Perubahan zaman.
Sistem yang kita anut kamanakan barajo ka mamak,
mamak barajo ka pangulu, pangulu barajo ka nan
bana, nan bana tagak dengan sendirinyo pernah
menjadi senjata pamungkas untuk tidak dijajah
orang, kini mulai goyah. Seperti pepatah pula daulu
samak nam manyeso, kini tali nan tajelo. Daulu
mamak nan bakuaso, kini papi nan bajaso. Sistem
tergantung orangnya, SDM. Sistem tidak akan
berfungsi bila bila "the man behind the gun" lemah,
betapa pun sistem tersebut sangat ampuh.Fungsi
mamak mulai terancam. Rangkaian sistem kita
tidak tersambung kuat lagi. Penyebabnya lain tidak
adalah kemampuan pribadi mamak sendiri.
Ketua Panitia
Musyawarah Adat Minangkabau Solok
Irjen Pol (Purn) Drs Marwan Paris Dt Tan Langik
BAB II
MESJID DAN SURAU
Pasal 2
Tiap Nagari memakmurkan kembali Mesjid dan Surau.
Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiek Pandai, Bundo
Kanduang dn kaum muda serta Wali Nagari, KAN dan
BMN berupaya bersama-sama mengembalikan dan
meningkatkan fungsi Mesjid dan Surau sebagai tempat
beribadah dan menuntut ilmu serta pengembangan
kesenian dan ekonomi anak nagari.
BAB III
MURTAD DAN NIKAH
Pasal 3
1. Pemangku adat dalam kaum dan atau suku melarang
anak kemenakan untuk murtad (keluar dari Islam).
2. Dilarang anak kemenakan perempuan menikah
dengan laki-laki non muslim.
3. Anak kemenakan yang melakukan kawin lari, kawin
liar dan hamil sebelum nikah, maka wajib diberi
sanksi oleh kaum dan atau suku sesuai dengan adat
salingka Nagari.
4. Siapa –siapa yang melanggar ayat 1, 2 dan 3 pasal
ini, diberikan sanksi oleh pemangku adat dalam
BAB VI
PEMIMPIN SUKU / KAUM
Pasal 4
1. Untuk menjadi pemangku adat (nan ka manjujuang
saluak dan ka mamagang karih) dalam kaum dan
atau suku disyaratkan mempunyai kemampuan
memimpin, wawasan adat dan syarak serta
mengutamakan kader yang ada di kampung.
2. Bagi pemangku adat yang tinggal di rantau, harus
memfungsikan panungkek atau pembantunya
dengan pelimpahan kuasa yang jelas dan tertulis
sesuai alua jo patuik serta diberitahukan kepada
pengurus Kerapatan Adat Nagari (KAN) dan Wali
Nagari.
BAB V
KERAPATAN SUKU
Pasal 5
1. Keputusan tertinggi dalam suku berada dalam
Kerapatan Suku.
2. Anggota kerapatan suku adalah urang IV Jinih
(Penghulu, Manti, Malin, Dubalang) dan urang tuo
dalam suku serta urang bajinih seperti mamak
kapalo kaum, mamak kepala warih dan Urang
Ampek Jinih (Khatib, Bilal, Imam, dan Qadhi),
Bundo Kanduang, serta generasi muda sesuai dengan
adat salingka Nagari.
3. Pelaksanaan kerapatan suku disesuaikan dengan
masalah sesuai prinsip adt: babiliek ketek jo babiliek
gadang, bamunggu – munggu kaciak, dn
bapandang-pandang bilah.
Bab 7: Revitalisasi Adat Minangkabau dalam Perspektif 231
BAB VI
BUNDO KANDUANG
Pasal 6
Dalam setiap pengambilan keputusan adat, wajib
melibatkan kaum perempuan dan atau Bundo Kanduang.
BAB VII
DATA KAUM DAN SUKU
Pasal 7
1. Kaum atau suku diwajibkan membuat Buku Gadang
yang berisi paling sedikit tentang: jumlah kaum,
sejarah kaum dan atau suku, pemangku adat, data
anggota kaum dan atau suku baik yang berada di
kampung dan rantau, serta data sako dan pusako.
2. Data setiap kaum atau suku harus ada pula dalam
arsip Kerapatan Adat Nagari (KAN) dan di Kantor
Wali Nagari.
BAB VIII
RANJI KAUM
Pasal 8
1. Setiap kaum dan suku diharuskan membuat ranji
menurut garis keturunan ibu (matrilineal).
2. Ranji kaum disyahkan oleh pemangku adat dalam
kaum dan atau suku, kemudian salinannya dikirim
ke pengurus Kerapatan Adat Nagari (KAN) sebagai
pangapik pagaran tagak serta Wali Nagari sebagai
pemegang administrasi pemerintah.
BAB X
SOAL PUSAKO
Pasal 10
1. Harta pusako tinggi tidak boleh diperjual belikan
atau digadaikan kecuali didasarkan kepada mufakat
kaum, terutama untuk keperluan: gadih gadang
indak balaki, rumah gadang katirisan, mayik
tabujua di tangah rumah, adaik tidak badiri.
2. Harta pusaka tinggi dalam kaum perlu
dipertahankan untuk mendukung ekonomi kaum.
3. Kaum yang tidak mempunyai Pusako tinggi lagi,
maka perlu diusahakan kembali dengan cara
menebus atas biaya kaum.
4. Sawah kagadangan/sawah abuan/singguluang
harus difungsikan kembali sesuai dengan aturan
adat.
BAB XII
KENDURI
Pasal 12
1. Pelaksanaan kenduri adat atau agama wajib
berpedoman kepada ketentuan syarak antara lain
dengan memperhitungkan waktu pelaksanaan
ibadah.
2. Hidangan si pangka dan pambaoan si jamu, wajib
mempertimbangkan kemampuan ekonomi anak
kemenakan.
BAB XIII
PELAMINAN DAN PAKAIAN PENGANTIN
Pasal 1 3
1. Pelaminan baik berupa bentuk, warna dan aksesoris
harus sesuai dengan sifat dan hakekat serta
ketentuan adat Minangkabau.
2. Pakaian pengantin wajib mempedomani aspek-aspek
adat dan syarak.
234 Manajemen Suku
BAB XIV
ATURAN BAGI PENDATANG
Pasal 14
1. Bagi pendatang yang ingin menetap di suatu nagari,
harus menempuh aturan adat inggok mancakam
tabang basitumpu dan harus mendaftar menjadi
anggota kaum/suku.
2. Jika di suatu nagari tidak ada suku yang sesuai
dengan suku asalnya, maka dia harus masuk ke
dalam suku yang serumpun.
3. Penetapan suku ini sahkan dalam kerapatan suku
dengan mengkaji sejarah suku asalnya dan
memberitahukan kepada Kerapatan Adat Nagari
(KAN).
(Catatan: Penjelasan terhadap pasal-pasal ini terdapat
pada lampiran setelah rekomendasi).
REKOMENDASI
Berdasarkan pasal-pasal di atas, maka untuk
mengoperasikannya kami peserta musyawarah adat
merekomendasikan hal-hal sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada Ninik Mamak pemangku adat
dalam kaum agar melarang anggota kaumnya
mengembangkan gagasan-gagasan dan gerakan yang
tidak sesuai dengan adat dan agama seperti: berjudi,
minuman keras, pornografi, pornoaksi dan lain-lain.
2. Diminta kepada Ninik Mamak pemangku adat, Alim
Ulama, Cadiek Pandai, Bundo Kanduang dan kaum
muda supaya meningkatkan pengetahuan agama dan
adat anak kemenakan dengan memakmurkan mesjid
dan surau, menginventarisasi jumlah seluruh serta
fungsi dan kegiatannya.
3. Diminta kepada Wali Nagari, Kerapatan Adat Nagari
dan Ninik Mamak agar menghidupkan kembali
pencak silat dan kesenian anak nagari lainnya untuk
memperkuat kembali budaya Minangkabau.
Ketua, Sekretaris,
H. Gusmal, SE.,M.M. Dt. Rajo Lelo Naspi, SH., MM. Dt. Mudo Nan Hitam
Irjen Pol. Drs. Marwan Paris Dt.Tan Langik Muchlis Hamid, SE., MBA Rajo Dewan
Bupati Solok
Panitia Pusat
Ketua Umum : Irjen Pol (Purn) Marwan Paris
Dt. Maruhun Saripado
Ketua : Muchlis Listo
Ketua Rizal Mandah Ali
Sekretaris : Muchlis Hamid
Bendahara : Upi Tuti Sundari
Bid. Transportasi : Rizal MA
Zairul Malin Bandaro
Bidang Acara : DR Ir Chairul Nas, MSc
Bidang Seminar : Drs Mustafa Kadir
Marwan Kari Mangkuto
Maifil E. Putra Khatib Batuah
Zulfison Malin Bandaro Kayo
Penanggung Jawab:
1. Pengurus Solok Saiyo Sakato (S3) Jakarta dsk
2. Ketua LKAAM Kab. Solok
3. Ketua Bundo Kanduang Kab. Solok
Panitia Pelaksana:
Ketua : H. B. Dt. Kayo Bagindo Kayo
Wakil Katua I : Drs. Tamyus Dt. Garang
Wakil Katua II : Naspi, SH Dt. Mudo Nan Itam
Wakil Katua III : Edi Salim Dt. Basa
F. Seksi Keamanan
Ketua : Edisar (Ka. Salpol PP)
Anggota : Kapolsek Kubung
Masri Kosasi Dt. Rajo Malano
Sarmaini Dt. Sampono Alam
Masrli Malingka Bulan
Ajis Dt. Rajo Panghulu
BIDANG-BIDANG KOMISI
IV. Rekomendasi:
Ketua: Chaidir Nin Latieh, SH., Msi Dt Bandaro
Pendamping:
1. H. Firdaus Oemar DT Marajo