Anda di halaman 1dari 67

M.

Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

One Year Finally


"Siang Racka!!" itulah dua kata yang hampir setiap hari aku baca di HP ku. "Gilaa.. baru aja ngaktifin HP, udah 20 sms nomor nggak gua kenal masuk, nggak ada bedanya lagi kata-katanya!" Keluhku. "Hahaha, fans loe kali?" Ejek Andre. "Mungkin, tapi bisa stress gua kalo' dapet sms kayak gini mulu!" Keluhku lagi. "Udahlah, toh nggak loe bales juga kan?" Kata Andre. "Nggak penting kale! Andai aja HP loe selalu ada dikantong loe, pasti inbox loe penuh gara-gara cewek-cewek loe itu, hahaha!" Ucapku. "Hahaha, nggak penting!" Jawab Andre santai. "Kak Racka, Kak Andre!" Sapa adek kelas yang berpapasan denganku. "Iya!" Jawab Andre, aku hanya diam mendengar sapa'an itu tanpa memberikan respon sedikitpun.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

"Loe kenal, Ndre?" Tanyaku. "Nggaklah!" Jawab Andre singkat. "Udah gua duga! Ngeliat muka itu anak aja baru hari ini." Sautku. "Kalo' tau ngapain tanyak begoook!" Ucap Andre dan berlari. "Dasar cowok gila! Sok manis didepan cewek yang nggak dikenal, kalo' udah kenal dicuekin!" Ucapku berlari mengejar Andre sampai akhirnya berhenti didepan ruang kepala sekolah dan masuklah aku dan Andre karena panggilan yang ditujukkan padaku tadi. Osis, mading, ekstra, perangkat kelas itulah yang menjadi pertanyaan Pak Rama -kepala sekolahku-. Saat perjalanan kembali ke kelas, terdengar pembicaraan kakak kelasku yang membuat Andre kembali ke ruang kepala sekolah tanpa

Sesampaiku di kelas, Pak Rama memanggil Iqbal -kakak kelasku- dan Kiran -musuhku dulu yang sekarang menjadi sahabatku-. "Ada apa'an? Mendadak amat manggil Iqbal ama Kiran, waktu bel pelajaran lagi?" Tanyaku dalam hati. Bel pulang berbunyi, Andre, Kiran, Iqbal kembali ke kelas mengambil tas mereka dan setelah itu masuk lagi ke ruang kepala sekolah. "Aneh! Kenapa mereka keluar masuk ruang kepsek? Diintrogasi apa'an ama Pak Rama?" Tanyaku lagi dalam hati. "Racka, kamu belum pulang?" Ucap orang yang menepuk pundakku dari belakang, segera aku menoleh dan ternyata Pak Rama yang ada dibelakangku. "Eh, Bapak! Saya kira siapa, Pak! Belom, Pak! Mau nyelesain proposal kegiatan 17 agustus besok." Jawabku. "Segera selesaikan, hari H tinggal satu bulan lagi!" Ucap Pak Rama. "Insyaallah besok udah selesai kok, Pak!" Sautku. "Kalo' gitu saya pulang dulu!" Kata Pak Rama.

mengajakku, bahkan ia tak mengatakkan sepatah katapun padaku. "Kenapa itu anak? Kumat lagi gilanya! Dasar penyimpan rahasia!" Ucapku dalam hati saat melihat Andre berlari ke arah ruang kepala sekolah.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

"Iya, Pak! Hati-hati!" Ujarku. Akupun berjalan menuju ruang osis, tiba-tiba langkahku terhenti dan terpikir akan Andre, Kiran dan Iqbal. "Kepsek udah balik, kenapa tiga anak itu ada diruang kepsek? Ngapain sih mereka? Bener-bener aneh!" Ucapku dalam hati yang semakin penasaran. Keesokan harinya, tiga anak yang membuatku penasaran kembali seperti semula tanpa ada gerak-gerik aneh sedikitpun. Akupun menanyakan tingkah laku mereka kemaren. "Ndre, kemaren loe ngapain keluar masuk ruang kepsek? Ada masalah?" Tanyaku. "Tenang aja! Udah beres kok!" Jawab Andre dan Kiran serempak. "Ya udahlah!" Ucapku. Pelajaran demi pelajaran berganti, hingga tak terasa waktu pulang pun menghampiri. Namun, aku harus tetap disekolah karena akan menyerahkan proposal ke Pak Rama. Inilah aku, yang selalu punya kegiatan membosankan sepulang sekolah.

Apalagi aku harus menjabat menjadi ketua osis, jabatan yang selalu memberatkanku. "Kak Racka!" Ucap salah satu siswa putri yang melihatku berjalan menuju ruang kepsek, aku hanya memberikan senyuman kecil dan kembali berjalan. Saat sampai ruangan Pak Rama, aku melihat ruangan kosong. Akhirnya, aku langsung meletakkan proposal di atas meja. "Yes, Pak Rama nggak ada. Bisa langsung balik tanpa denger ocehan Pak Rama." Ucapku dalam hati. Saat berjalan menuju tempat parkir mengambil motor, aku dikagetkan dengan perkataan Tasya dan Chika yang

mengatakkan kalau Fandy drop out dari sekolah. "Apa? Fandy drop out?" Sautku. "Iya, katanya gara-gara narkoba." Jawab Tasya. "Ya Allah, mikir apa'an itu anak?" Ucapku pelan. "Loe kenal, Ka?" Tanya Tasya. "Tetangga gua." Jawabku singkat. "Jadi dia yang sering maen PS bareng kamu, Ka" Kata Chika.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

"Dari mana loe tau?" Tanyaku. "Ka, aku ini mantan kamu! Jelas aku tau banyak soal kamu!" Jawab Chika lembut. "Ow, gua kira loe cuman tau duit gua doang!" Sautku sinis. "Ka, jangan gitu lah! Chika udah berubah, lagian loe macarin Chika cuman tantangan Alex kan?" Ucap Tasya. "Buat loe berubah, tapi dimata gua dia nggak akan pernah berubah. Sekalipun seluruh dunia bilang kalo' dia berubah!" Ujarku. "Udahlah, Sya! Kamu nggak usah belain aku, nggak papa kok emang aku salah." Ucap Chika manis. "Denger tuh, Ka! Nggak seharusnya loe ngomong kayak gitu ke cewek!" Kata Tasya. "Terserahlah! Gua minta maaf!" Ucapku dan berjalan meninggalkan Tasya dan Chika. Satu minggu berlalu, aku pun menyempatkan diri untuk sms teman-temanku di Surabaya tempat tinggalku saat kelas 36 SD dulu. Hallo Isi smsku.

Lama aku menunggu, tak satupun yang membalas smsku. Hanya Alfa yang merespon, sahabat penaku yang aku kenal dari saudaraku sekaligus sepupunya, Mahalli. Tanpa terasa, sudah puluhan lebih smsku dengan Alfa sampai aku mengahabiskan pulsanya. Ka, wes Ka! Ndak sanggup aku smsan ama kamu, habisin pulsaku se! wes sms ke nomer ini aja, pasti dia punya pulsa 0856*****. Isi sms terakhir Alfa. Racka Putra, Andrea, Ardilla dan Natasya harap segera ke ruang kepala sekolah. Kalimat yang terdengar dari spiker. Ya ampun, baru aja gua seneng kagak ada guru. Ech malah dipanggil! Ucap Tasya. Sial!! Saut Kiran. Baru aja pengen smsan, dipanggil nggak jelas lagi. Ucapku dalam hati. Dalam perjalanan ke ruang kepsek, tak satupun siswa yang lewat tidak menyapa kami dan bahkan menjuluki kami DBusy sebutan kepada siswa yang mengikuti organisasi rangkap di sekolah-.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Selama dua minggu ini aku selalu pulang tepat waktu, hingga hari ini tepatnya tanggal 16 Agustus 2009. Racka..! Teriak Papa. Iya, Pa! ada apa? Jawabku. Tagihan kartu kreditmu membengkak bulan lalu, kenapa kamu boros? Apalagi sampai melebihi 30 juta. Tidak biasanya kamu boros? Ucapku panjang Papa. Maaf, Pa! racka banyak kebutuhan bulan lalu, Racka janji nggak bakal ngulangin. Jawabku. Sial, gara-gara Chika pasti. Matre amat tuh anak, padahal seinget gua, gua cuman ngeluarin 2 juta doang bulan lalu. Dasar cewek setan! Ucapku dalam hati, dan aku pun mulai

Itu semua nggak sopan, lain kali nggak boleh kayak gitu. Ujarku. Emang kenapa kok harus sopan? Tanya Raffi lagi. Biar.. biar Raffi jadi bintang paling terang di dunia! Jawabku. Ok, Affi janji bakal sopan. Biar Affi jadi bintang yang paling bagus. Ucap Raffi. Ngapain Raffi kesini? Tanyaku. Pinjem HP Acka. Jawab Raffi. Buat? Tanyaku lagi. Nge game lah, mana HP nya? Jawab Raffi. PSP Acka kemana? Kok nge game pakek HP? Tanyaku. Hiih, tanya mulu! Ambil tuh di kolam! Ucapnya mengambil HP ku dan berlari ke luar kamarku. Nanti tarok kamar Acka kalo udah selesai! Teriak ku. Iya, Acka baweeel. Saut Raffi. Aku pun keluar kamarku untuk menyejukkan diriku dengan menceburkan diri di kolam. Saat aku menyelam, aku menginjak

mengeluarkan kemarahanku lewat sms. Sekalipun hanya dengan bahasa Surabaya yang belum tentu dia tau, tapi aku cukup lega. Acka..! Teriak Raffi adikku- memasuki kamarku. Ech, masuk kamar orang kagak ketok pintu dulu! Ucapku membelai rambut Raffi. Rumah Affi sendiri kok nggak boleh? Tanya Raffi.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

sesuatu dan yang aku injak adalah PSP yang baru aku beli kemarin lusa. Raffi.. Loe apain PSP gua sampe bisa nyebur di kolam? Teriakkku kesal, hingga mama menghampiriku di kolam. Racka, kayak Raffi aja teriak-teriak! Ada apa? Tanya Mama. Lihat nih, Ma! PSP aku dirusakin Raffi lagi, udah tiga kali aku beli PSP dirusakin mulu. Jawabku. Beli lagi sana, mama yang ganti. Ucap Mama. Percuma beli kalo dirusakin lagi, Ma. Kataku, keluar kolam. Beliin Raffi juga. Ucap Mama. Bener, Ma? Ujarku. Iya, ganti baju nanti pakek kredit card mama belinya. Kata Mama. Ok, Mamaku yang cantik! Ucapku, mencium pipi mamaku dan berlari ke kamar. Setelah itu, aku membeli PSP di mall terdekat. Di dalam mall aku bertemu Andre di depan Gramedia. Ndre, ngapain loe? Tanyaku.

Biasa, loe ngapain? Jawab Andre. Komik mulu yang loe urusin! Gua beli PSP. Ucapku. Bukannya lusa lalu loe barusan beli?Tanya Andre. Nyebur ke kolam. Jawabku. Raffi lagi? Ya udah, gua balik dulu! Ucap Andre. Ok, hati-hati! Sautku. Setelah mendapatkan PSP aku segera pulang dan

sesampaiku dikamar, aku melihat isi HPku yang telah ada di atas meja. Nggak biasanya sepi nih HP, ya udahlah malah lebih enak. Ucapku sambil mengganti profil di HPku dari silent ke normal. Setelah itu aku meletakkan HPku kembali dan

membaringkan badanku di kamar. Baru sesaat aku istirahat, HPku berbunyi. Baru aja pengen tidur, bunyi nih HP. Ucapku kesal sambil membuka sms yang masuk. Maksudmu opo pek ngomong koyok ngunu! Ngilok-ngilokno arek koyok ngunu! Nggak kenal sisan! Isi sms dari nomer yang tak aku kenal itu.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Waduh, nomer siapa nih? Perkataannya sinis amat! Ucapku dalam hati sambil mengecek sent item. Gila, ini kan sms buat Chika! Awas loe Raff, gua matiin loe entar! Ucapku dalam hati. Sorry, sorry tadi adekku yang sms kamu. Sorry yah! Balasku kepada nomer itu. Ow, nggak papa. Emang sms itu buat siapa? Balas nomer itu. Tanpa aku sadari, hingga malam aku sms an dengan nomer yang diberikan Alfa itu. Dia bernama Ima, cewek kelima yang berani bentak-bentak aku selain mama, guru, Kiran dan Tasya. Cepet amat gua akrab ama nih cewek, padahal udah bentak-bentak gua? Ucapku dalam hati. 17 Agustus tiba, awal kegiatan yang aku ketuai. Semua kegiatan di proposal akan dilaksanakan hari ini, mulai dari upacara hingga lomba-lomba. Dalam upacara kali ini Iqbal yang menjadi pemimpin upacara dan aku hanya menjadi pasukan paskibraka.

Satu persatu kegiatan terlewati, lomba ini itu telah usai. Akhirnya semua kegiatan selesai tanpa ada halangan sedikitpun. Terima kasih telah memberikan hari ini menjadi hari terbaik. Kata Pak Rama kepada seluruh osis. Woi, perfect job! Ucap Iqbal menepuk pundakku, saat berada di kantin. Thanks, brother! Mana Alfano? Biasanya ama loe? Tanyaku. One of one ama Andre di lapangan. Jawab Iqbal. Ha? Ngapain basketan one of one? Berantem lagi dua anak itu? Tanyaku lagi. Nggak tau, tapi Kak Leo pelatih basket sekolah- kayaknya bakal milih Andre buat gantiin Fano. Jawab Iqbal. Alfano bener-bener gila. Masih nggak percaya aja dia ama kemampuannya Andre. Ucapku. Nggak minat nonton? Tanya Iqbal. Boleh juga. Ucapku. Dalam perjalanan ke lapangan, Chaca adek kelasku- tak sengaja melempar bola ke kepala Iqbal.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Aw..! Teriak Iqbal. Aduh, kak. Maaf kak, kagak sengaja. Maaf, kakak kagak papa kan? Ucap Chaca, khawatir. Sialan loe, Cha! Sakit bodoh! Kata Iqbal. Gua kan udah minta maaf, santai dong! Ujar Chaca. Basketan di jalan, kena gua lagi gua gibeng loe! Ucap Iqbal. Udahlah, Bal! Maklumin anak kecil. Kataku dan berjalan kembali. SHIT! Teriak Chaca. Dalam lapangan aku melihat Andre dan Alfano benarbenar battle. Score saat itu 56-54 untuk Alfano di 10 menit terakhir. Shoot demi shoot mereka sangat mengagumkan. Alfano yang memperlihatkan shoot cantiknya benar-benar membuktikan kalau dia tak gampang dikalahkan. Andre dengan shoot jarak jauhnya pun membuktikan kalau dia layak menggantikan Fano. Score akhir imbang, sebuah nilai yang membuktikan kalau mereka sama dan tak gampang dikalahkan. 71-71 bukanlah score yang gampang diperoleh hanya dengan 40 menit pertandingan.

Setelah pertandingan usai, aku pun menghampiri Alfano dan Andre. Come on brother. You must believe that he can and you must believe that he the best. Ucap Iqbal. Cowok kayak dia nggak pantes dipercayain, sekalipun dia jauh diatas gua! Kata Alfano. Udahlah, Fan! Jabatan itu ada masanya and nggak selamanya Fire of Basket kayak loe nggak bias dikalahin.Ucapku. Santailah, Ka! Gua bias professional kok. Ujar Alfano dan pergi. Ndre, kamu nggak papa kan? Ngapain sih kamu ladenin Kak Fano buat maen kayak gini, kamu jadi capek kan? Ucap Siska, baru datang sambil mengelap keringat Andre. Ceileh di samperin salah satu pacar. Ucap Iqbal. Mmm, Ndre mau nggak nemenin aku shopping? Aku lagi pengen beli sepatu nih, mau ya? Ucap Siska. Sorry, Im busy. Bawa aja kredit card gua, sama aja nemenin loe kan? Jawab Andre sambil meletakkan kredit cardnya di tangan Siska.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Dalam

perjalanan

ke

tempat

parkir,

kami

bertiga

teman Alfa sekaligus Ima. Dia sms dinomorku karena penasaran akan cerita Alfa dan Ima saat upacara tadi katanya. Nambah dah temen baru, ya udahlah toh bukan anak Bandung. Ucapku dalam hati. Hari demi hari disela kesibukkanku, aku menyempatkan diriku untuk sms Alfa, Ima dan Migie. Mereka adalah penghiburku saat aku capek atau boring akan kesibukanku. Setiap aku sms an dengan mereka aku selalu berpikir, kenapa aku bisa akrab dengan mereka. Namun, hari-hari aku sms an dengan mereka membuat satu kejanggalan di hatiku, karena aku tak jujur dengan mereka. Aku mengatakan kalau aku tinggal di Surabaya bukan di Bandung. Entah kapan aku harus jujur dengan mereka dan yang aku takutkan mereka tau dari orang lain. Keesokan harinya aku menayakan ke Raffi mengapa PSP ku bisa ada di kolam, dia hanya menjawab santai "Aku kan lagi maen PSP diatas matras air, terus matrasnya goyang-goyang jadi jatuh deh." Kesibukan mulai mengahampiri, aku pun berhenti sms an dengan Alfa, Ima dan Migie'. Namun dalam kesibukanku, semua

membicarakan tentang Siska. Gila loe kasih kredit card ke Siska, balik-balik over mampus loe! Kata Iqbal. Emang udah over. Jawab Andre. Gila loe! Ngerjain dia? Sautku. Ehem. Ucap Andre. Gua yakin besok minta putus itu anak. Ujarku. Kalo Andre mah nggak masalah, stoknya masih banyak, haha. Saut Iqbal. Saat tiba di rumah, rencanaku untuk istirahat gagal total karena Raffi tidur di kamarku. Terpaksa aku harus tidur di sofa kamarku. Sesaat setelah aku menutup mata, HPku berbunyi terus-menerus. Haduh, ganggu mulu! Keluhku, mellelihat HPku. Gila 10 massage, nomor kagak jelas semua lagi. Ucapku sambil membaca satu persatu sms itu. Dari 10 massage itu hanya 1 yang aku bales karena punya inti yang berbeda. Ternyata pemilik nomor itu adalah Migie,

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

yang aku takutkan terjadi. Alfa mengetahui kalau aku telah membohonginya dan teman-temannya selama ini. Aku pun meminta maaf kepada Alfa, Ima dan Migie', dan aku tak menyangka mereka dapat mudah memaafkanku. Akupun

"Ehem. Liat tuh Racka disihir nggak cuek, apalagi ama HPnya." Jawab Tasya. "Bener loe, Sya. Biasanya 100 massage masuk aja nggak dipeduliin, tapi kalo' temen Surabayanya langsung dibales." Ujar Lino. "Silent, please! Yang sms an gua, kenapa kalian yang repot sih?" Ucapku. "Tuh kan, marah! Baru kali ini gua ngeliat loe marah garagara temen sms an." Ucap Lino. "Loe nggak papa kan, Ka?" Saut Tasya memegang dahiku. "Cuek salah, senyam senyum juga salah. Yang menurut kalian bener apa'an?" Ucapku pelan. "Haha, begini aja dah kagak pakek cuek-cuekan, gua lebih suka loe kayak gini dari pada cuek." Ucap Tasya. "Bener juga loe, Sya! Perlu bilang makasih ama temen Surabaya loe nih karna bikin loe kagak cuek, Rack!" Saut Lino. "Lebay loe, Lin!" Kata Tasya. "Beneran, serius gua! Tapi sayang males." Jawab Lino lalu berjalan keluar kelasku.

menjadi semakin akrab dengan mereka, bahkan Alfa memberiku dua nomor lagi. Nomor itu milik temannya, mereka bernama Enggar dan Diyah. Aku bingung dengan mereka, kenapa usahaku untuk membuat mereka illfeel sia-sia. Dari mulai narsis hingga gombal, mereka tak memperdulikannya, itu yang membuatku semakin nyaman berteman dengan mereka. Mereka suka curhat ini itu, sampai-sampai aku senyum-senyum sendiri saat

membaca sms dari mereka. "Woi, senyam senyum aja loe dari tadi!" Ucap Lino, menepuk pundakku. "Gimana nggak senyum? Cewek yang gua kenal cuman dari maya bisa curhat ini itu ke gua." Jawabku. "Hebat ya mereka, punya magic!" Saut Tasya. "Magic?" Ucap Lino.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

"Sama aja bo'ong, Cumi!" Teriak Tasya. Bulan terasa cepat berganti, hingga tak terasa akhir tahun menghampiri. Keluargaku, Andre, Kiran dan Tasya berencana merayakan tahun baru di Villa milik keluarga Pratama keluarga Andre- tepatnya di Puncak. Kami tiba di Puncak jam 7 malam, kami pun mulai melakukan kegiatan untuk mempercepat waktu tahun baru. Ndre, Ka. Kalian cari jagung bakar gih. Biar gua nyari petasan and yang cewek-cewek siapin bumbu jagungnya. Kata Kak Valen Om Andre-. Gimana kalo tuker, Om? Ucap Andre. OK, loe nyari petasan, gua jagung. Jawab Kak Valen. Dibilangin jangan pakek loe gua ama ponakannya malah diterusin. Kata Tante Vivi Mama Andre- sambil menjewer Kak Valen. Ampun, Kak! Gua eh aku udah kebiasaan jadi harap maklum. Ucap Kak Valen, merintih kesakitan. Udahlah Tante, namanya juga kebiasaan jadi susah diilangin. Ucap Kiran. terasa

OK, kalo bukan karma kamu sayang tante nggak akan maklumin Valen. Kata Tante Vivi membelai rambut Kiran. Thanks, Ki! Bebas dah sekarang gua! Ujar Kak Valen, berlari. Valeen.. kamu itu baru lulus S2 kamu, jangan terusterusan kayak anak kecil. Teriak Tante Vivi. Udahlah, Ma! Percuma teriak-teriak ke Om Valen, hasilnya pasti nihil. Kata Andre. Bakar-bakar jagung pun dimulai, bara api panas yang hangat menyelimuti tawa canda membuat waktu

berputar cepat. Selesai jagung menghilang masuk ke dalam perut kami semua, kini aku dan Kak Valen mulai memetik gitar dan Andre, Tasya dan Kiran mulai mengeluarkan nadanya sedangkan yang lain hanya sebagai pendengar di depan api unggun yang mengobarkan kehangatan kebersamaan kami. Lagu apaan nih? Tanya Kak Valen. Kalo lagu Indonesia gua cuman bisa PWG, Killing and laennya cuman dikit kak. Jawabku.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Mmmm, sempurna aja! Om Valen kan bisa and loe juga bisa kan, Ka? Saut Kiran. Mulai! Ujar Kak Valen, mulai memetik gitar. Kau begitu sempurnaa, dimataku kau begitu indah, kau membuat diriku akan slalu memujamu. Sebait nada yang diucapkan Kiran. Disetiap langkahku, ku kan slalu memikirkan dirimuu, tak bisa kubayangkan hidupku tanapa cintamuu.. Saut Andre dan Kak Valen merdu. Janganlah kau tinggalkan diriku, takkan mampu

Wah, nggak nyangka gua! Ternyata pangeran Pratama suaranya bagus juga. Kata Kak Valen, dan Andre hanya tersenyum mendengar semua itu. Lebih enak suara gua kali! Sautku. Hahaha, bagus di kuping loe nggak di kita! Ejek Tasya. Sejak kapan loe narsis? Ucap Andre. Sejak kenal ama anak Surabaya tuh kayaknya, hahaha. Saut Kiran. Tau, tiap hari ketawa-ketawa sendiri. Cueknya ilang, jadi narsis juga lagi. Kata Tasya. Memangnya Racka cuek, Sya? Tanya Mama. Banget tante, tiap hari disapa ribuan cewek di sekolah aja

menghadapi semua, hanya bersamamu ku akan bisa.. Tambah Tasya. Kau adalah darahkuu, kau adalah jantungkuu. Kau adalah hidupku lengkapi diriku, oh sayang ku kau begitu.. Sempurnaa.. Sempurnaa. Bait terakhir dalam alunan nada yang diucap Andre, Tasya dan Kiran. Yeee, bagus bagus! Teriak Raffi.

nggak pernah direspon ama Racka. Jawab Tasya. Cuek mah apa, kak? Tanya Raffi. Cuek itu kayak nggak ngehirauin gitu, Fi. Ucap Kak Valen. Nggak ngehirauin apaan? PSP jatuh di kolam aja marahmarah. Ujar Raffi. Terus aja jelek-jelekin gua. Kataku kesal.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Tawa, tawa dan tawa itulah yang menyelimuti perayaan tahun baru kali ini. Eh, stop stop. Nyalain petasannya. OK, lima, empat.. Ucap Kak Valen. Tiga, dua, satu! Teriak kami semua dengan diiringi suara kembang api. Selamat tinggal 2009! Kata Tasya. The best new year for me! Ucap Kiran. Yeah.. the best! Sautku. Ehem! Tambah Kak Valen dan Andre kompak. Yes, yes, yes! Sambung Raffi. Hahahaha. Tawa kami lepas mendengar perkataan Raffi mengikuti obrolan kami. Liburan selesai dan aku akan menjalani aktivitasku seperti biasa. Hari ini Andre menembak Tasya di depan seluruh Osis dalam rapat, mendengar semua itu aku benar-benar kaget apalagi Andre mengatakan kalau Tasya first lovenya. Aku tau siapa Andre dan aku takut ini hanya sebuah pemainannya dan aku takut Tasya sakit hati nantinya karena aku tau Andre adalah

cinta pertama Tasya. Saat semua kata Andre terhenti, Tasya mengatakan kalau ia menerima Andre. Rapat kali ini pun sirna karena hal ini. Sya, loe mikir paan? Loe tau siapa Andre, kenapa loe trima dia? Ucapku dalam hati. Beberapa saat setelah rapat berakhir, Tasya pulang. Aku, Andre dan Lino masih dalam ruangan Osis dan tiba-tiba Alfano datang menghampiri Andre. Hebat, ternyata loe bisa naklukin dia Wolf Love! Ucap Alfano. Puas kan loe? And sekarang jangan pernah berpikir kalo gua bisa kalah ama loe! Saut Andre. Come on! Santai ajalah, lagian ini cewek terakhir yang pengen gua lihat bisa loe taklukin and bisa dibilang tantangan terakhir dalam cinta. Kata Alfano. Loe bener-bener gila, Fan! Cewek itu bukan barang taroan and bukannya loe punya adek cewek? Apa loe mau dia dimainin? Ujar Lino.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Fuh, gua kenal adek gua and dia nggak akan bisa dimainin and kalo emang dia dimainin gua nggak akan biarin cowok yang mainin dia hidup tenang. Camkan itu baik-baik! Ucap Alfano lalu pergi. Maksud loe apa mukul gua? Ujar Andre sesaat setelah aku memukulnya. Itu cuman peringatan buat loe and kalo sampek loe nyakitin dia, gua bisa hancurin loe sekalipun loe temen gua! Ucapku, lalu berjalan pergi. Sesampaiku didalam kamarku. Ngapain loe disini? Ngagetin gua aja! Kataku. Saat melihatku, tiba-tiba Tasya berlari kearahku dan langsung memelukku dengan diiringi tangisannya. Loe kenapa, Princess? Tanyaku. Gua seneng dia nembak gua, gua seneng! Jawab Tasya. Loe jangan boong ke gua, ngomong jujur dong, Princess! Ucapku melepas pelukannya. Gua cuman taruhan dia kan, Ka? Tanya Tasya. di rumah, Tasya sudah berada

Loe ngomong apaan sih? Mikir negative mulu loe! Ucapku. Gua udah tau, Ka. Please loe jujur ama gua! Ujar Tasya. Kalo loe tau kenapa loe trima dia? Tanyaku, berjalan duduk diranjangku. Gua nggak mau dia malu, Ka! Ujar Tasya yang terus menerus menangis, akupun menghampirinya dan menghapus air matanya. Princess gua nggak boleh netesin air mata kayak gini, gua janji ama loe ini terakhir kalinya loe jadi barang taruhan, OK? Kataku, menghapus air matanya. Spontan Tasya langsung memelukku. Gua juga janji nggak bakal lemah lagi. Gua janji! Ucapan Tasya dengan keluarnya tetes air matanya lagi, Luapin semua kekecewaan loe, tumpahin semua tangisan loe dipundak gua, tapi setelah ini loe nggak boleh nangis lagi. Ujarku. Ka, ikut gua yah? Ucap Tasya, melepas pelukannya dengan senyum manisnya. Kemana, Princess? Tanyaku lembut.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Mall. Mau yah? Please..! Jawab Tasya. Ya udahlah, ini pertama and terkhir tapi. Ujarku. OK, boss! Kata Tasya tersenyum. Ngapain loe masih disini? Gua ganti baju dulu, basah baju gua gara-gara loe! Ucapku. Sesampai di mall, langkah demi langkahku semakin membuatku capek karena ini adalah pertama kalinya aku shopping lebih dari dua toko. Namun rasa bosenku menghilang saat melihat Tasya selalu tersenyum. Sya, gua seneng banget ngeliat loe happy and smile kayak gini, gua juga seneng bisa hapus air mata loe. Tapi kenapa rasa gua bukan buat loe, Princess? Kenapa rasa ini buat orang lain? Padahal gua tau, cuman loe Princess dihidup gua. Ucapku dalam hati, melihat ke arah Tasya. Guys, Kak Andre besok ultah kan? Tanya Kiran. Ya ampun, sampek lupa. Sekarang kan tanggal 6. Saut Tasya. Tinggal ngasih surprise aja kok repot. Ucapku. Tapi dia kan slalu absent kalo ultah. Kata Kiran.

Emang iya? Gua nggak nyadar? Ucapku. Tahun kemaren emang iya, tapi masak tahun ini juga? Ujar Tasya. Gua nggak tau sih. Tapi dari SD dia juga kayak gitu, jadi mungkin aja besok absent. Kata Kiran. Gua nggak yakin. Ucapku. Iya kan loe dulu di Surabaya, Racka! Saut Tasya. Kami bertigapun menyusun rencana untuk Andre, kami rayakan ulang tahun Andre kali ini dengan sebuah permainan cari jejak yang sering kita mainkan untuk mengecoh Andre. Aku pun menyiapkan 14 kado untuk Andre, mungkin bisa dibilang balas budi karena tahun lalu Andre memberiku 13 kado. Keesokan harinya Andre benar-benar tidak masuk tanpa kabar, Kak Valen atau Tante Vivi pun juga tak tau Andre dimana dan mereka bilang Andre pamit untuk sekolah. Bener nggak masuk tuh cowok. Kata Tasya. Besok masih ada hari. Sautku. Iya, besok aja pulang sekolah. Tambah Kiran. Woi, ngomongin apaan? Saut Lino.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Ultah Andre. Jawabku. Gua nggak diajak nih? Ucap Lino. Bukannya loe mau ke Lombok ama KakChia? Tanyaku. Iya, juga. Gua lupa! Nggak bisa diundur apa ngerayainnya? Jawab Lino. Loe kira rapat diundur? Kata Kiran. Hari H pun tiba, rencanaku, Kiran dan Tasya pun berjalan. Aku hanya menunggu Andre sampai dirumahnya sambil

Gila loe, Ki! Teriak Andre. Maaf brother! Ucap Kiran. Hari demi hari terlewati, aku melihat sikap aneh yang ditunjukkan Kiran. Dia berubah dan sama seperti dulu saat dia masih jadi musuhku, bahkan dia tak pernah datang rapat dan aku cari dirumahnya pun dia tak ada. Gila, ngilang kemana itu anak? Kataku. Aduh, mana itu anak? Gua harus gantiin dong? Loe kagak tau, Ndre? Loe kan yang paling deket ama dia? Ucap Lino. Dia nggak ngontek gua sama sekali. Yaudahlah, mulai aja and loe Lin, Professional! Jawab Andre.

menyiapkan kue. Andre udah nyampek tuh, bentar lagi dia kesini. Kata Kak Valen. Surprise! Ucap kami semua. Jadi kado-kado ini dari kalian? Fuuh, Thanks guys! Kata Andre dengan senyum mautnya. Nih, tiup lilinnya terus potong kue, Kak! Kata Kiran. First cake, buat loe aja deh, Ka! Ucap Andre menyodorkan kue kepadaku. Byuurrr. Suara kemercik air saat Andre didorong Kiran ke kolam.

Gua yang ngetik proposalnya maksud loe? Tanya Lino. Tunggu aja sampe rapat selanjutnya, kalo dia tetep nggak ikut, loe harus handel, Lin. Kataku. Aduh Ka, gua kan saudara loe. Masak loe tega nyuruh gua ngetik proposal yang buanyak banget gitu? Ucap Lino manis. Professional, Lin! Saut Aldys. Ngikut aja loe! Ujar Lino. Ka, loe kapten disini! Tegas dikit dong! Kata Alex.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Sekarang yang bikin lama siapa? Tanyaku. Udah deh, Lin. Skali-kali loe yang handel kenapa, bikin lama aja loe! Saut Bima. Udahlah stop! Mulai dong! Tambah Fathir. Haduuh! Kakak Dmale (Aldys, Alex, Bima, Fathir) bisakah anda nggak bikin runyam suasana disini? Ucap Chaca, membuat suasana gaduh menjadi tenang dan aku pun langsung membuka rapat. Rapat berjalan lancar, keprofesionalan semua anggota osis yang membuat rapat selalu sempurna. Bahkan aku kagum dengan anggota osis, dari mulai aku, Andre, dan Lino yang bisa bersahabat dengan Dmale yang jelas-jelas tak pernah akur dengan kami. Keesokan harinya, Kiran bener-bener tidak menghadiri rapat. Ran, datang dong! Masak gua begadang nanti malem. Kata Lino. Bukannya loe slalu insom? Tanya Fathir. Manja! Ejek Bima, Alex dan Aldys. Andre.

Eh, kalian bisa nggak sehari aja nggak bikin gua emosi? Ucap Lino. Udahlah, Lin! Ngalah aja! Sautku. Ka, Ka loe kejar Kiran! Kata Andre terengah-engah. Tarik nafas dulu, Ndre! Ngapain juga loe lari-lari kayak gitu? Ucap Lino. Gua liat Kiran di back school, mending loe susul, Ka! Ujar

Mau rapat, Ndre. Lino aja yang ngejar. Jawabku. Lino harus gantiin Kiran, kalo gak ada sekertaris rapat nggak bakal jalan. Mending loe yang nyusul, biar Andre yang handel. Saut Fathir. Loe nggak papa, Lin? Tanyaku. Nggak papalah, toh besok free homework. Jawab Lino. Akupun mengikuti saran anak-anak untuk mencari Kiran, aku mengelilingi belakang sekolah sampai akhirnya aku melihat motornya didepan gudang. Ada motornya, berarti dia ada disekitar sini. Ucapku dalam hati sambil melihat ke semua arah.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Aduh, sapa sih lempar-lempar nggak tau orang lagi sibuk nyari orang apa. Kataku melihat ke atas. Jadi loe Ki yang lempar-lempar, akhirnya gua nemuin loe juga. Ucapku dalam hati, lalu mulai naik keatap gudang. Ngapain loe? Tanya Kiran ketus. Gua yang harusnya tanyak gitu ke loe. Ngapain loe disini? Tanyaku balik. Bukan urusan loe! Jawab Kiran. Wow, hebat banget loe ngomong kayak gitu! Padahal udah nyangkut osis. Ucapku. Nggak penting! Udahlah turun loe, gua pengen sendiri and jangan sok care deh loe! Ujar Kiran. Nggak penting kata loe? Gua ini temen loe and gua nggak pernah sok care ama loe tapi emang gua care ama loe, Ki! Ucapku dengan nada cukup keras. Bullshit, Ka! Ujar Kiran. Ki, kalo loe ada masalah loe bisa cerita ke gua and gua pasti bantu loe! Kataku.

Loe

nggak

mungkin

bisa

bantu

gua,

karena

ini

menyangkut nyawa kakak gua. Kata Kiran. Maksud loe? Tanyaku. Kakak gua kena leukimia, sekarang apa loe bisa bantu gua? Tanya Kiran balik. Ki, nyawa itu ditangan Allah, jadi loe nggak boleh kayak gini! Ujarku. Loe bisa ngomong kayak gitu, karma loenggak tau gimana perasaan gua. Sekarang coba loe bayangin, adek loe Raffi, bintang loe yang ada diposisi kakak gua, apa loe bisa bilang kayak gitu? Tanya Kiran. Ehmmm.. Ucapku pelan. Loe diem kan sekarang! Karna gua yakin loe ngelakuin hal yang sama, apalagi Raffi saudara kandung loe! Kata Kiran. Emang kakak loe bukan saudara kandung loe? Tanyaku bingung. Gua cuman anak angkat, Ka. Gua nggak tau sebenernya gua siapa, gua nggak tau apa gua masih punya keluarga kandung atau nggak. Jawab Kiran.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Dari mana loe tau soal ini? Loe nggak usah asal bicara dong, Ki! Ucapku. Bokap Nyokap gua yang ngomong sendiri. Mereka bilang mereka nemuin gua di Puncak tepatnya di jurang dalam keadaan mau mati. Jawab Kiran. Gua yakin loe masih punya keluarga kandung, loe harus yakin itu and keluarga loe sekarang juga bakal nyayangin loe selamanya, jadi loe nggak boleh mikir kalo kakak loe bakal pergi karna gua yakin dia bakal sedih kalo loe sedih kayak gini, Ki. And loe harus yakin, Ki! Keluarga kandung loe nyariin loe and nunggu loe! Kataku. Gua cuman nggak mau kehilangan kasih sayang keluarga gua, Ka! Ucap Kiran memelukku erat. Loe harus yakin, Ki! And loe harus tetep semangat. Gua janji bakal bantu loe, OK? Ucapku lembut. Loe jangan bilang siapa pun soal ini, Ka. Gua mohon! Kata Kiran. Iya, gua janji! Ujarku.

Jantungku berdegup kencang saat Kiran memelukku, apakah benar rasaku ini untuk Kiran? Keesokan harinya dan hari-hari-hari selanjutnya Kiran telah kembali seperti biasa. Guys, maaf ya! Gara-gara gua kalian kena marah Pak Rama and proposalnya nggak slesai-selesai. Kata Kiran keseluruh osis. OK, tapi jangan diulangin lagi! Ucap Aldys. Tau, bikin pusing aja loe! Saut Alex. Bener tuh, ngerepotin aja! Tambah Bima. Lain kali professional! Ujar Fathir dan Chaca serempak. Untung loe cewek, kalo nggak gua hajar loe! Kata Lino. What? Saut Kiran. Abis loe bikin gua pegel semua, ngetik proposal yang banyak banget. Jawab Lino. Manja! Saut Alex. Sorry deh, Lin! Jawab Kiran. Mau mading selesai nggak? Kata Andre. Iya iya! Jawab kami serempak.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Saat mading hampir selesai, Kiran mendapatkan kabar kalau kakaknya meninggal. Kiran kaget dan langsung menangis. Lino yang ada disampingnya Melihat semua langsung itu aku memeluk merasa dan aneh,

Sorry gua nggak bisa, udah ada janji ama Pak Rama! Ucapku terpaksa. Loe aja, Lin! Gua, Racka, dmale udah ada janji ama Pak Rama. Kata Andre. Gua mah terserah, tapi gua nggak bawa motor. Jawab Lino.

menenangkannya.

perasaanku mulai tidak menentu bagaikan aku terkena masalah besar. Oh God! Apa ini bener-bener cinta? Ucapku dalam hati. Udah, Ki! Tangisan loe nggak bakal ngerubah apa pun!Kata Lino. Gua bakal sendirian kalo kakak gua nggak ada. Saut Kiran. Ada gua, gua bakal terus nemenin loe. Please dont cry again! I cant see you cry! UjarLino. Bener kata Lino. We together in here, so dont cry! Tambahku. Makasi guys. Kak Andre bisa kan gua absent buat ke RS? Tanya Kiran. Tentu! Jawab Andre tersenyum. Mending loe dianter Racka, Ki. Nggak yakin gua kalo loe bisa nyetir. Kata Alex.

Hiih, cowok macem apaan sih kalian? Biar gua aja yang anter Kak Kiran! Saut Chaca. Nggak usah, Cha! Nih pakek motor gua! Ucapku, melempar kunci motorku ke Lino. Udah cepet berangkat! Kata Andre. Yok gua anter! Ucap Lino. Thanks, guys! Ujar Kiran. Saat itu, aku benar-benar ingin berada diposisi Lino. Entah kenapa keinginan itu tiba-tiba muncul dalam otakku dan semakin membuatku yakin kalau aku menyukai Kiran. Keesokan harinya, aku dan teman-teman lainnya

menghadiri pemakaman Kakak Kiran. Dan lagi-lagi hanya Lino yang dapat menenangkan Kiran. Saat pemakaman selesai, aku

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

dan yang lain pergi meninggalkan pemakaman. Saat itu Kiran tak mau meninggalkan makam kakaknya dan untuk kesekian kalinya hanya Lino yang dapat menenangkan Kiran. Andai posisi gua kayak loe, Lin! Ah, mikir apaan gua? Akhir-akhir ini Kiran benar-benar sudah menghancurkan otakku, dia selalu muncul tiap langkahku. Woi, ngelamun aja loe! Kata Lino menepuk pundakku. Loe hobi banget ngagetin gua! Sautku. Balapan yok entar, kangen nih gua. Loe setuju nggak, guys? Tanya Lino. Males gua, banyak pikiran, nggak konsen nanti gua. Jawabku. Bilang aja nggak berani balapan! Saut Aldys, berjalan ke arahku bersama dmale. Dmale lagi, dmale lagi. Neeek gua liat muka loe pada! Ucap Lino. Maksud loe apa, Dys? Tanyaku. Kita mau tantang loe balapan nanti! Saut Alex. Itu sih kalo loe berani, ya nggak? Tambah Bima.

Yoii! Jawab Aldys. OK, fine! Jam 9 ditempat biasa! Ucapku, berjalan pergi. Loe yakin, Ka? Tanya Andre. Enggak! Jawabku. Kalo nggak, ya nggak usah la, Ka! Ujar Lino. Nggak papa kok tenang aja! Ucapku. Jam 9 malam pun tiba, aku battle dengan Fathir, 3 putaran. Saat balapan aku memang berada di depan Fathir, tapi dalam otakku hanya Kiran, aku benar-benar nggak fokus sampaisampai aku tak melihat batu menghadangku. Seketika aku langsung jatuh bersama motorku, HPku hancur tertimpa motor dan mungkin tanganku patah tertindas motorku. Arrrgggg..! Teriakku kesakitan. Loe nggak papa? Tanya Fathir sambil membantuku. Saat itu juga, aku dibawa ke rumah sakit. Dan ternyata benar dugaanku kalau tanganku patah, untungnya hanya itu yang aku dapat. Namun, setelah kejadian ini aku tak yakin masih berani naik motor.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Keesokan harinya, teman-teman bergantian menjengukku di rumah sakit. Loe nggak papa kan, Ka? Nggak ada yang sakit lagi kan? Tanya Tasya cepat. Lebay ama loe! Gua nggak papa, lagian gua udah bisa balik kok. Jawabku. Lebay, lebay! Gua khawatir begok ama loe, awas kalo loe sampe kayak gini lagi! Kata Tasya. Iya, Princess! Jawabku. Setelah Tasya pulang, agak lama Iqbal, Alfano, Lino dan Andre datang dan yang mengagetkanku dmale juga

Cepet sembuh sob! Gua balik dulu! Ujar Alfano. Buru-buru amat loe? Tanyaku. Gua mau jemput adek gua di bandara. Jawab Alfano. Bukannya baru semester lalu adek loe ke Jakarta? Sekarang udah mau balik aja, sekolahnya gimana? Tanya Lino. Tau, gila kali adek gua! Ya udah gua balik duluan! Ucap Alfano menajabat tanganku dan yang lain selain Andre. Ngapain loe kesini? Belum puas dmale? Tanya Lino sinis kepada dmale yang baru datang. Sorry soal kemaren! Ucap Fathir menyodorkan tangannya. Sama-sama! Ucapku, menjabat tangan Fathir. Kalian nggak papa? Tanya Andre. Nggaklah, kita cuman mau damai ama kalian. Jawab Alex. Iya, lagian kalau kita damai jadi untung satu sama lain kan? Saut Bima. Untung apaan? Kagak ada deh? Tanya Lino. Loe oon banget ya cumi! Ya kan kalau kita damai, kita jadi

menjengukku. Loe nggak papa, Ka? Tanya Alfano. Kayak yang loe liat! Jawabku. Kalo kayak yang gua liat loe mau sekarat, haha. Saut Iqbal. Eh, sepupu gua ini! Main sekarat-sekarat aja loe! Tambah Lino. Gila loe, Bal! doaen gua cepet mati? Ucapku. Santai, brother! Rilex, just kidding! Jawab Iqbal.

nggak cuman di lapangan atau osis temenan tapi diluar itu juga! Jawab Aldys.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Wah, asyik nih kayaknya? Kagak bakal ada tantangantantangan gila lagi. Kata Lino. Merah Putih? Ucapku, menyodorkan tanganku ke depan. Always the best of all! Kata dmale, Andre dan Lino kompak. Akhirnya hari yang aku tunggu-tunggu tiba, aku dapat kembali bersekolah sekalipun tanganku masih dibalut dengan perban. Nggak biasanya loe kagak bawa motor? Tanya Lino. Dasar cumi oon! Udah tau tangan gua kayak gini, mana bisa gua naik motor? Jawabku. Astaga, begok bener gua. Kalo udah sembuh tetep naek motor dong? Tanya Lino lagi. Kagak tau, trauma juga gua naek motor. Jawabku. Kasian dong, dua motor loe nganggur. Ucap Lino sambil tertawa. Tanganku pun sembuh, aku benar-benar takut menaiki motor lagi. Dan sudah 3 hari aku harus diantar jeput oleh supir

keluargaku. Hari ini hari sabtu, aku tak mengikuti ekstrakulikuler dan lebih memilih bermain PS di rumah. Nightmare HPku berbunyi. Hallo, assalamualaikum. Ada apa, Ma? Jawabku. Ka, jemput Raffi ya! Mama lagi sibuk, Papa juga lagi meeting. Jemput yah! Udah satu jam tadi Raffi pulang lho! Ucap Mama. Iya, iya! Jawabku. Aku pun keluar dari kamarku, aku melihat bagasi ternyata sudah tak ada satupun. Pak, mobilnya kemana? Mau aja aku minta anterin jemput Raffi. Tanyaku kepada supir keluargaku. Maaf, den! Mobilnya dibawa nyonya ama tuan duaduanya. Jawab supirku. Kan ada tiga, satunya mana? Tanyaku lagi. Di bengkel den. Den Racka naek motor saja, nanti den Raffi nunggu lama. Jawab supirku. Yaudahlah. Ucapku.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Aku

memberanikan

diri

dan

melawan

ketakutanku Kiran.

Ha? Loe kalo bercanda kira-kira dong brother! Jawab

menaiki motor lagi, karna tak ada satupun taxi yang melewati rumahku. Untunglah rasa takutku menaiki motor kini sudah sirna, dan semua ini karena adekku. Saat sampai disekolah Raffi, pintu gerbang sekolahnya sudah ditutup dan tak kuliat satupun orang didalam sekolah. Sial, dikerjain mama gua! Yaudahlah, toh berkat ini aku nggak takut lagi naik motor. Thanks God! Ucapku. Hari ini aku memberanikan diriku untuk mengatakan perasaanku ke Kiran, karena perasaan ini sudah benar-benar menggangguku. Sekalipun nantinya hasilnya bukan pacar tapi musuh. Ki, bisa ikut gua bentar? Tanyaku. Ke? Tanya balik Kiran. Back school garden. Jawabku. OK! Kata Kiran tersenyum. Sesampainya di taman, aku tanpa basa-basi langsung mengatakan perasaaanku. Ki, apa loe mau jadi cewek gua? Tanyaku.

Loe kenal gua, Ki! Nggak mungkin gua bercanda dalam hal kayak gini. Ucapku. Loe beneran nggak bercanda? Tanya Kiran. Gua serius, apa jawaban loe? Tanyaku lagi. Ehmm, gua butuh waktu, Ka! Jawab Kiran. Gua udah bilang, Ki. Loe kenal gua, gua paling benci ama nunggu. Gua janji bakal trima apapun keputusan loe. Kataku. OK, kalo itu mau loe. Sebenernya gua juga suka ama loeKata Kiran. Jadi loe jawab iya? Tanyaku memotong ucapan ucapan Kiran. Diem dulu napa! Gua belom selesai ngomong! Ujar Kiran. Sorry, reflek! Ucapku. Gua emang suka ama loe, tapi itu semua sebelum loe jadian ama Putri. Kata Kiran. Tapi loe tau, Ki. Itu cuman buat status and cuman tantangannya Bima. Jawabku.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Gua tau, Ka! Tapi itu cukup bikin gua sakit. So Im sorry! Ucap Kiran. Oo, fine kok! Jadi sekarang loe suka cowok laen dong? Godaku. Ya begitulah! Eh, kita tetep sobat kan? Jawab Kiran. Tentu, asal loe mau cerita siapa cowok itu. Ucapku. Haduh, boong itu mah! Ujar Kiran. Ayolaah, gua kan temen loe! Kataku. Dia deket banget ama loe kok! Jawab Kiran. Andre? Sautku. Bukanlah, gila loe! Ujar Kiran. Siapa? Cumi? Ucapku pelan. Heem. Jawab Kiran malu. Ya Allah, kenapa harus Lino? Ucapku dalam hati. Aku merasa lega karena telah mengungkapkan perasaan ini, meskipun hasilnya tak seindah yang aku inginkan dan sekarang aku harus kubur dalam-dalam perasaanku ini karna ia menyukai Lino, sepupu terbaikku. Aww..! Teriak Kiran.

Kenapa, Ki? Tanyaku. Gua nggak tau, tapi perasaan gua nggak enak banget. Jawab Kiran. Loe sakit? Tanyaku khawatir. Mungkin cuman kecapekkan doang kok. Jawab Kiran. Ya udah loe cepet pulang gih, teros istirahat! Ucapku. Iya, gua balik dulu yah! Ucap Kiran lalu pergi. Aneh tuh cewek! Apa ada kejadian atau apa ya? Tanyaku dalam hati. Aku pun pulang ke rumah, dirumah aku mendapat kabar dari Lino kalau tante Vivi kecelakaan. Mendengar berita itu, aku langsung berangkat ke rumah sakit untuk menengoknya. Gimana keadaan nyokap loe, Ndre? Tanyaku. Lagi diperiksa dokter didalem. Jawab Andre. Gimana ceritanya bisa kecelakaan? Tanyaku. Kecelakaan apaan, Ka? Saut Kak Valen. Kata Lino tante Vivi kecelakaan? Ucapku bingung. Nggak kok, penyakitnya aja yang kambuh. Jawab Andre. Dasar cumi oon salah mulu informasinya! Ujarku.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Gimana dok keadaan kakak saya? Tanya Kak Valen kepada dokter yang baru keluar ruangan. Keadaan Ibu Vivi menghawatirkan, dia membutuhkan donor ginjal segera. Jawab Dokter. Ginjal saya aja dok, kemungkinan sama, saya anaknya. Saut Andre. Maaf Andre, pendonor harus berumur lebih dari 17. Jawab Dokter. Kalo gitu saya aja dok! Saya adeknya. Kata Kak Valen. Maaf Pak Valen, Ibu Vivi tidak mengizinkan anda

Nggak Valen! Ginjal kamu harus tetep utuh untuk stamina kamu buat nyari adeknya Andre. Jawab tante Vivi. Ma, hidup dengan satu ginjal kan tetep bisa hidup dengan normal. Ayo dong Ma terima! Nyari donor ginjal yang sama itu susah, Ma! Saut Andre. Nggak Andre, cukup mama yang drop untuk nyari Dini dan kamu atau Valen nggak boleh drop juga! Jawab tante Vivi. Yaudahlah, kak. Kalo itu mau kakak, semoga pilihan kakak yang terbaik. Kata Kak Valen. Pasti! Kalian berdua harus janji akan menemukan Dini dan kamu Racka, jangan biarin Andre berubah jika tante udah pergi. Ujar tante Vivi. Pasti, tante! Jawabku. Mama, ngomong apaan sih? Ujar Andre. Tiba-tiba tante Vivi sesak nafas, dokter pun menyuruh kami untuk keluar. Setelah lama, dokter keluar. Kami langsung bertanya bagaimana keadaan tante Vivi. Gima keadaan mama saya, dok? Tanya Andre.

mendonorkan ginjal anda. Maaf saya ada pasien lain, permisi. Ucap dokter, lalu berjalan pergi. Makasih, dok! Ucap Kak Valen. Semalaman aku berada di rumah sakit menemani Andre dan Kak Valen. Sampai akhirnya pagi tiba, dalam ruang melati no. 103 itupun penuh dengan obrolan kami. Kak, biarin aku donorin ginjal aku yah? Biar kakak sembuh! Ucap lembut Kak Valen.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Dokter tak mengatakan sepatah katapun untuk menjawab dan hanya menggelengkan kepala. Jawab, dok! Ujar Andre yang mulai meneteskan air mata. Maaf, kami telah berusaha semaksimal mungkin. Jawab dokter. Innalillahi wa innalillahi rajiun! Kataku dan Kak Valen. Mamaa..!! Teriak Andre. Beberapa jam setelah itu pemakaman tante Vivi

Moga kak Andre cepet sadar. Saut Kiran. Amiin! Ujarku. Hari demi hari Andre tetap tidak berubah, aku benar-benar melihat Andre yang aku kenal terkubur dan menghilang sejak meninggalnya tante Vivi. Sampai akhirnya aku melihat Andre berjalan menuju ruangan Pak Rama. Mau kemana loe? Tanyaku. Bukan urusan loe! Jawab Andre. Sorry, Ndre! Ini urusan gua, karna loe berubah and gua nggak mau loe mempersulit janji gua! Ucapku. Gua mau bilang kalo gua ngundurin diri dari semua orges, puas loe? Ujar Andre. Bener ya dugaan gua, kalo Andre nggak lebih dari seorang pengecut! Saut Alfano, menghampiri kami. Loe nggak usah ikut campur, Fan! Ujar Andre. Alfano bener, loe nggak lebih dari seorang pengecut and apa ini usaha loe ngebuat nyokap loe bangga? Sautku. Bullshit! Kata Andre. Loe nggak nyadar-nyadar juga! Ucapku memukul Andre.

dilaksanakan. Terlihat disana Andre benar-benar down, dia hanya diam melihat makam tante Vivi. Kak Valen pun terlihat sangat terpukul atas meninggalnya tante Vivi. Tante Vivi adalah orang yang sangat baik, semoga ia berada ditempat yang terindah sekarang. Keesokan harinya semua berubah, Andre yang ramah berubah menjadi dingin bahkan ia beberapa kali bolos pelajaran dan lebih memilih bermain basket. Organisasi atau panggilan untuknya pun tak direspon. Andre pasti terpukul banget kehilangan tante Vivi. Kata Tasya.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Setelah itu Andre berjalan meninggalkan kami dan tak memasuki ruang Pak Rama, namun ia pergi entah kemana. Thir, Thir! Loe buntutin dia, nanti loe kasih tau ke Racka dia kemana. Ucap Alfano, menghentikan Fathir yang berjalan didepannya. OK. Jawab Fathir, berjalan pergi. Thanks, Fan loe Bantu gua. Ucapku. Gua nggak Bantu loe kali, gua cuman pengen liat betapa hebatnya dia. Jawab Alfano. Terserah loe lah!Ucapku, pergi meninggalkan Alfano. Satu jam kemudian, Fathir menelponku dia mengatakan Andre berada di makam tante Vivi. Mengetahui hal itu, aku langsung mengirim pesan ke Andre. Kematian nyokap loe bukan berarti hidup loe juga mati, loe harus buktiin kalo loe tetep bisa jadi bintang yang paling terang buat nyokap loe. I wait you come back, brother! Isi pesanku. Keesokan hari dan hari-hari selanjutnya Andre benar-benar telah kembali seperti dulu, 5 adegan mautnya pun mulai terlihat (berhenti, menoleh, melihat, iya, tersenyum manis).

Kak Andre, Kak Racka, Kak Lino..! Sapa adek kelasku, saat melihat kami berjalan. Iya..! Jawab Andre mengeluarkan 5 adegannya. Wah, 5 adegan maut udah keliatan nih di cowok yang satu ini. Ejek Lino. Ha? 5 adegan maut? Loe kira Kim Bum kali, Lin! Saut Kiran, menghampiri kami. Hari ini pelajaran matematika, Pak Rama menggantikan Ibu Safa yang absent dalam pelajaran kali ini. Pak Rama memberi tugas membuat rangkuman semua bab yang dibuat dua orang menurut absent kelas. Aku satu kelompok dengan Tasya. Haduh, tugas lagi! Mau tidur gua nanti. Tambah Kiran. Habis ini japok di rumah loe, Ki! Kata Andre, berjalan pergi. Tapi kak.. Ucap Kiran terputus. Udah pulang aja, kayak nggak tau Andre aja. Sautku. Kita japok juga? Tanya Tasya. Iya, mumpung sabtu ini nggak balapan. Ucapku. Ka, pinjem HP loe dong! Kata Lino yang baru memasuki kelasku.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

HP loe kemana? Tanyaku. Lobet, ayo mana penting nih. Jawab Lino. Emang buat apa? Tanyaku lagi. Banyak tanyak loe! Gua mau nanyak kakak gua jadi ke Pulau Seribu atau kagak april besok. Jawab Lino. Mau ultah disana? Saut Kiran. Begitulah. Ucap Lino, mengambil HP dari tanganku dan pergi. Hari berganti senin, saatnya masuk sekolah lagi. Aku melihat Andre dan Kiran berangkat sekolah bersama menaiki white jazz milik Andre. Rumah kalian berdua kan nggak searah, kok bisa barengan? Tanyaku bingung. Lino belom kasih tau loe? Tanya balik Andre. Gua nanyak malah balik nanyak, gimana sih loe? Kataku. Kak Andre is my brother. Saut Kiran. Brother? Maksudnya? Ucapku semakin bingung. Loe tanyak Lino aja! Kata Andre, berjalan duduk lagi.

Setelah bel istirahat berbunyi, aku menemui Lino untuk menanyakan hal tadi pagi. Lin, Andre Kiran kok bisa berangkat bareng? Tanyaku. Ya Allah, gua lupa ngomong! Kemaren lusa Andre telpon waktu HP loe gua bawa.. Kata Lino. Apa hubungannya? Sautku. Loe bisa diem dulu kagak? Gua belom selesai ngomong! Ujar Lino. Ya, maaf! Ucapku. Andre bilang udah nemuin adeknya yang ilang itu dari kalung ama foto kecilnya Kiran. Kata Lino. Jadi maksud loe, Kiran itu Dini adeknya Andre? Tanyaku

Yapp, betul banget! Makanya dia sekarang tinggal ama Kak Valen pluss Andre and ortu angkatnya get on Singapura. Ucap Lino. Kayak sinetron aja, terus gimana? Ujarku. Nabrak! Ya mana gua tau!! Yang pasti Kiran kagak jadi pindah ke Singapura. Kata Lino.

dibangkunya.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Dasar cumi! Gua tanyak Andre aja biar lebih jelas! Ujarku. Gua ikut! Pinta Lino. OK, mana HP gua? Tanyaku. Di rumah, hehehe. Jawab Lino. Nanti balikin! Kataku. Siap, begook! Saut Lino. Ternyata Andre tau Kiran adeknya saat melihat foto Kiran kecil, DNA pun mengatakan kalau Kiran adalah Dini. Semua ini benar-benar sulit dicerna otak, semua ini bagaikan sinetron yang ada di TV. Namun aku turut bahagia, karena cobaan Andre dan Kiran berubah sangat manis. Aku pun mengerti, apa arti kedekatan tante Vivi atau Andre atau Kak Valen kepada Kiran ataupun kepedulian mereka satu sama lain, karena mereka satu darah dari keluarga Pratama. Namun aku juga merasa kasihan dengan Kiran dan tante Vivi, karena kebenaran ini diketahui setelah tante Vivi pergi selamanya dan Kiran tak dapat merasakan kasih sayang orang tua kandungnya. Karena ayahnya telah meninggal saat kecelakaan 12 tahun yang lalu dan ibunya telah meninggal akibat gagal ginjal.

Bulan begitu cepat berganti, ujian semester akhirpun telah terlewati dan sepulang sekolah nanti aku akan rapat perpisahan kakak kelasku. Saat rapat HP ku bergetar terus-menerus, sampai akhirnya aku angkat saat rapat berjalan karena takut ada kabar penting. Namun saat aku angkat, ternyata mama memintaku membelikan mie ayam untuk Raffi. Hanya karena itu mama menelponku dan membuat aku dimarahi Pak Rama yang saat itu mengontrol jalannya rapat. Racka, mana HP kamu! Kata Pak Rama. Tapi, Pak.. Ucapku terputus. Nggak pakek tapi-tapi, HP kamu saya sita sampai orang tua kamu mengambilnya. Dan hukuman yang lain kamu turun jadi wakil osis dan push up 20 kali, sekarang! Kata Pak Rama. Yes, gua turun jabatan! Ucapku dalam hati. Ndre, kamu ganti posisi Racka. Kata Pak Rama. Baik, Pak! Jawab Andre. Setelah rapat selesai, aku dan Andre mencari kardus di gudang untuk denah pensi. Namun, saat akan masuk gudang Andre pergi untuk mengunci ruang osis akhirnya aku pun masuk

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

sendiri dalam gudang. Di dalam gudang aku tak menjumpai kardus melainkan pita hitam pengenal organisasi anti narkoba-. Setelah aku mengambil pita itu dan mulai mencari kardus lagi, aku tak bertemu kardus lagi namun sesosok kakak kelasku yang menyuntik lengan kirinya. Dengan mengandalkan pita yang aku temukan tadi, aku membawa anak itu ke ruang kepala sekolah. Di ruang Pak Rama, aku malah dimasukkan ke dalam organisasi anti narkoba. Sial, gua udah seneng turun jabatan malah dapet orges organisasi sekolah- baru. Gumamku. Sebentar lagi, ketua orges ini akan masuk ruangan ini jadi cepatlah belajar tentang organisasi berbahaya ini. Kata Pak Rama. Permisi, Pak! Bapak manggil saya? Kata Andre yang baru masuk ruang kepala sekolah. Jadi ketua orges ini Andre, Pak? Tanyaku. Iya. Andre, Racka anggota baru dan segera ambil tindakan untuk dalang dari masalah ini. Ucap Pak Rama.

Iya, Pak! Malam ini juga anko organisasi anti narkobaakan mengambil tindakan. Jawab Andre. Aku benar-benar tidak menyangka, setelah aku membaca buku anggota anko adalah teman-teman dekatku. Dari mulai Andre, Kiran, Dmale, Lino, Chaca dan lainnya. Malam ini anggota anko akan mencari dalang menyebarnya barang haram

disekolahku. Menurut siswa pemakai tadi, malam ini dalang masalah ini akan pesta shabu-shabu di rumah kosong yang berada dijalan tempat aku biasa balapan. Malam tiba, aku yang ditugasi mencari tau siapa dalang masalah ini dan yang lain menyusun tak tik agar dalang masalah ini tak dapat kabur lagi. Setelah aku melihat dari jauh, ternyata dalangnya adalah Kiki mantan kapten footsall sekolahku-. Aku kaget melihat semua itu dan aku langsung memberi tau semua anggota anko. Saat aku akan pergi, Kiki dan kedua temannya langsung menghadangku. Sial.. Ucapku. Wow, hebat! Racka Putra ternyata, kalo loe masih anggep gua temen jangan pernah buka mulut soal ini! Gertak Kiki.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Sorry, loe bisa liat pita dilengan gua and untuk saat ini gua bukan temen loe, Ki! Jawabku. Minta mati ini anak, come on bro! Ucap Kiki. Dalam hitungan detik Kiki dan teman-temanya langsung mengeroyokku, aku hanya diam tak membalas satupun pukulan mereka. Itu semua karena Kiki adalah orang yang aku kagumi, dia telah mengajariku banyak hal dan dia adalah idolaku. Pukul aja sampe gua mati, asal obat itu juga mati sama gua. Inget perkataan loe sendiri, Ki! Drugs is devil! Ujarku. Beberapa menit setelah itu, anggota anko lainnya datang menolongku yang sudah tertunduk dan setelah itu aku tak tau apapun. Saat aku terbangun, aku telah berada di kamar rumah sakit. Disana aku melihat mamaku, Raffi serta Lino yang sudah berada didepanku. Syukurlah kamu sudah sadar. Kata mamaku. Kakak cemeeen! Dipukul aja langsung masuk rumah sakit! Saut Raffi. Bener tuh, Fi! Cemen banget abang kamu ini. Sambung Lino.

Terserahlah! Eh Lin, kemaren gua nggak liat Andre. Kemana dia? Tanyaku. Dia kecelakaan waktu perjalanan nyusul loe. Jawab Lino. Loe bercanda kan, Lin? Tanyaku kaget. Ngapain gua boong ama loe? Toh loe juga nggak bisa gua boongin. Jawab Lino. Dirawat dimana? Tanyaku lagi. In here, ruang mawar no.3. Jawab Lino. Setelah aku tau ruangan Andre, aku langsung berlari ke ruangannya tanpa memikirkan keadaanku yang saat itu masih down. Ngapain loe disini? Pergi loe lari dari sini. Ujar Kiran. Ki, gua cuman mau jenguk Andre. Ucapku. Gak perlu! Karna loe yang udah bikin kakak gua kayak gini. So, pegi loe! Ujar Kiran. OK, Im false! Tapi please, ijinin gua masuk! Kataku. Kiran benar-benar marah padaku, ia berpikir kalau aku penyebab Andre seperti ini. Saat aku akan pergi, Lino datang menyusulku.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Loe masuk aja, Ka! Biar gua yang ngurusin cewek ini. Kata Lino, menarik tangan Kiran yang menghalangiku masuk. Thanks, Lin! Ucapku. Saat aku melihat Andre, aku sangat merasa bersalah akan kejadian ini. Mungkin kemaren dia lupa kalau rem motornya rusak dan belum diperbaiki. Aku hanya melihat Andre berbaring lemah di samping mesin detak jantung. Dari dalam ruangan, aku mendengar pembicaraan Lino dan Kiran diluar ruangan. Ngapain loe biarin dia masuk? Tanya Kiran. Ran, Racka itu sahabat terbaiknya Andre and loe tau itu. Jawab Lino. Sahabat macam apa dia? Dia udah bikin sahabatnya sendiri kritis kayak gini. Kata Kiran. Ki, ini bukan salah Racka! Ini takdir Allah, Ki! Loe mikir sekarang, Ki! Andre udah tau kalo remnya blong, tapi dia nggak peduli, Ki. And gua yakin yang dipikirin dia cuman Racka, sahabatnya yang lagi butuh pertolongannya. Ucap Lino. OK, gua ngerti! Gua cuman nggak mau kehilangan kakak gua lagi, cumi! Ujar Kiran.

Aku yang tak sengaja mendengar pembicaraan mereka semakin merasa bersalah dan beberapa saat itu mereka masuk ke kamar Andre. Maaf, Ka! Nggak seharusnya gua nyalahin loe soal ini. Kata Kiran. Gua ngerti kok! Jawabku. Tiga hari setelah kecelakaan itu Andre belum juga sadar, meskipun dia telah melewati masa kritisnya. Ndre, sadar dong! Repot nih gua ngerjain proposal sendirian. Ucapku. Seize the day or die HPku berdering, Pak Rama

menanyakan hasil proposal perpisahan yang belum diserahkan. Proposalnya sudah selesai? Tinggal beberapa hari kan acaranya? Tanya Pak Rama. Sebenernya sudah, Pak. Tapi entah betul atau salah karna Andre masih belum sadar. Jawabku. Apabila dalam 3 hari kedepan Andre belum sadar, langsung serahkan proposalnya tanpa dicek oleh Andre. Ucap Pak Rama.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Baik, Pak! Jawabku. Setelah pembicaraanku ditelpon bersama Pak Rama aku pergi meninggalkan kamar Andre, namun sebelum aku sampai didepan pintu Andre mengatakan sesuatu padaku. Sorry, Ka! Ucapnya pelan. Mendengar itu, aku cepat menoleh ke arah Andre dan berjalan ke arahnya. Alhamdulillah, loe sadar juga! Ujarku. Mana proposalnya? Biar gua cek. Kata Andre. Loe itu baru sadar, udah maen sibuk aja! Ujarku. Emang penting? Udahlah mana, dari pada gua kena omel Pak Rama. Kata Andre. Dibilangin Racka ngeyel loe! Nih, gua bawaen proposalnya. Ucap Lino baru datang. Setelah Lino datang, kami bertiga pun mengerjakan proposalnya yang selesai hari itu juga. Keesokan harinya Andre telah keluar dari rumah sakit dan bahkan ia telah masuk sekolah. Loe gila udah masuk? Tanya Tasya.

Namanya juga cowok, Cha! Saut Lino. Kayak nggak tau dia aja, Sya. Ucapku. Nanti balapan yah! Pinta Andre. Sarap loe! Ujarku dan Lino kompak. Jiaaah, bareng! Ucap Tasya dan Kiran serempak. Jiaaah, loe juga bareng tuh pakek nadanya sama lagi. Saut Lino menirukan ucapan Tasya dan Kiran. Gimana? Tanya Andre. OK, gua juga udah kangen balapan. Jawabku. OK lah, tancap! Tambah Lino. Aku heran dengan Andre, dia baru keluar dari rumah sakit bukannya istirahat tapi malah balapan. Dia tak merasa takut sedikitpun dengan balapan, padahal nyawanya terancam garagara motor. Aku dulu yang hanya patah tulang pernah takut untuk mengendarai motor lagi. Malam tiba, tepat jam 9 aku menjemput Andre. Saat sampai rumahnya, aku melihat album foto keluarganya. Disana aku melihat beberapa foto kecil Andre yang mungkin telah diedit olehnya, karena dalam foto itu Andre ada dua.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Loe pinter ngedit juga, Ndre! Kataku. Maybe? Ucap Andre, sibuk memakai jaket. Setelah siap, aku pun tancap gas menuju tempat biasa balapan. Disana aku bertemu Iqbal, Alfano, Lino, dmale, Chaca dan gank motor lainnya. Wih, gila nih cewek! 200 CC diembat juga, pakek datang diarena lagi. Ejek Lino. Happy fun dong! Emang ada yang ngelarang gua disini? Saut Chaca. Paling-paling urutan pertama dari bawah. Ejek Lino lagi. Loe jangan remehin cewek dong, kak! Nggak selamanya balapan cuman buat cowok and sekarang gua bakal buktiin kalo cewek bisa ngalahin cowok, berani nggak loe? Ujar Chaca. Berani dong, Lin! Cuman cewek aja! Ucap Bima. OK, siapa takut? Jawab Lino. Inget! Professional! Kata Chaca, memakai helmnya. Balapan pun diawali dengan battle antara Chaca dan Lino dengan tiga putaran. Hasil akhir mengejutkan kami semua, karena seorang cewek berhasil mengalahkan Lino diarena balap.

Wow, keren Cha! Andai aja adek gua kayak loe, asyik pasti! Kata Iqbal. Seperti biasa, pemenang bisa minta satu hal sama yang dikalahin. Ucap Alex. Gua cuman minta mulai detik ini loe nggak pernah boleh ngeremehin cewek, karna nggak selamanya cewek ada dibawah cowok. Dan ini berlaku buat kalian semua! Ujar Chaca. Yeaaah.. I can do that! Ucap Lino. OK, deal! Sambung kami semua. Ech, perkataan kak Lino kayak Justin di one time deh? Ucap Chaca. Ngopy dikit kagak masalah kan? Hahaha. Jawab Lino. I and you, now! Ujar Alfano, menunjuk Andre. Andre hanya tersenyum merespon tantangan Alfano dan mulai menyalakan motornya serta memakai helmnya. Balapan dimulai dengan 3 putaran seperti biasa. Sebenernya kenapa sih Fano hobi banget nantangin Andre? Kata Aldys. Kayak bumi sama langit mereka! Saut Fathir.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Loe tau kagak kak Racka, penyebab mereka nggak pernah bisa akur? Tanya Chaca. Gua aja juga pusing penyebabnya, tapi mereka hebat karena selalu bisa professional. Jawabku. Fano itu orang yang paling nggak bisa nerima dia kalah dari Andre mungkin itu penyebabnya. Saut Iqbal. Begitupun kebalikannya. Sambungku. Tapi sayang, hasilnya selalu imbang. Andre nggak pernah bisa kalahin Fano and Fano nggak pernah diatas Andre. Ucap Alex. Kapan mereka nyadar kalo mereka 11, 12? Kata Bima. Boro-boro 11, 12. mereka itu sama. Saut Lino. Bener Lino. Mereka sama-sama wolf love, sama-sama fire of basket. Tambah Iqbal. Kita liat aja nih entar, siapa yang menang? Kalo imbang berarti mereka nggak bisa ngelak, kalo mereka nggak akan bisa melebihi satu sama lain. Ucap Chaca. Ternyata hasil akhir memang benar-benar imbang, tak ada yang terbaik diantara mereka. Setelah battle of fire basket merah putih menghentikan motornya, aku dan yang lain memulai

balapan tanpa Andre dan Alfano untuk balapan terakhir. Dalam balapan kali ini, aku menjadi pemenang. Gila, Ka! Gua kira bakal ngalahin loe kali ini. Ucap Lino. Ngimpi kali loe, kak! Ngalahin gua aja kagak bisa, mau ngalahin kak Racka. Saut Chaca. Loe minta apa sob? Tanya Iqbal. Gua pengen Fano and Andre jabatan tangan. Jawabku. Nggak akan! Ucap Alfano dan Andre kompak. Nggak nggak bercanda! Gua mau semua tetep professional dalam hal apapun. Deal? Ujarku. Deal!! Jawab teman-teman kompak. Mati gua! Ucapku kaget, saat melihat jam ditanganku. Kenapa loe? Tanya Andre. Bentar lagi udah middle night, bisa mampus gua kalo pulang lebih dari jam 12. gua balik dulu! Ucapku menyalakan motor dan memakai helm. Emang kenapa kak? Tanya Chaca.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Nggak bisa masuk rumah gua entar kalo telat. Ucapku, lalu mulai meninggalkan area balapan dengan kecepatan 100 Km/h. Aku benar-benar beruntung, 5 menit sebelum jam 12 aku telah sampai di rumah. Akupun langsung berlari ke kamarku agar lima menit yang tersisa tberubah menjadi hukuman. Jam 11.57 menit. Ucap papa, berada didepan pintu kamarku. Lolos dari hukuman kan, Pa? Ucapku terengah-engah. Ya! Cepet mandi dan tidur! Ujar Papa. Iya, Pa! Jawabku, lalu memasuki kamar. Hari berubah menjadi senin, saatnya masuk sekolah lagi. Ka! Teriak seseorang memanggilku. Iya! Jawabku sambil menoleh ke belakang. Loe, Ndre. Kenapa? Ucapku. Kemaren lusa loe bilang gua pinter ngedit, ngedit apaan yah? Tanya Andre. Foto di album keluarga loe itu. Jawabku. Itu mah asli semua nggak ada yang diedit. Ucap Andre. kesal.

Tapi loe disitu jadi dobel? Tanyaku bingung. Gua ama Andri begook! Ujar Andre. Loe kembar? Tanyaku. Telat loe, Ka! Saut Lino. Loe aja yang jelasin, gua males. Ucap Andre, berjalan pergi. Jadi bener Andre kembar? Tanyaku. Ehem Jawab Lino. Tapi gua nggak pernah ketemu tuh. Ucapku. Loe dulu kan di Surabaya, begok! Jawab Lino. Tapi sekarang gua juga nggak pernah ketemu. Ucapku bingung. Ya jelas! Dia udah meninggal, mana mungkin loe ketemu dia. Kata Lino. Kok bisa? Tanyaku. Orang meninggal kok bisa, ya takdir begook! Jawab Lino. Dasar cumi oon! Maksud gua penyebabnya apa? Tanyaku

Ow gitu, kalo nggak salah gara-gara sesak. Jawab Lino. Waktu kapan? Tanyaku lagi.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Kelas 5, inget gua. Jawab Lino. Nah lho! Gua pindah di Surabaya kelas 3, gua nggak pernah ketemu kembarannya tuh padahal gua satu sekolah ama Andre dulu. Ucapku. Begoook! Dia itu nggak satu sekolah ama loe and Andre tapi ama gua. Kata Lino. Santai brother! Eh gua mau bilang rahasia, ah nggak jadi dah ember nanti loe! Ujarku. Apa? Nggak nggak gua nggak ember. Ucap Lino. Ternyata Raffi adek gua! Ucapku, berlari ke kelas. Semua orang juga tau begoook! Teriak Lino. Sepulang sekolah, aku memesan satu tiket BandungSurabaya lewat via telpon. Karena aku berniat ingin bertemu Alfa, Makhali, Ima, Migie, Diyah, Enggar dan temanku lainnya liburan kali ini. Dengan Garuda Airland, ada yang bisa saya bantu? Ucap seorang wanita yang merespon telponku. Iya, saya mau pesan 1 tiket Bandung-Surabaya untuk minggu depan, ada? Tanyaku.

Maaf saya cek dulu. Jawabnya. Ada, namun tersisa kelas VIP saja. Ucapnya setelah beberapa saat. OK jadi. Kataku. Atas nama siapa ini? Tanyanya lagi. Perusahaan Putra. Jawabku. Pengelola teh bandung? Tanyanya. Iya, besok saya akan mengambil tiketnya. Ucapku. Baik, terima kasih. Kata wanita itu. Sabtu tiba, tepat dimana sekolahku akan melepas kakak kelasku serta pengambilan raport hasil belajar siswa selama satu tahun terakhir. Pensi tahun ini memang tak begitu matang, karena adanya gangguan saat menyusun proposal. Namun itu semua tak menghentikan partisipasi siswa dalam pensi tahun ini, sekalipun tiada bintang tamu dari luar. Satu persatu kegiatan berjalan, drama, penampilan grup band merah putih itulah acaranya. Karya-karya terbaik milik kakak-kakak kelasku pun terpajang bagaikan pernak-pernik panggung yang mengagumkan.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Pidato Iqbal pun disambut dengan senyuman manis penghuni SMP Merah Putih. OK, gimana kalo kita tantang para cowok-cowok osis yang terkenal cuek buat ngehibur kita, setuju? Ucapan pidato Iqbal. Setuju!! Teriak seluruh siswa. Ini nggak ada dijadwal kan? Ucap Lino. Sialan Iqbal! Sautku. OK kita panggil Racka, Andre, Lino, Fathir and Alex! Kata Iqbal. Kami berlima pun nekat menaiki panggung tanpa

Pensi telah menjadi kenangan, niatku esok ke Surabaya kandas gara-gara rapat wajib untuk MOS dan pemilihan tim inti osis. Perfect surprise! Ucap Iqbal. Surprise mata loe peyang! Loe malu-maluin kita tau nggak. Saut Lino. Persiapkan MOS dan pemilihan inti osis sebelum kembali sekolah. Kata Pak Rama. Baik, Pak! Jawab Andre, Pak Rama pun pergi. Liburan kita buat rapat. Ucap Alfano. Enak aja, gua udah pesen tiket ke Surabaya. Sautku. Loe denger kan kata Pak Rama, sebelum kembali sekolah. Jadi mau nggak mau harus rapat liburan. Ujar Alex. Sialan! Gumamku. Gua dulu juga kayak gitu kali, Ka! Toh ini juga tugas terakhir loe jadi osis. Ucap Iqbal. Iqbal ama gua besok bakal Bantu, so dont be late at 8 a:m in here! Saut Alfano, berjalan pergi.

persiapan sedikitpun, tanpa berpikir panjang kami memulai dengan aku di drum, Lino di vocal, Andre di bazz, Alex digitar dan Fathir di piano. Fathir pun memulai nadanya, Berdiri Terinjak-Pee Wee Gaskins. Ini adalah kali pertama aku memukul drum didepan seluruh siswa, teriakan dan nada demi nada berjalan merdu ditelingaku. Ini semua adalah kenangan baru di Merah Putih.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Liburan tiba, mungkin itu yang seharusnya aku ucapkan sekarang. Namun bukan itu yang aku ucapkan, rapat tiba itulah kata yang tepat diliburan kali ini. Gua pengen ketosnya Chaca ato Fian. Ucap Iqbal. Semua yang mengikuti rapat memilih Chaca untuk dijadikan pengganti Andre. Give a reason, why do you choose she! Ucap Alfano. Ketegasan dia nggak mandang apapun. Ujar Andre. Disiplin dalam segala hal. Ucapku. Sifatnya yang nggak mau kalah sama cowok. Kata Lino. Perkataannya membangunkan kepedulian orang lain. Kata Fathir. She perfect girl. Ujar Alex. OK, tugas gua and Fano selesai. Ketos tahun besok Chaca and wakilnya Fian, yang lain silahkan diurus sendiri. So, good bye! Ucap Iqbal, meninggalkan ruang osis. Rapat selesai, berjam-jam berdebat hanya menghasilkan tim inti baru dan ketua dalam tiap seksi bidang. Gila, udah jam 12 aja. Ucap Lino.

Nyesel gua jadi osis. Sambung Kiran. Pegel! Tambahku. Yakin nyesel? Tanya Alfano, menghampiri kami. Banget! Jawab kami semua. Tinggal bikin laporan, rapat, ngeluangin waktu kalian nyesel. Kenapa loe lakuin? Saut Iqbal. Kewajiban kalee! Ujar Lino. Kalo itu sebuah kewajiban nggak akan pernah ada penyesalan. Kata Alfano. Toh dibalik kewajiban ada keuntungan. Saut Iqbal. Bener juga, kita jadi terkenal. Ucap Lino. Dipuji and dihormati. Sambungku. And punya pengalaman baru. Tambah Kiran. Merah Putih? Ucap Alfano. Always the best of all! Sambung kami semua. Hari berganti dan hari ini saatnya masuk sekolah lagi, padahal liburanku hanya aku gunakan untuk rapat. Mulai saat ini aku menduduki kelas tertinggi di SMP, dimana aku harus lebih dewasa lagi.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Hahaha, lucu-lucu anak kelas 7. Kata Lino. Masih polos semua! Sambung Tasya. Ngobrol terus! Cepet siap-siap napa, pada jadi perangkat kan? Sautku. Iya iya! Jawab Tasya dan Lino pelan. Setelah upacara berakhir, osis mengambil alih semua kegiatan di sekolah. 30 osis berpencar menjadi 3 group, osis yang kini kelas sembilan pun juga harus mencari penggantinya masing-masing. Strees gua! Ternyata cewek mos ganjen semua. Kata Lino kesal. Banget! Caper juga lagi. Sambung Tasya. Kalo kayak gni sifatnya, bisa nggak punya pegganti gua. Ucap Lino. Nggak semua kayak gitu kok. Saut Andre. Bener! Gua aja udah dapet pengganti and kak Andre juga. Tambah Kiran. Siapa? Tanyaku. Dion, anak yang jago karate itu. Jawab Kiran.

Loe, Ndre? Tanya Lino. Chica. Jawab Andre singkat. Adeknya Alfano bukan? Sautku. Iya. Ucap Andre. Wah kalo itu 11 12 ama Chaca. Kata Lino. Hari kedua MOS. Aku telah mendapatkan penggantiku, Ivan dialah orangnya. Cowok yang mempunyai karakter sepertiku dan aku berharap dia dapat lebih baik daripada aku. Akhirnya dapet pengganti juga. Kata Tasya girang. Sama! Sautku dan Lino kompak Dasar kembar! Ngomong aja bareng. Ejek Kiran. Siapa pengganti loe? Tanyaku. Salfa. Jawab Tasya. Anak yang dari Jakarta bukan? Saut Kiran. Yap! Jawab Tasya. Bagus plihanya, loe sapa Lin? Tanyaku. Fathar pastinya. Jawab Lino. What? Anak yang jail abis itu? Saut Tasya. Sinting loe! Anak kayak gtu dipilih. Kata Kiran.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Buktinya gua kayak gini dipilih dulu and gua juga ngelaksanain dengan baik. Kata Lino. Yeee, sok banget loe! Ejek Kiran. Loe siapa, Ka? Tanya Lino. Ivan. Jawabku. Gila, itu mah 11 12 ama Fathar, Ka! Ucap Tasya. Dasar cewek! Dari tadi coment mulu, skali-kali Andre napa yang coment. Kata Lino. Iya, Ndre! Menurut loe gimana? Tanyaku. Gua yakin pilihan kalian bisa gantiin kalian. Jawab Andre. Andre aja setuju, kenapa kalian kagak? Kata Lino. Hari terakhir MOS, saat dimana aku akan melepas pita putih tanda pengenal osis- dilenganku. Nggak sabar nih upacara penutupan. Kata Kiran. Gua pengen cepet-cepet buang pita dilengan gua. Sambung Lino. Ngobrol aja! Makan tuh makanan, keburu bel lagi. Saut Tasya. Tau! Tambahku. Tasya.

Kalo kalian nasehatin orang apa namanya nggak ngobrol? Kata Andre. Mendengar perkataan Andre, kami langsung terdiam tanpa mengatakan sepatah katapun dan menghabiskan makanan kami. Ran, gua lupa! Kita kan belum bikin buku osis baru. Ucap

Mampus kita, 15 menit lagi bel. Kata Kiran, melihat jamnya. Buruan beli, biar osis lain yang gantiin kalian jadi paskib. Ucapku. OK, kita pergi dulu! Kak bayarin yah! Kata Kiran, meninggalkan kantin. Saat aku, Andre dan Lino berjalan ke ruang kelas 7. kami dibuat bagaikan seorang idola yang berjalan, langkah demi langkah kami tak menghentikan sapaan untuk kami. Gila, kayak artis aja kita! Kata Lino. Jangan bangga dulu, bentar lagi bakal ada satu anak yang bakal ngejek kita. Saut Andre. Kagak mungkin. Elak Lino.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Langkah kami terhenti saat salah satu siswa menjatuhkan tumpukan buku didepan kami. Hati-hati dong! Ucap Lino. Maaf atuh! Saut anak itu, merapikan bukunya dan kami pun mulai membantuknya. Makasih ya, kak! Ucap anak itu. Ternyata loe! Kata Lino. Hikz hikz, kenapa 3PSG yang nolongen aku. Kata Chica merengek. 3PSG? Apaan? Tanyaku. 3 Pangeran sok ganteng! Hehehe. Jawab Chica, berlari pergi. Sok ganteng? Gila! Ucap Lino. Selama gua sekolah disini nggak ada satupun anak yang ngejek gua kayak gitu. Sambungku. Freak Girl! Saut Andre. Not only freak but also crazy, Ndre! Liat aja bukunya nggak dibawa kabur. Kata Lino kesal.

Udah mau nyampek kelas kita harus balikin buku ini ke perpus? Ya Allah, perpus dari sini kan jauh! Ucapku. Ya udahlah, mau gimana lagi. Saut Andre. Baru kali ini gua dikerjain adek kelas. Kata Lino. Setelah aku, Andre dan Lino selesai meletakkan buku-buku diperpustakaan, kami langsung menuju lapangan karena upacara akan berakhir, saatnya osis kelas 9 melepas pita putih

dilengannya dan dimulai dari sekbid hingga inti osis. Jaga baik-baik! Ucapku, memasang pitaku dilengan Ivan. Mimpi buruk nih gua! Ujar Ivan. Sampai akhirnya giliran Andre melepas pita osisnya yang membuat seluruh anggota penutupan MOS tertawa. Kok ngeliatin aku atuh, liat yang lain aja! Kata Chica, berpindah tempat. Ya emang pita ini buat loe. Ucap Andre tersenyum manis. Yang lain ajalah, Kak! Ujar Chica, berpindah tempat lagi. Ini hak aku kan? Kata Andre. Please, yang lain ajalah kak! Kan masih banyak! Ucap Chica, semakin menjauh dari Andre.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Kalo nggak mau gimana? Tanya Andre. Tapi aku nggak mau jadi osis! Jawab Chica. Chica, itu hak Andre untuk memilih. Jadi jangan terus mengelak! Ujar Pak Rama yang langsung turun tangan menghentikan Chica. Maaf, Pak! Kata Chica, kembali ke tempatnya semula. Can I put my band in your hand, now? Kata Andre. Ehem! Ucap Chica pasrah. Beberapa hari berlalu kini hari telah berubah menjadi senin, saat resmi osis kelas 9 berubah menjadi mantan osis. Semoga osis tahun ini dapat melaksanakan tugas lebih baik dari tahun lalu, dan saya mengucapkan terimakasih kepada osis lama yang telah melaksanakan tugas dengan baik. Kata Paka Rama setelah pelantikan osis selesai. Tepuk tangan meriah dari seluruh anggota upacara untuk osis lama pun membuat aku dan osis lain merasa bangga. Kak kak kak! Teriak siswa dari belakang. Apa? Tanya Andre.

Can you write your number in my handphone? Ucap Chica, menyodorkan HPnya. Buat? Tanya Andre lagi. Loe kan yang milih gua, jadi loe juga atuh yang ngajarin. Kata Chica. Kakak loe kan osis, minta ajarin dia napa! Saut Lino. Males! Ucap Chica. Andre pun mengambil HP di tangan Chica dan menulis nomor HPnya, kemudian Chica pergi. Loe nggak papa, Ndre? Ucapku bingung. Kenapa? Tanya Andre. Loe beneran ngasih nomor ke cewek gila itu? Saut Lino. Gampang banget yak? Sambung Kiran. Nggak bisa diem nanti. Kata Andre. Kirain? Ujarku, Kiran dan Lino kompak. Loe milih Chica bukan gara-gara pengen bales dendam ke Fano kan, Ndre? Tanya Tasya. Nggak kok, nggak ada sangkut pautnya. Jawab Andre.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Tiba-tiba Iqbal dan Alfano dengan seragam barunya menghampiri kami. Alfano langsung menarik baju Andre dan seakan ingin memukul Andre. Fan, Fan apaan sih loe? Adek loe nggak diapa-apain kok ama Andre. Ucap Lino. Perfect Job!! Kata Alfano, merubah genggaman tangannya menjadi terbuka. Thanks! Ucap Andre, menjabat tangan Alfano. Bal, ini orang kenapa? Tanyaku. Iqbal hanya menggelengkan kepala, aku dan yang lain pun bingung melihat Alfano dan Andre. Kak Fano, loe kenapa? Tanya Kiran. Generasi baru kedewasaan baru! Gua nggak pernah serius kok benci ama loe, Ndre. Gua cuman nggak suka dibandingbandingin, makanya gua slalu punya jutaan tantangan buat loe. And ternyata you the best of all. Ucap Alfano. Merah Putih kale, the best of all! Ucap Chaca baru datang. Eh ketos baru, awas loe hancurin osis! Ujar Iqbal, mengacak rambut Chaca.

Nggak bakal lah, tapi nggak pakek hancurin rambut gua juga! Jawab Chaca. OK, I like it! So, Merah Putih? Kata Kiran. Always the best of all! Sambung lainnya. Eh semboyan loe kagak ganti, Fan? Tanya Lino. Loe itu tetep aja jadi cumi oon! Yang namanya Merah Putih ya satu yayasan, pastilah semboyannya sama. Iya kal ngomongnya SMP Merah Putih ato SMA Merah Putih, baru beda! Jelas Alfano. Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Sedikit demi sedikit tugas-tugas mulai menghampiri, kata hallo yang aku kirim ke teman Surabaya ku untuk melepas lelah pun kini sia-sia. Karena mereka berubah dan mungkin hanya Alfa yang merespon, dia sering cerita tentang Ilham, teman yang dia anggap sebagai kakak sendiri. Betapa kagetnya aku saat Alfa bilang dia merokok dan pernah ngedrugs, Alfa juga mengatakan dia mengidap penyakit Liver. Mendengar cerita ini itu dari Alfa, aku pun berniat untuk mengenal Ilham. Tanpa sadar, aku begitu gampang akrab dengan Ilham. Suka musik beraliran rock dan scremo, mungkin itu

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

yang membuat aku gampang akrab dengannya dan membuat aku ingin cepat-cepat datang ke Surabaya. Siang ini, aku akan membeli 2 tiket konser Bring Me The Horizon yang akan datang 19 Februari tahun depan. Aku juga telah menyiapkan 2 tiket pesawat untukku dan teman baruku, Ilham. OK, Bandung-Jakarta to me and Surabaya-Jakarta to you, Ilham. Ucapku dalam hati, melihat tiket yang ada di tanganku. Hari berganti, saatnya kerja kelompk lagi. Aku satu kelompok dengan Andre, Kiran, Tasya dan Chika. Aku terpaksa satu kelompok dengan Chika karena kelompok harus 5 orang dan dia satu-satunya yang belum mendapatkan kelompok. Moga itu anak udah nggak teropsesi ama gua lagi, kalo iya bisa mampus cewek yang deket ama gua. Ucapku dalam hati. Bel pulang berbunyi, kerja kelompok dikerjakan dirumahku karena rumah lagi kosong dan aku disuruh menjaga. Loe duluan apa bareng gua? Tanya Andre kepada Kiran. Bareng ajalah, lagi ngirit. Jawab Kiran.

Sya, loe ke rumah gua duluan aja! Gua ama Andre mau liat proposal osis baru. Ucapku, memberikan kunci rumahku. Rumah loe kosong, kok bawa kunci? Tanya Chika. Iya! Jawabku lalu pergi ke ruang osis. Setelah rapat selesai, aku, Andre dan Kiran bersiap untuk berangkat ke rumahku. Kayaknya bakal macet, mungkin gua telat. Kata Andre. Pastilah, loe bawa mobil. Ucapku. Sesampai rumah, aku dikejutkan dengan Tasya yang telah tenggelam di kolam. Assalamualaikum! Ucapku, memasuki rumah. Toloooong! Teriak Tasya dari belakang. Mendengar teriakan itu, aku langsung berlari ke belakang. Ya Allah, Sya! Kataku, menceburkan diri ke kolam dan segera menolong Tasya. Aku benar-benar panik saat itu, karena Tasya pingsan dan aku terpaksa memberikan nafas untuknya sebelum detak nadinya semakin melemah. Beberapa kali aku mencobanya, Tasya

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

belum juga sadar. Sampai akhirnya nafas kelima dan syukurlah setelah itu Tasya sadar dan Tasya langsung memelukku. Loe nggak papa, Princess? Tanyaku. Gua takut! Ucapnya. Sorry ya, gua ngeremehin loe kali ini! Ujarku. Loe nggak perlu minta maaf, Ka! Kalo nggak ada loe pasti gua udah mati. Kata Tasya. Beberapa menit setelah itu, Andre dan Kiran sampai dan menghampiri kami. Kalian nggak papa? Tanya Andre. Nggak papa! Ki, loe bawa ganti? Jawabku. Kayaknya ada di mobil, bentar aku ambil. Jawab Kiran. Sya, loe ganti di kamar depan ya! Ucapku. Makasih! Ucap Tasya. Saat aku berada didepan kamar, tiba-tiba Kiran Kiran.

Gua nggak bawa atasan, pinjem loe aja jadinya. Kasian kan Tasya! Jawab Kiran. Fuh.. bentar gua ambilin. Ucapku, memasuki kamar dan mengambil sepotong kaos sekaligus jaket di lemari. Nih! Ucapku menyodorkan kaos dan jaket. OK! Cepet ganti biar japoknya makin cepet juga! Ucap

Iyaiya! Kataku. Saat aku berada di kamar mandi untuk ganti, Andre yang berada di kamarku menanyakan hal tadi. Tasya tenggelem, Ka? Tanya Andre. Ya, gua nyampe rumah udah tenggelem. Jawabku. Chika.. Ucap Andre. Mungkin ulah anak itu, abis dia udah kagak ada di rumah. Ujarku. Dia nggak rela liat loe deket Tasya mungkin? Tanya Andre. Nggak pernah berubah dong dia? Tetep aja jadi anak manja yang menghalalkan segala cara buat dapet yang dia mau. Ucapku. Teropsesi ama loe, Ka! Kata Andre.

menghampiriku. Loe ada kaos yang belom ke pakek? Tanya Kiran. Loe kira toko kali, kagak ada. Buat apa? Ucapku.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Kayak nggak ada cowok lain aja! Ujarku. Setelah ganti baju, kelompokku segera mengerjakan tugas. Dalam pikiranku masih terekam jelas kejadian tadi yang membuatku terus merasa bersalah. Namun, senyumku

Saya juga mengerti dan hasil lab membuat saya kaget. Daya tahan tubuh Racka benar-benar kuat, namun kini sel kanker sudah meyebar dalam tubuhnya. Jawab Dokter. Berapa persen kemungkinan saya bisa hidup? Ucapku. Loe ngomong apa sih, Ka! Saut Lino. Kemungkinan itu pasti ada, namun lebih dari 80% manusia pengidap penyakit ini tak dapat bertahan. Kata Dokter. Bisa tinggalin Racka sendiri? Ucapku menahan tangis. Tapi, Ka.. Ucap Lino. Please! Sautku. Affi disini ya, Kak! Kata Raffi. Raffi keluar sama mama ya, biar kak Racka istirahat. Ucap Mama. Setelah aku sendiri di kamar, aku benar-benar mengharap ini semua hanya mimpi. Dan tangisku pecah menerima ini semua. Nggaaak! Teriakku. Keesokan harinya, aku mulai bisa menerima ini semua. Pagi, Ka! Ucap Lino, baru masuk. Pagi! Loe nggak sekolah? Tanyaku.

menghiasi kerja kelompok. Agar aku bisa cepat melupakan hal yang membuat aku meremehkan Tasya. Im sorry, God! Im compulsion! Ucapku dalam hati. Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Aku merasa tubuhku semakin lemah bahkan hari ini aku pingsan di sekolah. Saat aku membuka mata, aku telah berada di kamar rumah sakit. Aku melihat mama, Lino dan Raffi yang telah berada dikamarku. Dari hasil lab, terpaksa saya mengatakan kalau putra ibu mengidap kanker darah stadium 4. Kata Dokter. Apa? Kanker? Ucapku, baru sadar. Maaf Racka! Ini benar-benar hasil lab. Ucap Dokter. Nggak mungkin, dok! Penderita penyakit kanker punya daya tahan tubuh yang lemah dan Racka nggak kayak gitu. Bahkan nggak menunjukkan gejala sama sekali. Saut Lino.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Skali-skali bolos. Jawab Lino. Gila loe! Ucapku. Loe nggak papa kan? Tanya Lino. Kayak yang loe liat, gua nggak papa! Jawabku. Syukurlah! Ucap Lino. Gimana sekolah? Tanyaku. Ya mana gua tau begook! Gua disini juga. Jawab Lino. Kalo Kiran gimana? Tanyaku lagi. Ngapain loe Tanya dia ke gua? Tanya Andre tuh yang jelasjelas kakaknya. Jawab Lino. Udah, muna banget sih loe! Gua tau kali kalo loe suka dia! Ucapku. Ngomong apaan sih loe? Mana tega gua ama loe! Ujar Lino. Dasar cumi oon! Loe kira gua masih suka ama dia? Lin, Lin ungkapin semua jangan sampe loe nyesel nanti! Ucapku. Aduh, Ka! Males gua ngomong ama loe! Gua balik dulu aja dah! Ujar Lino, berjalan meninggalkan kamarku.

Satu minggu berlalu, aku mulai menjalani aktivitasku seperti biasa. Kak Racka, ini jus buat kakak. Biar tetep vit! Ucap salah satu siswa yang berpapasan denganku. Makasih! Ucapku dan kembali berjalan. Ka, gua bawain laptop loe biar lebih ringan! Ucap Tasya, mengambil laptop ditanganku. Cukup! Please, lakuin gua kayak biasanya. Gua ngerti loe tau penyakit gua, tapi gua nggak suka diperlakuin kayak raja! Ucapku, berjalan pergi. Penyakitku benar-benar membuatku kehilangan

kehidupanku yang dulu. Semua berubah saat orang yang ada didekatku mengetahui penyakit ini. Wow, maafin anak-anak tadi lah! Ucap Lino menepuk pundakku. Nggak papa kok sob! Mungkin gua yang terlalu lebay. Ucapku. Setelah aku berbincang dengan Lino di kantin, membuatku merasa lega. Karena semua yang ada didekatku menghawatirkan

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

diriku dan mereka benar-benar care denganku. Namun, tentang semua ini aku belum mengatakan ke temanku Surabaya. Aku takut mereka sedih dan aku nggak mau kehilangan sifat asli mereka kepadaku. Mungkin cukup Ilham yang tau semua ini, karena aku yakin dia takkan merubah sifatnya padaku. Karena Ilham, aku tetap semangat dengan keadaanku ini. Thanks, Ham! Ucapan loe ngebuat butir-butir penyelamat hidup gua. Ucapku dalam hati saat smsan dengannya. Bulan berganti desember, aku merasa kalau aku tak lama lagi tinggal di duniaku. Gua dimana? Ucapku, baru sadar. Loe di rumah sakir, tadi loe pingsan. Jawab Lino. Bener-bener mau mati gua. Ujarku. Ngomong apaan sih, loe! Kata Lino. Laptop gua mana? Tanyaku. Tuh di meja, buat apa? Jawab Lino. Buat nyelesain cerita gua. Ucapku. Semangat amat loe bikin itu, kayak nggak ada kerjaan lain aja! Ujar Lino.

Nggak papalah, anggep aja suatu kenangan dari gua. Oh ya, Lin. Kalo udah selesai ni cerita, loe wajib nulis ceritanya and suruh Alfa ngelakuin hal yang sama. Ucapku. Emang kenapa? Loe kira nggak pegel nulis? Tanya Lino. Pengen ngasih kenangan yang beda aja and nanti loe juga tau sendiri. Lin, ke Bogor yok! Ucapku. Gua sih ayo-ayo aja, tapi loe kan harus kemo? Kata Lino. Peduli amat, nggak penting gua. Lagian gua nggak mau mati disini. Ucapku. OK lah, kangen juga gua ama Bogor. Gimana kalo cerita loe diterbitin, mungkin aja ratingnya tinggi? Kata Lino. Boleh juga, tapi setelah temen gua baca. Ucapku. Selama satu minggu di Bogor, aku dan Lino melakukan semua hal yang kami lakukan saat kecil dulu. Mulai dari menerbangkan merpati, main layang-layang, bersepeda

mengelilingi kebun teh, makan mie ayam, main basket dan banyak lagi. Satu minggu ini adalah kenangan terakhirku yang tak akan pernah terlupakan sekalipun ajal mengambilku. Satu

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

minggu setelah di Bogor, aku kembali ke Bandung untuk UAS dan setelah UAS aku kembali lagi untuk menghabiskan umurku. Bulan desember mulai habis, cerita-cerita terakhirku bagaikan impian yang aku capai. Persahabatan, kebersamaan, tawa canda akan musnah saat aku pergi. Karena aku tak bisa menulis cerita hidupku bersama Alfano dan Iqbal yang selalu menasehatiku, Andre, dmale yang selalu membantuku, Kakek, Lino dan Kak Chia yang selalu membuatku tertawa, Tasya yang membuatku selalu tersenyum, Kiran yang membuatku mengerti akan cinta, Alfa dan Ilham yang membuatku selalu semangat, Ima, Migie, Diyah dan Enggar yang suka curhat ini itu dan aku juga tak bisa menjaga adikku, Raffi. Namun, aku telah siap meninggalkan cerita indahku di dunia. Karena aku telah

cerita yang nggak akan pernah terhapus. Andre, dmale makasih buat pertolongan dan tantangan kalian. Alfano, Iqbal makasih udah mau jadi guru gua dalam segala hal. Alfa, Ilham makasih buat semangat yang membuat gua pengen banget ketemu kalian. Ima, Diyah, Enggar, Migie, makasih buat cerita kalian yang bikin gua senyam-senyum sendiri. Tasya makasih udah care ama gua and udah jadi Princess dihidup gua. Kiran makasih udah hancurin otak gua and makasih bikin gua ngerasain cinta. Dan Raffi maafin kakak yang nggak bisa ngelindungi Raffi lagi and nggak bisa jaga Raffi lagi, kakak janji akan jadi bintang yang paling terang buat Raffi and Raffi harus janji bakal gantiin kakak jadi jagoan mama papa. Gua sayang sama kalian semua, cuman kata makasih yang bisa gua ungkapkan and maaf buat segalanya! Ucapku dalam hati saat aku berbaring di rumah sakit dan melihat ke arah teman-temanku yang menjenguk.

menemukan penggantiku untuk melindungi semua. Lino yang akan melindungi intangku, Raffi. Andre yang akan melindungi first loveku, Kiran. Ilham yang akan melindungi sahabat penaku, Alfa, Ima, Migie, Diyah dan Enggar. Mama, Papa makasih buat kasih sayang yang rela kalian kasih ke Racka. Lino, Kakek, Kak Chia makasih buat tawa dan

THE END

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Rackas Mandate
Hallo! Ini perkataan terakhir gua buat kalian, gua harap kalian nggak tersinggung, marah, kecewa ato benci ama gua. Cuman satu yang akan mengawali perkataan gua ini SORRY!. OK, dari pada gua basa-basi mulu gua langsung aja ke point!

1.

Dmale Fathir, Bima, Aldys and Alex. Kalian slalu bikin gua muak, bikin gua tertantang dengan rangkaian kata kalian, tapi itu dulu sebelum loe menjabat tangan gua. Seiring detik demi detik mengalir gua mulai bisa nyatu ama kalian, keprofesionalan kalian dalam basket and osis mungkin itu awal yang bikin kita solid. Keplayboyan kalian bikin gua kagum, karma kalian slalu ngomong Cukup gua mainin cewek dengan play boy and gua nggak akan mainin mereka dengan kiss ato sejenisnya karma mainin cewek udah cukup remehin mereka. Itu perkataan kalian yang

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

paling bijak dimata gua begitupun pasal-pasal gila kalian, yang seakan-akan merasuk dalam diri loe pada. Pasalpasal kalian yang paling bisa memotivasi gua itu pasal 1-5, yang kalian bilang pasal mutlak yang nggak bisa dirubah. Pasal 1: Say no to DRUGS forever! Pasal 2: Say no to MELLOW every time! Pasal 3: Say no to LIE in the world! Pasal 4: Say yes to PROFESSIONAL! Pasal 5: Never say never to BEST FRIENDS! Itu 5 kalimat yang bikin gua salut banget ama persahabatan kalian, perbedaan agama tau karakter nggak berpengaruh buat persahabatan loe. Fathir sebagai leader emang gua akuin the best, kebijakan and sifat penengah loe ngebuat semua masalah di dmale musnah. Sindiran Bima gua akuin pedes, tapi itu yang bikin dmale nggak mudah dihancurin. Kegokilan Aldys, mungkin itu yang selalu bisa mencairkan suasana di dmale. Terakhir kecuekan Alexandria yang mungkin bisa dibilang surprise yang terpendam, itu yang ngebuat dmale makin kokoh. Inget

brother! Jaga baek-baek karakter kalian, karna gua yakin tanpa ada karakter itu dmale nggak akan sehebat ini. Saran terakhir gua Jangan biarin semut menjajah DMale! and satu kata buat loe SALUT!. Wah ada yang lupa, gua pasti kangen ama tantangan loe pada yang seakan-akan memacu keberanian gua buat menyanggupin tantangan konyol loe itu.

2. Abang gua, Alfano and Iqbal. Kalian udah gua anggep kayak abang gua sendiri, tapi sorry najis gua manggil loe kakak. Kalian itu punya ratusan sifat yang gua suka, yang bikin gua banyak belajar dari kalian. Kalian berdua juga punya jutaan nasehat yang bikin gua ngantuk kalo dengerin ocehan kalian itu, tapi gua seneng brother karna ungkapan majas kalian bikin gua bangun dari keegoisan, kemarahan atau keras kepala gua. Dari mulai saran sampai pukulan tajam loe bener-bener membekas di hidup gua, gua bener-bener bangga bisa mendapatkan pukulan dari loe karna pukulan loe langsung

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

dicerna diotak gua and bikin gua tau apa kesalahan gua. Gua liat-liat kalian makin over ama adek cewek loe? Garagara mereka mulai ngerti cinta brother? Tenang ajalah, nggak pakek lebay! Gua tau cowok yang lagi deket ama adek loe nggak bakal macem-macem, jadi loe nggak pakek ngekang adek loe! Mereka itu abg sama kayak loe, jadi cinta datang udah biasa! Ini gua ungkapin terutama buat loe Alfano, semenjak Chica deket ama Andre loe mulai aneh. Sifat cuek loe ke Chica berubah jadi lebaycare, sifat loe ke Andre yang tadinya mulai mencair mulai membeku. Tenang ajalah Fan! Gua kenal Andre and loe juga sama. Gua yakin dia bisa loe percaya, sejelek-jelek Andre dimata loe dia jauh lebih baik di hati adek loe! Gua disini pasti kangen berat ama kalian, terutama pukulan maut kalian. Thanks buat rangkaian kata kalian and jabatan-jabatan orges yang kalian kasih yang bikin waktu gua nggak pernah santai. Saran buat kalian Jangan kekang adek loe soal cinta! and ungkapan terakhir gua Youre teacher and brother to me!

3. The Best Friends, Andre. Mang, kumahak atuh Chica? Sunda bener tuh pacar loe! Ndre, Ndre loe itu cowok teraneh yang pernah gua kenal. Mungkin loe itu singa yang nyamar jadi kucing atau malaikat yang nyamar jadi manusia? Gua bilang loe singa yang nyamar jadi kucing karna keramahan loe buat fansfans loe, loe selalu ngasih 5 adengan maut saat bales sapaan fans loe (waktu jalan berhenti, menoleh, ngangguk, iya, senyum manis; waktu duduk atau berhenti menoleh, ngangguk, iya, ngelirik, senyum) sorry gua bocorin adegan loe, biar loe ngerti kenapa fans loe nggak pernah berkurang. Tapi gilanya waktu fans loe mulai deket ama loe, mereka malah loe cuekin. Sama waktu tiap hari loe dapet coklat atau kado dari fans loe, didepan mereka loe terima sambil bilang makasih tapi setelah mereka

dibelakang loe yang mereka kasih udah masuk ke tong sampah. Tapi dibalik itu semua, loe punya sifat malaikat, Ndre! Keromantisan buat first love loe, over care buat adek

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

loe, tergila-gilanya loe ama basket and nekatnya loe nolongin gua di misi anko terakhir yang hasilnya buntung. Loe mungkin bakal jadi temen yang paling gua kangenin disini, terutama 5 adegan maut loe. Oh ya, jangan keras kepala lagi! Dulu gua yang udah pernah melayangin tangan gua ke pipi loe, jadi cepet obatin keras kepala loe itu sebelum loe dapet pukulan maut lagi. Saran gua, jaga baekbaek adek loe and first love loe! Jangan loe kasih kredit card loe buat Chica, kayak cewek-cewek loe dulu and jangan pernah remehin dia sedikitpun, karna dia punya Alfano, yang bisa bikin pehitungan ama loe. Makasi buat

perkataan gua! perkataan loe itu slalu gua inget kak. Kecuekan loe itu bikin gua tau kalo loe sayang ama Lino and gua kak, loe pun slalu ngelindungi kita kak. Loe nggak pernah biarin setetes darahpun di hadapan Lino. Gua ngerti banget kak, dari kecil loe pengen banget mimpin

perusahaan putra. Dari kecil loe yang selalu semangat kalo diajak ke kantor, tapi kenapa kakek nggak sadar akan hal itu kak? Kakek slalu bilang kalo pemimpin perusahaan harus cowok, sekalipun gua and Lino tentang apapun caranya. Gua slalu bisa liat loe tersenyum saat loe dihadepin ama bisnis, gua sampe bingung kak? Gua and Lino yang cowok nggak pernah minat sediktpun dalam bisnis, tapi kenapa kakek nggak liat semangat kakak itu? Gua tau kak kalo loe kecewa berat ama kakek, tapi kenapa

segalanya, Ndre! Loe beruntung punya dua cinta yang bangkitin hidup loe!

4. My Sister, Kak Chia. Loe itu kakak cewek teraneh yang gua kenal, loe cuek and gengsi banget ama Lino. Bener-bener kayak cowok loe kak, tapi loe adalah malaikat gua and Lino. Loe selalu bilang ke kita Kalian itu pangeran gua, jadi turutin

loe nggak pernah ngeluh? Gua and Lino selalu berdoa kak buat loe, agar loe yang mimpin perusahaan suatu saat nanti. Biar gua bisa pakek jas putih nantinya and Lino bakal bikin foto terindah. Gua berharap kayak gini bukan hanya karna gua nggak minat dibisnis, tapi gua nggak tau

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

apapun soal bisnis. Anak yang loe bilang pangeran putra ini, nggak pernah mau tau soal bisnis, papa and paman juga pengen loe yang gantiin mereka. Gua yakin nanti loe yang akan jadi pemimpin perusahaan putra, karna gua tau kakek akan liat betapa hebatnya loe. Inget kak Cowok selamanya bakal jadi pemimpin keluarga, tapi nggak dibidang lain so, semangat sister! I know that you can and strong! Oh ya kak, jadi cewek jangan cuek-cuek! Tapi yaudahlah toh masih ada juga yang suka. Namanya RS, dipanggil K. dia janji ke gua and Lino bakal jaga loe. Udah nembak loe belom dia? Kalo udah gua disini akan doaen langgeng.

boys! Broken heart cant make me die! Kedua loe terlalu gampang ngegombal, sampe cewek yang loe gombalin fly away. Tapi saat dia mau jatoh, loe nggak ada buat nangkep dia. Sadar brother! Loe punya kak Chia, apa loe mau kak Chia digituin? Enggak kan? Jadi nggak usah lagi deh! Ketiga, loe nggak buruk-buruk amat! Loe slalu hibur jiwa gua, slalu bikin gua ketawa, You all the best! Oh ya, soal one year finally sekarang. Gua pengen loe nulis terus hapus filenya, karna gua pengen file itu kebali ke gua disini. Sorry, Lin! Gua nyuruh loe boong ke tementemen Surabaya gua. Sorry banget! Gua masih inget, Lin, dulu waktu kecil loe bilang Loe itu abang gua, loe pelindung gua, kalo loe pergi gua pasti mati! gua harap semua itu cuman perkataan Lino kecil doang. Gua nggak mau loe

5. Cumi, Lino Loe itu punya banyak kejelekan, satu munafik karna loe terlalu lama ngomong suka ke vhe loe itu dulu. Loe terlalu bohongin diri loe sendiri and loe relain pemilik hati loe demi nggak mau nyakitin gua. Come on brother, were

down gara-gara gua, I want just your mom, can make yo cry, not me! Gua disini bakal jaga mama loe, loe masih punya kak Chia! So, keep smile!

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

6. My Princess, Tasya Loe nangis waktu gua pergi? Maaf ya Princess! Gua nggak bisa tepatin janji gua buat jaga loe. Gua disini bakal kangen berat ama loe, Princess! Gua nggak rela kalo gua nggak bisa hapus air mata loe, gua yakin disini nggak ada yang care ama gua kayak loe. Dimata gua loe cuman cewek polos yang amat teramat manja, loe terlalu mudah percaya ama Chika yang jelas-jelas cuman teropsesi ama gua sampe-sampe loe jadi korban, Sya. Loe terlalu lemah karna demi Andre loe ngelakuin segalanya, tapi itu semua yang bikin loe jadi princess dihidup gua. Kepolosan loe cuman nutupin sikap care loe ama orang lain, kelemahan loe cuman selimut sikap malaikat loe. Gua sayang banget ama loe, Sya! Youre the best in my world, but why you dont the best in my heart? Gua pengen banget loe yang tinggal dihati gua, tapi kenapa Tuhan nggak ngijinin semua itu? Princess, loe harus bangkit dari kelemahan loe sekarang! Gua nggak mau loe dibohongin lagi, gua nggak mau liat loe nangis, karna tangisan loe kelemahan gua.

Satu lagi, gua bener-bener minta maaf soal kiss dulu, sumpah gua nggak ada niat sama sekali buat ngeremehin loe! Gua nggak mau loe pergi and saat itu pikiran gua blong, gua nggak mikir kalo dirumah juga ada oksigen, gua panik saat itu. Maafin gua, Princess! Itu adalah kesalahan terbesar gua yang pernah gua lakuin. Cuman ini yang bisa gua ucapin ke loe Princess, gua nggak punya perkataan lagi buat loe. Gua pengen loe tetep jadi Princess gua selamanya, Dont cry, Princess! I cant see you cry!

7. My First Love, Kiran. Loe dimata gua sempurna, Ki. Loe punya semua hal yang bisa hancurin otak gua, loe punya magic yang bikin gua lemah dihadapan loe. Loe cewek pertama dan terakhir yang bisa hancurin semua kehidupan gua, semua

perkataan loe bagaikan serbuk senyuman gua, Ki. Gua bingung, kenapa gua bisa suka cewek killer kayak loe yang jelas-jelas bukan karakter gua? Gua nggak bisa ngerangkai kata buat loe, Ki! Just you must believe, Dibalik musibah

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

akan ada ribuan pelangi menghampiri and loe punya Andre yang nggak akan ngebiarin setetes air mata pun jatuh di pipi loe! Thanks for all, thanks for your love! I always love you in here!

yakin kalian semua cari tau tentang gua. Please! Jangan cari gua, karna semakin kalian cari gua, gua akan semakin menjauh. Cuman itu permintaan terakhir gua, cuman satu keinginan gua Kalian percaya sekalipun nggak tau gua! Kalo emang kalian nggak bisa percaya ama gua, kalian bisa

8. Sahabat Pena Gua, Alfa, Ilham, Ima, Migie, Diyah and Enggar Maaf sebelumnya, karna gua slalu buat kalian nggak yakin akan keberadaan gua. Maaf karna gua nggak cerita soal ajal gua, maaf gua bikin kalian nganggep gua cuman drama atau khayalan. Mungkin kalian ragu akan adanya gua, akan cerita gua, akan perkataan gua. Itu semua gua lakuin karna dari awal gua udah janji sama diri gua sendiri kalo gua nggak akan pernah kalian temuin, gua udah janji biar gua yang temuin kalian bukan kalian. Alesannya karna gua pengen punya sahabat sejati yang percaya ama gua seutuhnya tanpa tau siapa gua, siapa Racka Aditya Putra. Tapi mungkin alesan gua nggak akan terwujud, karna gua yakin kalian nggak bisa percaya seutuhnya. Karna gua

anggep gua cuman khayalan. Khayalan yang datang saat kalian butuh, khayalan yang datang penuh dengan

senyuman. Gua bakal seneng banget kalo kalian anggep gua kayak gitu. Semua kebohongan gua slama ini, itu karena gua nggak mau kalian khawatir, gua nggak mau kalian ngelakuin gua kayak orang yang ada di Bandung. Cuman kalian yang ngelakuin gua kayak orang biasa, yang punya derajat yang sama, itu juga alesan kenapa gua nggak bilang siapa gua sebenernya. Inget guys! Gua cuman mau kalian percaya gua ada, sekalipun kalian cuman percaya 1% akan hal itu. Itu semua udah cukup ngebuat gua tersenyum tenang disini.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

1.

Enggar Gua nggak tau banyak tentang loe, yang gua tau loe cuman cewek yang nggak pernah berbagi cerita. Gua harap itu cuman sebatas pengetahuan gua tentang loe and gua harap sesuatu yang nggak pernah gua denger dari loe, loe tetep certain ke temen-temen loe. Tapi apa mungkin loe juga nggak cerita ke mereka? Jangan pendem semua sendiri, karna gua yakin loe nggak bisa ngelakuin itu. Cerita sama temen yang loe anggep bisa jaga cerita loe, karna gua yakin mereka pasti punya solusi buat loe, gua yakin mereka pasti care ama loe and mereka pasti Bantu loe. Inget! Sepinter apapun loe nyimpen rahasia, baunya juga pasti kecium.

banget ama orang yang loe sayang, and loe akan ngelakuin apapun saat orang yang loe sayang marah ama loe. Bener nggak pendapat gua? Semoga loe emang kayak gitu. Gua denger dari yang lain, loe juga selalu jadi penengah? Gua seneng denger itu, seenggaknya loe nggak mihak yang bener atau yang salah. Terus kayak gitu ya!

3. Migie Loe cewek pertama yang penasaran ama gua sampe-sampe loe sms gua cuman karena cerita Alfa and Ima. Loe dewasa menurut gua, tapi loe cukup nggak bisa ngerem perkataan yang keluar dari mulut loe. Inget! Musuh terbesar manusia adalah perkataan, jadi pikirin ribuan kali sebelum loe bilang

2. Diyah Gua juga nggak begitu tau tentang loe, mungkin karna kita baru kenal, tapi gua cukup tau karakter cewek kayak loe. Loe cewek yang care

sesuatu.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

4. Ima Loe yang paling sering curhat soal cinta ke gua, dari mulai barik sampe lakan (bener nggak namanya? Gua inget nggak inget?) Gua maklum kok, namanya juga cewek. Saran gua jangan mudah percaya ama cowok karna cowok itu bermuka dua, termasuk gua juga and loe jangan nyimpen dendam kalo loe sakit hati karna semakin loe benci loe bakal semakin susah ngelupain. Loe inget nggak waktu loe marah-marah ama gua tanggal 16 Agustus 2010? Itu perkataan loe yang paling gua inget sampe

for all, brother! Oh ya Jangan nutupi masalah loe dengan sebuah kotoran!

6. My Teaser Devil, Alfa Gua paling deket ama loe, Fa. Loe bisa bikin gua slalu happy, bikin gua slalu semangat. Dimata gua loe itu malaikat kecil yang slalu temani gua. Maaf ya, gua nggak bisa jadi kakak loe lagi. Loe itu cewek yang paling paling sering curhat ke gua, paling sering laran-larang gua, paling sering nyuruh gua cerita ini itu. Gua ampek males bacanya, tapi gua seneng banget kalo loe juga seneng. Gua seneng loe bilang kalo cuman gua orang yang loe percaya bisa

sekarang, bener kata Alfa loe emang sadis.

5. Ilham Gua baru kenal ama loe, sob! Tapi gua cukup tau loe dari my teaser devil, Alfa. Loe penyelamat gua, Ham! Loe bikin gua pengen kayak loe, yang slalu happy sekalipun ajal bisa jemput kapan aja. Thanks

jaga cerita loe. Makasi buat semua lelucon loe, Fa! Gua sayang ama loe! Jangan merasa gua ninggalin loe, karna loe akan slalu gua pantau dari sini. Jangan merasa loe nggak punya kakak lagi, karna gua yakin Ilham kakak yang baek buat loe! Keep smile!

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Guys, cuman itu perkataan terakhir gua. Thanks udah hapus kecuekan gua, thanks udah bikin gua senyum, thanks udah jadi heroes di hidup gua. Maafin semua kebohongan gua, maafin semua kesalahan gua, maafin kalo perkataan gua nyakitin. Please, pray for me in here! I always miss you, guys! Wah lupa, ada saran terakhir. Kalo cinta udah datang dihadapan kalian, jangan bohongin diri kalian and jujurlah ama cinta tapi janagan skali-kali ngeremehin cinta karna skali cinta diremehin dia akan ngasih kekecewaan yang mendalam and jangan pernah takut ama broken heart karna dia yang bikin kita dewasa.

Salam

Racka Putra

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Perkataan di cerita ini jelek banget, pemilihan katanya ancur. Itu semua tanda ini cerita yang belum diremix Racka. Bentuk documentnya masih docx, bukan pdf. Bener-bener masih murni. Gua berhasil nemuin ini file diflashdisk terakhir Racka, nama filenya Bodoh. Selamat kaget! Lino.

Eh, Ki, ama siapa? Tanyaku, melihat Kiran masuk. Ia tak menjawab dan langsung lari memelukku yang sedang duduk diatas ranjang. Eh loe nangis? Kenapa? Cumi? Andre? Tanyaku beruntun. Gua nggak suka loe ngomong kayak kemaren, gua nggak suka loe pergi, gua nggak suka loe ninggalin gua! Ucap Kiran cepat sambil menangis serta semakin memelukku erat. Hei! Loe ngomong apa? Ucapku berusaha melepas pelukan Kiran. Kiran tetap menangis, ku tatap matanya dan mulai aku bertanya selembut mungkin. Loe kenapa, Ki? Tanyaku. Gua nggak mau kehilangan senyuman loe! Jawab Kiran. Ki, loe ngomong apa? Gua nggak ngerti? Ucapku yang mulai emosi. Gua sayang ama loe! Ucap Kiran pelan. Maksud loe?... Ki, loe punya Lino, loe nggak boleh ngomong kayak gini! Mungkin loe ngomong kayak gini karna gua mau

Rackas Stupid Story


Aku merasa senang dan tenang melihat dan mendengar teman-temanku kemaren yang bergerombol datang

menjengukku. Aku benar-benar tak peduli lagi kapan Tuhan mengambil nyawaku. Semua tugasku telah aku serahkan kepada orang yang pasti bisa menjalankannya. Menjaga keluargaku akan ku serahkan ke bintangku, Raffi. Raffi akan ku serahkan ke Lino. Kiran akan ku serahkan ke Andre. Terakhir My Teaser devil, Alfa akan ku serahkan ke Ilham, meskipun aku masih kurang percaya sama dia. Mereka udah janji bakal lanjutin tugasku itu, jadi aku akan tenang jika memang umurku tak akan lama lagi. Lagi asyik-asyik ngelamun, Kiran masuk menjengukku.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

pergi. Loe yang bilang ke gua kan kalo loe sayang Lino? Ucapku memegang bahunya. Kiran tak mau menatapku. Ki, jawab gua! Kenapa loe ngomong gitu? Ucapku keras. Gua bohong ke loe! Gua nggak mau sifat loe berubah kalo gua jujur ke loe! Gua nggak mau loe bersikap aneh ke gua! Gua nggak mau! Ucapan beruntun Kiran yang membuatku kaget setengah mati. Oh God! Apa kiran cinta sama gua? Apa perasaan Kiran selama ini tetap sama? Tanyaku dalam hati. Maaf, Rack! Gua nyakitin loe, tapi asal loe tau, gua jauh lebih sakit dari pada loe. Ujar Kiran tersedu. Ki, gua bisa terima gua sakit. Tapi gua nggak bisa terima kalo loe juga nyakitin Lino yang juga loe bohongin! Sautku pelan. Gua mau hentiin semuanya, Rack! Gua nggak mau bohong lagi! Gua nggak mau orang yang jadi pangeran hati gua pergi lagi. Gua nggak bisa hidup tanpa Ucap Kiran terputus. Aku memotong ucapan Kiran dengan hal bodoh yang seharusnya tak aku lakukan. Aku tak bisa menahan perasaanku, aku tak bisa menolak perasaanku melakukan hal bodoh yang tak

terpikir olehku. Ya, kiss. Aku tak mau mendengar ucapan Kiran yang tiada henti, aku tak mau orang yang aku sayangi, bukan yang aku cintai, terus menyalahkan dirinya. Kiss yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya, hal yang tak pernah aku lakukan. First Kiss ku dengan cinta abadiku, Kiran. Dalam kiss itu seakan perasaanku dan Kiran tersampaikan, aku seakan mengerti semua hal yang dijelaskan Kiran. Aku mendengar dua detak jantung yang terus berdetak kencang, seakan menyanyikan lagu mengiringi Fisrt Kiss bodoh kami. Mataku seakan tak mau membuka dan aku benar-benar bagaikan orang bodoh, orang rendah yang melakukan perbuatan konyol itu. Alonely road HPku berdering. Ku buka mataku dan menghentikan kiss bodohku itu dan mengangkat telpon. Dari Andre, dia mengajakku pergi. Sepertinya ada hal penting yang ingin dia sampaikan. Ku tutup telponku. Kiran masih berada disampingku, aku tak berani menatapnya. Aku malu dengan hal yang aku lakukan. Gua Ucapku terputus. Gua.. ma.. af! Ucapku terbata-bata.

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Sorry banget, Ki! Bodoh banget gua, hahaha. Ucapku dan tertawa kecil, mencoba menghilangkan rasa bersalahku, mencoba mencairkan keheningan di kamarku. Kiran hanya diam dan terus menunduk. Ki? Can you hear me? Ucapku melihat Kiran. Tiba-tiba Kiran memelukku lagi, kali ini benar-benar membuatku seakan kehilangan detak jantungku. Makasih mau jadi pangeran gua lagi! Ucap Kiran. Fuuh., tanpa loe minta pun gua akan jadi pangeran loe! Ujarku, membelai rambut Kiran. Really? Why? Tanya Kiran. Mmm, cause.. cause I know that my heart just for you! Ucapku gombal. Kiran mencubit pinggangku. Aww!Teriakku. Gombal loe menjijikan! Ujar Kiran riang. Loe itu beruntung dapet gombalan dari gua, mana pernah ada cewek yang gua gombalin selain loe? Gombalan gua mahal, hahaha. Sautku. Alonely road HPku berdering, Andre lagi.

Loe bisa cepet nggak? Capek gua nunggu loe! Ucap Andre bernada cepat. Salahin adek loe, siapa suruh jenguk gua? Sautku. Oh God, Im forget! OK dah, cepet! Tapi anterin adek gua pulang dulu! Ucap Andre. Yeah, I know! But why you say Ucapku terputus. Dasar setan! Gua belum selesai ngomong maen matiin aja! Eh, kenapa loe liatin gua? Keluar! Gua mau ganti. Ucapku. Ku lepas infuse ditanganku, ganti baju dan pergi. Loe kok kabur? Tanya Kiran. Syyuuutts, diem! Gua nggak papa and ini penting! Jawabku, berjalan cepat, menarik tangan Kiran. Dijalan aku bertemu Kak Chia di loby. Terpaksa aku harus lari. Eh Rack, loe? Teriak kak Chia. Gua nggak papa, loe diem ya kak! Teriakku. 15 menit perjalanan dengan kecepatan 80 Km/h dengan motor kesayanganku. Aku merasa bebas! Ternyata, Andre membahas adeknya. Andre tau kebohongan Kiran selama ini. Aku hanya tersenyum mendengarnya dan berjanji padanya akan

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

terus mencintai adeknya dan menunggunya kelak di surga, jika memang aku harus mati. Awalnya aku memang sangat menyesal dengan hal bodoh yang barusan aku lakukan. Tapi semua sirna dengan senyum Kiran dan kepercayaan dari Andre. Sekarang yang harus aku pikirkan bagaimana cara menjelaskan ke Lino dengan umurku yang tak panjang? God! Please help me! Im sorry that I make you angry with me! Ucapku dalam hati.

adalah obat sakit hati loe ke gua. So, cepet kasih kaos itu ke Nadine, say sorry and bikin gua tenang disini. Sorry, sorry, sorry!

To Alfa: Teaser devil, you must promise with me that you can smile every time. I know that you strong!

To Ilham: Brath, you must promise with me that you can make my teaser devil smile! I believe you! And remember all my say to you!

To Kiran: You must believe me! Im waiting tou come in here! To Diyah, Ima, Migie, Enggar: Mmm, just one! You must promise with me that you believe me. I To Lino: OK, gua nggak mau basa-basi! I just say sorry! Sorry, sorry, sorry gua nggak bisa relain kiran buat loe, Lin! Sorry! Oh ya satu hal, gua dapet info soal death love loe! Nadine! Nadine Brilliant Christine nama panjangnya. Dia bukan di Jogja tapi dia di Jakarta. Gua cuman tau dua info itu and gua tau Lin, ketemu Nadine Racka Putra want make you smile and make you believe that Racka Putra as your Stars!

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

M. Racka Aditya Putra

Anda mungkin juga menyukai