Anda di halaman 1dari 9

BAB VIII REDOKS DAN ELEKTROKIMIA 8.1.

Konsep Reduksi Oksidasi (Redoks) Pada mulanya, pembahasan reaksi redoks hanya meliputi zat zat yang mengandung oksigen saja. Reaksi oksidasi dianggap sebagai reaksi penambahan oksigen, dan reaksi reduksi adalah reaksi pengurangan oksigen. Tetapi, saat ini pengertian redoks diperluas menjadi reaksi perpindahan elektron. Reaksi oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron, dimana suatu zat memberikan elektron kepada lainnya. Contoh : Cu Cu2+ + 2eSedangkan reaksi reduksi adalah peristiwa penangkapan elektron, dimana suatu zat menerima elektron dari zat lain. Contoh : Cu2+ + 2e- Cu Senyawa yang mengalami oksidasi disebut sebagai reduktor, dan senyawa yang mengalami reduksi disebut sebagai oksidator. 8.1.1. Bilangan Oksidasi Muatan dari suatu spesi dikatakan sebagai bilangan oksidasi (biloks). Biloks digunakan untuk menentukan apakah terjadi reaksi redoks atau tidak. Bila terjadi reaksi redoks, maka spesi yang teroksidasi akan mengalami kenaikan biloks dan spesi yang tereduksi akan mengalami penurunan biloks. Aturan penentuan biloks adalah :

a. `Unsur murni atau senyawa beratom sejenis memiliki biloks nol b. Atom H memiliki biloks +1, kecuali pada senyawa hidrida seperti CH4, NH3,
NaH, biloks atom H adalah -1 c. Atom O memiliki biloks -2, kecuali pada senyawa

o F2O biloks O = +2 o Senyawa peroksida (H2O2, Na2O2) biloks O = -1


d. Atom logam memiliki biloks positif (+) sesuai dengan valensi logam tersebut e. Jumlah total biloks seluruh atom dalam senyawa netral = nol

f. Jumlah total biloks seluruh atom dalam ion = muatan ion

41

8.2. Penyetaraan Reaksi Redoks Reaksi redoks dapat disetarakan dengan cara langsung (cara bilangan oksidasi) atau cara setengah reaksi. 8.2.1. Cara Langsung (Bilangan Oksidasi) - Tentukan reaksi reduksi dan oksidasi - Tulis perubahan biloks yang terjadi - Samakan jumlah elektron yang dilepas dan diterima dengan menambahkan koefisien - Hitung jumlah muatan kiri dan kanan Jika muatan kiri > kanan tambahkan OH- pada ruas kiri Jika muatan kiri < kanan tambahkan H+ pada ruas kiri - Samakan jumlah H dengan menambahkan H2O pada ruas kanan Contoh : Fe+2 + MnO4- Fe3+ + Mn2+

+7 +2 +3

+2

5Fe+2 + MnO4- 5Fe3+ + Mn2+ Jumlah muatan kiri = +9 Jumlah muatan kanan = +17 Selisih muatan = +8 di ruas kiri (kiri < kanan) 5Fe+2 + MnO4- + 8 H+ 5Fe3+ + Mn2+ Jumlah H dan O di ruas kanan dan kiri tidak sama 5Fe+2 + MnO4- + 8 H+ 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O 8.2. Cara Setengah Reaksi Untuk menyelesaikan persamaan redoks dengan cara setengah reaksi, maka langkah langkah yang dilakukan adalah : (reaksi total)

42

Tabel 8.1. Penyetaraan Reaksi Redoks dengan Cara Setengah Reaksi Reaksi Suasana Asam Reaksi Suasana Basa Tulis masing masing reaksi reduksi Tulis masing masing reaksi reduksi dan oksidasi Setarakan jumlah elektron dan oksidasi yang Setarakan jumlah elektron yang

terlibat terlibat Tambahkan satu molekul H2O pada Tambahkan dua molekul OH- pada ruas yang kekurangan satu atom O ruas yang kekurangan satu atom O Tambahkan satu molekul H+ pada Tambahkan molekul H2O pada ruas ruas yang kekurangan satu atom H Tulis reaksi yang sudah setara Contoh : Setarakan reaksi berikut H+ yang kekurangan atom H Tulis reaksi yang sudah setara

1. ClO3- + S2O32- Cl- + S4O62Jawab : ClO3- + S2O32- Cl- + S4O62ClO3- + 6e- Cl{2(S2O32-) S4O62- + 2e-} x3 ClO3- + 6S2O32- Cl- + 3S4O62Ruas kanan kekurangan 3 atom O ClO3- + 6S2O32- Cl- + 3S4O62- + 3H2O Ruas kiri kekurangan 6 atom H ClO3- + 6S2O32- + 6H+ Cl- + 3S4O62- + 3H2O OH(reaksi total)

OH-

43

2. Cl2 + IO3- IO4- + ClJawab : Cl2 + IO3- IO4- + ClCl2 + 2e- 2ClIO3- IO4- + 2eRuas kiri kekurangan satu atom O Cl2 + IO3- + 2OH- IO4- + ClJumlah atom H dan O di ruas kiri dan kanan tidak sama Cl2 + IO3- + 2OH- IO4- + Cl- + H2O 8.3. Elektrokimia Elektrokimia adalah bidang ilmu kimia yang mempelajari perubahan energi kimia menjadi energi listrik atau sebaliknya. 8.3.1. Sel sel Elektrokimia Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua elektroda, yang disebut katoda dan anoda, dalam larutan elektrolit. Pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Sedangkan reaksi oksidasi terjadi pada anoda. Sel elektrokimia dapat dibagi menjadi 1. Sel Volta / Sel Galvani listrik Contoh : batere (sel kering), accu 2. Sel Elektrolisis merubah energi listrik menjadi energi kimia Contoh : penyepuhan, pemurnian logam
A K + K A +

(reaksi total)

merubah energi kimia menjadi energi

Katoda Reduksi Anoda Oksidasi

Sel Volta / Galvani

Sel Elektrolisis

Gambar 8.1. Sel volta dan sel elektrolisis

44

8.3.2. Potensial Elektroda Standar (Eo) Potensial elektroda standar suatu elektroda adalah daya gerak listrik yang timbul karena pelepasan elektron dari reaksi reduksi. Karena itu, potensial elektroda standar sering juga disebut potensial reduksi standar. Potensial ini relatif karena dibandingkan dengan elektroda hidrogen sebagai standar. Nilai potensial elektroda standar dinyatakan dalam satuan Volt (V). Untuk elektroda hidrogen, Eo nya adalah 0,00V. - Bila Eo > 0 cenderung mengalami reduksi (bersifat oksidator) - Bila Eo < 0 cenderung mengalami oksidasi (bersifat reduktor) Nilai nilai Eo untuk berbagai spesi dapat dilihat pada gambar 8.2.

45

Gambar 8.2. Potensial reduksi standar berbagai ion 8.3.3. Potensial Standar Sel (Eosel) Potensial standar sel adalah nilai daya gerak listrik sel yang besarnya sama dengan selisih potensial reduksi standar elektroda yang mengalami reduksi dengan potensial reduksi standar elektroda yang mengalami oksidasi.

46

Eosel = Eoreduksi - Eooksidasi Contoh : Hitung Eosel untuk reaksi berikut :

1. Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu
Jawab : Zn2+ + 2e- = Zn Cu2+ + 2e- = Cu Karena Eo Cu > Eo Zn, maka Cu mengalami reduksi Zn mengalami oksidasi Eosel = Eoreduksi - Eooksidasi = {0,34 - (-0,76)} V Eosel = 1,1 V 8.3.4. Persamaan Nernst Esel = Eosel Contoh : Hitung nilai Esel untuk reaksi pada 25oC Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu Bila diketahui konsentrasi Zn2+ = 0,4 M dan konsentrasi Cu2+ = 0,2 M ! Jawab : Esel = Eosel [oksidasi ] RT ln [ reduksi ] nF

Eo = -0,76 V Eo = 0,34 V

[oksidasi ] RT ln [ reduksi ] nF

Dari contoh soal Eosel, diketahui Eosel untuk reaksi di atas adalah 1,1 V.
[0,4 M ] 8,314 .298 ln [0,2 M ] 2.96500

Esel = Eosel -

Esel = 1,1 V 8,9.10-3 V Esel = 1,09 V

8.4. Elektrolisis

47

Ketika arus listrik dialirkan melalui senyawa ionik dan senyawa tersebut mengalami reaksi kimia, maka terjadilah peristiwa elektrolisis. Zat yang mengalami elektrolisis disebut elektrolit. Elektrolisis adalah proses yang sangat penting dalam industri. Proses ini digunakan dalam industri industri estraksi atau pemurnian logam. Untuk menentukan berat zat yang dihasilkan pada proses elektrolisis, digunakan hukum Faraday, yaitu w=ExF w = berat zat hasil elektrolisis E = massa ekivalen zat elektrolisis F = jumlah arus listrik E=

Ar ( M ) r Ar ( M ) r atau E = v n

Ar = massa atom relatif Mr = massa molekul relatif n = jumlah elektron yang terlibat

F=

it 9 6 5 00

i = arus (ampere) t = waktu (detik)

w=

Ar ( M ) r x n

it 96500

8.5. Kespontanan Reaksi Suatu reaksi dapat dikatakan spontan apabila memenuhi persyaratan termodinamika, yaitu energi bebas Gibbsnya ( Go) sama dengan nol. Nilai Go dapat ditentukan dari potensial standar sel dengan rumus Go = - n F Eosel Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa bila suatu sel mempunyai Eosel positif, maka Go akan negatif dan reaksinya spontan.

48

DAFTAR PUSTAKA Achmad, H., Penuntun Belajar Kimia TPB II; Elektro Kimia, Departemen Kimia FMIPA ITB, Bandung, 1982

Brady, J.E., General Chemistry : Principles and Structure, 5th edition, John Wiley and Sons, New York, 1990 Briggs,J., Chemistry for 0 Level, 2nd edition, Longman, Singapore, 2000 Syukri, S., Kimia Dasar 1, Penerbit ITB, Bandung, 1999 Syukri, S., Kimia Dasar 2, Penerbit ITB, Bandung, 1999 Syukri, S., Kimia Dasar 3, Penerbit ITB, Bandung, 1999

49

Anda mungkin juga menyukai