Anda di halaman 1dari 19

Achmad Rozi El EROY

1. Pengertian MICE 2. Fungsi dan Tujuan MICE 3. Latar belakang MICE 4. Perkembangan MICE (Indonesia) 5. Keungulan Wisatawan MICE 6. Faktor Pendorong Perkembangan MICE

MICE merupakan akronim dari Meeting, Intencive, Conference dan Exhibition (MICE) MICE dikenal sebagai salah satu sektor bisnis dalam industri Pariwisata. Dalam perkembangan nya MICE sedang mnejadi prioritas bagi banyak negara didunia.

Begitu banyak terminologi dan definisi yang digunakan secara global, dan oleh kelembagaan internasional yang berbeda-beda pula. Nilai positifnya: intervensi dan sosialisasi bisnis ini semakin cepat. MICE Industry kadang disebut juga Meeting Industry atau Conference Industry atau Convention Industry, atau dari perspektif penyelenggara pameran disebut sebagai Exhibiton Industry. Ada juga mencari jalan tengah dengan menyebutnya sebagai Business Travel (Tourism). Hal ini tidak bisa disalahkan karena MICE sebenarnya adalah empat kegiatan usaha yang digabungkan menjadi satu industri besar yaitu MICE.

MICE sudah menjadi akronim yang diterima bersama, bukan MECE (Meetings, Events, Conventions, and Exhibitions), MCE (Meetings, Conventions, and Exhibitions), atau CEMI (Conventions, Exhibitions, Meetings, and Incentives), meskipun ada juga yang menggunakannya. Yang menyatukannya adalah bahwa dalam event konferensi atau konvensi juga seringkali dikaitkan dengan penyelenggaraan pameran atau perjalanan insentif.

Memberikan pelayanan (service) terhadap Client dalam Menikmati kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara Efektif dan Efisien Membangun Brand Image positif Negara di dunia Internasional Meningkatkan Intensitas Promosi Industri Wisata di Tingkat Dunia Manarik kunjungan Wisatawan Luarnegeri ke dalam Negeri Meningkatnya Sumber Devisa Negara dari Sektor Wisata

Di Indonesia industri Konferensi dan event sudah mulai berkembang sejak 1990 an, meskipun sejak lama Indonesia sudah terkenal sebagai tempat penyelenggaraan konferensi dunia dengan digelarnya Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung. UU No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, yang menyebutkan bahwa penanganan wisata konvensi/konferensi hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang diberi izin khusus dalam menangani usaha jasa konvensi, perjalanan Insentif dan pameran

Biro Konvensi pertama di Indonesia Lahir tahun 1993, yait biro Konvensi Jakarta Lahirnya INCCA ( Indonesia Congress and Conventions Association) tahun 1998 Berdirinya pusat konvensi pertama di Jakarta tahun 1980 an (JHCC dan Kemayoran) Lalu dikuti Convention Center di BALI, BATAM, BANDUNG dan MEDAN

Eropa masih merupakan Pasar Global Terbesar dengan Market Share 60% Market Share Asia meningkat dari 16% pada tahun 2003 menjadi 18% pada tahun 2004 Berdasarkan negara Amerika Serikat tetap menjadi tempat penyelenggara International association meeting terbesar dengan jumlah 288 meeting, Jerman dan Perancis di tempat ke dua dan Spanyol di tempat ke tiga

Kota Barcelona Vienna Singapore Berlin Hongkong

Jumlah Meeting 105 101 99 90 86

Peringkat 1 2 3 4 5

- Beijing meningkat dari posisi 35 menjadi posisi 11 pada tahun 2004

Menurut Menbudpar Jero Wacik


 Wisatawan ke Indonesia menurun dari angka 5,3

juta pada tahun 2004 menjadi 5,1 juta wisatawan pada tahun 2005  Penyebab
Bom Bali Oktober 2005 SAR Flu Burung Bencana Alam : Gempa Bumi dan Tsunami

Hasil Survey Meeting Professional International (MPI) dan American Express : Industri meeting global akan tetap mengalami pertumbuhan terbaik dan akan memperkuat peran penting industri ini bagi ekonomi serta kemampuan perusahaan FutureWatch : Planners, intermediaries dan supplier masing masing akan mengalami peningkatan pesat. Untuk planners (corporate, association, government, non-provit planners) mengalami peningkatan jumlah meeting oleh organisasi mereka sebesar 7%. Intermediaries (independent meeting planners, third party planners, multi-management companies) mengalami peningkatan 25% dibanding tahun 2005. Supplier diproyeksikan meningkat 10%

Dampak Multi yang mampu diberikan Industri Mice, khususnya adalah menggerakkan mesin perekonomian di tingkat regional, nasional maupun daerah Pertumbuhan ekonomi yang sehat akan mendorong dinamisnya industri MICE dan begitu pula sebaliknya. Wisatawan MICE ditandai dengan karakteristik yang unik, antara lain karena wisatawan jenis ini perjalanannya dibiayai oleh organisasi/ lembaga pemerintah maupun non pemerintah bukan pribadi. Kepergian wisatawan jenis ini selain sudah terprogram jauh hari sebelumnya karena mempunyai misi khusus yang tak mungkin mereka tangguhkan karena krisis yang terjadi suatu waktu. Jenis wisatawan ini relatif memiliki daya tahan yang kuat pada saat krisis dibandingkan jenis wisatawan lainnya.

1.

2. 3. 4.

5.

Wisatawan Kongres dan Konvensi merupakan kelas high level economy dengan posisi yang penting dalam organisasi/ asosiasi, perusahaan atau pemerintahaan. Wisatawan jenis ini memiliki lama tinggal (length of stay) yang relatif lebih lama, yaitu rata rata lebih dari 4 hari. Dapat menarik sejumlah besar wisatawan hanya dalam sekali penyelengaraan. Dampak publisitas, Penyelenggaraan kongres dan konvensi internasinal di sebuah negara mendapat liputan media yang sangat luas baik oleh media internasional maupun nasional. Keunggulan lainnya adalah terjadinya multiplier effect terhadap usaha lain khususnya usaha kecil dan menengah dan pemasaran maupun penjualan wisata nasional secara keseluruhan.

Menurut Julie Spiler (2002), faktor pendorong perkembangan MICE adalah;


Ekspansi Pemerintah dan Semi pemerintah secara bersama-sama dalam kebutuhan pertemuan yang semakin meningkat antara sektor publik dan swasta 2. Pertumbuhan perusahaan multinasional dan lembaga-lembaga pannational yang membutuhkan lebih banyak pertemuan yang sifatnya interdepartemntal dan interegional 3. Perkembangan kebutuhan Asosiasi-asosiasi, perusahaan, kelompok profesional dan kelompok penekan.
1.

4.

5.

Perubahan dalam teknik penjualan (sales) yang menggunakan event peluncuran produk (product launches) dan promosi penjualan (sales promotions) Meningkatnya kebutuhan akan pentingnya informasi dan metode yang selalu di up date kaitannya dengan pelatihan manajemen, keberlanjutan pengembangan profesionalitas.

Setiap wisatawan MICE rata-rata mengeluarkan 400-500 dolar AS per hari, dengan rata-rata lama tinggal (length of stay) lima hari, artinya lebih lama dari rata-rata lama tinggal wisatawan jenis lain (INCCA) Indonesia Congress and Convention Association memperkirakan sedikitnya 1,5-2 miliar dolar AS pemasukan devisa bagi negara per tahun dari kegiatan MICE ini.) Dampak publikasi yang luas, berbeda dengan jenis wisata lain; Mendatangkan wisatawan (peserta konvensi) dalam jumlah yang relatif lebih banyak dalam satu kali penyelenggaraan; Relatif memiliki ketahanan terhadap isu keamanan, penyakit, bencana alam dan lainnya. Hal ini karena peserta konvensi biasanya memiliki misi tersendiri, tidak bisa ditunda dan pembiyaannya pun sudah dianggarkan jauh hari sebelumnya oleh organisasi pengirim;

Memberikan kontribusi 20% bagi penerimaan wisatawan, dengan pertumbuhan 10-15% per tahun*) Pertumbuhan dinamis dari tahun ke tahun khususnya lima tahun terakhir GDP Indonesia : 5.6% (2005) GDP - composition by sector: agriculture( 13.4%), industry (45.8%), Services ( 40.8%) (2005 est) Investment (gross fixed): 22% of GDP (2005 est.) Trend investasi : terjadi kenaikan signifikan investasi sejak 2002 (435 proyek dengan nilai US$ 3.085,30 juta menjadi 909 proyek dengan nilai 8.914,60 juta. Industrial production growth rate : 4.8% (2005 est.) Airport : 662 (2006) Acommodation : 11.350 (208.433 room, 449.620 bed) Tourist : 5.002.101 (2005)

*) Angka prakiraan INCCA, dengan asumsi bahwa perjalanan bisnis adalah juga perjalanan untuk tujuan MICE

Anda mungkin juga menyukai