Anda di halaman 1dari 10

MENGORKESTRASI FASILITAS YANG ELEGAN Ilusrasi: Para siswa sudah berada dikelas selama dua puluh menit,dan guru

baru saja mengakhiri pembelajaran dengan partisipasi minimal dan banyak gangguan! Guru berusaha keras , melontarkan berbagai pertanyaan yang merangsang pikiran,bahkan menanyangkan hal- hal yang penting lewat LCD. Namun, tetap saja dia mendapat partisipasi yang sedikit.Melihat kondisi tersebut, dan sisa waktu yang masih banyak,dia bertanya-tanya apa yang harus dilakukan. Kondisi ini sering terjadi dalam kelas. Jika itu terjadi, Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana kita mempertahankan minat siswa pada kurikulum? Bagaimana kita memaksimalkan saat belajar yang terjadi pada siswa? Jawaban dari beberapa pertanyaan diatas adalah : Mengorkestrasi interaksi antara pelajar dan kurikulum Hal hal yangperlu dimulai disini adalah : Mengetahui apa yang kita inginkan dan harapkan sebagai hasil akhir dari pembelajaran itu, menetapkan visi yang jelas dari hasil itu.Dengan mengetahui hasil yang kita inginkan jelas, kita akan tetap pada jalur yang ada dan lebih memudahkan kesuksesan kita. Adapun cara yang akan kita gunakan untuk tetap pada jalur itu adalah : Menerapkan prinsip KEG yaitu : 1. Know it 2. Explain it 3. Get it 1. Know It (Ketahui Hasilnya) Huruf K merupakan singkatan dari Know. Know what you want(Ketahuilah yang anda inginkan),yang mana bisa berupa hasil (outcome) berdasarkan alasan kognitif yaitu : a. Pahamilah seperti apa rupa hasil itu. b. Pahamilah seperti apa bunyi hasil itu c. Pahamilah seperti apa rasa hasil itu

Sejauh mana kita mengetahui rupa, bunyi dan rasa hasil itu, maka sejauh itu pula kita akan dapat mengkomunikasikannya dengan jelas dan mendapatkan hasil yang kita inginkan.

2. Explain It (Jelaskan Hasilnya) Setelah Anda mengetahui dengan jelas rupa, bunyi, dan rasa hasil itu, jelaskanlah. Katakan kepada siswa, dan bayangan tentang hasil itu. Gunakan empat prinsip komunikasi ampuh: a. Munculkan Kesan Kesan yang dimaksud dalam komunikasi ampuh quantum teaching adalah citra (De Porter, 2000:119). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:216) ada beberapa makna tentang citra. Makna yang tepat dalam kaitannya dengan maksud di sini yaitu kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase, atau kalimat. Perkataan guru diharapkan mampu menimbulkan kesan yang dapat memacu belajar siswa. Secara sadar, guru diharapkan memilih perkataan yang menimbulkan citra positif, memacu pelajaran, dan meningkatkan komunikasi. Jangan sampai perkataan guru menimbulkan citra negatif yang dapat melemahkan pembelajaran, misal, menimbulkan kesan kesulitan, kebosanan, bahaya, kegagalan dan sebagainya. b. Arahkan Fokus Fokus adalah unsur yang menonjolkan suatu bagian kalimat sehingga perhatian pendengar tertarik pada bagian itu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:319). Dalam kaitannya dengan interaksi siswa-guru di kelas, diharapkan perkataan guru mampu langsung mengarahkan perhatian siswa kepada asosiasi yang mendukung belajar. Oleh karena itu, pilihlah kata-kata yang langsung mengarah pada asosiasi yang dimaksud dalam pesan itu. Jangan sampai membuka peluang bagi siswa untuk menciptakan berbagai macam asosiasi yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak mendukung belajar. Langkah pertama yang dapat dilakukan oleh guru agar prinsip arahkan fokus ini dapat terpakai yaitu tanyalah kepada diri sendiri: di mana guru ingin memusatkan perhatian siswa. Lalu, pilihlah kata-kata yang langsung mengarahkan fokus mereka. c. Inklusif Semua perkataan guru diharapkan memacu terciptanya dinamika yang positif dan memacu hubungan kerja sama yang menyeluruh. Setiap orang diajar terlibat dalam proses pembelajaran.

Sebagai quantum teacher, guru diharapkan menciptakan sebuah suasana kerja sama, kerja tim, dan keterlibatan, terutama mengingat adanya asosiasi negatif yang dimiliki beberapa siswa mengenai dinamika guru dan siswa. Memilih kata secara sadar dan sengaja dapat memperkuat rasa kebersamaan dan menimbulkan asosiasi positif. Untuk menciptakan lingkungan belajar yang penuh kerja sama, gunakanlah bahasa yang mengajak semua orang. Mari kita dan kita menciptakan kesan keterpaduan dan kesatuan. Perkataan seperti itu berarti, Kita berjuang bersama-sama (De Porter, 2000:122). d. Spesifik De Porter (2000:122) mengatakan bahwa kesalahan komunikasi sering terjadi karena generalisasi. Generalisasi memungkinkan orang lain mengisi kekosongan dengan pemahamannya sendiri. Semakin spesifik perkataan, akan semakin membawa kejelasan. Kejelasan mendorong lahirnya tindakan yang diinginkan dalam komunikasi. Keempat prinsip komunikasi ampuh tersebut merupakan komunikasi verbal, yaitu komunikasi yang dilakukan secara lisan melalui suatu percakapan. Komunikasi verbal harus didukung oleh komunikasi nonverbal, yaitu mengarah kepada komunikasi tanpa kata seperti sikap, gerakan tubuh, gerak isyarat, dan ekspresi wajah (Darmawan, 2006:4). Mengapa komunikasi verbal harus didukung oleh kamunikasi nonverbal? Karena pesan dan bahasa tubuh itu sama dan sebangung atau kongruen (De Porter, 2000:124). Tubuh dan suara adalah kurir yang membawakan pesan. Dengan dukungan komunikasi nonverbal yang efektif, guru dapat menyampaikan pesan kongruen yang akan memperkuat komunikasi. Pesan yang kongruen adalah pesan yang memiliki perkataan, ekspresi wajah, gerak tubuh, dan postur yang selaras. Wajah mengatakan hal yang sama dengan perkataan tubuh dan pikiran otak. Hal-hal yang merupakan komunikasi nonverbal dalam quantum teaching yaitu kontak mata, ekspresi wajah, nada suara, gerak tubuh, dan postur.

3. Get It (Dapatkan Hasilnya) Ketika siswa mulai mengerjakan tugas mereka, Anda masuk ke dalam G dari KEG, dapatkan hasilnya. Perhatikan dan dengarkan saat siswa-siswa memulai. Apakah mereka mematuhi petunjuk atau tidak? Beri tahu mereka, beri mereka umpan balik. Hentikan kegiatan sesaat dan katakan mutu pekerjaan mereka. Lebih baik lagi, minta siswa melakukan perbaikan yang perlu, kemudian lanjutkan.Prinsip ini penting untuk membangun sukses dan mendapatkan

hasil yang Anda kehendaki, terutama di awal tahun ajaran baru atau awal setiap semester baru. Pelajari cara penggunaan prinsip ketiga ini hingga Anda dapat memberikan perhatian penuh terhadap tingkat interaksi yang lebih tinggi.

B. Model Kesuksesan Dari Sudut Pandang Fasilitator Sekarang Anda mempunyai hasil dalam benak Anda, bagaimana caranya mengorkestrasi atau mempersiapkan siswa untuk sukses. Bagaimana caranya mengorkestrasi atau mempersiapkan siswamenuju sukses. Untuk memastikan kesuksesan siswa pada saat pertama kali belajar, mari kita ingat-ingat kembali komponen
Pengenalan pertama multisensori/multikecerdasan

Pelajaan pertama adalah harus bersifat multikecerdasan dan multisensori yaitu dengan cara menyusun kegiatan pembelajaran yang menarik perhatian siswa secara visual, auditorial, kinestetik. Buatlah sebuah materi ajar yang akan segera anda ajarkan,serta bayangkan bagaimana jika anda memakai beberapa strategi ini : Buat mereka tertarik dengan menggunakan ikon konsep atau menciptakancitra dalam benak mereka. Berbicaralah dengan predikat visual, auditorial, dan kinestetik saat anda mengubah intonasi dan kecepatan suara. Ajak siswa menggunakan gerakan tangan untuk mengunci informasi didalam tubuh mereka. Dorong siswa menyebutkan kata-katadengan keras menggunakan beragam volume dan intonasi. Ciptakan gerakan badan untuk konsep-konsep kunci. Kemudian ciptakan seperti gerakan tarian.

Buat singkatan dengan huruf pertama dari setiap langkah konsep Ajak siswa melakukan curah gagasan (brainstorm) tentang apa yang mereka ketahui terhadap topik itu dengan menggunakan peta pikiran , pengelompokan atau penyusunan grafik.

Perankan adegan dalam cerita yang ada ataupun dinamika rumus

Pemotongan menjadi segmen Dalam hal ini materi ajar dibagi menjadi beberapa pertemuan sehingga akan membantu siswa untuk menerima dan menyimpan pelajaran itu pada memori otak mereka yaitu untuk jangka pendek atau jangka panjang. Namun, seperti kita ketahui ilmu pengetahuan itu berguna untuk jangka panjang,oleh sebab itu dengan pemotongan materi tersebut akan membantu otak membuat asosiasi untuk kaitan dan penempatan yang sesuai.Untuk menciptakan variasi pembelajaran, bisa juga dirayakan keberhasilan ini, yaitu apabilan sukses dalam setiap segmennya, yang mana hal ini akan memacu para siswa untuk mempersiapkan ke segmen barikutnya.

Ulangi sesering mungkin. Mengulang pelajaran yang sudah lewat akan membuat pelajar percaya diri dengan konsepkonsep baru, memberi kesempatan untuk mengunjungi kembali konsep dengan cara lain, baik secara visual, auditorial, kinestetik maupun melalui kecerdasan yang lain. Hal ini akan menambah pengalaman siswa pada pembelajaran tersebut, dan membantu siswa yang belum mengerti pada materi tersebut. Mengulang juga membuat otak memperlakukan informasi secara berbeda dengan informasi sebelum otak berfokus lagi.

Prinsip 10 24 7 Salah satu pembelajaran berpindah dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang adalah denganmetoda 10-24-7.Angka-angka ini memiliki makna bahwa kita harus mengulang pelajaran awal selama 10 menit dalam 24 jam dan dalam 7 hari. Urutan waktu ini membantu memindahkan informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Strategi yang digunakan dapat berupa :

1. Tanya jawab dengan teman sebangku mengenai materi yang diajarkan. 2. Membaca kembali catatan yang ada dan menambahkan sesuatu yang menarik p ada materi tersebut untuk membantu kita dalam mengingatnya. 3. Ciptakan rangkaian cara cepat ataupun gerakan mengenai materi itu.

C. MEMBACA PENDENGAR ANDA Semua proses belajar bergantung pada keadaan, dengan kata lain semua belajar ditanamkan dalam kondisi emosional psikologis yang mendukung. Untuk memaksimalkan saat belajar, orkestrasikanlah keadaan pelajar anda. Bantulah mereka mencapai keadaan belajar optimal, yaitu berkonsentrasisecara terpusat dan santai. Kemampuan anda memfasilitasi keadaan mereka sebanding dengan kemampuan siswa anda untuk tetap berminat untuk belajar. Keadaan terdiri atas tiga komponen yang saling terkait yaitu: a. Pikiran b. Perasaan
c. dan tubuh.

Penerapan strategi yang mengorkestrasi keadaan siswa untuk belajar optimal disebut fasilitasi keadaan. Anda dapat mencapai hal itu dengan berbagai macam cara. Dan Anda dapat merangkaikan setiap contoh fasilitasi keadaan menjadi garis yang bersinambung. Di satu ujung adalah perubahan keadaan fisik murni, dan ujung yang lain perubahan keadaan kognitif. Andalah yang menentukan jenis perubahan keadaan yang paling cocok di sepenjang pelajaran.

D. Mempengaruhi Perilaku Melalui Tindakan Mempengaruhi Perilaku melalui Tindakan (MPT) menangkap perhatian pelajar, dan mengubah arahnya ke tugas selanjutnya atau kepada Anda. Salah satu cara untuk mempengaruhi perilaku melalui tindakan antara lain dengan mendorong siswa untuk berterima kasih kepada mitra mereka dan bertepuk tangan bagi tim atas kerja sama mereka. Peniruan adalah strategi fasilitasi keadaan lain yang efektif, cara yang ampuh untuk membangunkan dan memusatkan perhatian pelajar, disamping menambah masukan auditorial kata-kata kunci. Kemudian, ada pula kiat jitu untuk memfasilisatasi interaksi singkat kelompok. Mersiaplah mendengar crescendo. Crescendo adalah peningkatan volume. Misalkan tugas siswa adalah berkelompok dan mulai mengerjakan tugas, percakapan pun dimulai. Ada peningkatan volume secara terpisah saat ide-ide dikemukakan, rencana didiskusikan, tugas dibagi-bagi , maka volume akan memuncak dan kemudian, jika tidak diarahkan kembali, akan menghilang dan berubah dan menjadi perbincangan di luar topik.kiatnya adalah mewaspadai crescendo dan sebelum memuncak arahkan kembali fokus siswa.

Keefektifan fasilitasi keadaan, terkait dengan konsep fokus dan difusi. Otak dapat berfokus untuk jangka waktu tertentu, lalu harus mendifusikan fokus tersebut. Rumus umum untuk hal ini : Umur Otak = Jumlah Menit Fokus. Misalnya usia siswa Anda empat belas tahun. Angka ini sama dengan jumlah menit otak mereka dapat berfokus. Setelah empat belas menit, mantapkan pelajaran dengan kegiatan difusi selama satu hingga tiga menit.
Gerakan Tubuh,

mengunci isi pelajaran ke dalam memori otot siswa dapat memfasilitasi kemampuan mereka untuk belajar secara efisien dan mengingat cepat. Hampir semua yang Anda ajarkan dapat digambarkan dengan gerakan. Gerakan tubuh tidak hanya memperkuat modalitas kinestetik dan mengunci informasi ke dalam memori otot, tetapi juga menjadi cara untuk mendapatkan perhatian siswa dengan mempengaruhi perilaku mereka melalui tindakan. Jeda Dengan sadar Anda mengorkestrasi dan memfasilitasi segalanya, bahkan waktu istirahat.Tawarkan kepada siswa untuk istirahat tiga sampai lima menit setelah sejam diberi petunjuk. Selama waktu istirahat, sediakanlah mainan. Kegiatan ini akan menyibukkan pelajar dengan cara berbeda dan memberi pesan bahwa belajar selalu terjadi. Istirahat yang terarah dan terencana ini menyela format tradisional belajar, sekaligus menyegarkan otak dan menonjolkan saat perhatian dengan mengizikan pikiran bawah sadar mengintegrasi informasi baru. E. Menciptakan Strategi Berpikir Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa kita bertanya kepada siswa? dua tujuan terlintas dalam benak ; untuk menghargai usaha siswa, dan mengasah keterampilan berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi(HOTS).

Pertama, Melontarkan pertanyaan memberikan kesempatan kita untuk menghargai dan mengakui partisipasi dan pengambilan risiko siswa. kedua, Bertanya memberi Anda kesempatan untuk mengasah dan membuka pikiran siswa; gerakkanlah pikiran mereka hingga memperoleh jawaban. Misalkan: anda bertanya, apakah tujuan fotosintesis? seseorang siswa menjawab, agar tumbuhan berwarna hujau ya, anda menjawab, nyaris benar. Adakah yang bisa memberi jawaban yang benar? pada saat ini, siswa tersebut akan merasa kurang mampu. Untuk menyelidiki sejauh mana pemahaman siswa tersebut,tanyakan betul itu bagian dari tujuannya. Apa lagi yang kamu ketahui? siswa tersebut sekarang mempunyai kesempatan untuk menjelaskan jawabannya lebih jauh dan memberi anda pemahaman jawaban tadi dengan lebih baik. F. Tanya Jawab Belajar Di kelas, rutinitas, jadwal, dan tuntutan kurikulum sering membayangi banyaknya momen yang tersedia untuk memperkaya pemahaman materi yang Anda ajarkan. Anda tidak hanya dapat memaksimalkan perhatian siswa, tetapi juga kedalaman pengertian mereka. Dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk merenung, Anda membantu mereka mendirikan pengertian konseptual yang lebih mendalam, membangun kaitan yang lebih kuat, dan lebih banyak lagi menekankan proses belajar. Dengan mengasah pikiran, Anda membuat siswa sadar akan banyaknya inter-asosiasi yang terjadi dalam benak. Tiga pertanyaan di bawah ini memberikan prasarana yang mantap untuk memperkaya saat belajar dan membuat pemahaman yang tak terlihat menjadi terlihat. Apa yang terjadi? Apa yang saya pelajari? Bagaimana cara menerapkannya?

Maka, mari kita tinjau setiap pertanyaan, tujuannya, dan kemungkinan tanggapan siswa. Apa yang terjadi? Apa yang baru saja kamu alami?pertanyaan ini membuka perasaan dan fakta yang teramati. saya frustasi. Saya membagi x dengan 15, lalu mandek. Saya sangka, saya sudah melakukannya dengan benar. tujuan dibalik pertanyaan pertama ini adalah agar anda dapat memahami kenyataan situasi siswa lebih baik. Dengan memlakukan hal ini, anda memasuki dunianya, membina jalinan, dan mengumpulkan informasi berharga mengenai persepsinya saat itu. Apa yang kamu pelajari? Apa kamu pahami tentang proses yang sedang kaukerjakan?apa yang kautemukan berdasarkan pada apa yang kaulakukan?disini, siswa mungkin menjawab, saya belajar bahwa x tak dapat dibagi 15. Saya juga menemukan ternyata saya tidak terlalu mengerti langkah kedua persamaan ini. Sekarang anda dapat menangani dengan lebih baik kesulitan yang dialami siswa pada tahap ini.sekarang anda berperan sebagai pelatih dan menjelaskan kesulitannya.

Bagaimana cara menetapkan apa yang telah kamu pelajari? Bangaimana cara menggunakan apa yang baru saja kautemukan untuk membantumu? Disini tujuannya adalah apakah mereka sungguhsungguh mengerti atau tidak, dan dapat memindahkan pengertian mereka ke situasi saat itu atau saat lain. Jika anda memasukkan pertanyaan yang mengundan renungan, siswa akan memperoleh pengertian lebih mendalam tentang mengapa mereka harus mempelajari materi tersebut ke bidang minat main dan menggali proses berpikir dan pembuatan makna yang inheren dalam belajar mereka.

Anda mungkin juga menyukai