Anda di halaman 1dari 9

ANALISA PROSES MORFOLOGIS PADA LIRIK LAGU TAYLOR SWIFT DALAM ALBUM SPEAK NOW

A.

PENDAHULUAN

Bahasa adalah alat komunikasi yang penting dalam interaksi antarmanusia. Bahasa itu sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu bagian lahir dan bagian makna. Bagian lahir yang nyata adalah merupakan bunyi yang teratur, dan dinamakan bentuk bahasa. Dan untuk bagian makna adalah merupakan bentuk pikiran dan perasaan manusia, dan inilah yang dinamakan bahasa. Dengan bahasa yang dimilikinya, seseorang dapat mengemukakan pendapat, menyampaikan ide, mengungkapkan perasaan, dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan. Selain itu, peran bahasa juga untuk mengungkapkan ekspresi seseorang. Pengungkapan ekspresi tersebut dapat berupa karya sastra ataupun lagu. Lagu adalah salah satu jenis wacana. Lagu merupakan wacana lisan bila dilihat berdasarkan medianya, tatapi lagu termasuk wacana tertulis bila dilihat berdasarkan teks lagunya. Wacana lagu dapat dikategorikan sebagai wacana puisi dilihat dari segi gender sastra dan termasuk rekreatif. Lagu merupakan bagian dari musik dengan pengungkapan ekspresi yang memerlukan keindahan dari struktur kata-katanya. Selain sebagai seni, lagu juga bisa dilihat sebagai ilmu, yang berarti memandang sesuatu dari sudut lain dari suatu lagu yang tidak hanya seni saja. Diihat dari bentuknya, lirik (teks) lagu termasuk dalam written text, walaupun dalam penyampaiannya menggunakan suara. Lirik lagu merupakan suatu wacana tulis yang disajikan dalam bentuk yang cukup sederhana yang merupakan hasil buah pikiran dan ekspresi jiwa seseorang dan memerlukan keindahan. Penulis tidak akan membahas tentang isi pesan yang

ada di dalam lagu, tetapi penulis tertarik untuk meneliti kata-kata di dalam lagu-lagu berbahasa Inggris, misalnya pada lagu Taylor Swift karena penulis ingin tahu sejauh mana proses morfologis yang diaplikasikann pada lirik lagu Taylor Swift dalam album Speak Now. Penulis tertarik memiih lagu Taylor Swift karena dalam lirik lagu tersebut terdapat wacana yang terbentuk kalimat, kata, morfem yang merupakan bidang kajian linguistik terutama morfologi. Hal-hal tersebut menyebabkan penulis tertarik untuk menganalisis proses morfologis pada lirik lagu Taylor Swift dalam album Speak Now.

B. BATASAN MASALAH

Peneliti membatasi masalah yang diteliti pada obyek yang telah ditentukan, agar tidak terlalu meluas dan menyimpang dari masalah yang telah ditentukan. Maka penulis akan menganalisis suatu teks pada bidang morfologi. Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis hanya memfokuskan penelitian pada proses morfologis yang terjadi pada lirik lagu Taylor Swift dalam album Speak Now. Agar penelitian ini terarah, maka masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Proses morfologis apa saja yang terjadi pada lirik lagu Taylor Swift dalam album Speak Now? 2. Kata-kata apa saja yang mengalami proses morfologis pada lirik lagu Taylor Swift dalam album Speak Now?
3. Proses morfologis apa yang sering digunakan dalam lagu-lagu tersebut?

1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian mengenai proses morfologis pada lirik lagu Taylor Swift dalam album Speak Now adalah sebagai berikut : 1. Menjelaskan macam proses morfologis pada lirik lagu Taylor Swift dalam album Speak Now. 2. Mengetahui kata-kata yang mengalami proses morfologis pada lirik lagu-lagu tersebut. 3. Menentukan proses morfologis yang sering digunakan pada lirik lagu-lagu tersebut.

2.

Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kepentingan

perkembangan keilmuan, khususnya pada bidang morfologi. Manfaat manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah informasi pengetahuan masyarakat tentang kajian kategori-kategori

morfologi, khususnya pada proses morfologinya. 2. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam menganalisis lagu, sehingga kita dapat mengetahui Analisa Proses Morfologis pada lirik lagu Taylor Swift dalam album Speak Now. 3. Dapat mendorong pengkajian dan penelitian terhadap bidang linguistik yang lain.

C. PREVIOUSLY STUDY

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua karya tulis dari Agus Nugroho dengan judul Analisa Fungsi dan Makna afiks dalam lirik lagu Peterpan (2010)dan dari Nani Darmayanti M.Hum dengan judul Peristilahan Asing Dalam Bidang Teknologi Informasi Internet sebagai bahan acuan dari kegiatan penelitian. Dari kedua karya tulis tersebut mengandung unsur-unsur mengenai analisa fungsi, pergeseran makna dan penyerapan istilah bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Pada karya tulis pertama mengemukakan mengenai analisa fungsi afiksasi. Peneliti tersebut mengambil lagu dari Peterpen karena terbentuk kalimat, kata, morfem yang merupakan bidang kajian linguistik terutama morfologi. Linguistik bidang morfologi ini terdapat suatu kajian yang disebut proses morfemis. Diantara proses morfemis yang terpenting adalah afiksasi yaitu pengimbuhan afiks. Misalnya sebagai berikut : Dalam kata mendapat, mencuri, menyalak, melintang, merintis, mengubah, menantang, memperhatikan pengunaan afiks. Selain itu memperlihatkan juga berbagai alomorf-aomorf dari afiks (men-). Afiks ialah suatu satuan gramatikal terikat yang didalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lainn untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Proses penggunaan afiks atau afiksasi yang serupa banyak dijumpai dalam lirik-lirik lagu dan menduduki posisi masing-masing dalam kasifikasinya. Selain itu penggunaan afiks ini juga memiliki latar belakang fungsi dan makna yang beragam. Dalam melakukan analisis data, diperlukan adanya landasan teori. Hal ini digunakan oleh penulis untuk memperkuat dan mendukung analisis data. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori atau pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli bahasa. Namun dalam penelitian ini penulis mengacu pada beberapa teori proses morfologis yang dikemukakan oleh P.H Matthew (1991:130) dan OGrady dan Guzman (1996:138) untuk menganalisis data, yaitu Proses Afiksasi (Affixation), Proses Pergantian (Internal Change), Proses Suplesi (Suppletion), Pengklitikan (Clitization), Compunding.

D. THEORITICAL FRAMEWORK 1. Pengertian Morfologi Morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem dan

kombinasinya. Katamba (1994) mengatakan bahwa morphology is a study of morphemes and their arrangement in forming words, maksudnya morfologi adalah ilmu yang mempelajari morfem dan susunannya dalam pembentukan kata. Matthew mengungkapkan bahwa morphology, therefore, is simply a term for that branch of linguistics which is concerned the form word in different uses a construction (1991:3). Pendapat lain mengenai morfologi dikemukakan oleh OGrady dan Guzman, bahwa the system of categories and rules involved in word formation and interpretation is called morphology (1996:132). Sedangkan di dalam Longman Dictionary of Applied Linguistics, morphology is the study of morphemes and their different forms, and the way they combine in word formation (1990:184). Dalam kamus linguistik, dikatakan bahwa pergeseran makna suatu unsur bahasa yang mengakibatkan perubahan makna unsur lain dalam bidang makna yang sama. Menurut Alwasilah (1997:101) mengatakan bahwa morfologi adalah bagian linguistik yang mempelajari morfem. Morfologi mempelajari dan menganalism struktur, bentuk, dan klasifikasi kata-kata. 2. Proses Morfologis Yang disebut dengan proses morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Proses ini disebut juga dengan proses morfemis karena proses ini bermakna dan berfungsi sebagai pelengkap makna leksikal yang dimiliki oleh sebuah bentuk dasar. Dalam menentukan proses morfologis yang dikemukakan oleh Matthew (1991:130-143) dan OGrady dan Guzman (1996:138-144). Pada umumnya proses morfologis dibedakan atas Proses afiksasi (Affiixation), Proses Pergantian (Internal Change), Proses Suplesi (Suppletion), Penklitikan (Cliticization), dan Compounding.

1.

Proses Afiksasi (Affixation) Proses afiksasi merupakan proses yang paling umum dalam bahasa. Proses afiksasi terjadi apabila sebuah morfem terikat dibubuhkan atau diletakkan pada sebuah morfem bebas secara urutan lurus. Afiksasi dalam bahasa Inggris terjadi dengan adanya penambahan prefiks dan suffiks. Apabila penambahan prefiks atau sufiks tidak mengubah kelas kata, maka kedua afiks ini disebut afiks infleksional. Sebaliknya, apabila penambahan prefiks atau sufiks mengubah kelas kata, maka disebut afiks derivational. 2. Proses Pergantian (Internal Change) Internal change is a process that substitutes one non-morphemic segment for another (OGrady dan Guzman, 1996:141). Sedangkan menurut Parera, sebuah morfem dasar bebas dapat mengalami perubahan dalam tubuhnya sendiri dengan adanya pergantian salah satu unsur fonemnya baik konsonan, vokal, maupun ciri ciri suprasegmental (nada, tekanan, durasi, dan sendi). Pergantian ini membawa perubahan atau fungsi (1992:19). Chaer (2003:189) mengatakan bahwa proses pergantian/modifikasi internal adalah proses pembentukan kata dengan penambahan unsur unsur (yang biasanya berupa voka) ke dalam morfem yang berkerangka tetap (yang biasanya berupa konsonan). 3. Proses Suplesi (Suppletion) Chaer mengatakan bahwa dalam proses suplesi perubahannya sangat ekstrem karena ciri ciri bentuk dasar tidak atau hampir tidak tampak lagi. Boleh dikatakan bentuk dasar itu berubah total (2003:190). Pendapat lain dikemukakan oleh Parera bahwa proses suplesi dapat dipandang sebagai satu proses perubahan internal yang ekstrem. Dalam proses ini ciri ciri bentuk dasar tidak atau hampir tidak tampak. Dengan kata lain bentuk bentuk dasar mengalami perubahan total.

Contoh dari proses suplesi antara lain went yang berasal dari kata go,dan kata was dan were bentuk lampau dari be. 4. Pengklitikan (Cliticization) Beberapa kata tidak dapat berdiri sendiri sebagai bentuk bebas untuk alasan fonologi. Elemen seperti ini disebut dengan clitics, yang harus ditempelkan pada kata yang lain di dalam kalimat. Contohnya dapat ditemukan pada bahasa Inggris, di mana bentuk kata kerja yang disingkat ( m untuk am, s untuk is, dan re untuk are) tidak dapat berdiri sendiri. Cliticization terjadi dengan menempelkan elemen ini pada sebuah kata. E. METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:2), Sudaryanto (1993:9) membedakan antara metode dan teknik, metode adalah cara yang harus dilaksanakan, sedangkan teknik adalah cara melaksanakan metode. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini dikarenakan data yang ditemukan adalah berupa kata. Metode deskriptif kualitatif adalah menganalisis data yang berupa penjelasan fenomena bahasa yang diteliti penulis dengan menggunakan kata kata bukan dalam bentuk angka dan hasil penelitiannya dijelaskan apa adanya. 1. Metode Penelitian data a. Sumber Data Subagyo (2006:87) mengemukakan bahwa data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumendokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian tersebut. Unit yang akan dianalisis adalah kata. Data tersebut berupa

kata kata pada lirik lagu Taylor Swift dalam album Speak Now. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer, yaitu data yang didapat langsung sebagai hasil pengumpulan sendiri dan merupakan data asli. Album Speak Now berisi 14 lagu. Dari semua kata, penulis hanya menganalisis kata yang bisa mewakili kata yang lain sehingga diharapkan tidak terjadi pengulangan analisis. Teknik yang digunakan untuk menarik sample adalah dengan teknik purposive sampling.

b. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode dokumentasi dan metode simak. Kemudian, teknik ini dianjutkan dengan menggunakan teknik catat dan pisah. Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barangbarang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2006:158)

2.

Metode Analisis Data Setelah mengumpulkan data, penulis melakukan analisis data. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih, yaitu menganalisis sistem bahasa atau keseluruhan kaidah yang bersifat mengatur di dalam bahasa berdasarkan perilaku atau ciri-ciri khas kebahasaan satuan-satuan lingual bahasa. Penulis menggunakan metode ini, karena alat penentunya adalah bagian dari bahasa itu sendiri, seperti kata, fungsi, sintaksis, klausa,

titinada, dan yang lain (Sudaryanto, 1993:15). Dalam penelitian ini alat penentunya adalah berupa kata. Teknik yang digunakan penulis dalam menganalisis data adalah teknik bagi unsur langsung. Cara kerja yang digunakan adalah dengan cara membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur (Sudaryanto, 1993:31). Kemudian dilanjutkan lagi dengan teknik lanjutan yaitu teknik lesap. Teknik lesap dilakukan dengan melesapkan (melepaskan, menghilangkan, menghapuskan, mengurangi) unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:37). DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 1987. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung : Angkasa Katamba, Francis. 1993. Morphology. London : Maemillan Press. Matthew, P.H. 1991. Morphology. Cambrige : Cambrige University Press OGrady, William dan Guzman. 1996. Contemporary Linguistics : An Introduction. United Kingdom : Longman. Subagyo, P.Joko. 2006. Metode Penelitian dalam teori dan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Sudaryanto. 1990. Menguak Fungsi Hakiki Bahasa. Yogyakarta : Duta Wacana University. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D Cetakan Ke Empat. Bandung : Alfabeth.

Anda mungkin juga menyukai