I.
Tujuan: Menentukan besarnya pengaruh kuat arus, jari-jari dan jumlah lilitan kawat terhadap besarnya kuat medan magnet induksi yang timbul di pusat lilitan kawat berarus listrik. Alat alat yang dipakai: Kerangka tempat kabel melilit, sumber tegangan, Ampere meter, kompas, kabel lilitan dan kabel penghubung.
II.
III.
Dasar teori: Jika suatu kawat penghantar dialiri arus listrik, maka disekitar kawat penghantar berarus tersebut akan timbul medan magnet. Menurut Bio Savart, besar kuat medan magnet di suatu titik berbanding lurus dengan besar kuat arus listrik, berbanding terbalik dengan kwadrat jarak titik ke kawat penghantar, berbanding lurus dengan panjang elemen penghantar, tergantung pada besar sudut elemen penghantar dengan garis hubung ke titik tersebut, dan bergantung pada harga permeabilitas medium. Secara sistematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Dengan o permeabilitas medium, i besar kuat arus, dl panjang/elemen kawat penghantar, sudut antara elemen penghantar dengan garis hubung ke suatu titik penghantar, r sebagai jarak titik penghantar ke elemen penghantar berarus listrik. Jadi besar kuat medan magnet di suatu titik P yang disebabkan oleh penghantar berarus listrik i yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari lingkaran R dapat ditentukan sebagai berikut :
dB
komponen dB dapat diuraikan menjadi dB1 yang sejajar dengan sumbu lingkaran dan dB2 yang tegak lurus sumbu lingkaran. Sudut sebesar 900 sebab r tegak lurus dengan dl. Untuk seluruh lingkaran komponen dB2 saling meniadakan, maka hanya dB1 yang memberikan kontribusi. Jadi kalau ada N lilitan kawat penghantar, besar medan magnet di titik P adalah:
Dimana: 0 = 4 x 10-7 N/ A2 Bb Br
Bk tg = Bk/ Bb Bk = Bb tg
IV.
Data dan analisis 1. N tetap; R tetap maka B = f (i) No 1 2 3 i (A) 0,5 1 1,5 () 56 72 78 tg 1,48 3,07 4,7 Bk (tesla) 3,14 x 10-5 6,28 x 10-5 9,42 x 10-5 Bb (tesla) 2,12 x 10-5 2,045 x 10-5 2 x 10-5
Contoh perhitungan:
2. I dan R tetap maka B = f (N) No 1 2 3 N 10 20 30 () 72 80 84 Tg 3,07 5,67 9,5 Bk (tesla) 1256 x 10-5 2512 x 10-5 3765 x 10-5 Bb (tesla) 4,09 x 10-5 4,43 x 10-5 3,96 x 10-5
3. I dan N tetap; maka B = f (r) No 1 2 3 R (cm) 5 10 15 () 86 84 82 Tg 14,3 9,5 7,1 Bk (tesla) 113,04 x 10-5 56,52 x 10-5 37,68 x 10-5 Bb (tesla) 7,905 x 10-5 5,95 x 10-5 5,3 x 10-5
Contoh perhitungan:
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai Bb rata-rata sebagai berikut: 2,055 x 10-5 4,16 x 10-5 6,385 x 10-5 B teori - 2,225 x 10-5 -0,685 x 10-5
Percobaan 1 2 3
B teori
Dalam teori didapati kuat medan magnet bumi (Bm) sekitar 5,7
Dari data tersebut maka kita bisa membandingkan antara Bb percobaan dengan Bb teori. Sebagai contoh pada percobaan 1. Besarnya ralat = 100%
100% = 64 %
Pada percobaan ini pengaruh kuat arus lilitan penghantar terhadap Bk adalah sebanding. Maksudnya semakin besar kuat arus yang diberikan pada lilitan kawat maka semakin besar pula Bk yang dihasilkan. Dari ketiga percobaan tersebut terlihat bahwa yang paling berpengaruh terhadap Bk adalah jari-jari kawatnya dikarenakan antara R dengan Bk berbanding terbalik. Kemudian dalam menentukan Bb dicari dulu Bk nya dengan kompas dimana antara Bb dan Bk diatur supaya kedudukannya tegak lurus
V.
Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan: 1. Kuat arus berbanding lurus dengan kuat medan magnet kawat. 2. Jumlah lilitan berbanding lurus terhadap kuat medan magnet kawat. 3. Jari-jari antar lilitan berbanding terbalik dengan kuat medan magnet kawat. 4. Antara kuat medan magnet kawat dan kuat medan magnet bumi membentuk sumbu tegak lurus. 5. Kuat medan magnet kawat lebih besar daripada kuat medan magnet bumi. 6. Kesalahan dalam perhitungan disebabkan oleh kekurangtelitian praktikan dalam mengamati jarum kompas pada waktu percobaan
VI.
Daftar pustaka 1. Johanes, H. 1987, Listrik dan Magnet, PN pustaka: Jakarta. 2. Petunjuk praktikum listrik magnet. 2011-2012. USD.
PRODI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011