2005:43) memandang bahwa suatu konsep
memiliki 5 unsur, dan seseorang dikatakan memahami suatu
konsep apabila ia mengetahui semua untusr dari konsep itu,
meliputi: nama; contoh-contoh baik yang positif maupun yang
negatif; karakteristik, baik yang pokok maupun tidak; rentangan
karakteristik; dan kaidah.
Strategi mikro dapat disimpulkan yaitu strategi untuk
mengurutkan dan mensintesis sajian satu ide berupa konsep, prosedur
dan prinsip. Urutan materi dan keterkaitan antara bagian-bagian bidang
studi yang dituangkan dalam bentuk prasyarat belajar.
I. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Teori
Elaborasi
Reigeluth (Riyanto, 2010: 21) menyatakan bahwa teori elaborasi
merupakan proses instruksional yang dimulai dengan mengadakan
overview yang mengajarkan ide-ide secara umum sederhana dan
mendasar (tetap bukan abstrak).
Merril dan Twitchell (Riyanto, 2010: 21) menyatakan cara
pengorganisasian ini (dari umum ke detail) akan mengarahkan si belajar
untuk belajar terhadap perkembangannya. Si belajar akan selalu sadar
23
akan konteks dan pentingnya perbedaan topik yang dipelajarinya serta
pentingnya hubungan antara topik yang telah dipelajari. Strategi atau
teori elaborasi dikategorikan sebagai strategi pengorganisasian isi
pembelajaran tingkat makro. (Made Wena, 2009:25).
1) Komponen Teori Elaborasi
Dalam melakukan pengorganisasian isi pembelajaran harus
memerhatikan komponen-komponen yang dijadikan dasar teori
elaborasi. Pada dasarnya terdapat tujuh komponen strategi yang
diintegrasikan dalam teori elaborasi, Reigeluth dan Degeng (Wena,
2009:25) yaitu sebagai berikut: urutan elaborasi, urutan prasyarat
belajar, rangkuman, sintesis, analogi, pengaktifan strategi kognitif,
dan kontrol belajar.
(a) Urutan Elaborasi
Menurut Made Wena (2009:26) yang dimaksud dengan urutan
elaborastif adalah sebagai berikut:
Urutan isi pembelajaran dari yang bersifat sederhana ke
kompleks atau dari yang bersifat umum ke rinci. Dalam
membuat/melakukan urutan elaboratif, harus memerhatikan
dua hal pokok, yaitu penyajian isi bidang studi pada tingkat
umum mengepitomasi (bukan merangkum) bagian isi yang
lebih rinci, dan epitomasi dibuat atas dasar satu tipe struktur
isi bidang studi. Dalam teori elaborasi epitome dapat
dipadankan dengan kerangka isi yang hanya mencakup
sebagian kecil isi bidang studi yang amat penting. Dalam
epitome sebaiknya hanya terdapat satu tipe isi bidang studi:
konsep, prosedur, atau prinsip.
24
(b) Urutan Prasyarat Belajar
Urutan prasyarat belajar masih menurut Made Wena (2009:26)
adalah struktur yang menunjukkan konsep, prosedur, atau prinsip
mana yang harus dipelajari sebelum konsep, prosedur, atau prinsip
lain bisa dipelajari. Dengan kata lain, urutan prasyarat belajar
menampilkan hubungan prasyarat belajar untuk suatu konsep,
prosedur, atau prinsip. Urutan prasyarat belajar yang dimaksud
sepadan dengan struktur belajar atau hierarki belajar yang
dikemukanan oleh Gagne.
(c) Rangkuman
Rangkuman adalah tinjauan kembali (review) terhadap apa yang
telah dipelajari. Rangkuman dibuat karena sangat penting untuk
mempertahankan retensi (daya ingat). Demikian pula rangkuman
berfungsi untuk memberikan pernyataan singkat mengenai isi
bidang studi yang telah dipelajari siswa. (Made Wena, 2009:26)
Dalam teori elaborasi rangkuman diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu rangkuman internal dan eksternal. Rangkuman internal
(internal summarizer) diberikan pada setiap akhir suatu pelajaran
dan hanya merangkum isi bidang studi yang baru diajarkan.
Rangkuman eksternal (within-set summarizer) diberikan setelah
beberapa kali pelajaran, yang merangkum semua isi yang telah
dipelajari dalam beberapa kali pelajaran itu. (Made Wena, 2009:26)
25
(d)Pensintesis
Pensintesis berfungsi untuk menunjukkan kaitan-kaitan di antara
konsep, prosedur, atau prinsip yang diajarkan. Pensintesis sangat
penting karena akan menunjukkan sejumlah keterkaitan/hubungan
di antara konsep, prosedur, atau prinsip sehingga dapat
memudahkan pemahaman tentang suatu konsep, kebermaknaan
dengan jalan menunjukkan konteks suatu konsep, prosedur, atau
prinsip pada bagian isi yang lebih luas (Ausubel), sekaligus juga
dapat memberikan pengaruh motivasional pada siswa (Keller).
Dengan cara membuat kaitan-kaitan di antara pengetahuan yang
baru dengan yang lama, yang telah dimiliki oleh siswa,
pensintesis juga berpeluang untuk meningkatkan retensi
(Degeng). (Made Wena, 2009:27).
(e) Analogi
Analogi dibuat untuk dapat memudahkan pemahaman terhadap
pengetahuan yang baru dengan cara membandingkannya dengan
pengetahuan yang sudah dikenal oleh siswa (Reigeluth). Analogi
mengambarkan persamaan antara pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan lain yang berada di luar cakupan pengetahuan yang
sedang dipelajari. Di samping itu, analogi dapat dipakai untuk
memperjelas suatu konsep, prosedur, atau teori sehingga mudah
dipahami siswa. (Made Wena, 2009:27)
26
(f) Pengaktifan Strategi Kognitif
Masih menurut Made Wena (2009:27) Strategi kognitif adalah:
Keterampilan yang diperlukan siswa untuk mengatur proses
internal ketika belajar, mengingat, dan berpikir. Strategi kognitif
hendaknya diaktifkan selama pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran akan menjadi lebih efektif apabila guru mampu
mendorong siswa, baik secara sadar ataupun tidak, untuk
mengguanakan strategi kognitif yang sesuai. Rigney
mengemukakan dua cara untuk mengaktifkan strategi kognitif,
yaitu sebagai berikut:
(1)Dengan merancang pembelajaran sedemikian rupa sehingga
siswa dipaksa untuk menggunakannya. Cara ini disebut
dengan embedded strategy. Dalam pelaksanaannya, sering
kali siswa menggunakannya secara tidak sadar. Embedded
strategy activator bisa berupa gambar, diagram, mnemonic,
analogi, dan parafrase. Pertanyaan-pertanyaan penuntun
(adjunct_questions) juga dapat dipakai untuk memenuhi
maksud ini, yaitu sebagai Embedded strategy activator
(Degeng).
(2)Dengan menyuruh siswa menggunakannya. Cara ini disebut
dengan detached strategy. Cara ini tepat dipakai apabila
siswa sudah pernah belajar bagaimana menggunakan strategi
kognitif ini. Contohnya,Sekarang buatlah diagram untuk
menunjukkan proses yang baru saja diajarkan! , atau
Pikirkan sebuah analogi untuk memperjelas ide yang baru
saja dibicarakan. (Degeng).
(g)Kontrol Belajar
Menurut Merrill (Wena 2009:28) konsepsi mengenai kontrol
belajar terkait dengan kebebasan siswa dalam melakukan pilihan
dan pengurutan terhadap isi yang dipelajari (content control),
27
kecepatan belajar (pacae control), dan strategi kognitif yang ingin
digunakan (conscious cognition control).
2) Model Elaborasi
Teori elaborasi dilandasi atas beberapa prinsip yang menjadi
dasar dalam melakukan pengorganisasian isi pembelajaran. Menurut
Degeng (Wena, 2009:28), ada tujuh prinsip yang menjadi model teori
elaborasi, yaitu penyajian kerangka isi, elaborasi secara bertahap,
bagian terpenting disajikan pertama kali, cakupan optimasi elaborasi,
penyajian pensintesis secara bertahap, penyajian jenis pensintesis, dan
tahapan pemberian rangkuman.
Degeng (Wena, 2009:29) secara umum prinsip-prinsip yang
mendasari model elaborasi adalah sebagai berikut.
a) Prinsip pertama adalah penyajian kerangkaisi (epitome). Dalam
teori elaborasi, penyajian kerangka isi ditempatkan pada fase yang
paling awal dari keseluruan proses pembelajaran.
b) Prinsip kedua adalah berkaitan dengan tahapan dalam melakukan
elaborasi isi pembelajaran. Elaborasi tahap pertama akan
mengelaborasi bagian-bagian yang tercakup dalam kerangka isi;
elaborasi tahap kedua akan mengelaborasi bagian-bagian yang
tercakup dalam elaborasi tahap pertama, dan seterusnya.
c) Prinsip ketiga adalah berkaitan dengan penekanan bahwa bagian
yang terpentinglah yang harus disajikan pertama kali. Guna
menentukan penting atau tidaknya suatu bagian ditentukan oleh
sumbangannya untuk memahami keseluruhan isi bidang studi.
d) Prinsip keempat berkaitan dengan tingkat kedalaman dan keluasan
elaborasi. Setiap elaborasi hendaknya dilakukan cukup singkat agar
konstruk (fakta, konsep, prinsip, atau prosedur) dapat diterima
dengan baik oleh siswa. Namun demikian, elaborasi juga perlu
dilakukan dengan cukup panjang agar tingkat kedalaman dan
keluasan elaborasi memadai.
e) Prinsip kelima berhubungan dengan penyajian pensintesis.
Penyajian pensistesis dilakukan secara bertahap, yaitu setelah
setiap kali melakukan elaborasi, secara khusus dimaksudkan untuk
menunjukkan hubungan di antara konstruk-konstruk yang lebih
28
rinci yang baru diajarkan, dan untuk menunjukkan konteks
elaborasi dalam epitome.
f) Prinsip keenam berhubungan dengan penyajian jenis pensintesis.
Pensintesis yang fungsinya sebagai pengait satuan-satuan konsep,
prosedur, atau prinsip hendaknya disesuaikan dengan tipe isi
bidang studi.
g) Prinsip ketujuh pemberian rangkuman. Rangkuman yang dimaksud
untuk mengadakan tinjauan ulang mengenai isi bidang studi yang
sudah dipelajari, dan hendaknya diberikan sebelum penyajian
pensintesis.
3) Langkah-Langkah Pengorganisasian Teori Elaborasi
Di samping prinsip-prinsip seperti dijelaskan di atas, dalam
melakukan pengorganisasian pembelajaran teori elaborasi juga harus
dilakukan dengan langkah-langkah yang sistematis. Menurut Degeng
(Wena, 2009:29), langkah-langkah pengorganisasian pembelajaran
dengan menggunakan model elaborasi adalah sebagai berikut:
a) Penyajian kerangka isi. Pembelajaran dimulai dengan menyajikan
kerangka isi: struktur yang memuat bagian-bagian yang paling
penting dari bidang studi.
b) Elaborasi tahap pertama. Elaborasi tahap pertama adalah
mengelaborasi tiap-tiap bagian yang ada dalam kerangka isi, mulai
dari bagian yang terpenting. Elaborasi tiap-tiap bagian diakhiri
dengan rangkuman dan pensintesis yang hanya mencakup
konstruk-konstruk yang baru saja diajarkan (pensintesis eksternal).
c) Pemberian rangkuman dan sintesis eksternal. Pada akhir elaborasi
tahap pertama, diberikan rangkuman dan diikuti dengan pensintesis
eksternal. Rangkuman berisi pengertian-pengertian singkat
mengenai konstruk-konstruk yang diajarkan dalam elaborasi, dan
pensintesis eksternal menunjukkan (a) hubungan penting yang ada
antar bagian yang telah dielaborasi, dan (b) hubungan antar bagian-
bagian yang telah dielaborasi dengan kerangka isi.
d) Elaborasi tahap kedua. Setelah elaborasi tahap pertama berakhir
dan diintegrasikan dengan kerangka isi, pembelajaran diteruskan ke
elaborasi tahap kedua yang mengelaborasi bagian pada elaborasi
tahap pertama dengan maksud membawa siswa pada tingkat
kedalaman sebagaimana ditetapkan dalam tujuan pembelajaran.
Seperti halnya dalam elaborasi tahap pertama, setiap elaborasi
tahap kedua disertai rangkuman dan pensintesis internal.
29
e) Pemberian rangkuman dan sintesis eksternal. Pada akhir elaborasi
tahap kedua, diberikan rangkuman dan sintesis eksternal, seperti
pada elaborasi tahap pertama.
f) Setelah semua elaborasi tahap kedua disajikan, disintesiskan, dan
diintegrasikan ke dalam kerangka isi, pola seperti ini akan berulang
kembali untuk elaborasi tahap ketiga, dan seterusnya, sesuai
dengan tingkat kedalaman yang ditetapkan oleh tujuan
pembelajaran.
g) Pada tahap akhir pembelajaran, disajikan kembali kerangka isi
untuk mensintesiskan keseluruhan isi bidang stufi yang telah
diajarkan.
4) Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pengorganisasian
Pembelajaran Berdasarkan Teori Elaborasi
a) Kelebihan
a. penggunaan teori elaborasi telah terbukti dapat memudahkan
permahaman siswa terhadap materi yang diajarkan,
b. dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,
c. teori elaborasi memiliki cara-cara yang sistematis dalam
mengurutkan isi pembelajaran dari mudah ke sulit, dari
sederhana ke kompleks.(Made Wena, 2009:24)
b) Kekurangan
a. membutuhkan waktu yang cukup lama, karena pada setiap
selesai penyajian satu materi penting diberikan analogi, sintesis
dan rangkuman,
b. kurang memberikan keuntungan bagi pengajar yang lebih
menekankan pada pencapaian target materi,
c. pengajar lebih membutuhkan waktu lama untuk mencari analogi
yang cocok bagi setiap materi yang bersifat abstrak.
( http://ontarusria.tripod.com/bab2.html, diunduh tanggal 12 Juni
2011, jam 15.00)
30
5) Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Teori
Elaborasi dalam Pembelajaran Matematika
Langkah-langkah strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan
teori elaborasi pembelajaran matematika pada pokok bahasan prisma
dan limas
a) Penyajian epitome, yaitu menyajikan struktur isi pembelajaran
Prisma dan Limas Tegak berupa gambaran umum yang paling
pokok, paling penting, dan paling dapat dimengerti tentang isi
pelajaran yang akan disampaikan yaitu memahami sifat-sifat limas
dan prisma serta bagian-bagiannya, menentukan jaring-jaring limas
dan prisma serta membuatnya dan menghitung luas permukaan dan
volume limas dan prisma.
b) Menyajikan prasyarat belajar dalam bentuk tes prasyarat. Prasyarat
belajar adalah bekal pengetahuan yang diperlukan untuk
mempelajari suatu bahan ajar yang baru. Pada bahan ajar prisma
dan limas, prasyarat belajar yang harus dikuasai adalah operasi
hitung pada bilangan bulat maupun pecahan, segitiga, segi empat,
teorema Pythagoras, dan kuadrat serta akar kuadrat suatu bilangan.
c) Elaborasi tahap pertama, menyajikan uraian-uraian tiap bagian yang
tersaji pada epitome yaitu mengenai memahami sifat-sifat limas dan
prisma serta bagian-bagiannya. Elaborasi dimulai dari bagian-
bagian terpenting yaitu pengertian prisma dan menyebutkan bagian-
bagian prisma tegak: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal
bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, dan tinggi.
31
d) Penyajian sintesis, analog, dan rangkuman internal. Mensintesis
pengetahuan yang baru saja diberikan dengan pengetahuan yang
lama, yaitu memberi nama prisma berdasarkan bentuk segi-n bidang
alasnya, untuk itu diingatkan kembali tentang nama-nama bangun
datar. Kemudian menganalog atau membandingkan pengetahuan
yang baru dengan pengetahuan yang sudah dikenal oleh siswa,
mengenai bagian-bagian kubus: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi,
diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, dan tinggi serta
pengetahuan bahwa kubus dan balok merupakan bangun datar
prisma, terhadap materi pengertian prisma dan bagian-bagian
prisma tegak: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang,
diagonal ruang, bidang diagonal, dan tinggi. Selanjutnya
menyajikan rangkuman hal-hal penting dari materi pengertian
prisma dan bagian-bagian prisma tegak: titik sudut, rusuk-rusuk,
bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, dan
tinggi.
e) Elaborasi tahap kedua, menyajikan menyajikan uraian-uraian tiap
bagian yang tersaji pada epitome yaitu mengenai memahami sifat-
sifat limas dan prisma serta bagian-bagiannya. Elaborasi dimulai
dari bagian-bagian terpenting yaitu pengertian limas dan
menyebutkan bagian-bagian limas tegak: titik sudut, rusuk-rusuk,
bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, dan
tinggi.
32
f) Penyajian sintesis, analog dan rangkuman internal. Mensintesis
pengetahuan yang baru saja diberikan dengan pengetahuan yang
lama, yaitu mengenai pengertian prisma dan cara pemberian nama
prisma berdasarkan bentuk segi-n bidang alasnya. Kemudian
menganalog atau membandingkan pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang sudah dikenal oleh siswa, yaitu memberikan
informasi bahwa bangun ruang krucut merupakan bangun ruang
limas segi banyak, terhadap materi pengertian limas dan bagian-
bagian limas tegak: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal
bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, dan tinggi, serta
membandingkan sifat-sifat prisma dan limas tegak yang sudah
dipelajari. Selanjutnya menyajikan rangkuman hal-hal penting dari
materi pengertian limas dan bagian-bagian limas tegak: titik sudut,
rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang
diagonal, dan tinggi.
g) Elaborasi tahap ketiga, menyajikan uraian-uraian tiap bagian yang
tersaji pada epitome yaitu mengenai menentukan jaring-jaring limas
dan prisma serta membuatnya. Elaborasi dimulai dari bagian-bagian
terpenting yaitu langkah-langkah menggambar prisma tegak.
h) Penyajian sintesis dan rangkuman internal. Mensintesis
pengetahuan yang baru saja diberikan dengan pengetahuan yang
lama, yaitu mengingat kembali bagaimana cara menggambar kubus
dan balok untuk dapat menggambar prisma dan limas tegak dengan
33
cara yang mudah atau sukar. Selanjutnya menyajikan rangkuman
hal-hal penting dari materi menggambar prisma dan limas tegak.
i) Elaborasi tahap empat, menyajikan uraian-uraian tiap bagian yang
tersaji pada epitome yaitu mengenai menentukan jaring-jaring limas
dan prisma serta membuatnya. Elaborasi dimulai dari bagian-bagian
terpenting yaitu langkah-langkah membuat jaring-jaring prisma dan
limas tegak.
j) Penyajian sintesis, analog dan rangkuman internal. Mensintesis
pengetahuan yang baru saja diberikan dengan pengetahuan yang
lama, yaitu mengingat kembali bagaimana cara menggambar jaring-
jaring kubus untuk dapat menggambar jaring-jaring prisma dan
limas tegak. Kemudian menganalog atau membandingkan
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang sudah dikenal
oleh siswa, yaitu membandingka jaring-jaring prisma dan limas
tegak. Selanjutnya menyajikan rangkuman hal-hal penting dari
materi menggambar jaring-jaring prisma dan limas tegak.
k) Elaborasi tahap lima, menyajikan uraian-uraian tiap bagian yang
tersaji pada epitome yaitu menghitung luas permukaan dan volume
prisma dan limas tegak. Elaborasi dimulai dari bagian-bagian
terpenting yaitu menemukan dan menghitung rumus luas
permukaan prisma tegak.
l) Penyajian sintesis analog, dan rangkuman internal. Mensintesis
pengetahuan yang baru saja diberikan dengan pengetahuan yang
34
lama, yaitu mengingat kembali rumus luas bangun datar dan
teorema pythagoras untuk menemukan dan menghitung luas
permukaan prisma tegak. Menganalog atau membandingkan
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang sudah dikenal
oleh siswa, yaitu mengenai rumus luas permukaan balok, kubus dan
prisma. Selanjutnya menyajikan rangkuman hal-hal penting dari
materi menemukan dan menghitung luas permukaan prisma tegak.
m) Elaborasi tahap enam, menyajikan uraian-uraian tiap bagian yang
tersaji pada epitome yaitu menghitung luas permukaan dan volume
prisma dan limas tegak. Elaborasi dimulai dari bagian-bagian
terpenting yaitu menemukan dan menghitung rumus luas
permukaan limas tegak.
n) Penyajian sintesis, analog dan rangkuman internal. Mensintesis
pengetahuan yang baru saja diberikan dengan pengetahuan yang
lama, yaitu mengingat kembali cara menemukan rumus luas
permukaan prisma tegak untuk menemukan rumus luas permukaan
limas tegak. Kemudian menganalog atau membandingkan
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang sudah dikenal
oleh siswa mengenai rumus luas permukaan prisma tegak dan
rumus luas permukaan limas tegak. Selanjutnya menyajikan
rangkuman hal-hal penting dari materi menemukan dan menghitung
luas permukaan limas tegak.
35
o) Elaborasi tahap tujuh, menyajikan uraian-uraian tiap bagian yang
tersaji pada epitome yaitu menghitung luas permukaan dan volume
prisma dan limas tegak. Elaborasi dimulai dari bagian-bagian
terpenting yaitu menemukan dan menghitung rumus volume prisma
tegak.
p) Penyajian sintesis dan rangkuman internal. Mensintesis
pengetahuan yang baru saja diberikan dengan pengetahuan yang
lama, yaitu mengingat kembali rumus volume balok untuk
menemukan dan menghitung volume prisma. Selanjutnya
menyajikan rangkuman hal-hal penting dari materi menemukan dan
menghitung volume prisma tegak.
q) Elaborasi tahap delapan, menyajikan uraian-uraian tiap bagian yang
tersaji pada epitome yaitu menghitung luas permukaan dan volume
prisma dan limas tegak. Elaborasi dimulai dari bagian-bagian
terpenting yaitu menemukan dan menghitung volume limas tegak.
r) Penyajian sintesis, analog dan rangkuman internal. Mensintesis
pengetahuan yang baru saja diberikan dengan pengetahuan yang
lama, yaitu mengingat kembali rumus volume kubus untuk
menemukan dan menghitung volume limas tegak. Kemudian
menganalog atau membandingkan pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang sudah dikenal oleh siswa mengenai rumus
volume prisma tegak dan rumus volume limas tegak. Selanjutnya
36
menyajikan rangkuman hal-hal penting dari materi menemukan dan
menghitung luas permukaan limas tegak.
s) Menyajikan kerangka isi dan rangkuman eksternal. Menyajikan
kembali kerangka isi yaitu mulai dari Memahami sifat-sifat limas
dan prisma serta bagian-bagiannya, Menentukan jaring-jaring limas
dan prisma serta membuatnya, dan Menghitung luas permukaan dan
volume limas dan prisma.
J. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Urutan Buku
Teks
Buku teks merupakan penerapan dan pengembangan dari
intructional design yang lebih menekankan pada prinsip-prinsip yang
diadopsi dari teori dan temuan yang penelitian tentang belajar. Orientasi
buku teks adalah untuk mengoptimalkan kegiatan belajar dalam rangka
mencapai hasil belajar yanag optimal. (Hamzah. B. Uno, 2009:147)
Menurut Plomp dan Ely (Uno, 2009:147) karakteristik yang perlu
diperhatikan dalam merancang buku teks antara lain:
1) isi pesannya harus dianalisis dan diklasifikasi di dalam kategori-
kategori tertentu,
2) setiap kategori harus dipenggal menjadi beberapa penggalan teks,
3) perlu ada penyajian format visualisasi untuk memberikan kemenarikan
isi,
4) kategori format judul yang berisi bahan harus diseleksi.
Strategi pengorganisasian isi pembelajaran urutan buku teks
mengacu pada upaya memilih dan menata urutan isi sehingga dihasilkan
sosok buku teks yang selaras dan serasi dengan tingkat kemampuan
37
proses mental atau kognitif para pemakainnya atau siswa yang
menggunakan. Dengan menganalogikan pengorganisasian isi buku teks
dengan pengorganisasian isi pembelajaran, maka dijumpai berbagai
kajian teoretis dan penelitian yang berkaitan dengan cara pengurutan
(sequencint) isi yang menyatakan bahwa penataan isi urutan buku teks
merupakan variabel yang berpengaruh terhadap pemahaman isi buku teks
oleh pemakaiannya. (Hamzah.B.Uno. 2009:148)
Masih menurut Hamzah.B.Uno (2009:148) pengorganisasian isi
buku teks ini sangat penting artinya apabila dikaitkan dengan asumsi
Pacey yang antara lain menyatakan bahwa:
1) belajar adalah mengaitkan informasi baru ke dalam pengetahuan
sebelumnya,
2) belajar adalah mengorganisasi pengetahuan
Artinya, dengan berkeyakinan bahwa jika proses belajar akan terjadi
apabila siswa membaca buku teks, maka pengorganisasian isi buku teks
tersebut memenuhi kriteria tersusun dari yang mudah ke yang sulit, atau
dari yang sederhana ke yang kompleks.
1) Beberapa hal yang menjadi acuan dalam pengorganisasian buku
teks:
a. judul, pendek dan jelas,
b. rangkuman, diberikan di awal yang menunjukkan apa isi buku
teks tesebut, ditengah berisi argumen-argumen, dan di akhir
berisi tentang review terhadap ide-ide pokok dari teks,
c. heading, berupa kalimat tanya atau pernyataan,
d. contoh soal, dan
e. soal-soal.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam penataan isi pembelajaran
melalui buku teks, yaitu:
a. sequencing, yakni memerhatikan penataan isi,
38
b. sequencing of list, yakni memperhatikan penataan tabel-tabel,
c. signalling, yakni bagan dan gambar yang perlu disajikan secara
eksplisit,
d. typografhic, yakni istilah-istilah yang esensial ditonjolkan dan
dijelaskan.
Selain penataan di atas, juga perlu diperhatiakan tentang :
a. penetapan topik ajaran
b. pemilahan materi ajar ke dalam subtopik,
c. uraian materi ajar
d. penyajian catatan penting dari subtopik,
e. penyajian contoh-contoh soal, dan
f. pemberian soal-soal latihan. (Hamzah.B.Uno 2009:149)
2) Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pengorganisasian
Pembelajaran Berdasarkan Urutan Buku Teks
a) Kelebihan
a. mengoptimalkan kegiatan belajar dalam rangka mencapai hasil
belajar yang optimal,
b. keberadaannya disesuaikan dengan kemampuan pemrosesan
informasi yang dilakukan siswa,
c. turut membantu proses belajar siswa. (Hamzah.B.Uno,
2009:147-148)
b) Kekurangan
a. Buku teks kurang memperhatikan perbedaan individual siswa
b. Desain buku teks sering tidak sesuai dengan desain kurikulum
pendidikan
c. Bahan ajar yang terdapat dalam buku teks sering bias dan basi
d. Konteks dan bahan ajar yang terdapat dalam buku teks sering
tidak sesuai dengan kondisi dan lingkunna siswa sasaran
(http://masnur-muslich.blogspot.com/2008/10/html)
39
3) Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Urutan
Buku Teks dalam Pembelajaran Matematika
Langkah-langkah strategi pengorganisasian pembelajaran
berdasarkan urutan buku teks dalam pembelajaran matematika:
a) Pemberian judul, pendek dan jelas. Bahan ajar yanag organisasi
berdasarkan urutan buku teks berjudul Membangun Kompetensi
Matematika 2: Untuk Kelas VIII SMP dan MTs.
b) Rangkuman diberikan di awal yang menunjukan apa isi buku
teks tersebut.
c) Penyajian argumen-argumen mengenai isi materi pembelajaran
pada pokok bahasan prisma dan limas.
d) Ditampilkan review terhadap ide-ide pokok dari materi prisma
dan limas.
e) Terdapat beberapa kalimat tanya atau pertanyaan.
f) Contoh soal.
g) Soal-soal latihan.
Untuk melihat perbedaan strategi pengorganisasian pembelajaran
berdasarkan teori elaborasi dengan strategi pengorgansiasian
pembelajaran berdasarkan urutan buku teks adalah sebagai berikut:
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Teori Elaborasi :
a) penyajian kerangka isi (epitome),
b) penetapan prasyarat belajar,
c) elaborasi materi tahap pertama,
d) pemberian rangkuman,
40
e) elaborasi materi ajar tahap kedua,
f) memberikan rangkuman, dan
g) pemberian pensintesi materi secara keseluruhan dalam topik
bahasan.
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Urutan Buku
Teks
a) penyajian topik ajaran,
b) pemilihan materi ajar dalam subtopik,
c) uraian materi ajar,
d) penyajian catatan penting dari materi ajar pada setiap subtopik,
e) penyajian contoh-contoh soal, dan
f) pemberian soal latihan berdasarkan topik bahasan.
K. Hasil Belajar pada Bidang Studi Matematika
1. Pengertian Hasil Belajar pada Bidang Studi Matematika
Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam
diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas tertentu. (M. Sobri
Sutikno, 2008:4)
.
Belajar juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses
yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur
hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat.( Arief S. Sudirmah. dkk
,
2008:2)
. Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2009:68) secara umum
belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dalam lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Bertolak dari
41
beberapa definisi yang telah diuraikan tadi, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada semua orang
yang berlangsung seumur hidup sebagai hasil dari pengalaman dan
interaksi dalam lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Hasil belajar merupakan tingkatan besarnya perubahan tingkah
laku yang dapat dicapai dari suatu penguasaan pengetahuan, kecakapan,
dan kebiasaan yang telah diberikan sebelumnya. Nana Sudjana (1995:3)
menjelaskan bahwa: hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.
Begitu pula S. Nasution (1994:7:13) berpendapat bahwa:
Hasil belajar merupakan suatu perubahan perubahan yang terjadi
pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai
pengetahuan tetapi juga untuk membentuk kecakapan, penghargaan
dalam diri pribadi yang belajar. Hasil belajar nampak pada
perubahan-perubahan tingkah laku, yang secara teknis dinyatakan
dalam suatu pernyataan verbal melalui tujuan instruksional.
Keterampilan atau perilaku baru dapat berupa pengertian,
kecakapan, sikap dan sebagainya. Keterampilan tersebut diperoleh
melalui proses belajar sehingga apabila berbicara tentang hasil
belajar, maka selalu berhubungan dengan proses belajar mengajar.
Proses belajar bukan hanya mempengaruhi orang agar mengubah
cara bertindak dan bersikap, melainkan juga menciptakan dan
menyediakan suatu kondisi yang merangsang, sikap serta nilai,
yang mengakibatkan perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan
tingkah laku sebagai pribadi.
Pengertian matematika dijelaskan oleh A. Saepul Hamdani. dkk (2008:1):
Pada saat berbicara matematika, yang terbayang dalam pikiran kita
selalu tentang bilangan, angka-angka, simbol-simbol atau
perhitungan. Tidak ada definisi tunggal yang disepakati oleh para
tokoh atau pakar matematika tentang matematika. Berikut beberapa
definisi tentang matematika: cabang ilmu pengetahuan yang eksak
dan terorganisasi secara sistematik; pengetahuan tentang bilangan
42
dan kalkulasinya; pengetahuan tentang penalaran logis dan
berhubungan dengan bilangan; pengetahuan tentang fakta-fakta
kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk; pengetahuan
tentang struktur-struktur yang logis; dan pengetahuan tentang
aturan-aturan yang ketat.
Sedangkan definisi matematika yang di unduh dari http://id.wikipedia.org;
diunduh tanggal 7 Oktober 2010, jam 11.21 ) (dari bahasa Yunani:
mathmatik) adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan.
Dalam (http://hafismuaddab.wordpress.com; diunduh tanggal 7 Oktober
2010, jam 10.56) ada beberapa pendapat tentang belajar matematika
menurut para ahli:
a. Robert Gagne
Belajar matematika harus didasarkan kepada pandangan bahwa tahap
belajar yang lebih tinggi berdasarkan atas tahap belajar yang lebih
rendah.
b. J. Bruner
Belajar matematika ialah belajar tentang konsep-konsep dan struktur
matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari
hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika.
c. Z.P Dienes
Berpendapat bahwa setiap konsep atau prinsip matematika dapat
dimengerti secara sempurna hanya jika pertama-tama disajikan kepada
siswa dalam bentuk konkrit.
Sementara itu Sri Wardani (2003:3-4) dalam
(http://hafismuaddab.wordpress.com; diunduh tanggal 7 Oktober 2010,
jam 10.56) mengemukakan pendapat beberapa pakar:
a. Kolb (1949)
Mendefinisikan belajar matematika sebagai proses memperoleh
pengetahuan yang diciptakan atau dilakukan oleh siswa itu sendiri
melalui transformasi pengalaman individu siswa. Pendapat Kolb ini
intinya menekankan bahwa dalam belajar siswa harus diberi
kesempatan seluas-luasnya mengkontruksi sendiri pengetahuan yang
dipelajari dan siswa harus didorong untuk aktif berinteraksi dengan
Iingkungan belajarya sehingga dapat memperoleh pemahaman yang
lebih tinggi dari sebelumnya.
43
b. Heuvel-Panhuizen (1998) dan Verchaffel-De Corte (1977)
Pendidikan matematika seharusnya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan kembali matematikan dengan berbuat
matematika. Pembelajaran matematika harus mampu mmeberi siswa
situasi masalah yang dapat dibanyangkan atau rnempunyai hubungan
dengan dunia nyata. Lebih lanjut mereka menernukan adanya
kecenderungan kuat bahwa dalam memecahkan masalah dunia nyata
siswa tergantung pada pengetahuan pada pengetahuan yang dimiliki
siswa tentang dunia nyata tersebut.
c. Goldin (1992)
Matematika ditemukan dan dibangun oleh manusia sehingga dalam
pembelajaran matematika harus lebih dibangun oleh siswa daripada
ditanamkan oleh guru. Pembelajaran matematika menjadi lebih aktif
bila guru membantu siswa menemukan dan memecahkan masalah
dengan menerapkan pembelajaran bermakna.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
matematika adalah belajar tentang rangkaian-rangkaian pengertian
(konsep) dan rangkaian pertanyaan-pertanyaan (sifat, teorema, dalil,
prinsip). Untuk mengungkapkan tentang pengertian dan pernyataan
diciptakan lambang-lambang, nama-nama, istilah dan perjanjian-perjanjian
(fakta). Konsep yaitu pengertian abstrak yang memungkinkan seseorang
dapat membedakan suatu obyek dengan yang lain.
Dari uraian di atas, maka hakikatnya hasil belajar siswa dalam
bidang studi matematika pada penelitian ini adalah hasil dari proses
pembelajaran matematika dalam jangka waktu tertentu yang terbatas pada
ranah kognitif dalam tingkatan pemahaman konsep, latihan berupa
pertanyaan-pertanyaan dan juga aplikasi dari konsep matematika sendiri.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Terdapat berberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa. Nana Sudjana (2000:39) berpendapat hasil belajar yang dicapai
44
siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari diri siswa itu
sendiri dan faktor lingkungan. Faktor kemampuan siswa besar sekali
pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa menurut Clark dalam Nana Sudjana
(2000:39) bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh
kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.
a. Faktor Kemampuan Siswa
Kemampuan siswa yang dimaksud adalah kemampuan
Inteligensi Quosien-nya (IQ-nya) atau kecerdasan berfikir siswa.
Menurut Binet dalam E. T. Ruseffendi (1991:125) memperkirakan
dengan tepat, memahami secara menyeluruh dengan betul, melakukan
penalaran dengan baik adalah perbuatan-perbuatan penting dari
inteligensi.
Tingkatan-tingkatan Inteligensi Quosien menurut tes WISC
(Weschler Intellegency Scale for Children). Test WISC adalah tes yang
berfungsi sebagai alat mengukur kecerdasan anak, tes WISC bisa
diberikan untuk anak usia 6 bulan keatas. Tes ini dapat dilakukan tanpa
membaca dan menulis. (http://www.bayisehat.com; diunduh tanggal 20
Oktober 2010, jam 16.44). Maka anak yang :
1. Deviasi IQ-nya kurang dari 70 termasuk kelompok anak yang cacat
mental;
2. Deviasi IQ-nya antara 70 dan 85 termasuk kelompok anak di
bawah rata-rata;
3. Deviasi IQ-nya antara 85 dan 115 termasauk kelompok anak rata-
rata;
4. Deviasi IQ-nya antara 115 dan 130 termasuk kelompok anak di atas
rata-rata;
45
5. Deviasi IQ-nya di atas 130 termasuk kelompok anak istimewa. (E.
T. Ruseffendi. 1991:125)
Disamping faktor kemampuan yang dimiliki oleh siswa, juga
ada faktor yang lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian,
sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik
dan psikis.
Muhibbin Syah (2009:146) menjelaskan secara spesifik lagi
yaitu: faktor yang berasal dari diri siswa sendiri meliputi dua aspek,
yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah); 2) aspek
psikologis (yang bersifat rohaniah).
1. Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai
tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendiannya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitassiswa dalam mengikuti
pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai
pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah
cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajari pun kurang atau
tidak berbekas.
2. Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologi diantaranya tingkat
kecerdasan/inteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat
siswa, dan motivasi siswa.
b. Faktor Lingkungan
Faktor yang paling mempengaruhi hasil belajar siswa menurut
Nana Sudjana (2000:40) adalah salah satu lingkungan belajar yang
paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas
pengajaran. Variabel yang mempengaruhi kualitas pengajaran adalah
variabel guru. Di samping faktor guru, kualitas pengajaran dipengaruhi
juga oleh karakteristik kelas. Faktor lain yang mempengaruhi kualitas
pengajaran di sekolah adalah karakteristik sekolah itu sendiri.
46
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsur
dalam kualitas pengajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa, yakni :kompetensi guru, karakteristik kelas, dan karakteristik
sekolah.
Dari uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa adalah perubahan tingkah laku pada individu yang telah
melakukan aktivitas. Dari berbagai faktor yang berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa seperti telah dikemukakan di atas, tidak semua
faktor tersebutkan diteliti dalam penelitian ini, melainkan hanya faktor
kompetensi guru dalam membuat strategi pengorganisasian
pembelajaran.
3. Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Prisma dan Limas Tegak
Hasil belajar siswa pada pokok bahasan prisma dan limas tegak
adalah pencapaian tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum.
Hasil belajar siswa tersebut mencakup bidang kognitif yang diuji
menggunakan instrumen penelitian berupa 20 soal pilihan ganda yang
memenuhi indikator pembelajaran pokok bahasan prisma dan limas
tegak berdasarkan kurikulum yanag dituangkan pada silabus.
Standar Kompetensi:
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya
serta menentukan ukurannya.
47
Kompetensi Dasar:
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta
bagian-bagiannya.
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan
limas.
Terdapat delapan indikator yang harus dikuasai oleh siswa agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Berikut adalah delapan
indikator tersebut:
Mengenal dan menyebutkan bagian-bagian prisma tegak: titik sudut,
rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang
diagonal, dan tinggi.
Mengenal dan menyebutkan bagian-bagian limas tegak: titik sudut,
rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang
diagonal, dan tinggi.
Melukiskan limas tegak.
Melukiskan prisma tegak.
Melukiskan jaring-jaring limas tegak.
Melukiskan jaring-jaring prisma tegak.
Menentukan luas permukaan limas tegak.
Menentukan luas permukaan prisma tegak.
Menggunakan rumus untuk menghitung volume limas tegak.
Menggunakan rumus untuk menghitung volume prisma tegak.
(Silabus Matematika SMP Kelas VIII, 2011).
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 9 Cirebon Kota Cirebon
Provinsi Jawa Barat. Jumlah siswa di SMP Negeri 9 Cirebon pada tahun
pelajaran 2010/2011 sebanyak 789 yang tersebar di 21 kelas, yaitu kelas VII
ada 7 kelas, kelas VIII ada 7 kelas, dan kelas IX ada 7 kelas.
Jumlah guru yang menjadi staf pengajar di SMP Negeri 9 Cirebon
adalah 46 orang dan jumlah kariyawan sebanyak 11 orang dan 1 penjaga
sekolah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada semester 2 tahun ajaran 2010/2011 bulan
April sampai Juli dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Waktu Penelitian
No. Kegiatan
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2
Uji coba
instrumen
3 Penelitian
4 Tes akhir
5
Analisis
data
6
Penyusunan
laporan
48
49
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluluhan elemen atau unit elementer, atau unit
penelitian, atau unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang
dijadikan sebagai objek penelitian. (Ating Somantri, dkk, 2006:62). Sesuai
dengan pernyataan di atas, dalam konteks penelitian ini yang menjadi
populasi sesuai dengan data yang didapat langsung dari sumber yaitu SMPN
9 Cirebon adalah seluruh siswa kelas VIII adalah 262 siswa yang terdiri dari
7 kelas.
Tabel 3.2
Jumlah Siswa Kelas VIII SMPN 9 Cirebon Tahun Ajaran 2010-2011
Penulis memilih siswa kelas VIII sebagai objek penelitian dengan
alasan bahwa kelas VIII merupakan kelas yang dianggap siswa kelas VIII
sudah dapat beradaptasi terhadap lingkungan sekolah maupun karakteristik
pembelajaraan jenjang SMP.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.
(Suharsimi, 2006 : 117). Pengertian teknik pengambilan sampel atau
No. Kelas/Tingkat
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-Laki
Perempuan
1 VIII-A 19 18 37
2 VIII-B 22 14 36
3 VIII-C 17 20 37
4 VIII-D 23 16 39
5 VIII-E 18 21 39
6 VIII-F 20 27 37
7 VIII-G 20 17 37
149 113 262
50
sampling adalah proses untuk mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di
sini sampel harus benar-benar mencerminkan populasi, artinya kesimpulan
yang diangkat dari sampel merupakan kesimpulan atas populasi. Masalah
yang dihadapi adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel, dan
berapa banyak unit analisis yang akan diambil (Ating Somantri. dkk,
2006:69).
Pada pengambilan sampel penulis menggunakan teknik cluster
random sampling dalam pengundian kelas eksperimen dan kelas kontrol,
didapat kelas VIII G sebagai kelas eksperimen 1 dengan jumlah 37 siswa
dan didapat kelas VIII A sebagai kelas eksperimen 2 dengan jumlah 37
siswa.
C. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan studi
eksperimen yang berarti benar-benar untuk melihat sebab akibat terhadap dua
variabel yang dapat perlakuan berbeda untuk dapat dibandingkan. Penulis
terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Adapun rencana atau desain penelitian ini menggunakan One-Shot Case
Studi dinyatakan sebagai berikut:
Eksperimen 1 : X
1
O
1
Eksperimen 2 : X
2
O
2
(Sugiyono, 2010:110)
51
Keterangan :
X
1
= Perlakuan untuk kelompok eksperimen 1 yaitu pembelajarannya
menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Teori
Elaborasi (treatmen pada variabel bebas)
X
2
= Perlakuan untuk kelompok eksperimen 2 yaitu pembelajarannya
menggunakan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Urutan
Buku Teks (treatmen pada variabel bebas)
O
1
= Post tes terhadap variabel terikat pembelajarannya menggunakan
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Teori Elaborasi.
O
2
= Post test terhadap variabel terikat pembelajarannya menggunakan
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Urutan Buku Teks.
D. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 9 Cirebon Kota Cirebon, yaitu kelas VIII G sebagai kelas eksperimen 1
dan kelas VIII A sebagai kelas eksperimen 2, yang telah dipilih terlebih
dahulu sebelumnya. Pada kelas eksperimen 1 menggunakan strategi
pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori elaborasi. Pada kelas
Eksperimen 2 menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran
berdasarkan urutan buku teks.
Kemudian setelah pembelajaran satu pokok bahasan telah dibahas,
masing-masing kelompok kelas diberi tes akhir. Pembelajaran tersebut yaitu
menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran tingkat makro yang
disusun sesuai dengan prosedur yang ada. Langkah pertama pembelajaran
52
yang menggunakan bahan ajar yang diorganisasi berdasarkan teori elaborasi
adalah dimulai dari guru yang menyampaikan tujuan pembelajaran,
memberikan apersepsi tentang pembelajaran yang sebelumnya dan motovasi
siswa untuk belajar selanjutnya. Siswa diberikan beberapa soal tentang materi
prasyarat yang harus sudah dikuasai dengan baik sebelum melaksanakan
pembelajaran prisma dan limas tegak. Siswa diberikan sedikit stimulus tentang
materi yang sedang diberikan, kemudian siswa secara aktif menemukan
pengetahuan baru mengenai materi-materi selanjutnya, karena sudah diberikan
bahan ajar yang sudah dirancang sesuai strategi pengorganisasian
pembelajaran berdasarkan teori elaborasi siswa termotivasi untuk aktif
menemukan konsep, prosedur dan prinsip baru. Lalu langkah selanjutnya
siswa dan guru bersama-sama mengkonfirmasi hasil temuan pengetahuan baru
tersebut. Dilanjutkan membahas contoh-contoh yang sudah ada dibahan ajar
serta mengerjakan soal-soal yang sudah disediakan oleh guru, tahap ini disebut
evaluasi yaitu ditunjukan untuk menyampaikan hasil kerja individu,
pemberian tanggapan, pengumpulan hasil kerja, dan pemberian nilai.
Sedangkan langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan bahan
ajarnya diorganisasi dengan urutan buku teks sebagai berikut: langkah pertama
dimulai dari guru yang menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan
apersepsi tentang pembelajaran yang sebelumnya dan motovasi siswa untuk
belajar selanjutnya. Siswa diberikan sedikit stimulus tentang materi yang
sedang diberikan. Siswa diberikan materi sepenuhnya dari guru, guru
menyampaikan teori-teori tentang materi yang sedang dibahas. Selanjutnya
53
siswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru. Lalu siswa dan
guru bersama-sama membahas contoh-contoh yang sudah ada dibahan ajar
serta mengerjakan soal-soal yang sudah tersedia dalam buku teks pegangan
siswa, tahap ini disebut evaluasi yaitu ditunjukkan untuk menyampaikan hasil
kerja individu, pemberian tanggapan, pengumpulan hasil kerja, dan pemberian
nilai.
E. Instumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar. Instrument tes
hasil belajar digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam bentuk pilihan
ganda dengan 4 (empat) alternative jawaban.
Langkah-langkah menyusun tes sebagai berikut:
1. Persiapan
2. Penyusunan kisi-kisi instrument penelitian
3. Penyusunan item instrument
4. Konsultasi dengan dosen pembimbing
5. Penyempurnaan instrument
6. Pengesahan instrument
Penyusunan instrument tes hasil belajar dibuat sebanyak 25 soal dalam
bentuk pilihan ganda dengan 4 alteraatif jawaban. Sebelum instrument tes
hasil belajar digunakan dalam penelitian, maka instrument tersebut terlebih
dahulu diuji cobakan. Uji coba ini dimaksudkan sebagai alat pengumpul data
yang baik sehingga instrument ini dapat digunakan dalam penelitian.
54
Instrumen diuji cobakan pada siswa kelas IX SMP Negeri 9 Cirebon tahun
pelajaran 2010/2011.
Adapun langkah-langkah pengujicobaan penyusunan instrumen tes hasil
belajar:
1. Validitas
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes yang
telah mengukur apa yang seharusnya diukur.(Sumarna Surapranata,
2004:50).
Adapun dalam skripsi ini pengujian validitas instrumen tes hasil belajar
menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 16.0
for windows.
Langkah-langkah yang digunakan dalam menguji validitas pada program
SPSS:
a. Buka file anda
b. Pada kolom label, klik label item-item soal (item soal 1, soal 2, dst.
termasuk total soal atau frekuensi)
c. Klik menu Analyze > klik Correlate > Bivariat
d. Blok butir pertanyaan, klik tanda panah sehingga semua butir masuk ke
kotak items
e. Kemudian klik Ok
55
Berdasarkan data tabel hasil uji coba pada lampiran 7, diperoleh nilai
korelasinya sebagai berikut:
Tabel 3.3
Perhitungan Validitas Soal
Item-item Correlastion Matrix
No. Soal Jumlah
1 0,239
2 0,201
3 0,467
4 -0,201
5 0,196
6 0,201
7 0,143
8 0,493
9 0,19
10 0,053
11 -0,361
12 0,405
13 0,005
14 0,22
15 0,317
16 -0,047
17 0,106
18 0,188
19 0,226
20 -0,31
21 0,363
22 0,445
23 0,005
24 0,428
25 0,337
56
Tabel di atas merupakan hasil perhitungan validitas soal dengan nilai
korelasi item terhadap skor total (jumlah). Selanjutnya korelasi item
terhadap skor total (rhitung) akan dikonsultasikan dengan rtabel, dengan
ketentuan apabila dengan r
tabel
, dengan ketentuan apabila r
hitung
> r
tabel
maka soal dikatakan valid. Dengan menggunakan taraf signfikansi 5% dan
sampel 30 siswa dengan df sebesar (N-nr) = 30-2 = 28 maka menurut tabel
rhitung product moment diperoleh nilai 0,361.
Tabel 3.4
Rangkuman Perhitungan Validitas Soal
No. Soal rhitung rtabel Keterangan
1 0,239 0,361 TV
2 0,201 0,361 TV
3 0,467 0,361 V
4 -0,201 0,361 TV
5 0,196 0,361 TV
6 0,201 0,361 TV
7 0,143 0,361 TV
8 0,493 0,361 V
9 0,19 0,361 TV
10 0,053 0,361 TV
11 -0,361 0,361 TV
12 0,405 0,361 V
13 0,005 0,361 TV
14 0,22 0,361 TV
15 0,317 0,361 TV
16 -0,047 0,361 TV
17 0,106 0,361 TV
18 0,188 0,361 TV
19 0,226 0,361 TV
20 -0,31 0,361 TV
21 0,363 0,361 V
22 0,445 0,361 V
23 0,005 0,361 TV
24 0,428 0,361 V
25 0,337 0,361 TV
57
Berdasarkan data tabel hasil uji coba revisi pada lampiran 14,
diperoleh nilai korelasinya sebagai berikut:
Tabel 3.5
Perhitungan Validitas Soal Revisi
Item-item Correlastion Matrix
No Soal Jumlah
1 0,131
2 0,311
4 0,221
5 0,444
6 0,394
7 0,558
9 0,528
10 0,634
11 0,401
13 0,499
14 0,506
15 0,446
16 0,266
17 .a
18 0,762
19 0,832
20 0,705
23 0,746
25 0,864
Tabel di atas merupakan hasil perhitungan validitas soal uji coba
revisi dengan nilai korelasi item terhadap skor total (jumlah). Selanjutnya
korelasi item terhadap skor total (rhitung) akan dikonsultasikan dengan
58
rtabel, denan ketentuan apabila dengan r
tabel
, dengan ketentuan apabila
r
hitung
> r
tabel
maka soal dikatakan valid. Dengan menggunakan taraf
signfikansi 5% dan sampel 30 siswa dengan df sebesar (N-nr) = 30-2 = 28
maka menurut tabel rhitung product moment diperoleh nilai 0,361.
Tabel 3.6
Rangkuman Perhitungan Validitas Soal Uji Coba Revisi
No. Soal rhitung rtabel Keterangan
1 0,131 0,361 TV
2 0,311 0,361 TV
4 0,221 0,361 TV
5 0,444 0,361 V
6 0,394 0,361 V
7 0,558 0,361 V
9 0,528 0,361 V
10 0,634 0,361 V
11 0,401 0,361 V
13 0,499 0,361 V
14 0,506 0,361 V
15 0,446 0,361 V
16 0,266 0,361 TV
17 .a 0,361 TV
18 0,762 0,361 V
19 0,832 0,361 V
20 0,705 0,361 V
23 0,746 0,361 V
25 0,864 0,361 V
59
2. Reliabilitas
Reliabelitas menunjukan pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil
skala pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah
akurasi pengukuran dan hasilnya. (Jonathan Sarwono, 2006:100)
Sama seperti menguji validitas, menguji reliabilitas pula menggunakan
program
SPSS.
Langkah-langkah yang digunakan dalam menguji reliabilitas pada program
SPSS:
a. Buka file anda
b. Klik menu analyze > Scale > Reliability Analysis
c. Blok item soal tetapi tidak termasuk total soal atau frekuensi, pindahkan
ke kotak items dengan mengklik tanda panah, lalu pada Model, pilih salah
satu misalnya Split Half, lalu klik Ok
Selain itu dapat lihat nilai reliabilitas dari besar nilai reliabilitas guttman
split half.
Dengan kriteria reliabilitas:
0,00 < reliabilitas instrumen < 0,02 sangat rendah
0,02 < reliabilitas instrumen < 0,40 rendah
0,40 < reliabilitas instrumen < 0,60 sedang
0,60 < reliabilitas instrumen < 0,80 tinggi
60
0,80 < reliabilitas instrumen < 1,00 sangat tinggi
Berdasarkan data tabel pada lampiran 8 nilai hasil uji coba diperoleh
uji reliabilitas sebagai berikut:
7Cronbach's Alpha Part 1 Value .658
N of Items 3
a
Part 2 Value .470
N of Items 3
b
Total N of Items 6
Correlation Between Forms .311
Spearman-Brown
Coefficient
Equal Length .474
Unequal Length .474
Guttman Split-Half Coefficient .473
a. The items are: SOAL 3, SOAL 8, SOAL 12.
b. The items are: SOAL 21, SOAL 22, SOAL 24.
Dari perhitungan di atas diperoleh koefisien reliabilitas 6 items
dengan metode split half menunjukkan korelasi belahan 1 terhadap
belahan 2 sebesar 0,311. Belahan pertama terdiri dari 3 items dengan
koefisien alpha sebesar 0,685. Belahan kedua terdiri dari 3 items dengan
koefisien alpha 0,470. Besarnya reliabilitas guttman split half adalah
0,473, yang menunjukkan bahwa instrumen bersifat reliabel sedang.
Berdasarkan data tabel pada lampiran15 nilai hasil uji coba revisi
diperoleh uji reliabilitas sebagai berikut:
Cronbach's Alpha Part 1 Value .659
N of Items 7
a
Part 2 Value .875
N of Items 7
b
Total N of Items 14
61
Correlation Between Forms .662
Spearman-Brown
Coefficient
Equal Length .796
Unequal Length .796
Guttman Split-Half Coefficient .733
a. The items are: SOAL 4, SOAL 5, SOAL 7, SOAL 8, SOAL 10,
SOAL 11, SOAL 13.
b. The items are: SOAL 14, SOAL 15, SOAL 20, SOAL 21, SOAL
22, SOAL 23, SOAL 25.
Dari perhitungan di atas diperoleh koefisien reliabilitas 14 items
dengan metode split half menunjukkan korelasi belahan 1 terhadap
belahan 2 sebesar 0,796. Belahan pertama terdiri dari 7 items dengan
koefisien alpha sebesar 0,659. Belahan kedua terdiri dari 7 items dengan
koefisien alpha 0,875. Besarnya reliabilitas guttman split half adalah
0,733, yang menunjukan bahwa instrumen bersifat reliabel tinggi.
3. Tingkat Kesukaran
Untuk mengetahui suatu soal mudah atau sukar perlu dilihaat tingkat
kesukarannya dengan rumus:
p (Suharsimi Arikunto, 2007:176)
Dengan keterangan:
B = subjek yang menjawab betul
J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes
Dengan indeks tingkat kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan p < 0,03 sukar
Soal dengan 0,03 p 0,7 sedang
62
Soal dengan p > 0.7 mudah
Dengan menggunakan rumus di atas proses perhitungannya dapat
dilihat pada lampiran 9 nilai hasil uji coba dan lampiran 16 nilai hasil uji
coba revisi, sedangkan hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 3.7 dan
Tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.7
Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesukaran Hasil Uji Coba
Nomor Soal Tingkat Kesukaran Kriteria
1 0,9 Mudah
2 0,97 Mudah
3 0,77 Mudah
4 0,03 Sukar
5 0,73 Sedang
6 0,97 Mudah
7 0,67 Sedang
8 0,67 Sedang
9 0,1 Sukar
10 0,27 Sukar
11 0,1 Sukar
12 0,63 Sedang
13 0,07 Sukar
14 0,8 Mudah
15 0,87 Mudah
16 0,13 Sukar
17 0,01 Sukar
18 0,7 Mudah
19 0,07 Sukar
20 0,97 Mudah
21 0,33 Sedang
22 0,73 Sedang
23 0,07 Sukar
24 0,57 Sedang
25 0,83 Mudah
63
Tabel 3.8
Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesukaran Hasil Uji Coba Revisi
Nomor Soal
Tingkat
Kesukaran
Kriteria
1 0,8 Mudah
2 0,8 Mudah
4 0,8 Mudah
5 0,9 Mudah
6 0,5 sedang
7 0,8 Mudah
9 0,9 Mudah
10 0,7 sedang
11 0,8 Mudah
13 0,9 Mudah
14 0,7 sedang
15 0,5 sedang
16 0,9 Mudah
17 1 Mudah
18 0,5 sedang
19 0,5 sedang
20 0,7 sedang
23 0,6 sedang
25 0,5 sedang
4. Daya Pembeda
Untuk mengetahui daya pembeda soal digunakan rumus:
(Suharsimi Arikunto, 2007:176)
Dengan keterangan:
D = daya pembeda butir
= banyak kelompok atas yang menjawab betul
64
= banyak subjek kelompok atas
B
B
= banyak subjek kelompok bawah yang menjawab betul
J
J
= banyak subjek kelompok bawah
Dengan kriteria:
Jika D < 0,00 maka soal tidak baik dan harus dibuang
Jika 0,00 D 0,20 maka soal dikatakan jelek
Jika 0,21 D 0,40 maka soal dikatakan cukup
Jika 0,41 D 0,70 maka soal dikatakan baik dan
Jika 0,71 D 1,00 maka soal dikatakan baik sekali.
Proses perhitungan selengkapnya dapat dilihat dilampiran 12 dan
19, sedangkan hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 3.8 untuk daya
pembeda hasil uji coba dan Tabel 3.9 untuk daya pembeda hasil uji coba
revisi berikut ini:
65
Tabel 3.9
Rekapitulasi Perhitungan Daya Pembeda Hasil Uji Coba
Soal Daya Pembeda Kriteria
1 0,25 Cukup
2 0,12 Jelek
3 0,62 Baik
4 -0,87 Tidak baik
5 0,50 Baik
6 0,12 Jelek
7 0,25 Cukup
8 0,62 Baik
9 0,25 Cukup
10 0,12 Jelek
11 -0,38 Tidak baik
12 0,37 Cukup
13 0 Tidak baik
14 0,38 cukup
15 0,25 Jelek
16 0 Tidak baik
17 0,13 Jelek
18 0,37 Cukup
19 0,13 Jelek
20 -0,22 Tidak baik
21 0,2 Jelek
22 0,38 Cukup
23 0,25 Jelek
24 0,38 Cukup
25 0,25 Jelek
66
Tabel 3.10
Rekapitulasi Perhitungan Daya Pembeda Hasil Uji Coba Revisi
No
Soal
Daya
Pembeda
Kriteria
1 0,13
Jelek
2 0,38
Cukup
4 0,38
Cukup
5 0,38
Cukup
6 0,25
Jelek
7 0,5
Cukup
9 0,38
Cukup
10 0,63
Baik
11 0,5
Baik
13 0,38
Cukup
14 0,5
Baik
15 0,62
Baik
16 0,25
Baik
17 0
Tidak baik
18 0,88
Baik sekali
19 0,88
Baik sekali
20 0,75
Baik sekali
23 0,88
Baik sekali
25 1
Baik sekali
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik tes, dilakukan dengan
memberikan tes pilihan ganda dan uraian yang dibuat oleh penulis sendiri,
untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada bidang studi matematika
siswa kelas VIII SMPN 9 Cirebon pada pokok bahasan lingkaran.
67
G. Prosedur Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari hasil penelitian, penulis menganalisis hasil
belajar siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.
Adapun langkah-langkah uji prasyarat analisis data adalah sebagai
berikut:
a) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak, apabila tidak berdistribusi normal maka
digunakan statistik non parametrik. Salah satu uji normalitas yang
digunakan untuk menguji kenormalan data adalah Metode Shapiro-Wilk.
Metode Shapiro-Wilk menggunakan data dasar yang belum dioleh dalam
tabel distribusi frekuensi. Data diurut, kemudian dibagi menjadi dua
kelompok untuk dikonversi dalam Shapiro-Wilk. Dapat dilanjutkan
transformasi dalam nilai Z untuk dapat dihitung luasan kurva normal.
Rumus Uji Shapiro-Wilk sebagai berikut:
Keterangan:
D = Berdasarkan rumus di bawah
a
i
= Koefisien test shapiro Wilk
= Angka ke n i + 1 pada data
= Angka ke i pada data
68
Keterangan:
= angka ke i pada data
= Rata-rata data (Aunuddin, 2005: 248 dalam AyuWulandari.Pdf.
diunduh 23 Juli 2011, jam 16.20)
Pedoman pengambilan keputusannya adalah apabila nilai sig (p) < 0,05
(distribusi tidak normal) atau nilai sig (p) > 0,05 (distribusi normal)
Karena penulis menggunakan program SPSS (Statistic Product and
Service Solution) maka langkah-langkahnya sebagai berikut:
a) Buka file anda
b) Klik Analyze Descriptive Statistic Explore. Kemudian
masukan variabel.
c) Klik Plots, laku klik None, klik Normality Plots with test, klik Power
Estimation
d) Klik continue, kemudian Ok. (C. Trihendardi, 2009:70)
Dengan pengambilan keputusan
I. Apabila nilai signifikansinya atau nilai probabilitasnya atau sig <
0,05, maka dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal (tidak
simetris)
69
II. Apabila nilai signifikansinya atau nilai probabilitasnya atau sig >
0,05, maka dikatakan bahwa data berdistribusi normal (simetris)
b) Uji Homogenitas
Tujuan dari uji homogenitas adalah untuk mengetahui apakah sampel
yang digunakan dalam penelitian bervarian homogen atau tidak.
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui keragaman data
dalam penelitian. Metode yang digunakan untuk menguji sebaran data
homogen atau tidak menggunakan Uji Levene (Levene Test). Rumus Uji
Levene (Levene Test) adalah:
Keterangan :
W = hasil pengujian
k = jumlah kelompok sampel yang berbeda
N = jumlah sampel
N
i
= jumlah sampel pada kelompok ke-i
Z.. = rata-rata dari semua Z
ij
Z
i.
= rata-rata Z
ij
untuk kelompok ke-i
(http://exponensial.wordpress.com/tag/shapiro-wilk/)
Untuk menguji homogenitas menggunakan program SPSS
menggunakan uji Leveneu dengan langkah:
a) Buka file anda
70
b) Klik Analyze Descriptive Statistic Explore. Kemudian
masukan variabel.
c) Klik Plots, lalu klik None, klik Normality Plots with tes, klik Power
Estimation
d) Klik continue, kemudian Ok. (C. Trihendardi, 2009:70)
Dengan pengambilan keputusan
I. Apabila nilai signifikansinya atau nilai probabilitasnya atau sig <
0,05, maka dikatakan bahwa data tidak berasal dari sampel yang
sama (tidak homogen)
II. Apabila nilai signifikansinya atau nilai probabilitasnya atau sig >
0,05, maka dikatakan bahwa data berasal dari sampel yang sama
(homogen)
c) Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menjawab permasalahan secara
komprehensip, yaitu apakah terdapat perbedaaan yang signifikan hasil
belajar siswa pada bidang studi matematika yang pembelajarannya
menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori
elaborasi dengan yang berdasarkan urutan buku teks. Uji hipotesis ini
menggunakan rumus Paired-Sample T Test dengan langkah-langkah
SPSS sebagai berikut:
a. Buka file anda
b. Klik Analyze Compare Mean Paired-Sample T Test pada
menu sehingga kotak dialog Paired-Sample T Test muncul.
71
c. Klik variabel nilai eksperimen 1 dan variabel nilai eksperimen 2
hingga variabel tersebut terblok kemudian pindahkan pada kotak
Paired Variable (s) dengan melakukan klik tombol panah.
d. Klik Opstions sehingga kotak dialog Paired-Sample T Test Opstions:
Options muncul. Tetapkan Confidence Interval dan Missing Values.
Secara default Convidence Interval (tingkat kepercayaan) 95% dan
Missing Values-Exclude cases analysis bay analysis yang berarti
hanya data yang valid yang digunakan dalam analisis.
e. Selanjutnya klik Countinue,
f. Klik Ok
72
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen 1
Berdasarkan hasil penelitian dari kelas eksperimen 1 yaitu kelas
yang pembelajarannya menggunakan bahan ajar dengan strategi
pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori elaborasi dengan jumlah
siswa sebanyak 37 diperoleh hasil post test. Nilai post test yang didapat
oleh siswa dikatakan telah memenuhi nilai (KKM) jika nilainya mencapai
60 atau di atas 60. Dari nilai minimaal sebesar 0 dan nilai maksimal
sebesar 100 memiliki rentang 100 (100-0) serta banyaknya kelas adalah 5
dan didapat panjang kelas intervalnya = 20. Sehinnga dapat dibuat
interpretasi nilai sebagai berikut:
Tabel 4.1
Interpretasi Nilai Post Test
Nilai Interpretasi
1-20 Kurang sekali
21-40 Kurang
41-60 Cukup
61-80 Baik
81-100 Baik Sekali
72
73
Tabel berikut menunjukkan data hasil post tes dari kelas
eksperimen.
Tabel 4.2
Data Hasil Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen 1
No. Siswa Post Test Status
Interpretasi
Nilai
1 65 L Baik
2 85 L Baik Sekali
3 70 L Baik
4 60 L Cukup
5 55 TL Cukup
6 50 TL Cukup
7 70 L Baik
8 70 L Baik
9 55 TL Cukup
10 70 L Baik
11 90 L Baik Sekali
12 85 L Baik Sekali
13 60 L Cukup
14 65 L Baik
15 95 L Baik Sekali
16 75 L Baik
17 70 L Baik
18 85 L Baik Sekali
19 55 TL Cukup
20 90 L Baik Sekali
21 50 TL Cukup
22 75 L Baik
23 100 L Baik Sekali
24 55 TL Cukup
25 50 TL Cukup
26 70 L Baik
27 45 TL Cukup
28 70 L Baik
29 55 TL Cukup
30 85 L Baik Sekali
31 55 TL Cukup
32 75 L Baik
33 55 TL Cukup
74
No. Siswa Post Test Status
Interpretasi
Nilai
34 60 L Cukup
35 75 L Baik
36 95 L Baik Sekali
37 45 TL Cukup
Berdasarkan data pada Tabel 4.2 diperoleh deskripsi statistik nilai
post test disajikan dalam tabel deskripsi statistik dengan menggunakan
SPSS 16. for windows.
Tabel 4.3
Deskripsi Statistik Nilai Post Test Kelas Eksperimen 1
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat digambarkan bahwa banyaknya siswa
adalah 37, pada variabel ini nilai post test kelas eksperimen 1 didapat rata-
rata (mean) 68,51 (baik), nilai tersebut artinya sudah mencapai (KKM)
yang ditetapkan yaitu sebesar 60, nilai tengah 70 yang menunjukkan
sebagian dari sampel mendapat skor nilai di atas 70 dan sebagian lagi di
bawah 70, simpangan baku (standar deviasi) 15,132, yang menunjukkan
selisih atau simpangan dari masing-masing skor data dan nilai variansi
228,979.
N Valid
37
Missing 0
Mean
68.51
Median
70.00
Std. Deviation
15.132
Variance
228.979
75
Tabel 4.4
Frekuensi Statistik Nilai Post Test Kelas Eksperimen 1
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 45 2 5.4 5.4 5.4
50 3 8.1 8.1 13.5
55 7 18.9 18.9 32.4
60 3 8.1 8.1 40.5
65 2 5.4 5.4 45.9
70 7 18.9 18.9 64.9
75 4 10.8 10.8 75.7
85 4 10.8 10.8 86.5
90 2 5.4 5.4 91.9
95 2 5.4 5.4 97.3
100 1 2.7 2.7 100.0
Total 37 100.0 100.0
Berdasarkan Tabel 4.4 didapat nilai post test kelas eksperimen 1
tertinggi 100 dengan frekuensi 1 orang (2,7%) dan nilai post test terendah
45 dengan frekuensi 2 orang (5,4%). Sedangkan interpretasi nilai post test
siswa yang mendapat nilai 45-60 berkriteria cukup berjumlah 15, nilai 65-
75 berkriteria baik berjumlah 13,dan nilai 85-100 berkriteria baik sekali
berjumlah 9. Serta jumlah siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan
minimum (KKM) adalah 12 siswa sedangkan jumlah siswa yang sudah
mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) adalah 25 siswa dengan
nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) sebesar 60.
76
Gambar 4.1
Grafik Frekuensi Nilai Post Test Kelas Eksperimen 1
Setelah diketahui deskripsi data nilai post test kelas eksperimen 1,
selanjutnya akan diuraikan mengenai interpretasi tiap indikator dari
instrumen yang berupa tes soal pilihan ganda. Persentasi pencapaian
didapatkan dengan rumus = . Interpretasi tiap
indikator ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Interpretasi Indikator Pertama Kelas Eksperimen 1
Indikator No. Soal
Frekuensi
Skor
Benar
N
(jumlah
seluruh
siswa)
%
Pencapaian
Mengenal dan
menyebutkan bagian-
bagian prisma tegak: titik
sudut, rusuk-rusuk, bidang
sisi, diagonal bidang,
diagonal ruang, bidang
diagonal, dan tinggi.
4 26 37 70,27
77
Berdasarkan Tabel 4.5 indikator instrumen pertama persentasi
pencapaiannya sebesar 70,27 yang berarti sudah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
Tabel 4.6
Interpretasi Indikator Dua Kelas Eksperimen 1
Indikator No. Soal
Frekuensi
Skor
Benar
N
(jumlah
seluruh
siswa)
%
Pencapaian
Mengenal dan
menyebutkan bagian-
bagian limas tegak: titik
sudut, rusuk-rusuk, bidang
sisi, diagonal bidang,
diagonal ruang, bidang
diagonal, dan tinggi.
9 28 37 75,66
15 27 37 72,97
17 28 37 75,66
Rata-rata % pencapaian = 74,77
Berdasarkan Tabel 4.6 indikator instrumen dua rata-rata persentasi
pencapaiannya sebesar 74,77 yang berarti sudah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
Tabel 4.7
Interpretasi Indikator Tiga Kelas Eksperimen 1
Indikator No. Soal
Frekuensi
Skor
Benar
N
(jumlah
seluruh
siswa)
%
Pencapaian
Mengenal jaring-jaring
prisma tegak
1 34 37 91,89
Berdasarkan Tabel 4.7 indikator instrumen tiga persentasi
pencapaiannya sebesar 89,47 yang berarti sudah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
78
Tabel 4.8
Interpretasi Indikator Empat Kelas Eksperimen 1
Indikator No. Soal
Frekuensi
Skor
Benar
N
(jumlah
seluruh siswa)
%
Pencapaian
Mengenal jaring-jaring
limas tegak
8 29 37 78,38
Berdasarkan Tabel 4.8 indikator instrumen empat persentasi
pencapaiannya sebesar 78,38 yang berarti sudah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
Tabel 4.9
Interpretasi Indikator Lima Kelas Eksperimen 1
Indikator No. Soal
Frekuensi
Skor
Benar
N
(jumlah
seluruh
siswa)
%
Pencapaian
Menemukan dan
menghitung rumus luas
permukaan prisma tegak.
2 28 37 75,66
18 21 37 56,76
Rata-rata % pencapaian = 66.21
Berdasarkan Tabel 4.9 indikator instrumen lima rata-rata persentasi
pencapaiannya sebesar 66,21 yang berarti sudah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
Tabel 4.10
Interpretasi Indikator Enam Kelas Eksperimen 1
Indikator No. Soal
Frekuensi
Skor Benar
N
(jumlah
seluruh
siswa)
%
Pencapaian
Menemukan dan
menghitung rumus luas
permukaan limas tegak.
3 23 37 62,16
5 26 37 70,27
6 26 37 70,27
7 28 37 75,66
18 28 37 75,66
Rata-rata % pencapaian = 70,81
79
Berdasarkan Tabel 4.10 indikator instrumen enam rata-rata
persentasi pencapaiannya sebesar 70,81 yang berarti sudah mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
Tabel 4.11
Interpretasi Indikator Tujuh Kelas Eksperimen 1
Indikator
No.
Soal
Frekuensi
Skor Benar
N
(jumlah
seluruh
siswa)
%
Pencapaian
Menemukan dan
menghitung rumus
volume prisma tegak.
10 27 37 72,97
11 24 37 64,87
12 23 37 62,16
Rata-rata % pencapaian = 66,67
Berdasarkan Tabel 4.11 indikator instrumen tujuh rata-rata
persentasi pencapaiannya sebesar 66,67 yang berarti sudah mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
Tabel 4.12
Interpretasi Indikator Delapan Kelas Eksperimen 1
Indikator
No.
Soal
Frekuensi
Skor Benar
N
(jumlah
seluruh siswa)
%
Pencapaian
Menemukan dan
menghitung rumus
volume limas tegak
13 20 37 54,05
14 24 37 64,87
16 25 37 67,57
20 19 37 51,35
Rata-rata % pencapaian = 59,47
Berdasarkan Tabel 4.12 indikator instrumen delapan rata-rata
persentasi pencapaiannya sebesar 59,47 yang berarti belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
80
Kesimpulan yang didapat berdasarkan uraian interpretasi indikator
instrumen di atas dapat dilihat indikator pertama sampai indikator tujuh
telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sedangkan indikator
delapan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
2. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen 2
Berdasarkan hasil penelitian dari kelas eksperimen 2 yaitu kelas
yang pembelajarannya menggunakan bahan ajar dengan strategi
pengorganisasian pembelajaran berdasarkan urutan buku teks dengan
jumlah siswa sebanyak 37 diperoleh hasil post test.
Tabel berikut menunjukkan data hasil post test dari kelas eksperimen 2:
Tabel 4.13
Data Hasil Post Test Kelas Eksperimen 2
No.
Siswa
Post
test
Status
Interpretasi
Nilai
1 75 L Baik
2 65 L Baik
3 55 TL Cukup
4 70 L Baik
5 60 L Cukup
6 70 L Baik
7 75 L Baik
8 55 TL Cukup
9 50 TL Cukup
10 40 TL Kurang
11 60 L Cukup
12 70 L Baik
13 80 L Baik
14 50 TL Cukup
15
80 L Baik
81
No.
Siswa
Post
test
Status
Interpretasi
Nilai
16 45 TL Cukup
17 55 TL Cukup
18 45 TL Cukup
19 60 L Cukup
20 70 L Baik
21 65 L Baik
22 60 L Cukup
23 55 TL Cukup
24 65 L Cukup
25 50 TL Cukup
26 65 L Baik
27 55 TL Cukup
28 70 L Baik
29 55 TL Cukup
30 70 L Baik
31 65 L Baik
32 45 TL Cukup
33 65 L Baik
34 60 L Baik
35 70 L Baik
36 65 L Baik
37 85 L Baik Sekali
Berdasarkan data pada Tabel 4.13 diperoleh deskripsi statistik nilai
pretes dan postes disajikan dalam tabel deskripsi statistik dengan
menggunakan SPSS 16. for windows.
Tabel 4.14
Deskripsi Statistik Nilai Post Test Eksperimen 2
N Valid 37
Missing 0
Mean 62.03
Median 65.00
Std. Deviation 10.702
Variance 114.527
82
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat digambarkan bahwa banyaknya
siswa adalah 37, pada variabel ini nilai post test kelas eksperimen 2
didapat rata-rata (mean) 62,03 (baik) nilai tersebut artinya sudah mencapai
(KKM) yang ditetapkan yaitu sebesar 60, nilai tengah 65 yang
menunjukkan sebagian dari sampel mendapat skor nilai di atas 65 dan
sebagian lagi di bawah 65, simpangan baku (standar deviasi) 10,702, yang
menunjukkan selisih atau simpangan dari masing-masing skor data dan
nilai variansi 114,527.
Tabel 4.15
Frekuensi Statistik Nilai Postes Kelas Eksperimen 2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 40 1 2.7 2.7 2.7
45 3 8.1 8.1 10.8
50 3 8.1 8.1 18.9
55 6 16.2 16.2 35.1
60 5 13.5 13.5 48.6
65 7 18.9 18.9 67.6
70 7 18.9 18.9 86.5
75 2 5.4 5.4 91.9
80 2 5.4 5.4 97.3
85 1 2.7 2.7 100.0
Total 37 100.0 100.0
Berdasarkan Tabel 4.15 didapat nilai post test kelas eksperimen 2
tertinggi 85 dengan frekuensi 1 orang (2,7%) dan nilai post test terendah
40 dengan frekuensi 1orang (2,7%). Sedangkan interpretasi nilai post test
responden yang mendapat nilai 40-60 berkriteria cukup berjumlah 18, nilai
65-75 berkriteria baik berjumlah 18, dan nilai 85 berkriteria baik sekali
berjumlah 1. Serta jumlah siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan
83
minimum (KKM) adalah 13 siswa sedangkan jumlah siswa yang sudah
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 24 siswa dengan nilai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
Gambar 4.2
Grafik Frekuensi Nilai Post Test Kelas Eksperimen 2
84
Setelah diketahui deskripsi data nilai post tes kelas eksperimen 2
selanjutnya akan diuraikan mengenai interpretasi tiap indikator dari instrumen
yang berupa tes soal pilihan ganda. Persentasi pencapaian didapatkan dengan
rumus = . Interpretasi tiap indikator ditunjukkan pada
tabel berikut:
Tabel 4.16
Interpretasi Indikator Pertama Kelas Eksperimen 2
Indikator
No.
Soal
Frekuensi
Skor
Benar
N
(jumlah seluruh
siswa)
%
Pencapaian
Mengenal dan
menyebutkan bagian-
bagian prisma tegak: titik
sudut, rusuk-rusuk,
bidang sisi, diagonal
bidang, diagonal ruang,
bidang diagonal, dan
tinggi.
4 24 37 64,86
Berdasarkan Tabel 4.16 indikator instrumen pertama persentasi
pencapaiannya sebesar 64,86 yang berarti sudah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
Tabel 4.17
Interpretasi Indikator Dua Kelas Kelas Eksperimen 2
Indikator No. Soal
Frekuensi
Skor
Benar
N
(jumlah
seluruh siswa)
%
Pencapaian
Mengenal dan
menyebutkan bagian-
bagian limas tegak: titik
sudut, rusuk-rusuk, bidang
sisi, diagonal bidang,
diagonal ruang, bidang
diagonal, dan tinggi.
9 24 37 64,86
15 24 37 64,86
17 23 37 62,21
Rata-rata % pencapaian = 63,97
85
Berdasarkan Tabel 4.17 indikator instrumen dua rata-rata persentasi
pencapaiannya sebesar 63,97 yang berarti sudah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
Tabel 4.18
Interpretasi Indikator Tiga Kelas Kelas Eksperimen 2
Indikator No. Soal
Frekuensi
Skor
Benar
N
(jumlah
seluruh
siswa)
%
Pencapaian
Mengenal jaring-jaring
prisma tegak
1 33 37 89,47
Berdasarkan Tabel 4.18 indikator instrumen tiga persentasi
pencapaiannya sebesar 89,47 yang berarti sudah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
Tabel 4.19
Interpretasi Indikator Empat Kelas Kelas Eksperimen 2
Indikator No. Soal
Skor
Benar
N
(jumlah
siswa)
%
Pencapaian
Mengenal jaring-jaring
limas tegak
8 24 37 64,86
Berdasarkan Tabel 4.19 indikator instrumen empat persentasi
pencapaiannya sebesar 64,86 yang berarti sudah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
Tabel 4.20
Interpretasi Indikator Lima Kelas Kelas Eksperimen 2
Indikator No. Soal
Frekuensi
Skor
Benar
N
(jumlah
seluruh siswa)
%
Pencapaian
Menemukan dan
menghitung rumus luas
permukaan prisma tegak.
2 24 37 64,86
18 24 37 64,86
Rata-rata % pencapaian = 64,86
86
Berdasarkan Tabel 4.20 indikator instrumen lima rata-rata
persentasi pencapaiannya sebesar 64,86 yang berarti sudah mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
Tabel 4.21
Interpretasi Indikator Enam Kelas Kelas Eksperimen 2
Indikator No. Soal
Frekuensi
Skor
Benar
N
(jumlah
seluruh
siswa)
%
Pencapaian
Menemukan dan
menghitung rumus luas
permukaan limas tegak.
3 24 37 64,86
5 24 37 64,86
6 25 37 67,56
7 23 37 62,21
18 23 37 62,21
Rata-rata % pencapaian = 63,86
Berdasarkan Tabel 4.21 indikator instrumen enam rata-rata
persentasi pencapaiannya sebesar 63,86 yang berarti sudah mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
Tabel 4.22
Interpretasi Indikator Tujuh Kelas Kelas Eksperimen 2
Indikator
No. Soal
Frekuensi
Skor
Benar
N
(jumlah
seluruh siswa)
%
Pencapaian
Menemukan dan
menghitung rumus
volume prisma tegak.
10 21 37 56,75
11 20 37 54,05
12 16 37 43,24
Rata-rata % pencapaian = 51,34
Berdasarkan Tabel 4..22 indikator instrumen tujuh rata-rata
persentasi pencapaiannya sebesar 51,34 yang berarti belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
87
Tabel 4.23
Interpretasi Indikator Delapan Kelas Kelas Eksperimen 2
Indikator
No. Soal
Frekuensi
Skor
Benar
N
(jumlah
seluruh siswa)
%
Pencapaian
Menemukan dan
menghitung rumus
volume limas tegak
13 24 37 64,86
14 23 37 62,21
16 27 37 72,29
20 8 37 21,62
Rata-rata % pencapaian = 55,26
Berdasarkan Tabel 4.23 indikator instrumen delapan rata-rata
persentasi pencapaiannya sebesar 55,26 yang berarti belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
Kesimpulan yang didapat berdasarkan uraian interpretasi indikator
instrumen di atas dapat dilihat indikator pertama sampai indikator tujuh
telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sedangkan indikator
tujuh dah delapan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
sebesar 60.
B. Analisis Data
1. Uji Normalitas dan Homogenitas
Berdasarkan data yang telah terkumpul pada Tabel 4.2 dan tabel
4.13 mengenai nilai post test kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
maka dilakukan pengujian prasyarat analisis dengan melakukan uji
normalitas dan homogenitas data. Uji normalitas di sini dilakukan dengan
menggunakan SPSS.
88
Dengan pengambilan keputusan:
III. Apabila nilai signifikansinya atau nilai probabilitasnya atau sig <
0,05, maka dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal (tidak
simetris.
IV. Apabila nilai signifikansinya atau nilai probabilitasnya atau sig >
0,05, maka dikatakan bahwa data berdistribusi normal (simetris)
Tabel 4.24
Normalitas Nilai Post Test
KODE
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
NILAI
POST
TEST
NILAI
EKSPERIMEN 1
.947 37 .077
NILAI
EKSPERIMEN 2
.962 37 .242
a. Lilliefors Significance
Correction
89
Gambar 4.3
Gambar Grafik Normal Nilai Post Test Kelas Eksperimen 1
Gambar 4.4
Gambar Grafik Normal Nilai Post Test Kelas Eksperimen 2
Berdasarkan hasil Tabel 4.24, untuk pengujian normalitas
nilai post test dengan uji Shapiro-Wilk didapat nilai sig. sebesar 0,077
untuk kelas eksperimen 1 dan didapat nilai sig. sebesar 0,242 untuk
kelas eksperimen 2 yang semuanya berada di atas 0,05, hal ini berarti
bahwa data nilai gain berdistribusi normal. Selain itu juga kenormalan
data dapat dilihat dari gambar Q-Q plots yang semua titiknya
berkumpul disekitar garis normalnya.
Setelah sebaran data nilai post test kelas eksperimen 1 dan 2
berdistribusi normal, maka ditentukan apakah data hasil bersebut
90
berasal dari populasi yang sama atau bukan. Untuk itu dilakukan uji
prasyarat homogenitas dengan uji Levene dan pengambilan keputusan:
III. Apabila nilai signifikansinya atau nilai probabilitasnya atau sig <
0,05, maka dikatakan bahwa data tidak berasal dari sampel yang
sama (tidak homogen)
IV. Apabila nilai signifikansinya atau nilai probabilitasnya atau sig >
0,05, maka dikatakan bahwa data berasal dari sampel yang sama
(homogen)
Tabel 4.25
Homogenitas Nilai Post Test
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
NILAI POST
TEST
Based on Mean 4.847 1 72 .031
Based on Median 4.065 1 72 .048
Based on Median
and with adjusted df
4.065 1 67.715 .048
Based on trimmed
mean
4.944 1 72 .029
Berdasarkan Tabel 4.25 untuk pengujian homogenitas dengan
uji Leveneu diperoleh nilai signifikansi yang semuanya di bawah 0,05,
hal ini berarti data nilai pretes dan postes kelas eksperimen bersifat
tidak homogen.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan menggunakan rumus Paired-Sample T
Test. Menurut C. Trihendradi (2009:111) Paired-Sample T Test adalah
91
dua pengukuran pada subjek yanag sama terhadap suatu pengaruh atau
perlakuan tertentu. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika yang
pembelajarannya menggunakan strategi pengorganisasian
pembelajaran berdasarkan teori elaborasi dengan yang berdasarkan
urutan buku teks. Dengan penggunaan hipotesis berikut:
Ho : Tidak Terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa pada
bidang studi matematika antara yang menggunakan strategi
pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori elaborasi dan
berdasarkan urutan buku teks.
Ha : Terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa pada bidang
studi matematika antara yang menggunakan strategi
pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori elaborasi dan
berdasarkan urutan buku teks.
Dengan pengambilan keputusan:
i. Jika nilai sig (2-tailed) < 0,05 Ho ditolak
ii. Jika nilai sig (2-tailed) > 0,05 Ho diterima
Atau
i. Jika t
hitung
> t
tabel
maka Ho ditolak
ii. Jika t
hitung
< t
tabel
maka Ho diterima
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan langkah-langkah
SPSS 16 for windows:
92
Tabel 4.26
Hasil Uji Hipotesis
Mean N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 NILAI POST TEST
EKSPERIMEN 1
68.51 37 15.132 2.488
NILAI POST TEST
EKSPERIMEN 2
62.03 37 10.702 1.759
Tabel 4.27
Paired Sampel Test
Pair 1
NILAI POST TEST
EKSPERIMEN 1 - NILAI POST
TEST EKSPERIMEN 2
Paired
Differences
Mean 6.486
Std. Deviation 18.666
Std. Error Mean 3.069
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower .263
Upper
12.710
t 2.114
df 36
Sig. (2-tailed) .042
Pada tabel paired sample test t
hitung
sebesar 2,114 dengan derajat
kebebasan 36 pada taraf kesalahan 5% atau kepercayaan 95%, serta nilai
signifikansi sebesar 0,042. Berdasarkan hasil bersebut diperoleh nilai
sig.(2-tailed) 0,042 < 0,05 dan t
hitung
(2,114) > t
tabel
(2,028) maka Ho
ditolak, sehingga ada perbedaan antara hasil belajar siswa pada bidang
studi matematika antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.
93
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kurva berikut.
Terdapat perbedaan antara nilai post test eksperimen 1 dan nilai
post test eksperimen 2. Lihat Tabel 4.26 dengan rata-rata nilai post test
eksperimen 1 sebesar 68,51 dan nilai post test eksperimen 2 sebesar
62,03. Nilai t hitung positif, berarti rata-rata nilai gain kelas eksperimen 1
lebih tinggi daripada kelas eksperimen 2. Sedangakan perbedaan berkisar
antara 0,263 sampai 12,710 (lihat pada lower dan upper).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil post test, baik pada kelas eksperimen 1 maupun
kelas eksperimen 2, kedua kelas mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang telah ditetapkan yaitu sebesar 60. Hal ini ditunjukkan dengan
rata-rata (mean) nilai posttes pada kelas eksperimen sebesar 68,51 dan nilai
rata-rata (mean) pada kelas kontrol sebesar 62,02. Interpretasi indikator
instrumen kelas eksperimen 1 dilihat dari indikator pertama sampai
indikator tujuh telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
sedangkan indikator delapan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) dan interpretasi indikator instrumen kelas eksperimen 2 dilihat dari
indikator pertama sampai indikator enam telah mencapai kriteria ketuntasan
-2,028 2,028 2,114

94
minimal (KKM) sedangkan indikator tujuh dan delapan belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.
Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf kesalahan 5% atau,
kepercayaan 95%, diperoleh nilai serta nilai signifikansi sebesar 0,042.
Berdasarkan hasil bersebut diperoleh nilai sig.(2-tailed) 0,042 < 0,05 dan
t
hitung
(2,114) > t
tabel
(2,028) maka Ho ditolak, sehingga ada perbedaan
antara hasil belajar siswa pada bidang studi matematika antara kelas
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Nilai t hitung positif, berarti rata-
rata nilai post test kelas eksperimen 1 lebih tinggi daripada kelas
eksperimen 2. Sedangakan perbedaan berkisar antara 0,263 sampai
12,710 (lihat pada lower dan upper).
Dari hasil hipotesis itu dapat disimpulkan bahwa siswa yang
menggunkana strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori
elaborasi lebih baik. Hal ini didukung dengan teori yang diungkapkan
oleh Wena (2009;24) yaitu penggunaan teori elaborasi telah terbukti
dapat memudahkan permahaman siswa terhadap materi yang diajarkan,
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, teori elaborasi memiliki cara-
cara yang sistematis dalam mengurutkan isi pembelajaran dari mudah ke
sulit, dari sederhana ke kompleks.(Made Wena, 2009:24)
95
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian yang tercantum dalam bab 1 sesuai dengan data
yang terkumpul serta dianalisis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan prisma dan limas
tegak dengan strategi pengorganisasian pemberlajaran berdasarkan teori
elaborasi dalam pembelajarannya menunjukkan rata-rata nilai post test
sebesar 68,51.
2. Hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan prisma dan limas
tegak dengan strategi pengorganisasian pemberlajaran berdasarkan urutan
buku teks dalam pembelajarannya menunjukkan rata-rata post test sebesar
62,02.
3. Ada perbedaan yang signifikan antara antara hasil belajar siswa pada
bidang studi matematika antara yang menggunakan strategi
pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori elaborasi dan
berdasarkan urutan buku teks. Dari hasil perhitungan hipotesis didapat
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,042. Berdasarkan hasil bersebut
diperoleh nilai sig.(2-tailed) 0,042 < 0,05 dan t
hitung
(2,114) > t
tabel
(2,028)
maka Ho ditolak, sehingga ada perbedaan antara hasil belajar siswa pada
bidang studi matematika antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen
2. Nilai t hitung positif, berarti rata-rata nilai post test kelas eksperimen 1
95
96
lebih tinggi daripada kelas eksperimen 2. Sedangakan perbedaan berkisar
antara 0,263 sampai 12,710 (lihat pada lower dan upper).
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan dari kesimpulan di atas maka penulis menyarankan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh bahwa penggunaan
bahan ajar dengan strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan
teori elaborasi dapat dijadikan salah satu alternatif yang diterapkan pada
proses pembelajaran, sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar
matemaatika siswa.
2. Bahan ajar yang disusun dengan cara strategi pengorganisasian
pembelajaran berdasarkan teori elaborasi maupun berdasarkan urutan buku
teks memiliki kekurangan dan kelebihan, untuk itu guru dapat
menyesuaikan penggunaannya sesuai materi yang akan disampaikan.
3. Mengingat penggunaan bahan ajar disusun dengan cara strategi
pengorganisasian pembelajaran berdasarkan teori elaborasi maupun
berdasarkan urutan buku teks ini terbatas pada pokok bahasan prisma dan
limas tegak, maka untuk penelitian selanjutnya perlu dicoba pennggunaan
kedua bahan ajar ini untuk pokok bahasan yang lain.
97
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah Syaiful, Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Hamdani, A. Saepul. dkk. 2008. Matematika I: Learning Assisten Program for
Islamic Schools Pendidikan Buru Masrasah Ibtidaiyah. Edisi
Pertama. Surabaya: LAPIS-PGMI.
Hamzah .B. Uno. 2009. Model Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Nasution. 2005. Dikdaktik dan Azas-Azas Mengajar Bandung: Jemmars.
.1994. Teknologi Pendidikan.. Bandung: Bumi Aksara.
.2006 Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.
Ruseffendi. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan
CBSA. Bandung: Tarsito.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Simanjuntak, Lisnawaty. dkk. 1992. Metode Mengajar Matematika 2. Bandung:
Rineka Cipta.
97
98
Somantri, Ating. dkk. 2006. Aplikasi Statistik Dalam Penelitian. Bandung:
Pustaka Setia.
Sudirmah, Arief S. dkk
. 2008
. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatanya. Jakarta: RajaGrafindo.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Remaja Rosdakarya
. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algensindo.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan, Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sutikno, M. Sobry. 2008. Belajar dan Pembelajaran: Upaya Dalam Mewujudkan
Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect.
Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: RajaGrafindo.
Thabrany, Hasbullah. 1997. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: RajaGrafindo.
Turmudi. 2008. Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika:
Paradigma Eksploratif dan Investigatif. Bandung: Leuser Cipta
Pustaka.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Daftar Judul Disertasi. h. 2-3, 2010. http://ppsunj.org/pps/wp-conten.
Definisi Matematika. h. 1, 2010, http://id.wikipedia.org
Eve Nelindhy. Skripsi, Tesis Universitas Muhammadiyah Surakarta. h. 1, 2010.
http://etd.eprints.ums.ac.id
99
Hafis Muaddab. Belajar Matematika. h. 1, 2010
http://hafismuaddab.wordpress.com
Aunuddin, 2005: 248 dalam AyuWulandari.Pdf.
http:www.perbaikandmprenang.doc
http://blog.matematika.us/2010/05/indeks-gain.html
http://exponensial.wordpress.com/tag/shapiro-wilk/
Judul Skripsi Pendidikan Matematika. h. 1, 2009.
http://meetabied.wordpress.com
Kistono. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran. h. 3, 2008,
Kistono.worspress.com
Laodesyamri. Pengorganisasian. h. 1, 2010, http://id.shvoong.com
Tatang M. Amirin. Rumus Slovin. h. 4, 2010,
http://tatangmanguny.wordpress.com
Tes WISS. h. 1, 2010, www.bayisehat.com
100
SILABUS
Jenjang : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Standar Kompetensi : GEOMETRI DAN PENGUKURAN
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya
Kompetensi
Dasar
Materi
Ajar
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi
Waktu
(menit)
Sumber /
Bahan /
Alat
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
5.1 Mengidentifikasi
sifat-sifat kubus,
balok, prisma, dan
limas serta bagian-
bagianya.
Kubus, Balok,
Prisma dan Limas.
Mengidentifikasi
unsur-unsur
prisma tegak.
Mengidentifikasi
unsur-unsur limas
tegak.
Menyebutkan
benda-benda dalam
kehidupan sehari-
hari yang berbentuk
prisma, tegak.
Mendiskusikan
unsur-unsur prisma
tegak dengan
Mengenal
prisma tegak
dan
menyebutkan
bagian-bagian
prisma tegak:
titik sudut,
rusuk-rusuk,
Tugas
individu.
Uraian
singkat.
1. Perhatikan
Gambar berikut!
a. Apa nama
bangun ruang
tersebut?
2 40
menit.
Sumber:
Bahan Ajar
Matematika
Prisma dan
Limas Tegak
Untuk SMP
Kelas VII
Lampiran 1
101
Kompetensi
Dasar
Materi
Ajar
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi
Waktu
(menit)
Sumber /
Bahan /
Alat
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
menggunakan
model.
bidang sisi,
diagonal
bidang,
diagonal ruang,
bidang
diagonal, dan
tinggi.
Mengenal limas
tegak dan
menyebutkan
bagian-bagian
limas tegak:
titik sudut,
rusuk-rusuk,
bidang sisi,
diagonal
bidang,
b. Berapa
banyaknya
bidang tegak?
c. Bagaimana
bentuk sisi
tegaknya?
d. Berapa banyak
rusuknya?
2. Perhatikan
Gambar berikut!
a. Apa nama
bangun ruang
tersebut?
Alat:
Benda-benda
berbentuk
prisma dan
limas,
bangun
bangun ruang
prisma dan
limas serta
kerangka
prisma segi
enam
beraturan.
102
Kompetensi
Dasar
Materi
Ajar
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi
Waktu
(menit)
Sumber /
Bahan /
Alat
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
diagonal ruang,
bidang
diagonal, dan
tinggi.
b. Berapa
banyaknya
bidang tegak?
c. Bagaimana
bentuk sisi
tegaknya?
d. Berapa
banyak
rusuknya?
Menggambar
prisma dan limas
tegak
Menggambar
jaring-jaring
prisma dan limas
tegak.
Menggambar prisma
dan limas tegak.
Menggambar jaring-
jaring prisma dan
limas tegak.
Membuat
jaring-jaring
prisma tegak.
Membuat
jaring-jaring
limas tegak.
Tugas
individu.
Uraian
singkat.
1. Pada kertas
berpetak,
gambarlah prisma
yang alasnya
berbentuk belah
ketupat dengan
tinggi prisma 8
satuan. Berilah
2 40
menit.
Sumber:
Bahan Ajar
Matematika
Prisma dan
Limas Tegak
Untuk SMP
Kelas VII
103
Kompetensi
Dasar
Materi
Ajar
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi
Waktu
(menit)
Sumber /
Bahan /
Alat
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
warna yang sama
untuk setiap
kelompok rusuk
yang sejajar.
Alat:
Jaring-jaring
prisma dan
limas.
Menemukan dan
menghitung
rumus luas
permukaan prisma
tegak.
Menemukan dan
menghitung
rumus luas
permukaan limas
tegak.
Menemukan rumus
luas permukaan
prisma tegak.
Menggunakan
rumus untuk
menghitung luas
permukaan prisma
tegak.
Menemukan rumus
luas permukaan
Menemukan
dan
menghitung
rumus luas
permukaan
prisma tegak.
Menemukan
dan
menghitung
rumus luas
Tugas
individu.
Uraian
singkat.
1. Hitunglah luas
permukaan prisma
berikut ini!
2. Alas sebuah limas
beraturan
berbentuk segi
enam beraturan
dengan panjang
4 40
menit.
Sumber:
Bahan Ajar
Matematika
Prisma dan
Limas Tegak
Untuk SMP
Kelas VII
Alat:
Jaring-jaring
104
Kompetensi
Dasar
Materi
Ajar
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi
Waktu
(menit)
Sumber /
Bahan /
Alat
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
limas tegak.
Menggunakan
rumus untuk
menghitung luas
permukaan limas
tegak.
permukaan
limas tegak.
sisi 12 cm dan
tinggi segitiga
pada bidang
tegaknya 10 cm.
Hitunglah luas
alas limas dan luas
permukaan limas
tersebut!
prisma dan
limas.
Menemukan dan
menghitung
rumus volume
prisma tegak.
Menemukan dan
menghitung
rumus volume
limas tegak.
Menemukan rumus
volume prisma
tegak.
Menggunakan
rumus untuk
menghitung volume
prisma tegak.
Menemukan rumus
volume limas
Menemukan
dan
menghitung
rumus volume
prisma tegak.
Menemukan
dan
menghitung
rumus volume
Tugas
individu.
Uraian
singkat.
1. Kolam enang
berukuran
panjang 20 m dan
lebarnya 8 m.
Kedalaman air
pada ujung yang
dangkal 2 m,
terus melandai
hingga pada
4 40
menit.
Sumber:
Bahan Ajar
Matematika
Prisma dan
Limas Tegak
Untuk SMP
Kelas VII
Alat:
105
Kompetensi
Dasar
Materi
Ajar
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi
Waktu
(menit)
Sumber /
Bahan /
Alat
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
tegak.
Menggunakan
rumus untuk
menghitung volume
limas tegak.
limas tegak. ujung yang dalam
3 m. Tentukan
volume air di
dalam kolam!
2. Alas sebuah
limas berbentuk
persegi dengan
panjang sisi 16
cm, dan tinggi
segitiga pada
bidang tegaknya
17 cm. Hitunglah
volume limas
Bangun
ruang balok
dan prisma
segitiga
siku-siku
tegak.
Bangun
ruang kubus
dan benang.
106
Kompetensi
Dasar
Materi
Ajar
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi
Waktu
(menit)
Sumber /
Bahan /
Alat
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
tersebut!
107
Kompetensi
Dasar
Materi
Ajar
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi
Waktu
(menit)
Sumber /
Bahan /
Alat
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Kubus, Balok,
Prisma dan Limas.
Mengidentifikasi
unsur-unsur
prisma tegak.
Mengidentifikasi
unsur-unsur limas
tegak.
Menggambar
prisma dan limas
tegak
Menggambar
jaring-jaring
prisma dan limas
tegak.
Menemukan dan
menghitung
rumus luas
permukaan prisma
tegak.

Melakukan
ulangan berisi
materi yang
berkaitan dengan
prisma dan limas
tegak, yaitu
mengidentifikasi
unsur-unsur,
menggambar
jaring-jaring,
menghitung luas
permukaan dan
volume dari prisma
dan limas tegak.
Mengerjakan
soal ulangan
dengan materi
mengenai
prisma dan
limas tegak,
yaitu
mengidentifik
asi unsur-
unsur,
menggambar
jaring-jaring,
menghitung
luas
permukaan
dan volume
dari prisma
dan limas
tegak.
Ulangan
harian
Pilihan
ganda
1. Alas sebuah
limas berbentuk
persegi
mempunyai luas
alas 100 cm
2
dan
tinggi limas 12
cm. Luas
permukaan limas
tersebut adalah ...
a. 300 cm
2
b. 340 cm
2
c. 360 cm
2
d. 380 cm
2
2. Sebuah kaleng
berbentuk prisma
tegak yang
alasnya
berbentuk persegi
panjang dengan
panjang 14 cm,
lebar 7 cm, dan
2 40
menit.
108
108
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Eksperimen 1
Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Cirebon
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : Genap
Tahun Ajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian-
bagianya.
Indikator
a. Mengenal prisma tegak dan menyebutkan bagian-bagian prisma tegak: titik
sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang
diagonal, dan tinggi.
b. Mengenal limas tegak dan menyebutkan bagian-bagian limas tegak: titik
sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang
diagonal, dan tinggi.
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat mengenal prisma tegak dan menyebutkan bagian-
bagian prisma tegak: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang,
diagonal ruang, bidang diagonal, dan tinggi.
Lampiran 2
109
b. Peserta didik dapat mengenal limas tegak dan menyebutkan bagian-bagian
limas tegak: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal
ruang, bidang diagonal, dan tinggi.
B. Materi Ajar
Prisma dan Limas Tegak
Mengidentifikasi unsur-unsur prisma dan limas tegak
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
D. Langkah- langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (10 menit)
- Perkenalan dan tatap muka.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Apersepsi :
- Mengingatkan kembali tentang operasi hitung pada bilangan bulat dan
pecahan, segitiga, segi empat, teorema Pythagoras, kuadrat dan akar
kuadrat yang sudah dipelajari sebelumnya.
- Tanya jawab mengenai operasi hitung pada bilangan bulat dan
pecahan, segitiga, segi empat, teorema Pythagoras, kuadrat dan akar
kuadrat yang sudah dipelajari sebelumnya.
- Motivasi :
Memotivasi peserta didik dengan memberitahu penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini, karena apabila materi ini dikuasai
dengan baik maka peserta didik dapat memahami pengertian prisma dan
limas serta bagian-bagiannya dan dapat menggunakannya dalam
pemecahan masalah sehari-hari.
110
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi pengertian
prisma dan limas tegak serta bagian-bagiannya, peserta didik diminta
mengingat kembali nama-nama bangun datar untuk dapat menerima materi
pemberian nama prisma dan limas.
b. Peserta didik diminta mengerjakan Lembar Kerja Aktif dengan teman
sebangku.
c. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja yang sudah dikerjakan
bersama teman sebangkunya.
d. Guru mengkonfirmasi jawaban peserta didik.
e. Peserta didik diberikan analog berupa pandangan bangun-bangun ruang
yang termasuk pada bangun datar prisma dan limas tegak.
f. Peserta didik dan guru bersama-sama menarik kesimpulan materi yang
baru saja dipelajari.
g. Perserta didik mengerjakan soal-soal latihan 1.
h. Peserta didik dan guru bersamasama membahas jawaban dari soal soal
latihan 1 tersebut.
Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Evaluasi
b. Refleksi
c. Tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dari soal soal Tugas 1
dan memberikan wawasan materi yang akan datang.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Bahan Ajar Matematika Prisma dan Limas Tegak Untuk SMP
Kelas VII
Alat : Benda-benda berbentuk prisma dan limas, bangunbangun
ruang prisma dan limas serta kerangka prisma segi enam
beraturan.
111
F. Teknik Penilaian
1. Teknik : tugas kelompok dan tugas individu.
2. Bentuk Instrumen : uraian singkat
3. Contoh Instrumen : lembar kerja aktif dan soal tes tertulis
Lembar Kerja Aktif
Kerjakan dengan teman sebangkumu!
Alat dan bahan: kerangka prisma segi enam beraturan.
1. Berilah nama kerangka prisma segi enam beraturan dengan sisi alas (bidang
alas) ABCDEF dan sisi atas (bidang atas) CHIJKL!
Isilah tabel berikut sesuai dengan unsur-unsur pada prisma ABCDEF.GHIJL!
Gambar 9.3
2. Diagonal bidang prisma adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik
sudut yang terletak pada rusuk-rusuk yang berbeda dan terletak pada satu
bidang sisi.
Pada bidang alas ABCDEF, ruas garis AC, AD, dan AE merupakan diagonal
bidang ABCDEF. Terdapat 6 diagonal bidang lain pada bidang ABCDEF.
Sebutkan!
3. Berapa banyak diagonal bidang pada prisma tegak ABCDEF.GHIJKL?
4. Diagonal ruang prisma adalah ruas garis yang menghubungkan sebuah titik
sudut pada sisi alas dan sebuah titik sudat pada sisi atas yang tidak terletak
pada satu sisi.
No Unsur Prisma Nama Unsur Banyaknya
1. Titik sudut
2. Rusuk-rusuk
3. Sisi tegak
4. Sisi alas
5. Sisi atas
112
Contoh diagonal ruang pada prisma ABCDEF.CHIJKL adalah AL, AJ, AK. AH
dan AL bukan diagonal ruang karena titik A dan H terletak pada sisi yang sama
yaitu ABHC dan titik A dan L terletak pada sisi yang sama yaitu AFLC
Sebutkan diagonal ruang prisma ABCDEF.GHIJKL yang lain!
Berapa banyak diagonal ruang pada prisma ABCDEF.GHIJKL keseluruhan?
5. Bidang diagonal prisma adalah bidang yang terbentuk dari dua diagonal
ruang prisma yang saling berpotongan.
HDG dan BCKL adalah contoh dari bidang diagonal prisma
ABCDEF.GHIJKL. HDG adalah bidang yang terbentuk dari diagonal ruang
HD dan GD yang berpotongan di D. BCKL adalah bidang yang terbentuk dari
diagonal ruang LC dan BK yang berpotongan.
Carilah bidang diagonal prisma ABCDEF.GHIJKL yang lain!
6. Tinggi prisma adalah jarak antara sisi atas dan sisi alasnya. Sebutkan ruas
garis yang menunjukkan tinggi prisma ABCDEF.GHIJKL!
Jawaban Lembar Kerja Aktif
1.
2.
3. Diagonal bidang prisma: AD, BE, CF, GJ, HK, dan IL.
4. Ada 6
5. AK, AJ, AI, BK, BJ, BL, CG, CL, CK, DG, DH, DK, EI, EH, EG, FJ, FI,
dan.FG
6. AGIC, AGDJ, AGKE, HBJD, HBKE, HBLF, CIKE,CILF, CIAG, DJLF,
DJAG, DJHB, EKGA, EKHB, EKIC, LFHB, LFIC, dan LFJD.
No Unsur Prisma Nama Unsur Banyaknya
1. Titik sudut A, B, C, D, E, F,
G, H, I, J
6
2. Rusuk-rusuk AB, BC, CD, DE
,EF, AF, AG, HB,
CI, DJ, EK, FL.
12
3. Sisi tegak ABGH, BCHI,
CDIJ, DEJK,
EKFL, AFLG
6
4. Sisi alas ABCDEF 1
5. Sisi atas GHIJKL 1
7. Tinggi prisma AG
Lembar Kerja Aktif
Kerjakan dengan teman sebangkumu!
Alat dan bahan: kerangka prisma segi enam beraturan.
Gambarlah kembali limas di samping pada bukumu! Berilah
nama pada kerangka limas tegak tersebut! Kemudian sebutkan
titik sudut, rusuk-rusuk, sisi tegak, sisi alas, diagonal bidang,
diagonal ruang dan bidang diagonalnya!
Jawaban Lembar Kerja Aktif
- Titik sudut
- Rusuk-rusuk
- Sisi tegak
- Sisi alas
- Diagonal bidang
- Diagonal ruang
- Bidang diagonal
AG
Lembar Kerja Aktif
Kerjakan dengan teman sebangkumu!
Alat dan bahan: kerangka prisma segi enam beraturan.
Gambarlah kembali limas di samping pada bukumu! Berilah
nama pada kerangka limas tegak tersebut! Kemudian sebutkan
rusuk, sisi tegak, sisi alas, diagonal bidang,
bidang diagonalnya!
Jawaban Lembar Kerja Aktif
: A, B, C, D, dan E
: AE, BE, CE, dan DE
: AEB, BCE, CDE, dan ADE
: ABCD
Diagonal bidang : AC dan BD
: -
: ACE dan BDE
113
114
Soal Tes Tertulis
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Perhatikan Gambar disamping!
a. Apa nama bangun ruang tersebut?
b. Berapa banyaknya bidang tegak?
c. Bagaimana bentuk sisi tegaknya?
d. Berapa banyak rusuknya?
2. Perhatikan Gambar di samping!
a. Apa nama bangun ruang tersebut?
b. Berapa banyaknya bidang tegak?
c. Bagaimana bentuk sisi tegaknya?
d. Berapa banyak rusuknya?
3. Perhatikan Gambar disamping!
a. Apa nama bangun ruang tersebut?
b. Sebutkan bidang alas dan bidang atasnya!
c. Sebutkan semua rusuk tegaknya!
d. Sebutkan semua sisi tegaknya!
e. Sebutkan semua diagonal bidang !
4. Gambar di samping menunjukkan limas segi enam
beraturan TABCDEF.
a. Sebutkan rusuk-rusuk yang sama panjang!
b. Sebutkan sisi-sisi yang kongruen!
c. Sebutkan semua diagonal bidang alasnya.
d. Sebutkan bidang diagonal-bidang diagonal bangun tersebut!
Kunci Jawaban Soal Tes Tertulis
1. a. Nama bangun ruang tersebut adalah prisma segitiga.
b. Tedapat 3 (tiga) bidang tegak pada prisma tersebut.
c. Bentuk sisi tegak pada prisma tersebut adalah persegi panjang.
d. Terdapat 9 (sembilan) rusuk pada prisma tersebut.
2. a. Nama bangun ruang tersebut adalah limas segi empat.
115
b. Tedapat 4 (empat) bidang tegak pada limas tersebut.
c. Bentuk sisi tegak pada prisma tersebut adalah segitiga.
d. Terdapat 8 (delapan) rusuk pada prisma tersebut.
3. a. Nama bangun ruang tersebut adalah prisma segi tiga.
b. Bidang alas : ABC ; dan Bidang atas : DEF
c. rusuk tegaknya : AD, BE, CF
d. sisi tegaknya : ABED, BCFE, ACFD
e. diagonal bidang : AE, BD, BF, CE,CD, AF
4. a. Rusuk-rusuk yang sama panjang : AB = BC = CD = DE = EF = FA dan
TA = TB = TC = TD = TE = TF
b. TAB ~ TBC ~ TCD ~ TDE ~ TEF ~ TFA
c. AC, AD, AE, BD, BE, FB, CE, CF, CA, dan DF.
d. TAC, TAD, TAE, TBD, TBE, TBF, TCE, TCF, dan TDF.
116
4. Pedoman Penilaian
Kegiatan Skor
Mengerjakan soal tes tertulis:
Soal No. : 1 - 4
Nilai Akhir = Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimum
25
Mengetahui, Cirebon, 02 Mei 2011
Guru Pamong Guru Praktikan
Dra. Meliana Suciati Rahayu Widyastuti
NIP. 19660503 199903 2 004 NIM. 07450792
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 9 Cirebon
Djodjo Sutardjo, SE. MM
NIP. 19580311 198003 1 008
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Eksperimen 1
Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Cirebon
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : Genap
Tahun Ajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
Indikator
a. Membuat jaring-jaring prisma tegak.
b. Membuat jaring-jaring limas tegak.
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat membuat jaring-jaring prisma tegak.
b. Peserta didik dapat membuat jaring-jaring limas tegak.
B. Materi Ajar
a. Menggambar prisma dan limas tegak
b. Menggambar jaring-jaring prisma dan limas tegak.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas.
118
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (10 menit)
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Apersepsi :
Membahas pekerjaan rumah yang telah ditugaskan pada pertemuan
sebelumnya.
- Motivasi :
Memotivasi peserta didik dengan memberitahu penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini, karena apabila materi ini dikuasai
dengan baik maka peserta didik dapat memahami cara menggambar
prisma dan limas serta cara menggambar jaring-jaring prisma dan limas.
Kegiatan Inti (60 Menit)
a. Peserta didik diberi stimulus berupa pemberian materi tentang cara
menggambar prisma dan limas serta cara menggambar jaring-jaring prisma
dan limas.
b. Peserta didik diminta mengingat cara menggambar kubus dan balok yang
pernah dipelajari.
c. Peserta didik dikondisikan oleh guru untuk mengerjakan lembar kerja aktif
bersama teman sebangkunya.
d. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja bersama teman sebangkunya.
e. Guru mengkonfirmasikan hasil kerja peserta didik.
f. Peserta didik secara individu diminta mengerjakan soal latihan 2 mengenai
menggambar prisma dan limas serta menggambar jaring-jaring prisma dan
limas.
Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Evaluasi
b. Refleksi
c. Tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dari soal soal Tugas 2
dan memberikan wawasan materi yang akan datang.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Bahan Ajar Matematika Prisma dan Limas Tegak Untuk SMP
Kelas VIII
Alat : Jaring
F. Teknik Penilaian
1. Teknik
2. Bentuk Instrumen
3. Contoh Instrumen
Lembar Kerja Aktif
Kerjakan sendiri atau dengan teman sebangkumu!
Alat dan bahan : kertas berpetak, pensil dan penggaris.
1. Menggambar prisma
Cara I
1) Gambarlah sisi atas prisma, yaitu segitiga DEF. (gambar 9.15 (a)).
2) Gambarlah sisi alas prisma, yaitu segitiga
kongruen dengan sisi atas. (Gambar 9.
Alat dan Sumber Belajar
Bahan Ajar Matematika Prisma dan Limas Tegak Untuk SMP
Kelas VIII
: Jaring-jaring prisma dan limas.
Teknik Penilaian
: tugas kelompok dan tugas individu.
Bentuk Instrumen : uraian singkat
Contoh Instrumen : lembar kerja aktif dan soal tes tertulis
Lembar Kerja Aktif
Kerjakan sendiri atau dengan teman sebangkumu!
Alat dan bahan : kertas berpetak, pensil dan penggaris.
Menggambar prisma segitiga tegak ABC.DEF.
Gambarlah sisi atas prisma, yaitu segitiga DEF. (gambar 9.15 (a)).
Gambar 9.15 (a)
Gambarlah sisi alas prisma, yaitu segitiga ABC yang sejajar dan
kongruen dengan sisi atas. (Gambar 9.15 (b)).
Gambar 9.15 (b)
119
Bahan Ajar Matematika Prisma dan Limas Tegak Untuk SMP
dan tugas individu.
dan soal tes tertulis
Gambarlah sisi atas prisma, yaitu segitiga DEF. (gambar 9.15 (a)).
yang sejajar dan
3) Gambarlah rusuk
EB, dan FC. (Gambar 9.
4) Gambarlah garis putus
yaitu AC, BC,
Cara II
Perhatikan
2. Gambarlah prisma segi lima beraturan dan prisma segi enam beraturan
dengan menggunakan salah satu dari cara di atas atau dengan caramu
sendiri!
Menggambar limas segi empat tegak
1) Gambarlah sisi alas limas, yaitu segi empat
Gambarlah rusuk-rusuk yang mengarah dari atas ke bawah, yaitu
dan FC. (Gambar 9.15 (c))
Gambar 9.15 (c)
Gambarlah garis putus-putus pada sudut yang terhalang pandangan,
AC, BC, dan FC. (Gambar 9.15(d)).
Gambar 9.15(d)
Perhatikan Gambar 9.16! Tulislah langkah-langkahnya!
Gambar 9.16
Gambarlah prisma segi lima beraturan dan prisma segi enam beraturan
dengan menggunakan salah satu dari cara di atas atau dengan caramu
Menggambar limas segi empat tegak ABCD Langkah-langkah:
Gambarlah sisi alas limas, yaitu segi empat ABCD. (Gambar 9.
120
rusuk yang mengarah dari atas ke bawah, yaitu DA,
putus pada sudut yang terhalang pandangan,
langkahnya!
Gambarlah prisma segi lima beraturan dan prisma segi enam beraturan
dengan menggunakan salah satu dari cara di atas atau dengan caramu
langkah:
(Gambar 9.17 (a))
2) Gambarlah titik puncak limas, yaitu
pertengahan sisi alas.
3) Gambarlah rusuk
sudut sisi alas, yaitu
4) Gambarlah garis putus
yaitu ID, AD,
Gambar 9.17 (a)
ambarlah titik puncak limas, yaitu T, yang terletak di atas
pertengahan sisi alas. (Gambar 9.17 (b))
Gambar 9.17 (b)
Gambarlah rusuk-rusuk yang melalui titik puncak dan keempat titik
sudut sisi alas, yaitu TA, IB, TC, dan ID. (Gambar 9.17
Gambar 9.17 (c)
Gambarlah garis putus-putus pada rusuk yang terhalang pandangan,
ID, AD, dan DC. (Gambar 9.17 (d))
121
yang terletak di atas
rusuk yang melalui titik puncak dan keempat titik
17 (c))
putus pada rusuk yang terhalang pandangan,
3. Gambarlah limas segitiga tegak!
Jawaban Lembar Kerja Aktif
1.
2. Langkah-langkah cara II
a. Gambarlah sisi alas prisma
b. Gambarlah rusuk
panjang
c. Gambarlah sisi atas prisma berbentuk segitiga
d. Gambarlah garis putus
3.
Gambar 9.17 (d)
Gambarlah limas segitiga tegak!
Jawaban Lembar Kerja Aktif
langkah cara II
sisi alas prisma
Gambarlah rusuk-rusuk yang mengarah dari bawah ke atas yang sama
Gambarlah sisi atas prisma berbentuk segitiga
garis putus-putus pada sudut yang terhalang pandangan.
122
rusuk yang mengarah dari bawah ke atas yang sama
putus pada sudut yang terhalang pandangan.
123
Lembar Kerja Aktif
Kerjakanlah secara mandiri!
Alat dan bahan : model prisma yang terbuat dari karton
1. Buatlah bangun prisma seperti pada Gambar 9.18 dari kertas karton.
2. Guntinglah sepanjang rusuk-rusuk LO, OP, ON, KL, dan LM.
Jika cara mengguntingmu tepat, kalian akan mendapatkan bentuk seperti
Gambar 9.19.
Bentuk seperti itu disebut jaring-jaring prisma.
Gambar 9.18 Gambar 9.19
Lembar Kerja Aktif
Kerjakanlah secara mandiri!
Alat dan bahan : model prisma yang terbuat dari karton
Seperti halnya pada prisma, kalian juga dapat membuat jaring-jaring limas.
1. Buat bangun limas seperti Gambar 9.20 (a) dari kertas karton.
2. Guntinglah sepanjang rusuk TA, TB, TC, dan TD.
Kalian akan memperoleh bentuk seperti Gambar 9.20 b).
Bentuk itulah yang disebut jaring-jaring limas.
Gambar 9.20
Soal Tes Tertulis
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Pada kertas berpetak, gambarlah prisma yang alasnya berbentuk belah ketupat
dengan tinggi prisma 8 satuan. Berilah warna yang sama untuk setiap
kelompok rusuk yang sejajar.
2. Pada kertas berpetak, gambarlah limas yang alasnya berbentuk segi lima
dengan tinggi limas 6 satuan. Berilah warna yang sama untuk rusuk
tegaknya.
3. Sebuah model prisma diiris rusuk
di samping. Buatlah jaring
kertas berpetak!
4. Perhatikan gambar berikut.
a. Salinlah gambar di atas pada kertas berpetak!
b. Guntinglah gambar itu menurut garis tepinya,
kemudian lipatlah menurut garis yang putus
c. Apakah terbentuk limas?
Kunci jawaban soal diskusi
1.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
Pada kertas berpetak, gambarlah prisma yang alasnya berbentuk belah ketupat
tinggi prisma 8 satuan. Berilah warna yang sama untuk setiap
kelompok rusuk yang sejajar.
Pada kertas berpetak, gambarlah limas yang alasnya berbentuk segi lima
dengan tinggi limas 6 satuan. Berilah warna yang sama untuk rusuk
prisma diiris rusuk-rusuknya seperti pada gambar
di samping. Buatlah jaring-jaring dari prisma tersebut pada
4. Perhatikan gambar berikut.
Salinlah gambar di atas pada kertas berpetak!
Guntinglah gambar itu menurut garis tepinya,
udian lipatlah menurut garis yang putus-putus!
Apakah terbentuk limas?
Kunci jawaban soal diskusi
124
Pada kertas berpetak, gambarlah prisma yang alasnya berbentuk belah ketupat
tinggi prisma 8 satuan. Berilah warna yang sama untuk setiap
Pada kertas berpetak, gambarlah limas yang alasnya berbentuk segi lima
dengan tinggi limas 6 satuan. Berilah warna yang sama untuk rusuk-rusuk
rusuknya seperti pada gambar
jaring dari prisma tersebut pada
2.
3. a.
b.
c. ya, berbentuk limas
4.
c. ya, berbentuk limas
125
126
4. Pedoman Penilaian
Kegiatan Skor
Mengerjakan soal tes tertulis:
Soal No. : 1 - 4
Nilai Akhir = Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimum
25
Mengetahui, Cirebon, 02 Mei 2011
Guru Pamong Guru Praktikan
Dra. Meliana Suciati Rahayu Widyastuti
NIP. 19660503 199903 2 004 NIM. 07450792
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 9 Cirebon
Djodjo Sutardjo, SE. MM
NIP. 19580311 198003 1 008
127
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Eksperimen 1
Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Cirebon
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : Genap
Tahun Ajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
Indikator
Menemukan dan menghitung rumus luas permukaan prisma tegak.
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menemukan dan menghitung rumus luas permukaan
prisma
B. Materi Ajar
Menemukan dan menghitung rumus luas permukaan prisma tegak.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
Model Inkuiri
128
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (10 menit)
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Apersepsi :
Membahas pekerjaan rumah yang telah ditugaskan pada pertemuan
sebelumnya.
- Motivasi :
Memotivasi peserta didik dengan memberitahu penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini, karena apabila materi ini dikuasai
dengan baik maka peserta didik dapat memahami cara menemukan dan
menghitung rumus luas permukaan prisma serta dapat digunakan dalam
pemecahan masalah dalam kehiduapan sehari-hari yang berkaitan dengan
luas permukaan prisma.
Kegiatan Inti (60 Menit)
a. Peserta didik diberikan suatu masalah oleh guru tentang Bagaimana
menemukan rumus luas permukaan prisma?
b. Peserta didik diberikan hipotesis atau jawaban sementara oleh guru
terhadap pertanyaan atau masalah berupa luas permukaan bangun datar.
c. Peserta didik diminta untuk mengerjakan diberi Lembar Kerja Aktif untuk
menemukan luas permukaan prisma dengan teman sebangkunya.
d. Peserta didik dibebaskan untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai
dengan hipotesis.
e. Peserta didik dalam mengerjakan Lembar Kerja Aktif diminta mengingat
kembali rumus luas bangun datar yang pernah dipelajari sebelumnya.
f. Peserta didik dibimbing oleh guru untuk mendapatkan informasi harus
melalui percobaan dengan mengerjakan Lembar Kerja Aktif.
g. Peserta didik diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil olahan data
yang terkumpul.
h. Peserta didik dibantu oleh guru dalam
apakah cocok dengan rumus atau hipotesus yang sudah ada?
i. Peserta didik dan guru bersama membahas contoh mengenai cara
menghitung luas permukaan prisma
j. Peserta didik secara individ
Kegiatan Akhir (10
a. Evaluasi
b. Refleksi
c. Tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dari soal
dan memberikan wawasan materi yang akan datang.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Bahan Ajar Matematika Prisma dan Limas Tegak Untuk SMP
Kelas VIII
Alat : Jaring
G. Teknik Penilaian
1. Teknik
2. Bentuk Instrumen
3. Contoh Instrumen
Lakukan aktivitas berikut!
Lembar Kerja Aktif
Untuk mencari luas
sisi bangun ruang tersebut.
Kerjakan dengan teman sebangkumu!
Alat dan bahan: karton, gunting, pensil, dan penggaris.
1. Gambarlah pada karton jaring
sebenarnya!
didik dibantu oleh guru dalam menyimpulkan
apakah cocok dengan rumus atau hipotesus yang sudah ada?
Peserta didik dan guru bersama membahas contoh mengenai cara
luas permukaan prisma.
Peserta didik secara individu diminta mengerjakan soal latihan
(10 menit)
Tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dari soal
dan memberikan wawasan materi yang akan datang.
Alat dan Sumber Belajar
Bahan Ajar Matematika Prisma dan Limas Tegak Untuk SMP
Kelas VIII
Jaring-jaring prisma.
Teknik Penilaian
: tugas kelompok dan tugas individu.
Bentuk Instrumen : uraian singkat
Contoh Instrumen : lembar kerja aktif dan soal tes tertulis
Lakukan aktivitas berikut!
Lembar Kerja Aktif
Untuk mencari luas permukaan bangun ruang, perhatikan bentuk dan banyak
sisi bangun ruang tersebut.
Kerjakan dengan teman sebangkumu!
Alat dan bahan: karton, gunting, pensil, dan penggaris.
Gambarlah pada karton jaring-jaring berikut dengan ukuran yang
129
lkan rumus prisma,
apakah cocok dengan rumus atau hipotesus yang sudah ada?
Peserta didik dan guru bersama membahas contoh mengenai cara
iminta mengerjakan soal latihan 3.
Tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dari soal soal Tugas 3
Bahan Ajar Matematika Prisma dan Limas Tegak Untuk SMP
: tugas kelompok dan tugas individu.
dan soal tes tertulis
permukaan bangun ruang, perhatikan bentuk dan banyak
jaring berikut dengan ukuran yang
Rumus Luas Permukaan Prisma=
tegak
2. Guntinglah gambar jaring
Bangun ruang apakah yang terbentuk?
3. Bagaimana rumus luas permukaan bangun ruang itu?
4. Cocokkan rumus luas sisi prisma
Jawaban Lembar Kerja Aktif
1. Misal :
2. Bangun ruang
3. Langkah 1:
setiap titik sudut
Langkah 2 : Beri ukuran pada setiap rusuk
Langkah 3
Langkah 4
Langkah 1
I
B A
D
E
Rumus Luas Permukaan Prisma= 2 luas alas + luas bidang
Gambar 9.22
Guntinglah gambar jaring-jaring itu dan bentuk menjadi bangun ruang.
Bangun ruang apakah yang terbentuk?
Bagaimana rumus luas permukaan bangun ruang itu?
Cocokkan rumus luas sisi prisma yang kamu temukan dengan
Jawaban Lembar Kerja Aktif
Gambar 1
Bangun ruang berbentuk prisma segitiga sama sisi.
Langkah 1: Pemberian nama pada setiap bangun datar, pemberian nama
setiap titik sudut.
Langkah 2 : Beri ukuran pada setiap rusuk
: Menghitung setiap luas bangun datar
: Menjumlahkan seluruh luas bangun datar
1: gambar 1 dan 2
IV
II III
V
F
B
E
C
F
C
130
luas alas + luas bidang-bidang
jaring itu dan bentuk menjadi bangun ruang.
yang kamu temukan dengan
Gambar 2
, pemberian nama
Langkah 2
Bangun I (persegi panjang
Bangun II (persegi panjang ACFD) : panjang (AC) = 10; lebar (
Bangun III (persegi panjang BCFE) : panjang (CF) = 10; lebar (
Bangun IV (segitiga
Bangun V (segitiga sama sisi CEF) : sisi (CE = CF = EF) = 8
BE = AC = CF = 10
AB = DF =
ABDE ACFD
BCF CEF
Langkah 3 dan 4
Mencari tinggi
Perhatikan gambar segitiga
FO =
Luas permukaan prisma
kongruen dan 2 kali luas segitiga sama sisi yang kongruen.
= luas BCF + luas CEF +
BCFE
= 2 ( BCF)
= 2 ( BC FO)
= 2 ( 8 6,9) +
= 55,2 + 240
= 295,2
Jadi, luas permukaan prisma adalah 295,2 satuan luas.
Kesimpulan:
Langkah 2:
(persegi panjang ABED) : panjang (BE) = 10; lebar (AB) = 8
Bangun II (persegi panjang ACFD) : panjang (AC) = 10; lebar (
Bangun III (persegi panjang BCFE) : panjang (CF) = 10; lebar (
Bangun IV (segitiga sama sisi BCF) : sisi (CB = CF = BF) = 8
Bangun V (segitiga sama sisi CEF) : sisi (CE = CF = EF) = 8
BE = AC = CF = 10
= BC = 8
ACFD BCFE
CEF
Langkah 3 dan 4
encari tinggi segitiga t = FO
Perhatikan gambar segitiga di samping
=
=
=
=
= 6,9
Luas permukaan prisma adalah tiga kali luas persegi panjang yang
kongruen dan 2 kali luas segitiga sama sisi yang kongruen.
luas BCF + luas CEF + Luas ABED + luas ACFD + luas
BCF) + 3 (ABDE)
BC FO) + 3 (BE AB)
8 6,9) + 3 (10 8)
240
luas permukaan prisma adalah 295,2 satuan luas.
Kesimpulan:
F
O
131
) : panjang (BE) = 10; lebar (AB) = 8
Bangun II (persegi panjang ACFD) : panjang (AC) = 10; lebar (DF) = 8
Bangun III (persegi panjang BCFE) : panjang (CF) = 10; lebar (BC) = 8
sama sisi BCF) : sisi (CB = CF = BF) = 8
Bangun V (segitiga sama sisi CEF) : sisi (CE = CF = EF) = 8
adalah tiga kali luas persegi panjang yang
kongruen dan 2 kali luas segitiga sama sisi yang kongruen.
+ luas ACFD + luas
F
O
132
Rumus Luas Permukaan Prisma adalah dua kali luas alas ditambah
jumlah luas seluruh sisi-sisi tegaknya
Soal Tes Tertulis
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Prisma ABCD.EFGH dengan sisi alas
berbentuk pesegi panjang.
a. Gambarlah jaring
b. Hitunglah luas permukaan prisma itu!
2. Hitunglah luas permukaan dan masing
a.
3. Hitunglah luas permukaan p
Kunci Jawaban Soal Tes Tertulis
1. a.
12 cm
8 cm
15 cm
15 cm
8 cm
12 cm
15 cm
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
Prisma ABCD.EFGH dengan sisi alas
berbentuk pesegi panjang.
Gambarlah jaring-jaring prisma itu!
Hitunglah luas permukaan prisma itu!
Hitunglah luas permukaan dan masing-masing prisma berikut.
b.
Hitunglah luas permukaan prisma berikut ini!
Kunci Jawaban Soal Tes Tertulis
12 cm
15 cm
15 cm
12 cm
8 cm
15 cm
133
masing prisma berikut.
8 cm
15 cm
134
b. Luas permukaan prisma adalah 2 kali luas alas dan 4 luas sisi tegaknya
Luas permukaan prisma
= 2 (12 8 ) + (15 8)+(15 12)+(15 8)+(15 12)
= 192 + 120 + 180 + 120 + 180
= 792
Jadi, luas permukaan prisma adalah 792 cm
2
2. dik :
a. prisma segitiga siku-siku panjang sisinya = 5 cm, 12 cm
tinggi prisma = 16 cm
b. prisma segitiga sama kaki panjang sisi alasnya 24 cm dan tingginya 16 cm
tinggi prisma = 22 cm
dit : luas permukaan prisma?
Jawaban :
a. luas permukaan prisma adalah dua kali luas segitiga kongruen (
), luas persegi ABED, BCFE, dan ACFD.
karena AB, BC dan AC adalah sisi-sisi pada segitiga siku-siku ABC,
maka:
AC
2
= AB
2
+ BC
2
= 5
2
+ 12
2
= 25 + 144
= 169
AC = 13
Luas permukaan prisma
= 2(

a t) + (p
1

) +(

) + (

)
= |
.
|

\
|
12 5
2
1
2 + (5 16) + (12 16) + (13 16)
= 60 + 480
= 540
Jadi, luas permukaan prisma tersebut adalah 540 cm
2
A
B
C
F
E
D
135
b. luas permukaan prisma adalah luas dua segitiga kongruen, dua persegi
panjang kongruen dan satu persegi panjang.
Alas prisma segitiga, kita beri nama segitiga ABC.
BC = 24 cm, BP = 12, AP = 16 cm, maka panjang sisi
AB:
AB
2
= AP
2
+ BP
2
= 16
2
+ 12
2
= 256 + 144
= 400
AB = 20
Luas permukaan prisma = 2(

a t) + 2( p
1
l
1
) + (p
2
l
2
)
= |
.
|

\
|
16 24
2
1
2 + 2(22 20) + (22 24)
= 384 + 1.408
= 1.792
Jadi, luas permukaan prisma tersebut adalah 1.792 cm
2
3. dik : prisma alasnya trapesium, panjang sisi sejajarnya 7 cm dan 13 cm
dan
sisi lainya yang miring 10 cm.
tinggi prisma 30 cm.
dit : luas permukaan prisma?
Jawab :
alas prisma diberi nama ABCD.
AB = 13 cm; CD = 7 cm; AD = 10,
AQ = AB CD = 13 -7 = 6 cm,
maka panjang DQ (tinggi trapesium):
DQ
2
= AD
2
- AQ
2
B
A
C
A
Q
B
C
D
P
136
= 10
2
6
2
= 100 36
= 64
DQ = 8
Luas permukaan prisma
= (2 luas alas) + (p
1

) +(

) + (

) +(

)
=
( )
|
.
|

\
| +

2
8 7 13
2 + (30 13) + (30 8) + (30 7) +(30 10)
= 160 + 1.140
= 1.300
Jadi, luas permukaan prisma adalah 1.300 cm
2
137
4. Pedoman Penilaian
Kegiatan Skor
Mengerjakan soal tes tertulis:
Soal No : 1
Soal No : 2 dan 3
Nilai Akhir = Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimum
50
25
Mengetahui, Cirebon, 02 Mei 2011
Guru Pamong Guru Praktikan
Dra. Meliana Suciati Rahayu Widyastuti
NIP. 19660503 199903 2 004 NIM. 07450792
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 9 Cirebon
Djodjo Sutardjo, SE. MM
NIP. 19580311 198003 1 008
138
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Eksperimen 1
Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Cirebon
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : Genap
Tahun Ajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
Indikator
Menemukan dan menghitung rumus luas permukaan limas.
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat Menemukan dan menghitung rumus luas permukaan limas
B. Materi Ajar
Menemukan dan menghitung rumus luas permukaan limas.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
Model Inkuiri
139
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (10 menit)
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Apersepsi :
Membahas pekerjaan rumah yang telah ditugaskan pada pertemuan
sebelumnya.
- Motivasi :
Memotivasi peserta didik dengan memberitahu penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini, karena apabila materi ini dikuasai
dengan baik maka peserta didik dapat memahami cara menemukan dan
menghitung rumus luas permukaan limas serta dapat digunakan dalam
pemecahan masalah dalam kehiduapan sehari-hari yang berkaitan dengan
luas permukaan limas.
Kegiatan Inti (60 Menit)
a. Peserta didik diberikan suatu masalah oleh guru tentang Bagaimana
menemukan rumus luas permukaan limas?
b. Peserta didik diperikan hipotesis atau jawaban sementara oleh guru
mengenai rumus luas permukaan limas sama dengan rumus luas
permukaan limas yang telah ditemukan.
c. Peserta didik diberi Lembar Kerja Aktif untuk menemukan luas
permukaan limas.
d. Peserta didik dibebaskan untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai
dengan hipotesis.
e. Peserta didik dalam mengerjakan Lembar Kerja Aktif diminta mengingat
kembali rumus luas bangun datar yang pernah dipelajari sebelumnya.
f. Peserta didik dibimbing oleh guru untuk mendapatkan informasi harus
melalui percobaan dengan mengerjakan Lembar Kerja Aktif.
g. Peserta didik diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil olahan
data yang terkumpul.
h. Peserta didik dibantu oleh guru dalam menyimpulkan rumus
apakah cocok dengan hipotesis?
i. Peserta didik dan guru bersama membahas contoh mengenai cara
menghitung luas permukaan
j. Peserta didik secara individu d
Kegiatan Akhir (10 menit)
d. Evaluasi
e. Refleksi
f. Tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dari soal
dan memberikan wawasan materi yang akan datang.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Bahan Ajar Matematika Prisma dan Limas Tegak Untuk SMP
Kelas VIII
Alat : Jaring
H. Teknik Penilaian
1. Teknik
2. Bentuk Instrumen
3. Contoh Instrumen
Lembar Kerja Aktif
Kerjakanlah mandiri!
Alat dan bahan: kertas berpetak, pensil, penggaris.
1. Buatlah jaring-jaring
Peserta didik dibantu oleh guru dalam menyimpulkan rumus
apakah cocok dengan hipotesis?.
didik dan guru bersama membahas contoh mengenai cara
enghitung luas permukaan limas.
Peserta didik secara individu diminta mengerjakan soal latihan
(10 menit)
Tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dari soal
dan memberikan wawasan materi yang akan datang.
Alat dan Sumber Belajar
Bahan Ajar Matematika Prisma dan Limas Tegak Untuk SMP
Kelas VIII
: Jaring-jaring limas.
Penilaian
: tugas individu.
Bentuk Instrumen : uraian singkat
Contoh Instrumen : lembar diskuksi siswa dan soal tes tertulis
f
Kerjakanlah mandiri!
Alat dan bahan: kertas berpetak, pensil, penggaris.
jaring limas berikut pada kertas berpetak!
140
Peserta didik dibantu oleh guru dalam menyimpulkan rumus limas,
didik dan guru bersama membahas contoh mengenai cara
iminta mengerjakan soal latihan 4.
Tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dari soal soal Tugas 4
Bahan Ajar Matematika Prisma dan Limas Tegak Untuk SMP
: lembar diskuksi siswa dan soal tes tertulis
(Petunjuk: tinggi segitiga pada limas dapat kamu peroleh dengan menghitung
apotema).
2. Hitunglah masing
3. Berapa luas sisi permukaan limas itu?
4. Bagaimana rumus luas sisi limas segi em
5. Cocokkan rumus luas sisi limas yang kamu temukan dengan
Jawaban Lembar Kerja Aktif
1.
2. Terdapat satu bidang alas yang berbentuk persegi panjang dengan panjang 6
cm dan lebar 5 cm, dengan tinggi limas 4 cm. Maka terdapat dua segitiga yang
kongruen dengan panjang alas 6 cm dan dua segitiga yang kongruen dengan
panjang alas 5 cm.
Mencari tinggi segitiga ABT dan BCT:
Tinggi segitiga ABT =
Tinggi segitiga BCT = q
Luas ABCD = (p
Luas =
Rumus Luas P
(Petunjuk: tinggi segitiga pada limas dapat kamu peroleh dengan menghitung
Hitunglah masing-masing luas bangun datar yang terjadi?
Berapa luas sisi permukaan limas itu?
Bagaimana rumus luas sisi limas segi empat tegak?
Cocokkan rumus luas sisi limas yang kamu temukan dengan
Jawaban Lembar Kerja Aktif
Terdapat satu bidang alas yang berbentuk persegi panjang dengan panjang 6
lebar 5 cm, dengan tinggi limas 4 cm. Maka terdapat dua segitiga yang
kongruen dengan panjang alas 6 cm dan dua segitiga yang kongruen dengan
panjang alas 5 cm.
Mencari tinggi segitiga ABT dan BCT:
Tinggi segitiga ABT = p
2
=
=
=
= 4,716
Tinggi segitiga BCT = q
2
=
=
=
= 5
l) = (6 5) = 30 cm
2
= 2 ( ) = 2 (
B
C
D
T
A
O
Permukaan limas = luas alas + jumlah luas sisi
141
(Petunjuk: tinggi segitiga pada limas dapat kamu peroleh dengan menghitung
Terdapat satu bidang alas yang berbentuk persegi panjang dengan panjang 6
lebar 5 cm, dengan tinggi limas 4 cm. Maka terdapat dua segitiga yang
kongruen dengan panjang alas 6 cm dan dua segitiga yang kongruen dengan
= 28,296 cm
2
luas alas + jumlah luas sisi-sisi tegak
142
= = 2(

) = 2(

5 5) = 25 cm
2
3. Luas permukaan limas
= luas ABCD + luas + + +
= (p l) + 2 (

) + 2(

)
= (6 5) + 2 (

6 4,716) + 2(

5 5)
= 30 + 28,296 + 25
= 83,296
Jadi, luas permukaan limas adalah 83,296 cm
2
Kesimpulan, rumus luas permukaan limas adalah jumlah luas sisi alas
ditambah luas semua sisi tegaknya.
Soal Tes Tertulis
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Alas sebuah limas beraturan berbentuk segi enam beraturan dengan panjang
sisi 12 cm dan tinggi segitiga pada bidang tegaknya 10 cm. Hitunglah luas alas
limas dan luas permukaan limas tersebut!
2. Sebuah tenda berbentuk limas segi empat dengan ukuran masing-masing
rusuk seperti pada gambar di samping. Hitunglah luas bahan yang digunakan
untuk membuat tenda tersebut!
Kunci Jawaban Soal Tes Tertulis
1. dik : limas segi enam beraturan, panjang sisi = 12 cm
tinggi segitiga pada bidang tegak = 15 cm
dit : luas permukaan limas?
Jawab :
Segi enam beraturan terdiri atas 6 buah segitiga sama sisi yang sama dan
sebangun. Untuk menghitung luas alas, dihitung dulu tinggi segitiga pada alas
limas. Alas limas
12 12
6 6
12
Bidang tegak
15
h
12
143
h
2
= 12
2
6
2
= 144 36
= 108
h = 108
= 3 36
= 6 3
Luas alas limas = 6 (
2
1
12 6 3 )
= 6 36 3
= 216 3
Jadi, luas alas limas adalah 96 3 cm
2
.
Luas permukaan limas = luas alas + (6 luas segitiga bidang tegak)
= 216 3 + [6 (
2
1
12 l5)]
= 216 3 + (6 90)
= 216 3 + 540
Jadi, luas permukaan limas tersebut adalah (216 3 + 540) cm
2
.
2. dik : tenda berbentuk limas segi empat, panjang sisi = 2 m
tinggi segitiga sisi tegak = 2,5 m
dit : luas bahan yang digunakan untuk membuat tenda?
Jawab :
Luas bahan yang digunakan untuk membuat tenda
merupakan luas selimut limas segi empat, maka:
Luas selimut limas = 4 5 , 2 2
2
1

= 10
Jadi, luas bahan yang digunakan untuk membuat tenda adalah 10 m
2
144
4. Pedoman Penilaian
Kegiatan Skor
Mengerjakan soal tes tertulis:
Soal No : 1-2
Nilai Akhir = Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimum
50
Mengetahui, Cirebon, 02 Mei 2011
Guru Pamong Guru Praktikan
Dra. Meliana Suciati Rahayu Widyastuti
NIP. 19660503 199903 2 004 NIM. 07450792
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 9 Cirebon
Djodjo Sutardjo, SE. MM
NIP. 19580311 198003 1 008
145
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Eksperimen 1
Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Cirebon
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : Genap
Tahun Ajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
Indikator
Menemukan dan menghitung rumus volume prisma tegak.
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta dapat menemukan dan menghitung rumus volume prisma tegak.
B. Materi Ajar
Menemukan dan menghitung rumus volume prisma tegak.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
146
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Apersepsi :
Membahas pekerjaan rumah yang telah ditugaskan pada pertemuan
sebelumnya.
- Motivasi :
Memotivasi peserta didik dengan memberitahu penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini, karena apabila materi ini dikuasai
dengan baik maka peserta didik dapat memahami menemukan dan
menghitung rumus volume prisma serta dapat digunakan dalam
pemecahan masalah dalam kehiduapan sehari-hari yang berkaitan dengan
volume prisma.
Kegiatan Inti (60 Menit)
a. Peserta didik diberikan stimulus tentang balok merupakan salah satu bentuk
prisma tegak serta diminta mengingat kembali rumus volume balok, untuk
dapat menemukan dan menghitung rumus volume prisma tegak.
b. Peserta didik diberikan hipotesis mengenai rumus volume prisma tegak.
c. Peserta didik dan guru bersama membahas contoh mengenai cara
menghitung volume prisma.
d. Peserta didik secara individu diminta mengerjakan soal latihan 5.
Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Evaluasi
b. Refleksi
c. Tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dari soal soal Tugas 5
dan memberikan wawasan materi yang akan datang.
F. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Bahan Ajar Matematika Prisma dan Limas Tegak Untuk SMP
Kelas VIII
147
Alat : Bangun ruang balok dan prisma segitiga siku-siku tegak.
I. Teknik Penilaian
1. Teknik : tugas individu.
2. Bentuk Instrumen : uraian singkat
3. Contoh Instrumen : soal tes tertulis
Soal Tes Tertulis
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Hitunglah volume prisma berikut ini!
2. Diketahui sebuah prisma segi enam beraturan
ABCDEF.GHIJKL dengan AB = AT = BT = 6cm dan tinggi
prisma 12cm. Tentukan
a. luas alas prisma
b. volume prisma!
3. Kolam renang berukuran panjang 20 m dan lebarnya 8 m. Kedalaman air pada
ujung yang dangkal 2 m, terus melandai hingga pada ujung yang dalam 3 m.
Tentukan volume air di dalam kolam!
Kunci Jawaban soal tertulis
1. dik : a. prisma alasnya trapesium, panjang sisi sejajar = 7 cm dan 3 cm, tinggi
trapesimun = 4 cm, tinggi prisma = 10 cm
b. prisma alasnya persegi panjang, panjang = 6 cm dan lebar = 7 cm,
148
tinggi prisma = 8 cm.
c. prisma segitiga siku-siku, panjang sisi siku = 12 cm dan 5 cm,
tinggi prisma = 15 cm
dit : volume masing-msing prisma?
Jawab
a. volume prisma = luas alas tinggi
=
( )
10
2
4 3 7

+
= 20 10
= 200
Jadi, volume prisma tersebut adalah 200 cm
2
.
b. volume prisma = luas alas tinggi
= 6 7 8
= 336
Jadi, volume prisma tersebut adalah 336 cm
2
.
c. volume prisma = luas alas tinggi
= 15 12 5
2
1

= 450
Jadi, volume prisma tersebut adalah 450 cm
2
.
2. dik : prisma segi enam, AB = AT = BT = 6 cm;
tinggi prisma = 12 cm
dit : a. luas alas prisma
b. volume prisma
Jawab
a. Alas prisma berbentuk segitiga sama sisi,
maka panjang TP;
TP
2
= AT
2
AP
2
= 6
2
3
2
= 36 9
T
B A
P
149
= 27
TP = 27
= 3 9
= 3 3
Luas alas = 6 3 3 6
2
1

= 54 3
Jadi, luas alas prisma adalah 54 3 cm
2
b. Volume prisma = luas alas tinggi
= 54 3 6
= 324 3
Jadi, volume prisma adalah 324 3 cm
3
3. dik : kolam renang berbentuk prisma dengan alas trapesium.
panjang sisi-sisi sejajar = 3 m dan 2 m; tinggi trapesium = 20 m
tinggi prisma = 8 m
dit : volume air di dalam kolam?
Jawab
Volume prisma = luas alas tinggi
=
( )
8
2
20 2 3

+
= 400
Jadi, volume air dalam kolam renang adalah 400 m
3
150
4. Pedoman Penilaian
Kegiatan Skor
Mengerjakan soal tes tertulis:
Soal No. : 1
Soal No. : 2
Soal No. : 3
Nilai Akhir = Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimum
60
20
20
Mengetahui, Cirebon, 02 Mei 2011
Guru Pamong Guru Praktikan
Dra. Meliana Suciati Rahayu Widyastuti
NIP. 19660503 199903 2 004 NIM. 07450792
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 9 Cirebon
Djodjo Sutardjo, SE. MM
NIP. 19580311 198003 1 008
151
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Eksperimen 1
Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Cirebon
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : Genap
Tahun Ajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
Indikator
Menemukan dan menghitung rumus volume limas tegak
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta dapat menemukan dan menghitung volume limas tegak.
B. Materi Ajar
Menemukan dan menghitung rumus volume limas tegak
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas.
Model Inkuiri
152
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Apersepsi :
Membahas pekerjaan rumah yang telah ditugaskan pada pertemuan
sebelumnya.
- Motivasi :
Memotivasi peserta didik dengan memberitahu penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini, karena apabila materi ini dikuasai
dengan baik maka peserta didik dapat memahami menemukan dan
menghitung rumus volume limas serta dapat digunakan dalam pemecahan
masalah dalam kehiduapan sehari-hari yang berkaitan dengan volume
limas.
Kegiatan Inti (60 Menit)
a. Peserta didik diberikan stimulus tentang balok merupakan salah satu bentuk
prisma tegak serta diminta mengingat kembali rumus volume kubus, untuk
dapat menemukan dan menghitung rumus volume prisma tegak.
b. Peserta didik diberikan hipotesis mengenai rumus volume limas tegak.
c. Peserta didik diminta mengerjakan Lembar Kerja Aktif secara
berkelompok.
d. Peserta didik dikondisikan oleh guru dalam 6 kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 6 peserta didik yang heterogen.
e. Peserta didik dibebaskan untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai
dengan hipotesis.
f. Peserta didik dibimbing oleh guru untuk mendapatkan informasi harus
melalui percobaan dengan mengerjakan Lembar Kerja Aktif.
g. Peserta didik diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil olahan data
yang terkumpul.
h. Peserta didik dibantu oleh guru dalam menyimpulkan rumus volume limas,
apakah sudah cocok dengan hipotesis?.
i. Peserta didik dan guru bersama membahas
menghitung volume limas
j. Peserta didik secara individu d
Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Evaluasi
b. Refleksi
c. Tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dari soal
dan memberikan wawasan materi yang akan datang.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Bahan Ajar Matematika Prisma dan Limas Tegak Untuk SMP
Kelas VIII
Alat : Bangun ruang kubus
F. Teknik Penilaian
1. Teknik
2. Bentuk Instrumen
3. Contoh Instrumen
Lembar Kerja Aktif
Kerjakan dengan kelompokmu!
Bahan: kerangka kubus dan benang.
1. Berilah nama kerangka kubus itu dengan huruf
B, C, D, E, F, C,
2. Buatlah diagonal ruang
benang pada titik sudut
(lihat gambar di samping)
Peserta didik dan guru bersama membahas contoh mengenai cara
volume limas.
Peserta didik secara individu diminta mengerjakan soal latihan
(10 menit)
Tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dari soal
dan memberikan wawasan materi yang akan datang.
Alat dan Sumber Belajar
Bahan Ajar Matematika Prisma dan Limas Tegak Untuk SMP
Kelas VIII
Bangun ruang kubus dan benang.
Teknik Penilaian
: tugas individu.
Bentuk Instrumen : uraian singkat
Contoh Instrumen : lembar kerja aktif dan soal tes tertulis
Lembar Kerja Aktif
Kerjakan dengan kelompokmu!
Bahan: kerangka kubus dan benang.
Berilah nama kerangka kubus itu dengan huruf A,
C, dan H!
Buatlah diagonal ruang kubus dengan mengikatkan
benang pada titik sudut-titik sudut kerangka kubus
(lihat gambar di samping).
153
contoh mengenai cara
iminta mengerjakan soal latihan 6.
Tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dari soal soal Tugas 6
Bahan Ajar Matematika Prisma dan Limas Tegak Untuk SMP
dan soal tes tertulis
154
3. Namakan titik potong pertemuan diagonal ruang dengan T. Bangun T.ABCD
merupakan salah satu limas dengan alas persegi. Berapa banyak limas yang
terjadi?
4. Jika panjang rusuk kubus itu a, berapakah volume kubus itu?
5. Berapakah tinggi limas T.ABCD?
6. Bagaimana rumus volume limas T.ABCD?
Jika 6 volume limas = volume kubus
7. Cocokkan rumus volume limas yang kamu temukan dengan
Jawaban Lembar Kerja Aktif
1.
2.
3. 6 limas
4. Volume kubus = a a a
5. Tinggi limas =

FB =

a
6. 6 volume limas = volume kubus
6 volume limas = a a a
volume limas =

a a a
volume limas =

a a

a 2 a a = La dan

a = t
volume limas =

a a 2t
volume limas =

La t
jadi, rumus volume limas adalah

La t
Volume limas =
3
1
luas alas tinggi
155
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
No.
Nama
Kelompok
Aspek yang Dinilai
Ket.
Keaktifan Kerja sama
Keberanian
menyampaikan
pendapat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Kelompok V
Kelompok VI
Keterangan :
A = baik
B = sedang
C = kurang
156
157
Soal Tes Tertulis
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang sisi 16 cm, dan tinggi
segitiga pada bidang tegaknya 17 cm. Hitunglah volume limas tersebut!
2. Sebuah limas yang alasnya berbentuk segitiga siku-siku dengan ukuran
panjang sisi-sisinya 15 cm, 12 cm, dan 13 cm. Jika tinggi limas 10 cm,
tentukan volume limas tersebut!
3. Gambar di samping adalah kubus ABCD.EFGH dengan
panjang rusuk 9 cm. Titik O adalah titik pusat bidang EFGH.
Hitunglah volume limas O.ABCD!
Kunci Jawaban soal tertulis
1. dik : limas berbentuk persegi, panjang sisi = 16 cm;
tinggi segitiga pada bidang tegak = 17 cm
dit : volume limas?
Jawab
Untuk menghitung volume limas, terlebih dahulu mencari tinggi limas.
t
2
= 17
2
8
2
= 289 64
= 225
t = 225
= 15
Jadi, tinggi limas adalah 15 cm
Volume limas =
3
1
luas alas tinggi
=
3
1
16 16 15
= 1.280 cm
3
Jadi, volume limas tersebut adalah 1.280 cm
3
158
2. dik : limas alasnya segitiga siku-siku, sisi-sisinya = 12 cm, 13 cm, dan
15 cm
tinggi limas = 10 cm
dit : volume limas?
Jawab
Volume limas =
3
1
luas alas tinggi
=
3
1
13 12
2
1
10
= 260
Jadi, volume limas tersebut adalah 260 cm
3
3. dik : limas O.ABCD alasnya berbentuk persegi, panjang sisi = 9 cm.
tinggi limas = 9 cm
dit : volume limas O.ABCD?
Jawab
Volume limas =
3
1
luas alas tinggi
=
3
1
9 9 10
= 243
Jadi, volume limas tersebut adalah 243 cm
3
159
4. Pedoman Penilaian
Kegiatan Skor
Mengerjakan soal tes tertulis:
Soal No. : 1 - 3
Nilai Akhir = Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimum
33,33
Mengetahui, Cirebon, 02 Mei 2011
Guru Pamong Guru Praktikan
Dra. Meliana Suciati Rahayu Widyastuti
NIP. 19660503 199903 2 004 NIM. 07450792
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 9 Cirebon
Djodjo Sutardjo, SE. MM
NIP. 19580311 198003 1 008
160
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Kontrol Eksperimen 2
Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Cirebon
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : Genap
Tahun Ajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian-
bagianya.
Indikator
a. Mengenal prisma tegak dan menyebutkan bagian-bagian prisma tegak: titik
sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang
diagonal, dan tinggi.
b. Mengenal limas tegak dan menyebutkan bagian-bagian limas tegak: titik
sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang
diagonal, dan tinggi.
A. Tujuan Pembelajaran
a.Peserta didik dapat mengenal prisma tegak dan menyebutkan bagian-bagian
prisma tegak: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal
ruang, bidang diagonal, dan tinggi.
161
Lampiran 3
b. Peserta didik dapat mengenal limas tegak dan menyebutkan bagian-bagian
limas tegak: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal
ruang, bidang diagonal, dan tinggi.
B. Materi Ajar
Prisma dan Limas Tegak
a. Pengertian Prisma dan Limas
b. Diagonal Bidang, Diagonal Ruang, dan Bidang Diagonal Prisma dan
Limas
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
D. Langkah- langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (10 menit)
- Perkenalan dan tatap muka.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Apersepsi :
- Mengingatkan kembali tentang tentang kubus dan balok.
- Motivasi :
Memotivasi peserta didik dengan memberitahu penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini, karena apabila materi ini dikuasai
dengan baik maka peserta didik dapat memahami pengertian prisma dan
limas serta bagian-bagiannya dan dapat menggunakannya dalam
pemecahan masalah sehari-hari.
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Peserta didik diberikan stimulus oleh guru berupa pemberian materi
tentang pengertian prisma dan limas serta bagian-bagiannya.
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
mengenai bagian-bagian prisma dan limas.
162
Lampiran 3
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh-contoh
soal mengenai bagian-bagian prisma dan limas.
d. Perserta didik mengerjakan soal-soal evaluasi diri 1.
e. Peserta didik dan guru bersama sama membahas jawaban dari soal-soal
evaluasi diri 1tersebut.
Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Evaluasi
b. Refleksi
c. Tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dan memberikan
wawasan materi yang akan datang.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Membangun Kompetensi Matematika 2: Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs
Alat : Benda-benda berbentuk prisma dan limas serta bangun
bangun ruang prisma dan limas.
F. Teknik Penilaian
1. Teknik : tugas individu.
2. Bentuk Instrumen : uraian singkat
3. Contoh Instrumen : lembar diskuksi siswa dan soal tes tertulis
Soal Tes Tertulis
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Perhatikan Gambar di samping!
a. Apa nama bangun ruang tersebut?
b. Sebutkan bidang alas dan bidang atasnya!
c. Sebutkan semua rusuk tegaknya!
d. Sebutkan semua sisi tegaknya!
163
Lampiran 3
e. Sebutkan semua diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang
diagonalnya!
2. Gambar di samping menunjukkan limas segi enam beraturan TABCDEF.
a. Sebutkan rusuk-rusuk yang sama panjang!
b. Sebutkan sisi-sisi yang kongruen!
c. Sebutkan semua diagonal bidang alasnya!
d. Sebutkan bidang diagonal-bidang diagonal!
bangun tersebut!
3. Perhatikan gambar di samping!
a. Apa nama bangun ruang tersebut!
b. Berapa banyaknya bidang tegak!
c. Bagaimana bentuk sisi tegaknya!
d. Berapa banyak rusuknya!
4. Perhatikan gambar di samping!
a. Apa nama bangun ruang tersebut!
b. Bagaimana bentuk sisi tegaknya!
c. Berapa banyak rusuknya!
Kunci Jawaban Soal Tes Tertulis
1. a. Nama bangun ruang tersebut adalah prisma segi enam.
b. Bidang alas : ABCDEF ; dan Bidang atas : GHIJKL
c. rusuk tegaknya : AG, HB, CI, DJ, EK, dan FL.
d. sisi tegaknya : ABGH, BCHI, CDIJ, DEJK, EKFL, dan AFLG.
e. - diagonal bidang: AD, BE, CF, GJ, HK, dan IL.
- diagonal ruang: AK, AJ, AI, BK, BJ, BL, CG, CL, CK, DG, DH, DK,
EI, EH, EG, FJ, FI, dan.FG
- bidang diagonal: AGIC, AGDJ, AGKE, HBJD, HBKE, HBLF, CIKE,
CILF, CIAG, DJLF, DJAG, DJHB, EKGA, EKHB,
EKIC, LFHB, LFIC, dan LFJD.
2. a. Rusuk-rusuk yang sama panjang :
AB = BC = CD = DE = EF = FA dan
164
Lampiran 3
TA = TB = TC = TD = TE = TF
b. TAB ~ TBC ~ TCD ~ TDE ~ TEF ~ TFA
c. AC, AD, AE, BD, BE, FB, CE, CF, CA, dan DF.
d. TAC, TAD, TAE, TBD, TBE, TBF, TCE, TCF, dan TDF.
3. a. prisma segitiaga beraturan
b. 3
c. persegi panjang
d. 9
4. a. limas segi empat beraturan
b. segitiga
c. 8
165
Lampiran 3
4. Pedoman Penilaian
Kegiatan Skor
Mengerjakan soal tes tertulis:
Soal No. : 1 - 4
Nilai Akhir = Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimum
25
Mengetahui, Cirebon, 02 Mei 2011
Guru Pamong Guru Praktikan
Hotli Sianturi, S.Pd Suciati Rahayu Widyastuti
NIP. 19700612 199802 1 002 NIM. 07450792
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 9 Cirebon
Djodjo Sutardjo, SE. MM
NIP. 19580311 198003 1 008
166
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Eksperimen 2
Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Cirebon
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : Genap
Tahun Ajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
Indikator
a. Membuat jaring-jaring prisma tegak.
b. Membuat jaring-jaring limas tegak.
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat membuat jaring-jaring prisma tegak.
b. Peserta didik dapat membuat jaring-jaring limas tegak.
B. Materi Ajar
a. Menggambar prisma dan limas tegak
b. Menggambar jaring-jaring prisma dan limas tegak.
167
Lampiran 3
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (10 menit)
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Apersepsi :
Membahas pekerjaan rumah yang telah ditugaskan pada pertemuan
sebelumnya.
- Motivasi :
Memotivasi peserta didik dengan memberitahu penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini, karena apabila materi ini dikuasai
dengan baik maka peserta didik dapat memahami cara menggambar
prisma dan limas serta cara menggambar jaring-jaring prisma dan limas.
Kegiatan Inti (60 Menit)
a. Peserta didik diberi stimulus berupa pemberian materi tentang cara
menggambar prisma dan limas serta cara menggambar jaring-jaring prisma
dan limas.
b. Peserta didik diminta untuk mengulang cara menggambar prisma dan
limas serta cara menggambar jaring-jaring prisma dan limas.
c. Perserta didik mengerjakan soal-soal evaluasi diri 2 secara individu.
d. Peserta didik dan guru bersama-sama membahas jawaban dari soal-soal
evaluasi diri 1 tersebut.
Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Evaluasi
b. Refleksi
c. Tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dan memberikan
wawasan materi yang akan datang.
168
Lampiran 3
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Membangun Kompetensi Matematika 2: Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs
Alat : Jaring-jaring prisma dan limas.
F. Teknik Penilaian
1. Teknik : tugas individu.
2. Bentuk Instrumen : uraian singkat
3. Contoh Instrumen : lembar diskuksi siswa dan soal tes tertulis
Soal Tes Tertulis
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Gambarlah sebuah prisma yang alasnya berbentuk segi lima beraturan,
selanjutnya buatlah jaring-jaring menurut kreativitasmu sendiri!
2. Gambarlah sebuah limas yang alasnya berbentuk segi empat, selanjutnya
buatlah jaring-jaring menurut kreativitasmu sendiri!
Jawaban Soal Tes Tertulis
1.
2.
169
Lampiran 3
4.Pedoman Penilaian
Kegiatan Skor
Mengerjakan soal tes tertulis:
Soal No. : 1 - 2
Nilai Akhir = Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimum
50
Mengetahui, Cirebon, 02 Mei 2011
Guru Pamong Guru Praktikan
Hotli Sianturi, S.Pd Suciati Rahayu Widyastuti
NIP. 19700612 199802 1 002 NIM. 07450792
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 9 Cirebon
Djodjo Sutardjo, SE. MM
NIP. 19580311 198003 1 008
170
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Eksperimen 2
Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Cirebon
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : Genap
Tahun Ajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
Indikator
a. Menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan prisma.
b. Menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan limas.
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menggunakan rumus untuk menghitung luas
permukaan prisma.
b. Peserta didik dapat menggunakan rumus untuk menghitung luas
permukaan limas.
B. Materi Ajar
a. Luas permukaan prisma tegak
b. Luas permukaan limas tegak.
171
Lampiran 3
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (10 menit)
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Apersepsi :
Membahas pekerjaan rumah yang telah ditugaskan pada pertemuan
sebelumnya.
- Motivasi :
Memotivasi peserta didik dengan memberitahu penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini, karena apabila materi ini dikuasai
dengan baik maka peserta didik dapat memahami menggunakan rumus
untuk menghitung luas permukaan prisma dan limas serta dapat digunakan
dalam pemecahan masalah dalam kehiduapan sehari-hari yang berkaitan
dengan luas permukaan prisma dan limas.
Kegiatan Inti (60 Menit)
a. Peserta didik diberikan stimulus oleh guru berupa pemberian materi
tentang menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan prisma
dan limas
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan prisma dan limas
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh-contoh
soal mengenai menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan
prisma dan limas
d. Perserta didik mengerjakan soal-soal evaluasi diri 3 dan 4.
e. Peserta didik dan guru bersama-sama membahas jawaban dari evaluasi diri
3 dan 4 tersebut.
172
Lampiran 3
Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Evaluasi
b. Refleksi
c. Tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dan memberikan
wawasan materi yang akan datang.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Membangun Kompetensi Matematika 2: Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs
Alat : Jaring-jaring prisma dan limas.
F. Teknik Penilaian
1. Teknik : tugas individu.
2. Bentuk Instrumen : uraian singkat
3. Contoh Instrumen : soal tes tertulis
Soal Tes Tertulis
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Alas sebuah prisma berbentuk persegi panjang dengan panjang 12 cm dan
lebar 8 cm. Jika tinggi prisma 15 cm, hitunglah luas permukaan prisma
tersebut!
2. Hitunglah luas permukaan dari prisma berikut ini!
3. Alas sebuah limas beraturan berbentuk segi enam beraturan dengan panjang
sisi 10 cm dan tinggi segitiga pada bidang tegaknya 15 cm. Hitunglah luas alas
limas dan luas permukaan limas tersebut!
4. Sebuah tenda berbentuk limas segi empat dengan
ukuran masing-masing rusuk seperti pada gambar di
173
Lampiran 3
samping. Hitunglah luas bahan yang digunakan untuk membuat tenda
tersebut!
Kunci Jawaban Soal Tes Tertulis
1. dik : prisma alasnya persegi panjang, panjang = 12 cm ; lebar = 8 cm
tinggi prisma = 15 cm
dit : luas permukaan prisma?
Jawab :
Luas permukaan prisma = (2 luas alas) + (keliling alas tinggi prisma)
= (2 12 8) + ((12 + 8 +12 + 8) 15)
= 192 + 600
= 792
Jadi, luas permukaan prisma adalah 792 cm
2
2. dik : prisma alasnya trapesium, panjang sisi sejajarnya 7 cm dan 13 cm
dan
sisi lainya yang miring 10 cm.
tinggi prisma 30 cm.
dit : luas permukaan prisma?
Jawab :
alas prisma diberi nama ABCD.
AB = 13 cm; CD = 7 cm; AD = 10,
AQ = AB CD = 13 -7 = 6 cm,
maka panjang DQ (tinggi trapesium):
DQ
2
= AD
2
- AQ
2
= 10
2
6
2
= 100 36
= 64
DQ = 8
Luas permukaan prisma = (2 luas alas) + (keliling alas tinggi prisma)
=
( )
|
.
|

\
| +

2
8 7 13
2 + ((13 + 8 + 7 + 10) 30)
A
Q
B
C D
174
Lampiran 3
= 160 + 1.140
= 1.300
Jadi, luas permukaan prisma adalah 1.300 cm
2
3. dik : limas berbentuk persegi, panjang sisi = 10 cm
tinggi segitiga pada sisi tegak = 15 cm
dit : luas permukaan limas?
Jawab :
Luas permukaan limas = luas alas + jumlah luas seluruh sisi tegak
= (10 10) + ( 4 15 10
2
1
)
= 100 + 300
= 400
Jadi, luas permukaan limas adalah 400 cm
2
4. dik : limas segi enam beraturan, panjang sisi = 12 cm
tinggi segitiga pada bidang tegak = 15 cm
dit : luas permukaan limas?
Jawab :
Segi enam beraturan terdiri atas 6 buah segitiga sama sisi yang sama dan
sebangun. Untuk menghitung luas alas, dihitung dulu tinggi segitiga pada alas
limas.
h
2
= 12
2
6
2
= 144 36
= 108
= 108 h
= 3 36
Alas limas
12 12
6 6
12
Bidang tegak
15
h
12
12
175
Lampiran 3
= 6 3
Luas alas limas = 6 (
2
1
12 6 3 )
= 6 36 3
= 216 3
Jadi, luas alas limas adalah 96 3 cm
2
.
Luas permukaan limas = luas alas + (6 luas segitiga bidang tegak)
= 216 3 + [6 (
2
1
12 l5)]
= 216 3 + (6 90)
= 216 3 + 540
Jadi, luas permukaan limas tersebut adalah (216 3 + 540) cm
2
.
5. dik : tenda berbentuk limas segi empat, panjang sisi = 2 m
tinggi segitiga sisi tegak = 2,5 m
dit : luas bahan yang digunakan untuk membuat tenda?
Jawab :
Luas bahan yang digunakan untuk membuat tenda
merupakan luas selimut limas segi empat, maka:
Luas selimut limas = 4 5 , 2 2
2
1

= 10
Jadi, luas bahan yang digunakan untuk membuat tenda adalah 10 m
2
176
Lampiran 3
4. Pedoman Penilaian
Kegiatan Skor
Mengerjakan soal tes tertulis:
Soal No. : 1 - 5
Nilai Akhir = Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimum
20
Mengetahui, Cirebon, 02 Mei 2011
Guru Pamong Guru Praktikan
Hotli Sianturi, S.Pd Suciati Rahayu Widyastuti
NIP. 19700612 199802 1 002 NIM. 07450792
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 9 Cirebon
Djodjo Sutardjo, SE. MM
NIP. 19580311 198003 1 008
177
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Eksperimen 2
Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Cirebon
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : Genap
Tahun Ajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
Indikator
a. Menggunakan rumus untuk menghitung volume prisma tegak.
b. Menggunakan rumus untuk menghitung volume limas tegak.
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta dapat menggunakan rumus untuk menghitung volume prisma
tegak.
b. Peserta dapat menggunakan enggunakan rumus untuk menghitung volume
limas tegak.
B. Materi Ajar
a. Menggunakan rumus untuk mengitung volume prisma tegak.
b. Menggunakan rumus untuk mengitung volume limas tegak.
178
Lampiran 3
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Apersepsi :
Membahas pekerjaan rumah yang telah ditugaskan pada pertemuan
sebelumnya.
- Motivasi :
Memotivasi peserta didik dengan memberitahu penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini, karena apabila materi ini dikuasai
dengan baik maka peserta didik dapat memahami menggunakan rumus
untuk menghitung luas permukaan prisma dan limas serta dapat digunakan
dalam pemecahan masalah dalam kehiduapan sehari-hari yang berkaitan
dengan luas permukaan prisma dan limas.
Kegiatan Inti (60 Menit)
a. Peserta didik diberikan stimulus oleh guru berupa pemberian materi
tentang menggunakan rumus untuk menghitung volume prisma dan limas
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
menggunakan rumus untuk menghitung volume prisma dan limas
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh-contoh
soal mengenai menggunakan rumus untuk menghitung volume prisma dan
limas
d. Perserta didik mengerjakan soal-soal evaluasi diri 5 dan 6.
e. Peserta didik dan guru bersama-sama membahas jawaban dari evaluasi diri
5 dan 6 tersebut.
Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Evaluasi
179
Lampiran 3
b. Refleksi
c. Tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dan memberikan
wawasan materi yang akan datang.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Membangun Kompetensi Matematika 2: Untuk Kelas VIII
SMP dan MTs
Alat : Bangun ruang kubus, prisma segi tiga, prisma segi enam, dan
limas segi empat.
F. Teknik Penilaian
1. Teknik : tugas individu.
2. Bentuk Instrumen : uraian singkat
3. Contoh Instrumen : soal tes tertulis
Soal Tes Tertulis
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Hitunglah volume prisma berikut ini!
2. Diketahui sebuah prisma segi enam beraturan
ABCDEF.GHIJKL dengan AB = AT = BT = 6cm dan tinggi
prisma 12cm. Tentukan
a. luas alas prisma
b. volume prisma!
3. Sebuah limas yang alasnya berbentuk segitiga siku-siku dengan ukuran
panjang sisi-sisinya 15 cm, 12 cm, dan 13 cm. Jika tinggi limas 10 cm,
tentukan volume limas tersebut!
180
Lampiran 3
4. Gambar di samping adalah kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 9 cm.
Titik O adalah titik pusat bidang EFGH. Hitunglah volume limas O.ABCD!
Kunci Jawaban soal tertulis
1. dik : a. prisma alasnya trapesium, panjang sisi sejajar = 7 cm dan 3 cm, tinggi
trapesimun = 4 cm, tinggi prisma = 10 cm
b. prisma alasnya persegi panjang, panjang = 6 cm dan lebar = 7 cm,
tinggi prisma = 8 cm.
c. prisma segitiga siku-siku, panjang sisi siku = 12 cm dan 5 cm,
tinggi prisma = 15 cm
dit : volume masing-msing prisma?
Jawab
a. volume prisma = luas alas tinggi
=
( )
10
2
4 3 7

+
= 20 10
= 200
Jadi, volume prisma tersebut adalah 200 cm
2
.
b. volume prisma = luas alas tinggi
= 6 7 8
= 336
Jadi, volume prisma tersebut adalah 336 cm
2
.
c. volume prisma = luas alas tinggi
= 15 12 5
2
1

= 450
Jadi, volume prisma tersebut adalah 450 cm
2
.
2. dik : prisma segi enam, AB = AT = BT = 6 cm;
tinggi prisma = 12 cm
dit : a. luas alas prisma
b. volume prisma
181
Lampiran 3
Jawab
a. Alas prisma berbentuk segitiga sama sisi,
maka panjang TP;
TP
2
= AT
2
AP
2
= 6
2
3
2
= 36 9
= 27
TP = 27
= 3 9
= 3 3
Luas alas = 6 3 3 6
2
1

= 54 3
Jadi, luas alas prisma adalah 54 3 cm
2
b. Volume prisma = luas alas tinggi
= 54 3 6
= 324 3
Jadi, volume prisma adalah 324 3 cm
3
3. dik : limas alasnya segitiga siku-siku, sisi-sisinya = 12 cm, 13 cm, dan
15 cm
tinggi limas = 10 cm
dit : volume limas?
Jawab
Volume limas =
3
1
luas alas tinggi
=
3
1
13 12
2
1
10
= 260
Jadi, volume limas tersebut adalah 260 cm
3
T
A B
P
182
Lampiran 3
4. dik : limas O.ABCD alasnya berbentuk persegi, panjang sisi = 9 cm.
tinggi limas = 9 cm
dit : volume limas O.ABCD?
Jawab
Volume limas =
3
1
luas alas tinggi
=
3
1
9 9 10
= 243
Jadi, volume limas tersebut adalah 243 cm
3
183
Lampiran 3
4. Pedoman Penilaian
Kegiatan Skor
Mengerjakan soal tes tertulis:
Soal No. : 1 - 4
Nilai Akhir = Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimum
25
Mengetahui, Cirebon, 02 Mei 2011
Guru Pamong Guru Praktikan
Hotli Sianturi, S.Pd Suciati Rahayu Widyastuti
NIP. 19700612 199802 1 002 NIM. 07450792
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 9 Cirebon
Djodjo Sutardjo, SE. MM
NIP. 19580311 198003 1 008
184
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Eksperimen 2
Nama Sekolah : SMP Negeri 9 Cirebon
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : Genap
Tahun Ajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian-
bagianya.
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
Indikator
a. Mengenal prisma tegak dan menyebutkan bagian-bagian prisma tegak: titik
sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang
diagonal, dan tinggi.
b. Mengenal limas tegak dan menyebutkan bagian-bagian limas tegak: titik
sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang
diagonal, dan tinggi.
c. Membuat jaring-jaring prisma tegak.
d. Membuat jaring-jaring limas tegak.
e. Menemukan dan menghitung rumus luas permukaan prisma
185
Lampiran 3
f. Menemukan dan menghitung rumus luas permukaan limas.
g. Menemukan dan menghitung rumus volume prisma tegak.
h. Menemukan dan menghitung rumus volume limas tegak.
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat mengenal prisma tegak dan menyebutkan bagian-
bagian prisma tegak: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang,
diagonal ruang, bidang diagonal, dan tinggi.
b. Peserta didik dapat mengenal limas tegak dan menyebutkan bagian-bagian
limas tegak: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang,
diagonal ruang, bidang diagonal, dan tinggi.
c. Peserta didik dapat membuat jaring-jaring prisma tegak.
d. Peserta didik dapat membuat jaring-jaring limas tegak.
e. Peserta didik dapat menemukan dan menghitung rumus luas permukaan
prisma.
f. Peserta didik dapat menemukan dan menghitung rumus luas permukaan
limas.
g. Peserta dapat menemukan dan menghitung rumus volume prisma tegak.
h. Peserta dapat menemukan dan menghitung rumus volume limas tegak.
B. Materi Ajar
Prisma dan Limas Tegak
a. Pengertian Prisma dan Limas
b. Diagonal Bidang, Diagonal Ruang, dan Bidang Diagonal Prisma dan
Limas
c. Menggambar prisma dan limas tegak
d. Menggambar jaring-jaring prisma dan limas tegak.
e. Menemukan dan menghitung rumus luas permukaan prisma tegak
f. Menemukan dan menghitung rumus luas permukaan limas tegak.
g. Menemukan dan menghitung rumus volume prisma tegak.
186
Lampiran 3
h. Menemukan dan menghitung rumus volume limas tegak.
C. Kegiatan Awal
Motivasi:
Memotivasi peserta didik agar dapat mengerjakan soal-soal ulangan harian
dengan baik berkaitan dengan mated soal persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel dan bekerja secara individu.
Kegiatan Inti (40 menit)
a. Peserta didik diminta menyediakan kertas ulangan dan peralatan tulis
secukupnya di atas meja karena akan diadakan ulangan harian.
b. Peserta didik diberikan lembaran soal ulangan harian
c. Peserta didik diingatkan waktu pengerjaan soal ulangan harian, serta diberi
peringatan bahwa ada sanksi bila peserta didik mencontek pekerjaan
temannya.
d. Setelah waktu yang ditentukan selesai peserta didik diminta
untuk mengumpulkan kertas ulangan harian.
Kegiatan Akhir
Peserta didik diingatkan untuk belajar lebih keras untuk persiapan UAS
D. Alat dan Sumber Belajar Sumber:
Bahan Ajar Matematika Prisma dan Limas Tegak untuk SMP Kelas VIII
E. Teknik Penilaian
1. Teknik : tugas individu, ulangan harian
2. Bentuk Instrumen : pilihan ganda
3. Contoh Instrumen : soal pilihan ganda
Lampiran 4
187
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
BENTUK TES PILIHAN GANDA
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : II (Dua)
Ajaran : 2010/2011
No. Kompetensi Dasar Materi Ajar Indikator
Jenjang Kognitif
Jumlah
C
1
C
2
C
3
1.
5.1 Mengidentifikasi
sifat-sifat kubus, balok,
prisma dan limas
Prisma dan Limas
Pengertian prisma dan
limas tegak
Diagonal bidang,
diagonal ruang dan
bidang diagonal prisma
dan limas tegak
Mengenal dan menyebutkan bagian-
bagian prisma tegak: titik sudut,
rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal
bidang, diagonal ruang, bidang
diagonal, dan tinggi.
Mengenal dan menyebutkan bagian-
bagian limas tegak: titik sudut,
rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal
bidang, diagonal ruang, bidang
diagonal, dan tinggi.
4
9
15
17
4
2.
5.2 Membuat jaring-
jaring kubus, balok,
Menggambar prisma Mengenal jaring-jaring prisma tegak 1 2
Lampiran 4
188
prisma dan limas dan limas tegak
Menggambar jaring-
jaring prisma dan limas
tegak
Mengenal jaring-jaring limas tegak 8
3.
5.3 Menghitung luas
permukaan dan volume
kubus, balok, prisma
dan limas
Luas permukaan prisma
dan limas tegak
Volume prisma dan
limas tegak
Menemukan dan menghitung rumus
luas permukaan prisma tegak.
Menemukan dan menghitung rumus
luas permukaan limas tegak.
Menemukan dan menghitung rumus
volume prisma tegak.
Menemukan dan menghitung rumus
volume limas tegak.
2
19
18
6
7
11
12
16
3
5
10
13
14
20
14
Keterangan :
C
1
: Tingkat Pengetahuan
C
2
: Tingkat Pemahaman
C
3
: Tingkata Penerapan
Lampiran 5
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Gambar di samping merupakan jaring
a. Limas segi empat
b. Limas segi lima
c. Prisma segi empat
d. Prisma segi enam
2. Gambar di samping
Luas permukaan prisma tersebut adalah...
a. 106 cm
2
b. 108 cm
2
3. Tenda berikut berbentuk
Luas bahan yang digunakan untuk membuat tenda tersebut adalah
a. 24 m
2
b. 36 m
2
4. Banyaknya bidang sisi pada prisma segi tiga adalah ...
a. 2 buah
b. 3 buah
5. Limas segi empat beraturan dengan sisi alas 10 cm, tinggi
segitiga bidang sisi tegaknya 13 cm, maka
adalah ...
a. 15 cm
b. 12 cm
SOAL TES
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
Gambar di samping merupakan jaring-jaring ...
Limas segi empat
Limas segi lima
Prisma segi empat
Prisma segi enam
Gambar di samping merupakan prisma tegak segitiga siku-siku.
Luas permukaan prisma tersebut adalah...
c. 120 cm
2
d. 128 cm
2
Tenda berikut berbentuk limas.
Luas bahan yang digunakan untuk membuat tenda tersebut adalah
c. 96 m
2
d. 192 m
2
Banyaknya bidang sisi pada prisma segi tiga adalah ...
c. 4 buah
d. 5 buah
empat beraturan dengan sisi alas 10 cm, tinggi
segitiga bidang sisi tegaknya 13 cm, maka tinggi limas itu
c. 10 cm
d. 6 cm
189
siku.
2
2
Luas bahan yang digunakan untuk membuat tenda tersebut adalah
Lampiran 5
6. Alas limas T.ABCD merupakan persegi dengan AB = BC = CD = AD = 12
cm . Jika panjang TE = 10 cm.
Luas permukaan limas tersebut adalah ...
a. 336 cm
2
b. 384 cm
2
7. Alas sebuah limas berbentuk
limas 12 cm. Luas permukaan limas tersebut adalah ...
a. 300 cm
2
b. 340 cm
2
8. Gambar di samping adalah jaring
a. Prisma segitiga
b. Prisma segi lima
c. Limas segitiga
d. Limas segi lima
9. Banyak titik sudut pada limas segi empat adalah ...
a. 2 buah
b. 3 buah
10. Sebuah kaleng berbentuk prisma tegak yang alasnya berbentuk persegi
panjang dengan panjang
kaleng tersebut adalah ...
a. 30 cm
3
b. 120 cm
3
Alas limas T.ABCD merupakan persegi dengan AB = BC = CD = AD = 12
cm . Jika panjang TE = 10 cm.
Luas permukaan limas tersebut adalah ...
c. 480 cm
2
d. 494 cm
2
Alas sebuah limas berbentuk persegi mempunyai luas alas 100 cm
limas 12 cm. Luas permukaan limas tersebut adalah ...
c. 360 cm
2
d. 380 cm
2
Gambar di samping adalah jaring-jaring ...
Prisma segitiga
lima
Limas segitiga
Limas segi lima
Banyak titik sudut pada limas segi empat adalah ...
c. 4 buah
d. 5 buah
Sebuah kaleng berbentuk prisma tegak yang alasnya berbentuk persegi
panjang dengan panjang 14 cm, lebar 7 cm, dan tingginya 10 cm. Volume
kaleng tersebut adalah ...
c. 380 cm
3
d. 980 cm
3
190
Alas limas T.ABCD merupakan persegi dengan AB = BC = CD = AD = 12
persegi mempunyai luas alas 100 cm
2
dan tinggi
Sebuah kaleng berbentuk prisma tegak yang alasnya berbentuk persegi
14 cm, lebar 7 cm, dan tingginya 10 cm. Volume
Lampiran 5
11. Diketahui sebuah prisma segi enam beraturan
ABCDEF.GHIJKL dengan AB = AT
prisma 6 cm. Volume prisma tersebut adalah ...
a. 24 cm
3
b. 64 cm
3
c. 144 cm
3
d. 288 cm
3
12. Diketahui prisma tegak segitiga sama kaki ABC.DEF dengan
panjang AC = BC = 10 dm dan AB = 12 dm. Jika tinggi prisma
itu 9 dm, volumenya adalah ...
a. 432 liter
b. 540 liter
c. 620 liter
d. 900 liter
13. Volume limas P.ABCD
alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 30 cm, maka
panjang garis PE
a. 10 cm
b. 15 cm
14. Kubus ABCD.EFGH mempunya panjang rusuk 6 cm.
Volume limas TABCD adalah
a. 216 cm
3
b. 72 cm
3
c. 36 cm
3
d. 18 cm
3
15. Perhatikan gambar limas segi empat disamping, bidang
BOD merupakan ...
a. Diagonal bidang
b. Diagonal ruang
c. Bidang diagonal
Diketahui sebuah prisma segi enam beraturan
ABCDEF.GHIJKL dengan AB = AT = BT = 4 cm dan tinggi
prisma 6 cm. Volume prisma tersebut adalah ...
Diketahui prisma tegak segitiga sama kaki ABC.DEF dengan
panjang AC = BC = 10 dm dan AB = 12 dm. Jika tinggi prisma
itu 9 dm, volumenya adalah ...
P.ABCD di samping adalah 6.000 cm
3
. Jika
alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 30 cm, maka
adalah
c. 20 cm
d. 25 cm
Kubus ABCD.EFGH mempunya panjang rusuk 6 cm.
Volume limas TABCD adalah
Perhatikan gambar limas segi empat disamping, bidang
BOD merupakan ...
Diagonal bidang
Diagonal ruang
Bidang diagonal
191
Diketahui sebuah prisma segi enam beraturan
= BT = 4 cm dan tinggi
Diketahui prisma tegak segitiga sama kaki ABC.DEF dengan
panjang AC = BC = 10 dm dan AB = 12 dm. Jika tinggi prisma
. Jika
alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 30 cm, maka
Kubus ABCD.EFGH mempunya panjang rusuk 6 cm.
Lampiran 5
d. Bidang sisi
16. Alas sebuah limas beraturan berbentuk persegi dengan panjang sisi
10 cm. Jika tinggi segitiga pada bidang tegaknya adalah 13 cm,
maka volume limas tersebut adalah ...
a. 400 cm
3
b. 500 cm
3
17. Limas T.ABCDEF mempunyai alas segi enam beraturan, yang
termasuk diagonal bidang alas limas tersebut adalah
a. AO, OT, dan TA
b. AT, CT, dan DT
18. Perhatikan jaring-
Jika EF = 5 cm, AB = 6 cm, dan ABCD persegi, maka luas permukaan limas
adalah...
a. 48 cm
2
b. 96 cm
2
19. Perhatikah jaring-
Berapakah luas permukaan prisma tersebut?
a. (108 + 36 )
6 cm
8 cm
Alas sebuah limas beraturan berbentuk persegi dengan panjang sisi
10 cm. Jika tinggi segitiga pada bidang tegaknya adalah 13 cm,
maka volume limas tersebut adalah ...
c. 1.000 cm
3
d. 1.300 cm
3
Limas T.ABCDEF mempunyai alas segi enam beraturan, yang
termasuk diagonal bidang alas limas tersebut adalah
AO, OT, dan TA
AT, CT, dan DT
c. AB, BC, dan CD
d. AD, CF, dan BE
-jaring limas di bawah!
Jika EF = 5 cm, AB = 6 cm, dan ABCD persegi, maka luas permukaan limas
c. 120 cm
d. 180 cm
-jaring prisma di bawah ini!
Berapakah luas permukaan prisma tersebut?
) b. (108 + 18
6 cm
6 cm
6 cm
6 cm
6 cm 6 cm
6 cm
6 cm
192
Alas sebuah limas beraturan berbentuk persegi dengan panjang sisi
10 cm. Jika tinggi segitiga pada bidang tegaknya adalah 13 cm,
Limas T.ABCDEF mempunyai alas segi enam beraturan, yang
AB, BC, dan CD
AD, CF, dan BE
Jika EF = 5 cm, AB = 6 cm, dan ABCD persegi, maka luas permukaan limas
120 cm
2
180 cm
2
(108 + 18 )
193
Lampiran 5
c. (144 + 18 3) d. (144 + 363)
20. Volume sebuah limas adalah 560 m
3
dan tingginya 12 m, maka luas alasnya
adalah..
a. 46,47 m
2
b. 50,75 m
2
c. 140,00 m
2
d. 150,00 m
2
194
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN
1 D 6 B 11 C 16 A
2 B 7 C 12 A 17 D
3 C 8 D 13 D 18 B
4 D 9 D 14 B 19 C
5 B 10 D 15 C 20 C
Lampiran 6
Lampiran 7
195
Tabel B.1
Nilai Hasil Uji Coba
No.
Nomor Soal
Skor
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 11
2 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 11
3 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 16
4 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 13
5 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 12
6 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 15
7 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 11
8 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 12
9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 14
10 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 10
11 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 16
12 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 14
13 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 13
14 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 12
15 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 16
16 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 13
17 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 14
Lampiran 7
196
18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 16
19 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 15
20 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 12
21 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 13
22 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 10
23 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 15
24 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 14
25 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 13
26 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 11
27 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 12
28 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 11
29 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 13
30 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11
x 27 29 23 1 22 29 20 20 3 8 3 19 2 24 26 4 1 21 2 29 10 22 2 17 25 389
Lampiran 8
197
Tabel Perhitungan Validitas Soal Uji Coba
fk
SOAL
1
SOAL
2
SOAL
3
SOAL
4
SOAL
5
SOAL
6
SOAL
7
SOAL
8
SOAL
9
SOAL
10
SOAL
11
SOAL
12
SOAL
13
SOAL
14
SOAL
15
SOAL
16
SOAL
17
SOAL
18
SOAL
19
SOAL
20
SOAL
21
SOAL
22
SOAL
23
SOAL
24
SOAL
25
Pearson
Correlation
0,239 0,201 0,467 -0,201 0,196 0,201 0,143 0,493 0,19 0,053 -0,361 0,405 0,005 0,22 0,317 -0,047 0,106 0,188 0,226 -0,31 0,363 0,445 0,005 0,428 0,337
Sig. (2-
tailed)
0,204 0,287 0,009 0,287 0,298 0,287 0,452 0,006 0,316 0,783 0,05 0,026 0,979 0,242 0,088 0,806 0,578 0,319 0,231 0,095 0,048 0,014 0,979 0,018 0,069
N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TV TV V TV TV TV TV V TV TV TV V TV TV TV TV TV TV TV TV V V TV V TV
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
Dari pernyataan di atas, untuk soal 3 nilai korelasinya adalah 0,467 dengan probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] sebesar 0,009 sesuai dengan kriteria sebelumnya, soal instrumen
nomor 3 adalah valid, karena probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] < dari taraf signifikan () sebesar 0,05.
Lampiran 9
198
Tabel B.2
Tingkat Kesukaran
No.
Nomor Soal
Skor
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 11
2 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 11
3 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 16
4 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 13
5 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 12
6 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 15
7 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 11
8 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 12
9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 14
10 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 10
11 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 16
12 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 14
13 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 13
14 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 12
15 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 16
16 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 13
17 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 14
18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 16
19 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 15
20 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 12
Lampiran 9
199
No.
Nomor Soal
Skor
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
21 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 13
22 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 10
23 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 15
24 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 14
25 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 13
26 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 11
27 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 12
28 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 11
29 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 13
30 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11
x 27 29 23 1 22 29 20 20 3 8 3 19 2 24 26 4 1 21 2 29 10 22 2 17 25 389
jumlah
peserta
tes 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
tingkat
kesukaran
(p) 0,9 0,97 0,77 0,03 0,73 0,97 0,67 0,67 0,1 0,27 0,1 0,63 0,07 0,8 0,87 0,13 0,01 0,7 0,07 0,97 0,33 0,73 0,07 0,57 0,83
Rumus:
p =

200
Lampiran 10
Tabel Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesukaran
Hasil Uji Coba
Nomor Soal Tingkat Kesukaran Kriteria
1 0,9 Mudah
2 0,97 Mudah
3 0,77 Mudah
4 0,03 Sukar
5 0,73 Sedang
6 0,97 Mudah
7 0,67 Sedang
8 0,67 Sedang
9 0,1 Sukar
10 0,27 Sukar
11 0,1 Sukar
12 0,63 Sedang
13 0,07 Sukar
14 0,8 Mudah
15 0,87 Mudah
16 0,13 Sukar
17 0,01 Sukar
18 0,7 Mudah
19 0,07 Sukar
20 0,97 Mudah
21 0,33 Sedang
22 0,73 Sedang
23 0,07 Sukar
24 0,57 Sedang
25 0,83 Mudah
Dari uji coba hasilnya 9 soal mudah, 7 soal sedang, dan 9 soal sukar.
Lampiran 11
201
Tabel B.3
Nilai Hasil Uji Coba Setelah Diurutkan
No.
Nomor Soal
Skor
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 16
2 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 16
3 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 16
4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 16
5 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 15
6 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 15
7 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 15
8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 14
9 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 14
10 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 14
11 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 14
12 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 13
13 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 13
14 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 13
15 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 13
16 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 13
17 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 13
18 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 12
19 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 12
Lampiran 11
202
No.
Nomor Soal
Skor
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
20 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 12
21 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 12
22 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 12
23 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 11
24 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 11
25 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 11
26 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 11
27 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 11
28 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11
29 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 10
30 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 10
x 27 29 23 1 22 29 20 20 3 8 3 19 2 24 26 4 1 21 2 29 10 22 2 17 25 389
Lampiran 12
Tabel Daya Pembeda Hasil Uji Coba
Tingkat kesukaran 27% kelompok atas ( 8 0rang dari 30 peserta tes)
No.
Nomor Soal
Skor
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 16
2 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 16
3 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 16
4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 16
5 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 15
6 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 15
7 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 15
8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 14
x 8 8 8 0 7 8 6 8 2 2 0 6 1 7 8 1 1 6 1 7 4 7 2 7 7
jumlah
peserta
tes 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
tingkat
kesukaran
(p) 1 1 1 0 0,88 1 0,75 1 0,25 0,25 0 0,75 0,13 0,88 1 0,13 0,13 0,75 0,13 0,88 0,5 0,88 0,25 0,88 0,88
Lampiran 12
Tingkat kesukaran 27% kelompok bawah ( 8 0rang dari 30 peserta tes)
No.
Nomor Soal
Skor
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 11
2 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 11
3 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 11
4 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 11
5 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 11
6 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11
7 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 10
8 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 10
x 6 7 3 1 3 7 4 3 0 2 3 3 1 4 6 2 0 3 0 8 2 4 0 4 5
jumlah
peserta
tes 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
tingkat
kesukaran
(p) 0,75 0,88 0,38 0,13 0,38 0,88 0,5 0,38 0 0,25 0,38 0,38 0,13 0,5 0,75 0,25 0 0,38 0 1 0,25 0,5 0 0,5 0,63
Rumus:
=

205
Lampiran 13
Tabel Rekapitulasi Perhitungan Daya Pembeda Hasil Uji Coba
Soal Daya Pembeda Kriteria
1 0,25 Cukup
2 0,12 Jelek
3 0,62 Baik
4 -0,87 Tidak baik
5 0,50 Baik
6 0,12 Jelek
7 0,25 Cukup
8 0,62 Baik
9 0,25 Cukup
10 0,12 Jelek
11 -0,38 Tidak baik
12 0,37 Cukup
13 0 Tidak baik
14 0,38 Cukup
15 0,25 Jelek
16 0 Tidak baik
17 0,13 Jelek
18 0,37 Cukup
19 0,13 Jelek
20 -0,22 Tidak baik
21 0,2 Jelek
22 0,38 Cukup
23 0,25 Jelek
24 0,38 Cukup
25 0,25 Jelek
Dari uji coba hasilnya 5 soal tidak baik, 9 soal jelek, 8 soal cukup dan 3 soal baik.
206
Tabel B.R.1
Nilai Hasil Uji Coba (Revisi)
No.
Nomor Soal
1 2 3 4 5 7 8 10 11 13 14 15 16 17 20 21 22 23 24
SKOR
TOTAL
1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 11
2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 11
5 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 11
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 15
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
9 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 10
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
11 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 10
12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 14
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 16
14 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 9
15 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
16 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
17 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
18 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 11
20 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 7
21 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 9
22 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 11
Lampiran 14
207
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
24 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
25 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16
26 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
28 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 13
29 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 7
30 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 7
x 26 27 28 31 19 32 35 31 36 40 35 31 44 47 35 37 42 41 38 419
Lampiran 15
208
Tabel Perhitungan Validitas Soal Uji Coba Revisi
SOAL
1
SOAL
2
SOAL
3
SOAL
4
SOAL
5
SOAL
7
SOAL
8
SOAL
10
SOAL
11
SOAL
13
SOAL
14
SOAL
15
SOAL
16
SOAL
17
SOAL
20
SOAL
21
SOAL
22
SOAL
23
SOAL
25
frekuensi Pearson
Correlation
.131 .311 .221 .444
*
.394
*
.558
**
.528
**
.634
**
.401
*
.500
**
.506
**
.446
*
.266 .
a
.762
**
.832
**
.705
**
.746
**
.864
**
Sig. (2-
tailed)
.490 .094 .240 .014 .031 .001 .003 .000 .028 .005 .004 .014 .155 . .000 .000 .000 .000 .000
N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant
at the 0.05 level (2-tailed).
a. Cannot be computed because at least one of
the variables is constant.
**. Correlation is significant
at the 0.01 level (2-tailed).
Dari pernyataan di atas, untuk soal 4 nilai korelasinya adalah 0,444 dengan probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] sebesar 0,014 sesuai dengan kriteria sebelumnya, soal
instrumen nomor 3 adalah valid, karena probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] < dari taraf signifikan () sebesar 0,05.
Lampiran 16
209
Tabel C.B.2
Tingkat Kesukaran (Revisi)
No.
Nomor Soal
Skor
Total 1 2 3 4 5 7 8 10 11 13 14 15 16 17 20 21 22 23 25
1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 11
2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 11
5 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 11
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 15
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
9 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 10
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
11 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 10
12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 14
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 16
14 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 9
15 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
16 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
17 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
18 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 11
20 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 7
Lampiran 16
210
21 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 9
22 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 11
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
24 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
25 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16
26 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
28 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 13
29 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 7
30 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 7
x 25 25 25 27 14 25 27 21 25 27 21 16 28 30 15 16 20 18 14 419
jumlah
pesesrta
tes 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
tingkat
kesukaran
(p) 0,8 0,8 0,8 0,9 0,5 0,8 0,9 0,7 0,8 0,9 0,7 0,5 0,9 1 0,5 0,5 0,7 0,6 0,5
Rumus:
p =

210
Lampiran 17
Tabel Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesukaran Hasil Uji Coba Revisi
Nomor Soal Tingkat Kesukaran Kriteria
1 0,8 Mudah
2 0,8 Mudah
4 0,8 Mudah
5 0,9 Mudah
6 0,5 sedang
7 0,8 Mudah
9 0,9 Mudah
10 0,7 sedang
11 0,8 Mudah
13 0,9 Mudah
14 0,7 sedang
15 0,5 sedang
16 0,9 Mudah
17 1 Mudah
18 0,5 sedang
19 0,5 sedang
20 0,7 sedang
23 0,6 sedang
25 0,5 sedang
Dari uji coba hasilnya 9 soal mudah dan 10 soal sedang.
Lampiran 18
211
Tabel B.R.3
Nilai Hasil Uji Coba (Revisi) Setelah Diurutkan
No.
Nomor Soal
Skor
Total 1 2 3 4 5 7 8 10 11 13 14 15 16 17 20 21 22 23 25
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
11 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
12 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 16
14 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
15 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 15
17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 14
18 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 13
19 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 11
Lampiran 18
212
20 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 11
21 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 11
22 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 11
23 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 11
24 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 10
25 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 10
26 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 9
27 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 9
28 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 7
29 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 7
30 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 7
x 25 25 25 27 14 25 27 21 25 27 21 16 28 30 15 16 20 18 14 419
Lampiran 19
213
Tabel Daya Pembeda Hasil Uji Coba (Revisi)
Tingkat kesukaran 27% kelompok atas ( 8 0rang dari 30 peserta tes)
No.
Nomor Soal
Skor
Total 1 2 3 4 5 7 8 10 11 13 14 15 16 17 20 21 22 23 25
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
x 7 8 8 8 4 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 145
jumlah
pesesrta
tes 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
tingkat
kesukaran
(p) 0,88 1 1 1 0,5 1 1 1 1 1 1 0,75 1 1 1 1 1 1 1
Lampiran 19
214
Tingkat kesukaran 27% kelompok bawah ( 8 0rang dari 30 peserta tes)
No.
Nomor Soal
Skor
Total
1 2 3 4 5 7 8 10 11 13 14 15 16 17 20 21 22 23 25
1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 11
2 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 10
3 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 10
4 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 9
5 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 9
6 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 7
7 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 7
8 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 7
x 6 5 5 5 2 4 5 3 4 5 4 3 6 8 1 1 2 1 0 70
jumlah
pesesrta
tes 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Tingkat
kesukaran
(p) 0,75 0,63 0,63 0,63 0,25 0,5 0,63 0,38 0,5 0,63 0,5 0,38 0,75 1 0,13 0,13 0,25 0,13 0
Rumus:
=

215
Lampiran 20
Tabel Rekapitulasi Perhitungan Daya Pembeda Hasil Uji Coba Revisi
No Soal Daya Pembeda Kriteria
1 0,13 Jelek
2 0,38 Cukup
4 0,38 Cukup
5 0,38 Cukup
6 0,25 Jelek
7 0,5 Cukup
9 0,38 Cukup
10 0,63 Baik
11 0,5 Baik
13 0,38 Cukup
14 0,5 Baik
15 0,62 Baik
16 0,25 Baik
17 0 Tidak baik
18 0,88 Baik sekali
19 0,88 Baik sekali
20 0,75 Baik sekali
23 0,88 Baik sekali
25 1 Baik sekali
Dari uji coba hasilnya 1 soal tidak baik, 2 soal jelek, 6 soal cukup, 5 soal baik, dan
6 soal baik sekali.
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
Frequencies
NILAI POST TEST EKSPERIMEN 1
N Valid 37
Missing 0
Mean 68.51
Median 70.00
Std. Deviation 15.132
Variance 228.979
NILAI POST TEST EKSPERIMEN 2
N Valid 37
Missing 0
Mean 62.03
Median 65.00
Std. Deviation 10.702
Variance 114.527
NILAI POST TEST EKSPERIMEN 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 40 1 2.7 2.7 2.7
45 3 8.1 8.1 10.8
50 3 8.1 8.1 18.9
55 6 16.2 16.2 35.1
60 5 13.5 13.5 48.6
65 7 18.9 18.9 67.6
70 7 18.9 18.9 86.5
75 2 5.4 5.4 91.9
80 2 5.4 5.4 97.3
85 1 2.7 2.7 100.0
Total 37 100.0 100.0
NILAI POST TEST EKSPERIMEN 1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 45 2 5.4 5.4 5.4
50 3 8.1 8.1 13.5
55 7 18.9 18.9 32.4
60 3 8.1 8.1 40.5
65 2 5.4 5.4 45.9
70 7 18.9 18.9 64.9
75 4 10.8 10.8 75.7
85 4 10.8 10.8 86.5
90 2 5.4 5.4 91.9
95 2 5.4 5.4 97.3
100 1 2.7 2.7 100.0
Total 37 100.0 100.0
239
Explore
Tests of Normality
KODE
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
NILAI POST TEST NILAI EKSPERIMEN 1 .138 37 .071 .947 37 .077
NILAI EKSPERIMEN 2 .134 37 .090 .962 37 .242
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
NILAI POST TEST Based on Mean 4.847 1 72 .031
Based on Median 4.065 1 72 .048
Based on Median and with
adjusted df
4.065 1 67.715 .048
Based on trimmed mean 4.944 1 72 .029
Histograms
240
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair
1
NILAI POST
TEST
EKSPERIMEN 1
68.51 37 15.132 2.488
NILAI POST
TEST
EKSPERIMEN 2
62.03 37 10.702 1.759
Pair 1
NILAI POST
TEST
EKSPERIMEN 1 -
NILAI POST
TEST
EKSPERIMEN 2
Paired
Differences
Mean 6.486
Std. Deviation 18.666
Std. Error Mean 3.069
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower .263
Upper
12.710
t 2.114
df 36
Sig. (2-tailed) .042
241
242
243
0
BAHAN AJAR MATEMATIKA
PRISMA DAN LIMAS TEGAK
Untuk SMP
Kelas VIII
Disusun oleh:
Suciati Rahayu Widyastuti
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2011
1
9PRISMA DAN LIMAS TEGAK
Kompetensi Dasar
Memahami sifat-sifat limas dan prisma serta bagian-bagiannya.
Menentukan jaring-jaring limas dan prisma serta membuatnya.
Menghitung luas permukaan dan volume limas dan prisma.
Dalam bab ini kamu akan mempelajari:
1. Mengenal dan menyebutkan bagian-bagian prisma tegak: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi,
diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, dan tinggi.
2. Mengenal dan menyebutkan bagian-bagian limas tegak: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi,
diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, dan tinggi.
3. Melukiskan prisma tegak.
4. Melukiskan limas tegak.
5. Melukiskan jaring-jaring prisma tegak.
6. Melukiskan jaring-jaring limas tegak.
7. Menemukan dan menghitung rumus luas permukaan prisma tegak.
8. Menemukan dan menghitung rumus luas permukaan limas tegak.
9. Menemukan dan menghitung rumus volume prisma tegak.
10. Menemukan dan menghitung rumus volume limas tegak.
2
Materi prasyarat
Sebelum mempelajari materi prisma dan limas tegak pada bab ini, kalian perlu mengingat kembali
tentang operasi hitung pada bilangan bulat maupun pecahan, segitiga, segi empat, teorema
Pythagoras, kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan. Materi tersebut sangat berkaitan erat dengan
materi pada bab ini. Untuk mengingat kembali, kerjakan soal-soal berikut ini!
1. Tentukan hasil perkalian bilangan berikut ini!
a.

16 9 c.

32 12
b.

12 7 d.

11
2. Tentukan luas segitiga yang ukuran panjang alas dan tingginya berturut-turut adalah sebagai
berikut!
a. 9 cm dan 6 cm b. 18 cm dan 10 cm
3. Tentukan luas segitiga sama sisi yang panjang sisi-sisinya sebagai berikut!
a. 6 cm b. 8 cm
4. Tentukan luas bangunan-bangunan berikut ini!
a. Persegi panjang yang berukuran panjang 14 cm dan lebar 6 cm.
b. Belah ketupat yang panjang diagonal-diagonalnya 15 cm dan 8 cm.
c. Trapesium dengan panjang sisi-sisi sejajar 12 cm dan 7 cm, dan tinggi 9 cm.
d. Segi enam beraturan yang panjang sisi-sisinya 4 cm.
5. Tentukan hasil pemangkatan bilangan-bilangan berikut ini!
a. 11
2
b. 24
2
c. 8
2
+ 5
2
d. 14
2
7
2
6. Hitung nilai p pada segitiga siku-siku berikut ini dan tentukan luasnya!
a. b.
Jika materi-materi di atas masih belum kalian kuasai, sebaiknya kalian berlatih lagi beberapa
soal seperti itu agar pemahaman tentang materi prisma dan limas tegak berikut ini dapat lebih
mudah kalian kuasai.
p
21
20
8
p
10
3
A. Mengidentifikasi Unsur-Unsur Prisma dan
Limas Tegak
1. Mengidentifikasi Unsur-Unsur Prisma Tegak
Perhatikan Gambar 9.1 !
Gambar tersebut menunjukkan beberapa benda dalam kehidupan sehari-hari
yang berbentuk prisma tegak. Seperti bungkus coklat, bungkus biskuit, dadu
dan atap rumah di bawah ini.
Gambar 9.1
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang berhadapan
yang sama dan sebangun atau (kongruen) dan sejajar serta bidang-bidang
lain yang berpotongan menurut rusuk-rusuk yang sejajar. Bidang
berhadapan yang kongruen dan sejajar itu disebut bidang alas dan bidang
atasnya. Bidang-bidang yang berpotongan itu disebut sisi tegak. Perhatikan
contoh-contoh prisma pada Gambar 9.2 berikut:
Gambar 9.2
Prisma diberi nama berdasarkan bentuk segi-n pada bidang alas atau
bidang atasnya. Gambar 9.2 (i) prisma segi empat, karena alasnya
berbentuk segi empat sedangkan pada Gambar 9.2 (ii) prisma segitiga,
karena alasnya berbentuk segi tiga, dan Gambar 9.2 (iii) dan prisma segi
lima, karena alasnya berbentuk segi lima.
Dilihat dari rusuk-rusuk tegaknya ada dua macam prisma, yaitu prisma
tegak dan prisma miring. Pada Gambar 9.2 (i), (ii), dan (iii) disebut prisma
tegak, karena rusuk-rusuk tegaknya tegak lurus terhadap bidang alas dan
Coba Ingatlah!
Di kelas VII kamu telah
mempelajari nama-nama
bangun datar berikut!
Persegi panjang
Persegi
Jajargenjang
Belah ketupat
Layang-layang
Trapesium
Segitiga
4
bidang atasnya. Sedangkan pada Gambar 9.2 (iv) disebut prisma miring,
karena rusuk-rusuk tegaknya tidak tegak lurus bidang alas dan bidang
atasnya.
Sekarang, lakukan aktivitas berikut!
Lembar Kerja Aktif
Kerjakan dengan teman sebangkumu!
Alat dan bahan: kerangka prisma segi enam beraturan.
1. Berilah nama kerangka prisma segi enam beraturan dengan sisi alas
(bidang alas) ABCDEF dan sisi atas (bidang atas) GHIJKL!
2. Isilah tabel berikut sesuai dengan unsur-unsur pada prisma
ABCDEF.GHIJL!
Gambar 9.3
3. Diagonal bidang prisma adalah ruas garis yang menghubungkan dua
titik sudut yang terletak pada rusuk-rusuk yang berbeda dan terletak
pada satu bidang sisi.
Pada bidang alas ABCDEF, ruas garis AC, AD, dan AE merupakan
diagonal bidang ABCDEF. Terdapat 6 diagonal bidang lain pada bidang
ABCDEF. Sebutkan!
4. Berapa banyak diagonal bidang pada prisma tegak ABCDEF.GHIJKL?
5. Diagonal ruang prisma adalah ruas garis yang menghubungkan
sebuah titik sudut pada sisi alas dan sebuah titik sudat pada sisi atas
yang tidak terletak pada satu sisi.
Contoh diagonal ruang pada prisma ABCDEF.GHIJKL adalah AL, AJ,
AK. AH dan AL bukan diagonal ruang karena titik A dan H terletak pada
sisi yang sama yaitu ABHC dan titik A dan L terletak pada sisi yang
sama yaitu AFLC
Sebutkan diagonal ruang prisma ABCDEF.GHIJKL yang lain!
Berapa banyak diagonal ruang pada prisma ABCDEF.GHIJKL
keseluruhan?
No Unsur
Prisma
Nama Unsur Banyaknya
1. Titik sudut
2. Rusuk-rusuk
3. Sisi tegak
4. Sisi alas
5. Sisi atas
Pada pembelajaran materi
kubus dan balok kalian sudah
mempelajari unsur-unsru
kubus. Berikut adalah kubus
ABCD.EFGH yang memiliki
unsur-unsur sebagai berikut.
Titik sudut: A, B, C, D, E,
F, G, dan H.
Rusuk-rusuk : AB, BC,
CD, DA, EF, FG, GH,
HE, AE, BF, CG, dan DH.
Sisi tegak : ABFE,
CDHG, BCGF dan
ADHE.
Sisi alas : ABCD
Sisi atas : EFGH
Diagonal bidang : AC,
BD, EG, FH, AF, BE, BG,
CF, AH, DE, DG, dan
CH.
Diagonal ruang : AG, BH,
CE, dan DF.
Bidang diagonal : ACGE,
BDHF, AFGH, BEHC,
BGHA, dan CFED.
Plus +
Kubus dan balok dapat
dipandang sebagai prisma
tegak, yaitu prisma tegak
segi empat. Setiap sisi
kubus atau balok dapat
dianggap sebagai bidang
alas atau bidang atas, dan
rusuk-rusuk yang tegak
lurus terhadap bidang alas
dan bidang atas sebagai
rusuk tegaknya.
Coba Ingatlah!
5
6. Bidang diagonal prisma adalah bidang yang terbentuk dari dua
diagonal ruang prisma yang saling berpotongan.
HDG dan BCKL adalah contoh dari bidang diagonal prisma
ABCDEF.GHIJKL. HDG adalah bidang yang terbentuk dari diagonal
ruang HD dan GD yang berpotongan di D. BCKL adalah bidang yang
terbentuk dari diagonal ruang LC dan BK yang berpotongan.
Carilah bidang diagonal prisma ABCDEF.GHIJKL yang lain!
7. Tinggi prisma adalah jarak antara sisi atas dan sisi alasnya. Sebutkan
ruas garis yang menunjukkan tinggi prisma ABCDEF.GHIJKL!
Untuk mengetahui banyaknya diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal prisma
segi n, maka dapat menggunakan rumus.
RANGKUMAN
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang berhadapan yang sama dan
sebangun atau (kongruen) dan sejajar serta bidang-bidang lain yang berpotongan menurut
rusuk-rusuk yang sejajar.
Prisma diberi nama berdasarkan bentuk segi-n pada bidang alas atau bidang atasnya.
Diagonal bidang prisma adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang
terletak pada rusuk-rusuk yang berbeda dan terletak pada satu bidang sisi.
Diagonal ruang prisma adalah ruas garis yang menghubungkan sebuah titik sudut pada sisi
alas dan sebuah titik sudat pada sisi atas yang tidak terletak pada satu sisi.
Bidang diagonal prisma adalah bidang yang terbentuk dari dua diagonal ruang prisma yang
saling berpotongan.
Tinggi prisma adalah jarak antara sisi atas dan sisi alasnya.
Banyak diagonal bidang alas prisma segi n =

;
2
3 n n
Banyak bidang diagonal prisma segi n =

;
2
3 n n
Banyak diagonal ruang prisma segi n = n(n 3).
Dengan n = banyaknya sisi suatu segi banyak.
6
2. Mengidentifikasi Unsur-Unsur Limas Tegak
Gambar 9.4
Perhatikan Gambar 9.4!. Terdapat kue poci, bagian atas candi prambanan,
dan bagian atap bangunan. Berbentuk apakah kue poci, bagian atas candi
prambanan, dan bagian atap bangunan itu? Semuanya itu berbentuk limas.
Dapatkah kalian menyebutkan benda-benda lain yang berbentuk limas?
Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segitiga atau segi
banyak sebagai alas dan beberapa buah bidang berbentuk segitiga sebagai
bidang tegak yang bertemu pada satu titik puncak. Seperti halnya prisma,
pada limas juga diberi nama berdasarkan bentuk bidang alasnya. Limas
beraturan adalah limas yang alasnya berupa segi n beraturan dan proyeksi
titik puncak pada alas berimpit dengan titik pusat alas. Limas segitiga disebut
pula bidang empat. Bidang empat beraturan adalah limas segitiga yang semua
rusuknya sama. Gambar 9.5 berikut adalah beberapa contoh limas.
Gambar 9.5
Berdasarkan bentuk alas dan sisi-sisi tegaknya limas dibedakan menjadi
limas segi n beraturan dan limas segi n sebarang. Perhatikan Gambar 9.6
berikut ini.
Gambar 9.6
Prisma adalah bangun
ruang yang dibatasi
oleh dua bidang
berhadapan yang
sama dan sebangun
atau (kongruen) dan
sejajar serta bidang-
bidang lain yang
berpotongan menurut
rusuk-rusuk yang
sejajar.
Prisma diberi nama
berdasarkan bentuk
segi-n pada bidang alas
atau bidang atasnya.
Coba Ingatlah!
Plus +
Gambar (a) menunjukkan
bangun limas segi banyak
beraturan. Jika rusuk-rusuk
pada bidang alasnya
diperbanyak secara terus
menerus maka akan
diperoleh bentuk
mendekati kerucut
(Gambar (b)). Oleh
karena itu, kerucut dapat
dipandang sebagai limas.
Kerucut memiliki bidang
alas berupa daerah
lingkaran dan bidang sisi
tegaknya berupa bidang
lengkung.
Sekarang, lakukang aktivitas berikut!
Lembar Kerja Aktif
Kerjakan dengan teman sebangkumu!
Alat dan bahan: kerangka prisma segi enam beraturan.
Gambarlah kembali limas di samping pada bukumu! Berilah nama
pada kerangka limas tegak tersebut! Kemudian sebutkan titik sudut,
rusuk-rusuk, sisi tegak, sisi alas, diagonal bidang, diagonal
bidang diagonalnya!
a. Sifat prisma:
o Dua bidang kongruen dan sejajar disebut bidang alas dan bidang atas,
o Rusuk-rusuk tegaknya saling sejajar,
o Bidang-bidang tegaknya berbentuk persegi panjang,
o Bidang diagonalnya berbentuk
o Nama prisma bergantung bentuk alasnya
b. Sifat limas:
o Bidang alas berbentuk segi banyak,
o Bidang-bidang tegaknya berbentuk segitiga,
o Bidang diagonalnya berbentuk segitiga
o Nama limas bergantung bentuk alasnya.
Prisma segitiga
RANGKUMAN
Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segitiga atau segi banyak
sebagai alas dan beberapa buah bidang berbentuk segitiga sebagai bidang tegak
yang bertemu pada satu titik puncak.
Seperti halnya prisma, pada limas juga
Sekarang, lakukang aktivitas berikut!
sebangkumu!
Alat dan bahan: kerangka prisma segi enam beraturan.
Gambarlah kembali limas di samping pada bukumu! Berilah nama
pada kerangka limas tegak tersebut! Kemudian sebutkan titik sudut,
rusuk, sisi tegak, sisi alas, diagonal bidang, diagonal ruang dan
Dua bidang kongruen dan sejajar disebut bidang alas dan bidang atas,
rusuk tegaknya saling sejajar,
bidang tegaknya berbentuk persegi panjang,
Bidang diagonalnya berbentuk persegi panjang,
Nama prisma bergantung bentuk alasnya
Bidang alas berbentuk segi banyak,
bidang tegaknya berbentuk segitiga,
Bidang diagonalnya berbentuk segitiga
Nama limas bergantung bentuk alasnya.
Prisma segitiga Limas segitiga
adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segitiga atau segi banyak
sebagai alas dan beberapa buah bidang berbentuk segitiga sebagai bidang tegak
yang bertemu pada satu titik puncak.
Seperti halnya prisma, pada limas juga diberi nama berdasarkan bentuk bidang alasnya.
7
Gambar 9.7
Dua bidang kongruen dan sejajar disebut bidang alas dan bidang atas,
Limas segitiga
adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segitiga atau segi banyak
sebagai alas dan beberapa buah bidang berbentuk segitiga sebagai bidang tegak
diberi nama berdasarkan bentuk bidang alasnya.
8
Latihan 1
1. Perhatikan Gambar 9.8!
a. Apa nama bangun ruang tersebut?
b. Berapa banyaknya bidang tegak?
c. Bagaimana bentuk sisi tegaknya? Gambar 9.8
d. Berapa banyak rusuknya?
2. Perhatikan Gambar 9.9!
a. Apa nama bangun ruang tersebut?
b. Berapa banyaknya bidang tegak?
c. Bagaimana bentuk sisi tegaknya?
d. Berapa banyak rusuknya? Gambar 9.9
3. Perhatikan gambar prisma segi enam samping!
a. Sebutkan bidang alas dan bidang atasnya!.
b. Sebutkan semua rusuk tegaknya!
c. Sebutkan semua sisi tegaknya!
d. Sebutkan semua diagonal bidang, diagonal ruang, Gambar 9.10
dan bidang diagonalnya!
4. Gambar di samping menunjukkan limas segi enam beraturan
T.ABCDEF.
a. Sebutkan rusuk-rusuk yang sama panjang!
b. Sebutkan sisi-sisi yang kongruen!
c. Sebutkan semua diagonal bidang alasnya. Gambar 9.11
d. Sebutkan bidang diagonal-bidang diagonal bangun tersebut!
TUGAS 1
1. Perhatikan Gambar 9.12!
a. Apa nama bangun ruang tersebut?
b. Berapa banyaknya bidang tegak?
c. Bagaimana bentuk sisi tegaknya?
d. Berapa banyak rusuknya? Gambar 9.12
9
2. Perhatikan gambar berikut!
a. Sebutkan rusuk-rusuk yang sama panjang dengan KL !
b. Sebutkan rusuk-rusuk yang sama panjang dengan KP !
c. Sebutkan sisi tegak yang kongruen dengan KLQP!
Gambar 9.13
3. Pada kubus ABCD.EFGH di samping, diagonal-diagonal
ruangnya berpotongan di titik O dan terbentuk beberapa
buah limas yang sama besar, dengan titik puncak O.
a. Berapa buah limas yang terbentuk?
b. Sebutkan nama masing-masing limas yang terbentuk!
Gambar 9.14
B. Menggambar Prisma dan Limas
Seperti halnya dalam menggambar balok atau k
limas tegak dengan cara yang menurutmu mudah atau sukar. Kamu dapat menggunakan cara
berikut!
Lembar Kerja Aktif
Kerjakan sendiri atau dengan teman sebangkumu!
Alat dan bahan : kertas berpetak, pensil dan
1. Menggambar prisma segitiga tegak ABC.DEF.
Cara I
1) Gambarlah sisi atas prisma, yaitu segitiga DEF. (gambar 9.15 (a)).
2) Gambarlah sisi alas prisma, yaitu segitiga
atas. (Gambar 9.
3) Gambarlah rusuk
(Gambar 9.15 (c))
Menggambar Prisma dan Limas Tegak
Seperti halnya dalam menggambar balok atau kubus. Kamu dapat menggambar prisma dan
dengan cara yang menurutmu mudah atau sukar. Kamu dapat menggunakan cara
Kerjakan sendiri atau dengan teman sebangkumu!
Alat dan bahan : kertas berpetak, pensil dan penggaris.
Menggambar prisma segitiga tegak ABC.DEF.
Gambarlah sisi atas prisma, yaitu segitiga DEF. (gambar 9.15 (a)).
Gambar 9.15 (a)
Gambarlah sisi alas prisma, yaitu segitiga ABC yang sejajar dan kongru
atas. (Gambar 9.15 (b)).
Gambar 9.15 (b)
Gambarlah rusuk-rusuk yang mengarah dari atas ke bawah, yaitu
(c))
Gambar 9.15 (c)
10
ubus. Kamu dapat menggambar prisma dan
dengan cara yang menurutmu mudah atau sukar. Kamu dapat menggunakan cara
Gambarlah sisi atas prisma, yaitu segitiga DEF. (gambar 9.15 (a)).
yang sejajar dan kongruen dengan sisi
rusuk yang mengarah dari atas ke bawah, yaitu DA, EB, dan FC.
4) Gambarlah garis putus
AC, BC,
Cara II
Perhatikan
2. Gambarlah prisma segi lima beraturan dan prisma segi enam beraturan
dengan menggunakan salah satu dari cara di atas atau dengan caramu
sendiri!
Menggambar limas segi empat tegak
1) Gambarlah sisi alas limas, yaitu segi empat
2) G
sisi alas.
Plus +
Pada prisma dan
limas beraturan, alas
yang berbentuk
persegi panjang
digambar sebagai
jajaran genjang.
Titik pusat alas limas
beraturan merupakan
titik potong
diagonal-
diagonalnya.
Gambarlah garis putus-putus pada sudut yang terhalang pandangan, yaitu
AC, BC, dan FC. (Gambar 9.15(d)).
Gambar 9.15(d)
Cara II
Perhatikan Gambar 9.16! Tulislah langkah-langkahnya!
Gambar 9.16
Gambarlah prisma segi lima beraturan dan prisma segi enam beraturan
dengan menggunakan salah satu dari cara di atas atau dengan caramu
sendiri!
Menggambar limas segi empat tegak ABCD Langkah
Gambarlah sisi alas limas, yaitu segi empat ABCD.
Gambar 9.17 (a)
Gambarlah titik puncak limas, yaitu T, yang terletak di atas pertengahan
sisi alas. (Gambar 9.17 (b))
Gambar 9.17 (b)
11
putus pada sudut yang terhalang pandangan, yaitu
(d)
langkahnya!
Gambarlah prisma segi lima beraturan dan prisma segi enam beraturan
dengan menggunakan salah satu dari cara di atas atau dengan caramu
Langkah-langkah:
ABCD. (Gambar 9.17 (a))
(a)
yang terletak di atas pertengahan
(b)
3) Gambarlah rusuk
yaitu TA, IB, TC,
4) Gambarlah garis putus
dan DC. (Gambar 9.
3. Gambarlah limas segitiga tegak!
RANGKUMAN
Langkah-langkah menggambar prisma:
a) Gambarlah sisi atas prisma
b) Gambarlah sisi alas prisma
c) Gambarlah rusuk
d) Gambarlah garis putus
Langkah-langkah menggambar limas:
a) Gambarlah sisi alas limas
b) Gambarlah titik puncak limas
c) Gambarlah rusuk
d) Gambarlah garis putus
Gambarlah rusuk-rusuk yang melalui titik puncak dan keempat titik sudut sisi alas,
TA, IB, TC, dan ID. (Gambar 9.17 (c))
Gambar 9.17 (c)
Gambarlah garis putus-putus pada rusuk yang terhalang pandangan, yaitu
dan DC. (Gambar 9.17 (d))
Gambar 9.17 (d)
Gambarlah limas segitiga tegak!
langkah menggambar prisma:
Gambarlah sisi atas prisma
Gambarlah sisi alas prisma
Gambarlah rusuk-rusuk yang mengarah dari atas ke bawah
Gambarlah garis putus-putus pada sudut yang terhalang pandangan
langkah menggambar limas:
Gambarlah sisi alas limas
ambarlah titik puncak limas
Gambarlah rusuk-rusuk yang melalui titik puncak dan keempat titik sudut sisi alas
Gambarlah garis putus-putus pada rusuk yang terhalang pandangan
12
rusuk yang melalui titik puncak dan keempat titik sudut sisi alas,
putus pada rusuk yang terhalang pandangan, yaitu ID, AD,
rusuk yang mengarah dari atas ke bawah
pandangan
rusuk yang melalui titik puncak dan keempat titik sudut sisi alas
putus pada rusuk yang terhalang pandangan
13
C. Jaring-Jaring Prisma dan Limas Tegak
1. Jaring-Jaring Prisma Tegak
Lembar Kerja Aktif
Kerjakanlah secara mandiri!
Alat dan bahan : model prisma yang terbuat dari karton
1. Buatlah prisma KLM.NOP seperti pada Gambar 9.18 dari kertas
karton.
2. Guntinglah sepanjang rusuk-rusuk LO, OP, ON, KL, dan LM.
Jika cara mengguntingmu tepat, kalian akan mendapatkan bentuk
seperti Gambar 9.19.
Bentuk seperti itu disebut jaring-jaring prisma.
Gambar 9.18 Gambar 9.19
2. Jaring-Jaring Limas Tegak
Lembar Kerja Aktif
Kerjakanlah secara mandiri!
Alat dan bahan : model prisma yang terbuat dari karton
Seperti halnya pada prisma, kalian juga dapat membuat jaring-jaring
limas.
1. Buat limas T.ABCD seperti Gambar 9.20 (a) dari kertas karton.
2. Guntinglah sepanjang rusuk TA, TB, TC, dan TD.
Kalian akan memperoleh bentuk seperti Gambar 9.20 (b).
Bentuk itulah yang disebut jaring-jaring limas.
Gambar 9.20
Jaring-jaring kubus atau
balok akan kalian
mendapatkan jika kalian
membuka atau
membentangkan kubus
atau balok tersebut.
Kubus
Jaring-jaring kubus
Sama halnya dalam
mendapatkan jaring-jaring
prisma atau limas.
Coba Ingatlah!
Jaring-jaring Prisma Segitiga
Latihan 2
1. Pada kertas berpetak,
tinggi prisma 8 satuan. Berilah warna yang sama untuk setiap kelompok rusuk yang
sejajar.
2. Pada kertas berpetak, gambarlah limas yang alasnya berbentuk segi lima dengan tinggi
limas 6 satuan. Ber
3. Sebuah model prisma diiris rusuk
gambar di samping. Buatlah jaring
pada kertas berpetak!
4. Perhatikan gambar berikut.
a. Salinlah gambar
b. Guntinglah gambar itu menurut garis tepinya,
lipatlah menurut garis yang putus
c. Apakah terbentuk limas?
RANGKUMAN
Langkah-langkah membuat jaring
a) Bentuk model prisma
b) Iris rusuk-rusuk prisma
c) Bentangkah prisma yang telah diiris
Langkah-langkah membuat jaring
a) Bentuk model limas
b) Iris rusuk-rusuk
c) Bentangkah
jaring Prisma Segitiga Jaring-jaring Limas Segi Empat
Pada kertas berpetak, gambarlah prisma yang alasnya berbentuk belah ketupat dengan
tinggi prisma 8 satuan. Berilah warna yang sama untuk setiap kelompok rusuk yang
Pada kertas berpetak, gambarlah limas yang alasnya berbentuk segi lima dengan tinggi
limas 6 satuan. Berilah warna yang sama untuk rusuk-rusuk tegaknya.
Sebuah model prisma diiris rusuk-rusuknya seperti pada
gambar di samping. Buatlah jaring-jaring dari prisma tersebut
pada kertas berpetak!
Perhatikan gambar berikut.
Salinlah gambar di atas pada kertas berpetak!
Guntinglah gambar itu menurut garis tepinya, kemudian
lipatlah menurut garis yang putus-putus!
Apakah terbentuk limas?
langkah membuat jaring-jaring prisma
Bentuk model prisma
rusuk prisma
Bentangkah prisma yang telah diiris
langkah membuat jaring-jaring limas
Bentuk model limas
rusuk limas
Bentangkah limas yang telah diiris
14
jaring Limas Segi Empat
gambarlah prisma yang alasnya berbentuk belah ketupat dengan
tinggi prisma 8 satuan. Berilah warna yang sama untuk setiap kelompok rusuk yang
Pada kertas berpetak, gambarlah limas yang alasnya berbentuk segi lima dengan tinggi
rusuk tegaknya.
rusuknya seperti pada
jaring dari prisma tersebut
Gambar 9.21
kemudian
Gambar 9.21
15
Tugas 2
1. Pada kertas berpetak, gambarlah limas yang alasnya berbentuk segi enam dengan tinggi
limas 7 satuan. Gambarlah salah satu bidang diagonalnya.
2. Pada kertas berpetak, gambarlah prisma yang alasnya berbentuk segi enam dengan tinggi
prisma 7 satuan. Gambarlah salah satu bidang diagonalnya!
3. Gambarlah limas segi lima beraturan beserta jaring-jaringnya!
4. Gambarlah prisma segi enam beraturan beserta jaring-jaringnya !
Rumus Luas Permukaan Prisma=
tegak
D. Menemukan dan Menghitung Rum
Permukaan Prisma dan Limas
bangun
perhatikan bentuk dan banyak sisi bangun ruang tersebut.
permukaan kubus dan balok. Pada bagian
bagaima
ruang prisma dan limas.
1. Menemukan dan Menghitung Rumus Luas Permukaan
Prisma Tegak
Lakukan aktivitas berikut!
Lembar Kerja Aktif
Untuk mencari luas permukaan bangun ruang, perhatikan
banyak sisi bangun ruang tersebut.
Kerjakan dengan teman sebangkumu!
Alat dan bahan: karton, gunting, pensil, dan penggaris.
1.
2.
3.
4.
Coba Ingatlah!
Di kelas VII kamu telah
mempelajari bermacam-macam
bangun datar dan cara mencari
luasnya.
Luas segitiga =
Luas persegi = s
Luas persegi panjang =
Luas jajargenjang =
Luas trapesium =
Luas layang-layang =
Teorema Pythagoras:
C
b a
A B
c
Berdasarkan Teorema
Pythagoras berlaku:
(BC)
2
= (AB)
2
+ (AC)
2
(AB)
2
= (BC)
2
- (AC)
2
(AC)
2
= (BC)
2
- (AB)
2
Atau
a
2
= b
2
+ c
2
b
2
= a
2
- c
2
c
2
= a
2
- b
2
Rumus Luas Permukaan Prisma= 2 luas alas
tegak
Menemukan dan Menghitung Rum
Permukaan Prisma dan Limas
Luas permukaan bangun ruang adalah jumlah luas seluruh permukaan
bangun ruang tersebut. Untuk menentukan luas permukaan bangun ruang,
perhatikan bentuk dan banyak sisi bangun ruang tersebut.
Pada bab sebelumnya, kalian telah mempelajari cara menentukan luas
permukaan kubus dan balok. Pada bagian
bagaimana cara menemukan dan menghitung luas
ruang prisma dan limas.
Menemukan dan Menghitung Rumus Luas Permukaan
Prisma Tegak
Lakukan aktivitas berikut!
Lembar Kerja Aktif
Untuk mencari luas permukaan bangun ruang, perhatikan
banyak sisi bangun ruang tersebut.
Kerjakan dengan teman sebangkumu!
Alat dan bahan: karton, gunting, pensil, dan penggaris.
Gambarlah pada karton jaring-jaring berikut dengan ukuran yang
sebenarnya!
Gambar 9.22
2. Guntinglah gambar jaring-jaring itu dan bentuk menjadi bangun
ruang. Bangun ruang apakah yang terbentuk
3. Bagaimana rumus luas permukaan bangun ruang itu
4. Cocokkan rumus luas sisi prisma yang kamu temukan dengan
16
luas alas + luas bidang-bidang
Menemukan dan Menghitung Rumus Luas
Permukaan Prisma dan Limas Tegak
Luas permukaan bangun ruang adalah jumlah luas seluruh permukaan
ruang tersebut. Untuk menentukan luas permukaan bangun ruang,
perhatikan bentuk dan banyak sisi bangun ruang tersebut.
Pada bab sebelumnya, kalian telah mempelajari cara menentukan luas
permukaan kubus dan balok. Pada bagian ini kita akan membahas
na cara menemukan dan menghitung luas rumus permukaan bangun
Menemukan dan Menghitung Rumus Luas Permukaan
Untuk mencari luas permukaan bangun ruang, perhatikan bentuk dan
Alat dan bahan: karton, gunting, pensil, dan penggaris.
jaring berikut dengan ukuran yang
jaring itu dan bentuk menjadi bangun
Bangun ruang apakah yang terbentuk?
Bagaimana rumus luas permukaan bangun ruang itu?
yang kamu temukan dengan
Seperti yang kamu ketahui, k
sama bentuk dan
serta setiap sisi kubus atau balok dapat dianggap sebagai bidan
dan rusuk-rusuk yang tegak lurus terhadap bidang alas dan bidang atas sebagai rusuk
tegaknya.
Berikut merupakan rumus luas permukaan balok, kubus dan prisma:
Luas permukaan balok
Luas permukaan
Luas permukaan prisma =
Dapatkah kalian mencari luas permukaan kubus dan balok dengan menggunakan
rumus luas permukaan prisma?
Seperti yang kamu ketahui, kubus dan balok memiliki sisi alas dan sisi atas
sama bentuk dan ukurannya. Oleh karena itu, kubus dan balok termasuk prisma
etiap sisi kubus atau balok dapat dianggap sebagai bidan
rusuk yang tegak lurus terhadap bidang alas dan bidang atas sebagai rusuk
Berikut merupakan rumus luas permukaan balok, kubus dan prisma:
Luas permukaan balok = 2( ) + 2( ) + 2( )
Luas permukaan kubus = 6 ( = 6s
2
Luas permukaan prisma = 2 luas alas + luas bidang-bidang tegak.
Dapatkah kalian mencari luas permukaan kubus dan balok dengan menggunakan
rumus luas permukaan prisma?
17
sisi alas dan sisi atas yang
ukurannya. Oleh karena itu, kubus dan balok termasuk prisma
etiap sisi kubus atau balok dapat dianggap sebagai bidang alas atau bidang atas,
rusuk yang tegak lurus terhadap bidang alas dan bidang atas sebagai rusuk
Berikut merupakan rumus luas permukaan balok, kubus dan prisma:
bidang tegak.
Dapatkah kalian mencari luas permukaan kubus dan balok dengan menggunakan
Contoh:
1. Perhatikan prisma berikut!
a. Gambarlah jaring
b. Hitunglah luas permukaannya!
Jawab:
a.
b. Luas permukaan prisma
yang kongruen (ACFD dan BCFE)
(
L = 2 (
= panjang dari persegi panjang ACFD dan BCFE
= lebar dari persegi panjang ACFD dan BCFE
= panjang dari persegi panjang ABED
= lebar dari persegi panjang ABED
a = alas segitiga = 14 cm
t = tinggi segitiga
Perhatikan segitiga di samping!
t =
=
t = 576 = 24
L = 2 (
= 2 (25 10) + (14
= 2 (250) + (140) + (336)
= 500 + 140 + 336
= 976
Jadi, luas permukaannya adalah 976 cm
10 cm
erhatikan prisma berikut!
Gambarlah jaring-jaring prisma itu!
Hitunglah luas permukaannya!
Luas permukaan prisma adalah satu kali persegi panjang (ABED), dua kali
yang kongruen (ACFD dan BCFE) dan dua kali luas segitiga sama kaki yang kongruen
.
) + ( + 2 (
= panjang dari persegi panjang ACFD dan BCFE = 25 cm
= lebar dari persegi panjang ACFD dan BCFE = 10 cm
= panjang dari persegi panjang ABED = 14 cm
= lebar dari persegi panjang ABED = 10 cm
= 14 cm
Perhatikan segitiga di samping!
= 24
) + ( + 2 (
10) + (14 10) + 2( 14 24)
= 2 (250) + (140) + (336)
= 500 + 140 + 336
Jadi, luas permukaannya adalah 976 cm
2
14 cm
14 cm 25 cm
25 cm
25 cm
18
satu kali persegi panjang (ABED), dua kali persegi panjang
egitiga sama kaki yang kongruen
25 cm
25 cm
14 cm
10 cm
10 cm
25 cm
7 cm
19
2. Hitunglah luas permukaan dari prisma berikut ini!
Jawab:
Luas permukaan prisma adalah dua kali luas trapesium yang kongruen, dua kali persegi
panjang yang kongruen, dan dua persegi panjang yang berbeda.
Terlebih dahulu kita hitung panjang sisi alasnya yang belum diketahui yaitu, panjang p.
p
2
= 10
2
+ 3,5
2
p
2
= 100 + 12,25
p
2
= 112,25
p = 10,6
Panjang p adalah 10,6 cm
Luas permukaan prisma
= 2 (

( + ) ) + 2 (

) + (

) + (

)
= (2 x

2
10 15 8
) + 2(10,6 20) + (8 20)+ (15 20)
= (2 x
2
10 23
) + 2(212) + 160 +300
= (2 x
2
230
) + 424 + 160 +300
= 230 + 884
= 1.114
Jadi, luas permukaan prisma tersebut adalah 1.114 cm
2
15
10
8
3,5
10 p
Rumus Luas Permukaan Prisma
tegak
Rumus
2. Menemukan dan Menghitung Rumus
Lakukan aktivitas berikut!
Lembar Kerja Aktif
Kerjakanlah mandiri!
Alat dan bahan: kertas berpetak, pensil, penggaris.
1.
2.
3.
4.
5.
Rumus
Plus +
Seperti menemukan luas
permukaan prisma,
kalian dapat menemukan
luas permukaan limas
dengan mencari luas
jaring-jaring limas
tersebut.
Rumus Luas Permukaan Prisma = 2 luas alas + luas bidang
tegak
Rumus Luas Permukaan limas = luas alas + jumlah luas sisi
Menemukan dan Menghitung Rumus Luas Permukaan
Lakukan aktivitas berikut!
Lembar Kerja Aktif
Kerjakanlah mandiri!
Alat dan bahan: kertas berpetak, pensil, penggaris.
1. Buatlah jaring-jaring limas berikut pada kertas berpetak!
Gambar 9.23
(Petunjuk: tinggi segitiga pada limas dapat kamu peroleh dengan
menghitung apotema).
2. Hitunglah masing-masing luas bangun datar yang terjadi?
3. Berapa luas sisi permukaan limas itu?
4. Bagaimana rumus luas sisi limas segi empat tegak?
5. Cocokkan rumus luas sisi limas yang kamu temukan dengan
Rumus Luas Permukaan limas = luas alas + jumlah luas sisi
20
luas alas + luas bidang-bidang
luas alas + jumlah luas sisi-sisi tegak
Luas Permukaan Limas
Alat dan bahan: kertas berpetak, pensil, penggaris.
jaring limas berikut pada kertas berpetak!
Gambar 9.23
(Petunjuk: tinggi segitiga pada limas dapat kamu peroleh dengan
luas bangun datar yang terjadi?
Bagaimana rumus luas sisi limas segi empat tegak?
Cocokkan rumus luas sisi limas yang kamu temukan dengan
luas alas + jumlah luas sisi-sisi tegak
21
Contoh
a. Gambarlah limas segi empat beraturan dengan panjang sisi 14 cm, dan panjang
rusuk-rusuk tegaknya 25 cm. Hitunglah luas permukaan limas tersebut!
Jawab:
Segitiga PUT siku-siku di U, maka:
TU
2
= PT
2
- PU
2
= 25
2
7
2
= 625 49
= 576
TU = 576
= 24
Luas permukaan limas
= luas PQRS + (4 x luas PQT)
= [PQ x QR] + [4 x (
2
1
x PQ x TU)]
=(14x14)+[4 x (
2
1
+ x 14 x 24)]
= 196 + 672
= 868
Jadi, luas permukaan limas tersebut adalah 868 cm
2
.
2. Alas sebuah limas beraturan berbentuk segi enam dengan panjang sisi 8 cm. Jika tinggi
segitiga pada bidang tegak 15 cm, hitunglah:
a. luas alas,
b. luas permukaan limas!
25 cm
25 cm
25 cm
14 cm
14 cm
14 cm
25 cm
22
Jawab:
a. Segi enam beraturan terdiri atas 6 buah segitiga sama sisi yang sama dan sebangun.
Untuk menghitung luas alas, dihitung dulu tinggi segitiga pada alas limas.
h
2
= 8
2
4
2
= 64 16
= 48
h = 48
= 3 16
= 4 3
Luas alas limas = 6 x (
2
1
x 8 x 4 3 )
= 6 x l6 3
= 96 3
Jadi, luas alas limas adalah 96 3 cm
2
.
b. Luas permukaan limas = luas alas + (6 x luas segitiga bidang tegak)
= 96 3 +[6 x (
2
1
x 8 x l5)]
=96 3 + (6 x 60)
= 96 3 + 360
Jadi, luas permukaan limas tersebut adalah (96 3 + 360) cm
2
.
Latihan 3
1. Prisma ABCD.EFGH dengan sisi alas berbentuk pesegi
panjang.
a. Gambarlah jaring
b. Hitunglah luas permukaan prisma itu!
2. Hitunglah luas permukaan dan masingmasing prisma berikut.
a.
Gambar 9.25
3. Hitunglah luas permukaan p
4. Sebuah limas segi empat T.ABCD mempunyai alas berbentuk persegi dengan panjang
sisi 8 cm. Hitunglah luas permukaan limas tersebut jika tinggi segitiga pada sisi
cm!
5. Alas sebuah limas beraturan berbentuk segi enam beraturan dengan panjang sisi 12 cm
dan tinggi segitiga pada bidang tegaknya 10 cm. Hitunglah luas alas limas dan luas
permukaan limas tersebut!
6. Sebuah tenda berbentuk limas segi empat dengan uku
masing-masing rusuk seperti pada gambar di samping.
Hitunglah luas bahan yang digunakan untuk membuat
tenda tersebut!
ABCD.EFGH dengan sisi alas berbentuk pesegi
Gambarlah jaring-jaring prisma itu!
Hitunglah luas permukaan prisma itu!
Hitunglah luas permukaan dan masingmasing prisma berikut.
b.
5 Gambar 9.
Hitunglah luas permukaan prisma berikut ini!
Gambar 9.27
Sebuah limas segi empat T.ABCD mempunyai alas berbentuk persegi dengan panjang
sisi 8 cm. Hitunglah luas permukaan limas tersebut jika tinggi segitiga pada sisi
Alas sebuah limas beraturan berbentuk segi enam beraturan dengan panjang sisi 12 cm
dan tinggi segitiga pada bidang tegaknya 10 cm. Hitunglah luas alas limas dan luas
permukaan limas tersebut!
Sebuah tenda berbentuk limas segi empat dengan ukuran
masing rusuk seperti pada gambar di samping.
Hitunglah luas bahan yang digunakan untuk membuat
23
ABCD.EFGH dengan sisi alas berbentuk pesegi
Gambar 9.24
Hitunglah luas permukaan dan masingmasing prisma berikut.
Gambar 9.26
Sebuah limas segi empat T.ABCD mempunyai alas berbentuk persegi dengan panjang
sisi 8 cm. Hitunglah luas permukaan limas tersebut jika tinggi segitiga pada sisi tegak 9
Alas sebuah limas beraturan berbentuk segi enam beraturan dengan panjang sisi 12 cm
dan tinggi segitiga pada bidang tegaknya 10 cm. Hitunglah luas alas limas dan luas
Gambar 9.28
12 cm
15 cm
8 cm
24
Tugas 3
1. Alas sebuah prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang sisi 5 cm dan panjang
diagonalnya masing-masing 6 cm dan 8 cm. Jika tinggi prisma 10 cm, hitunglah luas
permukaan prisma tersebut!
2. Alas sebuah prisma berbentuk trapesium sama kaki dengan sisi-sisi sejajarnya 4 cm dan
20 cm serta panjang duasisi yang lain adalah 17 cm. Jika tinggi prisma 10 cm, tentukan
luas permukaan prisma tersebut!
3. Alas sebuah limas berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang sisi 10 cm. jika tinggi
limas 15 cm, tentukan
a. luas alas limas,
b. luas permukaan limas!
4. Atap sebuah rumah berbentuk limas segi empat dengan panjang 25 m, lebar 15 m, dan
tinggi limas 7 m. Tentukan luas permukaan atap itu!
E. Menemukan dan Menghitung Rumus
Prisma dan Limas
p
Rumus volume balok
=
Coba Ingatlah!
l
t
1. Menemukan dan Menghitung Rumus Volume Prisma
Menemukan dan Menghitung Rumus
Prisma dan Limas
Balok merupakan salah satu contoh
menemukan rumus volume prisma dari volume
Gambar 9.29! Jika kita mengiris balok (Gambar 9.29 (a))
sepanjanag diagonal sisi atas hingga ke bawah, kita peroleh dua
prisma segitiga siku-siku tegak. (Gambar 9.29 (b)).
Gambar 9.29
2 volume prisma segetiga siku-siku tegak
Volume prisma tegak segitiga siku-siku tegak =
Misalkan V = volume prisma segitiga siku
maka V = ( )
= ( )
( ) merupakan luas alas
segitiga siku-siku. Misalkan luas alasnya dinyatakan dalam
sehingga rumus volume prisma menjadi V =
Bagaimanakah rumus volume prisma segi empat
Volume prisma segi empat tegak = volume balok
Misalkan volume prisma segi empat tegak adalah V, maka
V =
V = (
V = La
Jadi,
Volume prisma tegak dengan luas alas (La) dan
tinggi (t) adalah V = luas alas x
La = p l
25
Menemukan dan Menghitung Rumus Volume Prisma
Menemukan dan Menghitung Rumus Volume
alok merupakan salah satu contoh prisma tegak. Kalian dapat
dari volume balok. Perhatikan
Gambar 9.29! Jika kita mengiris balok (Gambar 9.29 (a))
sepanjanag diagonal sisi atas hingga ke bawah, kita peroleh dua
siku tegak. (Gambar 9.29 (b)).
Gambar 9.29
siku tegak = volume balok.
siku tegak = volume balok
Misalkan V = volume prisma segitiga siku-siku tegak,
) merupakan luas alas prisma yang berbentuk
siku. Misalkan luas alasnya dinyatakan dalam La,
sehingga rumus volume prisma menjadi V = La
Bagaimanakah rumus volume prisma segi empat tegak?
Volume prisma segi empat tegak = volume balok
Misalkan volume prisma segi empat tegak adalah V, maka
tegak dengan luas alas (La) dan
= luas alas x tinggi
l
26
8
8
Contoh
1. Sebuah prisma segitiga mempunyai alas berbentuk segitiga
siku-siku sama kaki dengan panjang sisi siku-sikunya masing-
masing 8 cm dan tinggi prisma 12. Tentukan volume prisma
tersebut!
Jawab:
Volume prisma = luas alas x tinggi
= 12 8 8
2
1

= 384
Jadi, volume prisma tersebut adalah 384 cm
3
2. Hitunglah volume prisma berikut ini!
Jawab:
Bidang alas dan bidang atas prisma berbentuk
trapesium, maka luas alas prisma sebagai berikut:
Luas alas prisma =
2
tinggi sejajar sisi jumlah
=
2
20 ) 3 1 (
=
2
20 4
= 40
Jadi, luas alas prisma 40 cm
2
Volume prisma = Luas alas x tinggi
= 40 x 5
= 200
Jadi, volume prisma adalah 200 cm
3
3. Alas sebuah prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang sisi 10 cm dan panjang
diagonalnya masing-masing 12 cm dan 16 cm. Jika tinggi prisma 20 cm, hitunglah luas
permukaan prisma tersebut
27
Jawab:
Bidang alas prisma berbentuk belah ketupat, maka luas alas prisma sebagai berikut:
Luas alas prisma =
2
2 1
diagonal diagonal
=
2
16 12
=
2
192
= 96
Jadi, luas alas prisma adalah 96 cm
2
Volume prisma = luas alas x tinggi
= 96 x20
= 1.920
Jadi, volume prisma tersebut adalah 1.920 cm
3
2. Menemukan dan Menghitung Rumus
Suatu perusahaan minuman akan mengganti kemasan produknya dari
berbentuk
volumenya sama
Untuk dapat menjawab masalah itu harus diketahui rumus volume limas
tegak terlebih dahulu.
Lembar Kerja Aktif
Kerjakan dengan kelompokmu!
Bahan: kerangka kubus dan benang.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Volume prisma tegak = luas alas x tinggi
Coba Ingatlah!
Rumus volume kubus
= s s s = s
3
Menemukan dan Menghitung Rumus
Suatu perusahaan minuman akan mengganti kemasan produknya dari
berbentuk balok 5 cm 4 cm 10 cm menjadi limas persegi tegak yang
volumenya sama. Berapa ukuran limas itu?
Untuk dapat menjawab masalah itu harus diketahui rumus volume limas
tegak terlebih dahulu.
Lembar Kerja Aktif
Kerjakan dengan kelompokmu!
Bahan: kerangka kubus dan benang.
Berilah nama kerangka kubus itu dengan
huruf A, B, C, D, E, F, C, dan H!
Buatlah diagonal ruang kubus dengan
mengikatkan benang pada titik sudut-titik
sudut kerangka kubus (lihat gambar di
samping).
Namakan titik potong pertemuan diagonal ruang dengan
T.ABCD merupakan salah satu limas dengan alas persegi. Berapa
banyak limas yang terjadi?
Jika panjang rusuk kubus itu a, berapakah volume kubus itu?
Berapakah tinggi limas T.ABCD?
Bagaimana rumus volume limas T.ABCD?
Jika 6 volume limas = volume kubus
Cocokkan rumus volume limas yang kamu temukan dengan
Volume limas =
3
1
luas alas tinggi
luas alas x tinggi Volume limas =
3
1
luas alas tinggi
28
Menemukan dan Menghitung Rumus Volume Limas
Suatu perusahaan minuman akan mengganti kemasan produknya dari
10 cm menjadi limas persegi tegak yang
Untuk dapat menjawab masalah itu harus diketahui rumus volume limas
Gambar 9.30
titik potong pertemuan diagonal ruang dengan T. Bangun
salah satu limas dengan alas persegi. Berapa
Jika panjang rusuk kubus itu a, berapakah volume kubus itu?
kamu temukan dengan
luas alas tinggi
luas alas tinggi
29
Contoh:
1. Alas sebuah limas berbentuk persegi panjang dengan panjang 12 cm dan lebar 8 cm. Jika
tinggi limas 10 cm, tentukan volume limas tersebut!
Jawab:
Volume limas =
3
1
luas alas tinggi
=
3
1
12 8 10
= 320
Jadi, volume limas tersebut adalah 320 cm
3
2. Alas sebuah limas beraturan berbentuk persegi dengan panjang sisi 10 cm. Jika tinggi
segitiga pada bidang tegaknya adalah 13 cm, hitunglah:
a. tinggi limas,
b. volume limas!
Jawab:
a. Perhatikan segitiga siku-siku yang panjang sisi-sisinya 5 cm, t cm, dan 13 cm, maka:
t
2
= 13
2
5
2
= 169 25
= 144
t = 12
Jadi, tinggi limas adalah 12 cm.
b. V =
3
1
luas alas tinggi
=
3
1
(10 10) 12
= 100 x 4
V = 400
Jadi, volume limas tersebut adalah 400 cm
3
.
30
Latihan 4
1. Hitunglah volume prisma berikut ini!
Gambar 9.31
2. Diketahui sebuah prisma segi enam beraturan
ABCDEF.GHIJKL dengan AB = AT = BT = 6cm dan tinggi
prisma 12cm. Tentukan
a. luas alas prisma
b. volume prisma!
Gambar 9.32
3. Kolam renang berukuran panjang 20 m dan
lebarnya 8 m. Kedalaman air pada ujung yang
dangkal 2 m, terus melandai hingga pada ujung
yang dalam 3 m. Tentukan volume air di dalam
kolam! Gambar 9.33
4. Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang sisi 16 cm, dan tinggi segitiga pada
bidang tegaknya 17 cm. Hitunglah volume limas tersebut!
5. Sebuah limas yang alasnya berbentuk segitiga siku-siku dengan ukuran panjang sisi-
sisinya 15 cm, 12 cm, dan 13 cm. Jika tinggi limas 10 cm, tentukan volume limas
tersebut!
6. Gambar di samping adalah kubus ABCD.EFGH dengan
panjang rusuk 9 cm. Titik O adalah titik pusat bidang EFGH.
Hitunglah volume limas O.ABCD!
Gambar 9.34
31
Tugas 4
1. Alas sebuah prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonal-diagonalnya 7 cm
dan 14 cm. Hitunglah volume prisma tersebut, jika tingginya 15 cm!
2. Diketahui sebuah limas T.ABCDEF merupakan limas segi
enam beraturan dengan AB = AO = BO = 10 cm dan
tinggi limas 12 cm.
a. Luas alas limas;
b. Volume limas!
Gambar 9.35
32
Materi yang Telah Dipelajari:
Memahami sifat-sifat limas dan prisma serta bagian-bagiannya
Mengidentifikasi unsur-unsur prisma tegak
Mengidentifikasi unsur-unsur limas tegak
Menentukan jaring-jaring limas dan prisma serta membuatnya
Menggambar prisma tegak
Menggambar limas tegak
Jaring-jaring prisma tegak
Jaring-jaring limas tegak
Menghitung luas permukaan dan volume limas dan prisma.
Menemukan dan menghitung rumus luas permukaan prisma tegak
Menemukan dan menghitung rumus luas permukaan limas tegak
Menemukan dan menghitung rumus volume prisma tegak
Menemukan dan menghitung rumus volume limas tegak
33
RANGKUMAN
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang berhadapan yang sama dan
sebangun atau (kongruen) dan sejajar serta bidang-bidang lain yang berpotongan menurut
rusuk-rusuk yang sejajar.
Prisma diberi nama berdasarkan bentuk segi-n pada bidang alas atau bidang atasnya.
Diagonal bidang prisma adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang terletak
pada rusuk-rusuk yang berbeda dan terletak pada satu bidang sisi.
Diagonal ruang prisma adalah ruas garis yang menghubungkan sebuah titik sudut pada sisi
alas dan sebuah titik sudat pada sisi atas yang tidak terletak pada satu sisi.
Bidang diagonal prisma adalah bidang yang terbentuk dari dua diagonal ruang prisma yang
saling berpotongan.
Tinggi prisma adalah jarak antara sisi atas dan sisi alasnya.
Banyak diagonal bidang alas prisma segi n =

;
2
3 n n
Banyak bidang diagonal prisma segi n =

;
2
3 n n
Banyak diagonal ruang prisma segi n = n(n 3).
Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segitiga atau segi banyak sebagai alas
dan beberapa buah bidang berbentuk segitiga sebagai bidang tegak yang bertemu pada satu titik
puncak.
Seperti halnya prisma, pada limas juga diberi nama berdasarkan bentuk bidang alasnya.
Sifat prisma:
o Dua bidang kongruen dan sejajar disebut bidang alas dan bidang atas,
o Rusuk-rusuk tegaknya saling sejajar,
o Bidang-bidang tegaknya berbentuk persegi panjang,
o Bidang diagonalnya berbentuk persegi panjang,
o Nama prisma bergantung bentuk alasnya
Sifat limas:
o Bidang alas berbentuk segi banyak,
o Bidang-bidang tegaknya berbentuk segitiga,
o Bidang diagonalnya berbentuk segitiga
o Nama limas bergantung bentuk alasnya.
34
Langkah-langkah menggambar prisma:
a) Gambarlah sisi atas prisma
b) Gambarlah sisi alas prisma
c) Gambarlah rusuk-rusuk yang mengarah dari atas ke bawah
d) Gambarlah garis putus-putus pada sudut yang terhalang pandangan
Langkah-langkah menggambar limas:
a) Gambarlah sisi alas limas
b) Gambarlah titik puncak limas
c) Gambarlah rusuk-rusuk yang melalui titik puncak dan keempat titik sudut sisi alas
d) Gambarlah garis putus-putus pada rusuk yang terhalang pandangan
Langkah-langkah membuat jaring-jaring prisma
a) Bentuk model prisma
b) Iris rusuk-rusuk prisma
c) Bentangkah prisma yang telah diiris
Langkah-langkah membuat jaring-jaring limas
a) Bentuk model limas
b) Iris rusuk-rusuk limas
c) Bentangkah limas yang telah diiris
Luas permukaan prisma = 2 luas alas + luas bidang-bidang tegak
Luas permukaan limas = luas alas + jumlah luas sisi-sisi tegak
Volume prisma tegak = luas alas x tinggi
Volume limas =
3
1
luas alas tinggi
35
UJI KOMPETENSI BAB 9
[Prisma dan Limas Tegak]
Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d!
1. Sebuah prisma mempunyai alas berbentuk segi 5 beraturan. Banyaknya bidang diagonal yang
dapat terbentuk dari prisma tersebut adalah
a. 4
b. 5
c. 9
d. 7
2. Limas T.ABCD mempunyai alas segi empat beraturan, yang termasuk
diagonal bidang alas limas tersebut adalah
a. AC dan BC
b. BD dan AD
c. AC dan BD
d. AC dan CD
3. Berikut ini yang termasuk prisma segi 5 adalah
a. b. c. d.
4. Gambar dibawah ini merupakan jaring-jaring
a. Prisma segi empat beraturan
b. Prisma segi empat beraturan
c. Limas segi lima beraturan
d. Limas segi lima beraturan
5. Suatu prisma alasnya berbentuk segitiga siku-siku dan panjang sisi masing-masing 3 cm, 4
cm dan 5 cm. Jika tinggi prisma 15 cm. Luas permukaan prisma tersebut adalah
a. 186 cm
2
b. 180cm
2
c. 192 cm
2
d. 1.976cm
2
6. Alas sebuah prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonal, masing-masing 6 cm
dan 8 cm. Tinggi prisma 18 cm. Luas permukaan prisma tersebut adalah
a. 400 cm
2
b. 408 cm
2
c. 816 cm
2
d. 916 cm
2
7. Diketahui luas permukaan prisma tegak segi empat beratuan 864 cm
2
dan tinggi prisma 12
cm. Panjang sisi alas prisma adalah
a. 12 cm
b. 13 cm
c. 14 cm
d. 16cm
36
8. Diketahui prisma tegak segitiga ABC.DEF dengan AB = BC = AC = 10
dm. Jika tinggi prisma itu 12 dm, volumenya adalah
a. 346,41 liter
b. 433,01 liter
c. 510,62 litter
d. 519,62 liter
9. Diketahui limas alasnya berbentuk persegi dengan panjang 18 cm. Jika tinggi limasnya 12
cm. Maka luas permukaan limas tersebut adalah
a. 722cm
2
b. 772 cm
2
c. 972 cm
2
d. 1.962 cm
2
10. Alas sebuah limas berbentuk persegi, luas alas limas 144 cm
2
dan tinggi limas 8 cm. Luas
permukaan limas tersebut adalah
a. 384 cm
2
b. 480 cm
2
c. 520 cm
2
d. 560 cm
2
11. Suatu kolam renang panjangnya 60 m dan lebarnya 10 m. Dalamnya air pada ujung yang
dangkal 1 m dan terus melandai hingga pada ujung yang dalam 3 m, seperti terlihat pada
gambar di bawah ini. Volume air yang dibutuhkan untuk memenuhi kolam tersebut adalah
a. 1.200 m
3
b. 1.800 m
3
c. 2.100 m
3
d. 2.400 m
3
12. Sebuah limas alasnya berbentuk segi empat beraturan dengan panjang 10 cm, tinggin segitiga
bidang sisi tegaknya 13 cm, volume limas tersebut adalah
a. 225 cm
3
b. 250 cm
3
c. 300 cm
3
d. 325 cm
3
13. Kubus ABCD.EFGH mempunyai panjang rusuk 6 cm. Volume limas
T.ABCD adalah
a. 216 cm
3
b. 72 cm
3
c. 36 cm
3
d. 18 cm
3
14. Sebuah bak mandi berbentuk prisma segi empat memiliki ukuran alas 1,5 m 1,25 m dan
tinggi 0,8 m. Jika kecepatan air untuk mengisi bak tersebut adalah 0,5 L/detik, maka waktu
yang diperlukan untuk mengisi bak itu sampai penuh adalah...
a.


b.


c. 1
d. 1

37
15. Volume limas segi enam adalah 4.350 dm
3
dan luas alasnya 150 dm
2
. Tinggi limas itu
adalah..
a. 87 dm
b. 60 dm
c. 50 dm
d. 45 dm
38
DAFTAR PUSTAKA
Cunayag, Cucun. Ringkasan dan Bank Soal Matematika : Untuk SMP/ MTs. Bandung : Yrama
Widya.
M. Cholik Adinawan dkk. 2007. Matematika :Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga
Riyadi, Slamet. 2008. Persiapan Ujian Nasional Matematika : Untuk SMP/ MTs. Grafindo
Media Pratama.
Salamah, Umi. 2007. Membangun Kompetensi Matematika 2 :Untuk Kelas VIII SMP dan MTs.
Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Lastiningsih, Netti. 2007. Matematika 2: Untuk SMP dan MTs. Jakarta : Esis
39
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i
Materi Prasyarat................................................................................................................... 2
A. Mengidentifikasi Unsur-Unsur Prisma dan Limas Tegak ........................................... 3
1. Mengidentifikasi Unsur-Unsur Prisma Tegak ....................................................... 3
2. Mengidentifikasi Unsur-Unsur Limas ................................................................... 6
B . Menggambar Prisma dan Limas Tegak ...................................................................... 10
C. Jaring-Jaring Prisma dan Limas Tegak . ...................................................................... 13
1. Jaring-Jaring Prisma Tegak ............ ...................................................................... 13
2. Jaring-Jaring Limas Tegak ............. ...................................................................... 13
D. Menemukan dan Menghitung Rumus Luas Permukaan Prisma dan Limas Tegak ...... 13
1. Luas Permukaan Prisma Tegak ............................................................................. 13
2. Luas Permukaan Limas Tegak .............................................................................. 20
E. Menemukan dan Menghitung Rumus Volume Prisma dan Limas Tegak .................... 25
1. Menemukan dan Menghitung Rumus Volume Prisma Tegak .............................. 25
2. Menemukan dan Menghitung Rumus Volume Limas Tegak ............................... 28
RANGKUMAN .......... ................................................................................................ 33
Uji Kompetensi 9 ........ ................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA
i

Anda mungkin juga menyukai