Analisis
Rekomendasi
Implementasi
Parameter
-
Kriteria Audit
Adanya training tentang maintenance, penanganan material/chemical lingkungan / AMDAL penanganan B3
Training karyawan
B.
- Tak menggunakan dye jenis azoic - Tak menggunakn clorine pada proses bleaching - Nilai toksisitas (LD50) rendah 50 mg/kg - Kandungan logam berat : Cc 500 mg/kg dye stuff Cr total 100 Cu 250 Ni 200 Sn 250 Zn 1500
- Pengelolaan internal
Parameter
- Pemanfaatan air panas -
Kriteria Audit Adanya recovery/panas dengan HE Flow indicator / flow meter Adanya aliran daur ulang/ jaringan perpipaan
Penggunaan Air
Penggunaan Steam
Pemanfaatan kondensat
- Steam loses
E.
Peralatan
F.
Limbah Padat
- Pemanfaatan kembali
- Sistem Penanganan Kebersihan - SOP/ instruksi kerja
- Adanya pemisahan limbah B3,
- Kebersihan lokasi
- Penanganan limbah padat
limbah non B3, limbah yang dapat dimanfaatkan - PP No. 18 th. 1999 / PP No. 85 th. 1999 ttg pengelolaan limbah B3 - Prosedur/ SOP (intruksi kerja) limbah padat
-
- Kesalahan manusia
- Peralatan malfunction - Pengelolaan internal (house keeping) - Prosedur penanganan yang tak sesuai
Parameter
- Konsentrasi emisi gas
Kriteria Audit
- SK Men LH No. 13/ 95
Limbah Gas
- Konsentrasi bahan kimia di ruang kerja - Debit - Kualitas limbah - Alat ukur debit - Kebutuhan chemical untuk IPAL - Sistem pengaliran limbah - Efektifitas IPAL - Konsumsi solar di genset - Konsumsi solar di boiler
H.
Limbah Cair
- SK Gub. Jabar No.6 th 1999 - SK Gub. Jabar No.6 th 1999 SOP / Intruksi kerja - Adanya segregas limbah - SOP / rancangan alat
I.
- Efisiensi pembahasan
Elemen Audit
Bahan Baku dan Pembantu
Persiapan Dysing
Dysing X X X X X X X X
Printing X X X X X X X X
Finishing X X X X X X X X
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
X X X X X X X X
Proses Produksi Peralatan Penggunaan Air Pemanfaatan Steam Limbah Padat Emisi Gas Limbah Cair Bahan Bakar
9.
Tim Auditor Produksi Bersih No. Jabatan Nama Keahlian Tanggung jawab
1. 2. 3. 4. 5.
6.
Diperlukan
Tidak diperlukan
No .
1. 2. 3. 4. 5.
Nama
Keahlian
Tanggung jawab
o Pembuatan laporan
o Persentasi hasil Audit
Waktu pelaksanaan Audit secara berurutan diperkirakan sekitar 2 (dua) minggu. Pelaksanaan Audit harus dibuat dalam penjadwalan yang ditetapkan terlebih dahulu. Beberapa hal perlu dipertimbangkan dalam penyusunan jadwal pelaksanaan audit, diantara lain :
Berkoordinasi dengan pihak-pihak atau unit kerja yang akan diaudit Penjadwalan seharusnya tidak terlalu ketat, tetapi harus menyediakan alokasi waktu cadangan untuk kerja ekstra atau mengadakan diskusi yang diperlukan Setiap akhir hari kerja sebaiknya disediakan waktu maksimal 1 jam untuk melakukan evaluasi hasil audit Setelah kunjungan lapangan perlu disediakan waktu beberapa jam ke kantor untuk memeriksa dan mengumpulkan data pendukung Jadwal harus disesuaikan oleh pihak manajemen pabrik
Pelaksanaan Audit
1. Penggunaan Lembar Kerja
Lembar kerja sebagai instrument Audit yang sudah dipersiapkan (lampiran) akan digunakan untuk membimbing Auditor dalam pengumpulan bukti audit yang efektif dan mempermudah menghasilkan kesimpulan.
Lembar Kerja No. 3 Lembar Kerja No. 4 Lembar Kerja No. 5 Lembar Kerja No. 6 Lembar Kerja No. 7 Lembar Kerja No. 8 Lembar Kerja No. 9 Lembar Kerja No. 10 Lembar Kerja No. 11
2. Teknik Audit
Tujuan utama Auditor adalah menemukan bukti Audit untuk dievaluasi terhadap kriteria Audit yang telah ditetapkan.
2.
3.
Wawancara dengan staff baik - Kuesioner tingkat manager maupun pekerja Evaluasi dokumen relevan yang
-
4.
Kompilasi data
Hal yang perlu diperhatikan oleh Auditor pada saat melakukan audit :
1. Selalu berfikiran terbuka, terus bertanya jika ada keraguan tentang kelengkapan informasi. 2. Jangan membuat yang diwawancara (Auditee) dalam situasi bermasalah. 3. Auditor bertugas mengajukan pertanyaan, bukan memberikan komentar. 4. Dihindari memberikan berbagai pertanyaan sekaligus. 5. Pertanyaan harus bersifat terbuka, dihindari sedapat mungkin pertanyaan dengan jawaban ya / tidak 6. Mengklarifikasi kembali dengan personil yang diwawancarai. 7. Auditor bertugas mengaudit system dan prosedur tidak mengaudit kinerja personil. 8. Informasi yang diperoleh melalui wawancara sebaiknya di verifikasi dengan pengamatan langsung, atau pengukuran dokumentasi yang valid.
3.Evaluasi
Evaluasi audit dilakukan terhadap buktibukti audit yang berhasil dikumpulkan dan diolah. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan bukti-bukti audit dengan kriteria audit yang telah ditetapkan sebelumnya. Tahapan evaluasi diharapkan dapat menghasilkan penyimpangan yang terjadi dan bisa diberikan beberapa rekomendasi untuk memperbaiki kondisi eksisting yaitu kinerja proses produksi industri tekstil. Form Hasil Evaluasi Audit disediakan di setiap lembar kerja aspek yang diaudit.
o Rekomendasi
Auditor harus memberikan beberapa rekomendasi untuk memperbaiki kondisi eksisting yang telah dievaluasi sehingga dapat ditingkatkan kinerja produksi bersih dari suatu proses industri tekstil. Rekomendari bisa berupa hal-hal yang bersifat teknis, manajerial, dan prosedural.
Rekomendasi yang diusulkan harus memperhitungkan aspek penghematan biaya ( Cost Saving ) yang terjadi jika rekomendasi itu diimplementasikan kemungkinan penghematan biaya yang bisa diperoleh antara lain : Pengurangan pemakaian bahan baku dan bahan pembantu serta utilitas Pengurangan pemakaian sumber daya alam Pengurangan biaya pengolahan limbah Pengurangan biaya perbaikan Pengurangan downtime produksi Peningkatan kualitas produksi dan citra perusahaan
Kriteria untuk menentukan prioritas program atau rekomendasi yang disusulkan antara lain :
o Ketidaksesuaian yang signifikan terhadap standar produksi bersih industri bersih o Potensi penghematan biaya o Perbaikan kinerja pengelolaan lingkungan yang signifikan dan aspek keselamatan kerja
4. Laporan Audit
Laporan Audit disusun agar dapat didokumentasikan dengan baik dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan rekomendasi berupa implementasi Produksi Bersih dan pelaksanaan Audit mendatang (reaudit).
Uraian
Tahapan Evaluasi Audit
Keterangan
Identifikasi Kondisi Eksisting Evaluasi Permasalahan Rekomendasi
Kategori pembiayaan
Tidak dibutuhkan dana (No Cost) Investasi rendah (Low Cost) Investasi sedang (Medium Cost) Investasi tinggi (high Cost)
2.
Pelaporan Audit
Pelaksanaan Rekomendasi
Dalam rangka pelaksanaan rekomendasi untuk menerapkan program produksi bersih secara terpadu perlu dilakukan : a. b. c. Pembentukan Satuan Tugas Penyusunan Rencana Kerja Reaudit
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan program kerja : 1. Rekomendasi yang berkategori Low Cost seperti tentang pembenahan organisasi, prosedur operasi baku, dan pendokumentasian data perlu diprioritaskan karena biasanya tidak banyak membutuhkan investasi tambahan 2. Rekomendasi yang berkategori Medium Cost , berkenaan dengan pengaturan dalam formulasi produksi, pengaturan kondisi operasi, pemilihan bahan baku dan pembantu juga perlu diprioritaskan 3. Rekomendasi yang berkategori High Cost seperti penambahan peralatan heat recovery, perbaikan IPAL, dan pemasangan alat baru untuk meningkatkan efisien produksi bisa dimasukan dengan melihat kondisi keuangan perusahaan
Dalam setiap merancang program produksi bersih harus didenfinisikan dengan tegas tentang :
o Pihak-pihak yang bertanggung jawab o Pihak yang terlibat langsung dalam program implementasi pendanaan o Periode implementasi o Sumber daya yang diperlukan seperti tenaga kerja, dan material o Pihak yang akan mengawasi
No.
1. 2.
Tahapan Pekerjaan
Pembentukan satuan Tugas Penyusunan Rencana Kerja
Uraian
1. Menetapkan program kerja implementasi produksi bersih 2. Bekerjasama dan berkoordinasi dalam menetapkan program 3. mencari informasi tambahan pendukung 4. Membuat analisis biaya awal untuk program produksi bersih 5. Membuat jadwal rencana kerja rinci
Analisis Ekonomi
Untuk mengetahui kelayakan program Produksi Bersih perlu dilakukan analisis kelayakan ekonomi idikator kelayakan ekonomi yang dapat digunakan, antara lain : ROR (Rate of Return) Pay Back Time
1. Rate of Return
ROR atau Rate Of Return On Investment banyak digunakan untuk mengetahui ratio tingkat pendapatan per tahun ( net profit) terhadap nilai nilai investasi yang dilakukan dan dinyatakan dalam persentase. Suatu program dikatakan layak secara ekonomi jika nilai ROR lebih besar dari nilai suku bunga pinjaman bank pada umumnya. Pendapatan per tahun berasal dari nilai penghematan yang terjadi dikurangi dengan biaya operasi dan biaya perawatan.
ROR =
Contoh : Suatu Perusahaan tekstil berusaha untuk menurunkan jumlah energi yang hilang dengan jalan pemanfaatan energi panas untuk pemanasan beberapa unit proses yang selama ini dilakukan oleh electric heater. Pemanfaatan energi panas dilakukan dengan pemasangan alat penukar panas atau heat exchanger. Nilai investasi berasal dari pemasangan panas, pipa dan heat exchenger sebesar : Rp. 25.500.000,- Sedangkan biaya operasi akan meningkat sebesar Rp. 150.000,- per-tahun. Pemeliharaan alat per-tahun diperkirakan sebesar 15 % dari total investasi. Program ini akan menghemat pemakaian listrik sebesar Rp. 9.200.000,- per-tahun.
Nilai ROR =
X 100 % 25.500.000
20,5 %
Contoh :
Perusahaan pembuatan bahan baku serat sintetis akan merecovery energi panas buangan steam dari unit EG recovery untuk pemanasan awal fluida dowtherm sebagai media pemanas tambahan (preheating) di oil heater. Pemanasan lanjutan fluida dowtherm dilakukan dengan pembakaran IDO di oil heater. Pemanasan awal bisa menaikan suhu dowtherm dari 40 C menjadi 100 melalui penukaran panas di heat exchanger. Evaluasi : a. Kalor yang disuplai oleh steam adalah selisih entalpi dowtherm pada suhu 100 C dengan 40 C sebesar 58.150 Kg/Jam b. Penghematan IDO 58.150 Kg/jam IDO = HHV
IDO
IDO
= 15.000 lt / tahun Dengan harga IDO diambil Rp.1440 / t Maka penghematan yang terjadi sebesar Rp. 21.600.000,- per tahun c. Investasi Heat Exchanger Spesifikasi HE - Luas Permukaan - Jenis - Harga : 12.57 t ; Shell & tube steal sell & stainless tubes : Rp. 52.300.000,-
= 3,2 tahun