Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Daerah Indonesia tertutup dengan tanah alfisol dengan kandungan pasir dan kerikil yang tinggi pada lapisan atasnya. Terbaurnya bahan pada horizon ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan tanah atas galihan lempengan,akibatnya penelitian inii menunjukkan bahwa tanah alfisol dapat mencapai suhu 42 c pada kedelaman 5 cm dan 38 c pada kedelaman 10 cm. Suhu ini diketahui sampai menghentikan pertumbuhan. Suhu tanah yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah merupakan factor pembasis di Indonesia. Pada tanah daru dibuka untuk pertanian,pengaturan suhu tanah dengan menggunakan mulsa jeramiatau memelihara suhu tanaman sedini mungkin. Untuk mencegah terjadinya pengerutan tanah pada saat suhu tinggi maka mulsa jerami digunakan sebagai penghalang penguapan tanah. Tanah yang memiliki kandungan liat tinggi partikel akan mudah mengalami perluasan akibatnya tanah ini mengembang pada keadaan lembab dan mengerut pada keadaan kering. Reaksi ini mengubah kandungan air tanah serta berpengaruh pada struktur tanah. Retakan menjadi tertutup bila tanah menjadi basah terutama pada tanah vertisol. Pada saat tanah kering tanah vertisol mengalami pelebaran serta dalam karatan bias mencapai pada lapisan kedua. Berdasarkan uraian diatas maka perlu diadakan praktikum untuk membahas mengembang mengerut pada tanah tanah alfisol dan vertisol.

1.2 Tujuan dan Kegunaan Tujuan diadakaannya praktikum tentang sifat mengembang dan mengerut tanah adalah untuk mengetahui kandungan liat tanah sifat fisika tanah,kekuatan tanah,dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kegunaan dilakukannya praktikum mengembang dan mengerut pada tanah adalah untuk membandingkan antar tanah alfisol dengan tanah vertisol mana yang lebih tinggi kandungan liatnya.

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Mengembang dan Mengerut Mengembang dan mengerut merupakan sifat fisika tanah yang mempunyai sifat koresifitas yang mengakibatkan tanah mengalami kerusakan struktur. Mengembang dan mengerut seperti merupakan ukuran pertambahan volume tanah. Kapan tanah kering menggumpal kita dapat mengukur tingkat pertambahan kebasahan tanah. Tanah yang dapat berkembang kurang lebih 3% dalam keadaan tanah kering. Tanah memiliki potensi mengembang dan mengerut low serta potensi mengembang mengertu moderate,memiliki perkembangan volume 3%-6% dan dalam keadaan hing pada perkembangan volume lebih dari 6%

(Hausenbuiller,1982). Tanah mengembang pada saat basah dan mengerut pada saat kering. Akibatnya pada musim kering tanah menjadi pecah-pecah. Sifat mengembang dan mengerut tanah disebabkan oleh kandungan liat montrollnit yang tinggi. Besarnya ppengembaang dan pengerutan tanah dinyatakan dalam nilai cole (co efficient of linear Extendility ) atau pvc ( potential volume change = swell index = indeks pengembangan ) (Harjowigeno,1998). 2.2 Tanah Alfisol Alfisol tanah mimeral yang ada pada horizon sub permukaan dari akumulasi liat dengan persediaan basa sedang sampai tinggi,biasanya tanah alfisol lembab untuk 90 hari atau selama satu periode bila temperature sesuai dengan tanaman. Alfisol memiliki sifat mediteran karena tanag tidak terlalu mengalami perubahan volume tanah pada saat suhu yang berbeda ( Foth,H.D.1972 ).

Tanah alfisol adalah tanah muda yang telah terakumulasi liat ke lapisan B. pada lapisan satu hanya memiliki liat yang kurang rapat hanya mencapai 20%. Tanah ini untuk daerah pembangunan karena tidak pecah pada saat kering ( pedro,A.1992 ). 2.3 Tanah Vertisol

Vertisol tanah mimeral yang mempunyai liat 30%atau lebih,retakannya lebar dan lebih dalam bila kering,mikrovelisnya gilgai,sisi-sisinya licin dan struktur agregatnya berbentuk baji,menikam pada suatu sudut-sudut dari garis horizontal ( foth,H.D 1972 ). Vertisol memiliki kandungan liat yang tinggi pada setiap lapisan. Patensi mengembang mengerutnya hing mencapai 6% bahkan lebih. Pada saat kering tanah ini mengalami kerusakan struktur tanah yang parah dengan kandungan air yang hampir hilang. Pada saat basah tanah ini mengalami pengisian molekul yang berlebihan. Akibatnya memungkunkan bangunan akan roboh karena itu tanah ini tidak cocok untuk areal pembangunan ( Hausenbuiller,1982 ). 2.4 Faktor yang mempengaruhi

Sifat mengembang dan mengerut tanah disebabkan oleh kandungan liat mentrollnit yang tinggi. Tanah mengembang pada saat basah dan tanah mengerut pada saat kering. Akibatnya pada saat musim kering tanah menjadi pecah-pecah kalau basah tanah mengembang dan menjadi lengket (Hardjowigeno,1998 ). Apabila tanahnya memiliki kandungan liat yang tinggi maka pertikel liatnya akan mudah mengalami perluasan akibatnya tanah ini mengembang pada keaadan lembab dan mengerut pada keadaan kering. Pada saat kering tanah vertisol

mengalami pelebaran serta dalam keretakannya basa mencapai pada lapisan kedua.

III.BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum mengembang dan mengerut dilaksanakan pada hari selasa 27 oktober 2009 pukul 14.00 WITA di laboratorium kimia dan kesuburan tanah Jurusan ilmu tanah Fakultas pertanian Universtas Hasanuddin Makassar sampai selesai. 3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mengembang dan mengerut adalah cawan Petridis,tabung ukur ,dan mistar. Bahan bahan yang digunakan dalam praktikum mengembang dan mengerut adalah sanpel tanah alfisol ,vertisol dan air. 3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam mengukur pengerutan tanah adalah: 1. Masukkan tanah pada wadah cawan petridis hingga hamper penuh. 2. Tambah air hingga menimbulakan sedikit genangan,kemudian diovenkan selam 1x24 jam (1 hari ). 3. Keluarkan cawan Petridis dan tanaah kemudian dinginkan. 4. Tingkat pengerutan dapat dinyatakan dengan memperkirakan luas retakanretakan dengan luas permukaan tanah semula dalam keadaan basah. Retakan-retakan dibagi dalam segman-segman yang diukur panjang dan lebarnya. Prosedur kerja dalam mengukur pengembangan tanah adalah:

1. Tanah kering (<2 mm )dimasukkan kedalam gelas ukur 50 ml hingga volume tanah 15 ml. gelas ukur ini dihentak-hentakkan beberapa kali untuk memadatkan tanah. 2. Keluarkan tanah dari gelas ukur ke wadah lain. 3. Masukkan air sebanyak 25 ml ke dalam gelas ukur,kemudian masukkan kembali tanah sedikit demi sedikit hingga semuanyan masuk ke dalam air tersebut. Air di dalam gelas ditambah bila masih ada bagian tanah yang belum basah. 4. Birkan tanah basa selama kurang lebih setengah jam,kemudian gelas ukur dihentak-hentakkan supaya tanah lebih padat. 5. Bacalah volume tanah dalam keadaan basah didandingkan dengan keadaan kering.

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil cole sebagai berikut: Tabel 1: Hasil perhitungan nilai cole pada tanah alfisol dan vertisol Jenis tanah Tanah Alfisol Tanah Vertisol % Pengembangan 26,67% 40% % Pengerutan 1,388% 3,57%

Sumber :Data primer setelah diolah 2009

4.1 Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka diperoleh tanah alfisol memiliki % pengembangan 26,67% dan % pengerutan 1,388% dan pada tanah vertisol memiliki % pengembangan 40% dan % pengerutan 3,57%. Bila dibandingkan langsung pada tanah Alfisol memiliki kandungan liat montrolomit yang rendah sehingga tanah Alfisol kurang mengembang pada waktu basah berdeda dengan tanah vertisol banyak mengandung mineral montrolomit yang litany tinggi. Hal ini sesuai pendapat ( pairunan,1985 ).bahwa air tang mencuci permukaan tanah yang halus kedalam celah-celah,dimana bagian tanah ini akan terperangkap bila tanah mengembang dalam pembasahan. Pengembangan dan pengerutan dari montrolomit yang menggeser.

Pada proses pengerutan tanah alfisol tidak terlalu pecah di banding dengan tanah vertisol yang rusak parah akibatnya memiliki kandungan liat montrillonit dimana tanah ini pada waktu kering basa menghancurkan struktur tanah. Hal ini sesuai dengan ( Hausenbuiller,1982 ).bahwa tanah yang memiliki potensi mengembang dan mengerut diatas 6% hing,pent.Dapat menggeser dan

memecahkan massa tanah yang dapat berakibat menghancurkan stuan struktur tanah. Sifat mengembang dan mengerut tanah disebabkan oleh kandungan liat mentrollnit yang tinggi. Tanah mengembang pada saat basah dan tanah mengerut pada saat kering. Akibatnya pada saat musim kering tanah menjadi pecah-pecah kalau basah tanah mengembang dan menjadi lengket

V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telaah dilakukan maka disimpulkan sebagai derikut:

dapat

1. Presentase pengembangan pada tanah alfisol 26,67% dan pengerutannya adalah 1,388%. 2. Presentase pengembangan pada tanah alvisol 3,75% dan pengerutannya adalah 40%. 3. Faktor yang menyebabkan pengembangan dan pengerutan tanah adalah kandungan mineral montmorillinit yang tinggi. 5.2 Saran Dalam pengolahan lahan-lahan pertanian sebaiknya diperhatikan tingkat pengembangan dan pengerutan suatu tanah karena hal ini akan mempengarihi suatu lahan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2006.Penuntu Prektikum Dasar-Dasar Tanah Jurusan Ilmu Tanah.Fakultas Pertanian dan kehutanan,Universitas Hasanuddin Makassar. Foth, H.D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Jogjakarta. Hardjowigeno, S. 2005. Ilmu Tanah. Akademika Presindo, Jakarta. Hausenbuiller,R.L,1982.Soil Science.WM.C.Brown Company.Iown. Nurhayati Hakim,DKK.1986.Dasar-Dasar ilmu tanah.Lembaga Penelitian Universitas Lampung,Lampung.

LAMPIRAN

Perhitungan saat mengerut % pengembangan

Tanah alfisol Volume tanah kering = 15,0 Volume tanah basah = 19 Persentase pengembangan = Tanah Vertisol Volume tanah kering = 15,0 Volume tanah basah = 21 Presentase pengembangan = x 100% = 40% x 100% = 26,67%

Perhitungan saat mengukur % pengerutan Tanah alfisol Total luas retakan = 6,546 Luas permukaan tanah = 471,625 Persentase pengerutan = Tanah vertisol Total luas retakan = 17,685 Luas permukaan tanah = 471,625 Persentase pengerutan = x 100% = 3,75 x 100% = 1,388%

DASAR-DASAR ILMU TANAH

MENGEMBANG MENGERUT NAMA NIM KELOMPOK HARI/TANGGAL ASISTEN : I KOMANG TRI WIDYA PUTRA : G111 09 327 : X (SEPULUH) : SELASA/ 27 OKTOBER 2009 : YULFIRA

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2009

Anda mungkin juga menyukai