Anda di halaman 1dari 2

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.

1 Kerangka Konseptual
Luka Insisi (Clean wound) Kulit Manggis ( Garcinia Mangostana L )

Perawatan Luka

Xanthone
Anti Inflamasi

Flavonoid
Anti Oksidan

Vit. C
Meningkatkan Hidro Siprolin

Menghambat Jalur COX

Menghambat Radikal bebas

Sintesa kolagen meningkat

Perubahan Asam Arakhidonat Epitelisasi & Granulasi meningkat Prostagladin terhambat

PGD2, PGE2, PGF2 menurun

Edema menurun Penyembuhan Luka

Inflamasi

Proliferasi Meningkatkan pembentukan jaringan dan epitelisasi Tepi luka menyatu Penyatuan luka lebih cepat

Maturasi Terbentuk jaringan baru

Kemerahan pada luka Edema jaringan Cairan pada luka

27

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual pengaruh pemberian rebusan kulit manggis (Garcinia Mangostana L.) dalam proses penyembuhan luka insisi pada marmot (Cavia cobaya) Keterangan : diteliti : tidak diteliti :

Trauma benda tajam dapat menimbulkan luka sehingga menyebabkan hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh (Sjamsuhidajat & Jong, 2004). Kerusakan jaringan ini kemudian mengalami proses penyembuhan luka uang terdiri dari tiga fase yaitu inflamasi, proliferasi, dan penyudahan (remodeling) (Sjamsuhidajat & Jong, 2004). Kulit dari manggis menghasilkan senyawa xanthone, yaitu zat yang terbentuk dari hasil isolasi kulit buah manggis. Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi. Turunan senyawa xanthone yang paling banyak pada kulit buah manggis adalah alfa-mangostin. Jenis xanthone tersebut dapat membantu menghentikan inflamasi (radang) dengan cara menghambat produksi enzim siklooksigenase (COX) yang menyebabkan asam arakhidonat tidak dapat diubah menjadi prostaglandin sehingga produksi prostaglandin (PGD2, PGE2, PGF2) berkurang. Penurunan prostaglandin akan mengurangi terjadinya edema. Sehingga diharapkan penyembuhan luka bisa lebih cepat.

3.2 Hipotesis Penelitian Ada pengaruh pemberian rebusan kulit manggis terhadap proses penyembuhan luka insisi pada marmut.

28

Anda mungkin juga menyukai