Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Maraknya persaingan di pasar, makin memperbanyak alternatif pilihan bagi konsumen untuk melakukan pembelian. Bila dilihat dari berbagai industri roti yang sedang berkembang di berbagai daerah, hal itu memerlukan berbagai kebijaksanaan baik pengelolaan perusahaan itu sendiri maupun pemasaranya. Pemasaran roti merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjual hasil produksinya, meningkatkan omzet penjualan, mendapatkan laba, dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya (going concern). Sekarang ini maraknya kegiatan perdagangan roti dapat dilihat di berbagai daerah yang semakin kompetitif, menyebabkan pelaku bisnis perlu mengambil suatu langkah yang paling tepat untuk melakukan kegiatan pemasaran. Dengan demikian pemasaran dapat dikatakan sebagai keseluruhan dari penjualan dan distribusi. Segala bentuk kegiatan dalam mekanisme produksi hingga sampai kepemasarannya adalah saling berhubungan satu sama lainnya, namun kegiatan pemasaran yang menjadi peran utama. Hal ini dikarenakan apabila pemasaran dapat berjalan lancara maka kegiatan-kegiatan lain secara langsung mengikutinya. Tujuan kegiatan pemasaran pada dasarnya adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli produk perusahaan disamping produk lain pada saat mereka membutuhkan. Hal yang sangat penting bagi pimpinan perusahaan adalah bagaimana memahami karakter konsumen, sehingga perusahaan dapat mengembangkan produknya, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produknya. Pada era globalisasi saat ini, fungsi pemasaran mempunyai peranan sangat penting dalam mementukan keberhasilan suatu perusahaan. Fungsi pemasaran didalam tugasnya meliputi kegiatan yang luas, sehingga proses pemasaran itu dimulai sejak sebelum barangbarang diproduksi dan tidak berakhir dengan penjualan saja, tetapi mampu memberikan kepuasan kepada konsumen. Memahami perilaku konsumen dari pasar sasaran adalh tugas terpenting dari para pemasar yang menggunakan konsep pemasaran. Pasar konsumen tersebut terdiri dari seluruh individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk keperluan

pribadi. Dapat dikatakan bahwa faktor ekonomi sebagai penyebab perilaku, sedangkan yang tidak kalah pentingnya juga dari perubahan lingkungan juga dapat menyebabkan perubahan perilaku konsumen, sehingga manajer pemasaran dituntut untuk selalu memperbaharui pengenalan terhadap konsumennya dalam memenuhi kebutuhannya. Jadi perilaku konsumen dapat dikatakan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Perilaku konsumen muncul karena adanya dorongan serta motif dari dalam diri seorang konsumen untuk menunjukkan tingkah laku tertentu, khususnya perilaku membeli produk yang ditwarkan oleh suatu perusahaan. Pembelian akan menjadi sangat kompleks jika seorang konsumen menganggap suatu produk tidak atau kurang memuaskan baginya. Sebagai langkah antisipasi, manajer atau pemilik harus mengetahui dan memahami karakteristik-karakteristik yang ada dalam diri konsumen dengan cara mengumpulkan informasi dan evaluasi secara terus menerus. Semakin banyaknya perusahaan roti yang bermunculan di Banjarmasin, Arsila Bakery adalah salah satunya harus semakin cermat dan mampu memanfaatkan keunggulannya untuk mengetahui, menyikapi, dan menindaklanjuti harapan-harapan dalam setiap perilaku yang ditunjukkan oleh para konsumennya supaya merekan tetap mendapatkan kepuasan dari produk yang ditawarkan. Karena pada dasarnya, konsumen bisa dengan mudah untuk beralih dan membeli produk lain ketika mereka merasa produk tersebut tidak memberikan nilai tambah atau tidak sesuai harapannya. Oleh karena itu, manajer atau pemilik harus menyadari bahwa konsumen adalah manusia biasa yang tingkah lakunya bisa berubah setiap saat dan hal ini merupakan sesuatu yang hanya bisa dikendalikan oleh individu itu sendiri. Jadi, yang perlu dilakukan dalam menghadapi tantangan tersebut adalah berupaya agar konsumen terpengaruh untuk berkunjung dan membeli serta mengkonsumsi roti yang ditawarkan oleh Arsila Bakery.

B Rumusan Masalah 1. Apakah strategi pemasaran di Arsila Bakery sudah berjalan efektif dan efesien? 2. Apakah sistem informasi pemasaran di Arsila Bakery sudah diterapkan secara optimal?

3. Apakah organisasi pemasaran di Arsila Bakery sudah mengoptimalkan perannya dalam pencapaian tujuan perusahaan?

BAB II LANDASAN DASAR KONSEP

A Konsep Pemasaran

Pemasaran adalah hal yang sangat mendasar, sehingga tidak dapat dianggap sebagai fungsi tersendiri. Pemasaran juga dapat dikatakan sebagai cara memandang seluruh perusahaan dari hasil akhir yaitu dari pandangan pelanggannya. Keberhasilan suatu bisnis bukan ditentukan oleh prrodusennya, melainkan oleh pelanggannya. Jadi, pemasaran meliputi seluruh kegiatan perusahaan dalam beradaptasi terhadap lingkungannya secara kreatif dan menguntungkan. Sedangkan tugas pemasaran adalah menjabarkan kebutuhan

masyarakatmenjadi peluang yang mendatangkan keuntungan. Pemasaran juga mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan, baik masa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Menurut Kotler, pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Konsep pemasaran daiatas mengandung tiga unsur pokok yaitu (1) orientasi pada konsumen, (2) penyusunan kegiatan secara integral, artinya setiap orang dan organisasi dapat berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen sehinggan tujuan perusahaan dapat direalisasi, (3) mencapai volume penjualan yang menguntungkan. Jadi pemasaran harus dinilai atas dasar sampai sejauh mana efektifitasnya dalam memuaskan keinginan-keinginan konsumen, sehinggan nampak pada perilaku mereka. Pentingnya pemasaran bagi perusahaan adalah agar usaha yang dijalankan perusahaan dapat berjalan terus menerus dan mapu memproduksi sesuai dengan kapasitas yang ada.Kegiatan pemasaran bukan semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa, sebab kegiatan sebbelum dan sesudahnya juga merupakan kegiatan pemasaran seperti memuaskan kebutuhan konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran bertumpu pada konsep antara lain, kebutuhan, keinginan, dan permintaan produk serta kepuasan terhadap pertukaran atau transaksi pasar.

B Definisi Audit Pemasaran Audit pemasaran adalah pengujian yang komprehensif, sistematis, independen, dan dilakukan secara periodik terhadap lingkungan pemasaran, tujuan, strategi, dan aktivitas perusahaan atau unit bisnis, untuk menentukan peluang dan area permasalahan yang terjadi,

serta merekomendasikan rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan. Audit pemasaran lebih menekankan pada evaluasi terhadap bagaimana efektifitas organisasi pemasaran dalam meningkatkan kinerjanya. Seperti halnya audit keuangan, audit pemasaran dilaksanakan secara berkala sebagai pengganti ketika mekanisme pengendalian tampak keluar dari sistem pengendalian. Audit pemasaran bukan suatu proses pengendalian yang digunakan hanya selama terjadi krisis, akan tetapi dalam bisnis yang mengalami hambatan mungkin digunakan untuk mengisolasi permasalahan dan mencarikan solusinya.

C Tujuan dan Manfaat Audit Pemasaran Tujuan utuama dari audit pemasaran adalahh untuk mengidentifikasi ancamanancaman pemasaran yang dihadapi perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeliminasi ancaman tersebut. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari audit ini, hasil audit dapat memberikan gambaran yang objektif tentang kinerja pemasaran perusahaan dan berbagai kekurangan yang terjadi dalam pengelolaan upaya pemasaran yang masih memerlukan upaya perbaikan. Rekomendasi yang diberikan auditor dapat menjadi alternatif solusi atas kekurangan yang terjadi sehingga perbaikan-perbaikan yang diperlukan segera dapat dilakukan.

D Tipe audit Pemasaran Ada dua tipe audit pemasaran, pertama audit fungsional (vertikal), merupakan audit yang dilakukan terhadap beberapa aktivitas dari departemen pemasaran seperti periklanan atau penjualan dan membuat analisis terhadap bagian-bagan yang diaudit tersebut. Kedua adalah audit menyeluruh (horizontal), yang melakukan audit terhadap keseluruhan dari fungsi pemasaran perusahaan. Dalam pelaksanaanya, audit pemasaran kebanyakan merupakan campuran dari kedua tipe audit diatas. Pertama-tama manajemen ingin analisis menyeluruh terhadap fungsi pemasarannya untuk mengetahui adanya indikasi berbagai permasalahan dan kemudian memilih salah satu (beberapa) permasalahan untuk diuji secara lebih rinci. Biaya dari audit menyeluruh yang cukup besar seting menjadi kendala pelaksanaan audit ini.

Untuk mendapatkan hasil audit yang memadai, audit harus dilaksanakan secara sistematis, meliputi lingkungan makro pemasaran dan mikro organisasi, tujuan dan strategi pemasaran, sistem pemasaran dan aktivitas pemasaran khusus. Langkah-langkah tersebut menyatu dengan rencana tindakan perbaikan jangka pendek dan panjang untuk mengkatkan efektifitas pemasaran perusahaan secara keseluruhan. Disamping itu, audit juga harus dilakukan secara periodik untuk mengantisipasi lebih awal berbagai permasalahan pemasaran yang mungkin terjadi. Banyak perusahaan melakukan audit pemasaran setelah berbagai permasalahan pemasaran terjadi, seperti penjualan menurun, moral wiraniaga yang rendah, periklanan tidak efektif dan permasalahan lainnya. Pelaksanaan audit seperti ini kurang bersifat antisipasi, dimana perusahaan terlena akan operasinya yang tampak berjalan tanpa hambatan, tetapi mengandung potensi permasalahan yang berakibat buruk bagi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Walaupun audit bisa merekomendasikan berbagai alternatif pemecahan masalah, tetapi perusahaan telah dilanda permasalahan tersebut, akhirnya audit ini berjalan tidak efisien. Oleh karena itu, audit pemasaran seharusnya dilakukan secara periodik untuk menjadikan audit tersebut berfungsi secara efektif dan efisien.

Tidak ada prosedur yang baku untuk melakukan audit pemasaran secara menyeluruh. Perusahaan harus mengikuti beberpa pedoman umum untuk audit. Audit sering dilakukan dengan menggunakan serangkaian pertanyaan yang telahk disiapkan sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikembangkan dengan sangat hati-hati untuk meyakinkan bahwa fokus audit pada permasalahan yang tepat. Auditor harus mengembangkan dan mengikuti tahap demi tahap rencana audit untuk menjamin bahwa audit dilaksanakan secara sistematis.

E Ruang Lingkup dan Tujuan Audit Audit pemasaran dapat mencakup enam wilayah utama dalam pemasaran sebagai berikut : 1. Audit Lingkungan Pemasaran

Audit terhadap lingkungan pemasaran mencakup penilaian terhadap pelanggan, pesaing dan berbagai faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap perusahaan. Audit ini meliputi aspek lingkungan makro seperti ekonomi, tekonologi, sosial dan politik. 2. Audit Strategi Pemasaran Audit ini bertujuan untuk mementukan bahwa perusahaan telah menetapkan strategi yang selaras dengan tujuannya, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Sering terjadi bahwa tujuan dan strategi perusahaan tidak secara jelas dinyatakan dan kemudian auditor harus menentukan pernyataan tujuan untuk kepentingan pengevaluasiannya. 3. Audit Organisasi Pemasaran Audit ini menilai organisasi pemasaran dalam mencapai tujuan perusahaan. Audit ini menentukan kemampuan tim pemasaran untuk secara efektif berinteraksi dengan bagianbagian lain seperti litbang, keuangan, pembelian, dan sebagainya. 4. Audit Sistem Pemasaran Audit ini menganalisis prosedur yang digunakan perusahaan untuk memperoleh informasi perencanaan dan pengendalian perusahaan. Hal ini berhubungan dengan penilaian apakah perusahaan telah memiliki metode yang memadai atau tidak, untuk digunakan mengerjakan tugas-tugas rutin dibidang pemasaran. 5. Audit Produktivitas Pemasaran Audit ini menganalisis produktivitas dan profitabilitas produk, kelompok, pelanggan, atau unit analisis yang lain di dalam pemasaran. Analisis biaya pemasaran adalah salah satu metode untuk menganalisis profitabilitas dan produktivitas pemasaran. 6. Audit Fungsi Pemasaran Audit ini merupakan audit vertikal atau analisis secara mendalam terhadap setiap elemen bauran pemasaran seperti produk, harga, distribusi, tenaga penjual, periklanan, promosi, dan lain-lain.

F Tahapan-Tahapan Audit Pada dasarnya pelaksanaan audit pemasaran bisa mengikuti tahapan audit secara umum, yaitu : 1. Audit Pendahuluan

Pada audit pendahuluan ini auditor biasanya mengajukan beberapa pertanyaan mengenai perusahaan secara umum, seperti tujuan audit, strategi pencapapaian tujuan perusahaan, rencana jangka panjang dan jangka pendek perusahaan, ruang lingkup audit, dan produk yang dihasilkan perusahaan. 2. Review dan pengujian atas pengendalian manajemen perusahaan Pada tahap kedua ini biasanya pertanyaan yang diajukan kepada pihak perusahaan lebih menekankan bagaimana pengendalian manajemen dalam perusahaan baik intern maupun ekstern, sehingga auditor dapat mengetahui tentang keadaan perusahaan tersebut. 3. Audit Lanjutan Pada tahap audit lanjutan ini auditor akan menentukan beberapa kondisi perusahaan yang mana kondisi tersebut merupakan kelemahan atau kekurangan yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian. 4. Pelaporan Pada tahap pelaporan ini auditor memberikan laporan atas hasil audit yang telah ditemukannya serta memberikan beberapa rekomendasi terhadap kelemahan-kelemahan yang telah ditemukan agar pada nantinya perusahaan dapat menerapkannya sehingga kinerja perusahaan dapat berjalan lebig efektif dan efisien.

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan. Arsila Bakery yang berlokasi di Jl. S. Parman No. 3 RT. 7 Banjarmasin adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri pangan, khususnya produksi roti yang ada di Banjarmasin. Pada awal pendirian Arsila ini adalah dilatarbelakangi oleh pengalaman hidup H. Ibnu Rachman Firly selaku pendiri dan pemilik dari Arsila sewaktu masih menjadi mahasiswa di daerah lain, sangat merasa bahwa kebutuhan hidup mahasiswa yang bergantung dari uang kiriman orangtua haruslah bisa berhemat, sehingga beliau menyiasatinya dengan mengganti makanan pokok yaitu nasi dengan roti dan beliau merasa bahwa dengan hanya mengkonsumsi satu atau dua buah roti saja bisa membuat kenyang. Oleh karena itu, ketika pulang ke Banjarmasin beliau melihat bahwa di Banjarmasin pada

saat itu belum banyak toko-toko roti, sehingga beliau berpikir untuk membuka toko roti yang diberi nama ARSILA BAKERY dengan bantuan dari teman untuk menambah modal dalam pendirian Arsila. Pada saat ini Arsila Bakery sudah mempunyai beberapa cabang, diantaranya yaitu di Jl. Gunung Sari, dan Pal.5 samping pom bensin untuk di wilayah Banjarmasin. Selain itu juga ada di Banjarbaru, Amuntai, Batu Licin, Sungai Danau, dan Kuala Kapuas.Sedangkan untuk membuka cabang yang baru rencananya di daerah Tanjung,Palangkaraya, Bekasi dan Depok. Dari semua cabang Arsila yang sudah beroperasi tersebut, cabang Arsila yang ada di Jl. Gunung Sari dan Pal.5 samping pom bensin berbeda manajemen dengan Arsila Bakery Pusat yang ada di S.Parman, akan tetapi masih dikelola oleh pihak keluarga juga. Selain itu, di Banjarbaru juga terdapat cabang Arsila yang di kelola oleh Hj. Sofi adik dari H.Ibnu, akan tetapi dengan nama yang berbeda yaitu BALQIS BAKERY. Perkembangan pola hidup masyarakat Banjarmasin yang konsumtif menuntut para pelaku industri baik dalam skala kecil maupun besar untuk memberikan yang terbaik kepada konsumen. Dengan motto fresh from the open dan 100% halal Arsila Bakery yang berdiri sejak tanggal 18 Agustus 2003 mencoba menawarkan konsep dagang dengan gaya baru dalam berbelanja roti bagi konsumen, dimana konsumen dapat memilih dan mengambil sendiri roti atau snack yang diinginkan untuk dibeli. Jadi konsep yang diterapkan oleh Arsila Bakery meliputi empat hal, yaitu fresh from the open (selalu tersaji dalam keadaan hangat), 100% Halal (segala sesuatu bahan yang terkandung didalam produk Arsila selalu dengan jaminan kualitas yang baik dan halal untuk di konsumsi), self service (konsumen dapat mengambil sendiri produk yang diinginkan), dan open kitchen (dapur pengolahan roti yang terbuka sehingga dapat dilihat secara langsung oleh konsumen).

B. Program Kerja Audit Program audit memberikan landasan yang sistematis dalam audit sehingga pelaksanaan audit dapat berjalan sesuai dengan rencana. Program audit dibuat untuk setiap tahap audit sesuai dengan informasi yang diperoleh pada setiap tahapan tersebut. Program kerja audit memuat beberapa pertanyaan penting untuk mendapatkan data atau informasi

sesuai dengan tujuan audit yang telah ditetapkan. Berikut ini disajikan program audit untuk audit komprehensif fungsi pemasaran, sesuai dengan tahap-tahap auditnya. 1. Audit Lingkungan Pemasaran Lingkungan pemasaran (marketing environment) terdiri atas para pelaku dan kekuatan-kekuatan diluar pemasaran yang memengaruhi kemampuan pemasaran perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi yang berhasil dengan konsumen sasarannya. Untuk mampu bertahan dan berhasil dalam kondisi persaingan yang sangat ketat ini, perusahaan harus menyesuaikan bauran pemasarannya untuk mengikuti tren dan perkembangan di dalam lingkungan ini. Lingkungan pemasaran terdiri atas dua kelompok besar yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro terdiri dari perusahaan, pemasok, perantara pemasaran, pelanggan, dan pesaing. Sedangkan lingkungan makro terdiri dari lingkungan alam, teknologi, politik dan budaya.

2. Audit Strategi Pemasaran Manajemen strategis adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi berbagai rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Proses manajemen strategis terdiri atas sembilan tugas penting yang meliputi : o Merumuskan misi perusahaan meliputi rumusan umum tentang maksud keberadaan, filosofi, dan tujuan perusahaan. o Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi internal dan kapabilitasnya. o Menilai lingkungan eksternal perusahaan meliputi bail pesaing maupun faktorfaktor kontekstual umum. o Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokkan sumber daya yang dimiliki dengan lingkungan eksternal. o Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki, dengan mengevaluasi setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan. o Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki.

o Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan sasarn jangka panjang dan strategi umum yang dipilih. o Mengimplementasikan pilihan strategi dengan cara mengalokasikan sumber daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas, SDM, struktur, teknologi, dan sistem imbalan. o Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai input bagi pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Perencanaan strategi merupakan proses untuk mengembangkan dan menjaga suatu kesesuaian strategi diantara tujuan dan kemampuan perusahaan dengan peluang pemasaran yang selalu berubah. Perencanaan strategi bersandar pada pengembangan misi perusahaan yang jelas, tujuan-tujuan pendukung, portofolio usaha yang sehat, dan strategi fungsional yang terkoordinasi.

3. Audit Sistem Pemasaran Sistem informasi pemasaran dalah orang, peralatan dan prosedur untuk mengumpulkan, memilah, mengevaluasi dan mendistribusikan informasi yang

dibutuhkan pengambil keputusan pemasaran secara akurat dan tepat waktu. Sistem informasi pemasaran berawal dan berakhir pada manajer pemasaran. Pertama sistem informasi pemasaran berinteraksi dengan manajer pemasaran untuk menilai kebutuhan informasi oelh manajer pemasaran, selanjutnya sitem informasi ini mengembangkan informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber informasi (catatan internal, intelejen pemasaran dan riset pemasaran). Analisis informasi memproses informasi menjadi lebih bermanfaat dan akhirnya sistem informasi pemasaran mendistribusikan informasi kepada manajer pemasaran secara akurat dan tepat waktu untuk membantu mereka dalam melaksanakan fungsi manajerialnya. Suatu inforamsi pemasaran yang bermanfaat memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Relevan Informasi ini dapat memengaruhi keputusan manajemen (atau memiliki dampak yang berbeda pada pengambilan keputusan bisnis).

b. Cukup Informasi ini tersedia dalam jumlah yang cukup dan teruji keakuratannya. c. Kompeten Diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya dan dari proses pengolahan (analisis) data yang tepat. d. Efisien Informasi harus diperoleh secara efisien. Pertimbangan biaya dan manfaat harus dijadikan dasar untuk menilai suatu informasi. Suatu keputusan yang tepat tentang informasi jika informasi tersebut memberikan manfaat yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh informasi tersebut.

Sumber-sumber Informasi Informasi pemasaran dapat dikembangkan dari tiga sumber utama yaitu (1) catatan internal perusahaan, (2) intelijen pemasaran, (3) riset pemasaran. o Catatan internal merupakan informasi yang dikumpulkan dari sumber-sumber di dalam perusahaan untuk mengevaluasi kinerja dan mendeteksi masalah serta peluang pemasaran. Catatan internal dapat berupa laporan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan tentang berbagai aktivitas pemasaran yang telah dilakukan perusahaan. o Intelijen pemasaran merupakan informasi harian tentang berbagai

perkembangan yang terjadi pada lingkungan pemasaran.Informasi ini adalah informasi yang bersumber dari luar perusahaan yang dapat diperoleh melalui intelijen pemasaran. Intelijen pemasaran berusaha menggali berbagai informasi relevan yang berkembang di lingkungan pemasaran perusahaan. Informasi yang berasal dari intelijen pemasaran ini akan sangat membantu manajer dalam mengambil keputusan terutama jika keputusan tersebut berhubungan dengan berbagai individu dan organisasi di luar perusahaan, seperti penetapan posisi produk dan kepuasan pelanggan. Praktik dalam intelijen pemasaran dapat berupa :

Mencuri informasi dari para pelamar Mendapatkan informasi dari orang-orang yang berurusan dengan pesaing.

Mendapatkan informasi dari bahan-bahan terbitan dan dokumen publik.

Mendapatkan

informasi

dengan

mengamati

pesaing

atau

menganalisis bukti fisik. o Riset pemasaran merupakan fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan, dan publik ke pemasar melalui informasi-informasi yang digunakan untuk mengidebtifikasi dan mendefinisikan peluang dan masalah pemasaran. Informasi ini sangat membantu dalam menciptakan, memperbaiki kembali dan mengevaluasi tindakan tindakan pemasaran, memantau kinerja pemasaran, serta meningkatkan pemahaman tentang proses pemasaran. Pemanfaatan dan Kebutuhan Informasi Pemasaran Manajer pemasaran harus secara optimal memanfaatkan informasi, yang merupakan hasil dari sistem informasi pemasaran dalam pengambilan keputusannya.Oleh karena itu, manajer harus memahami informasi apa sebenarnya yang dibutuhkan dan harus tersedia untuk mendukung berbagai keputusan pemasarannya. Pemanfaatan informasi secara optimal dalam pengambilan keputusan berarti manajemen telah memanfaatkan sistem informasi pemasaran yang dimiliki secara efektif dan efisien. 4. Audit Oraganisasi Pemasaran Konsep pemasaran tidak terbatas pada penjualan dan promosi saja, pemasaran memegang fungsi yang sangat kompleks dan menyangkut secara keseluruhan kepentingan perusahaan.Perusahaan harus secara intensif menjalin kerjasama dengan berbagai bagian dan fungsi, membentuk suatu sinergi dalam meningkatkan nilai pelanggan.Oleh karena itu, kesuksesan kinerja pemasaran perusahaan bukan sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi lebih pada kerjasama antar fungsi dan bagian yang membentuk suatu rangkaian rantai nilai dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Kinerja pemasaran perusahaan tergantung dari ketepatan program pemasaran dalam menerjamahkan berbagai kebutuhan pelanggan yang semakin berkembang dan impelementasi program pemasaran tersebut dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

C. Pelaporan Audit

LAPORAN AUDIT MANAJEMEN

Banjarmasin,

April 2011

No Lampiran Perihal

: 01/2011 :: Laporan Hasil Audit Manajemen

Kepada Yth, Pimpinan Arsila Bakery Di Banjarmasin

Kami telah melakukan audit atas Pengelolaan Fungsi Pemasaran pada Arsila Bakery. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajiban laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup bidang pengelolaan pemasaran yang terjadi pada Arsila Bakery. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai keefisienan dan keefektifan kinerja fungsi pemasaran di Arsila Bakery, baik dari bidang strategi pemasaran, sistem pemasaran, dan pada organisasi pemasarannya.

Audit pada bidang pemasaran ini dilakukan untuk memberikan saran perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan dimasa yang akan datang dicapai perbaikan atas kekurangan atau kelemahan tersebut dan pihak Arsila Bakery dapat beroperasi dengan lebih efektif dalam mencapai tujuannya. Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi : 1. Informasi Latar Belakang 2. Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit 3. Rekomendasi 4. Ruang Lingkup Audit

Dalam melaksanakan audit, kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan kerjasama dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staf yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik

1. Informasi latar belakang Arsila Bakery adalah sebuah usaha yang bergerak di bidang produksi roti dengan merek Arsila yang berlokasi di jalan S. Parman No.3 RT.7 Banjarmasin, didirikan pada tanggal 18 Agustus 2003 oleh H.Ibnu Rachman Firly Tujuan dari didirikannya Arsila adalah untuk memberikan jasa di bidang produksi dan penjualan roti kepada masyarakat Banjarmasin yang umumnya terbiasa mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok menjadi beralih ke roti karena perubahan pola hidup yang konsumtif. Oleh karena itu, demi memenuhi kebutuhan tersebut maka didirikan toko roti dengan nama Arsila Bakery. Adapun jasa pelayanan yang di berikan oleh pihak Arsila pada konsumen meliputi: a. Penjualan roti b. Pemesanan roti c. Fasiltas Coffee Corner Sedangkan Tujuan dilakukannya audit untuk : a. Untuk mengetahui apakah fungsi pemasaran di Arsila sudah berjalan dengan efektif dan efesien, baik dari strategi, sistem dan organisasi pemasarannya. b. Untuk mendapatkan gambaran yang objektif tentang kinerja pemasaran di Arsila Bakery. c. Untuk memberikan saran atau rekomendasi perbaikan atas kelemahan dalam pengelolaan fungsi pemasaran yang ditemukan.

2. Kesimpulan Audit Berdasarkan temuan atau bukti yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut : Kondisi : 1) 2) 3) Adanya kekurangan bahan baku Desain produk yang kurang menarik Fasilitas coffee corner yang kurang memadai

Kriteria : 1) Perusahaan harus memiliki perencanaan persediaan bahan baku secara tertulis. 2) - Perusahaan harus melakukan inovasi terhadap desain produk agar konsumen lebih tertarik untuk membeli - Perusahaan dapat melihat dan mencontoh dari buku ataupun dari internet untuk desain produknya. 3) Perusahaan harus memperbaiki konsep fasilitas coffee corner agar penggunaannya bisa bermanfaat bagi konsumen, misalkan : - Membuat coffee corner di lantai 2 - Memberikan fasilitas ruangan dengan full ac dan free Wifi - Menyediakan menu tambahan Penyebab : 1) 2) 3) Adanya keterlambatan pengiriman barang dari pemasok. Kurangnya tenaga ahli dalam desain produk - Kondisi lingkungan yang kurang mendukung - Tempatnya berada dipinggir jalan raya tempat lalu lintas kendaraan bermotor sehingga mengakibatkan terkontaminasi debu jalan raya dan tempatnya pun panas. Akibat : 1) Tidak dapat berproduksi secara optimal sehingga beberapa kebutuhan konsumen tidak dapat terpenuhi

2)

Perusahaan hanya terpaku terhadap produk yang ada sehingga konsumen kurang tertarik untuk membeli

3)

Konsumen kurang tertarik untuk menggunakan fasilitas coffee corner

Pejabat yang bertanggung jawab : General Manager

Janet 3. Rekomendasi Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan tersebut adalah strategi pemasaran yang kurang optimal dan penjualan yang kurang mencapai target. Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi dapat diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

Rekomendasi : 1) Perusahaan harus mencari tenaga ahli dibidang desain produk 2) Perusahaan harus melakukan inovasi dalam hal produk tanpa mengesampingkan mengenai desain produknya. 3) Perusahaan harus memiliki pedoman dan peraturan secara tertulis baik mengenai perencanaan pemasaraan, penjualan dan target laba, serta jadwal produksi dan jadwal bahan baku harus terintegrasi. 4) Perusahaan harus memperbaiki konsep fasilitas coffee corner agar penggunaannya bisa bermanfaat bagi konsumen 5) Perusahaan harus menggunakan alternatif promosi dengan cara pemberian stiker secara gratis kepada konsumen dengan mengedarkannya ke jalan raya ataupun pada saat konsumen membeli produk Arsila Bakery 6) Perusahaan harus mempunyai supplier untuk bahan baku

Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih buruk pada pengelolaan fungsi pemasaran dimasa yang akan datang.

4. Ruang Lingkup Audit Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah pengelolaan fungsi pemasaran pada Arsila Bakery yang terdiri dari lingkup strategi pemasaran, sistem pemasaran, dan organisasi pemasaran. Audit kami mencakup penilaian untuk mengetahui apakah fungsi pemasaran di Arsila sudah berjalan dengan efektif dan efesien, baik dari strategi, sistem dan organisasi pemasarannya, untuk mendapatkan gambaran yang objektif tentang kinerja pemasaran di Arsila Bakery, dan untuk memberikan saran atau rekomendasi perbaikan atas kelemahan dalam pengelolaan fungsi pemasaran yang ditemukan.

BAB IV PENUTUP A Kesimpulan Pemasaran adalah hal yang sangat mendasar, sehingga tidak dapat dianggap sebagai fungsi tersendiri. Pemasaran juga dapat dikatakan sebagai cara memandang seluruh perusahaan dari hasil akhir yaitu dari pandangan pelanggannya. Keberhasilan suatu bisnis bukan ditentukan oleh prrodusennya, melainkan oleh pelanggannya. Jadi, pemasaran meliputi seluruh kegiatan perusahaan dalam beradaptasi terhadap lingkungannya secara kreatif dan menguntungkan. Sedangkan tugas pemasaran adalah menjabarkan kebutuhan masyarakatmenjadi peluang yang mendatangkan keuntungan. Pemasaran juga mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan, baik masa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Menurut Kotler, pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Audit pemasaran adalah pengujian yang komprehensif, sistematis, independen, dan dilakukan secara periodik terhadap lingkungan pemasaran, tujuan, strategi, dan aktivitas perusahaan atau unit bisnis, untuk menentukan peluang dan area permasalahan yang terjadi, serta merekomendasikan rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan. Tujuan utuama dari audit pemasaran adalahh untuk mengidentifikasi ancamanancaman pemasaran yang dihadapi perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeliminasi ancaman tersebut.

Ada dua tipe audit pemasaran, pertama audit fungsional (vertikal), merupakan audit yang dilakukan terhadap beberapa aktivitas dari departemen pemasaran seperti periklanan atau penjualan dan membuat analisis terhadap bagian-bagan yang diaudit tersebut. Kedua adalah audit menyeluruh (horizontal), yang melakukan audit terhadap keseluruhan dari fungsi pemasaran perusahaan. Audit pemasaran dapat mencakup enam wilayah utama dalam pemasaran sebagai berikut : 1. Audit Lingkungan Pemasaran 2. Audit Strategi Pemasaran 3. Audit Organisasi Pemasaran 4. Audit Sistem Pemasaran 5. Audit Produktivitas Pemasaran 6. Audit Fungsi Pemasaran

DAFTAR PUSTAKA

Bhayangkara, IBK.2008 Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi, Kedua. Jakarta : Salemba Empat

Cetakan

Anda mungkin juga menyukai